• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Kecil-Juni 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usaha Kecil-Juni 2008"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME VI JUNI 2008

(2)

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situs-situs suratkabar, majalah, serta situs-situs berita lainnya.

Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.

(3)

D a f t a r I si

Teknologi iradiasi dorong produktivitas IKM pangan --- 1

PDB Usaha Kecil Menengah Tumbuh 6,4 Persen --- 2

Laju PDB UKM dibidik 5,7% --- 3

Penghematan belanja konsumen pukul omzet peritel --- 4

Perajin kopiah rasam sulit berkembang --- 6

Efektifkan Pameran untuk Sektor UKM --- 7

Alfa beri harga khusus pewarung --- 8

Standar produk UKM akan dirumuskan --- 10

Waralaba kelas dunia incar pasar Indonesia --- 12

Penjaminan Kredit bagi UKM --- 13

Kredit UMKM Sulut melonjak 39%--- 14

Presiden: KUR bisa tembus Rp15 triliun --- 15

UKM RI ikuti pameran di China --- 16

Perbankan Kurang Mendukung UMKM --- 17

Presiden: Dana KUR Ditingkatkan Menjadi Rp 15 Triliun --- 18

3 Ritel dunia jadi jaringan ekspor RI --- 19

Kerajinan batu alam tawon prospektif --- 20

Realisasi KUR di NTB Rp14,8 miliar --- 21

RUU Usaha Kecil Menengah disepakati --- 22

Apersi Dorong Pemanfaatan KUR --- 23

Aprindo minta Pemkot Bandung tunda Raperda Perpasaran --- 24

Bank diminta turunkan bunga KUR --- 25

Convenience store mulai mewabah --- 26

Pelindo II beri modal UKM --- 28

Program Koperasi dan UKM Tersendat --- 29

Peritel dituding akali syarat perdagangan --- 30

Strategi UMKM hadapi kenaikan harga BBM --- 32

RUU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Disahkan --- 34

Buat Segera Juknis UU UMKM --- 35

(4)

Pemerintah Percepat Penyaluran KUR --- 40

UMKM Miliki Undang-undang --- 41

Pola kemitraan diperkuat --- 42

Kredit UMKM Perlu Ditambah --- 44

KUR Bisa Capai Rp15 Triliun --- 45

Industri rajutan terbebani bunga kredit --- 46

'Kemitraan kerap rugikan usaha kecil' --- 47

UKM di Karawang Dapat Bantuan Mesin --- 49

UMKM --- 50

Danamon revitalisasi pasar tradisional --- 51

Petrogres & UMKM pacu bisnis pupuk organik --- 52

Kredit bank ke UKM NTB rendah --- 53

UU UMKM tak pengaruhi sanksi waralaba --- 54

Penurunan Bunga KUR Rusak Pasar Uang --- 55

Dana penguatan UKM masih dibekukan--- 56

Koperasi kelola pasar tradisional --- 58

KPPU kumpulkan bukti pelanggaran syara perdagangan --- 59

Unibraw buat alat untuk usaha kecil --- 60

Usaha Kecil Perlu Kepastian Hukum --- 61

9.000 Pasar tradisional butuh renovasi --- 62

BRI bidik usaha kecil jasa pariwisata --- 64

Usaha kecil didorong miliki saham usaha besar --- 65

Usaha mikro Jawa Timur kembangkan batik --- 67

Ekspor industri kecil Bali turun --- 68

FOPPI: Setop hipermarket masuk pasar tradisional --- 69

Pemerintah tegakkan wajib lahan usaha kecil di mal --- 70

KUR 2009 dianggarkan Rp1 triliun --- 72

Pasokan usaha kecil terkendala TI --- 73

'Perpres penataan pasar agar dibatalkan' --- 74

UKM Terimpit Banyak Masalah --- 75

'Ada resistensi terhadap implementasi UU UMKM' --- 76

(5)
(6)

Bisnis I ndonesia Senin, 02 Juni 2008

Te k n olog i ir a d ia si d or on g p r od u k t iv it a s I KM p a n g a n

JAKARTA: Teknologi iradiasi yang dipergunakan terhadap bumbu masak diyakini sebagai solusi paling efektif dan efisien memberi nilai tambah bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang jasa boga dan industri makanan.

Dengan teknologi tersebut, kata Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan Zainal Abidin, industri tidak perlu lagi menggunakan bahan pengawet kimiawi. Penyinaran gamma atau iradiasi yang dilakukan terhadap berbagai bumbu masakan, bisa bertahan hingga satu tahun.

"Ini sangat mendukung program ketahanan pangan berorientasi pasar ekspor," ujarnya pada seminar pengawetan produk pangan melalui teknologi iradiasi di Kementerian Koperasi dan UKM pekan lalu.

Dampak teknologi ini, katanya, bahkan bisa meningkatkan daya saing produk pangan UMKM, karena biaya proses penyinaran oleh Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) juga sangat ekonomis.

Dengan dosis radiasi yang ditentukan, bahan pangan tidak mengalami perubahan rasa dan aroma serta kandungan gizinya. Nilai ekonomisnya bertambah karena bebas kuman dan daya simpan lebih lama.

Biaya iradiasi terhadap produk atau bumbu makanan hanya sebesar Rp25.000 untuk kapasitas 30 kg. Proses iradiasi hanya berlangsung satu hari.

Bagi pengusaha bumbu makanan atau masak skala kecil, disarankan melakukan iradiasi secara berkelompok agar lebih efisien. Pengusaha bumbu makanan skala UMKM yang menjadi pelopor iradiasi adalah Gerak Tani (Pondok Gede).

Kapasitas produksi perusahaan itu mencapai 500 kg per hari, dan kini sebagai pemasok bumbu makanan untuk penerbangan Garuda Indonesia.

"Dengan sistem iradiasi, kami bisa menjaga stabilitas harga meski harga bahan baku bumbu naik dalam kurun waktu tertentu. Jangkauan pemasaran juga meluas," ujar Direktur Gerak Tani N.J. Sembiring.

(7)

Jurnal Nasional Senin, 02 Juni 2008

Ekonomi - Keuangan - Bisnis Jakarta | Senin, 02 Jun 2008

PD B Usa h a Ke cil M e n e n g a h Tu m b u h 6 ,4 Pe r se n

by : Luther Sembiring

KONTRIBUSI sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencapai 53,6 persen atau senilai Rp2.121,3 triliun dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2007 senilai Rp3.957,4 triliun. Kontribusi ini meningkat sejumlah Rp335,1 triliun dibandingkan PDB 2006.

Sekretaris Menteri Negara Koperasi dan UKM, Guritno Kusumo mengatakan, PDB Indonesia 2007 tumbuh sebesar 6,3 persen dibandingkan 2006. ”Bila dirinci menurut skala usaha, pertumbuhan PDB UKM mencapai 6,4 persen dan usaha besar tumbuh 6,2 persen. Dibandingkan 2006, pertumbuhan PDB sektor UKM hanya 5,7 persen dan PDB usaha besar hanya 5,2 persen,” katanya di Jakarta, akhir pekan.

Pertumbuhan PDB UKM 2007 terjadi pada semua sektor ekonomi antara lain, sektor bangunan sebesar 9,3 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,5 persen, aerta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,8 persen.

Pada 2007, populasi UKM mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia. Jumlah tenaga kerja mencapai 91,8 juta jiwa atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.

Ekspor hasil produksi UKM selama 2007 mencapai Rp142,8 triliun atau 20 persen terhadap ekspor nonmigas nasional atau sebesar Rp713,4 triliun. Nilai investasi fisik UKM yang dinyatakan dengan angka Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada 2007 mencapai Rp462,01 triliun atau sebesar 46,96 persen terhadap total PMTB Indonesia.

Direktur Neraca Badan Pusat Statistik Supriyanto, mengatakan, indikator yang disusun mengacu pada besaran PDB. "Kami tidak memetakan perubahan yang terjadi di lapangan. Jadi yang kami lakukan adalah performa UKM dalam menciptakan nilai tambah dihitung agregat secara total," katanya.

Meski hasil ekspor UKM 2007 meningkat Rp142,8 triliun dari eskpor UKM 2006 sebesar Rp122,3 triliun, namun peranan terhadap total ekspor nonmigas menurun menjadi 20 persen dibandingkan 2006 sebesar 20,2 persen. Penurunan disebabkan peningkatan ekspor dari hasil produksi Usaha Besar antara lain, makanan, minuman, dan tembakau.

Dari sisi investasi UKM dilaporkan, pada 2007 meningkat menjadi 20,8 persen dari tahun 2006 sebesar 20,5 persen. Untuk investasi pada UB menurun dari 54 persen pada 2006 menjadi 53 persen pada 2007.

(8)

Bisnis I ndonesia Selasa, 03 Juni 2008

La j u PD B UKM d ib id ik 5 ,7 %

JAKARTA: Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun ini menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) usaha kecil menengah (UKM) sekitar 5,7%, seperti yang diraih pada periode tahun lalu.

Kontribusi UKM pada 2007 sebesar Rp2,12 kuadriliun atau sekitar 53,6% dari seluruh PDB Indonesia. Peningkatan ini terjadi berkat pertumbuhan PDB UKM di semua sektor.

"Target sementara tahun ini sama seperti 2007, 5,7%. Tapi kalau ditanya keinginan, ya harus lebih tinggi dari tahun lalu," ujar Sekretaris Menteri Negara Koperasi dan UKM Guritno Kusumo akhir pekan lalu.

Pertumbuhan PDB UKM pada 2007 terjadi di semua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor bangunan, yakni 9,3%. Diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5% serta pertambangan dan penggalian 7,8%.

Pertumbuhan indikator PDB 2008 yang ditargetkan disusun bersama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Acuannya adalah data pertumbuhan 2007.

Secara umum kinerja perekonomian Indonesia berdasarkan PDB 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3%. Pada tahun lalu kontribusi usaha kecil (UK) sebesar Rp1,49 kuadriliun (37,8%). Usaha menengah (UM) sebesar Rp625,1 triliun (15,8%) dan usaha besar (UB) Rp1,83 kuadriliun atau sebesar 46,4%.

Secara sektoral pada 2007 lebih dari separuh (52,5%) populasi usaha mikro kecil dan menengah meningkat. Paling besar bergerak di sektor pertanian, diikuti sektor perdagangan (28,1%) dan industri 6,5%.

Jumlah total tenaga kerja pada kelompok UMKM sebesar 46,4% berada di sektor pertanian. Persentase tertinggi kedua di sektor perdagangan (25,2%) dan industri sebesar 11,4%.

(9)

Bisnis I ndonesia Selasa, 03 Juni 2008

Pe n g h e m a t a n b e la n j a k on su m e n p u k u l om z e t

pe r it e l

Berbagai pendapat langsung dikemukakan segala pihak untuk memprediksi apa yang akan terjadi terkait dengan omzet peritel setelah kenaikan harga BBM sebesar 28,7% pada akhir bulan lalu.

Sejumlah asosiasi telah memprediksi ada kenaikan berbagai macam produk sebagai dampak kenaikan tersebut, sehingga menekan volume penjualan.

Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia memprediksi kenaikan harga BBM akan menekan volume penjualan ritel kebutuhan sehari-hari sebesar 15%, dan mengakibatkan kenaikan harga barang hingga 8%.

Ketua Umum Gapmmi (Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Seluruh Indonesia) Thomas Darmawan juga memprediksi harga produk pangan bakal terdongkrak sekitar 15%.

Hal sama juga dikemukakan Ketua Umum APGAI (Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesoris Indonesia) Poppy Dharsono yang memprediksi akan ada kenaikan harga kembali sebesar 15%, setelah BBM naik, padahal sejak awal tahun harga pakaian jadi sudah naik rata-rata 30%.

Nielsen Indonesia mengungkapkan harga 54 kategori barang kebutuhan sehari-hari diperkirakan kembali naik hingga 5% dengan adanya kenaikan harga BBM. Sebelumnya harga 54 kategori itu sudah meningkat sebesar 13,6% selama kuartal !/2008.

Yongky Surya Susilo, Direktur Retailer Service Nielsen Indonesia juga memperkirakan volume penjualan makanan dan nonmakanan untuk keperluan sehari-hari akan tertekan 3% setelah ada kenaikan BBM. Penjualan baru kembali pulih dalam waktu tiga bulan.

Dilihat dari hasil survei, tampaknya peritel harus kerja ekstra keras, setidaknya untuk mempertahankan volume penjualan di toko. Pasalnya, konsumen dari semua kalangan menyatakan berencana mengurangi frekuensi gaya hidupnya seperti makan di kafe atau nonton, mengurangi jumlah barang yang dibeli, atau membeli produk yang ukurannya lebih kecil.

Survei itu menyebutkan kesepakatan terbesar yang dikemukakan oleh konsumen adalah untuk menunda membeli produk yang harganya relatif mahal, seperti peralatan rumah tangga elektronik.

Peringkat selanjutnya yang akan dilakukan untuk menghemat adalah dengan mengurangi acara rekreasi, membeli pakaian serta peralatan rumah tangga. Produk makanan juga sebagai salah satu jenis produk yang direncanakan banyak konsumen untuk dikurangi jumlah pembeliannya, begitu juga produk perawatan tubuh.

Jakarta terparah

Riset itu juga menunjukkan dampak kenaikan BBM lebih terasa pengaruhnya untuk wilayah Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi) dibandingkan dengan kota lainnya seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar.

(10)

Bisnis I ndonesia Selasa, 03 Juni 2008

Begitu juga dengan yang berencana mengurangi belanja produk perawatan tubuh, di Jadetabek lebih besar (15%) daripada Bandung (4%), Surabaya (10%), dan Makassar (7%).

Persentase konsumen yang menyatakan tidak banyak terpengaruh gaya belanja dan gaya hidupnya setelah kenaikan BBM, adalah masyarakat yang berada di Bandung (31%), disusul Surabaya (29%), Jadetabek (23%), dan Makassar (17%).

Mungkin karena dipicu kondisi ekonomi yang semakin menuntut seseorang mengeluarkan biaya tinggi untuk kebutuhannya, juga membuat masyarakat saat ini memerhatikan pergerakan harga produk yang biasa mereka beli.

Riset Nielsen Indonesia yang menunjukkan semua golongan mengikuti pergerakan harga. Misalnya, golongan bawah yang memantau harga minyak curah yang telah mencapai Rp12.000 per kg, kelas menengah memantau harga telur Rp10.000-Rp 12.000 per kg, dan golongan atas yang memperhatikan kenaikan harga beras kemasan 10 kg yang semula Rp47.000 menjadi Rp60.000.

Meskipun terus memantau pergerakan harga, konsumen kelas menengah dan atas tetap mempertahankan keloyalan mereka pada merek produk yang biasa mereka gunakan.

Berbeda dengan konsumen kelas bawah yang cenderung memilih merek yang lebih murah harganya dan berupaya mencari produk dengan kemasan yang lebih kecil akibat tekanan ekonomi.

"Daya beli akan terus kami amati. Sekarang belum kelihatan, tapi satu atau dua bulan ke depan akan terlihat kian jelas," kata Setyadi Surya, Direktur PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. ([email protected])

(11)

Bisnis I ndonesia Selasa, 03 Juni 2008

Pe r a j in k op ia h r a sa m su lit b e r k e m b a n g

PANGKALPINANG: Perajin kopiah rasam di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sulit berkembang karena menurunnya order dan minat beli pelanggan, menyusul makin mahal dan sulitnya mendapatkan bahan baku akar-akar pohon rasam akhir-akhir ini.

"Bahan baku berupa akar-akaran pohon rasam langka akibat banyaknya hutan yang dijadikan lokasi tambang timah konvensional oleh masyarakat Bangka," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang Akhmad Elvian, kemarin.

(12)

Pikiran Rakyat Selasa, 03 Juni 2008

Efe k t ifk a n Pa m e r a n u n t u k Se k t or UKM

BANDUNG, (PR).-

Pemerintah daerah perlu meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pameran-pameran untuk UKM sebagai sarana membantu pemasaran produk-produk UKM. Apalagi selama ini UKM mengandalkan pameran itu untuk pemasaran produknya.

"Kenaikan harga-harga menyusul kenaikan harga BBM, saat ini sudah sangat menekan pelaku UKM sehingga adanya dukungan pemerintah dari sisi pemasaran akan sangat membantu," ujar Ketua Jejaring Kerja Produktif KUKM (JKPK) Jabar, Iwan Gunawan, Senin (2/6).

Dijelaskan, dengan kenaikan harga BBM saat ini, sudah membuat harga berbagai bahan baku naik 20%-30%. Itu belum ditambah kenaikan dari biaya operasional lainya. Artinya, dengan kenaikan BBM, mereka harus menanggung biaya yang lebih besar untuk produksi.

Hal tersebut dipastikan akan sangat mengganggu cash flow mereka karena umumnya pelaku UKM hanya memiliki kecukupan modal untuk 2-3 bulan produksi. Artinya, jika untuk produksi saja sudah kesulitan, apalagi untuk memikirkan masalah pemasaran.

"Karenanya, pameran-pameran yang disubsidi pemda memilki arti yang lebih strategis untuk UKM. Oleh karena itu, efektivitas pamerannya juga perlu ditingkatkan," katanya.

"Singkatnya, pameran itu jangan jadi semacam pasar kaget, tapi idealnya menjadi acara yang masuk kalender kegiatan bagi para pembeli. Seperti di MIHAS (pameran makanan halal di Malaysia), selama dua hari pertama pameran hanya dibuka untuk para pembeli, setelah itu baru dibuka untuk umum," katanya.

Sementara Ketua Asosiasi Penyelengaraan Pameran Indonesia (Asperapi) Jabar, Deni Drimawan, membenarkan perlunya sebuah pameran memerhatikan masalah pembeli tersebut. Oleh karena itu, di negara-negara maju, suatu pameran memiliki peranan yang penting dalam perekonomian mereka.

Malah, di negara semacam Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, pameran menjadi salah satu lokomotif perekonomian yang penting. Logikanya, jika pembeli dan produk yang dipamerkan bertemu maka akan terjadi pemesanan, dan pemesanan akan membuat sisi produksi bergerak. Begitupun di sisi perdagangan dari produk-produk yang dibeli buyer.

(13)

Bisnis I ndonesia Rabu, 04 Juni 2008

Alfa b e r i h a r g a k h u su s p e w a r u n g

JAKARTA:PT Sumber Alfaria Trijaya telah merealisasikan pusat distribusi (store stock point/SSP) dalam toko Alfamart yang memberi harga khusus bagi pewarung, meski perluasannya ke semua jaringan gerai masih terhambat.

Menurut Solichin, General Manager Franchise PT Sumber Alfaria Trijaya saat ini di beberapa toko telah dioperasikan SSP bagi pedagang kecil atau pemilik warung di sekitar minimarket, dan mereka bisa mendapatkan barang dari minimarket Alfamart dengan harga khusus.

"Kami tidak ada target sampai berapa toko yang memiliki pusat distribusi tersebut, karena kami melihat apa penjajakan ini bisa diterima orang," kata Solichin di sela-sela pemberian beasiswa kepada dua siswa tunanetra yang tergabung dalam Pertusi (Persatuan Tuna Netra Indonesia) dari Alfamart, kemarin.

Dalam praktiknya, pusat distribusi kecil dalam toko Alfamart memberikan harga khusus penjualan barang kepada pedagang kecil di sekitar minimarket, yang sebelumnya sudah diidentifikasi.

Dengan begitu, diharapkan pemilik warung kelontong bisa menjual barang dengan harga kompetitif sesuai dengan harga konsumen yang ditetapkan Alfamart. Di samping itu, pedagang kecil bisa mengirit ongkos transportasi, karena tidak perlu membeli barang dari agen atau grosir.

"Kami harapkan SSP bisa dimanfaatkan oleh pedagang kecil yang lokasinya hanya lima sampai sepuluh menit berjalan kaki untuk sampai di toko Alfamart," kata Solichin.

Dia mengharapkan dengan terwujudnya pusat distribusi kecil tersebut, citra minimarket yang selama ini diklaim merontokkan usaha pedagang kecil dan menengah di sekitarnya bisa diperbaiki.

Banyak kendala

Namun, jelas Solichin, praktik pembuatan pusat distribusi dalam toko tersebut banyak menemui kendala. Di samping perlunya menunggu respons masyarakat dengan peran baru Alfamart tersebut, peritel itu juga mesti menanamkan sejumlah modal termasuk menambah karyawan.

Dia tidak menyebut lokasi toko yang kini telah memiliki SSP. Namun sebelumnya Maria Harjono, Deputi Direktur Franchise Development PT Sumber Alfaria Trijaya pernah mengungkapkan uji coba SSP akan dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Dalam kesempatan terpisah Susanto, Ketua umum AP3MI (Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar modern Indonesia) mendukung penerapan pusat distribusi dalam toko Alfamart, yang memberikan harga khusus bagi pedagang kecil.

"Selama pembelian barang oleh pedagang kecil dilakukan secara kontan, maka saya yakin grosir atau agen tidak akan tersisih perannya," kata Susanto.

(14)

Bisnis I ndonesia Rabu, 04 Juni 2008

Namun, grosir atau agen mempunyai posisi lebih unggul daripada ritel modern. Melalui hubungan saling percaya, biasanya pedagang kecil boleh melakukan penundaan pembayaran.

(15)

Bisnis I ndonesia Rabu, 04 Juni 2008

St a n d a r p r od u k UKM a k a n d ir u m u sk a n

JAKARTA: Kementerian Koperasi dan UKM akan merumuskan standardisasi internasional produk bagi usaha kecil menengah (UKM) Indonesia untuk menghadapi kompetisi global.

Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali mengatakan dalam era keterbukaan pasar internasional saat ini, Indonesia tidak bisa menghindari kehadiran produk luar negeri. Solusi terbaik menjawab tantangan itu adalah meningkatkan kualitas produk UKM Indonesia.

"Produknya harus bagus, murah serta pengiriman juga mudah," katanya kemarin saat membuka konferensi China-Asean people-to-people friendship organizations kemarin.

Acara pembukaan dihadiri President of The Association of Indonesia-China Economic, Social and Cultural Cooperation, Sukamdani Sahid Gitosardjono dan President of the China-Asean Association, Gu Xiulian.

Saat ini, kata menteri, pasar Indonesia tengah dibanjiri produk asing dengan kualitas internasional. Akibatnya pelaku UKM nasional terdesak dan makin terpuruk karena produk serupa juga masuk secara ilegal.

Dengan meningkatkan kualitas produk, dipandang mampu meredam masuknya produk impor. Untuk mengatasi produk ilegal, dia minta pihak terkait bisa bekerja sama untuk mengatasinya.

"Persaingan memang tidak bisa dihindari karena pintu keluar masuk ke setiap negara pada era globalisasi sangat terbuka. Yang penting Indonesia jangan kebanjiran produk selundupan," tegas Suryadharma.

Suryadharma mengatakan pemerintah akan memperketat pengawasan dalam pencegahan barang selundupan terhadap produk impor asal China yang membanjiri pasar dalam negeri sementara daya saing produk lokal akan ditingkatkan.

Serbuan produk China, katanya, tidak dapat ditolak di tengah era globalisasi. Apalagi, ujarnya, harga produk asal Negeri Tirai Bambu itu terjangkau daya beli masyarakat.

"Yang penting itu jangan sampai terjadi membanjirnya barang selundupan karena itu sangat murah dan dapat merugikan industri dalam negeri juga," katanya.

Kerja sama UKM

Kemenkop juga tengah merancang kerja sama di bidang UKM dengan China, karena negeri tersebut memiliki potensi menguntungkan bagi Indonesia dalam bertransaksi bisnis.

Dalam jangka pendek bisa dilakukan kerja sama pemasaran produk ataupun untuk saling tukar informasi antara pelaku UKM.

Meski rencana ini baru sekilas dibicarakan dengan pihak China, Kemenkop akan tetap menindaklanjutinya. Untuk itu China juga diundang menghadiri pameran pekan produk budaya Indonesia.

(16)

Bisnis I ndonesia Rabu, 04 Juni 2008

"Kami bersepakat untuk saling bertukar informasi, pengalaman, keterampilan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bertukar cara memasarkan produk," katanya.

Sementara itu, Madame Gu Xiulian dalam pidatonya mengatakan, hingga kini China sungguh-sungguh mengembangkan ekonomi khusus perempuan.

Program serupa, katanya, juga dijalankan Kementerian Negara Koperasi dan UKM sejak beberapa tahun lalu yang diberi nama Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (Perkassa).

Program tersebut diterapkan dalam bentuk perkuatan permodalan bagi koperasi dan UKM yang dikelola perempuan.

"Indonesia juga memberikan perhatian khusus terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan. Jadi China sangat tertarik. Inilah yang akan menjadi dasar kerja sama," demikian Suryadharma Ali. (Fahmi Achmad) ([email protected])

(17)

Bisnis I ndonesia Rabu, 04 Juni 2008

W a r a la b a k e la s d u n ia in ca r p a sa r I n d on e sia

JAKARTA:Waralaba tingkat atas dunia mengincar konglomerat di Indonesia untuk menjadi master franchise (pemegang waralaba utama), menyusul pasar dalam negeri yang potensial.

Ketua Dewan Pengarah Wali (Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia) Amir Karamoy menilai dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, waralaba dunia lebih banyak yang mengincar investor Indonesia untuk melakukan ekspansi di negara yang berpenduduk lebih dari 200 juta ini.

"Selama ini umumnya memang master franchise waralaba tingkat atas dunia dipegang oleh para konglomerat, karena selain duitnya ada mereka bisa dipercaya," kata Amir kepada Bisnis, kemarin.

Makin tertariknya merek waralaba tingkat teratas dunia untuk memasuki pasar Indonesia, juga dipicu semakin banyaknya orang kaya yang menjadi target sebagai konsumen.

Amir mengungkapkan saat ini jumlah orang yang memiliki deposito di atas Rp1 miliar di Indonesia diperkirakan mencapai 150.000 orang.

Terkait dengan kenaikan harga BBM, jelasnya, diperkirakan hanya membuat pengusaha atau calon investor menunggu perkembangan hingga dua bulan ke depan.

Umumnya konglomerat di Indonesia memilih merek waralaba yang mewajibkan adanya dana awal di luar investasi (startup cost) di atas US$1 juta (sekitar Rp9 miliar).

Dengan dana awal US$1 juta, Amir memperkirakan investor harus memiliki dana minimal US$3 juta-US$4 juta (Rp27 miliar-Rp36 miliar) sampai membuka gerainya di Indonesia.

"Waralaba tingkat atas dunia yang paling banyak diincar konglomerat di Indonesia adalah jenis usaha restoran, toko modern, dan pendidikan," katanya.

Dia menjelaskan memang waralaba peringkat teratas dunia belum menjadi jaminan suksesnya usaha waralaba tersebut di suatu negara, termasuk di Indonesia.

Beberapa merek kelas atas dunia, ungkap Amir, pernah masuk ke Indonesia dan tidak sukses. Dia mencontohkan convenience store merek 7-Eleven (peringkat teratas dunia), serta restoran salad, sandwich dan burger Subway (waralaba peringkat kedua dunia).

(18)

Kompas Rabu, 04 Juni 2008

Pe n j a m in a n Kr e d it b a g i UKM

Pe la t ih a n u n t u k I n d u st r i Ke cil

Rabu, 4 Juni 2008 | 01:04 WIB

Klaten, Kompas - Untuk membantu permodalan usaha kecil dan menengah atau UKM, Pemerintah Kabupaten Klaten tahun ini akan mendirikan lembaga penjaminan kredit. Diharapkan, kredit berbunga rendah yang disalurkan bisa membantu UKM yang lesu akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.

Pemkab Klaten mengusulkan dana untuk lembaga itu Rp 3 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan. Diharapkan, hal itu bisa dimanfaatkan UKM, termasuk industri cor logam di Kecamatan Ceper dan industri tenun tradisional di Kecamatan Bayat.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Klaten Mujaeroni, Selasa (3/6) di Klaten. ”DPRD Komisi II sudah setuju,” ujarnya.

Saat ini, ada 40.000 UKM dengan jumlah tenaga kerja 140.000 orang di seluruh Kabupaten Klaten. UKM, termasuk industri cor logam di Ceper, menurut Mujaeroni, tak banyak menyumbang pendapatan asli daerah, tetapi berperan dalam perputaran uang serta menyerap tenaga kerja.

Sementara itu, Pemimpin Bank Indonesia Solo Dewi Setyowati memperkirakan angka kredit macet akan meningkat dua atau tiga bulan ke depan sebagai dampak kenaikan harga BBM.

Ada beberapa cara untuk menangani kredit macet. Cara itu, antara lain, adalah penjadwalan ulang pembayaran kredit, restrukturisasi kredit, dan penghapusan kredit.

Menurut Dewi, perbankan diharapkan melakukan pendampingan, pembinaan, dan mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi debitur agar usaha yang dijalani lancar. Dengan demikian, pembayaran kredit ikut lancar.

Kepala BPR Ceper Effendi Utomo mengatakan, pihaknya secara berkala melakukan pendampingan. Ia juga memperkirakan, beberapa bulan ke depan akan terlihat penurunan kemampuan membayar kredit. ”Namun, kami tidak melakukan penjadwalan ulang,” tuturnya.

Kredit berbunga rendah juga diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Menurut Kepala Seksi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi Jawa Timur Mugni, Pemprov Jatim menyediakan dana dari APBD yang disalurkan melalui Bank Jatim maksimal Rp 200 juta untuk setiap pengusaha UKM. Suku bunga kredit 6 persen per tahun, dengan jangka waktu dua tahun. Jika pinjaman dilunasi lebih cepat, UKM akan diberi insentif.

Kredit serupa juga diberikan kepada UKM, termasuk industri logam, di Tegal, Jawa Tengah. Demikian Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Tegal Bambang Susanto.

Pelatihan

(19)

Bisnis I ndonesia Kamis, 05 Juni 2008

Kr e d it UM KM Su lu t m e lon j a k 3 9 %

MANADO: Kredit bank bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo terus meningkat, hingga posisi April 2008 mencapai Rp5,64 triliun, atau naik 39,85% dibandingkan dengan tahun lalu (yoy) Rp4,03 triliun.

"Peningkatan terjadi di seluruh jenis kredit UMKM, yaitu kredit mikro naik 26,57%, kredit kecil dan kredit menengah masing-masing naik sebesar 40,78% dan 40,81%," kata Pemimpin Bank Indonesia Manado, Jeffrey Kairupan, kemarin.

Sebaran kredit untuk Provinsi Sulut mencapai Rp4,50 triliun atau pangsa pasar 80%, sedangkan Gorontalo Rp1,14 triliun atau hanya 20% dari total kredit UMKM, tetapi dari sisi pertumbuhan lebih cepat yakni mencapai 43% dibandingkan dengan Sulut yang hanya 39% (YoY).

(20)

Bisnis I ndonesia Kamis, 05 Juni 2008

Pr e sid e n : KUR b isa t e m b u s Rp 1 5 t r iliu n

JAKARTA: Presiden Susilo Bambang Yudoyono mengharapkan realisasi penyaluran kredit usaha rakyat yang diprogramkan pemerintah bisa tembus hingga Rp15 triliun sampai akhir tahun ini. Saat ini, ungkapnya, sudah tersalurkan sekitar Rp6 triliun untuk pengembangan usaha kecil dan menengah.

"Program kredit usaha rakyat akan terus dikembangkan. Saya ingin [hingga akhir) tahun ini ditingkatkan sampai Rp15 triliun," katanya saat membuka Pekan Produk Budaya Indonesia 2008 yang diselenggarakan Kantor Menko Kesra di Jakarta kemarin.

Presiden menambahkan pemerintah sepakat melakukan pembahasan dengan DPR untuk meningkatkan alokasi kredit itu pada tahun depan agar bisa lebih banyak usaha rakyat yang bisa berkembang. Hal itu, lanjutnya, sangat berkaitan dengan perkembangan dunia usaha kecil dan menengah yang memang membutuhkan akses pembiayaan lebih besar.

"Keluhan para pengusaha UKM utamanya ada dua, yaitu modal yang tidak mudah didapatkan dan promosi dan pemasaran produk. Kita terus mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah nyata untuk membantu mereka di bidang permodalan dan promosi."

Selain itu, Presiden meminta kepada balai penelitian dan pengembangan UKM untuk membuat teknologi inovasi agar bisa meningkatkan kualitas produk UKM supaya bisa bersaing di pasar domestik dan internasional.

Menko Kesra Aburizal Bakrie mengatakan pemerintah berupa memperkuat akses pembiayaan dan penguatan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) untuk bidang usaha kecil dan menengah agar bisa tumbuh dan bersaing di pasar internasional.

Menurut dia, dua hal itu menjadi kelemahan dari perkembangan sektor itu yang selama ini dinilai sudah kaya dalam ide kreatif.

"Usaha kecil dan menengah sudah kaya ide tapi terbentur pendanaan dan masalah kekayaan hak intelektual yang masih lemah. Pemerintah mencoba membantunya," katanya.

(21)

Bisnis I ndonesia Kamis, 05 Juni 2008

UKM RI ik u t i p a m e r a n d i Ch in a

BEIJING: Indonesia yang diwakili 24 pengusaha berskala kecil menengah (UKM) yang ikut Konferensi dan Pameran Teknologi Usaha Kecil dan Menengah Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC METC) ke-5 di Qingdao, provinsi Shandong, China memperoleh banyak transaksi.

"Keikutsertaan pengusaha UKM nasional dalam pameran itu banyak mendapat respons positif dari para pengunjung," kata Atdag RI di Beijing Imbang Listiyadi, di Beijing, kemarin.

Hal tersebut dikemukakannya seusai menghadiri pameran dagang yang berlangsung 30 Mei-2 Juni Mei-2008, yang diikuti Mei-24 UKM dari Indonesia dan sejumlah negara anggota APEC.

Menurut dia, UKM Indonesia yang ikut dalam pameran itu datang dari berbagai provinsi dan menampilkan sejumlah produk khas Indonesia seperti kopi, teh, makanan olahan, barang-barang kerajinan, serta produk tekstil.

(22)

Kompas Kamis, 05 Juni 2008

Pe r b a n k a n Ku r a n g M e n d u k u n g UM KM

Se m a k in Le m a h k a r e na Tida k M e m ilik i Le ga lit a s

Kamis, 5 Juni 2008 | 13:25 WIB

Surabaya, Kompas - Perbankan dinilai kurang mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah. Kondisi itu antara lain tercermin dari akses pendanaan bagi UMKM yang kurang tersentuh bank-bank umum.

Dalam hal ini, hak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) cenderung berbeda dengan hak pelaku usaha besar. "Contohnya, tingkat suku bunga murah untuk UMKM hanya 16 persen, bukan 30 persen. Hal itu memicu kecemburuan pelaku UMKM terhadap pelaku usaha besar," kata Wakil Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang dalam diskusi UMKM di kampus Universitas Airlangga, Rabu (4/6).

Bahkan untuk memperoleh pendanaan, kata Welirang, pelaku UMKM menempuh prosedur yang relatif berbelit. Selain itu, perbankan juga meminta agunan berlebihan. Padahal, UMKM dituntut berhadapan dengan persaingan bebas yang memerlukan modal besar. Hal-hal tersebut menjadikan UMKM lemah. "Dari perbankan kurang, produksinya juga masih kurang," ujarnya.

Dukungan pendanaan yang minim bagi UMKM tidak seimbang dengan peran UMKM terhadap perekonomian pada umumnya. Tahun 2006 saja, dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,5 persen, kontribusi sektor formal hanya 1 persen hingga 1,5 persen. Sebaliknya, peran UMKM malah sangat dominan karena memberikan kontribusi 4 persen hingga 4,5 persen.

Demikian pula penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Dari seluruh kesempatan kerja, 91,14 persen di sektor UMKM. Sementara penyerapan dari usaha besar hanya 3,86 persen. "UMKM semakin lemah karena tidak mempunyai legalitas. Usaha perseorangan akhirnya kerap diposisikan di bawah koperasi," tutur Welirang.

Meski demikian, perbankan melalui Bank Indonesia (BI) berupaya meningkatkan layanan pembiayaan bagi UMKM. Salah satunya, penguatan kelembagaan melalui pertalian program bank perkreditan rakyat dan bank umum. "Langkah-langkah itu tidak lepas dari kenyataan bahwa peranan perbankan dalam sistem keuangan Indonesia masih sangat dominan," ujar Pengawas BI Wibisono.

Untuk itu, BI mempunyai kebijakan pengembangan UMKM. Kalangan perbankan diminta memerhatikan UMKM. Meski demikian, bank diminta tidak sekadar mengejar target dalam mengucurkan kredit. "Bank jangan spekulatif, tetapi harus memerhatikan beberapa faktor, misalnya prospek dan potensi UMKM yang mengajukan kredit," katanya.

Di sisi lain, bank sangat berhati-hati agar tingkat non performing loan (NPL) tidak melonjak. Sampai sekarang NPL kurang dari 5 persen. Sampai akhir tahun ini NPL diharapkan tidak lebih dari 5 persen.

(23)

Kompas Kamis, 05 Juni 2008

Usa ha Ke cil

Pr e sid e n : D a n a KUR D it in g k a t k a n M e n j a d i Rp 1 5

Tr iliun

Kamis, 5 Juni 2008 | 01:14 WIB

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa program penyaluran penjaminan kredit melalui perbankan yang disebut kredit usaha rakyat atau KUR jumlahnya akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat tahun ini, dari sebelumnya Rp 6,8 triliun menjadi Rp 15 triliun. Pada tahun depan, pemerintah akan meningkatkan kembali jumlahnya.

Demikian disampaikan oleh Presiden Yudhoyono saat membuka Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) di Jakarta Convention Center, Rabu (4/6).

”Program KUR seperti yang disampaikan Menko Kesra Aburizal Bakrie akan terus dikembangkan. Kalau sekarang sudah mencapai Rp 6 triliun lebih, saya ingin tahun ini kita tingkatkan terus sampai dengan sekitar Rp 15 triliun. Tahun depan, KUR akan kita tingkatkan kembali agar bisa mendorong ekonomi kreatif di tingkat usaha kecil,” ujar Presiden.

Genjot ekonomi kreatif

Menurut Presiden Yudhoyono, program KUR dalam menggenjot ekonomi kreatif masyarakat Indonesia tidak semata-mata dilihat dari keuntungan ekonomi belaka, tetapi juga dari aspek budaya bangsa, warisan bangsa.

Lebih jauh Presiden Yudhoyono mengajak komponen bangsa untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis warisan budaya bangsa. Dengan potensi sumber daya alam yang kuat, bangsa Indonesia diyakini bisa mengembangkan ekonomi yang kuat.

”Mengembangkan ekonomi kreatif akan bisa mengembangkan perekonomian Indonesia. Dengan potensi sumber daya alam yang bisa kita tingkatkan, kita bisa mengembangkan perekonomian,” ujar Presiden Yudhoyono.

Namun, kata Presiden, untuk membuat negara yang maju pada abad ke-21 dibutuhkan tiga syarat, yaitu kemandirian bangsa, daya saing, dan peradaban yang harmonis.

Hadir dalam acara tersebut Pelindung dan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Ny Ani Bambang Yudhoyono dan Ny Mufidah Jusuf Kalla serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Kali ini, Pekan Produk Budaya Indonesia bertema ”Warisan Budaya Bangsa Inspirasi Ekonomi Kreatif Indonesia”.

Program KUR digulirkan Presiden Yudhoyono pada November 2007. Plafon kredit tersebut sebesar Rp 500 juta. KUR merupakan kredit program yang disalurkan dengan menggunakan pola penjaminan.

Kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai bank.

(24)

Bisnis I ndonesia Jumat, 06 Juni 2008

3 Rit e l d u n ia j a d i j a r in g a n e k sp or RI

JAKARTA: Departemen Perdagangan akan menggenjot ekspor produk pangan, kerajinan, dan fashion di Eropa dan Jepang melalui jaringan ritel internasional Carrefour, Delhaize, dan Seibu.

Tiga merek peritel raksasa tersebut sudah masuk ke Indonesia, yaitu PT Carrefour Indonesia yang membuka gerai hipermarket Carrefour, Delhaize membuka supermarket Super Indo, dan Department Store Seibu yang dibawa oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk.

"Untuk makanan kita sudah mulai dengan Carrefour, dua minggu lalu kami sudah bawa 18 [pemasok produk] ke Carrefour yang ada di Prancis. Masih ada rencana dengan Delhaize dan Seibu," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, kemarin.

Mendag menilai pemasaran melalui ritel berjaringan internasional merupakan salah satu upaya potensial untuk menggenjot ekspor makanan dan produk hasil industri kreatif.

Seperti diketahui ada 14 jenis hasil karya industri kreatif yang akan digenjot pemerintah, antara lain produk fashion (pakaian jadi dan aksesoris), kerajinan, dan barang seni.

Menurut Mari, instansi yang dikomandoinya juga terus mencari mitra usaha dengan peritel modern dunia lainnya. Untuk itu, Depdag telah minta pihak kedutaan Indonesia di luar negeri untuk penjajakan.

"Negara potensial lain adalah Singapura, Malaysia [meski] susah-susah gampang, Jepang dan China. Yang baru ada mulai penjajakan di Jepang."

Mari mengakui memang tidak mudah untuk bisa menembus ritel berjaringan dunia sehingga perlu proses panjang untuk melakukan penjajakan. Hal itu mengingat peritel top dunia melakukan penyeleksian produk yang akan dijual di gerainya dengan ketat.

Dalam kesempatan terpisah Irawan D. Kadarman, Direktur Corporate Affairs PT Carrefour Indonesia mengakui produk pangan, kerajinan dan fashion dari Indonesia berpotensi dipasarkan di jaringan toko Carrefour tidak hanya di Prancis, tetapi juga di seluruh dunia.

(25)

Bisnis I ndonesia Jumat, 06 Juni 2008

Ke r a j in a n b a t u a la m t a w on p r osp e k t if

Jambi: Kerajinan batu alam tawon Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi pemasarannya telah menembus tiga negara, yakni China, Thailand, dan Taiwan, dan permintaan itu terus meningkat.

Pengusaha kerajinan batu alam tawon M Khatib mengatakan Kabupaten Sarolangun memiliki potensi kandungan batu alam tawon di Kecamatan Limun yang kini menjadi salah satu mata pencaharian penduduk setempat selain bertani.

Batu alam tawon itu bisa didapatkan di sungai dan digali, lalu diasah menjadi berbagai aksesori, seperti mata cincin, liontin, gelang, tasbih, bros, dan sebagainya, yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per buah.

(26)

Bisnis I ndonesia Jumat, 06 Juni 2008

Re a lisa si KUR d i N TB Rp 1 4 ,8 m ilia r

MATARAM: Kredit usaha rakyat (KUR) dengan fasilitas penjamin kredit dari pemerintah yang diluncurkan Presiden sejak 5 November 2007, realisasinya di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) baru sebesar Rp14,8 miliar.

Padahal, tidak ada batasan KUR untuk NTB karena dana yang tersedia cukup banyak, tapi banyak Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi yang belum mengaksesnya, kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Muhammad Said, kemarin.

(27)

Bisnis I ndonesia Jumat, 06 Juni 2008

RUU Usa h a Ke cil M e n e n g a h d ise p a k a t i

JAKARTA: Pemerintah dan Komisi VI DPR kemarin menandatangani kesepakatan RUU tentang UMKM untuk disahkan menjadi undang-undang bagi pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah.

Penandatanganan draf atau naskah kesepakatan UU kemarin dilakukan ke-10 wakil fraksi partai di DPR bersama Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali setelah seluruh fraksi menyampaikan pendapat akhir mini.

"Ini merupakan hari bersejarah bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia," kata Suryadharma usai rapat kerja dengan Komisi VI pada pembicaraan tingkat pertama pengesahan UU.

Produk hukum UU tentang UMKM, katanya, melalui proses cermat yang dikerjakan oleh anggota dewan bersama seluruh fraksi dan pemerintah. Momentum ini dipandang vital bagi pemberdayaan sektor riil pada masa depan.

Pada dasarnya, kata Suryadharma, undang-undang diciptakan untuk meningkatkan kesempatan dan perlindungan kepada UMKM agar mampu memperluas lapangan kerja dan pelayanan ekonomi luas kepada masyarakat.

Karena itu, lanjutnya, UMKM harus memperoleh kesempatan, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha. Ini adalah wujud keberpihakan kepada usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan BUMN.

Draf UU yang sudah disepakati akan dimatangkan pada sidang paripurna pada 10 Juni di Komisi VI. Setelah itu diserahkan kepada presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.

Kriteria UKM

Dalam naskah tersebut, a.l. sudah menetapkan kriteria untuk usaha mikro kecil dan menengah. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan jumlah aset dan omzet setiap unit usaha, tidak lagi mencakup jumlah tenaga kerja.

Untuk kategori usaha mikro, nilai kekayaan bersih maksimal Rp50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha, sedangkan hasil penjualan per tahun maksimal Rp300 juta.

Untuk kriteria usaha kecil, kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Untuk hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta atau maksimal Rp50 miliar.

Kriteria usaha menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan serta hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2,5 miliar serta nilai maksimal Rp50 miliar.

Terhadap usaha mikro tetap dilakukan pendekatan secara ekonomi dan sosial agar bisa dipacu menaikkan kelas ke kategori kecil.

Bagi kategori di atasnya, diharapkan bisa profesional karena akan menghadapi persaingan global.

(28)

Jurnal Nasional Jumat, 06 Juni 2008

Ek onom i - Ke ua nga n - Bisnis j a k a r t a | Jum 'a t , 0 6 Jun 2 0 0 8

Ap e r si D or on g Pe m a n fa a t a n KUR

by : Lut her Sem biring

Selama ini mereka belum banyak mendapatkan informasi tentang KUR.

ASOSIASI Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mendorong pemanfaatan skim kredit usaha rakyat (KUR) bagi anggota bermodal rendah.

Ketua Umum Apersi Fuad Zakaria mendorong anggotanya memanfaatkan KUR. ''Bagi anggota kami di daerah-daerah yang punya tanah 3.000 hektare (ha)-5.000 ha, yang punya modal lemah, sebenarnya skim ini bisa dimanfaatkan,'' katanya, Kamis (5/6) usai penandatanganan nota kesepahaman fasilitas kredit perumahan antara BRI dan Apersi Jakarta.

Anggota Apersi, dipersilakan jika ingin mengakses KUR karena dinilai mudah diakses tanpa administrasi yang sulit. Agar bisa dimanfaatkan, skim KUR akan disosialisasikan kepada anggota. Sejauh ini, katanya, belum ada laporan anggota Apersi mengakses KUR untuk pengembangan perumahan sederhana. ''Kami mau coba. Kami dorong memanfaatkan itu, kalau di perbankan dengan persyaratan macam-macam mendingan ambil KUR.''

Ketua Apersi Jakarta Anton R Santoso menyatakan, anggota Apersi lebih banyak lemah dalam permodalan hingga memerlukan kredit. ''KUR ini masih baru jadi belum banyak yang tersosialisasi cara mengaksesnya,'' ucap dia.

Anggota Apersi akan maksimal memanfaatkan KUR jika perbankan lebih aktif menawarkan. Selama ini, sebagian besar anggota Apersi minim koordinasi hingga skim pendanaan belum optimal. Sejumlah pengembang, yang memiliki tanah namun tidak bermodal memulai izin dan pengurusan tanah status girik.

Menurut dia, Apersi ingin membangun lebih banyak jaringan dengan perbankan. Selain BTN, BRI mulai menawarkan skim kredit. ''Dibandingkan bank lain, mereka ini lebih agresif menawarkan kredit.”

Skim KUR dengan plafon maksimal Rp500 juta akan membantu anggota Apersi terutama untuk mengurus izin dan sertifikat.

Target Apersi membuat pengembang lemah naik menjadi pengembang besar. Anggota diharapkan aktif mengakses kredit yang ditawarkan perbankan.

Tujuan KUR meningkatkan akses pembiayaan dan pengembangan UKM serta perluasan lapangan kerja. Kredit maksimal Rp500 juta dengan suku bunga 16 persen dengan penjaminan 70 persen pembiayaan. Luther Kembaren

--

(29)

Bisnis I ndonesia Senin, 09 Juni 2008

Ap r in d o m in t a Pe m k ot Ba n d u n g t u n d a Ra p e r d a

Pe r pa sa r a n

BANDUNG: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta Pemerintah Kota Bandung menunda pengesahan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.

Rudy Sumampouw, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Aprindo, mengatakan hingga saat ini belum ada petunjuk pelaksanaan Perpres No. 112 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.

"Kami mengkhawatirkan adanya gejolak akibat ada yang tidak sesuai dalam peraturan daerah dengan peraturan presiden dan petunjuk pelaksanaannya," katanya kemarin.

Petunjuk pelaksanaan Perpres No. 112 masih dalam proses pembahasan oleh departemen teknis, yang dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan.

Aprindo khawatir Pemerintah Kota Bandung akan bekerja dua kali apabila ternyata ada yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan Departemen Perdagangan.

"Berdasarkan informasi, perda tersebut akan disahkan pada 13 Juni 2008. Kami mengharapkan Pemkot menundanya," ujar Sumampouw.

Menurut dia, pembahasan Raperda tentang Penataan Pasar juga dilakukan oleh sejumlah pemerintah kabupaten dan kota, seperti di Surabaya.

"Namun mereka belum memiliki rencana untuk mengesahkannya karena menunggu terbit petunjuk pelaksanaan Perpres No. 112," katanya.

Aprindo berharap Pemerintah Kota Bandung tidak terburu-buru mengesahkan Raperda Penataan Pasar walaupun Kota Bandung akan melakukan pemilihan wali kota dalam waktu dekat.

"Apalagi wali kota yang sekarang akan mencalonkan lagi, sehingga pengesahan raperda dipercepat. Kami juga tidak tahu alasannya apakah memang ke arah sana," jelasnya.

Sekretaris Aprindo Jabar Hendri Hendarta khawatir akan adanya perubahan atau revisi terhadap perda yang dikeluarkan Kota Bandung jika disahkan sebelum terbit petunjuk pelaksanaan perpres itu. (k37)

(30)

Bisnis I ndonesia Senin, 09 Juni 2008

Ba n k d im in t a t u r u n k a n b u n g a KUR

JAKARTA: Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) meminta perbankan menurunkan bunga pinjaman kredit usaha rakyat bagi petani dan nelayan menjadi 12% per tahun.

Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) B.S. Kusmuljono menyatakan bunga kredit yang dibebankan kepada petani dan nelayan masih tinggi rata-rata 24%.

"Untuk dua sektor tersebut, layaknya bunga kredit usaha rakyat sebesar 12% setahun," ujar Kusmuljono, akhir pekan lalu.

Selain beban bunga pinjaman yang tinggi, menurutnya, masalah akses terhadap kredit berbasis penjaminan pemerintah tersebut sampai kini masih menjadi masalah yang harus dicarikan pemecahan.

Pemerintah sejak November 2007 mendorong penyaluran kredit usaha rakyat melalui enam bank pelaksana, yaitu BRI, Mandiri, Bank BNI, Bank Syariah Mandiri, Bukopin dan BTN. Melalui PT Askrindo dan Perum SPU, pemerintah menjamin sampai dengan 70% dari nilai kredit.

Ketua Center for Policy Reform (CPR) Indonesia itu menyatakan tantangan ke depan adalah mengupayakan KUR dapat menjangkau lebih luas kalangan pengusaha mikro, termasuk di sektor pertanian dan perikanan.

Sementara ini, katanya, KUR lebih banyak menjangkau sektor perdagangan dan jasa.

"Masalah akses terhadap KUR ini yang ingin kami carikan solusinya. Caranya melalui kerja sama linkage perbankan dengan LKM, tentunya LKM yang menjadi penyalur terlebih dahulu dipilih sesuai track record dan rating yang bagus," tambahnya.

Kusmuljono menambahkan Komnas PKMI akan menyelenggarakan lokakarya pada 10 Juni 2008, untuk mencari pemecahan masalah terkait dengan pencapaian program kredit usaha rakyat.

(31)

Bisnis I ndonesia Senin, 09 Juni 2008

Con v e n ie n ce st or e m u la i m e w a b a h

Jika ritel skala raksasa hipermarket mengambil momentum kepopulerannya sejak 1998 pada saat krisis ekonomi menimpa Indonesia, tampaknya mulai tahun ini giliran format convenience store menunjukkan peran.

Keberadaan hipermarket yang menjual barang umumnya lebih murah daripada format lainnya, bisa menjawab upaya masyarakat berhemat saat krisis moneter waktu itu.

Hal ini berbeda dengan convenience store yang justru 'membaui' kegandrungan kalangan muda beranjangsana dengan rekannya pada malam hari, atau dikenal dengan istilah 'dugem' (dunia gemerlap malam).

Tengok saja convenience store yang marak di Bandung, terutama toko bermerek Circle K. Jarak satu dengan toko lain tidak terlalu berjauhan. Ini menandakan makin dibutuhkannya keberadaan toko format tersebut di kota itu.

Convenience store dan minimarket sekilas tampak sama, kecuali pada barang yang dijual. Minimarket menjual mi instan, beras,dan minyak goreng, adapun convenience store kebanyakan menjual produk yang langsung bisa dikonsumsi. Top kategori yang banyak dijual di convenience store adalah minuman ringan, bir, rokok, dan kondom.

Di Paris van Java ini terkenal dengan kaum mudanya yang suka berpenampilan modis dan mengikuti gaya terkini. Apalagi 60% penduduk di sini adalah kalangan muda usia.

Beberapa waktu lalu, Bisnis menjumpai sejumlah anak muda tampak bersenda gurau di teras depan toko yang luasnya kurang dari 400 m2. Beberapa kelompok mengambil tempat di areal parkir.

Biasanya, di teras toko ini ramai pada pk. 20.00-22.00. Mereka meneguk segelas kopi panas yang bisa dibeli seharga Rp6.000 per gelas. Sebagian lagi menikmati minuman karbonat berkemasan kaleng, dan makanan ringan.

Sambil berbincang mereka mengembuskan asap rokok yang dibeli di toko itu. "Tempatnya strategis untuk mengobrol, atau tempat janjian untuk pergi ke tempat lain," kata Andrew, remaja yang biasa belanja di toko itu.

Lonjakan omzet

Perilaku anak muda yang suka kongkow tergambar dari hasil survei Nielsen Indonesia belum lama ini. Pada tahun ini, konsumen yang memilih belanja minuman ringan di minimarket berlipat, yaitu dari 17% menjadi 31%.

Lonjakan tersebut juga dipicu makin diterimanya convenience store, terutama untuk kalangan muda di Indonesia.

Sebenarnya format toko ini bukan hal baru di Indonesia. Tapi karena pada saat itu gaya belanja yang ditawarkan terbilang baru menyebabkan sebagian peritelnya 'menyerah' meneruskan bisnisnya.

(32)

Bisnis I ndonesia Senin, 09 Juni 2008

Namun sekarang telah berubah. Jika pada tahun lalu jumlah convenience store mencapai 148 toko, tahun ini diprediksi mencapai 200 unit. Beberapa pemain baru juga bermunculan, seperti C-Store di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.

Masalahnya sekarang, apakah situasi kondusif bisa dipertahankan setiap peritel? Bukan tak mungkin ajang pertemuan di teras convenience store disalahgunakan untuk perilaku tidak terpuji, seperti mabuk, berkelahi, dan aksi premanisme. ([email protected])

(33)

Bisnis I ndonesia Senin, 09 Juni 2008

Pe lindo I I be r i m oda l UKM

JAKARTA: PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Tanjung Priok menyalurkan pinjaman modal usaha selama enam tahun terakhir kepada 340 usaha kecil menengah dan koperasi dengan total Rp6,95 miliar.

Pinjaman tersebut diberikan kepada usaha kecil dan koperasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, masing-masing sebesar Rp10 juta hingga Rp20 juta dengan masa pengembalian tiga tahun dan bunga 6% per tahun.

Usaha kecil yang memperoleh bantuan antara lain produsen furnitur, bengkel dan pengecatan kendaraan bermotor, pengeringan ikan asin, percetakan, pedagang kelontong, agen minuman dan makanan, serta usaha garmen.

"Bantuan itu untuk memperkuat modal usaha serta penambahan peralatan usaha," ujar Hambar Wiyadi, Kepala Humas Pelabuhan Tanjung Priok, kemarin.

(34)

Jurnal Nasional Senin, 09 Juni 2008

Ekonomi - Keuangan - Bisnis jakarta | Senin, 09 Jun 2008

Pr ogr a m Kope r a si da n UKM Te r se nda t

by : Luther Sembiring

Jika pengucuran dana pada triwulan III, pelaksanaan program sulit optimal.

PELAKSANAAN program kerja Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) tertunda memasuki akhir semester pertama karena dana APBN 2008 belum dikucurkan.

Program yang belum terlaksana hingga semester pertama tahun ini antara lain, dana bergulir 1.000 unit koperasi lewat Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (Perkassa) dan 1.000 unit koperasi dalam Program Pembiayaan Produktif Koperasi Usaha Mikro (P3KUM), dan Koperasi Sivitas Akademi (Kosika).

Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Guritno Kusumo, mengatakan, pelaksanaan program 2008 menunggu pengesahan Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) revisi. ''Permintaan pengurangan anggaran sudah kami lakukan. Kami menunggu DIPA baru disahkan. Sampai hari ini belum keluar,'' katanya, Jumat pekan lalu.

Guritno kini menunggu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) perihal status pengelolaan dana bergulir. Kemenkop mengusulkan status dana penguatan sebagai belanja sosial yang diaudi BPK.

Kementerian ini menghemat 10 persen total DIPA menyusul keputusan Departemen

Keuangan (Depkeu) perihal penghematan APBN 2008. Setelah revisi sebesar 10 persen, anggaran tahun ini Rp1,098 triliun.

Pelaksanaan program khawatir tertunda lebih lama jika belum ada pengesahan dari Depkeu hingga akhir semester pertama 2008. Setelah pengesahan nanti, Kemenkop akan membuat penyesuaian penyusunan petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dana bergulir.

Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Agus Muharam mengungkapkan, belum ada kejelasan perihal keputusan pengesahan dana bergulir dalam APBN 2008. ''Program yang belum berjalan Perkassa, Kosika, dan P3KUM,'' ucap dia.

Mengacu tahun lalu, program dana bergulir baru tuntas sekitar akhir November yang dimulai triwulan II. Dengan asumsi pengesahan DIPA 2008 memasuki triwulan III, waktu yang tersisa lima bulan tak akan optimal menyalurkan dana bergulir terhadap 1.000 unit koperasi lewat Perkassa dan P3KUM.

Menurut Agus, Hambatan lain dalam penyaluran dana bergulir Perkassa dan P3KUM letak geografis seperti di daerah terpencil (remote), dan verifikasi administrasi koperasi

calon penerima. Sampai saat ini, sudah 900 unit koperasi Perkassa dan 600 unit lewat P3KUM terdata mengajukan dana bergulir tahun 2008.

(35)

Bisnis I ndonesia Selasa, 10 Juni 2008

Pe r it e l d it u d in g a k a li sy a r a t p e r d a g a n g a n

JAKARTA: Peritel modern dinilai makin merugikan pemasok dengan mengakali persyaratan perdagangan meskipun mereka terkesan telah tunduk pada Perpres No.112/2007.

Dari berbagai keluhan di rapat yang digelar Aliansi 9 Asosiasi, terdapat dua cara peritel modern 'mengakali' jenis syarat perdagangan agar terkesan tunduk pada perpres.

Pertama, menaikkan persentase biaya jenis syarat perdagangan yang diperbolehkan.

Kedua, membuat sejumlah perincian pada setiap jenis syarat perdagangan yang diperkenankan.

"Peritel modern mengakali jenis syarat perdagangan yang disodorkan kepada pemasok. Kami meyimpulkan peritel modern tidak menaati Perpres No. 112/2007," kata Haniwar Syarif, juru bicara Aliansi 9 Asosiasi, kemarin.

Aliansi 9 Asosiasi juga mencium upaya peritel modern untuk berkonsultasi dengan pengacara andal, saat menyusun jenis syarat perdagangan untuk kontrak bisnis dengan pemasok 2008.

Hasilnya, kata Hanirwan, biaya syarat perdagangan tidak berkurang bahkan kalau bisa bertambah, dan dinilai 'aman'.

Sejumlah pemasok mengemukakan biaya syarat perdagangan pada 2008 naik lebih dari 7% di Supermarket Alfa, setelah toko berganti merek menjadi Carrefour dan Carrefour Express, Giant naik 6%, dan Hypermart naik 2%.

Pemasok lain mengatakan biaya syarat perdagangannya naik di Alfa setelah berganti nama menjadi Carrefour sebesar 5%, Hypermart 5%, dan Giant 6%. Ada juga yang mengatakan biaya syarat perdagangan di Makro tetap untuk 2008, naik 15% untuk gerai Alfa yang berubah menjadi Carrefour, dan naik 3% di Giant.

Tunduk perpres

Direktur PT Matahari Putra Prima Tbk (Foodmart dan Hypermart) mengatakan syarat perdagangan yang ditetapkan divisi supermarket dan hipermarket Matahari, dipastikan tunduk kepada aturan perpres.

"Kalau perinciannya semula tujuh kemudian menjadi 10 di Hypermart, itu karena permintaan dari pemasok agar lebih transparan. Jadi kebijakan kami tidak satu pun melangkah ke luar dari perpres," kata Danny.

Christian Charitat, Direktur Operasional PT Carrefour Indonesia, juga mengatakan perusahaannya taat perpres, terkait dengan perincian jenis syarat perdagangan.

"Kami tidak memakai konsultasi pengacara untuk menentukan syarat perdagangan. Untuk Alfa, kami yakin pemasok akan mendapatkan peluang meningkatkan omzet [dengan perubahan merek menjadi Carrefour dan Carrefour Express]," kata Charitat.

(36)

Bisnis I ndonesia Selasa, 10 Juni 2008

Tujuh jenis syarat perdagangan tersebut adalah potongan harga reguler, potongan harga tetap, potongan harga khusus, potongan harga promosi, biaya promosi, biaya distribusi, dan biaya administrasi pendaftaran barang. ([email protected])

(37)

Bisnis I ndonesia Selasa, 10 Juni 2008

St r a t e g i UM KM h a d a p i k e n a ik a n h a r g a BBM

Secara teori usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu dinamis dan tidak steril terhadap dunia luar, yang dalam ilmu manajemen strategi disebut lingkungan internal (modal, pasar, teknologi, tenaga kerja, manajemen) dan lingkungan eksternal (perekonomian umum, sosial politik dan kondisi internasional).

Kebijakan harga BBM merupakan elemen lingkungan bisnis yang perlu dipertimbangkan. Sejauh mana dampaknya terhadap UMKM dan bagaimana strategi bertahan dalam lingkungan yang berubah.

Jawabannya dapat saja berupa argumentasi yang sarat opini dan hipotesa. Dapat pula belajar dari pengalaman empiris UMKM. Pada 2006, pemerintah melakukan survei dengan 37.950 UMKM sampel pengguna bahan bakar minyak, seperti industri tahu tempe, kerupuk, pengolahan makanan, penangkapan ikan, warung makan, penggilingan padi, industri batik rumah tangga, industri genting dan batu bata, angkutan perkotaan, dan ojek.

Kajian ini relevan dengan kondisi saat ini karena pada Oktober 2005 ada kebijakan pengurangan subsidi harga BBM yang mendongkrak harga BBM dan membuat geger rakyat, apalagi saat itu menjelang Lebaran.

Hampir seluruh UMKM menggunakan BBM, ada pula yang menggunakan bahan bakar alternatif, seperti briket batu bara. Solar merupakan bahan yang paling tinggi digunakan, menyusul minyak tanah dan bensin. Dari sini diketahui bahwa harga BBM memengaruhi biaya produksi, tenaga kerja, dan respon menghadapi gejolak energi itu.

Strategi UMKM

Perubahan tidak mungkin dilawan tetapi untuk dapat bertahan hidup beberapa langkah telah ditempuh UMKM.

Secara normatif untuk menutupi kenaikan biaya produksi, seyogianya harga jual produk dinaikkan. Namun, di tengah persaingan yang ketat dan nuansa penurunan daya beli, kenaikan harga produk tidak serta merta mendapat respons positif, apalagi jika produk itu bukan merupakan kebutuhan primer.

Bagi yang tidak menaikkan harga jual produk menempuh strategi pengurangan ukuran barang, kualitas produk, keuntungan usaha, dan efisiensi biaya produksi. Ditemukan pengusaha mikro yang mengganti bahan bakar utama setelah kenaikan BBM hanya 3,5%.

Sebagian UMKM tampak mengurangi tenaga kerja. Usaha mikro semula mempekerjakan rata-rata 2,0 orang tetapi pascakenaikan harga BBM berkurang 1,5%. Adapun usaha kecil mengurangi tenaga kerja 3,2% menjadi 5,7 orang.

Pengurangan ini untuk mengurangi beban biaya produksi dan berkaitan dengan volume produksi yang makin rendah. Sebagian pemangkasan hanya berlangsung pada tenaga kerja yang tidak vital, mengurangi jam kerja, atau mengubah status tenaga kerja permanen menjadi part time.

(38)

Bisnis I ndonesia Selasa, 10 Juni 2008

Dipertimbangkan juga bahwa tingkat kesejahteraan tidak hanya dipengaruhi kenaikan harga BBM, tetapi juga variabel lain, seperti dana kompensasi BBM, dan kelancaran mendapatkan BBM.

Akhirnya, dampak kenaikan harga BBM terhadap tingkat kesejahteraan ditentukan oleh karakter sektor dalam mengonsumsi BBM. Semakin intensif mengonsumsi BBM, sektor itu mendapatkan tekanan yang lebih besar.

Kenaikan harga BBM Oktober 2005 juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM, yang bekerja melalui peningkatan harga bahan baku energi dan harga barang lain yang gilirannya meningkatkan biaya produksi.

Di sisi lain, kenaikan biaya bahan baku tidak diikuti oleh kenaikan permintaan produk karena daya beli masyarakat yang melemah akibat inflasi yang pada gilirannya menurunkan tingkat keuntungan.

Namun, pengalaman empiris membuktikan UMKM mempunyai fleksibilitas dalam menghadapi tantangan. Pada masa krisis 1997, UMKM yang relatif mampu bertahan. Itulah liku-liku dalam menghadapi kenaikan harga BBM periode yang lalu.

Mungkin pada masa ini pengalaman itu menjadi suatu harapan sekaligus perhatian bagi para pengambil kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat. (redaksi @bisnis.co.id)

Oleh Pariaman Sinaga

(39)

Jurnal Nasional Selasa, 10 Juni 2008

Ekonomi | Jakarta | Selasa, 10 Jun 2008 17:19:22 WIB

RUU Usa h a M ik r o, Ke cil d a n M e n e n g a h D isa h k a n

RAPAT Paripurna DPR di Gedung DPR Jakarta, hari ini mengesahkan Rancangan Undan-undang (RUU) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam persidangan yang dipimpin Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar itu, seluruh fraksi DPR menyatakan setuju dengan pengesahan RUU UMKM.

Fraksi-fraksi DPR memandang bahwa UMKM harus mendapatkan perlindungan yang memadai karena kegiatan usaha itu mampu memperluas lapangan kerja dan memberi pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat. Selain itu, UMKM dinilai sebagai salah satu pilar ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya.

(40)

Pikiran Rakyat Selasa, 10 Juni 2008

Bu a t Se g e r a Ju k n is UU UM KM

Selasa, 10 Juni 2008 , 19:59:00

BANDUNG, (PRLM) - Kalangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jabar menyambut positif disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) UMKM menjadi undang-undang (UU) oleh DPR, Selasa (10/6). UU UMKM diharapkan bisa memberikan payung hukum dan menciptakan iklim usaha yang lebih baik bagi UMKM, sehingga bisa meningkatkan daya saing usaha. Namun agar UU UMKM ini efektif, pemerintah perlu segera membuat peraturan pelaksanaan (PP) atau petunjuk pelaksanaan teknis (juknis) UU tersebut.

"Kalau tidak segera dibuat juknisnya, dikhawatirkan UU UMKM ini bisa menjadi produk politik dan tidak berdimensi ekonomi, yang bisa memberikan manfaat secara riil bagi para pelaku UMKM. Intinya, UU ini harus dijauhkan aspek politisnya. Apalagi UMKM punya resistensi yang kuat terhadap politik karena para pelaku UMKM jumlahnya sangat banyak atau sekitar 90% dari total pelaku usaha di Indonesia," ujar Ketua Jaringan Kerja Produktif KUKM Jabar (JKPKJ), Iwan Gunawan, Selasa, (10/6).

Ia mengakui, UU UMKM ini dinilai luar biasa karena mengatur sebagian besar para pelaku usaha. Terlebih, UU itu ditetapkan saat kondisi perekonomian menghadapi tantangan berat terutama paskakenaikan harga BBM yang menyebabkan beban biaya usaha makin meningkat, yang akhirnya bisa menurunkan daya saing usaha. Sehingga, UU "UMKM ini harus segera ditindaklanjuti dengan pembuatan juknis agar benar-benar menyentuh kepentingan riil pelaku usaha. Disahkannya UU itu bisa menjadi momentum yang baik bagi UMKM untuk meningkatkan kinerja dan daya saing usaha. Begitupun bagi instansi atau departemen terkait, bisa tingkatkan sinergitas agar kebijakan lebih fokus dan terstruktur. Ini memang kerja kolektif, sehingga harus ada kebersamaan. Karena terus terang, sejak berlakunya otonomi daerah, banyak kelembagaan UMKM yang menjadi tumpang tindih," ungkap Ketua Badan Komunikasi Pemuda Koperasi Dekopinwil Jabar ini.

Hal senada dikatakan Ketua Kadin Jabar, Iwan Dermawan Hanafi, meski peran UU UMKM ini terhadap pelaku usaha masih belum bisa diketahui pengaruhnya, dengan disahkannya UU UMKM setidaknya bisa memberikan spirit positif terutama untuk meningkatkan akselerasi bagi pengembangan UMKM khususnya di daerah. "Saya setuju jika UU itu segera ditindaklanjuti dengan dibuat peraturan pelaksanaannya (PP), agar implementatif," katanya.

Sementara itu, Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (10/6) mengesahkan RUU UMKM menjadi UU. Melalui UU tersebut diharapkan masalah UMKM menjadi lebih tertata dengan baik. Semua fraksi di DPR sepakat untuk mengesahkan UU. UU ini jaminan kepastian usaha bagi usaha kecil. Kriteria UMKM yang selama ini berbeda-beda sudah ditetapkan melalui UU itu. Pertama, yang termasuk usaha mikor yaitu yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), serta hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

(41)

Bisnis I ndonesia Rabu, 11 Juni 2008

5 Pe r it e l be sa r t e t a pk a n sy a r a t p e r d a g a n g a n j a d i 2 2

r a ga m

JAKARTA: Lima peritel besar diketahui mengembangkan tujuh syarat perdagangan yang dibolehkan pemerintah menjadi 16 ragam hingga 22 ragam, yang dikenakan kepada pemasoknya untuk periode 2008.

Kelima peritel tersebut adalah Foodmart dan Hypermart yang masing-masing memiliki 16 ragam trading term, Carrefour dan Makro sebanyak18 ragam, serta Giant sebanyak 22 ragam.

Secara keseluruhan, syarat perdagangan yang diterbitkan peritel tersebut mencapai 47 jenis trading term.

"Dibuatnya Perpres No. 112/2007 salah satunya untuk mengurangi jenis syarat perdagangan ritel modern, tapi yang terjadi malah lebih banyak dari sebelum perpres itu ditetapkan," kata Haniwar Syarif, juru bicara Aliansi 9 Asosiasi, kemarin.

Aliansi 9 Asosiasi mengungkapkan pada 2006 hanya ada 27 jenis syarat perdagangan. Namun, setelah terbit Perpres tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern pada 27 Desember 2007, justru ditemukan 47 jenis trading term.

Padahal, Perpres No. 112/2007 menegaskan hanya tujuh jenis syarat perdagangan yang boleh dipungut peritel modern dari pemasok, yaitu potongan harga reguler, potongan harga tetap, potongan harga khusus, potongan harga promosi, biaya promosi, biaya distribusi, dan biaya administrasi pendaftaran barang.

Menurut Haniwar, peritel modern rata-rata saat ini menetapkan biaya syarat perdagangan yang cukup memberatkan. Karena satu dengan lainnya menuntut pemasok untuk menyamakan perlakuan kepada mereka.

Untuk mengetahui apa yang diminta kompetitor terkait dengan jenis syarat perdagangan, Aliansi 9 Asosiasi melihat adanya indikasi setiap peritel modern mempunyai karyawan yang ditugaskan melakukan mata-mata.

"Memang tidak bisa dihalangi [tindakan peritel modern yang diindikasi saling memonitor lawan untuk jenis syarat perdagangan], asalkan tidak ke luar dari ketentuan perpres," ungkap Haniwar.

Apalagi, ragam jenis syarat perdagangan yang seharusnya tidak boleh dikenakan kepada pemasok sesuai dengan perpres, dilakukan dengan cara memaksa para pemasok untuk menyetujui apa yang diinginkan peritel modern.

Sesuai dengan Kitab Undang Undang Hukum Perdata No. 23/1847, ungkap Haniwar, dijelaskan apabila dua pihak atau lebih berkontrak, harus dilakukan tanpa dasar pemaksaan.

Hanya rincian

(42)

Bisnis I ndonesia Rabu, 11 Juni 2008

"Tidak benar. Pemasok yang bilang ada 16, itu cuma mau buat isu. Mereka pemasok yang tidak mengerti. Ini karena ada sejumlah jenis syarat perdagangan merupakan rincian dari satu trading term," kata Regalado.

Syarat perdagangan di Foodmart dan Hypermart sudah sesuai dengan Perpres No. 112/2007, yaitu ada tujuh jenis.

"Jadi jangan lihat rinciannya, karena ada jenis syarat perdagangan yang dituliskan untuk menjelaskan satu biaya agar menjadi lebih jelas. Misalnya, pemasok maunya biaya promosi sekian persen ditaruh di katalog, dan lainnya mail," jelas Regalado.

Irawan D. Kadarman, Direktur Corporate Affairs PT Carrefour Indonesia, menampik tudingan pemasok yang membeberkan 18 jenis syarat perdagangan di hipermarket asal Prancis tersebut.

"Kami tidak sepakat dengan apa yang dikatakan pemasok, karena kami mengacu pada perpres yang menetapkan ada tujuh jenis syarat perdagangan [yang diperbolehkan]," kata Irawan

Basuki Issmael, Senior Manager Hubungan Industrial PT Makro Indonesia, menyatakan pihaknya tunduk pada ketetapan jenis syarat perdagangan sesuai dengan perpres No. 112/2007.

"Kami pertanyakan pemasok seperti apa yang beri informasi jika jenis syarat perdagangan di Makro ada 18," kata Basuki. ([email protected])

(43)

Bisnis I ndonesia Rabu, 11 Juni 2008

H a r ga pr oduk UKM Ria u na ik

PEKANBARU: Kalangan pengusaha mikro kecil dan menengah menaikkan harga jual produksi 20 %-30 % akibat kenaikan biaya produksi yang terdongkrak peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM).

Irma Hafida Rachman, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Riau, mengatakan pelaku usaha dihadapkan pada pilihan yang tidak menguntungkan di tengah daya beli masyarakat yang turun.

"Adapun bantuan pemerintah untuk UMKM sendiri tidak ada. Satu-satunya jalan dengan menaikkan harga jual produk," ujarnya kemarin.

Nurlela, Sekretaris Himpunan Pengusaha Minuman dan Makanan Ringan (Hikmari) Riau, mengatakan produk makanan dan minum naik harganya hingga 20 % karena harga bahan baku meningkat hingga 15 %.

(44)

Bisnis I ndonesia Selasa, 11 Juni 2008

I n d u st r i k r ip ik Lu m a j a n g t ola k or d e r m a n ca n e g a r a

LUMAJANG, Jawa Timur: Industri kecil keripik pisang agung di Kabupaten Lumajang terpaksa menolak pesanan dari sejumlah pembeli di Eropa, akibat keterbatasan kapasitas produksi.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Lumajang Suyanto mengatakan sejumlah pembeli dari mancanegara meminta pengiriman puluhan ton keripik pisang secara rutin setiap bulan.

Keripik pisang merupakan salah satu produk unggulan di kabupaten ini yang dikembangkan sejak lama, mengingat ketersediaan pisang bahan baku yang berlimpah di kabupaten tersebut.

Akan tetapi, produsen keripik yang umumnya masih berskala kecil sehingga tidak mampu memenuhi pesanan dalam volume besar, mencapai puluhan ton. Sentra industri ini berlokasi di Kecamatan Senduro.

"Konsumen dari sejumlah negara Eropa meminatinya tetapi belum dapat dipenuhi se-bab volume pesanannya puluhan ton per bulan," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

S.S. Mahindar, pimpinan UD Shabrina-industri keripik di Lumajang, mengatakan pesanan produk makanan ringan itu dari pembeli di London, Belanda, dan Jerman masing-masing 100 bungkus per bulan (1 bungkus plastik berukuran 400 gram).

"Peminat keripik pisang dari Eropa itu mengetahui produk kami sebab kami sering ikut pameran di Jakarta dan Malaysia, selain mengunjungi langsung ke sini yang diajak pejabat Pemkab Lumajang," ujarnya.

Mahindar mengaku tidak memahami prosedur pengiriman produk keripik pisang antarnegara, termasuk prasyarat kepabeanannya. Aspek tersebut menjadi kendala belum terealisasinya pemenuhan produk tersebut ke konsumen di Eropa.

Kapasitas produksi Shabrina rata-rata 500 kg per hari yang membutuhkan 200 tandan pisang agung seharga Rp20.000- Rp25.000 per tandan. Harga jual kripik pisang rasa manis dan gurih berkisar Rp12.500-Rp15.000 per bungkus.

Suyanto mengatakan sejauh ini usaha keripik pisah cukup menguntungkan dengan sebaran pemasaran ke wilayah Pulau Jawa yang dikemas dengan merek dagang tiap-tiap produsen.

"Produk keripik pisang Kabupaten Lumajang yang berbahan baku pisang khas daerah ini

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait