PEDOMAN IKK 2013
Sub Direktorat Harga Perdagangan Besar
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang adil dan merata perlu dilakukan secara nasional dan mencakup seluruh daerah di Indonesia. Kebijakan Otonomi Daerah (Otoda) yang dikeluarkan oleh pemerintah sejak tahun 2000 diarahkan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan melakukan pembangunan secara merata dan adil agar tujuan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu, kebijakan Otoda dapat mengatasi masalah ketimpangan horisontal antar daerah dengan tujuan utama yaitu pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Dengan demikian, kebijakan Otoda dapat mempercepat pembangunan daerah-daerah yang masih tertinggal dan terbelakang baik dalam kemampuan keuangan maupun pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alamnya. Kebijakan Otonomi Daerah yang dikeluarkan pemerintah sejak tanggal 1 Januari 2001 dilandasi oleh Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana perimbangan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah antara lain adalah Dana Alokasi Umum (DAU). Keberhasilan pelaksanaan kebijakan Otoda di daerah perlu didukung dengan penyediaan statistik yang dapat mencerminkan kebutuhan daerah dan harus memenuhi kriteria: a) mempunyai kredibilitas yang tinggi; b) mutakhir; dan c) mempunyai validitas dan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung DAU adalah Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Untuk menghitung indikator IKK ini dibutuhkan beberapa komponen antara lain data harga konstruksi yang meliputi harga bahan bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, upah jasa konstruksi, dan data bobot/diagram timbangan umum IKK kabupaten/kota berupa nilai masing-masing bahan bangunan utama yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas dari 5 jenis bangunan. Survei ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk menyediakan data harga harga bahan bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, dan upah jasa konstruksi.
tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2013 survei IKK diadakan dengan periode triwulanan. Pendataan IKK akan dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun yakni bulan Januari, April, Juli, dan Oktober. Survei IKK yang dilaksanakan dengan periode triwulanan dengan harapan data yang dikumpulkan lebih representatif.
1.2. Tujuan
Tujuan di lakukannya survei ini adalah untuk mendapatkan harga masing-masing bahan bangunan/konstruksi utama, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi sebagai dasar penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi kabupaten/kota dan provinsi. Yang dimaksud dengan bahan bangunan/konstruksi utama adalah bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas dari 5 kelompok jenis bangunan. Harga masing-masing bahan bangunan/konstruksi, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi dari 5 kelompok jenis bangunan ini akan digunakan untuk menghitung Indeks Kemahalan Konstruksi kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
1.3. Ruang Lingkup
Kegiatan pengumpulan data harga bahan bangunan/konstruksi, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi ini mencakup :
1. Pengumpulan data harga bahan bangunan, harga sewa alat-alat berat yang digunakan dalam kegiatan konstruksi dilakukan di seluruh kabupaten/kota di 33 provinsi di Indonesia.
2. Jenis bahan bangunan/konstruksi yang dikumpulkan data harganya adalah jenis barang yang digunakan dalam kegiatan konstruksi seperti yang terangkum dalam kuesioner VIKK2013.
3. Harga sewa alat-alat berat konstruksi yang dikumpulkan adalah alat-alat berat yang biasa digunakan dalam kegiatan konstruksi seperti yang tertuang dalam kuesioner VIKK2013.
4. Upah jasa konstruksi meliputi upah per satuan/unit dan tunjangan lainnya dari mandor, kepala tukang, tukang batu, tukang kayu, tukang cat, tukang listrik, dan pembantu tukang.
kontraktor, dinas PU atau instansi terkait lainnya (khusus untuk mengumpulkan data harga sewa alat-alat berat, upah pekerja konstruksi).
II. Metodologi
2.1. Pemilihan Responden
Responden yang menjadi sumber data dalam kegiatan survei ini terdiri dari pedagang grosir/distributor, kontraktor, dinas PU, atau instansi terkait lainnya. Pengertian pedagang grosir/distributor disini adalah para penjual/pedagang bahan bangunan/konstruksi yang menjual barang dagangannya ke pedagang lain atau ke kontraktor. Sedangkan yang dimaksud dengan instansi lainnya adalah para pemakai bahan-bahan bangunan/konstruksi, penyedia jasa konstruksi swasta maupun BUMN.
Pemilihan responden dilakukan secara purposif dengan mengutamakan pedagang Grosir. Jika tidak ada pedagang Grosir maka dipilih responden dengan urutan skala prioritas yaitu produsen kemudian pedagang campuran (grosir melayani eceran). Khusus untuk responden pedagang campuran, yang dicacat adalah harga untuk penjualan barang dalam partai besar (grosir).
2.2. Cara Pengumpulan Data
Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan dan wawancara langsung terhadap responden terpilih pada periode pencacahan. Jika tidak memungkinkan untuk wawancara langsung, maka kuesioner bisa ditinggal kepada responden untuk kemudian diambil kembali sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan tidak lebih dari tanggal 30 pada bulan pencacahan. Pada saat kuesioner diambil seyogyanya isian pada daftar tersebut diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan daftar isian telah terisi dengan baik dan benar.
2.3 Petugas Survei
Petugas yang melaksanakan pencacahan/pengumpulan data di masing-masing kabupaten/kota adalah kepala seksi distribusi BPS Kabupaten/Kota, dengan tujuan agar saat rekonsiliasi bisa mempertanggungjawabkan hasil pencacahannya.
2.4. Kuesioner yang Digunakan
2.5. Alokasi Sampel
Jumlah sampel yang digunakan minimal 3 responden setiap kualitas komoditi untuk setiap kabupaten/kota. Jumlah responden disesuaikan dengan biaya pencacahan (pada prinsipnya semakin banyak sampel semakin baik). Dalam pemilihan sampel diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data harga seluruh bahan bangunan dan harga sewa alat-alat berat konstruksi yang tertuang dalam daftar isian VIKK2013.
2.6. Pemilihan Kualitas
Agar hasil pengumpulan data harga sesuai dengan kebutuhan seperti yang tertuang dalam daftar VIKK2013, maka perlu dilakukan pemilihan kualitas sebagai berikut:
1. Kualitas terpilih harus sesuai ketentuan, yaitu kualitas yang biasanya (umum) ada dan digunakan di tiap-tiap kabupaten/kota dan tertulis dalam pilihan Daftar VIKK2013.
Contoh: Jenis barang (kolom 2): Kayu balok
Kualitas (kolom 4) : Kayu kelas I, kayu kelas II, dan seterusnya
III. Konsep dan Definisi
Kualitas hasil pengumpulan data sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman petugas pengumpul data (pencacah) tentang konsep dan definisi dari istilah yang digunakan dalam pelaksanaan survei ini. Beberapa istilah dan konsep yang perlu dipahami tersebut adalah:
1. Harga perdagangan besar/grosir (HPB) adalah harga transaksi yang sudah terjadi antara pedagang grosir sebagai penjual dengan pedagang berikutnya sebagai pembeli secara party/grosir atas suatu barang.
2. Harga produsen adalah harga transaksi yang sudah terjadi antara produsen sebagai penjual dengan pedagang besar/distributor sebagai pembeli secara party/grosir atas suatu barang.
3. Harga eceran adalah harga transaksi yang sudah terjadi antara pedagang sebagai penjual dengan rumah tangga sebagai pembeli yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga langsung, bukan untuk ditransaksikan lagi atas suatu barang.
4. Bahan bangunan/konstruksi adalah material yang digunakan dalam pembentukan komponen bangunan dan ditempatkan pada bagian suatu bangunanan/konstruksi yang merupakan satu kesatuan dari bangunan tersebut. 5. Produsen adalah pembuat/penghasil material baik dilakukan secara manual
maupun dengan bantuan peralatan/mesin.
6. Pedagang grosir adalah orang atau badan usaha yang membeli dan menjual bahan bangunan kepada pedagang lain atau kontraktor bangunan.
7. Pedagang campuran adalah orang atau badan usaha yang membeli dan menjual bahan bangunan kepada pedagang lain, kontraktor bangunan, dan rumah tangga.
9. Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari, mingguan, atau bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah unit/jam. Harga sewa hanya biaya sewa alat, tidak termasuk biaya mobilisasi alat dari penyewa ke lokasi proyek dan juga tidak termasuk biaya jasa operator.
10. Hidraulic Excavator adalah suatu mesin alat berat yang berfungsi untuk menggali tanah dan menuangkannya ke tempat lain.
11. Buldozer/Tracked Tractor adalah alat berat yang berfungsi untuk menggusur/memindahkan (mendorong) tanah dalam jarak pendek.
12. Skid Steer Loader adalah sebuah loader dengan frame body kecil yang kaku dan kuat, mesin yang bertenaga dengan lift arm (lengan angkat) yang digunakan untuk memasang berbagai tools (peralatan) dan tambahan lainnya.
13. Tandem Vibrating Roller adalah mesin penumbuk/pemadat jalan tipe tandem dengan penggerak roda belakang. Peralatan dilengkapi dua roda silindrical steel wheel (roda baja) dengan ukuran sama dan perangkat vibrator, sehingga alat ini juga berfungsi sebagai compactor.
14. Compact Track Loader adalah alat berat beroda karet, hanya mampu beroperasi di daerah yang keras dan rata.
15. Dumptruck adalah kendaraan angkut jarak jauh mempunyai bak angkut yang bisa diungkit secara hidrolik untuk menurunkan muatannya.
16. Balas Jasa Konstruksi adalah upah/gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada tenaga kerja di bidang konstruksi tiap satuan/unit orang/hari (O-H). Tunjangan lainnya yang dimaksud adalah semua pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja sektor konstruksi yang berupa makanan, perumahan/penginapan, jaminan sosial, dan sebagainya.
17. Mandor adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas untuk mengawasi jalannya proyek dan berkoordinasi dengan kepala tukang. Pada pekerjaan yang lebih kecil, Mandor merangkap kepala tukang.
18. Kepala Tukang, adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas mengawasi dan membimbing buruh konstruksi untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan. 19. Tukang batu adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas untuk memasang
20. Tukang kayu adalah buruh konstruksi yang mempunyai tugas untuk membuat struktur bangunan dari kayu dan alat kerja yang digunakan biasanya adalah serut, gergaji, bor, pahat, dll.
21. Tukang cat adalah buruh konstruksi yang bekerja untuk mengecat tembok, papan, dan dinding lainnya.
IV. PELAKSANAAN LAPANGAN
4.1. Organisasi Lapangan
1. Kepala kantor BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas pelaksanaan survei IKK di wilayahnya. Kepala BPS Kabupaten/Kota merangkap sebagai pengawas pencacahan lapangan.
2. Kepala Bidang Statistik Distribusi di kantor BPS Provinsi bertanggung jawab teknis dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengumpulan data VIKK2013 di wilayahnya.
3. Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen dan Harga Perdagangan Besar di kantor BPS Provinsi bertanggung jawab atas pengawasan/pemeriksaan hasil pengumpulan data VIKK2013 dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk yang diperlukan kepada petugas pencacah (Kasi Distribusi BPS Kabupaten/Kota).
4. Petugas pencacah adalah Kepala Seksi Distribusi di BPS Kabupaten/Kota yang bertugas mengumpulkan data harga seperti yang ada dalam daftar VIKK2013 dan bertanggung jawab atas isian data yang diperoleh dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan. Alasan pencacah harus kepala seksi karena nantinya kepala seksi harus melakukan rekonsiliasi di provinsi.
4.2. Daftar yang Digunakan
Daftar yang digunakan dalam kegiatan survei ini adalah daftar VIKK2013. Daftar VIKK2013 ini digunakan oleh petugas pencacah untuk mengumpulkan data harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, dan upah jasa konstruksi.
4.3. Jadual Waktu Pelaksanaan
1. Pencacahan dengan menggunakan daftar VIKK2013 dilakukan pada tanggal 20 – 30 bulan Januari, April, Juli, dan Oktober tahun 2013. Jadwal ini tidak boleh bergeser demi keseragaman waktu pencacahan.
3. Pengiriman daftar VIKK2013 ke BPS Pusat dilakukan melalui email dari BPS Kabupaten/Kota langsung ke shpb@bps.go.id tembusan BPS provinsi masing-masing dengan subjek Survei IKK 2013.
4.4. Pemeriksaan Daftar
Kualitas hasil pencacahan dalam survei ini sangat tergantung dari proses pemeriksaan daftar yang dilakukan di tingkat Provinsi. Ada beberapa tahap pemeriksaan daftar VIKK2013 yang dapat dilakukan baik di BPS Kabupaten/Kota maupun di BPS Provinsi yaitu:
1. Pemeriksaan di lapangan dengan jalan Kepala BPS Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab di Kabupaten/Kota harus memantau secara langsung kegiatan pengumpulan data di lapangan. Apabila data harga yang dikumpulkan tidak jelas atau ekstrem, petugas pencacah diharuskan melakukan kunjungan ulang untuk memastikan kebenaran datanya.
2. Pemeriksaan hasil pencacahan di kantor BPS Provinsi dilakukan melalui file hasil entri dari Kabupaten/Kota. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan pengisian kualitas/satuan yang salah atau belum terisi, penulisan kota, nama responden dan kode yang tidak jelas, kelengkapan isian data harga dalam daftar, dan konsistensi antar isian. Apabila ditemukan data yang ekstrem harus dipastikan ke BPS Kabupaten/Kota mengenai kebenaran datanya.
V. CARA PENGISIAN DAFTAR
Pada pelaksanaan survei ini responden diwawancarai dengan menggunakan satu set daftar VIKK2013. Daftar ini diisi dengan cara wawancara langsung terhadap responden. Apabila tidak memungkinkan wawancara pada saat kunjungan maka daftar tersebut dapat ditinggal pada responden. Kuesioner diambil kembali paling lambat sehari sebelum batas waktu pencacahan berakhir. Hal ini penting dilakukan demi keseragaman periode waktu pencacahan. Pada saat petugas mengambil daftar ini, agar diusahakan dapat bertemu langsung dengan responden untuk wawancara apabila ditemui isian yang masih meragukan atau belum lengkap.
Cara Pengisian Daftar VIKK2013
Daftar VIKK2013 terdiri dari 5 (lima) blok yaitu : 1. Blok I. Keterangan Tempat
2. Blok II. Keterangan Pencacah dan Pengawas 3. Blok III. Responden Pedagang Grosir
4. Blok IV. Responden Dinas Pekerjaan Umum dan Kontraktor 5. Blok V. Catatan
Blok I. Keterangan Tempat
Pada blok ini berisi rinc
i
an tentang keterangan tempat pencacahan yaitu Nama Propinsi dan Nama Kabupaten/Kota.Rincian 1. Nama Provinsi
Isikan nama provinsi dengan jelas dan lengkap. Setelah itu isikan kode provinsi pada kotak yang telah disediakan.
Contoh : Provinsi Jawa Barat dengan kode 32
Rincian 2. Nama Kabupaten/Kota
Isikan nama kabupaten/kota dengan jelas dan lengkap. Setelah itu isikan kode kabupaten/kota pada kotak yang telah disediakan.
Contoh : Kabupaten Bandung dengan kode 04
Blok II. Keterangan Pencacah dan Pengawas
Nama Pencacah, NIP Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tanggal Selesai Dientri, Tanda Tangan Pencacah, Nama Pengawas, NIP Pengawas, Tanggal Pengawasan, dan Tanda Tangan Pengawas.
Rincian 1. Nama Pencacah
Isikan nama pencacah dengan lengkap dan jelas. Contoh : Budi Irawan
Rincian 2. NIP Pencacah
Isikan NIP pencacah dengan lengkap. NIP yang digunakan NIP baru dengan 18 digit.
Contoh: 19870427 200911 1 006 Rincian 3. Tanggal Pencacahan
Isikan tanggal sesuai dengan tanggal dilakukannya pencacahan. Contoh: 20 Januari 2013
Rincian 4. Tanggal Selesai Dientri
Isikan tanggal yang sesuai dengan tanggal selesainya daftar tersebut dientri. Rincian 5. Tanda Tangan Pencacah
Pencacah membubuhkan tanda tangannya pada tempat yang tersedia. Rincian 6. Nama Pengawas
Isikan nama pengawas dengan lengkap dan jelas. Rincian 7. NIP Pengawas
Isikan NIP pengawas dengan lengkap. NIP yang digunakan NIP baru dengan 18 digit.
Rincian 8. Tanggal Pengawasan
Isikan tanggal sesuai dengan tanggal dilakukannya pengawasan. Rincian 9. Tanda Tangan Pengawas
Pengawas membubuhkan tanda tangannya pada tempat yang tersedia
Blok III. Responden Pedagang Grosir
Kolom (1). Nomor urut jenis barang. Cukup jelas. Kolom (2). Jenis barang. Cukup jelas
Kolom (3). Kode jenis barang
Kode jenis barang terdiri dari 12 digit.
Digit pertama s.d digit kesepuluh merupakan kode KBKI 2010. Digit kesebelas dan keduabelas merupakan nomer urut kualitas. Kolom (4). Kualitas Barang.
kualitas barang tersebut pada kolom keterangan. Gambar jenis barang dan kualitas dapat dilihat pada lampiran.
Kolom (5). Satuan/unit.
Satuan barang yang dicatat di sini adalah besaran standar yang digunakan untuk menyatakan kuantitas/jumlah barang, misalnya: m3, kg, dan lain sebagainya.
Kolom (6), (7), dan (8). Harga per satuan/unit (Rp)
Kolom (6), (7), dan (8) digunakan untuk mengisi data harga komoditi yang sama dari 3 responden yang berbeda. Isikan besarnya harga per satuan/unit dalam bentuk rupiah (Rp.) untuk setiap kualitas barang. Harga yang dicantumkan pada kolom (6), (7), dan (8) harus sesuai dengan kualitas dan satuan yang tercantum pada kuesioner. Untuk komoditi cat emulsi, cat minyak, dan tegel/keramik isikan nama merk untuk masing-masing kualitas di baris di bawah harga kualitas yang bersangkutan. Jika kualitas barang hasil pencacahan berbeda dengan kuesioner dapat diisikan pada baris lainnya di kolom (10), sedangkan jika satuan berbeda dengan kuesioner maka harga per satuan/unit harus dikonversi sesuai dengan satuan/unit pada kuesioner dan memberikan penjelasan cara menghitungnya pada blok V.
Contoh :
Tanah urug kualitas biasa di kabupaten tertentu dijual dengan satuan mobil truk, maka satuan tersebut harus dikonversikan ke dalam satuan m3. Misalkan ukuran mobil truk tersebut adalah 6 m3, maka data harga tanah urug tersebut harus dibagi dengan 6.
Kolom (9). Kabupaten Asal Barang
Isikan nama kabupaten asal barang untuk kualitas yang terisi pada kolom (6), (7), dan (8).
Kolom (10). Keterangan
Isikan keterangan yang diperlukan berkaitan dengan isian pada masing-masing rincian.
Contoh :
Responden 1 merk semen tipe 1 adalah “Tiga Roda” Responden 2 merk semen tipe 1 adalah “Semen Padang” Responden 3 merk semen tipe 1 adalah “Tiga Roda”
Kolom (10) juga bisa digunakan untuk mengisi nama kualitas untuk rincian lainnya di kolom (4) yang tidak tercetak pada kuesioner.
Contoh:
Blok IV. Responden Dinas Pekerjaan Umum dan Kontraktor
Blok ini terdiri dari 9 kolom. Cara pengisian blok ini sama dengan blok III, yang membedakan hanya pada kolom (6), (7), dan (8). Pada blok ini harga yang diisikan pada kolom (6) diperoleh dari dinas PU, sedangkan untuk kolom (7) dan (8) diperoleh dari kontraktor.
Blok V. Catatan
VI.
PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG
Basket of Construction Components Approach (BOCC)
Pengumpulan harga di sektor konstruksi menggunakan pendekatan Basket
of Construction Components (BOCC). Pendekatan ini digunakan dalam
International Comparation Programs (ICP) tahun 2005. Metode pendekatan ini
digunakan sebagai dasar pengumpulan data harga sejumlah komponen konstruksi
dan didesain untuk tujuan perbandingan antar wilayah. Dalam pendekatan ini,
pengumpulan data harga untuk komponen konstruksi yang utama dan input dasar
yang umum dalam suatu wilayah.
Komponen konstruksi ini adalah output fisik konstruksi yang diproduksi sebagai
tahap intermediate dalam proyek konstruksi. Elemen kunci dalam proses
pendekatan ini adalah semua harga yang diestimasi berhubungan dengan komponen
yang dipasang, termasuk biaya material, tenaga kerja, dan peralatan. Tujuan
penggunaan pendekatan BOCC adalah memberikan perbandingan harga konstruksi
yang lebih sederhana dan biaya yang murah dan memungkinkan menggunakan
metode Bill of Quantity (BOQ).
Pendekatan BOCC didasarkan pada harga 2 jenis komponen, yakni komponen
gabungan dan input dasar. Selanjutnya untuk tujuan estimasi Purchasing Power
Parities (PPP) maka komponen-komponen tersebut dikelompokan dalam bentuk
sistem-sistem konstruksi. Sistem-sistem tersebut selajutnya dikelompokkan ke
dalam basic heading.
PROYEK KONSTRUKSI
Berdasarkan pendekatan BOCC yang diterapkan dalam ICP 2005, sektor konstruksi
diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yang disebut sebagai
basic heading. Klasifikasi
sektor kontruksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Klasifikasi sektor konstruksi dalam penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi
tahun 2013 disesuaikan dengan kebutuhan Kementrian Keuangan. Klasifikasi
tersebut bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Gedung dan Bangunan yang termasuk dalam lingkup penghitungan diagram
timbang IKK adalah sebagai berikut:
1.
Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibangun sendiri, real estate,
rumah susun, dan perumahan dinas
2.
Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi
gedung Perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah,
terminal/stasiun dan bagunan monumental.
Klasifikasi Jalan, irigasi, dan jaringan yang termasuk dalam penghitungan diagram
timbang adalah sebagai berikut:
1.
Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
a.
Bangunan pengairan, meliputi: pembangunan waduk (reservoir), bendung (weir),
embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam,
tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib, dan viaduk.
b.
Bangunan tempat proses hasil pertanian, meliputi: bangunan penggilingan, dan
bangunan pengeringan.
2.
Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan
a.
pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase
jalan, marka jalan, dan rambu-rambu lalu lintas.
b.
Bangunan jalan dan jembatan kereta, pembangunan jalan dan jembatan kereta.
c.
Bangunan dermaga, meliputi: pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan
dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan, dan penahan gelombang.
3.
Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi
a.
Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi
Konstruksi
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
b.
Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi konstruksi bangunan telekomunikasi dan
navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antenna.
c.
Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan
telekomunikasi kereta api.
d.
Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi: bangunan sentral telefon/telegraf,
konstruksi bangunan menara pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan
stasiun bumi kecil/stasiun satelit instalasi air, meliputi: instalasi air bersih dan air
limbah dan saluran drainase pada gedung.
e.
Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan
pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
f.
Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan
pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.
g.
Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta
api, dan instalasi listrik lapangan udara.
h.
Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
Sedangkan jenis bangunan yang tercakup dalam klasifikasi bangunan lainnya adalah
sebagai berikut: bangunan terowongan, bangunan sipil lainnya (lapangan olahraga,
lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman), pemasangan perancah,
pemasangan pangunan postruksi prefab dan pemasangan kerangka baja, pengerukan,
konstruksi khusus lainnya, instalasi jaringan pipa, instalasi bangunan sipil lainnya,
dekorasi eksterior,serta bangunan sipil lainnya termasuk peningkatan mutu tanah
melalui pengeringan dan pengerukan.
SISTEM KONSTRUKSI
Sistem menurut konsep pendekatan BOCC adalah suatu kumpulan komponen
dalam suatu proyek konstruksi yang bisa menjalankan suatu fungsi tertentu. Sistem
adalah struktur dalam sebuah bangunan yang diklasifikasikan kembali kedalam
kumpulan komponen bertujuan untuk mendukung bangunan seperti pondasi, atap,
eksterior dan interior, dan lainnya.
Pada pendekatan BOCC, system konstruksi pada bangunan rumah dan gedung
berbeda dengan klasifikasi jenis bangunan lainnya. Berikut adalah jenis system untuk
Sistem Konstruksi untuk Bangunan Rumah dan Gedung
Nama Sistem
Penjelasan Sistem
Site-work (Persiapan)
Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang berhubungan dengan pekerjaan
persiapan dalam rangka pembangunan
suatu proyek
Substructure
Sistem yang berisi komponen struktur
dan jenis pekerjaan dibawah permukaan
tanah. Sistem ini menahan semua beban
bagian bangunan yang berada di atasnya
seperti balok, atap dan lainnya
Superstructure
Sistem yang meliputi komponen struktur
dan jenis pekerjaan diatas permukaan
tanah. Sistem ini menahan beban bagian
bangunan di atasnya
Exterior Shell/ Building Envelope
Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang menyelimuti bangunan (atap).
Bangunan ini member beban pada system
superstructure pada bangunan.
Interior Partitions
Sistem yang terdiri dari semua dinding,
dan bagian bangunan untuk jalan keluar
masuk bangunan.
Interior and Exterior Finishes
Sistem
yang
meliputi
komponen
konstruksi
yang
bertujuan
untuk
memperindah
bangunan,
misalnya
pengecatan.
Mechanical and Plumbing
Sistem
yang
meliputi
komponen
konstruksi yang mengatur suhu, saluran
air,
komunikasi,
system
pemadam
kebakaran dan lainnya.
Electrical
Sistem
yang
meliputi
komponen
konstruksi yang berhubungan dengan
Sistem konstruksi untuk jenis bangunan lainnya adalah sebagai berikut:
Nama sistem
Penjelasan Sistem
Site-work (Persiapan)
Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang berhubungan dengan pekerjaan
persiapan dalam rangka pembangunan
suatu proyek
Substructure
Sistem yang berisi komponen struktur dan
jenis pekerjaan dibawah permukaan
tanah. Sistem ini menahan semua beban
dari
struktur/bagian
bangunan
yang
berada di atasnya.
Superstructure
Sistem yang meliputi komponen struktur
dan jenis pekerjaan diatas permukaan
tanah. Sistem ini menahan beban bagian
bangunan di atasnya.
Mechanical Equipment
Perlengkapan mekanik yang dipasang
pada suatu bangunan seperti pompa,
turbin,
pipa
penghubung,
tower
pendingin, dan lainnya.
Electrical Equipment
Peralatan yang terpasang pada bangunan
yang digunakan untuk system distribusi
tenaga listrik, distribusi panel, pusat
control pencahayaan, komunikasi dan
lainnya
Underground Utility
Jaringan bawah tanah, system atau
fasilitas
yang
digunakan
untuk
memproduksi, menyimpan, transmisi dan
distribusi
komunikasi
atau
telekomunikasi, listrik, gas, minyak bumi,
saluran pembuangan akhir, dan lainnya.
Peralatan ini termasuk pipa, kabel, fiber
optic cable, dan laiiinya yang terpasang
KOMPONEN KONSTRUKSI
Komponen adalah kombinasi dari beberapa material pada lokasi akhir yang
dapat diidentifikasikan secara jelas pada tujuannya dalam sebuah proyek bangunan
dan juga sistemnya. Contoh komponen adalah beton, pengecatan eksterior,
pengecatan interior, pondasi kolom, dan lainnya. Sebuah komponen secara umum
terdiri dari beberapa material, tenaga kerja dan peralatan.
Hubungan antara proyek, system, dan komponen dapat dilihat melalui bagan
dibawah ini:
Biaya masing-masing komponen disusun dari biaya per unit dari material yang
digunakan dan perkiraan kuantitas dari material, koefisien dan upah tenaga kerja,
koefisien dan sewa peralatan yang digunakan untuk membangun komponen tersebut.
Konsep yang mendasar dari pendekatan BOCC adalah mengukur relatif harga pada
level komponen konstruksi. Sebuah komponen kemudian dibagi-bagi kembali
kedalam beberapa item pekerjaan konstruksi. Komponen konstruksi dapat dianggap
Sistem 1
Sistem 2
Sistem 3
Komponen 1
Komponen 2
Komponen 3
Komponen 4 Komponen 5 Komponen 6
tenaga kerja, dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan item pekerjaan
tersebut.
Komponen-komponen yang digunakan dalam penghitungan diagram timbang IKK
2013 berbeda antara bangunan 1 (bangunan tempat tinggal) dan bangunan 2
(bangunan umum untuk pertanian, bangunan umum untuk jalan, jembatan, dan
pelabuhan, bangunan umum untuk jatingan air listrik, dan komunikasi) bangunan 3
(bangunan lainnya). Macam-macam komponen yang membentuk sistem-sistem dalam
setiap jenis bangunan dapat dilihat di lampiran.
Pendekatan BOCC menggunakan 3 sistem penimbang. Macam-macam jenis
penimbang tersebut adalah sebagai berikut:
1.
W1 adalah penimbang yang digunakan pada level agregasi jenis bangunan seperti
bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan umum untuk
pertanian, jalan, jembatan, dan jaringan, dan bangunan lainnya.
2.
W2 adalah penimbang untuk agregasi pada level system konstruksi
3.
W3 adalah penimbang untuk agregasi pada level komponen yang termasuk upah
tenaga kerja dan sewa peralatan konstruksi.
Prosedur Penghitungan Penimbang
Langkah awal yang dilakukan untuk menghitung penimbang IKK adalah
mengumpulkan
Bill of Quantity(BoQ). Pengumpulan BoQ ini dilakukan melalui
survei diagram timbang IKK tahun 2012. BoQ yang dikumpulkan dalam survei ini
adalah BoQ realisasi pembangunan suatu konstruksi selama tahun 2012 di
kabupaten/kota yang bersangkutan. Jika tidak ada pembangunan selama tahun 2012
maka bisa digantikan dengan BoQ dari pembangunan pada tahun 2011. BoQ ini
dikumpulkan dari masing-masing kabupaten/kota agar setiap kabupaten/kota memiliki
penimbang yang sesuai dengan karakteristik pembangunan di wilayahnya
masing-masing.
Tahapan penghitungan diagram timbang dari data BoQ untuk masing-masing
kabupaten-kota adalah sebagai berikut:
1.
Pengkodean Data BoQ
Pengkodean merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pengolahan data
a)
Melakukan pengkodean jenis bangunan dan kabupaten/kota untuk masing-masing
jenis dokumen BoQ yang dikumpulkan.
b)
Melakukan pengkodean system pada setiap uraian pekerjaan yang terdapat dalam
BoQ
c)
Melakukan pengkodean jenis komponen dari setiap uraian pekerjaan yang
terdapat dalam BoQ.
Setiap uraian pekerjaan BoQ terdapat beberapa bahan bangunan, tenaga kerja
yang digunakan, dan sewa peralatan. Contoh pengkodean bisa dilihat padagambar
Contoh uraian pada uraian komoditas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2.
Menghitung share nilai untuk masing-masing tahapan penimbang (W1, W2, dan
W3) setiap kabupaten/kota
a.
Menghitung penimbang W1 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W1 dihitung share nilai setiap sistem untuk
masing-masing bangunan.
Nilai sistem adalah jumlah nilai dari seluruh bahan bangunan, upah tenaga kerja,
sewa peralatan yang digunakan dalam suatu sistem konstruksi. Penimbang W1
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
∑
untuk bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
untuk bangunan selainnya.
b.
Menghitung penimbang W2 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W2 dihitung share nilai setiap komponen untuk
masing-masing sistem.
Nilai komponen adalah: jumlah nilai dari seluruh bahan bangunan, upah tenaga
kerja, sewa peralatan yang digunakan dalam sebuah komponen konstruksi.
Penimbang W2 bisa diperoleh dengan rumus berikut:
menunjukan jumlah komponen dalam system yang bersangkutan.
c.
Menghitung share untuk penimbang W3 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W3 dihitung share nilai setiap komoditi untuk
masing-masing komponen. Penimbang W3 bisa diperoleh dengan rumus berikut:
∑
menunjukan jumlah komoditi pada komponen yang bersangkutan.
Dimana,
Selain sistem penimbang dengan menggunakan pendekatan BOCC, umtuk
menghitung IKK juga mengunakan penimbang umum (W0) yang digunakan
sebagai penghubung masing-masing jenis bangunan menjadi suatu kesatuan
konstruksi. Penimbang umum berasal dari realisasi anggaran daerah tingkat II
(kabupaten/kota) untuk pembangunan konstruksi yang diperoleh melalui survei
Keuangan Pemda Tingkat II (K-II) dari Subdirektorat Keuangan dan Teknologi
Informasi dan Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. Dari data realisasi anggaran daerah tingkat II untuk
pembangunan masing-masing jenis bangunan diperoleh bobot masing-masing
VII.
PENYUSUNAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
Metode yang digunakan dalam penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi
adalah
Country Product Dummy(CPD). CPD adalah metode berbasis metode regresi
yang digunakan untuk menghitung indeks harga spasial. Metode ini memiliki
beberapa kelebihan diantaranya mengakomodasi beberapa masalah seperti adanya
missing data yang tidak terakomodir dalam metode sebelumnya (EKS) dan bisa
menghitung standart errors.
Misalkan pkn adalah harga komponen konstruksi n di kabupaten k (k= 1, 2,...,K
; n= 1, 2, ..., N). Maka model statistik metoda Country Product Dummy (CPD)
dituliskan sebagai berikut,
pkn = ak bn ukn, dalam hal ini k= 1, 2,...,K ; n= 1, 2, ..., N,
ak dan bn merupakan parameter yang akan diduga dari data harga sedangkan ukn
merupakan random variabel yang berdistribusi identik dan independen. Dengan
asumsi bahwa random variabel ini berdistribusi lognormal atau dengan kata lain log
pkn berdistribusi normal dengan mean 0 dan varian
�
2, dalam bentuk logaritma
model di atas berbentuk linier
ln pkn = ln ak + ln bn + ln ukn
=
merupakan harga tertimbang yang telah menggunakan beberapa tingkatan
penimbang.
Parameter ak
diartikan sebagai tingkat harga konstruksi di kabupaten k relatif
terhadap harga konstruksi di kabupaten lain yang sedang dibandingkan. Bila ak
dinyatakan sebagai relatif harga konstruksi terhadap kabupaten yang dijadikan
referensi, katakan Kabupaten X, maka a
kadalah harga konstruksi di Kabupaten K
relatif terhadap 1 (satu), harga di Kabupaten X. Dengan kata lain harga konstruksi di
kabupaten K ‘setinggi’ ak
dibanding harga konstruksi di Kabupaten X. Karenanya
IKK di Kabupaten K dinyatakan sebagai
IKKk = exp(
Untuk memudahkan membaca, persamaan di atas dikalikan dengan 100 sehingga
perbandingan data dinyatakan dalam persen.
Dalam penghitungan CPD terdapat satu kabupaten/kota yang dijadikan acuan
2013 ini Kota Samarinda dijadikan kota referensi dengan maksud supaya ada
keterbandingandengan IKK tahun sebelumnya. Untuk IKK tingkat provinsi data harga
yang digunakan adalah rata-rata geometrik setiap komoditi dari seluruh
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi masing-masing dengan Provinsi Kalimantan
Timur sebagai provinsi referensinya.
VIII.
LAMPIRAN
Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi
Jenis Barang Gambar
Tanah Urug
Pasir
Pasir Pasang Pasir Beton/cor
Batu Kali Utuh/Belah
Batu Bata
Batubata merah Batubata muka
Seng Gelombang
Semen Portland
Semen Portland Tipe I Portland Composite Cement
(PCC)
Semen Portland Tipe II Semen Portland Tipe III
Portland Pozzoland Cement
Besi Beton
Besi Beton Polos Besi Beton Ulir
Besi Beton Canal
Keramik Polos
Kayu Papan
Kayu Balok
Cat Emulsi
Cat Minyak
Cat Kayu/Besi Cat Meni Kayu/Besi
Seng Plat
Kaca
Genteng/atap
Kabel
Pompa Air
Rangka Atap Baja
Batako
Bak Mandi Fiber
Tangki Air Fiber
Lampu
MCB
Aspal
Buldozer/Tracked tractor
Skid Steer Loader
Tandem Vibrating Roller
Compact Track Loader
No. Jenis Kayu B.J. Rata2 Kelas Awet
Jenis Komponen Konstruksi Menurut Jenis Bangunan
A.
Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal
Kode
01
Administrasi & dokumentasi proyek
02
Pembersihan lokasi
03
Pemasangan Plank Proyek
04
Bongkaran bangunan lama
05
Pengeringan dan pemerataan lahan
06
Pembuatan direksi keed
07
Pengadaan air, listrik, BBM dan tempat tinggal
sementara di lokasi proyek
08
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
09
Pengujian awal
03
Superstructure
01
Pasang step noise
02
Pasang beton sloof
Kode
01
Kerangka atap (usuk, reng) kayu dan baja
02
Atap (genteng tanah liat, metal, dll)
03
Plafond
04
Pemasangan Balok kayu (kuda-kuda, gording) dan
baja ringan
05
Pemasangan talang
06
Accessories pemasangan atap
05
Interior Partition
01
Pekerjaan tembok
02
Pekerjaan kusen pintu dan jendela
06
Interior dan Exterior
Finished
03
Keramik untuk interior dan exterior
04
Pemasangan batu alam
10
instalasi jaringan internet
11
Sistem pendingin ruangan
12
instalasi antena tv
13
instalasi penangkal petir
08
Electrical
01
Pemasangan lampu
02
Stop kontak, saklar, sekringdan connector
03
Pemasangan instalasi
04
Saluran kabel
05
Panel dan MCB
B.
Bangunan Lainnya
01 Administrasi & dokumentasi proyek
02 Pembersihan lokasi
03 Pemasangan Plank Proyek
04 Bongkaran bangunan lama
05 Pengeringan dan pemerataan lahan
06 Pembuatan direksi keed
07
Pengadaan air, listrik, dan tempat tinggal sementara di lokasi proyek
08 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
09 Pengujian awal
02 Substructure 01 Galian tanah
02 Urugan tanah
03 Superstructure 01 Pengerasan aspal
Kode