KEPERAWATAN MATERNITAS KEPERAWATAN MATERNITAS
ANEMIA PADA IBU HAMIL
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliahDisusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitaskeperawatan maternitas
Disusun oleh : Disusun oleh : Samsul Arifin Samsul Arifin P 27220011 150 P 27220011 150
DIII Berlanjut DIV Keperawatan DIII Berlanjut DIV Keperawatan Politeknik kesehatan surakarta Politeknik kesehatan surakarta
A.
A. PengertianPengertian
Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang-kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal sekurang-kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, dari
yang lebih tinggi, seperti infeksi, dari pada wanita hamil dengan nilai hematologi normal.pada wanita hamil dengan nilai hematologi normal. Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya mengompensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini berupaya mengompensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini menngkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian, menngkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsi) dapat mengakibatkan gagal(misalnya, preeklampsi) dapat mengakibatkan gagal jantung kong
jantung kongesti.esti.
Indeks tidak langsung kapasitas pembawa oksigen adalah volume sel d
Indeks tidak langsung kapasitas pembawa oksigen adalah volume sel d arah merah yangarah merah yang di kemas (packed red cells) atau kadar hematokrit. Rentang hematokrit normal pada wanita di kemas (packed red cells) atau kadar hematokrit. Rentang hematokrit normal pada wanita tidak hamil ia
tidak hamil ialah 37% lah 37% sampai 47%. sampai 47%. Namun, nilai nNamun, nilai normal untuk wormal untuk wanita hamil danita hamil denganengan cadangan besi yang adequat rendah, yakni 33%. Hal ini di jelaskan dengan adanya hidremia cadangan besi yang adequat rendah, yakni 33%. Hal ini di jelaskan dengan adanya hidremia (pengence
(pengenceran darah) atau ran darah) atau anemia fisiologis kehamilan().anemia fisiologis kehamilan().
Sedangkan menurut Manuaba, Anemia adalah Penurunan ringan kadar hemoglobin Sedangkan menurut Manuaba, Anemia adalah Penurunan ringan kadar hemoglobin selama kehamilan di jumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi selama kehamilan di jumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan normal. Pada awal kehamilan dan menjelang aterm, kadar hemoglobin kebanyakan wanita normal. Pada awal kehamilan dan menjelang aterm, kadar hemoglobin kebanyakan wanita sehat dengan simpanan zat besi adalah 11g/dL atau lebih. Konsentrasi hemoglobin lebih sehat dengan simpanan zat besi adalah 11g/dL atau lebih. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan. Oleh karena itu, Center for disease Control and rendah pada pertengahan kehamilan. Oleh karena itu, Center for disease Control and prevention
prevention (CDC) mendefinis(CDC) mendefinisikan anemia ikan anemia sebagai sebagai kadar hemogkadar hemoglobin yang lobin yang lebih rendahlebih rendah dari 11g/dL pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester dari 11g/dL pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester kedua(1998:104).
B. Epidemiologi /Insiden Kasus
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil ,kehilangan darah pada saat melahirkan ,bahkan kalaupun minimal ,tidak ditoleransi dengan baik .Ia beresiko membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus anemia pada wanita hamil merupakan anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai anemia didapat,termesuk anemia asam folat,anemia sel sabit,dan talasemia. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
C. Etiologi
Menurut Mochtar( 1998) penyeban anemia pada umunya adalah : a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll. d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. f. Malabsorpsi
Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi. Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun\ b. Perdarahan akut
c. Pekerja berat
d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
D. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
E. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30
sampai 40mgr. Di samping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi anemis. Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan bagan berikut:
Meningkatkan sel darah ibu 500mgr Fe Terdapat dalam plasenta 300mgr Fe
Untuk darah janin 100mgr Fe
Jumlah 900mgr Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
F. Klasifikasi
Anemia pada ibu hamil dapat dilasifikasikan menjadi : a. Anemia Defisiensi besi
Tanpa terapi besi, wanita hamil yang menikmati nutrisi yang sangat baik sekalipun akan mengalami kehamilan yang disertai defisiensi zat besi. Diet saja tidak dapat menggantikan kehilangan besi pada masa kehamilan lanjut dan masa nifas.
Pada kebanyakan kasus, keberhasilan terapi besi pada masa hamil dilakukan melalui pemberian suplemen besi (misalkan, ferro sulfat, 0,3 gram, tiga kali sehari) sangatlah penting untuk mengajarkan wanita hamil pentingnya terapi besi. Selain itu, penting juga menginstruksikan wanita untuk mengurangi efek samping besi pada saluran cerna,
yakni dengan melakukan upaya diet. Beberapa wanita hamil tidak dapat mentoleransi besi oral yang diprogramkan. Pada kasus tersebut, wanita harus menerima besi parenteral, seperti kompleks dextranbesi (imferon)
b. Anemia Defisiensi Asam Folat
Anemia defisiensi asam folat terjadi pada sekurang-kurangnya 2% wanita hamil di Amerika Utara, suatu insiden yang jauh lebih tinggi daripada insiden yang diduga lima tahun yang lalu. Anemia mengganggu pertahanan tubuh wanita dan membuatnya rentan terhadap infeksi traktus urinarius dan hemoragi.Diet yang buruk, makanan yang
dimasak dengan air yang terlalu banyak, atau konsumsi makanan kaleng (khususnya sayur-sayuran) dapat menyebabkan defisiensi folat. Malabsorbsi juga memainkan peranan penting dalam prose terjadinya anemia yang disebabkan kekurangan asam folat. c. Hemoglobinnopati Sel Sabit
Hemoglobnopati sel sabit adalah suatu penyakit yang disebabkan hemoglobin yang abnormal dalam darah. Galur sel sabit (sickle cell trait) (pola hemoglobin SA)Merupakan sel darah merah yang berubah bentuk menjadi sabit, tetapi memiliki masa hidup sel darah merah normal dan biasanya hanya menimbulkan gejala klinis ringan. Anemia sel sabit (penyakit sel sabit) meerupakan anemia hemolitik familial,herediter resesif, yang mempenaruhi keturunan Afrika, Amerika dan Mediterania. Individu ini biasanya memiliki tipe hemoglobin yang abnormal (SS atau SC). Individu dengan anemia sel sabit mengalami serangan kekambuhan (krisis) demem dan nyeri pada abdomen atau ekstremitas pada awal masa anak-anak. Serangan ini disebabkan karena pembuluh darah (dari sel-sel yang abnormal), hipoksia jaringan, eedema, dan destruksi sel darah merah. Krisis diasosiasikan dengan anemia normokromik , ikterik , tes sel sabit positif dan hemoglobin abnormal.
d. Talasemia
Talasemia (anemia cooley atau mediterania) merupakan anemia yang relatif umum terjadi, di mana jumlah globin yang di produksi tidak cukup untuk mengisi se-sel darah merah. Talasemia merupakan gangguan herediter yang disebabkan kelainan sintesis rantai beta globin dan rantai alfa globin. Talasemia beta merupakan varietas yang lebih umum di temukan di amerika seriakat dan seringkali didiagnosis pada individu keturunan itaia, yunani dan cina bagian selatan. Sintesa globin yang tidak seimbang menyebabkan kematian sel darah prematur , yang mengakibatkan anemia berat.
Talasemia Mayor adalah bentuk gangguan yang homozigus. Talasemia minor merupakan gangguan heterozigus.
Talasemia mayor dapat memperburuk kehamilan. Preeklamsi lebih umum terjadi pada wanita yang menderita talasemia mayor. Talasemia mayor dapat diasosiasikan dengan bayi beratlahir rendah dan peningkatan limbah janin. Berat plasenta seringkali meningkat , mungkin akibat anemia maternal. Frekuensi distres janin akibat hipoksia lebih tinggi daripada frekuensi distres janin pada wanita hamil normal.
G. Manifestasi klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
H. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
b. Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
I. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/% b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
J. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
K. Penatalaksanaan Medis. 1) Therapy pengobatan a. Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagianbesar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar
adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
1. Asam folik 15 – 30 mg per hari 2. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari 3. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
b. Therapi parenteraL
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer).
2) Pencegahan
a. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
b. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.
c. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit cacingan.
d. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
L. Asuhan Keperawatan I. Pengkajian
a) Aktivitas
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja c. Toleransi terhadap latihan rendah.
d. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak b) Sirkulasi
a. Riwayat kehilangan darah kronis, b. Palpitasi.
c. CRT lebih dari dua detik c) Integritas
EgoCemas, gelisah, ketakutan d) Eliminasi
a. Konstipasi. b. Sering kencing. e) Makanan / cairan
a. Nafsu makan menurun b. Mual/ muntah
f) Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala. g) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas h) Seksual
a. Dapat terjadi pendarahan pervagina b. Pendarahan akut.sebelumnya
c. Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
II. Diagnosa yang mungkin muncul:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah b. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan/ke sel
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
d. Risiko cedera terhadap janin
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
f. PK Anemia.
III. Rencana asuhan keperawatan
a. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
Berat badan klien dalam batas normal. Klien tidak mengalami mual-muntah
Intervensi No
Dx.
Tindakan Rasional
Mandiri
Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan
mutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 ja. Perhatikan
kondisi rambut kuku dan kulit.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia
(khususnya kurang dari 17 tahun, lebih
dari 35 tahun).
Pastikan tingkat penegetahuan tentang
kebutuhan diet.
Kesejahteraan janin dan ibu tergantung
pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan.
remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia,
dan klien lansia mungkin cenderung
obesitas/diabetes gestasional.
Menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada
periode pranatal, laju basal metabolik
meningkatkan (khususnya pada kehamilan
lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroid
yang berhubungan dengan pertumbuhan
fetus dan jaringan pada ibu, menjadi
potensial risiko terhadap klien dengan
nutrisi buruk. Penambahan 800 mg zat besi
diperlukan selama kehamilan untuk
perkembangan jaringan ibu/janin dan
kondisi janin di dalam rahim. Selama
trismester ketiga, kebutuhan terhadap zat
No Dx.
Tindakan Rasional
Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari.
Evaluasi motivasi/sikap dengan
mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.
Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakannya.
peningkatan kebutuhan kalori biasanya adekuat.
Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang. Bila klien telah termotivasi untuk
emmperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
Dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan
kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini
mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit melahirkan.
Memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi. (misalnya
mengunyah es dapat menandakan anemia). Catatan: mencerna kanji untuk pakaian dapat menimbulkan anemia defisiensi; dan
No Dx.
Tindakan Rasional
Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan
informasi tentang penambahan pranatal yang optimum.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).
Ukur pembesaran uterus.
mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan fekal/BAB.
Ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah. Penelitian menemukan adanya hubungan positif antara kegemukan ibu pregravid dan peningkatan angka morbiditas perinatal berkenaan dengan kelahiran
preterm.
Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.
No Dx.
Tindakan Rasional
Kolaborasi
Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misalnya, pada ahli diet, pelayanan sosial) Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat.
pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran
perkembangan janin dan kemungkinan lebih lanjut.
Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi; dapat membatasi anggaran keuangan.
Yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan secara optimal nutrisi ibu/janin.
2) Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif dengan kriteria hasil :
- Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban) - Tidak terdapat kebiruan pada kulit
Intervensi No Dx
Tindakan Rasional
Mandiri
Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.
Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).
Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.
Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
Kolaborasi
Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.
keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat menandakan anemia.
Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.
Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi mungkin tidak efektif ddalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
Menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.
No Dx
Tindakan Rasional
Berikan suplemen oksigen pada klien
Lakukan/ ulang NST sesuai indikasi.
Ganti kehilangan darah/ cairan ibu.
Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.sehingga kapasitas oksigen yang dibawa janjin meningkat.
Mengevaluasi secara elektronik respon DJJ terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam menentukan kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia (nonreaktif).
Mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen. Bila penyimpanan oksigen menetap, janin kehabisan tenaga untuk melakukan
mekanisme koping, dan kemungkinan SSP rusak / janin meninggal.
3) Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.
Kriteria hasil :
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD 90/60-140/90 mmHg) - Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah
Intervensi : No
Dx
Tindakan Rasional
Mandiri
Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)
Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).
Kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin, seperti pemberian obat, tanda vital, dan pengkajian.
Berikan periode tanpa interupsi untuk istirahat/tidur.
Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi, atau kunjungan
Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka rangsang uterus.
Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa nyaman.
aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami intoleransi aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan otot menjadi atrofi.
Meningkatkan kesempatan klien untuk beristirahat lebih lama diantara interupsi untuk tindakan berikutnya
Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan relaksasi.
Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.
dengan teman yang dipilih atau keluarga.
4) Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x….diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :
- Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit) - Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas. - Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan
Intervensi No Dx
Tindakan Rasional
Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.
Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin
Kaji terhadap
mual/muntah berlebihan. antu dalam screening dan
kelainan genetik.
Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi asidosis.
Secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.
Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan malnutrisi dan dapat memperberat IUGR dan pertumbuhan otak yang buruk.
No Dx
Tindakan Rasional
Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik Pantau DJJ selama krisis sel sabit
Lakukan pemeriksaan leofold untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur tinggi fundus Kolaborasi
Berikan suplemen oksigen sesuai kebutuhan
Ultrasonografi
yang khusus untuk mencegah efek negatif dalam pada pertumbuhan janin.
Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan retardasi mental dapat terjadi.
Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga dapat mengakibatkan kelainan SSP janin. Krisis berulang mempredisposisikan klien dan janin pada peningkatan mortalitas dan laju morbiditas.
tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.
meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, khususnya pada adanya anemia berat atau bila sirkulasi maternal menurun
5) Dx 5 ; Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.
Kriteria hasil :
- Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia - Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan
- Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia Intervensi :
No Dx
Tindakan Rasional
Mandiri
Kaji kesiapan klien untuk belajar.
Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.
Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.
Anjurkan periode istirahat reguler 2 sampai 3 kali sehari pada posisi miring kiri setelah pulang. Bila
Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar dan mengajar.
Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atau tindakan.
Tingkatkan relaksasi dan kurangi kelelahan. Bila klien bangun dan bergerak, istirahat di kamar tidur dapat memaksimalkan istirahat. Namun, klien yang sepenuhnya tirah baring dapat merasa terisolasi dan bosan tanpa
No Dx
Tindakan Rasional
tirah baring dilanjutkan,
anjurkan klien
menggunakan sebagian waktu dalam sehari di tempat tidur.
Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan janin.
”perubahan pandangan”.
Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien tentang dampak obat-obatan terutama SF yang dapat menyebabkan mual dan muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi obat dan menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat karena akan memperlambat reabsorpsi obat.
IV. Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah
2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan kelembapan) 3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah 4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan
5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan prosedur perawatan.
Daftar Pustaka
Bobak, Irene. 2004. Buku ajar Keperawatan maternitas, edisi ke4.EGC.Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
Hasan. 2011. Askep anemia pada ibu hamil. (online), (http://askepanemiapadaibuhamil. blogspot.com/, diakses 14 Oktober 2012).
Leveno, kenneth J dkk. 2009.Obstresi williams panduan ringkas edisi 21.EGC.Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga berencana untuk penddikan bidan.EGC.Jakarta
Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Sutrisna. 2011. Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia. (online), (http://sutrisnaa12.blogspot.com/2011/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html, Diakses 14 Oktober 2012)