• Tidak ada hasil yang ditemukan

Raih Posisi Kedua Lomba Kewirausahaan di Universitas Sriwijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Raih Posisi Kedua Lomba Kewirausahaan di Universitas Sriwijaya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Raih Posisi Kedua Lomba

Kewirausahaan di Universitas

Sriwijaya

UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Airlangga. Kali ini, tiga mahasiswa UNAIR berhasil meraih juara II dalam kompetisi kewirausahaan yang dilaksanakan di Universitas Sriwijaya, Minggu (30/10). Mereka mengusung produk unggulan berupa tas feminin yang terbuat dari batok kelapa.

Ketiga mahasiswa yang mengikuti kompetisi kewirausahaan bertajuk “Business Plan Competition Sriwijaya: Inovasi Pengusaha Muda dalam Mengembangkan Produk Budaya Lokal” tersebut yaitu Heti Kristina (Fakultas Kedokteran Hewan/2013), Vincentius Chrisma (FKH/2014), dan Ayunda Zilul (Fakultas Kesehatan Masyarakat/2013).

Tas batok kelapa bermerek Bag Coco Art dipresentasikan dalam kompetisi kewirausahaan yang diselenggarakan di Universitas Sriwijaya selama lima hari, terhitung sejak tanggal 27 – 31 Oktober 2016. Pada babak penyisihan awal, kompetisi diikuti oleh ratusan peserta. Ketika kompetisi sudah mengerucut ke babak final, dipilih sekitar 12 finalis, salah satunya adalah Heti dan tim.

Sebelum mencapai final, setiap peserta diminta untuk mengirimkan proposal bisnis. Proposal yang terpilih dipresentasikan dan direview oleh tim penilai. Dalam kompetisi tersebut, mereka memilih subtema inovasi produk dan kerajinan. Heti bercerita, Bag Coco Art merupakan inovasi yang ia tuangkan dalam proposal Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) tahun 2015.

“Bag Coco Art merupakan produksi tas yang kami bina melalui program PMW tahun 2015,” tutur Heti.

(2)

Selain presentasi proposal bisnis, finalis diberi permasalahan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi di suatu desa. Mereka memilih untuk mengelola permasalahan produktivitas sesuai dengan latar keilmuan yang mereka memiliki, yakni di bidang kedokteran hewan.

“Bagaimana kita bisa menginovasi daerah agar menjadi lebih produktif. Pada saat business case itu, kita bikin peternakan yang terintegrasi. Judulnya, Integrated Breeding Village untuk Desa Muara Penimbung Ilir di Sumatera Selatan. Untuk business

case, kami mengangkat peternakan yang terintegrasi karena basic kami kedokteran hewan,” tutur Heti.

Selain business case, mereka juga beradu ketangkasan dan kekompakan dalam lomba cerdas cermat bisnis. Lomba yang dikemas dalam “Sharpening Knowledge” itu merupakan cerdas cermat yang menguji wawasan peserta tentang pengetahuan bisnis, pengetahuan umum, dan kesenian daerah.

Ditanya soal kiat-kiat meraih kemenangan, mahasiswa tahun akhir di FKH UNAIR itu mengaku, kerja sama dan kekompakan tim menjadi tumpuan bagi mereka. Ia mengakui kompetisi ini menjadi tantangan baginya dan tim yang sama sekali tidak memiliki latar belakang bisnis dan ekonomi.

“Kami basic-nya bukan bisnis dan ekonomi. Kiatnya, kerjasama dan kekompakan. Jadi, ini merupakan pertama kalinya bagi kami mengetahui hal di luar ranah kami, misalnya ada business case yang kami tidak memiliki basic tentang itu. Termasuk

sharpening, maka itu kami belajar terlebih dulu mengenai

bisnis,” aku Heti. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh

(3)

Pengajian Rutin UNAIR, Ajak

Jamaah Berbenah dan Hijrah

UNAIR NEWS – Pada kesempatan pengajian rutin sivitas akademika Universitas Airlangga kali ini, momentum Tahun Baru Hijriah menjadi tema yang diangkat. Bertempat di Aula Tanjung Adiwinata Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR, Rabu (27/10), pengajian rutin tersebut diisi oleh Ustaz Prof. Dr. KH. Muhammad Ali Aziz, M.Ag.

Pada ceramahnya, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menyampaikan beberapa hal seputar pentingnya hijrah. Namun sebelum menyangkut hal tentang hijrah, terlebih ia menyampaikan pentingnya memaknai surat Ali Imran ayat 190-194. Dalam ayat yang berisi tentang penciptaan langit bumi dan segala isinya serta pergantian siang malam, ustaz Ali Aziz mengingatkan para hadirin bahwa hidup terus berganti sebagaimana bergantinya siang dan malam.

“Kalau menengok ayat tersebut, hidup ini tak selamanya siang atau malam. Yang sekarang hidupnya masih gelap karena berbagai persoalan. Pola hidup perlu diubah. Ingat dalam pergantian siang dan malam itu ada ayat-ayat Allah,” terangnya.

Ustaz Ali Aziz juga melanjutkan isi dari ayat tersebut, bahwa yang bisa membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT adalah ulul

albab atau orang cerdas. Trainer Terapi Shalat Bahagia

tersebut juga menjelaskan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang ingat pada Allah waktu duduk, berbaring, berdiri, dan dalam segala keadaan.

“Ingat Allah SWT terus itu berarti selalu ingat batas-batas perintah dan larangan-Nya dalam segala hal, dan selalu berdoa dalam segala keadaan,” tegasnya. “Inilah hijrah. Yang mulanya setiap aktivitas tanpa doa maka harus hijrah dengan memulai segala aktivitas dengan doa,” imbuhnya.

(4)

Turut hadir mewakili rektor UNAIR, Direktur SDM UNAIR Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. Dalam sambutannya, Purnawan menyampaikan bahwa kegiatan rutin bulanan tersebut semata-mata diniatkan untuk menambah ilmu.

“Dengan pengajian ini semoga ilmu kita bertambah. Jika ilmu bertambah maka amal kita juga terus bertambah,” paparnya.

Dosen Ilmu Sejarah UNAIR tersebut juga menyampaikan bahwa tema pengajian yang dikaitkan dengan tahun baru hijriah tersebut dimaksudkan untuk mempelajari pentingnya proses hijrah Nabi Muhammad SAW.

“Momentum ini sangat penting. Seberapa besar kita bisa mengambil hikmah. Berjuanglah sampai titik penghabisan. Jika sudah mentok, barulah hijrah. Dalam konteks kekinian marilah bekerja semaksimal mungkin. Fisik tidak harus hijrah, tapi mental harus. Misal, dari malas malasan untuk hijrah ke arah lebih baik,” tegas Purnawan. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

’World Food Day’ 2016 di

Taman Blambangan Banyuwangi

UNAIR NEWS – World Food Day atau sering dikenal sebagai Hari Pangan Sedunia merupakan kegiatan rutin yang diperingati setiap tahun di lebih dari 150 negara. Dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan, kelaparan, serta bentuk dorongan untuk ketahanan pangan, Hima Program Studi Kedokteran Hewan (HMKH) PDD UNAIR Banyuwangi mengadakan kegiatan bagi-bagi produk pangan hewani sebagai

(5)

bentuk apresiasi terhadap peringatan Hari Pangan Sedunia. Acara ini diadakan di Taman Blambangan Banyuwangi, Minggu (16/10) pekan lalu.

Menurut Ainun Amerta Savitri, Ketua Pelaksana Kegiatan, kegitan ini di pelopori oleh Divisi Fowl Care & Swine and

Ruminane Care (FoCa & SCR) HMKH PDD UNAIR Banyuwangi.

Sasarannya masyarakat umum yang berkunjung di taman Blambangan Banyuwangi pada hari itu. Pendukung kegiatan ini seluruh mahasiswa Prodi Kedokteran Hewan PDD Banyuwangi beserta Ketua Hima dari tiga prodi lain di PDD UNAIR Banyuwangi.

“Kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa prodi Kedokteran Hewan UNAIR Banyuwangi angkatan 2014, 2015 dan 2016. Dengan semangat berpartisipasi membagikan produk olahan pangan hewani seperti susu sapi, susu kambing dan telur dari hasil peternakan yang dikelola mahasiswa,” kata Ainun.

Ditambahkan oleh Titis Dwi Laksono, seorang mahasiswa prodi Kedokteran Hewan angkatan 2015, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan pemanfaatan gizi dari sumber hewani yang kurang optimal, sehingga perlu pengembangan agar produk hewani dengan pengolahan alami, tidak kalah dengan produk instan dalam pemenuhan gizi keluarga.

Hari Pangan Sedunia ini diperingati setiap tanggal 16 Oktober, saat Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lembaga di PBB didirikan pada 1945. Delegasi Hongaria, Menteri Pertanian dan Pangan Dr. Pal Romany adalah pengusul ide perayaan Hari Pangan Sedunia ini.

Menurut Zeni Prastika, seorang peserta acara ini berpendapat bahwa kegiatan ini sangat menarik. Masyarakat senang saat diberikan susu dan telur secara gratis. Bahkan banyak diantara mereka berfoto bersama di stand–icon, yang memang sengaja diberi kesempatan untuk berdandan menggunakan kostum yang berkaitan dengan hari pangan sedunia ini.

(6)

pengetahuan baru terkait sumber makanan hewani yang tak kalah dengan produk instan,” kata Zeni Prastika. (*)

Penulis: Suti Mufaidah Editor: Bambang Bes

Sejak

1975,

FKH

UNAIR

Luluskan 3.952 Dokter Hewan

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga kembali meluluskan para dokter hewan baru. Acara pelantikan dokter hewan UNAIR ke-157 yang diikuti sebanyak 141 dokter hewan baru itu digelar pada Rabu (12/10). Setelah diambil sumpah profesi, mereka kemudian dilantik dan siap menjalankan profesi baru menjadi dokter hewan secara resmi.

Selain dihadiri 141 dokter hewan baru, acara pelantikan itu dihadiri oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, Dekan FKH UNAIR Prof. Dr. Pudji Srianto, drh., M.Kes, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur Prof. Dr. Suwarno dan tamu-tamu penting lainnya. Acara digelar di Airlangga Convention Center (ACC) UNAIR Kampus C.

Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Dekan FKH Prof. Pudji dalam sambutannya. Yaitu, para lulusan baru diharapkan bisa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kesejahteraan hewan (animal welfare). Kedua, menyusun manajemen kesehatan hewan, terjaganya populasi hewan dan pasokan protein hewani. Ketiga, menegakkan pilar “Satu Sistem Kesehatan” yang berkaitan dengan zoonosis dan food borne

diseases.

(7)

hewan memiliki peran penting dalam penanggulangan penyakit. Dokter hewan juga memiliki otoritas veteriner yang memegang jabatan tertinggi bidang kesehatan hewan. Selain itu, dokter hewan memiliki otoritas medis veteriner dengan kompetensi keilmuan yang terjamin.

Prof. Suwarno menambahkan, dokter hewan juga memiliki peran sebagai jembatan kesehatan hewan dan manusia. Persoalan antara kesehatan hewan dan manusia yang perlu dijembatani antara lain pencegahan penyakit dan wabah penyakit hewan, perlindungan kesehatan manusia dari bahaya yang bersumber dari hewan, dan perlindungan kesejahteraan hewan.

Sejak tahun 1975, FKH UNAIR telah meluluskan sebanyak 3.952 orang sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Harian Ikatan Keluarga Alumni FKH UNAIR Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh., M.Si. “Dokter hewan alumni FKH UNAIR berjumlah 3.952 orang yang tersebar di seluruh Nusantara bahkan di berbagai negara seperti Kanada, Amerika, Australia, dan negara ASEAN,” tutur Iwan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Faridah Hari

Bagi-bagi Telur Ayam dan Sate

ala FKH UNAIR

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang tergabung dalam Kelompok Minat Profesi Veteriner (KMPV) Unggas dan Burung bagi-bagi belasan ribu telur ayam dan ribuan tusuk sate. Bekerjasama dengan PT. Cargill Indonesia dan Ceva Logistics, mereka menyelenggarakan acara rutin tahunan bertajuk “Festival Hari Ayam dan Telur”,

(8)

Minggu (3/10). Acara ini diselenggarakan untuk merayakan peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional.

Ratusan orang termasuk warga sekitar kampus beramai-ramai mendatangi festival yang digelar di area danau kampus C UNAIR. Kurang dari satu jam sejak tempat penukaran stan dibuka panitia, sebanyak 750 kupon untuk ditukar dengan telur dan sate ludes dibagikan ke pengunjung.

“Nggak kebayang sebelumnya melihat antusiame warga yang datang ke festival ini. Ini kan acara tahunan. Dulu tahun 2013 kami pernah membuat peta Indonesia dari telur. Tahun 2015, kami mengadakan acara di Balai Kota Surabaya. Tahun ini, tema kami adalah festival kuliner dan ternyata masyarakat yang datang jauh lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya,” jelas Rizka Mulia Ananda selaku panitia festival.

Perayaan tersebut dibuka secara simbolis dengan memakan telur rebus oleh panitia, pihak Cargill dan Ceva tepat pukul 07.00 WIB. Usai resmi dibuka, warga yang hadir berbondong-bondong dan lekas mengantre untuk menukar kupon dengan telur dan sate. Selain antrean panjang untuk mendapatkan satu pak yang berisikan empat telur, dengan sigapnya pengunjung pindah ke stan sate.

Acara tersebut tak hanya dipadati oleh warga sekitar UNAIR, tetapi banyak juga dijumpai mahasiswa UNAIR yang memanfaatkan peluang untuk mencari sarapan gratis pada pagi itu. “Ini saya cuma dapet telur gulung saja nggak kebagian kupon. Padahal sudah datang pagi, ternyata banyak masyarakat yang datang lebih pagi,” kata Diva Amalia mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi tahun angkatan 2013.

Selain festival kuliner, panitia juga menyediakan informasi berguna bagi masyarakat mengenai gizi telur dan ayam apalagi stok ayam dan telur cukup melimpah di Indonesia. “Perlu adanya edukasi bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang punya

(9)

karena dipengaruhi isu kalau pedagang menyuntikkan hormon ke ayam,” tambah Rizka yang juga mahasiswa FKH UNAIR itu.

Festival Hari Ayam dan Telur yang digelar di UNAIR itu merupakan puncak acara dari serangkaian acara yang sebelumnya sudah digelar oleh mahasiswa anggota KMPV FKH UNAIR. sebelumnya, pada Minggu (25/9), mahasiswa FKH mengadakan kampanye bagi pengunjung Car Free Day di Taman Bungkul. Acara dilanjutkan dengan bakti sosial di Panti Asuhan Khaudatul Jannah pada Sabtu (1/10), dan pembagian tiga ribu telur rebus kepada sivitas akademika di semua fakultas di UNAIR, dan FKH Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. (*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S.

Teliti Anisakiasis, Qabilah

Lulus Terbaik S2 FKH

UNAIR NEWS – Penyakit Anisakiasis yang disebabkan oleh cacing

Anisakis spp, masih jarang terdengar dan diteliti di

Indonesia. Anisakiasis ini merupakan penyakit zoonosis yang dapat terjadi bila manusia memakan ikan setengah matang. Di Jepang, kasus ini banyak terjadi karena masyarakat setempat gemar makan sushi.

Inilah yang mendorong Qabilah Cita Kurnianusa Nastiti Sumarsono untuk melakukan penelitian dengan mengambil sampel ikan tongkol di Tempat Pelelangan Ikan, Kranji, Lamongan. Alasannya, TPI Kranji merupakan TPI yang cukup besar di Jawa Timur.

(10)

Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) ini menulis tesis “Profil Morfologi Tipe Anisakis spp. pada Ikan Tongkol

(Euthynnus sp.) di TPI Kranji Lamongan dengan Menggunakan

Metode Scanning Electron Microscope (SEM)”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anisakis spp yang ditemukan pada ikan tongkol di TPI Kranji adalah Anisakis tipe 1 teridentifikasi larva berwarna putih. “Saya menemukan Anisakis

spp. tipe 1 dengan ditemukan adanya mucron di bagian

posterior. Itu dapat dilihat dengan jelas melalui alat bantu

Scanning Electron Microscope (SEM) yang saya lakukan di

Fakultas Kedokteran UNAIR,” ujar Cita.

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dibimbing oleh Dr. Kusnoto, drh., M.Si. dan Prof. Dr. Rahaju Ernawati, drh., M.Sc. Penelitian inilah yang mengantarkan Cita menjadi wisudawan terbaik S-2 FKH periode September 2016 dengan meraih IPK 3,95.

Selama menempuh studi S-2, alumnus SMAN 1 Lamongan ini juga aktif mengajar di Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan (UNISLA). Ia juga aktif mengabdi sebagai Tenaga Harian Lepas Medik Veteriner Kementerian Pertanian sebagai Kepala Pusat Kesehatan Hewan di Kec. Sukodadi, Kab. Lamongan. (*)

Penulis: Moh Ahala Tsauro Editor: Defrina Sukma S

(11)

Psikologi, Deynara Septin DP

Terbaik S1 FKH

UNAIR NEWS – Fenomena kecanduan game online sudah memikat perhatian Dwi Rezky Anandari, sejak memulai kuliah (S-1) di Universitas Negeri Makassar. Ketertarikannya itu lalu dituangkan dalam penelitian skripsi dengan tempat penelitian di Kota Makassar. Setelah menjalani studi S-2 di Universitas Airlangga, ia kembali mengangkat tema tersebut sebagai bahan tesisnya. Tesis itulah kemudian ikut mengantar Kiky, sapaan akrabnya, menjadi wisudawan terbaik S-2 Fakultas Psikologi UNAIR dengan IPK 3,88.

D w i R e z k y A n a n d a r i , wisudawan terbaik S - 2 F a k u l t a s Psikologi UNAIR (Foto: Istimewa)

Ketertarikan Kiky dengan tema game online karena perkembangan

game itu cukup pesat. Namun faktanya, kegemaran terhadap game online tidak dibarengi dengan perhatian khusus oleh lingkungan

sekitar dan pemerintah daerah. Perhatian khusus ini penting agar pengguna terhindar dari dampak negatif game online, salah satunya kecanduan.

(12)

Tesisnya itu berjudul “Hubungan Antara Self Esteem dan Kesepian Terhadap Kecanduan Game Online pada Remaja Laki-laki di Kecamatan Rappocini, Kelurahan Gunung, Sari Kota Makassar”. “Pengalaman saya selama meneliti, cukup menarik. Khususnya dalam membagi waktu antara pekerjaan di Surabaya dan penelitian di Makassar. Bisa dikatakan salah satu tantangan dalam penelitian ini ialah mengatur waktu. Tetapi banyak sahabat dan teman di Makassar yang membantu saya dalam pengambilan data di Makassar,” kata Kiky pada UNAIR News, Senin, (19/09).

Gadis penyuka komik dan film ini sangat berharap penelitian yang ia lakukan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebab penelitiannya ini mengkaji faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecanduan game online. Sehingga orang-orang dapat melakukan pencegahan, khususnya orang tua.

Sebelum menutup perbincangan, Kiky memberikan pesan dan motivasi pada mahasiswa UNAIR. “Mencintai dan belajar mencintai terlebih dahulu apa yang dikerjakan. Apa yang dicintai dan kerjakan sekarang akan menentukan masa depan kita kelak,” tutupnya.

Deynara Selalu Berusaha dan Berdoa

Deynara Septin Dwi Putri wisudawan

(13)

t e r b a i k S 1 F a k u l t a s Kedokteran Hewan U n i v e r s i t a s Airlangga. (Foto: Istimewa)

Sementara itu Deynara Septin Dwi Putri, yang meneliti pencemaran timbal dalam air terhadap kesehatan ternak dan manusia, juga meraih predikat sebagai wisudawan terbaik S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Ia meraih IPK 3,69. Judul skripsinya itu adalah “Efek Hepatoprotektif Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness.) terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit (Mus Musculus L.) yang dipapar Timbal Asetat Per Oral”.

“Saya tertarik mengangkat tema itu karena banyaknya pencemaran logam berat timbal di air, serta rumput pakan ternak yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan manusia, khususnya organ hepar,” kata perempuan kelahiran Surabaya 27 September 1994 ini.

Dikatakan, hepar berfungsi sebagai alat detoksifikasi zat racun, termasuk timbal. Daun sambiloto diketahui memiliki banyak khasiat untuk mengatasi racun. Namun, hal itu masih belum diketahui efektivitas ekstrak sambiloto untuk memproteksi hepar dari kerusakan akibat timbal.

Terkait capaian prestasi sebagai lulusan terbaik, penggiat Kelompok Minat Veteriner Pet and Wild Animal yang pernah menjadi asisten dosen patologi veteriner ini, mengaku tak memiliki kiat khusus. “Jika kita rajin tekun, ikhlas, dan selalu bersungguh-sungguh terhadap sesuatu maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal,” tutur mahasiswi 22 tahun tersebut.

”Yang terpenting adalah selalu berusaha, berdoa, dan meminta doa dari orangtua karena tidak dipungkiri rida dari kedua

(14)

orangtua yang membawa kita dalam kesuksesan dan kebahagiaan,” katanya di akhir wawancara. (*)

Penulis: Lovita Marta Fabella, dan M Ahalla Tsauro Editor: Bambang Bes

Menginspirasi Dokter Hewan

Lewat Kajian Istimewa

UNAIR NEWS – Untuk memantapkan kelembagaan otoritas veteriner, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) Universitas Airlangga mengadakan acara “Kajian Istimewa: Memantapkan Profesi Dokter Hewan dalam Kelembagaan Otoritas Veteriner, Sabtu (24/9), di Ruang Tandjung Adiwinata, Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR.

Dalam kajian tersebut, ada empat pembicara yang memaparkan materi, yaitu mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso, drh., M.M., Ph.D, pengajar FKH UNAIR Iwan Syahrial Hamid, M.Si., drh, perwakilan Persatuan Dokter Hewan Indonesia Jatim Ina Nurani, drh.

M e n u r u t k e t u a p a n i t i a B a y u A j i P r a s o j o , a c a r a i n i diselenggarakan sebagai respon problem krisis dokter hewan, sekaligus meberikan motivasi kepada para mahasiswa FKH. “Saya berharap acara ini dapat menginspirasi calon dokter, dan dokter hewan agar bekerja demi kesehatan hewan dan kesejahteraan manusia,” tandas Bayu.

Dalam pemaparan materinya, Ina mengatakan bahwa penularan penyakit hewan dari hewan ke manusia (zoonosis) juga menjadi tanggung jawab dokter hewan. Dengan alasan itu, dokter hewan

(15)

memiliki dua tanggung jawab yakni menangani hewan dan manusia. “Jadi, kesehatan manusia itu juga salah satu tanggung jawab dokter hewan,” ungkap perwakilan PDHI Jatim itu.

Menambahkan pernyataan Ina, Prabowo dalam sesi pemaparan materi turut menyampaikan, bahwa kondisi sistem kesehatan hewan nasional juga kurang optimal. “Kondisi saat ini, penanganan otoritas veteriner sistem kesehatan hewan nasional kurang optimal,”paparnya.

Sebagai penutup acara, moderator Ahmad Kurniawan, drh., mengungkapkan bahwa profesionalisme dokter hewan menghadapi tantangan berupa jejaring, kreativitas, dan inovasi. Untuk itu, Ahmad menyarankan kepada para mahasiswa yang hadir sebagai peserta untuk membangun jejaring seluas-luasnya melalui organisasi. Dengan bergabung pada organisasi, maka setiap individu bisa berkompetisi menjadi yang terbaik berdasarkan kreativitas dan inovasi.

“Jadi, pada gelombang networking yang akan menang adalah kreativitas dan inovasi,” tutur Ahmad. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Pelatihan Rawat Hewan Kurban

untuk Ta’mir se-Surabaya

UNAIR NEWS – Dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha 1437 H, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur I mengadakan pelatihan penyembelihan ternak kurban. Pelatihan bertajuk “Pelatihan Penyembelihan Ternah Kurban Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1437 H Bagi Ta’mir Masjid dan Mushola

(16)

se-Surabaya” ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga.

Pelatihan diselenggarakan di Ruang Tanjung Adiwinata FKH UNAIR, dan dihadiri oleh perwakilan ta’mir masjid dan mushola se-Surabaya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes mengatakan, peserta pada pelatihan ini sudah melebihi ekspektasi. Selain pemberian materi, diadakan pula simulasi penyembelihan hewan kurban.

“Pada pelatihan ini nantinya tidak hanya simulasi, namun juga untuk pengetahuan bersama tentang penyakit dan bagaimana merawat serta menjaga kesehatan hewan ternak untuk kurban,” ujarnya.

Turut hadir Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si selaku ketua PDHI cabang Jawa Timur I. Ia mengatakan, ini kali pertama pelatihan penyembelihan ternak kurban diadakan dengan menggandeng institusi pendidikan.

“Acara seperti ini biasanya dilakukan oleh Dinas Peternakan. Namun ini pertama kali dilakukan dengan perguruan tinggi, sehingga kami mendapat apresisasi dari PDHI pusat,” ujarnya. Pada kesempatan ini, Suwarno menyampaikan bahwa daging yang akan diberikan kepada mustahik harus memiliki unsur ASUH. “Jadi ASUH itu singkatan dari aman, sehat, utuh, dan halal,” tutur Suwarno yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III FKH UNAIR.

Pada kesempatan ini, Suwarno turut menyayangkan dengan adanya perlakuan kepada hewan ternak yang acuh tak acuh. Bahkan, banyak hewan ternak ketika akan disembelih mengalami stres. “Padahal hewan yang stres itu dagingnya terasa kurang enak bila dibandingkan dengan yang tidak stres,” ujarnya.

Dr. Rimayanti., Drh., M.Kes sebagai pemateri pertama mengatakan, kesejahteraan hewan atau animal welfare perlu dilakukan untuk hewan yang akan dikurbankan.

(17)

“Yang termasuk animal welfare diantaranya adalah bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal, dan bebas dari rasa stres serta tertekan,” ujarnya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes selaku pemateri kedua menyampaikan materi tentang kesehatan hewan ternak kurban. Sedangkan Prof Suwarno selaku pemateri ketika, menjelaskan mengenai ciri-ciri fisik ternak sehat.

“Ciri-ciri ternak sehat bisa dilihat dari mata, bulu, nafsu makan, pergerakan, kulit, membran mukosa, kotoran, dan cara berdirinya” ujar Prof. Suwarno.

Selain itu, Dr. Moh. Anam Al Arif., drh., MP selaku pemateri keempat menyampaikan materi mengenai penyakit pada hewan kurban dan adab penyembelih hewan kurban.

Acara ini dimoderatori oleh Dr. Anang Murjito yang juga wakil dari PDHI cabang Jawa Timur I. Acara diakhiri dengan praktik merobohkan hewan kurban. (*)

Penulis : Akhmad Janni

Editor : Binti Q. Masruroh

Penelitian Molekuler, Kajian

yang Lagi Ngehits di FKH

UNAIR NEWS – Penelitian di bidang molekuler sedang ngehits di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR. Para mahasiswa dari berbagai departemen maupun strata, sedang gencar melakukan kajian di ranah tersebut. Baik untuk tugas akhir, maupun sekadar paper untuk diseminarkan atau dimasukkan jurnal imiah,

(18)

umumnya menggunakan topik tersebut.

Guru Besar FKH, Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, drh., M.Kes menegaskan, bidang ini memiliki korelasi erat dengan masyarakat. Aplikasinya jelas dan konkret. Sebab, yang dijadikan pokok bahasan adalah penyakit-penyakit pada hewan, yang berpotensi untuk “pindah” di tubuh manusia.

Dia mencontohkan, sakit anjing gila atau rabies, sangat mungkin mendera manusia. Tentu saja, melalui kontak gigitan hewan tersebut. Namun yang jelas, langkah pencegahan maupun terapi imbas rabies pada manusia itu, tetap saja menjadi hal yang menarik untuk dipelajari.

Virus atau kuman dari binatang, apapun bentuknya, bisa ditelaah. Untuk kemudian dicarikan vaksin atau obat khusus bagi manusia yang tertular. Prof. Anwar menerangkan sejumlah pokok bahasan lain seperti tentang Avian Influenza, Toksoplasma, Broselosis, dan lain sebagainya.

“Kajian tentang stem cell juga sedang ngetren dibahas oleh mahasiswa FKH,” ungkap pria asal Bojonegoro yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana tersebut.

Hasil penelitian dari FKH itu bisa dikembangkan lebih lanjut. Juga, dikoordinasikan dengan peneliti-peneliti lain dari fakultas lain. Tujuannya, mendapatkan rumusan yang lebih komprehensif atas suatu masalah vital di bidang kesehatan. Supaya, imbas dan manfaatnya dapat lebih besar di masyarakat. Sementara itu, para lulusan FKH tergolong paling dicari oleh “pasar” atau dunia kerja. Khususnya, alumnus UNAIR. Paling lama, masa tunggu sarjana untuk mendapat pekerjaan mapan sekadar satu bulan.

Ada banyak lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki oleh jebolan FKH. Bisa dengan membuka praktek mandiri untuk ternak hewan besar. Misalnya, sapi, kambing, kuda dan lain sebagainya.

(19)

Dapat pula dengan menjalankan ternak unggas. Aktifitas seperti ini biasanya dilakukan di desa-desa tanah air. Bisa pula membuka praktek mandiri khusus perawatan hewan peliharaan. Misalnya, kucing, anjing, reptil, dan lain-lain. Layanan serupa ini umumnya dilaksanakan di kota-kota besar. Selain itu, kepakaran mereka juga diperlukan untuk memberi jasa inseminasi buatan pada hewan milik warga atau peternak. Pemerintah pun butuh keahlian ini, dalam rangka menggenjot kualitas dan kuantitas daging di Indonesia. Jadi, keputusan untuk memilih fakultas ini bukan tanpa arah. Tujuan mereka yang belajar di sini jelas terukur dan masuk akal. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait