I Nym. Ngurah Suwarnatha, S.H., LL.M I Gusti Ayu Eviani Yuliantari.
Arti dan Istilah
A. HukumHukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu. (E. Utrecht)
Unsur-Unsur Hukum : 1) Kumpulan peraturan 2) Perintah
3) Larangan
Arti dan Istilah
B. Pemerintahan
C.F. Strong : Menjelaskan pemerintahan
dalam arti luas sebagai aktivitas badan-badan publik yang terdiri dari kegiatan-kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam upaya mencapai tujuan sebuah negara. Dalam arti yang sempit, beliau mengungkapkan bahwa pemerintahan
merupakan segala bentuk kegiatan badan publik dan hanya terdiri dari badan eksekutif.
Arti dan Istilah
B. Daerah
Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai : 1. batas wilayah tertentu
2. berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat
Arti daerah otonom dan
pemerintahan daerah
A. Daerah Otonom
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.
unsur-unsur daerah otonom yaitu: 1) Unsur (elemen) batas wilayah 2) Unsur (elemen) pemerintahan 3) Unsur Masyarakat
B. Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.asas otonomi: prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi Daerah
Hukum Pemerintahan Daerah: Kumpulan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur penyelenggaraan
pemerintahan dari suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan
a. DASAR HUKUM
• UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah • UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah • PP No. 2 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah • UU No. 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
• UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
a.Asas kepastian hukum
b.Asas tertib penyelenggaraan negara
c.Asas keterbukaan
d.Asas proporsionalitas
e.Asas profesionalitas
f. Asas akuntabilitas
Selain asas-asas tersebut diatas, dalam UU Pemerintahan daerah juga mengenal asas kepentingan umum, asas efektif, dan asas efisien. Selain itu terdapat pula asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan.
PEMERINTAH DAN
PEMERINTAHAN DAERAH
A. PEMERINTAH
•
Pemerintah = organ/alat atau aparat
yang menjalankan pemerintahan
•
Pemerintah :
- Luas (in the broad sense) = semua alat kelengkapan negara
- Sempit (in the narrow sense) = kekuasaan eksekutif
B. Pemerintahan
• Pemerintahan = bestuurvoering =
pelaksanaan tugas pemerintah
• Pemerintahan sbg fungsi (bestuur als functie)
= melaksanakan tugas2 pemerintahan
• Pemerintahan sbg organisasi (bestuur als
orgaan) = mempelajari ketentuan2 susunan
organisasi, termasuk di dalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, dan kewajiban masing2 departemen, badan, dinas dan instansi pemerintahan
PENGERTIAN
PEMERINTAH
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayahtertentu.
Pemerintah merupakan kegiatan yang
terorganisir mengenai rakyat/ penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara dan bersumber kepada
kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilyah itu sendiri.
Pemerintah adalah organisasi yang
mempunyai kekuatan besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat,
teritorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara.
Pengertian pemerintah memiliki kaitan yang
sangat erat dengan istilah Pemerintahan.
Karena Pemerintah dan Pemerintahan adalah dua hal yang sangat dekat.
PENGERTIAN
PEMERINTAHAN
Menurut R.Mac Iver :
Goverment is the organization of men under
authority...how men can be governed.
(Pemerintahan adalah sebagai suatu
organisasi dari orang-orang yang
mempunyai kekuasaan...bagaimana
manusia itu dapat diperintah)
J.S.T Simorangkir
Pemerintahan adalah sebagai organ (alat)
negara yang menjalankan tugas (fungsi)
dan pengertian pemerintahan sebagai
fungsi daripada pemerintah.
Syafie Inu kencana
Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana melaksanakan pengurusan
(eksekutif), pengaturan (legistlatif), kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah maupun rakyat dengan pemerintahnya) dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik dan benar.
Muh. Kusnardi
Pemerintahan adalah segala urusan yang
dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya
dan kepentingan yang tidak hanya
menjalankan tugas eksekutif saja melainkan juga meliputi tugas-tugas lainya, termasuk legistlatif dan yudikatif.
PERBEDAAN PEMERINTAH
DAN PEMERINTAHAN
Pemerintah merujuk kepada organ atau alat
perlengkapan, sedangkan pemerintahan menunjukkan bidang tugas atau fungsi.
Dalam arti sempit pemerintah hanyalah
lembaga eksekutif saja. Sedangkan
Pemerintahan dalam arti sempit segala
kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk
Pemerintah dalam arti luas, pemerintah
mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan-badan atau
lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara (eksekutif, legislatif dan yudisial). Sedangkan Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan yang
terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.
DESENTRALISASI,
DEKONSENTRASI DAN
TUGAS PEMBANTUAN
DESENTRALISASI: Penyerahan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. (Pasal 1 angka 1 UU 23/2014).
Segala wewenang dan tanggung jawab
mengenai urusan-urusan pemerintahan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah, baik mengenai politik kebijaksanaan,
perencanaan, dan pelaksanaannya maupun
mengenai segi-segi pembiayaannya. Perangkat pelaksanaannya adalah perangkat daerah
DEKONSENTRASI: pelimpahan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
Tanggung jawab tetap berada di tangan
TUGAS PEMBANTUAN: penugasan dari
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah
Daerah provinsi kepada Daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
Misal: kotamadya menarik pajak-pajak
tertentu (pajak kendaraan), yang sebenarnya menjadi urusan pemerintah pusat.
PEMERINTAHAN PUSAT
DAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh wakil presiden dan menteri
sebagainama dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 1 angka 1 UU No 23/2014)
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 1 angka 2 UU No 23/2014)
Pemerintah daerah adalah kepala daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom. (Pasal 1 angka 3 UU No 23/2014).
Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan
pemerintahan yang menajdi kewenangan
Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
pemerintahan daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
mensejahterakan masyarakat. (Pasal 1 angka 5 UU No 23/2014).
Otonomi Daeah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 1 angka 6 UU No 23/2014).
Asas Otonomi adalah prinsip dasar
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi Daerah. (Pasal 1 angka 7 UU No 23/2014).
Daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI. (Pasal 1 angka 12 UU No 23/2014).
Wilayah administratif adalah wilayah kerja
perangkat Pemerintah Pusat termasuk
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat di Daerah dan wilayah kerja Gubernur dan Bupati/Walikota dalam
melaksanakan urusan pemerintahan umum di Daerah. (Pasal 1 angka 13 UU No 23/2014).
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh semua daerah. (Pasal 1 angka 14 UU No 23/2014).
Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusaan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah. (Pasal 1 angka 15 UU No 23/2014).
Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang
selanjutnya disebut Forkopimda adalah forum yang digunakan untuk membahas
penyelenggaraan urusan pemerintahan
URUSAN PEMERINTAHAN
Urusan Pemerintahan terdiri dari : (Pasal 9 UU No.
23 Tahun 2014)
1.Urusan Pemerintahan absolut : urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintahan Pusat.
2.Urusan Pemerintahan konkruen: Urusan
Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
(urusan Pemerintahan konkruen yang diserahkan ke darah menajdi dasar pelaksanaan otonomi daerah.
3.Urusan Pemerintahan Umum : Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
Politik luar negeriPertahanan
Keamanan
Yustisi
Moneter dan fiskal nasional
URUSAN PEMERINTAHAN
KONKRUEN
Urusan Pemerintahan Wajib: Urusanpemerintahan yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan urusan pemerintahan
yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. (Lihat ketentuan Pasal 11 dan 12 UU No. 23
tahun 2014)
Urusan Pemerintahan Pilihan (Pasal 12 ayat
URUSAN PEMERINTAHAN
UMUM
Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanannasional dalam rangka memantapkan
pengamalan Pancasila, pelaksanaan UUD NRI tahun 1945, Pelestarian Bhineka Tunggal Ika serta pemeritahanan dan pemeliharaan
keutuhan NKRI
Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku,
umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal , regional dan nasional.
Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi
pemerintahan yang ada di wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan, potensi serta keanekaragaman Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pengembangan kehidupan demokrasi
berdasarkan Pancasila; dan
Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan
yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.
FUNGSI PEMERINTAHAN DAERAH
Berbeda dengan penyelenggaraan pemerintahan di pusat yang terdiri atas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan kepala daerah. Dengan demikian maka DPRD dan kepala daerah berkedudukan sebagai mitra sejajar yang mempunyai fungsi yang berbeda. DPRD mempunyai fungsi pembentukan Perda (legislasi), anggaran dan pengawasan, sedangkan kepala daerah melaksanakan fungsi pelaksanaan atas Perda dan kebijakan Daerah. Dalam mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah tersebut, DPRD dan kepala daerah dibantu oleh Perangkat Daerah.
OTONOMI DAERAH
Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah
berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas
Otonomi dan Tugas Pembantuan dan diberikan otonomi yang seluas-luasnya.
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya
kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan,
Di samping itu melalui otonomi luas, dalam
lingkungan strategis globalisasi, Daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada hakikatnya Otonomi Daerah diberikan
kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD dengan dibantu oleh Perangkat Daerah.
Dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah, kepala daerah dan DPRD selaku penyelenggara Pemerintahan
Daerah membuat Perda sebagai dasar hukum bagi Daerah dalam menyelenggarakan Otonomi Daerah sesuai dengan kondisi dan aspirasi
masyarakat serta kekhasan dari Daerah tersebut. Perda yang dibuat oleh Daerah hanya berlaku
dalam batas-batas yurisdiksi Daerah yang
bersangkutan. Walaupun demikian Perda yang
ditetapkan oleh Daerah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan
hierarki peraturan perundang-undangan.
Langkah akhir untuk memperkuat Otonomi
Daerah adalah adanya mekanisme pembinaan, pengawasan, pemberdayaan, serta sanksi yang jelas dan tegas.
PENGERTIAN OTONOMI DAERAH MENURUT
PARA AHLI
Menurut Ateng Syarifuddin
Otonomi daerah adalah kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Syarif Saleh
Otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.
Menurut Mariun
Otonomi daerah adalah kebebasan (kewenangan) yang
dimiliki oleh pemerintah daerah yang memungkinkan mereka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
PRINSIP-PRINSIP OTONOMI DAERAH
(secara umum lama)
Prinsip otonomi seluas-luasnya artinya daerah
berwenang mengatur semua urusan pemerintahan di luar urusan pemerintahan yang ditetapkan Undang-undang (misalnya selain bidang-bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama).
Prinsip otonomi nyata adalah bahwa untuk
menangani urusan pemerintahan, berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada serta berpotensi untuk hidup dan berkembang sesuai potensi serta kekhasan daerah.
Prinsip otonomi bertanggung jawab adalah otonomi
yang penyelenggaraannya benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi.
PRINSIP-PRINSIP OTDA ( UU NO. 23 TAHUN
2014)
Akuntabilitas :penanggungjawab penyelenggaraan suatuUrusan Pemerintahan ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan.
Efisiensi : penyelenggara suatu Urusan Pemerintahan
ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.
Eksternalitas: penyelenggara suatu Urusan Pemerintahan
ditentukan berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan.
Kepentingan strategis nasional: penyelenggara suatu
Urusan Pemerintahan ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga kedaulatan Negara, implementasi hubungan luar negeri, pencapaian program strategis nasional dan pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan..
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pelaksanaan otonomi
daerah
Kemampuan Sumber Daya Manusia
Aparatur pemerintah daerah Struktur Organisasi
AJARAN/ TEORI URUSAN RUMAH
TANGGA DAERAH
1. TEORI URUSAN RUMAH TANGGA MATERIIL
Dalam teori ini, tugas pemerintahan daerah ditetapkan satu persatu secara limitatif atau terinci. Diluar dari tugas yang telah ditentukan, merupakan urusan pemerintahan pusat. Sistem ini lebih banyak dianut oleh negara-negara Anglo Saxon, terutama Inggris dan Amerika Serikat. Cara ini kurang begitu fleksibel, karena setiap perubahan tugas dan wewenang Daerah baik yang bersifat pengurangan maupun penambahan harus dilakukan melalui prosedur yang lama dan berbelit-belit.Sistem ini pernah dianut oleh Negara Republik Indonesia pada saat berlakunya UU No. 22 tahun 1948 dan Staatblad Indonesia timur no. 44 tahun 1950.
Selain itu dalam buku karangan Sujamto, dikatakan bahwa dalam teori urusan rumah tangga materiil pemerintah Pusat dan Daerah ada perincian tugas yang diterapkan dalam undang-undang pembentukan daerah tersebut. Sistem ini disebut juga dengan de drie Kringenlereer, karena dengan mudah dipisahkan kategori urusan sesuai dengan tingkatan daerah yang ada.
2. TEORI URUSAN RUMAH TANGGA FORMAL
Dalam sistem ini, urusan yang termasuk dalam
urusan rumah tangga daerah tidak secara a priori ditetapkan dalam atau dengan undang-undang. Daerah boleh mengatur dan mengurus segala sesuatu yang dianggap penting bagi daerahnya, asal saja tidak mencakup urusan yang telah diatur dan diurus oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang lebih tinggi tingkatannya.
Jadi urusan yang telah diatur dan diurus oleh
pemeritah Pusat dan Pemerintah Daerah yang lebih tinggi tingkatannya tidak boleh diatur dan diurus lagi oleh Daerah. Dengan kata lain, urusan rumah tangga daerah dibatasi oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
Dalam sistem ini urusan-urusan yang
termasuk ke dalam urusan rumah tangga daerah boleh mengatur dan mengurus segala sesuatu yang dianggap bermanfaat bagi daerahnya sepanjang belum/ tidak diatur oleh daerah yang lebih tinggi tingkatannya.
Artinya bahwa kepentingan itu akan lebih
berhasil bila diselenggarakan oleh Pusat atau Daerah, tegasnya faktor daya guna dan hasil guna yang menjadi ukurannya.
3. TEORI URUSAN RUMAH TANGGA RIIL
Sistem ini mengambil jalan tengah diantara dua
ajaran diatas yaitu dengan atau dalam bentuk penunjukan oleh Pusat, urusan tertentu dalam Undang-Undang Pembentukan suatu Daerah, dan setiap saat jumlah urusan-urusan tersebut akan bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan kemampuan dan keadaan daerah tersebut.
penyerahan urusan atau tugas dan kewenangan
kepada daerah didasarkan pada faktor yang nyata atau riil, sesuai dnegan kebutuhan dan kemampuan yang riil dari daerah maupun Pemerintah Pusat serta pertumbuhan kehidupan masyarakat yang terjadi karena pemeberian tugas dan kewajiban serta wewenang ini didasarkan pada keadaan yang riil di dalam masyarakat
kemungkinan yang dapat ditimbulkannya ialah
bahwa tugas atau urusan yang selama ini menjadi wewenang Pemerintah Pusat dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah dengan melihat dengan melihat kemampuan dan keperluannya untuk diatur dan diurus sendiri.
Sebaliknya, tugas yang kini menjadi wewenang
daerah, pada suatu ketika, bilamana dipandang perlu dapat diserahkan kembali kepada Pemerintah Pusat atau ditarik kembali dari daerah.
Sistem ini dianut oleh Negara Republik Indonesia
semasa berlakunya UU No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 (disempurnakan) dan PenPres No. 5 tahun 1960 (disempurnakan), dan UU No. 18 tahun 1965.
SUBSTANSI HUKUM PEMERINTAHAN
DAERAH DI INDONESIA
1. ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK:
(UU NO. 28 TAHUN 1999)
KEPASTIAN HUKUM
TERTIB PENYELENGGARA NEGARA
KEPENTINGAN UMUM KETERBUKAAN PROPORSIONALITAS AKUNTABILITAS EFISIENSI EFEKTIVITAS KEADILAN
2. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (SUDAH DIJELASKAN)
3. PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN KEPALA DAERAH
Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut
Perda atau yang disebut dengan nama lain adalah Perda Provinsi dan Perda
Kabupaten/Kota. (Pasal 1 angka 25 UU NO 23 TAHUN 2014)
Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya
disebut Perkada adalah peraturan gubernur dan peraturan bupati/wali kota. . (Pasal 1 angka 26 UU NO 23 TAHUN 2014)
Sebagai daerah otonom, pemerintah daerah
provinsi, kabupaten dan kota, berwenang untuk membuat peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah, guna
menyalenggrakan urusan otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Peraturan daerah (perda) ditetapkan oleh
kepala daerah, setelah mendapat persetujuan bersama DPRD.