PENYELIDIKAN TERPADU
DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT
KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU
Ahmad Zarkasyi, Dudi Hermawan, Kasbani Kelompok Progam Penelitian Panas Bumi
SARI
Daerah panas bumi Wapsalit secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Wae Apo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, pada koordinat antara 126º47’40’’- 126º56’47’’ BT dan 3º34’16’’- 3º26’09’’ LS.
Indikasi keberadaan panas bumi daerah ini dicirikan oleh manifestasi permukaan panas bumi Wapsalit berupa mata air panas, tanah panas, fumarol dan hembusan gas dengan suhu antara 99.6 – 101.3 °C dengan pH 8.82 – 9.98 (basa), serta daerah alterasi yang cukup luas, yang muncul di lingkungan batuan metamorf derajat rendah. Sumber panas sistem panas bumi Wapsalit diduga berupa tubuh vulkanik yang belum muncul ke permukaan.
Luas sebaran prospek panas bumi daerah Wapsalit secara hipotetis sekitar 4 km2 dengan reservoir
berupa sistem dominasi air dan temperatur resevoir sekitar 247 oC. Potensi cadangan hipotetis daerah ini
mencapai 30 MWe.
Kata kunci : prospek panas bumi, potensi cadangan, Wapsalit, potensi energi, sumber panas, reservoir
PENDAHULUAN
Listrik di Kabupaten Buru saat ini dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik Perusahaan Listrik Negara, dengan total daya terpasang sebesar 8.072 kW. Kebutuhan listrik kabupaten Buru terus meningkat, dan suplai daya yang ada tidak mencukupi lagi sehingga sering terjadi pemadaman di daerah tersebut. Dibutuhkan energi lain untuk dapat dikonversi menjadi listrik dan salah satunya energi panas bumi. Salah satu potensi Panas bumi yang dimiliki pulau Buru adalah panas bumi Wapsalit.
Untuk memanfaatkan energi panas bumi menjadi listrik, perlu dilakukan penelitian terhadap daerah tersebut melalui berbagai disiplin ilmu kebumian seperti geologi, geokimia dan geofisika.
Penelitian terpadu panas bumi Wapsalit bertujuan untuk mengetahui indikasi batuan perangkap panas, suhu fluida di kedalaman, konfigurasi batuan, struktur permukaan dan
bawah permukaan daerah panas bumi Wapsalit, luas daerah prospek dan model sistem panas bumi. Sehingga potensi cadangan panas bumi terduga dapat diketahui.
GEOLOGI
Secara umum satuan geomorfologi daerah panas bumi Wapsalit terbagi menjadi 3 satuan berdasarkan morfografi dan morfometri yaitu pedataran di bagian tengah dan timur, perbukitan bergelombang di sisi utara dan tenggara dan perbukitan curam pada bagian baratlaut sampai baratdaya daerah penyelidikan.
Stratigrafi daerah panas bumi Wapsalit dibagi menjadi 4 satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda, terdiri dari batuan metamorf, satuan batulempung, satuan undak sungai, dan alluvium, penyebaran satuan batuan ini dapat dilihat pada Gambar 2.
disamping terdapat batu sabak, batu tanduk (hornfels), kuarsit dan arkosa. Litologi penyusun satuan batulempung berupa batulempung selang-seling batupasir kasar yang tersingkap di pinggir jalan menuju Dusun Metar dengan arah/
kemiringan (strike/dip) sekitar N 275°E/15° - N
310° E/10°.
Pola umum tektonik yang terbentuk di daerah survei tersusun oleh sesar – sesar dengan jenis oblik dengan arah barat laut – tenggara dan barat daya timur laut. Sesar – sesar yang berkembang dikelompokkan menjadi Sesar Wapsalit, Sesar Waekedang, Komplek Sesar Waemetar, Sesar Normal Debu. Untuk Sesar Waetina, Sesar Waehidi, Sesar Waepata dan Sesar Resun ditentukan berdasarkan kelurusan sungai,
kelurusan topografi dan triangular facet.
Struktur Sesar Waekedang yang berarah Barat Laut – Tenggara berperan sebagai kontrol geologi dan panas bumi, sedang sruktur komplek Sesar Waemetar mengontrol munculya manifestasi air panas Metar.
GEOKIMIA
Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan Wapsalit terdiri dari batuan ubahan di sekitar Sungai Pemali dan tiga kelompok mata air panas, hembusan uap panas, endapan belerang dan sinter silika di Sungai Pemali dan satu manifestasi air panas di Sungai Waemetar. Contoh mata air panas, mengindikasikan temperatur antara 60.5 - 101.3 °C, pH netral-basa, total debit cukup besar (± 3 lt/detik).
Air panas termasuk pada tipe air panas
bikarbonat - klorida, terletak pada partial
equilibrium untuk mata air panas Wapsalit dan
immature water untuk air panas Metar.
Termasuk sistem dominasi air panas. Temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi,
menggunakan persamaan geotermometer SiO2,
diperkirakan lebih dari 247 oC, termasuk entalpi
tinggi.
Hasil analisis contoh tanah memperlihatkan anomali Hg dan temperatur tinggi cenderung ke arah hulu sungai Pemali dan sebagian di Dusun Wapsalit, dengan pH netral, konsentrasi Hg >
2200 ppb, T > 44 oC, sedangkan anomali
konsentrasi CO2 dan pH tidak signifikan karena
dipengaruhi oleh luasnya daerah rawa dan persawahan. Dari jenis pemunculan manifestasi
panas bumi Wapsalit, diperkirakan bertipe up
flow. (Gambar 3)
GAYA BERAT
Anomali bouguer dan anomali sisa daerah Wapsalit memperlihatkan anomali tinggi di bagian baratdaya dan tengah yang diperkirakan merupakan intrusi minor batuan beku berupa
laccoliths atau sills dan juga diperkirakan
sebagai sumber panas (heat source) untuk
daerah panas bumi Wapsalit. Berdasarkan pemodelan yang diambil dari anomali sisa, memperlihatkan adanya 2 (dua) tubuh intrusi
minor dengan densitas 3,29 gram/cm3 di bagian
barat daerah penyelidikan, sedangkan di bagian timur diperkirakan terdapat tubuh batuan dengan
densitas 3,05 gram/cm3 yang diperkirakan
merupakan tubuh batuan beku (basa?). Anomali rendah di bagian timur memperlihatkan batuan yang mempunyai kontras densitas -0,78
gram/cm3 (densitas 1,69 gram/cm3) yang
diperkirakan merupakan batuan sedimen lempung dan endapan aluvium. Batuan dasar untuk daerah ini adalah batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang mempunyai densitas
rata-rata sekitar 2,47 gr/cm3 (Gambar 4 ).
GEOMAGNET
Telah ditemukan kurang lebih 4 (empat) struktur sesar, yaitu : 2 (dua) sesar utama dan 2 (dua) sesar minor. Sesar utama adalah sesar Wapsalit yang mengontrol munculnya mataair panas Wapsalit berarah hampir timurlaut-baratdaya (hampir barat-timur) dan sesar yang berkaitan dengan adanya air terjun juga berarah sama yaitu timurlaut-tenggara (hampir barat-timur). Sedangkan dua sesar minor adalah sesar yang mengontrol mata air panas Metar berarah hampir utara-selatan.
Mata air panas Wapsalit berlokasi pada daerah anomali magnet rendah dengan nilai berkisar antara – 1250 nT sampai –1500 nT mengindikasikan adanya proses demagnetisasi akibat proses panas di bawah permukaan (proses hidrotermal).
Zona anomali magnet positif sedang sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 50 nT sampai 135 nT yang berada di bagian tenggara/selatan sebagai batuan magnetik sedang yaitu berupa batuan metamorfik kurang lapuk. Zona anomali magnet negatif rendah (<0 nT), terlihat secara umum menempati daerah bagian baratlaut dan utara dan sebagian kecil terdapat juga di bagian tenggara (selatan) ditafsirkan sebagai batuan nonmagnetik berupa batuan metamorfik yang telah mengalami pelapukan sedang dan tinggi
(Gambar 5)
GEOLISTRIK DAN HEAD ON
Pada pemetaan tahanan jenis, hasil pengukuran mencerminkan batas litologi batuan yang dibatasi sesar Wapsalit. Bagian tenggara sesar Wapsalit ini diduga merupakan zona graben sesar Wapsalit yang terisi oleh batuan sedimen bertahanan jenis rendah (<75 Ohm-m). Sedangkan di baratlaut sesar Wapsalit, batuan metamorf bertahanan jenis tinggi (>150 Ohm-m) mendominasi dengan nilai tahanan yang menurun secara gradiasi dengan kedalaman akibat aktivitas panas bumi yang semakin kuat pengaruhnya sebanding dengan bertambahnya kedalaman dan atau semakin dekat dengan
lokasi manifestasi panas bumi (Gambar 6).
Hasil pendugaan tahanan jenis, diduga lapisan penudung adalah lapisan keempat dengan kedalaman puncak lapisan antara 150 s.d. 300 m dan tebal 300 s.d. 400 m tersusun oleh tahanan
jenis rendah <100 Ωm. Sedang Lapisan reservoir
memiliki nilai tahanan jenis >100 Ωm dan
berada di kedalaman lebih dari 600 meter di bawah permukaan dengan luas sebaran prospek
panas bumi sekitar 4 km2 di antara manifestasi
panas bumi Wapsalit dan Metar.
Struktur berdasarkan penyelidikan head on pada lintasan X, ditemukan di beberapa tempat yaitu di bawah titik ukur X-700 dan X-2000, yang menunjam ke arah baratdaya dengan kemiringan
80o. Selain struktur, terdapat zona kekar/rekahan
yang terlihat antara titik amat 1100 s.d. X-1600. Struktur di lintasan Y pada titik Y 1300
yang memiliki kemiringan 75o ke arah baratdaya
sampai kedalaman sekitar 200 m dan berubah
kemiringan 80o ke arah timurlaut dari kedalaman
200 m ke bawah. Struktur yang lain terlihat pada titik amat Y-1600 dan Y-1800 yang menunjam ke arah timurlaut dengan kemiringan
masing-masing 85o dan 70o.
DISKUSI
Sistem panas bumi Wapsalit diperkirakan berkaitan dengan tubuh intrusi yang tidak muncul di permukaan, yang berperan sebagai sumber panas yang memanasi air bawah permukaan yang kemudian naik melalui celah-celah dan rekahan akibat kegiatan tektonik dan terperangkap dalam reservoir panas bumi.
Penampang model panas bumi (Gambar 7)
menggambarkan model tentatif sistem panas bumi Wapsalit dibuat sejajar struktur sesar Waekedang dan memotong struktur Sesar Wapsalit, Sesar Wae Hidi, Sesar Wae Tina dan komplek Sesar Waemetar. Sumber panas memanaskan batuan dasar, kemudian memanaskan air meteorik yang masuk ke bawah permukaan melalui zona-zona resapan sehingga fluida yang terpanaskan dan naik ke atas karena efek bouyansi dan terjebak dalam reservoir panas bumi yang ditutupi oleh batuan penudung
(cap rock).
sangat tua (Permian), dengan bantuan metode gaya berat, geomagnet dan geolistrik mengindikasikan adanya tubuh batuan yang memiliki nilai densitas tinggi. Geokimia menyatakan di daerah manifestasi tercium bau belerang yang cukup menyengat, mengindikasikan adanya tubuh vulkanik di bawah permukaan yang belum muncul tepatnya di antara Sungai Pemali dan Sungai Waemetar. Tubuh vulkanik ini diperkirakan merupakan sumber panas dari sistem panas bumi Wapsalit.
Reservoir yang terbentuk diduga akibat pendinginan rekahan-rekahan dan kekar-kekar pengaruh proses tektonik. Berdasarkan data geofisika nilai tahanan jenis yang mengindikasikan batuan reservoir memiliki nilai >100 Ohm-m yang berada pada kedalaman dibawah 500 m dpl yang tersusun dari batuan metamorf keras yang telah mengalami kegiatan tektonik dalam jangka waktu yang panjang. Sedang batuan dengan nilai dibawah 100 ohm m diperkirakan sebagai lapisan penudung berada pada kedalaman 150-300 m dengan tebal sekitar 300 m.
Air panas Wapsalit menunjukan suhu sampai 101,3 °C, pH netral - basa (7,12 – 9,28), warna bening dan terdapat sinter silika. Diperkirakan air panas keluar dari suatu reservoir panas bumi bersuhu tinggi dengan fluida panasnya yang
didominasi oleh air (water dominated). Hasil
pendugaan temperatur reservoir dengan
menggunakan geothermometer SiO2
memperlihatkan bahwa suhu reservoir dapat
mencapai 224-247 oC dan termasuk kedalam
entalphi tinggi. Daerah prospek yang menunjukkan adanya gejala panas bumi diperkirakan tersebar di sekitar manifestasi air panas Wapsalit di sekitar Sungai Waekedang dan menyebar ke arah timurlaut sampai manifestasi air panas Metar sekitar Sungai Waemetar. Luas daerah prospek Wapsalit
kurang lebih sekitar 4 km2 seperti terlihat pada
peta kompilasi daerah panas bumi Wapsalit
(Gambar 8).
Estimasi potensi panas bumi Wapsalit ini dihitung dengan asumsi tebal reservoir = 1 km,
recovery factor = 50%, faktor konversi = 10%,
dan lifetime = 30 tahun, dan luas reservoir 4.0
km2, temperatur geotermometer 247°C dan
temperatur cut-off 180°C, sebesar:
Q = 0.11585 x 4.0 x (247 – 180) = 31.04 atau dibulatkan menjadi 30.0 MWe
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari hasil penyelidikan sebagai berikut.
1) Prospek panas bumi daerah Wapsalit berada
di lingkungan batuan metamorf derajat rendah.
2) Sumber Panas sistem panas bumi Wapsalit
diperkiraan berupa tubuh vulkanik yang belum muncul ke permukaan.
3) Tebal lapisan penudung sekitar 300 m
berada pada kedalaman 150 -300 m di bawah permukaan, puncak reservoir berada pada kedalaman dibawah 500 m dari permukaan.
4) Luas sebaran prospek panas bumi daerah
Wapsalit secara hipotetis sekitar 4 km2
terletak di antara manifestasi panas bumi Wapsalit dan Metar.
5) Reservoir berupa sistem dominasi air
dengan temperatur sekitar 247oC.
6) Potensi cadangan hipotetis daerah ini
mencapai 32 MWe.
DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., 1981. Application of Water
Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal
System: Principles and Case Histories”.
John Willey & Sons. New York.
S.Tjokrosapoetro, T.Budhitrisna , E.Rusmana (1993) Tim Geologi regional/ Geologi
bersistim P3G telah melakukan pemetaan
“Geologi Regional Lembar Buru, Maluku, skala 1: 250.000”
Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E.,
Keys, D. A., 1990, Applied Geophysics,
Cambridge University Press, London.
Tjokrosapoetro, S. (1994) : “ Geologi Lembar Ambon, Maluku, Skala 1 : 250.000”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.
L A U T S E R A M
L A U T B A N D A
U
Lokasi Survey
Gambar 1
Peta Lokasi Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kabupaten Buru,
A 2000
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE 9608000 mN
9609000 mN 9610000 mN 9611000 mN 9612000 mN 9613000 mN 9614000 mN 9615000 mN 9616000 mN 9617000 mN 9618000 mN 9619000 mN 9620000 mN
Waemlaha
W aekeda
ng
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
-3º32'30
PETA ANOMALI HG DAERAH PANAS BUMI WAESALIT DESA LELE, KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
Titik pengukuran Mata air panas Kontur ketinggian selang 50 meter Jalan raya Jalan desa / jalan setapak Sungai
A 3000
Datum Horizontal WGS 84 Proyeksi Peta UTM Zona 52 S
U
meter
KETERANGAN
126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00' -4º00' KawaLasahata
Lima Lisabata
Sawai Wamlana
Kohol Hata Wanu
Kayoli
KAKU REMAT KAKU DATE KAKU NIPARAPOON KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH
KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan Peta Indeks
0250 500 750 1000
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE
9608000 mN 9609000 mN 9610000 mN 9611000 mN 9612000 mN 9613000 mN 9614000 mN 9615000 mN 9616000 mN 9617000 mN 9618000 mN 9619000 mN 9620000 mN
BASE
PETA RESIDUAL ORDE 2 DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KEC.WAEAPO
KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
0 1000 2000 METER3000
DATUM HORIZONTAL WGS 84 PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S
Kontur topo selang 25 mt Daerah Perkampungan
Jalan Raya
Sungai dan anak sungai
Mata air panas
Sesar
A B
Garis Penampang KETERANGAN
126º00126º30' 127º00'127º30'128º00'128º30'129º00' -4º00' KawaLasahata
Lima Lisabata
Sawai Wamlana Kohol Hata Wanu
Kayoli
KAKU REMAT KAKU DATE KAKU NIPARAPOON KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan Peta Indeks
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
250
258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE 9608000 mN
9609000 mN 9610000 mN 9611000 mN 9612000 mN 9613000 mN 9614000 mN 9615000 mN 9616000 mN 9617000 mN 9618000 mN 9619000 mN 9620000 mN
Waemlaha
W aeke
dang
126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30
-3º32'30 A 3750A3800
A 4000
B 2250B2350 B 2500B2600
B 2750B2900B 3000B3100 B 3250B3350
B 3500B3600 B 3750B3850
B 4000B4100 B 4250
B4350B 4500B4600 B 4750
B4900B 5000 B 5250
D3750D3900D 4000D4100 D 4250
D4400D 4500 D 4750
PETA ANOMALI MAGNET TOTAL DAERAH PANAS BUMI WAESALIT DESA LELE, KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU
Titik pengukuran
Mata air panas
Kontur ketinggian selang 50 meter
Jalan raya
Jalan desa / jalan setapak
Sungai A 3000
Datum Horizontal WGS 84 Proyeksi Peta UTM Zona 52 S
U
meter
KETERANGAN
0 1000 2000 3000
-1600
126º00126º30' 127º00' 127º30'128º00' 128º30'129º00' -4º00' KawaLasahata
Lima Lisabata
Sawai Wamlana
Kohol Hata Wanu
Kayoli
KAKU REMAT KAKU DATE KAKU NIPARAPOON KAKU GHEHAN
G. BATUPUTIH
KAKU MAHU
Lokasi Penyelidikan
Peta Indeks Kontur anomali magnet