• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP 3 NEGERI KERTOSONO. SKRIPSI. LAILATUL KHOMARIYAH 11410017. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016.

(2) HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP 3 NEGERI KERTOSONO. SKRIPSI. Diajukan Kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.psi). Oleh LAILATUL KHOMARIYAH 11410017. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016.

(3) HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP 3 NEGERI KERTOSONO. SKRIPSI. Oleh : Lailatul Khomariyah 11410017. Telah Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing. Dr. Hj Rifa Hidayah, M. Si NIP. 19761128 200212 2 001. Mengetahui Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M.Ag NIP. 19730710 200003 1 002.

(4) SKRIPSI HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP 3 NEGERI KERTOSONO. Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal,17 juni 2016. Susunan Dewan Penguji. Dosen Pembimbing. Anggaota Penguji Lain Penguji Utama. Dr. Hj. Rifa Hidayah, M. Si NIP. 19761128 200212 2 001. Dr. Yulia Sholichatun, M. Si NIP.19700724 200501 2 003 Ketua Penguji. Endah Kurniawati, M.Psi,psikologi NIP. 19750514 200003 2 003 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi Tanggal, 17 Juni 2016. Mengesahkan Dekan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M. Ag NIP. 19730710 200003 1 002.

(5) SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama. : Lailatul Khomariyah. NIM. : 11410017. Fakultas. : Psikologi. Jurusan. : Psikologi. JudulSkripsi : Hubungan Teman sebaya tehadap Prokrastinasi akademik pada Siswa Kelas VIII Di SMP 3 Negeri Kertosono Menyatakan bahwa skripsi tersebut adalah karya saya sendiri dan bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademik.. Malang, 31Mei 2016 Peneliti. Lailatul Khomariyah 11410017.

(6) MOTTO. .  ”dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah: 2).

(7) HALAMAN PERSEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahim.ucapan tanpa batas untuk yang maha kuasa, allah SWT atas setiap nafasku dan keberkahan-nya. Sholawat serta salam bagi junjunganku, nabi muhammad SAW atas keteladannya.Terima kasih kepada bapak dan ibukku,Bero dan. Mamik. Tumaiyaroh atas kasih sayang dan doa tulus yang tak pernah putus. Terima kasih atas pejuangan yang kau berikan bapak dan ibu. Kau lah sosok hebat yang aku miliki. Alhamdullih impian terwujudkan anakmu telah meraih gelar sarjana ini. Kepada kakakku Nia Dewi Masrukah terima kasih telah mengajariku banyak pelajaran berharga untuk bertahan dalam kondisi apapun, terima kasih telah menjadi panutan terbaik, dan menjadi tempat berbagi dan tempat semangat aku untuk berjuang.terima kasih juga buat keponakanku Mohammad Alifian Alfathoni, Mohammad Bahrudin Affandi dan Iqbal Maulana Akbar buat segala kelucuan yang kau torehkan sehingga membuatku semangat menjalani hidup ini. Kepada ibu Dr.Hj Rifa Hidayah, M.Si dosen pembimbing skipsiku sekaligus ibu terbaik selama di malang, yang selalu mengajaiku banyak ilmu dan memberiku semangat ketika anaknya mulai putus asa. Buat psikologi angkatan 2011 terima kasih telah mewarnaiku dan membinaku dalam tempat terbaik. Terimakasihku pada keluarga besar SMP 3 Negeri Kertosono, teruntuk kepada Drs. Sumadi, M.M selaku kepala SMP 3 Kertosono, bapak Didik, b Evi, bu Titik, bu Nanik. Terimakasih telah memberikan kesempatan sekaligus kepercayaan untuk melakukan penelitian di SMP 3 Negeri Kertosono, mendampingi selama proses penelitian, dan menemani menyebarkan angket. Untuk adek-adekku siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono, terimakasih yang tak terhingga telah bersedia mengisi angket penelitian, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah..

(8) KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul’’ hubungan konformitas teman sebaya tehadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono.’’Yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) di fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Penulis menyandari bahwa terselesainya skrpsi ini tidak telepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada : 1. Prof.Dr .Mudjia Rahardjo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Bapak Dr. H. M.Lutfi Mustofa, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Ibu Dr.Hj. Rifa Hidayah,M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulisan Skripsi yang selalu membeikan bimbingan yang sistematis, kongkret, dan progres. 4. Bapak Dr.A Khudori Soleh, M.Ag., selaku dosen wali. Terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan,dan terima kasih telah menjadi orang tua kedua bagi penulis selama masa perkuliahan. 5. Segenap staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, untuk seluruh ilmu bermanfaat yang telah diberikan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh staff Tata Usaha dan perpustakaan, terima kasih atas fasilitas dan pelayanan yang telah diberikan selama proses pembuatan skripsi. 7. Bapak Bero and Ibu Mamik Tumaiyaroh, terima kasih atas jasa dan kebahagian yang telah diberikan kepada saya sampai saya bangkit untuk meraih kesuksesan. 8. Kakak Nia Dewi Masrukah dan ketiga keponakan Fian, Fandi, dan Iqbal yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan, support dan kelucuan dan mewarnai kehidupanku. 9. Sahabat terbaikku: Tia, Asyiah, Tisa, Sarah, Naila, Ziya, Umik Nada, Leli, Husna, Shofi, Ghani, Didi, Arif, Ummu, Mbak Virlli, Mb Hikmah, Isma, Embok Siti untuk kenangan yang indah dan menggelikan saat bersama. 10. Sahabatku semua di psikologi 2011, terima kasih untuk pengalaman dan kenangan terbaik selama 4 bulan berjuang. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dai sempurna. Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, kemampuan lain yang ada pada diri.

(9) penulis pada saat penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu krritik dan saran sangat diharapkan demii kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, bagi almamater, dan bagi ilmu pengetahui psikologi. Malang,03 juni 2016 Penulis,. Lailatul Khomariyah 11410017.

(10) DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................................... i Halaman Persetujuan .......................................................................................................... ii Surat Pernyataan ................................................................................................................. iii Halaman Persembahan ........................................................................................................ iv Halaman Motto ................................................................................................................... v Kata Pengantar .................................................................................................................... vi Daftar Isi ............................................................................................................................. viii Daftar Tabel ........................................................................................................................ x Daftar Gambar .................................................................................................................... xi Daftar Lampiran .................................................................................................................. xii Abstrak ................................................................................................................................ xiv Abstract ............................................................................................................................... xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9 BAB II : LANDASAN TEORI A.. Konformitas 1. Pengertian Konformitas ............................................................................. 11 2. Aspek-aspek Konformitas .......................................................................... 13 3. Ciri –Ciri Konformitas ............................................................................... 17 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas ....................................... 18 5. Pandangan Islam tentang Konformitas ...................................................... 21 6. Hubungan konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi.................... 23.

(11) B.. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi ............................................................................ 25 2. Aspek-aspek Prokrastinasi ......................................................................... 29 3. Jenis-jenis Prokrastinasi ............................................................................ 31 4. Ciri-ciri Prokrastinasi ................................................................................ 32 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi ...................................... 35 6. Pandangan Islam tentang Prokrastinasi .................................................... 38 7. Hubungan Prokrastinasi akademik dengan Konformitas .......................... 41. C.. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 42. D.. Hipotesis .................................................................................................... 42 BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 44 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 44 C. Definisi Operasional .................................................................................. 45 D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................................... 46 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 49 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 53 G. Metode Analisis Data ................................................................................. 61 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian ........................................................................ 63 1. Sejarah Berdirinya SMPN 3 Kertosono ......................................... 63 2. Visi dan Misi SMPN 3 Kertosono ................................................. 64 3. Gambaran Umum Subjek Penelitian .............................................. 66 B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 66 C. Hasil Uji Analisis ...................................................................................... 67.

(12) 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 67 2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 69 3. Hipotesis......................................................................................... 81 D. Pembahasan ............................................................................................... 83 1. Konformitas teman sebaya dengan Prokrastinasi akademik ............... 83 2. Prokrastinasi akademik dengan konformitas teman sebaya ................ 85 3. Hubungan konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi ............... 88 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 92 B. Saran..................................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.

(13) DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran.............................................................................. 42 Tabel 3.1 Respon Pilihan Skala Konformitas teman sebaya dengan Prokrastinasi ............ 51 Tabel 3.2 Blue Print Skala Konformitas ............................................................................. 52 Tabel 3.3 Blue Print Skala Prokrastinasi ............................................................................ 53 Tabel 3.4 Hasil Kedua Skala Uji Reliabilitas ..................................................................... 57 Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................................................ 66 Tabel 4.2 Sebaran Aitem Valid Konformitas ..................................................................... 67 Tabel 4.3Sebaran Aitem Valid Prokrastinasi ...................................................................... 68 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas........................................................................................... 68 Tabel 4.5 Reliability Statistics ............................................................................................ 69 Tabel 4.6Reliability Statistics ............................................................................................. 69 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 70 Tabel 4.8 Hasil Tets of Normality ...................................................................................... 71 Tabel 4.9 Rumus Analisis Mean ......................................................................................... 73 Tabel 4.10 Rumus kategorisasi Konformitas ...................................................................... 74 Tabel 4.11Kategorisasi Konformitas dengan Prokrastinasi ................................................ 74 Tabel 4.12 Prosentase Konformitas dengan Prokrastinasi .................................................. 75 Tabel 4.13 Rumus Analisis Mean ....................................................................................... 77 Tabel 4.14 Rumus kategorisasi Prokrastinasi ..................................................................... 78 Tabel 4.15 Kategorisasi Prokrastinasi dengan Konformitas ............................................... 78 Tabel 4.16 Prosentase Prokrastinasi dengan Konformitas .................................................. 79 Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi ............................................................................................. 80 Tabel 4.18 Koefisien Korelasi ............................................................................................ 82.

(14) DAFTAR LAMPIRAN. Halaman. Lampiran 1 Hasil Skoring Konformitas Teman Sebaya ..................................................... 98 Lampiran 2 Hasil Skoring Prokrastinasi akademik ............................................................ 104 Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Skala konformitas ........................................... 104 Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Skala prokrastinasi ........................................... 114.

(15) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Lampiran 6 Hasil test of Normalita Lampiran 7 Hasil Korelasi Lampiran 8 Data Siswa SMPN 3 Kertosono Lampiran 9 Struktur Dewan Guru Lampiran 10 Profil Sekolah SMPN 3 Kertosono Lampiran 11 Surat izin Penelitian Skripsi Lampiran 12 Surat Keterangan Sekolah SMPN 3 Kertosono Lampiran 13 bukti Konsultasi Lampiran 14 Skala Konformitas dan Prokrastinasi Lampiran 15 Hasil Skoring Konformitas Lampiran 16 Hasil Skoring Prokrastinasi.

(16) ABSTRAK Lailatul Khomariyah. 2016. SKRIPSI. Judul “Hubungan Konfomitas Teman Sebaya Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas VIII Di SMP 3 Negeri Kertosono” Pembimbing : Dr. Hj. Rifa Hidayah, M.Si Kata Kunci : Konformitas Teman Sebaya, Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Penelitian ini bertujuan untuk menetahui hubungan konformitas teman sebaya tehadap prokastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Tahun Ajaran 20115-2016 dengan sampel penelitian sebanyak 84 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilankorelasiproduct moment karl. Pengambilan data menggunakandua data skala, yaituskalaadaptasi yang disusunolehClaidinidan Gold Stein (2009) danskalaprokrastinasi yang disusunoleh Ferrari J,R (2009) yang masing-masing tediri dari 30 aitem. Metode analisis yang digunakan adalah analisis product moment Kart Person. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: pada variabel konformitas menghasilkan 67 konformitas memiliki tingkat konforrmitas yang sedang, 17 konformitas memiliki tingkat konformitas rendah.sedangkan variabel prokrastinasi menghasilkan 64 memiliki perilaku prokrastinasi rendah, 20 prokrastinasi memiliki perilaku prokrastinasi rendah di Smp 3 Negeri Kertosono. Hasil analisis data menunjukkan F= 0,524 dengan p= 0,476 (P> 0,05) tidak dapat hubungan antara konformitas dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII Smp 3 Negeri Kertosono. Sumbangan efektif variabel konformitas terhadap prokrastinasi akademik ditunjukkan dengan koefisien determinan R2= 0,02 atau sebesar 0,2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penelitian konformitas sebesar 0,2% ditentukan oleh prokrastinasi, sedangkan sisanya sebesar 352,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain..

(17) ABSTRACT LailatulKhomariyah, 2016. Relationship Between coeval ConformityTo Academic Procrastination Of 8th Grade Students At SMP 3 Negeri Kertosono. Advisor. : Dr.HjRifaHidayah, M.Si. keyword. : Coeval Conformity,Academic ProcrastinationTo 8 Th Grade Students. This research is meant to understand the relationship between coeval conformity toacademic procrastination of 8th grade students at SMP 3 Negeri Kertosono. Subjects of the research are 8th grade students year 2015-2016 with 84 samples. The research uses quantitative method with product moment karltechnique as colleration taking method. Data collection uses two scale data; adapt scale arranged by Claidinidan Gold Stein (2009) and procrastination scale arranged by Ferrari J,R (2009) which respectively consist of 30 items. Kart Person moment product is used as analitical method. Based on the research, the finding shows that: conformity variable produces 67 conformity whis is medium conformity level, 17 conformity has low conformity level, while procrastination variable produces 64 has high procrastination behaviour, 20 procrastination has low procrastination behaviour at Smp 3 NegeriKertosono. The finding of data analysis shows F= 0,524 with p= 0,476 (P> 0,05) has no relationship between conformity to academic procrastination of 8th grade students at Smp 3 NegeriKertosono. Conformity variable effective contribution to academic procrastination is shown with determinant coeficient R2= 0,02 or 0,2%. Those finding shows that 0,2% conformity research is determined by procrastination while the rest of it 352,4% is described by other factors..

(18)

(19) BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi suatu bangsa untuk menunjukan kualitas, identitas serta kemajuan bangsa itu sendiri. Pendidikan pada umumnya dapat dilakukan secara formal maupun informal. Salah satu cara formal untuk mendapatkan pendidikan yaitu melalui sekolah. Sekolah merupakan lingkungan kedua sebagai tempat untuk membina dan membimbing anak selain dirumah. Individu dapat menerima pengalaman baru serta dapat mengembangkan berbagai aspek yang dimiliki untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat di sekolah. Sekolah merupakan kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi oleh setiap individu (Gunarsa, 2003). Pendidikan pada umumnya dapat diberikan sedini mungkin, karena pada usia anak terdapat masa-masa emas perkembangan anak. Pendidikan sejak dini telah diterapkan di berbagai belahan dunia, salah satunya di Indonesia. (Gunarsa, 2003) pendidikan sejak dini dan program wajib belajar Sembilan tahun telah menjadi program pemerintah Indonesia untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekualitas. Dalam menempuh upaya pendidikan untuk dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik tidak selamanya terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa SMP Negeri 3 Kertosono kadang menghadapi berbagai hambatan dalam menempuh proses pendidikan. Hambatan seseorang dalam mencapai kesuksesan dalam bidang akademik sangat bervariasi dan komplek. Salah satu hambatan yang dapat muncul dalam bidang akademik ialah seperti kesulitan konsentrasi, kurangnya percaya diri dan kejenuhan, sehingga dapat berujung pada keputusan untuk menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah..

(20) Menurut Sarwono (2009) pengaruh sosial dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap perilaku individu tersebut dapat mengikuti aturan yang ada dilingkungan sosial. Lingkungan sosial bukannya hanya hal positif saja. Akan tetapi individu juga terpengaruh oleh lingkungan sosial untuk melakukan perilaku negatif seperti konformitas pada perilaku tawuran. Kasus yang diambil dari kompas 02 februari 2013, fenomena yang ada diIndonesia gara-gara rebutan seorang cowok puluhan pelajar SMAN Lurasik kecamatan Biboki Utara, kabupaten Timur Tengah Utara (TTU),Nusa Tenggara Timur, terlibat tawuran. Tindakan tidak terpuji ini terjadinya sesuai jam les sore. maka dari itu tindakan yang kurang menyenangkan tidak patut untuk ditiru oleh siswa lain. Menurut Cialdini &Gold Stein (Sears, dkk, 2009) konformitas adalah terkendalian untuk mengubah keyakinan atau perilaku yang ada dalam diri seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain. konformitas terhadap teman sebaya mengandung keinginan untuk terlibat dalam dunia kelompok sebaya seperti berpakaian sama dengan teman, dan menghabiskan sebagian waktunya untuk bersama anggota kelompoknya. Menurut Sears, dkk (2009) apabila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena orang lain juga menampilkan perilaku tersebut disebut konformitas. Perilaku konformitas dapat membuat siswa melakukan hal yangmenyimpang sulit menemukan identitas dirinya, dan menggantungkan dirinya pada orang lain. Hal tersebut akan menghambat siswa mencapai perkembangan secara optimal. Menurut Joyce (2010) konformitas dapat mengakibatkan remaja terpengaruh untuk melakukan perilaku negatif seperti merokok, minum-minuman keras dan melakukan kekerasan.semua itu dilakukan agar diterima dalam suatu kolompok. Selain itu konformitas juga terpengaruh pada identitas diri seseorang dan mengakibatkan.

(21) seseorang sulit untuk mendefinisikan dirinya karena semua hal yang dilakukan untuk mengikuti hal-hal yang sedang tren atau mengikuti zaman sekarang. Menurut Myers (2005) mengungkapkan bahwa konformitas pada kelompok mampumembuat individu berperilaku sesuai dengan keinginan kelompok dan membuatindividu melakukan sesuatu entah itu baik ataupun buruk yang berada di luarkeinginan induvidu tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasidisekolah SMPN 3 Kertosonoyang diperoleh banyak siswa kelas VIII banyak yang menunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, maupun menunda belajar dengan melakukan aktivitas yang tidak terlalu penting. Seperti kumpul bersama dengan teman- teman bermain kartu. Tidak masuk sekolah bersama teman- temannya. dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi perilaku prokrastinasi akademik pada siswa salah satunya solidaritas kelompok, apabila dalam suatu kelompok siswa telah melakukan kegiatan prokrastinsai maka individu siswa merasa harus melakukannya juga. Menurut Shaw (dalam Gina, 2006) untuk dapat diterima dan bergabung menjadi anggota kelompok sebaya, seorang siswa harus bisa menjalankan peran dan tingkah laku sesuai dengan harapan dan tuntutan kelompok sebaya.Siswa yang sudah duduk di bangku SMP, pada umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan di sekolah (Sarwono, 2006). Siswa yang mengikuti apa yang diinginkan suatu kelompok hanya ingin mendapat suatu pengakuan dari kelompok tersebut. Ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibanyangkan oleh mereka disebut Konformias (Santrock, 2007). Keinginan siswa yang ingin diterima oleh kelompoknya akan membuat siswa melakukan apa saja dan dapat membuat siswa bersikap konformitas agar diterima oleh.

(22) kelompoknya. Bila siswa sudah terikat dalam suatu kelompok pertemanan, biasanya siswa akan selalu mengikuti apa yang diinginkan dalam kelompok tersebut (Santrock, 2007). Brown (2006) menyebutkan Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Seseorang melakukan Konformitas karena kecenderungan untuk bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi dan agar terhindar dari penolakan atau agar disukai oleh orang lain (Baron dan Barney, 2005).Tidak jarang siswa baru melengkapi catatan atau mengerjakan tugas secara mendadak perilaku menunda- nunda atau menghindari tugas dan membiarkannya. hingga waktu yang akan datang serta memiliki untuk melakukan hal kegiatan berprioritas rendah disebut prokastinasi.Hasil pengamatan dalam kehidupan sehari-hari banyak individu yang cenderung menunda-nunda pekerjaan mereka. Maka dari itu penundaan ini biasanya disebut dengan istilah „‟prokrastinasi‟‟. Prokrastinasi berasal dari bahasa latin dengan awalan „‟pro‟‟ yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran „‟crastinus‟‟ yang berarti keputusan hari esok, jikadigabungkan menjadi „‟menunda sampai hari berikutnya.‟‟ Hasil penelitian yang dilakukan diluar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi akedemik merupakan salah satu masalah yang menimpa sebagian besar pelajar secara luas (Setiawan, 2008). Individu yang mengalami prokrastinasi akan selalu mengatakan bahwa besok saja akan menyelesaikan tugas tersebut, tetapi ketika keesokan hari kembali mengulang kebiasaan tersebut dengan mengatakan nanti saja. Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesesuatu sesuai batas waktu yang telah ditentukan sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, sehingga prokrastinasi merupakan salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan.

(23) waktu dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai sesuatu ketika menhadapi tugas-tugas tersebut. Menurut Steel ( Gunawinata, dkk.2008) prokrastinasi bukan saja komponen dari menunda, tetapi juga menunda tugas-tugas yang terjadwal, yang prioritas atau yang penting untuk dilakukan. Seseorang akan menunda tugas dengan prioritas tinggi jika tersedia perilaku lain yang memberikan reward dengan segera dan kerugian yang rendah. Steel( Gunawinata, dkk. 2008) juga menuliskan definisi prokrastinasi sebagai‘’ To voluntarily delay an intended course of action despite expecting to be worse- off for the delay’’. Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda secara suka rela terhadap pekerjaan yang sudah terjadwal dan penting untuk dilakukan sehingga menimbulkan konsekuensi secara emosional, fisik dan akademik. Beberapa tahun terakhir banyak penelitian telah dilakukan yang menunjukkan bahwa prokrastinasi adalah masalah yang lebih umum terjadi di dunia akademis. (Ellis&Knaus, dalam Gunawinata, dkk.2008). Menurut Ferrari (Ghufron, 2011) prokrastinasi adalah suatu pola perilaku atau (kebiasaan) yang mengarah kepadapenundaan yang dilakukan merupakan respon yang menetap pada seseorang dalam menghadapi tugas dan kebiasaan yang disertai dengan keyakinan yang irrasional. Adapun prokrastinasi akademik juga banyak berakibat negatif, dengan melakukan penundaan banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Tugas menjadi terbengkalai, bahwa bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal. Jika pada tingkat sekolah seseorang sudah melakukan prokrastinasi akademik, diamsumsikan ketika jenjang yang lebih tinggi tingkat prokrastinasi akademik, dapat diasumsikan ketika jenjang yang lebih tinggi tingkat prokrastinasi akademiknya pada remaja merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian..

(24) Menurut wulandari (2006) menyatakan bahwa banyak remaja yang menunda untuk mengerjakan pekerjaan rumah, maupun menunda belajar untuk menghadapi ulangan, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting bagimereka. Masalah prokrastinasi atau penundaan waktu sebenarnya adalah hal yang manusiawi namun merupakan masalah yang serius (Triex,2008). Menurut Triex, (2008) yang bersifat pokrastinasi ditentukan oleh tekanan dari luar yang dapat mempengaruhi diri individu tersebut, maka tekanan dari luar itu berupa penilaian sosial dari lingkungan sekitar, semakin kuat tekanan yang ada, maka sifat prokrastinasi akan semakin menurun, akan tetapi setiap individu sebenarnya memiliki cara yang berbeda untuk merespon pada setiap situasi. Tekanan yang ada menjadi bersifat relatif, berbeda-beda pada masin-masing individu. Selain itu, menurut Lestaringsih (2007) dukungan sosial juga mempengaruhi prokrastinasi akademik pada siswa, dengan adanya dukungan sosial sangat efektif membantu individu khususnya siswa untuk menyelesaikan tugas sekolah yan diberikan oleh gurunya. Manakalah individu memperoleh dukungan sosial berupa perhatian emosional, ia akan lebih mempunyai kemantangan diri yang baik serta memiliki setiap yang dapat menerima kenyataan, dapat menembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Dalam bentuk adanya dukungan sosial adalah kesenangan, bantuan, yang diterima seseorang melalui hubungan formal dan informal dengan yang lain atau kelompok Menurut (Gibson,1996) bahwa dukungan sosial adanya orang lain yang dapat kita percayai, orang yang kita ketahui bahwa mereka peduli,dan menghargai. Penyebab prokrastinasi lainnya menurut,Williams, dkk (2008) disebabkan karena siswa tidak mengerti instruksi dari tugas yang diberikan, siswa tidak yakin dimana.

(25) memulai dan bagaimana cara menyelesaikan tugasnya dengan baik. Alasan lain untuk melakukan prokrastinasi adalah adanya penolakan diri, emosi yang tidak pada tempatnya, dimana perasaan ini tidak berdasar pada sekolah, dan lebih banyak menimbulkan masalah dalam tugas sekolah dan lainnya. Prokrastinasi terlihat sebagai coping untuk mengatur akademik stress dan akan berdampak negatif pada diri individu tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berberjudul „’Hubungan Konformitas Negatif Teman Sebaya Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 3 Kertosono. Adanya konformitas dimaksud peranan untuk melakukan tindakan,untuk tidak mengikuti perilaku teman sebaya akan tetapi individu tersebut harus menpunyai pendirian yang kukuh tanpa mengikuti teman tersebut maka dari itu perlu adanya waktu untuk tidak mengikuti perilaku teman sebaya dan tidak melakukan menunda pekerjaan yang diberikan oleh gurunya harus dikerjakan dengan tepat waktu tanpa menunggu deadline yang telah dibuat oleh individu tersebut.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat konformitas teman sebaya pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono? 3. Apakah terdapat hubungan antara konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono?.

(26) C. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberi jawaban dari hal yang menjadi fokus permasalahan sejak awal sebagaimana dipertanyakan dalam rumusan masalah, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui tingkat konformitas pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono. 2. Untuk mengetahui tingkat prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono. 3. Untuk mengetahui hubungan antara konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono.. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan, dalam bidang psikologi pendidikan, Sosial maupun perkembangan serta dapat bermanfaat untuk penembangan kajian ilmu psikologi karena menyangkut permasalahan dalam masa remaja saat memasukki fase selanjutnya secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: a. Penelitian ini dapat dipakai informasi tambahan bagi penelitian sejenis dalam bidang psikologi sosial maupun perkembangan. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan kebijakan dalam hal pembinaan disekolah serta dapat digunakan sebagai antisipasi untuk meningkatkan kasus konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi akademik..

(27) c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran yang jelas tentang hubungan konformitas teman sebaya terhadap prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono sehingga dapat bermanfaat bagi siswa-siswi yang hendak melakukan konformitas maupun prokrastinasi..

(28) BAB II KAJIAN TEORI A. Konformitas teman sebaya 1. Pengertian konformitas Manusia mencoba untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Cara termudah adalah melakukan tindakan sesuai dan diterima secara sosial. Melakukan tindakan yang sesuai dengan norma sosial dan psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2009). Menurut Cialdini& Gold Stein (Sears,dkk, 2009) konformitas adalah tekanan untuk mengubah keyakinan seseorang yang dapat mengetahui perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain contohnya dari perilaku konformitas yaitu remaja lebih suka menggunakan baju orang lain dalam kelompok sosial, karena mengikuti tren atau busan yang terbaru. Menurut Wall, dkk (Santrock, 2002) menyatakan bahwa dengan tekanan teman sebaya konformitas dapat bersifat dapat diukur dari sikap dan perilaku seseorang yang tak dapat diketahui dari sifat positif maupun negatif.dari bentuk konformitas negatif adalah menggunakan bahasa seperti mencuri, mengolok-olok. Sedangkan bentuk konformitas positif yaitu konformitas yang dilakukan berdasarkan keinginan untuk terlihat dalam dunia teman sebayanya,seperti berpakaian seperti teman-temannya dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggota lainnya. Konformitas tidak hanya sekedar tindakan sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang lain tetapi juga berarti dipengaruhi oleh bagaimana perubahan.

(29) perilaku dan kepercayaan seseorang yang dapat akan mengakibatkan dari tekanan kelompok tersebut. Menurut Santrock (2007) menjelaskan bahwa teman sebaya atau pers adalah tingkah laku anak-anak atau remaja memiliki usia atau tingkat kemantangan sesorang yang kurang lebih lama sama. Konformitas terhadap teman sebaya mengandung keinginan untuk terlibat dalam dunia kelompok teman sebaya akan tetapi lebih untuk menghabiskan waktu dengan teman-temanya dan untuk kepentingan kemanusiaan. Menurut Sears, dkk. (2009) berpendapat bahwa bila seseorang yang menampilkan perilaku tertentu, disebut konformitas. Konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu hal yang penling banyak terjadi pada masa remaja. Agar remaja dapat diterima dalam kelompok acuan maka penampilan fisik merupakan potensi yang dimanfaatkan untuk memperoleh hasil yang menyenangkan yaitu merasa terlihat menarik atau merasa mudah berteman Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konformitas teman sebaya merupakan perilaku atau sikap yang diikuti oleh individu dikarenakan individu tersebut berusaha untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dalam kelompoknya, dengan alasan karena individu tersebut ingin diterima dalam kelompok tersebut. 2. Aspek-aspek konformitas Menurut David‟Sears, dkk.(1999) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai dengan adanya tiga hal yang dapat menyebabkan konformitas menjadi berdampak baik (positif) ataupun buruk (negatif) adalah sebagai berikut: a. Kekompakan.

(30) Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta semakin besar kesetiaan siswa, maka akan semakin kompak keompok tersebut dan konformitas akan menjadi tinggi. Kekompakan dipengaruhi oleh hal-hal dibawah ini: 1) Penyesuaian Diri Kekompakan yang tinggi menimbulkan tingkat konformitas yang semakin tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok lain, akan semakin menyenangkan bagi orang lain untuk mengakui orang tersebut dalam kelompok, dan semakin menyakitkan bila orang lain mencela. Kemungkinan untuk menyesuaikan diri akan semakin besar bila seseorang mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi angggota sebuah kelompok tertentu. 2) Perhatian terhadap kelompok Peningkatan konformitas terjadi karena anggotanya enggan disebut sebagai orang yang menyimpan. Penyimpangan menimbulkan resiko ditolak. Orang yang terlalu sering menyimpang pada saat. yang penting diperlukan, tidak. menyenangkan, dan bahkan bisa dikeluarkan dari kelompok. Semakin tinggi perhatian seseorang dalam kelompok semakin serius tingkat rasa takutnya terhadap penolakan, dan semakin kecil kemungkinan untuk tidak menyetujui kelompok..

(31) b. Kesepakatan Pendapat kelompok acuan yang sudah disebut dimiliki tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kolompok. Kesepakatan dipengaruhi hal-hal dibahwa ini: 1) Kepercayaan Penurunan melakukan konformitas yang drastis karena hancurnya kesepakatan disebabkan oleh faktor kepercayaan. Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan menurun bila terjadi perbedaan pendapat, meskipun orang yang berbeda pendapat itu sebenarnya kurang ahli bila dibandingkan anggota lain yang membentuk mayoritas. Bila seseorang sudah tidak mempunyai kepercayaan terhadap pendapat kelompok, maka hal ini dapat mengurangi ketergantungan individu terhadap kelompok sebagai sebuah kesepakatan. 2) Persamaan pendapat Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja tidak sependapat dengan anggota kelompok yang lain maka konformitas akan turun. Kehadiran orang yang tidak sependapat tersebut menunjukkan terjadinya. perbedaan yang dapat. berakibat pada berkurangnya kesepakatan kelompok. Jadi, dengan persamaan pendapat antar anggota kelompok maka konformitas akan semakin tinggi. 3) Penyimpangan terhadap pendapat kelompok Bila orang mempunyai pendapat yang berbeda dengan orang lain, maka akan dikucilkan dan dipandang sebagai orang yang menyimpang, baik dalam pandangannya sendiri maupun dalam pandangan orang lain. orang yang.

(32) menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan yang merupakan aspek penting dalam melakukan konformitas. c. Ketaatan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak mengiginkannya.Bila ketaatannya tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan dipengaruhi oleh hal-hal dibawah ini : 1) Tekanan karena Ganjaran, Ancaman, atau Hukuman Salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah dengan meningkatkan tenanan individu untuk menampilkan perilaku yang diinginkan melalui ganjaran, ancaman, atay hukuman karena akan menimbulkan ketaatan yang semakin besar. Semua itu merupakan insentif pokok untuk mengubah perilaku seseorng. 2) Harapan orang lain Seseorang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena orang lain tersebut mengharapkannya. Dan ini akan mudah dilihat bila permintaan diajukan secara langsung. Harapan-harapan orang lain dapat menimbulkan ketaatan, bahwa meskipun harapan itu bersifat implisit. Salah satu cara untuk memaksimalkan ketaatan adalah dengan menempatkan individu dalam situasi yang terkendali, dimana segala sesuatunya diatur sedemikian rupa sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang hampir tidak mungkin timbul. Berdasarkan paparan menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam penelitian ini menggunakan aspek dari Sears dkk (1999) yang terdiri dari tiga aspek yaitu kekompakan, kesempatan dan ketaatan adalah aspek yang.

(33) terfokus pada konflik yang terjadi pada kekompakan individu maka dari itu dapat dikembangkan secara pasif maupun positif. 3. Ciri- Ciri Konformitas Teman Sebaya Menurut Sarwono (1989 :182) terdapat enam ciri- ciri Konformitas yaitu: a. Besarnya kelompok, kelompok yang kecil lebih memungkinkan melakukan konformitas dari pada kelompok yang lebih besar b. Pilihan suara yang lebih mudah mempertahankan pendapat jika banyak kawanya. c. Terpaduan, semakin besar maka akan semakin tinggi keinginan individu untuk melakukan konformitas terhadap kelompok. d. Tanggapan umun perilaku yang lebih unggul atau lebih terbuka sangat dapat di dengar atau dilihat secara umum lebih mendorong kekonformitas dari pada perilaku yang dapat didengar atau dilihat oleh orang-orang tertentu. e. Komitmen umum, konformitas akan lebih mudah terjadi pada orang yang tidak mempunyai apa-apa f. Status Bila status individu dalam kelompok tidak ada maka individu akan melakukan konformitas agar dirinya dapat memperoleh status sesuai dengan harapannya. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dapat dilihat adanya ciri-ciri konformitas yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut untuk mengiginkan jati diri lebih unggul dari pada teman sebayanya maka dari ituuntunk mengetahui adanya ciri-ciri konformitas dapat dilihat oleh orang-orang yang terdekat atau orang tertantu..

(34) 4. Faktor –faktor yang mempengaruhi konformitas Menurut Sears, dkk,(1999) Mengemukakan bahwa orang yang menyesuaikan diri mempunyai alasan yang kuat. Demikian juga dengan orang melakukan konformitas juga akan berdampak negatif maupun positif. Hal-hal yang mempengaruhi adanya konformitas yaitu: a. Kurangnya informasi. Maka dari itu orang lain merupakan sumber informasi yang penting, sering kali orang lain mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh orang dengan melakukan apa orang lain lakukan tanpa akan manfaat dari pengetahuan orang lain. b. Kepercayaan terhadap kelompok. Dalam kondisi individu mempunyai suatu pandangan dan kemudian menyadari bahwa kelompoknya menganut pandangan yang bertentangan. Maka semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan dirinya dengan kelompok. Maka semakin tinggi keahlian anggota dalam kelompok tersebut dalam hubungannya dengan individu, semakin tinggi tingkat kepercayaan dan penghargaan individu dengan anggota kelompoknya. c. kepercayaan diri yang lemah. Maka salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri yang tinggi, maka konformitas adalah suatu tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi pada kelompok. Semakin lemah tingkat kepercayaan diri maka sebalinya rasa kepercayaan akan lemah ketika anggota kelompok tidak sesuai pendapat dari kelompoknya..

(35) d. Rasa takut terhadap celaan sosial. Dalam celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan untuk persetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya. e. Rasa takut terhadap penyimpangan Rasa takut dipandang sebagai orang yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial. Individu tidak mau dilihat sebagai orang lain maka individu tidak ingin tampak seperti orang lain. maka individu ingin agar kelompok tempat berada yang disukai maka memperlakukan dengan baik dan bersedia menerima individu tersebut. f. Kekompakan kelompok Konformitas juga dipenaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Maka kelompoknya yang tinggi dapat menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. g. Kesepakatan kelompok Orang yang diharapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Namun, bila kelompoknya. tidak. bersatu. akan. tampak. adanya. penurunan. tingkat. konformitasnya. h. Ukuran kelompok Konformitas akan meninkat bila ukuran atau mayoritas yang sependapat juga meningkat, setidak-tidaknya sampai tingkat tertentu. Namun berdasarkan penelitian.

(36) yang dilakukan oleh Wilder (1977) disimpulkan bahwa pengaruh ukuran kelompok terhadap tingkat konformitas tidak terlalu tinggi, maka melainkan jumlah pendapat ketika lepas dari kelompoknya (independent opinion) dari kelompok yang berbeda atau dari individu merupakan pengaruh utama. i. Keterikatan pada penilaian bebas Seseorang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan dirinya terhadap penilaian kelompok yang berlainan. Atau dengan kata lain keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. j. Keterikatan terhadap Non konformitas Seseorang yang karena satu dan hal yang lain, tidak menyesuaikan dengan dirinya pada percobaan awal cenderung terikat pada perilaku konformitas ini. Maka orang yang sejak awal dapat menyesuaikan diri akan tetap terikat pada perilaku tersebut. Berdasarkan paparan diatas dapat diuraikan bahwa adanya faktor konformitas dapat diketahui adanya terbentuknya perilaku yaitu kurangnya informasi dengan anggota kelompoknya maka rasa kepercayaan terhadap kelompok kurang untuk menunjukkan jati dirinya. Ketika rasa kepercayaan dirinya lemah maka anggota kelompoknya semakin rasa takutnya terhadap individu dicelaan dianggota kelompoknya dan untuk menghindari celaan tersebut. 5. Pandangan Islam tentang konformitas teman sebaya Konformitas dalam artianya ikut-ikutan atau yang disebut dengan konformitas sama dengan orang yang tidak mempunyai pendirian dan hal tersebut bisa dikatakan.

(37) dengan orang munafik. Di antara tanda- tanda lain kemunafikan ialah bahwa seorang munafik tidak memiliki satu kepribadian dan identitas yang kokoh dan mandiri. Di lingkungan manapun ia akan menyesuaikan diri dengan warna lingkungan tersebut. Ketika ia berada di kalangan orang-orang Mukmin maka ia menunjukkan keimanan dan kebersamaan. Dan ketika ia berada di lingkungan musuh- musuh agama dan umat serta memimpin Islam, maka ia pun akan bersatu suara dengan mereka dan berbicara tentang hal-hal yang anti orang-orang beriman. Untuk menarik perhatian mereka ia pun menertawakan serta melehcehkan kaum mukmin. Surat Al Baqoroh ayat 14.. . Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata : "Kami telah beriman". dan apabila mereka telah bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka berkata :"Sesungguhnya Kami adalah (tetap) bersama kamu, kami ini hanyalah mengolok-olokkan mereka itu.’’( Depag, 2005 :3).. Ayat-ayat ini juga memperingatkan kita agar jangan sampai tertipu oleh sikap lahir seseorang. Siapapun yang mengaku sebagai orang yang beriman, janganlah kita menerimanya begitu saja dan memperlakukannya sebagai seorang mukmin. Akan tetapi hendaknya kita lihat terlebih dahulu dengan siapa ia bergaul dan siapa temanteman dekatnya. Adalah hal yang tak dapat diterima, bahwa seseorang yang beriman tetapi ia juga bersahabat baik dengan musuh-musuh agamnya. Iman tak dapat bercampur dengan sikap bersahabat dan berdamai dengan musuh-musuh agamnya. Dalam ayat tersebut mengungkap 3 poin pelajaran yang dapat dipetik yaitu:.

(38) 1. Setan, tidak terbatas pada setan yang merupakan makhluk halus. Manusia pun dapat menjadi penyebab tersesatnya orang lain dapat disebut sebagai setan. Untuk itu kita harus menjauhkan diri dari manusia yang seperti itu. 2. Rencana rahasia, pertemuan pertemanan secara sembunyi-sembunyi anti pemerintahan Islam, menunjukkan tidak adanya munafikin yang selalu menghina dan melehcehkan ahli iman. Mereka manusia yang tak memiliki mental yang kuat atau lurus. 3. Munaikin adalah kaki tangan musuh yang ada di dalam masyarakat. Di depan musuh, mereka mengatakan inna ma’akum,sesungguhnya kami bersama kalian, bukan bersama orang-orang mukmin. 6. Hubungan Konformitas Teman Sebaya DenganProkrastinasi Akademik Menurut Wall, dkk (Santrock, 2002) menyatakan bahwa dengan tekanan teman sebaya konformitas dapat bersifat dapat diukur dari sikap dan perilaku seseorang yang tak dapat diketahui dari sifat positif maupun negatif.dari bentuk konformitas negatif adalah menggunakan bahasa seperti mencuri, mengolok-olok. Sedangkan bentuk konformitas positif yaitu konformitas yang dilakukan berdasarkan keinginan untuk terlihat dalam dunia teman sebayanya,seperti berpakaian seperti teman-temannya dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggota lainnya. Konformitas tidak hanya sekedar tindakan sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang lain tetapi juga berarti dipengaruhi oleh bagaimana perubahan perilaku dan kepercayaan seseorang yang dapat akan mengakibatkan dari tekanan kelompok tersebut..

(39) Menurut Santrock (2007) menjelaskan bahwa teman sebaya atau pers adalah tingkah laku anak-anak atau remaja memiliki usia atau tingkat kemantangan sesorang yang kurang lebih lama sama. Konformitas terhadap teman sebaya mengandung keinginan untuk terlibat dalam dunia kelompok teman sebaya akan tetapi lebih untuk menghabiskan waktu dengan teman-temanya dan untuk kepentingan kemanusiaan. Maka dari itu konformitas tersebut dapat dipaparkan ketika siswa melakukan konformitas terhadap teman sebaya menunjukkan adanya sikap atau perilaku lebih unggul dari anggota kelompoknya. Dari diri individu agar diterima dikelompoknya dan individu tersebut belum bisa untuk berinteraksi dengan teman sebaya. B. Prokrastinasi Akademik 1. Pegertian Prokrastinasi Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procartination dengan awalan „‟pro‟‟ yang berarti „mendorong maju atau bergerak maju‟dan akhiran „‟crastinus‟‟ yang berarti „‟keputusan hari esok jika digabungkan menjadi‟menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya.‟ Prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang penting dalam bidang akademik (Stell, P.,& Wambach, C,2001). Burka dan Yuen (2008) menyebutkan bahwa seorang prokrastinasi cenderung melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada tugas lain dan sejenis. Menurut Watson (dalam Zimmberoff dan Hartman, 2001) penyebab awal prokrastinasi berkaitan dengan takut gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan kontrol, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat keputusan. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk.

(40) menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi, akan tetapi siswa hanya menunda-nunda untuk mengerjakaannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Maka dari itu dapat dijelaskan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu kebiasaanprokrastinasi. Milgram (dalam wulandari,2006) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : (1) suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk menulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, (2) menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas.(3) melibatkan suatu tugas yang diprespsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang paling untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga. (4) menghasilkan keadilan emosionalyang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. Menurut ferrari dkk,(1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari bebagai batasan tertentu yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan, (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarahkan kepada traid ( kebiasaan), penundaan yang dilakukan merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan- keyakinan yang irrasional, (3).

(41) prokrastinasi sebagai suatukepribadian, dalam pengertian ini merupakan prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatuyang melibatkan komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ferrari (dalam Rizvi dkk.,1997) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu: a. Functional procrastination yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. b. Desunctional procrastination yaitu suatu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Ada dua bentuk prokrastinasi yang disfuctional berdasarkan tujan untuk melakukan penundaan. c. Decisional procrastination yaitu suatu penundaan dalam mengambil keputusan dalam bentuk prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stres.prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi yang dipersepsikan penuh stres. Akan tetapi prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirrnya seseorang menunda untuk memutuskan masalah Descisional procrastination berhubungan dengan kelupaan, kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang..

(42) d. Avoidance procrastination atau behavioral procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.. Pokrastinasi. dilakukan. untuk. menghindar. kegagalan. dalam. menyelesaikan pekerjaan yang akan mendatang. Avoidance procrastination berhubungan dengan tipe self presentation, keinginan untuk menjauhkan diri dari tugas yang mendatang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang- ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan tugas.akan tetapi prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan menfaat penundaan, yaitu prokrastinasi yang disfungsional, yang merupakan pennundaan yang tidak bertujuan dan merugikan dan fungsional procrastination, yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan akan tetapi berguna untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik. Pengertian prokrastinasi ini dapat diketahui bahwa pengertian prokrastinasi yang akan digunakan dibatasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pekerjaan tugas, dengan jenis disfungsional procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, penundaan tersebut tidak bertujuan, akan tetapi bisa menimbulkan akibat negatif baik kategori decisional procrastination atau avoidance procrastination..

(43) 2. Aspek –aspek Prokrastinasi Menurut Ferrari, dkk dan Stell mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati,dalam ciri-ciri tersebut berupa: a. Perceveid time, (seseorang yang cenderung prokrastinasi adalah orang-orang yang gagal menepati deadline). Mereka berorientasi pada masa sekarang dan tidak mempertimbangkan masa mendatang. Prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan, tetapi ia menunda-nunda untuk mengerjakannya jika ia sudah memulai maka pekerjaannya tersebut. Hal ini mengakibatkan individu tersebut gagal memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas. Akan tetapi untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas lainnya. b. Intention-action. ( Celah antara keinginan dan tindakan). Perbedaan antara keinginan dengan tindakan senyantanya ini terujud pada kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas akademik walaupun siswa tersebut punya keinginan untuk mengerjakannya. Hal ini terkaid pula dengan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu. Seorang siswa mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugasnya pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi saat waktunya sudah tiba dia merencanakan sehingga menyebabkan keterlambatan atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas secara memadai. c. Emotional distress, ( perasaan cemas saat melakukan pokrastinasi).

(44) Suatu perilaku yang menunda-nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada perilakunya, konsekuensi negatif yang dtimbulkan memicu kecemasan dalam diri perilaku prokrastinasi.pada mulanya siswa tenang akan tetapi merasa waktu yang tersedia masih banyak. Tanpa terasa waktu sudah hampir habis, ini menjadikan mereka merasa cemas karena belum menyelesaikan tugas. Misalnya perasaan merasa cemas, merasa bersalah, marah panik, dan sebagainya. d. Perceived ability, ( keyakinan terhadap kemampuan diri) Walaupun prokrastinasi tidak berhubungan dengan kemampuan kognitif seseorang, namun keraguan- raguan terhadap kemampuan dirinya dapat menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. Hal ini dapat diketahui dengan adanya rasa takut akan gagal menyebabkan seseorang menyalahkan dirinya sebagai yang tidak mampu. Untuk menghindari munculnya dua perasaan tersebut maka seseorang dapat menghindari tugas-tugas sekolah karena takut akan pengalaman kegagalan. Misalnya tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga atau kegiatan diluar sekolah. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam penelitian ini menggunakan aspek dari Ferrari,dkk dan Stell yang terdiri dari empat aspek yaitu perceveid time, intention time- antion, emotion distress dan perceived ability dapat diketahui bahwa prokrastinasi suatu ungkapan atau penundaan pekerjaan tugas sekolah yang merupakan sikap tolerasi terhadap siswa akan tetapi kemampuan seseorang dapat diukur dari tingkah laku atau perilaku individu tersebut..

(45) 3. Jenis-jenis prokrastinasi Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Menurut Peterson (dalam Priska, 2008) mengatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal, sedangkan jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinasi yaitu pada tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainnya. Akan tetapi prokrastinasi akademik dan non akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas di atas. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah ataupun tugas kuliah. Prokrastinasi non akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non- formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, 1995). Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui ciri prokrastinasi telah terbentuk Menurut Green (dalam Wuandari, 2006) jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik.dan perilakuperilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dibedakaan dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi. 4. Ciri- ciri prokrastinasi Menurut Ferrari (1995) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat dilihat pada indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dengan adanya ciri-ciri tersebut yaitu:.

(46) a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diseesaikan dan berguna bagi dirinya akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah muali mengerjakan sebelumnya. b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama akan tetapi waktu yang dibutuhkan pada umumnya akan mengerjakan suatu tugas. Seseorang prokrastinasi menghabiskna waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa perhitungan keterbatasan waktu yang dimilikinya.terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam artian lambatnya pekerjaan seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja secara aktual. Seseorang yang melakukan prokrastinasi mempunyai tingkat kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinasi sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi batas waktu yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya telah tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai..

(47) d. Melakukan aktivitas lain yang lebih dan menyenagkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Apabila seseorang seseorang prokrastinasi dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca ( koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan , mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari prokrastinasi dapat diketahui jika seseorang yang melakukan pekerjaan atau menunda-nunda untuk mengerjakan tugas sekolah tanpa direncanakan akan secepatnya selesai akan tetapi seseorang yang merencanakan deadline mungkin akan menunda seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan secara tidak pasti.misalnya membaca koran menonton tv, mainan game dan lain sebagainya. akan tetapi perilaku seseorang dapat diubah jika seseorang tersebuh bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu yang pasti dan bermanfaat tentunya mengerjakan tugas sekolah.tanpa disuruh orang lain untuk mengerjakan tugas secara jelas dan benar. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam menurut Ferrari & Olivete (Priska,2008) yaitu faktor internal dan faktor eksternal 1. Faktor internal.

(48) Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi, faktor tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu. orang yang termotivasi rendah cenderung akan melakukan prokrastinasi dibandingkan dengan orang yang motivasinya tinggi, berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek lain pada individu yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi yaitu rendahnya kontrol diri individu tersebut. 2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi.faktor tersebut berupa faktor SES ( Status Ekonomi Social), keluarga atau pola asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja. Sarana dan prasarana untuk penyelesaian tugas tersebut, kurangnya informasi yang diperoleh. Kurang. atau. tidak. adanya. dukungan. moral. dan. spritual. dari. SignificantOrthers,dan sebagainya. Dalam pola asuh tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang lebih pada subjek penelitian anak wanita. Dan ibu yang memiliki kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi pula. Dari faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dilihat dari teori yang perkembangan prokrastinasi menurut Ferrari (1995) adalah sebagai berikut: a. Psikodinamika Dalam Psikodinamika beranggapan bahwa pengalaman masa kanak-kanak dapat mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa, terutama trauma. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan cenderung.

(49) melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi pada suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut akan teringat kepada pengalaman kegagalan maupun perasaan tidak menyenangkan yang pernah dialami dimasa lalu, sehingga ia menunda mengerjakan tugasnya, yang dipersepsikan akan mendatangkan perasaan seperti masa lalunya. b. Behavioristik Psikologi Behavioristik bahwa perilaku prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan reinforcement atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses dalam melakukan tugas sekolahnya dengan melakukan penundaan, cenderung akan melakukan lagi perbuataannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama dimasa yang akan datang. c. Kondisi Lingkungan Perilaku prokrastinasi akademik bisa juga muncul pada kondisi lingkungan tertentu akan tetapi menimbulkan kondisi stimulus bisa menjadi reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik, oleh karena itu tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu. d. Cognitive Behavioral Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irrasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu.

(50) kesalahan dalam mempersepsikan tuggas akhir sekolah, seseorang memandang tugas tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenagkan ( aversiveness of the task of failure).oleh karena itu seseorang merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga seseorang menunda-nunda dalam menyelesaikan tugas tersebut. Fear of failure adalah kekuataan yang berlebihan untuk gagal. Seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas akhir karena takut jika gagal menyelesaikannya sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif akan kemampuannya. Akibatnya seseorang menunda- nunda mengerjakan tugas yang dihadapinya. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi adanya perilaku yang menunda-nuda suatu pekerjaan yang sangat sulit untuk mengerjakan ketika adanya kondisi lingkungan yang kurang memadai.dan pola asuh orang tua yang selalu otoritar untuk mengerjakan tugasnya secara bersungguhsungguh tanpa mengetahui bagaimana individu tersebut mengetahui seberapa kemampuan yang ada dalam diri individu mampu atau tidak mengerjakan tugas tersebut.tanpa adanya motivasi dari orang tua maupun kerabat individu tersebut dapat mengerjakan secara bersungguh-sungguh.maka dari itu individu tersebut tanpa adanya dorongan dari kerabat maupun kerabat harus bisa mengatur sendiri agar pekerjaan harus secepatnya selesai dengan sebaik mungkin tanpa menunda-nunda tugas yang diberikan oleh ibu guru. 6. Pandangan Islam tentang Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi adalah perilaku yang dianggap wajar dan sering dilakukan oleh banyak orang. akan tetapi perilaku menunda-nunda waktu dan pekerjaan mempunyai dampak yan cukup serius antara lain mampu menurunkan tingkat produktifitas.

(51) seseorang, dan lebih lanjut kemudian merusak mental dan etos kerja seseorang. Prokrastinasi juga akan menakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Didalam islam telah diajarakan yang sempurna telah memerintahkan umatnya untuk tidak melakukan prokrastinasi, misalnya allah telah mengingatkan dalam al-Qur‟an surat Alam Nasroh ayat7, yaitu;. . Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah. Islam menanjurkan seseorang untuk berusaha, tidak hanya memikirkan akhirat akan tetapi juga dunia seperti firman allah,. . . apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa islam merupakan agama kehidupan dan agama yang mendorong umatnya untuk berkarya. Islam menganjurkan manusia untuk beramal dan melarang mereka bermalas-malasan. Bahkkan islam.

(52) menganjak manusia untuk mengembara di permukaan bumi dan mencari keutamaan allah. Menurut Qardawi (2004) menyantakan menunda merupakan kebiasaan negatif yang dapat membawa ancaman bagi manusia dalam menfaatkan waktunya. Dari salah satu dari hak hari agar secepatnya dilakukan adalah memakmurkan hari itu dengan ilmu yang bermanfaat dan beramal sholeh serta tidak menunda-nunda sampai besok, apapun yang harus dikerjakan hari ini, karena hari yang telah berlalu takkan kembali lagi, dan apabila individu menunda-nunda akan muncul penyesalan dalam diri. Maka dari apabila seseorang menyimpukan diri dengan masalah yang tidak mendatangkan manfaat adalah kesia-siaan dan tanda lemahnya iman. Dalam kehidupannya, manusia senantiasa dikelilingi oleh manusia lain. berbagai kesibukan dan hubungan satu sama lain sangat banyak beragam. Maka seorang muslim bertanggung jawab penuh dalam setiap kata yang diucapkannya. Jika seseorang kemudian disibukkan dengan berbagai macam hal yang tidak membawa manfaat, hingga ia meninggalkan kewajiban yang seharusnya ia lakukan, melupakan amanah yang ia sembunyikan, maka didunia ia akan mendapat cela dan di akhirat mendapat cela. Ulang dan sengaja, dalam memulai dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan tugas disekolahan. C. Hubungan prokrastinasi Teman sebaya terhadap Konformitas pada siswa kelas VIII di SMPN 3 Kertosono Menurut Watson (dalam Zimmberoff dan Hartman, 2001) penyebab awal prokrastinasi berkaitan dengan takut gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan kontrol, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat keputusan. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi, akan tetapi siswa hanya.

(53) menunda-nunda untuk mengerjakaannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Maka dari itu dapat dijelaskan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu kebiasaanprokrastinasi. Maka dari itu siswa seringkali melakukan cara untuk belajar yang buruk atau disebut SKM (sistem kebut semalam). Terlambat untuk menumpulkan tugas, dan menunda untuk mengerjakan tugas pada saat sebelum deadline, tentunya dapat mempengaruhi kualitas tugas yang dibuat dengan tidak baik tanpa sesuai apa yang dikerjakaan oleh individu tersebut. Perilaku menunda-nunda akan mengakibatkan emosionalnya bertambah dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan akan tetapi prokrastinasi tersebut banyak siswa yang belum mengerti adanya tugas yang diberikan oleh gurunya akan tetapi banyak siswa yang mementingkan kepentingan pribadi dari pada didalam sekolah..

(54) D. Kerangka Pemikiran. Gambar 2.1. KONFOR MITAS. TEMAN SEBAYA. LINGKUNGAN SEKOLAH. PROKRAS TINASI. MENUNDA. E. Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis diatas, hipotesis penelitian ini yakni : ada hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP 3 Negeri Kertosono. Maka dari itu semakin tinggi tingkat konformitas teman sebaya cenderung mengarah ke internal, maka prokrastinasi terhadap siswa pun semakin tinggi, namun sebaliknya semakin tinggi tingkat konformitas eksternalnya maka prokrastinasinya siswa akan semakin rendah..

Gambar

Tabel 4.4  Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.7  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.13  Rumus analisis Mean

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 2, diketahui bahwa semakin besar selisih antara diameter tabung dengan bola, maka semakin cepat bola magnet bergerak jatuh karena adanya tekanan yang

Berdasarkan tabel diatas Selasar Sunaryo memiliki Isu teknis yang cukup baik namun peran elemen interior ini kurang dimainkan dari pandangan wayfinding signage, elemen interior 4

Urutkan data berdasarkan field tertentu, dapat dilakukan dengan menekan tombol toolbar View ( Design View ), selanjutnya bagan perancangan query akan

Untuk menghasilkan energi listrik dari energi angin, maka energi angin diubah menjadi energi mekanik oleh kincir angin dalam bentuk putaran poros dan selanjutnya dengan menggunakan

Sur at Kuasa bagi yang di w akilkan, yang namanya t er cant um dal am Akt a Pendir ian/ Per ubahan – per usahaan dan dit andat angani oleh k edua bel ah pi hak yang

Bahwa agar pelaksanaan perkuliahan mahasiswa Program Kelanjutan Studi (pKS) dari D2 ke 51 Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas llmu Keotahragaan'(FlKj universitas Negeri

• Kulit menua, yang sdh mengalami kelambanan regenerasi

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11/D/BP/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk