• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.010/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.010/2006"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.010/2006

TENTANG

PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BEBERAPA JENIS SUKU CADANG UNTUK ANGKUTAN UMUM

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan suku cadang untuk pemeliharaan

sarana angkutan umum yang dapat terjangkau, dipandang perlu untuk memberikan pembebasan Bea Masuk atas impor beberapa jenis suku cadang cepat aus;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Beberapa Jenis Suku Cadang Untuk Angkutan Umum;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBEBASAN ATAS IMPOR BEBERAPA JENIS SUKU CADANG UNTUK ANGKUTAN UMUM

Pasal 1

(1) Atas impor suku cadang kendaraan bermotor yang terdiri dari :

a. Transmission Assy sebanyak 50.000 buah

b. Engine Assy sebanyak 50.000 buah

c. Ban dengan type sebanyak buah

- 11 R 22,5 16PR sebanyak 20.000 buah

- 295/80 R22,5 sebanyak 5.000 buah

Yang akan digunakan untuk memelihara angkutan umum, diberikan pembebasan Bea Masuk sehingga tarif akhir Bea Masuk menjadi 0% (nol persen).

(2) Jenis-Jenis barang dalam ayat (1) harus diimpor dalam kondisi baru.

(3) Penetapan perusahaan angkutan umum dan alokasi barang yang diimpor

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri Perhubungan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);

2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.01/2003 tentang Penetapan

Sistem Klasifikasi Barang;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.01/2003 tentang Penetapan

(2)

Pasal 2

Permohonan untuk memperoleh pembebasan Bea Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) diajukan oleh perusahaan angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) kepada Direktur Jenderal Bea dan cukai dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

Pasal 3

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan menteri Keuangan tentang pemberian pembebasan Bea Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.

Pasal 4

Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengatur lebih lanjut pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 5

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 10 Maret 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juli 2006

MENTERI KEUANGAN,

ttd,-

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memilih strategi penggunaan media pembelajaran pendidikan Agama di SMPN 1 Kauman, Kauman, Tulungagung, adalah pertama, menentukan jenis media dengan tepat,

Penyusunan LKIP Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2018 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian

Dari uraian dan beberapa hasil penelitian yang telah diungkap diatas maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan

(1) Permohonan izin operasi prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf a, diajukan oleh Badan Usaha kepada Menteri melalui Direktur

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan

(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan