• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor: P.16/Menhut-II/2006

TENTANG

TATA CARA PENULISAN REFERENSI 15 DIGIT PADA PEMBAYARAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN (PSDH), DANA REBOISASI (DR),

DAN IURAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HUTAN (IIUPH) MENTERI KEHUTANAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 124/Kpts-II/2003, Keputusan Menteri Kehutanan No. 128/Kpts-II/2003, Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 149/Menhut-II/2004, dan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 308/Menhut-II/2004 telah ditetapkan, Wajib Bayar (WB) dalam melakukan pembayaran PSDH dan DR mencantumkan kode daerah penghasil/ kodefikasi 15 digit;

b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran iuran kehutanan berupa PSDH, DR, IIUPH sebagaimana ditentukan dalam Keputusan Menteri Kehutanan tersebut pada butir a, masih dijumpai bukti setor yang tidak mencantumkan kode referensi daerah penghasil; c. bahwa pemberian kode referensi dimaksudkan untuk

dapat menemukenali daerah penghasil secara cepat,

transparan, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai bagian percepatan pengembalian dana bagi hasil bagian daerah;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Tata Cara Penulisan Referensi 15 digit pada Pembayaran PSDH, DR, dan IIUPH dengan Peraturan Menteri Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 jo. PP No. 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP;

(2)

6. Peraturan... 6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana, Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

9. Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 10.Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 jo. Nomor

62 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara RI;

11.Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 jis. Nomor 15 Tahun 2005 dan Nomor 63 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI;

12.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 124/KPTS-II/2003 jo. Nomor 445/KPTS-124/KPTS-II/2003 jo. Nomor 450/MENHUT-II/2005 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran PSDH;

13.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 128/KPTS-II/2003 jis. Nomor 446/KPTS-128/KPTS-II/2003 dan Nomor 451/MENHUT-II/2005 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran DR;

14.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 308/KPTS-II/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran PNBP Yang Berasal Dari Sumber Daya Alam Sektor Kehutanan;

15.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 149/MENHUT-II/2004 tentang Tata Cara Pengenaan, Penagihan, dan Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Pada Hutan Produksi;

16.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/MENHUT-II/2005 yang telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.17/MENHUT-II/2005 dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG TATA CARA

(3)

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Wajib Bayar yang selanjutnya disebut WB adalah pemegang izin pemanfaatan hutan yang mempunyai kewajiban untuk membayar iuran izin usaha pemanfaatan hutan, PSDH dan atau DR.

2. Provisi.... 2. Provisi Sumber Daya Hutan yang selanjutnya disebut PSDH adalah pungutan yang dikenakan sebagai pengganti nilai instrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.

3. Dana Reboisasi yang selanjutnya disebut DR adalah dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pemegang izin pemanfaatan hasil hutan dari hutan alam yang berupa kayu.

4. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan pada hutan produksi yang selanjutnya disebut IIUPH adalah pungutan yang dikenakan pada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan pada hutan produksi atas suatu kawasan hutan tertentu yang dilakukan sekali pada saat izin tersebut diberikan.

5. Dinas Provinsi adalah dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang kehutanan di daerah Provinsi.

6. Dinas Kabupaten/Kota adalah dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang kehutanan di daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 2

(1) Setiap WB dalam melakukan pembayaran PSDH atau DR atau IIUPHHK wajib mencantumkan kode daerah penghasil sistem referensi 15 (lima belas) digit yang diberikan oleh Dinas Kabupaten/Kota.

(2) Referensi 15 (lima belas) digit sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari 2 (dua) digit kode Provinsi, 2 (dua) digit kode Kabupaten/Kota, 3 (tiga) digit kode regristrasi perizinan, 4 (empat) digit kode nama pemegang izin/WB, 2 (dua) digit kode tahun tagihan dan 2 (dua) digit terakhir adalah kode bulan tagihan.

Pasal 3

(1) Kode Provinsi sebanyak 2 (dua) digit dan kode Kabupaten/Kota sebanyak 2 (dua) digit sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) merupakan digit ke (1, 2, 3, 4) ditetapkan Departemen Kehutanan. (2) Kode Provinsi dan kode Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud ayat

(1) seba-gaimana lampiran Keputusan ini. Pasal 4

(1) Kepala Dinas Kabupaten/Kota menetapkan nomor urut pemegang izin dan inisial nama pemegang izin yang berada di wilayahnya sebagai dasar pemberian kode registrasi perusahaan dan kode inisial nama perusahaan.

(2) Penetapan nomor urut pemegang izin sebagaimana dimaksud ayat (1) dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :

(4)

b. Kelompok perizinan yang dikeluarkan oleh Provinsi sepanjang diberikan ke kewenangan sesuai perundangan untuk pemberian izin.

c. Kelompok perizinan yang dikeluarkan oleh Kabupaten/Kota, sepanjang diberikan kewenangan sesuai perundangan untuk pemberian izin.

(3) Inisial nama pemegang izin sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari 4 digit diisi dengan singkatan/inisial nama pemegang izin berupa 4 (empat) huruf bukan angka atau kombinasinya.

(4) Inisial nama pemegang izin sebagaimana dimaksud ayat (3) dalam wilayah Kabupaten/Kota tidak boleh sama kecuali pemegang izin yang sama tetapi memiliki jenis perizinan yang berbeda.

Pasal 5... Pasal 5

(1) Kode registrasi perizinan sebanyak 3 (tiga) digit dan kode nama pemegang izin sebanyak 4 (empat) digit sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) merupakan digit ke (5, 6, 7) dan (8, 9, 10, 11) ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

(2) Kode registrasi perizinan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk digit ke (5) diisi huruf dan digit ke (6, 7) diisi dengan angka berupa nomor urut perizinan yang terdaftar diwilayah Kabupaten/Kota.

(3) Kode registrasi perizinan digit ke (5) diisi huruf A diikuti nomor urut dari 01 s/d 99, apabila masih terdapat nomor urut perusahaan yang belum tertampung maka digit ke (5) diisi huruf B diikuti nomor urut dan seterusnya sampai huruf C apabila perizinan termasuk kelompok perizinan yang dikeluarkan oleh Pusat sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2.a).

(4) Kode registrasi perizinan digit ke (5) diisi huruf D diikuti nomor urut dari 01 s/d 99, apabila masih terdapat nomor urut perusahaan yang belum tertampung maka digit ke (5) diisi huruf E diikuti nomor urut dan seterusnya sampai huruf F apabila perizinan termasuk kelompok perizinan yang dikeluarkan oleh Provinsi sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2.b).

(5) Kode registrasi perizinan digit ke (5) diisi huruf K diikuti nomor urut dari 01 s/d 99, apabila masih terdapat nomor urut perusahaan yang belum tertampung maka digit ke (5) diisi huruf L diikuti nomor urut dan seterusnya sampai huruf M apabila perizinan termasuk kelompok perizinan yang dikeluarkan oleh Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2.c).

Pasal 6

(1) Kode tagihan pembayaran sebanyak 4 (empat) digit sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) merupakan digit ke (12, 13, 14 ,15) dicantumkan sendiri oleh pemegang izin dengan ketentuan digit ke (11, 12) menetapkan kode tahun tagihan dan digit ke (14,15) menetapkan kode bulan tagihan.

(2) Kode tahun tagihan diisi dengan angka tahun kegiatan berjalan dan kode bulan tagihan diisi angka bulan dalam tahun kegiatan berjalan.

(5)

Dalam hal terdapat Provinsi pengembangan atau Kabupaten/Kota pengembangan maka kode Provinsi dan kode Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Pasal 3 maka kode Provinsi baru melanjutkan dari Provinsi terakhir dan kode Kabupaten/Kota baru melanjutkan dari Kabupaten/Kota terakhir di Provinsi yang bersangkutan.

Pasal 8

Dalam hal terdapat Kabupaten/Kota berpindah ke Provinsi baru, maka kode Kabupaten/Kota tersebut pada Provinsi lama tidak dipakai oleh Kabupaten/Kota lainnya.

Pasal 9... Pasal 9

(1) Dalam hal wajib bayar belum dilakukan registrasi oleh Kepala Dinas sebagaimana dimaksud Pasal 4 maka kode registrasi perizinan sebanyak 3 (tiga) digit dan kode inisial nama pemegang izin/WB sebanyak 4 (empat) digit diisi dengan kros silang (X).

(2) Pengisian tanda kros silang sebagaimana butir (1) hanya untuk jangka waktu selama 3 (tiga) bulan yang selanjutnya Kepala Dinas wajib menetapkan kode regristrasi perizinan dan kode inisial WB.

Pasal 10

(1) Pembayaran PSDH atau DR atau IIUPH ditujukan kepada rekening Bendaharawan Penerima pada Bank Mandiri Cabang Gedung Pusat Kehutanan dengan hanya mencantumkan kode referensi 15 digit pada kolom berita.

(2) Pembayaran PSDH atau DR atau IIUPH yang tidak melalui Bank Mandiri wajib mencantumkan kode referensi 15 digit pada kolom berita.

Pasal 11

Dalam hal WB melakukan pembayaran tidak menggunakan kode referensi 15 digit sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang telah diterbitkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota, maka selanjutnya Kepala Dinas Kabupaten/Kota memberikan/menerbitkan sanksi administratif berupa penghentian pelayanan.

Pasal 12

Referensi 15 digit harus atau wajib dimiliki oleh WB dari pemegang izin yang sah sesuai Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2002 dan sekaligus menjadi identitas dari WB di daerah penghasil.

(6)

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2006.

Ditetapkan di : J A K A R T A

Pada tanggal : 22 Maret 2006 Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN, Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

ttd.

SUPARNO, SH. H.M.S. KABAN, S.E., M.Si.

NIP. 080068472

Salinan.... Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Dalam Negeri;

3. Menteri Keuangan;

4. Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan; 5. Gubernur Provinsi di Seluruh Indonesia;

6. Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia;

7. Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di wilayah provinsi di Seluruh Indonesia; 8. Kepala Dinas Kab/Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab

(7)

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

Tanggal :

Tentang : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN PSDH, DR, DAN IIUPH SISTEM REFERENSI 15 DIGIT

Referensi

Dokumen terkait

Tebet Barat Raya Rusun Harum Blok B No 9 Lt Dasar Jakarta Selatan

Kepada para peserta yang merasa keberatan atas penetapan tersebut diatas, diberikan hak untuk menyampaikan sanggahan baik secara sendiri maupun bersama-sama,

Bukti perolehan pekerjaan yang sejenis ( Asli dan Salinan), dapat berupa Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja atau Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Menyerahkan Jaminan

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pengadaan Barang dan

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pengadaan Barang dan

Akte Pendirian Perusahaan dan/atau Perubahannya (bila ada) asli serta 1 (satu) rekaman; 5. Foto copy KTP Pengurus Perusahaan terdiri dari KTP Komisaris (untuk PT)

Menindaklanjuti hasil evaluasi dokumen penawaran pekerjaan konstruksi Pembangunan Jalan Sirip di Wilayah Perbatasan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan ini

disubangkan dari faktor tingkat keahlian (Skill) yakni secara signifikan menyumbang sebesar 41,47% dan urutan terbesar kedua disumbangkan dari faktor pemasaran yang secara