• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI | Sabir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7937 26071 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI | Sabir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7937 26071 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPRESI GEN TNF -

α

INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI

M.Sabir

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. TNF-α merupakan salah satu mediator imun yang berperan pada inflamasi vaskuler baik akut

maupun kronik. Pada individu dengan hipertensi terdapat sirkulasi TNF-α yang tinggi dan

abnormal yang memiliki korelasi terhadap besarnya tekanan darah. Jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 25 sampel dari individu hipertensi dan individu sehat normotensi. Uji

teknik RT-PCR dilakukan di Laboratorium Imunologi dan Biologi Molekuler Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi gen TNF-α pada individu hipertensi meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.

Kata kunci : Hipertensi, TNF -α, Inflamasi vaskular

ABSTRACT

A research has been done about the Analyze of TNF -α Gene Expression in Hypertension. This research was aimed to detect of TNF-α gene expression in hypertension. TNF-α is an immune system that takes a role in acute and cronic of vascular inflamation. In many kinds of hypertension patients, there is a high and abnormal of TNF -α circulation and has been correlated with blood pressure level. Twenty five samples were taken from hypertension patients and health body (normotension) blood. Technical assay of RT-PCR was done in Molecular Biology and Immunology Laboratory of Medical Faculty of Hasanuddin University. The result indicated that TNF-α gene expression in hypertension was more increased than in health body cell.

(2)

Pendahuluan

Hipertensi disebut sebagai “The

silent killer” karena tidak menimbulkan gejala hingga komplikasi mulai terjadi,

sekitar separuh orang yang menderita

hipertensi tidak menyadarinya. Selain itu

sebagian besar orang beranggapan

hipertensi sebagai gejala dari suatu

penyakit bukan sebagai penyakit atau suatu

keadaan abnormal yang primer (berdiri

sen-diri). Kenyataannya hipertensi merupakan

salah satu dari tujuh penyebab kematian

utama di dunia selain mengakibatkan

kerusakan pada organ jantung, otak dan

ginjal (1).

Di seluruh dunia hampir 1 miliar

orang dewasa atau sekitar se-perempat dari

seluruh populasi orang dewasa

menyandang hipertensi, jumlah ini

cenderung meningkat. Pada populasi usia

lanjut, angka penyandang hipertensi

lebih banyak dialami oleh lebih dari

separuh populasi usia di atas 60 tahun (2).

Kurang lebih 90 – 95 % hipertensi

ialah primer dan idiopatik (esensial) yang lebih banyak berhubungan dengan kelainan

genetik dan sisanya 5 % adalah hipertensi

sekunder (non esensial) yang kebanyakan berhubungan dengan penyakit ginjal,

stenosis arteri renalis (reno-vaskuler),

kelainan endokrin maupun gangguan

neurologik (2,3).

Beberapa penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa inflamasi kronik

merupakan salah satu bagian terhadap

patogenesis vaskuler (4). Kelainan patologi

vaskuler dapat disebabkan oleh interaksi

antara sel imun dan dinding vaskuler yang

maladaptif yakni melalui aktivasi mediator

atau sitokin proinflamasi yang berlebihan

(abnormal). Pelepasan mediator inflamasi

yang abnormal ini diakibatkan oleh adanya

ekspresi gen yang tidak terkendali oleh

sistem imunitas yang ada. Salah satu

sitokin yang berperan penting pada proses

inflamasi vaskuler adalah Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) (5).

TNF-α adalah imunitas pleitropik

yang diproduksi monosit -makrofag, sel T

yang diaktifkan, sel NK, sel endotel dan

otot polos. TNF-α berperan penting dan

merupakan dasar yang sangat penting

dalam proses inflamasi vaskuler,

aterosklerosis dan infark miokard. Pada

kadar rendah TNF-α berperan terhadap sel

endotel dan pada kadar tinggi ber-peran

terhadap resistensi vaskuler (5).

PCR adalah suatu metode untuk

mengamplifikasi sekuens gen target secara

eksponensial in vitro dan telah berkembang

(3)

biologi molekuler yang dapat digunakan

untuk mendeteksi suatu ekspresi gen.

Selain itu juga PCR telah digunakan secara

luas dalam bidang kedokteran untuk analisa

berbagai penyakit menular, keganasan dan

kelainan genetika. Pada reaksi ini

dibutuhkan DNA target, sepasang primer,

polimerase DNA yang termostabil dan

buffer reaksi (6).

Berdasarkan latar belakang di atas,

maka diperoleh rumusan masalah dari

penelitian ini adalah apakah ada

peningkatan ekspresi gen TNF-α pada

individu hipertensi dibandingkan individu

normal dengan menggunakan metode

RT-PCR (12). Tujuan penelitian ini adalah

mendeteksi ekspresi gen TNF-α pada

individu hipertensi. Manfaat dari penelitian

ini diharapkan dapat menambah informasi

ilmiah mengenai peran gen TNF-α

terhadap perkembangan hipertensi dan

dapat dijadikan sebagai salah satu petunjuk

dalam penelitian hipertensi.

Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara

observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study untuk mendeteksi adanya ekspresi gen TNF-α pada individu

hipertensi dan individu normotensi dengan

menggunakan metode RT-PCR (12,18).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada

bulan April hingga Mei 2013 dan

dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Molekuler dan Imunologi, Fakultas

Kedokteran, Universitas Hasanuddin

Makassar.

Subjek dan Cara Pemilihan

Subjek penelitian meliputi semua

populasi terjangkau yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan

ekspresi gen TNF-α dilakukan di

Laboratorium Biologi Molekuler dan

Imunologi, Bagian Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran, Universitas Hasanuddin.

Kriteria sampel

1. Inklusi

Sampel berasal dari penderita yang telah

didiagnosa menderita hipertensi (≥ 140/90 mmHg).

2. Eksklusi

Penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal,

diabetes melitus, kehamilan dan pasien

dalam terapi obat anti hipertensi dan

anti inflamasi.

Jenis sampel

Sampel dalam penelitian darah

(4)

normal (normotensi) yang memenuhi

kriteria serta bersedia diikutkan dalam

penelitian ini. Teknik pengambilan sampel

secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kejadian

atau kemunculan pada saat penelitian

berlangsung.

Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel diperkirakan

berdasarkan rumus (16):

n =

keterangan :

- n = Besar sampel

- N = Besar proporsi populasi (27,33)

- d = Tingkat kepercayaan yang

diinginkan (ditetapkan), nilainya

(p) = 0,05

Data rekam medik yang diambil di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo,

menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan

pasien hipertensi rawat jalan selama tahun

2012 adalah 328 orang (dengan proporsi

27.33).

Jadi n = = 25,29

dibulatkan menjadi 25 sampel

Definisi Operasional

1. TNF-α adalah sitokin proinflamasi

yang diproduksi oleh sel makrofag, sel

T yang diaktifkan, sel NK, sel endotel,

berperan penting dalam proses

inflamasi akut dan vaskuler (5).

2. PCR adalah metode untuk

mengamplifikasi sekuens gen target secara eksponensial in vitro menggunakan DNA target, primer dan

enzim polimerase (14).

Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah elektoforesis, mesin

PCR, gyraroty shaker, inkubator, mikropipet 10 µl,100 µl dan 1000 µl,

sentrifus, vortex dan oven.

2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sampel darah

vena individu hipertensi dan sampel darah

vena orang sehat (normotensi), buffer L6,

suspensi diatom, buffer L2, etanol 70 %,

aseton, destilat water, PCR mix, ethidium bromida, gel agarose 2 %, microcup, tabung eppendorf, primer yang terdiri atas (15,17) :

N

1 + N (d

2

)

27,33

(5)

1. TNF-α :

5’-CAGCCTCTTCTCCTTCCTGAT-γ’ dan

5’GCCAGAGGGCTGATTAGAGA-γ’

2. -actin :

5’-GTGGGGCGCCCCAGGCACCA-γ’ dan

5’-CTCCTTAATGTCACGCACGATT TC-3’

Prosedur Kerja

1. Pengukuran tekanan darah

Pasien dibiarkan rileks 5 menit

sebelum pengukuran tekanan darah. Atur

posisi tangan minimal sejajar dengan letak

jantung dan tidak terlalu rendah. Pasang

manset pada lengan atas 2 – 3 cm di atas

lipatan siku dan stetoskop pada arteri tepat

di bawah manset untuk mendengar bunyi

arteri. Pompa manset sampai pada tekanan

di antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang terbaca pada skala (≥ 160 mmHg). Manset dikempiskan secara

perlahan-lahan sampai timbul bunyi. Bunyi

pertama kali terbaca sebagai tekanan

sistolik dan hilangnya bunyi pertama kali

terbaca sebagai tekanan diastolik,

kemudian catat hasil (2).

2. Pengambilan darah vena

Bersihkan tempat pengambilan

darah dengan alkohol 70% dan biarkan

kering kembali. Pasang pembendung pada

lengan atas, minta pasien agar mengepal

dan membuka tangannya berkali-kali agar

vena jelas terlihat. Tegangkan kulit dengan

menggunakan jari, agar vena tidak

bergerak. Tusuk kulit dengan jarum yang

terpasang pada holder. Ketika darah mulai

mengalir pembendung dilepaskan. Jika

volume darah telah mencukupi, tabung

darah dilepaskan dari holder. Letakkan

kapas di atas jarum dan jarum ditarik

perlahan-lahan. Pasien diminta menekan

tempat pengambilan darah dengan kapas,

kemudian diberi plester (7,8).

3. Pengambilan sampel

Sampel berupa darah vena yang

berasal dari individu hipertensi dan orang

normal, dimasukkan pada microcup yang berisi larutan buffer L6 sebanyak

masing-masing sebanyak 1-2 tetes.

4. Pemeriksaan PCR

a. Ekstrasi RNA TNF-α yang berasal dari darah vena penderita hipertensi dan orang normal dengan metode Boom.

Darah vena sebanyak 100 µl

(6)

ditambahkan 900 µl larutan buffer L6 dan

dihomogenkan pada gyraroty shaker. Campuran kemudian disentrifus dengan

kecepatan 12000 rpm selama 10 menit, lalu

ditambahkan 30 µl suspensi diatom

kemudian dilakukan vortex dan disentrifus

di dalam tabung eppendorf dengan

kecepatan 12000 rpm selama 30 detik.

Supernatan dipisahkan dan dicuci dengan

larutan L2 dan dilanjutkan dengan etanol

70 % sebanyak 2 kali dan aseton 1 kali.

Setelah itu dipanaskan pada suhu 56oC

pada oven selama 10 menit dan

ditambahkan 60 µl destilate water. Kemudian dilakukan vortex. Tabung

eppendorf tersebut diinkubasi dalam

oven pada suhu 56oC selama 10 menit,

kemudian disentrifus dengan kecepatan

12000 rpm selama 15 detik dan

dipindahkan ke dalam tabung eppendorf

yang baru. Supernatan dari proses ini

merupakan hasil ekstraksi yang

mengandung RNA dan disimpan pada suhu – 20oC untuk dilakukan analisa PCR

(10,13).

b. Amplifikasi RNA TNF-α dengan teknik RT-PCR

Hasil ekstraksi RNA sebanyak 2,5

µl ditambah 22,5 µl PCR mix dan

dimasukkan ke dalam tabung 250 µl.

Tabung dimasukkan dalam mesin PCR.

Program amplifikasi dibuat berlangsung

selama 40 siklus, yang tiap siklus terdiri

dari :

1. Denaturasi dengan jalan pemisahan

dari pasangan untai-DNA, pada

suhu 950 C selama 30 detik

2. Annaeling yaitu pengikatan primer

dengan untai-DNA yang sesuai

pada suhu 560 C selama 30 detik

3. Elongating yaitu perpanjangan

ikatan antara primer dengan

untai-DNA yang telah terikat, pada susu

720 C selama 30 detik

Hasil PCR kemudian dianalisa

dengan menggunakan metode

elektroforesis (6,14,15).

c. Analisa hasil PCR dengan metode Elektroforesis menggunakan gel agarose 2 %

Ke dalam tangki elektroforesis,

dimasukkan produk amplifikasi yang

ditambahkan larutan pengembang (gel loading buffer) sebanyak 2 µl lalu dimasukkan ke dalam sumur- sumur gel

agarosa. Elektroforesis dijalankan dengan

elektroda 220 volt, sehingga DNA akan

bergerak ke kutub positif. Hasil

elektroforesis dapat dilihat dengan bantuan

(7)

divisualisasikan dengan kamera. Pita DNA

dari sampel dibandingkan dengan pita

internal kontrol -actin. Hasil pemeriksaan

pada teknik PCR dikatakan positif yaitu

jika terbentuk pita DNA TNF-α pada

elektroforesis dengan pasangan basa (bp) 123 bp dan terbentuk pita internal kontrol -actin pada elektroforesis dengan

pasangan basa (bp) 540 bp (11,15).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian mengenai ekspresi gen

TNF-α pada penderita hipertensi dan

normotensi (normal) dengan metode

RT-PCR (Reverse Transciptase-PCR) telah dilakukan dengan jumlah 25 sampel.

Berdasarkan hasil yang diperoleh

menunjukan bahwa adanya ekspresi gen

TNF-α dimana peningkatan terjadi pada

sampel hipertensi nomor 1 dan 7 seperti

terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Sampel hipertensi berdasarkan umur, jenis kelamin dan tekanan darah

Pada tabel 4 menunjukan data

ekspresi gen TNF-α dari sampel darah

penderita hipertensi dimana nilai +1

sebanyak 2 orang dan +2, +3, +4, +5 tidak

ada (0).

Tabel 4. Data ekspresi gen TNF-α pada penderita hipertensi

Berdasarkan data tersebut

dilakukan perhitungan mean ekspresi gen

TNF-α dari sampel tersebut dengan hasil

yang diperoleh adalah 0,16 dan persentase

ekspresi gen TNF-α pada populasi

hipertensi (tabel 5).

Tabel 5. Persentase ekpresi gen TNF-α pada populasi hipertensi berdasarkan tekanan darah

Hasil uji PCR sampel penderita

hipertensi diperoleh peningkatan gen TNF-α sebanyak β dari 1β sampel orang (16,7 %), berdasarkan te-kanan darah

peningkatan terjadi pada tekanan darah

150/80 mmHg (8,33%) dan >160/90 mmHg

(8)

Hasil elektroforesis ditandai

dengan terbentuknya pita DNA TNF-α

pada pasangan basa sebesar 123 bp dan

terbentuknya pita internal kontrol -actin

pada elektroforesis dengan pasangan basa

sebesar 540 bp. Dimana sampel 1 dan 7 terlihat lebih tebal dibandingkan dengan

yang lainnya (gambar 3).

Gambar 3. Hasil Elektroforesis tampak pita TNF-α pada posisi 1βγ bp dan pita internal kontrol -actin pada posisi 540 bp dengan RT PCR. M=Marker; No.1-12 = sampel penderita hipertensi.

Secara keseluruhan pada individu

hipertensi terjadi peningkatan ekspresi gen

TNF-α sebanyak 16,7% (diagram 1)

Pada tabel 6 menunjukan hasil

pemeriksaan gen TNF-α dari sampel orang

normal (normotensi) sebanyak 13 sampel,

hasil yang diperoleh adalah tidak adanya

peningkatan ekspresi seperti pada individu

hipertensi

Tabel 6. Sampel orang normal berdasarkan umur, jenis kelamin dan tekanan darah

(9)

Tabel 7. Data ekspresi gen TNF-α pada orang normal (normotensi)

Berdasarkan data tersebut

dilakukan perhitungan mean ekspresi gen

TNF-α dari sampel tersebut dengan hasil

yang diperoleh adalah 0.

Hasil elektroforesis menunjukkan

tidak adanya penebalan pita DNA TNF-α

pada elektroforesis yang menunjukan

bahwa tidak adanya peningkatan ekspresi

(gambar 4).

Gambar 4. Hasil Elektroforesis tampak pita

TNF-α pada posisi 1βγ bp dan

pita internal kontrol -actin

pada posisi 540 bp dengan RT PCR. M=Marker; No.13-25 = sampel orang normal (normotensi)

Secara umum dari keseluruhan

populasi sampel baik hipertensi maupun

normal menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan ekspresi sebanyak 8% yang

terdapat pada populasi hipertensi dan

sisanya 92 % tidak mengalami peningkatan

ekspresi yang sebagian besar terdapat pada

orang normal (tabel 8 dan diagram 2).

Tabel 8. Persentase ekpresi gen TNF-α pada populasi hipertensi dan normal

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada bulan

Maret hingga April 2012 dengan

menggunakan 25 sampel yang berasal dari

penderita hipertensi dan orang normal

(normotensi) menggunakan metode

RT-PCR. Tujuan dari peneli-tian ini adalah

untuk melihat apakah ada peningkatan

ekspresi gen TNF-α pada penderita

hipertensi dibandingkan dengan orang

normal.

Pemilihan pemeriksan TNF-α

sebagai subyek penelitian karena selain

(10)

disintesis oleh sel endotel yang merupakan

penyusun utama tunika intima vaskuler

yang berperan dalam regulasi tekanan

darah (tahanan perifer) melalui produksi zat

vasoaktif salah satunya adalah Nitrit oksida

(NO) (7). Jika terjadi kerusakan pada sel

endotel maka TNF-α akan diekspresikan

sebagai mediator proinflamasi dan

transduksi sinyal antar sel. Kadar TNF-α

yang diekspresikan sebanding dengan

tingkat kerusakan yang ditimbulkan (5).

RT-PCR digunakan dalam

penelitian ini karena teknik tersebut dapat

menganalisis mRNA. mRNA yang

diekspresikan oleh gen TNF-α akan diubah

menjadi cDNA dengan menggunakan

enzim reverse transcriptase, baru kemudian dilakukan amplifikasi PCR. Pada penelitian

ini, -actin digunakan sebagai internal

kontrol untuk melihat kualitas dari

pemeriksaan PCR (18). -actin merupakan

housekeeping gene yang diekspresikan oleh semua jenis sel dan secara umum

ekspresinya tidak dipengaruhi oleh kondisi

eksperimental dan selalu hadir dalam

kondisi apapun (13,15).

Berdasarkan hasil yang diperoleh

bahwa pada sampel orang normal dengan tekanan darah yang normal (≤ 1β0/80 mmHg) tidak menunjukkan adanya

peningkatan. Hal ini sesuai teori bahwa

pada ke-adaan normal TNF-α merupakan

mediator non-preformed yang hanya dilepaskan pada saat dibutuhkan seperti

ketika tubuh terpapar benda asing atau

adanya gangguan dalam tubuh (abnormal)

(5,9).

Pada sampel hipertensi terjadi

peningkatan ekspresi gen TNF-α pada

tekanan darah yang tinggi yakni 150/80 –

160/90 mmHg. Hipertensi dapat terjadi

karena resistensi perifer sebagai akibat

disfungsi endotel atau sebaliknya. Kadar

TNF-α yang tinggi (≥ 10-7 M) diketahui

berperan penting terhadap resistensi perifer.

Tekanan darah yang tinggi dan persisten

dapat menimbulkan kerusakan berupa

resistensi perifer, kadar TNF-α yang

dilepaskan sebanding dengan tingkat

kerusakan yang terjadi (5). Berdasarkan hal

tersebut ekspresi TNF-α pada orang dengan

tekanan darah tinggi (hipertensi) lebih

banyak dibandingkan dengan orang dengan

tekanan darah normal (normotensi) maupun

rendah (hipotensi) (4,9,15).

Hal di atas belum bisa dijadikan

sebagai acuan yang pasti, karena dari hasil

penelitian pada sampel penderita hipertensi

dengan tekanan darah yang sama (150/80

mmHg) diperoleh bahwa tidak adanya

peningkatan ekpresi gen TNF-α.

(11)

mekanisme kerjanya, ekpresi gen TNF-α

diatur dan dipengaruhi oleh multifaktorial

seperti hormon (hormon steroid), molekul

sinyal (cAMP) dan peptida faktor

pertumbuhan termasuk sitokin IL-1

(Interleukin-1), 12 (Interleukin-12),

IL-10 (Interleukin-IL-10), IFN- (Interferon- )

dan VEGF (Vasculer endothelial Growth Factor) (16). Selain itu, regulasi ekspresi

TNF-α juga diinduksi oleh reseptor TNF-α

sendiri. Pengikatan TNF-α dengan

reseptornya (TNFR1 dan TNFR2)

menimbulkan amplifikasi sinyal TNF-α.

Sistem regulasi faktor-faktor tersebut

mempunyai kepekaan yang berbeda pada

setiap orang termasuk sistem imunitas.

Sehingga meskipun berada pada keadaan

tekanan darah yang sama, akan tetapi

respon tubuh dapat berbeda-beda. Selain

itu, tidak adanya peningkatan ekspresi gen

TNF-α dapat dipengaruhi oleh

antihipertensi dan antiinflamasi yang

dikonsumsi penderita hipertensi.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Individu dengan hipertensi terjadi

peningkatan ekspresi gen TNF-α sebesar

8% dibandingkan dengan individu normal.

2. Saran

Perlu adanya penelitian untuk

melihat ekspresi sitokin anti-inflamasi pada

individu dengan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Beevers D. G. Tekanan Darah. Simbolon OH. Dian Rakyat. Jakarta. 2002. Hal 16 - 28

2. Palmer A, Williams B. Tekanan Darah Tinggi. Terjemahan oleh Yasmine E. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal 10-59

3. Robbins, Cotran & Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Ed. 5. Terjemahan oleh Tjarta A, Himawan S, Kurniawan AN, Sadikin V & Halim A. Jakarta; EGC. 1999. Hal 293 – 294

4. Boos CJ & Lip HJY. Is Hypertension an Inflammatory Process. Current Pharm. Design. 2006(12). pp. 1263, 1267 -1268

5. Baratawijaya KG. Imunologi Dasar. Ed. 7. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2006. Hal 124, 384 – 389

6. Putra ST. Biologi Molekuler Kedokteran. Airlangga University Press. Surabaya. 1999. Hal 165

7. The Seven Report of The Joint of National Committee. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. JNC 7 Express. [diakses 9 Februari 2011]. Available

from :

(12)

8. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves J, Hill MN, et al. Recommendations For Blood Pressusre Measurement In Humans And Experimental Animals. [diakses 9 Februari 2011]. Available from : http://hyper.ahajournals.org/cgi/full/45/ 1/142

9. Whiteside TL. Introduction to Cytokines as Targets for Immunomodulation. In: House RV, Descotes J, editors. Cytokines in Human Health: Immunotoxicology, Pathology, and Therapeutic Applications. Humana Press, Inc. Totowa, New Jersey. 2007. Molekuler. Widya Padjadjaran. Bandung. 2008. Hal 52, 69-81

12. Hatta M. Advance Experimental in Medical Biology. Plenum Publisher. New York. 2003. pp 269-278. Available as PDF file

13. Boom R, Col CJA. Rapid and Simple Method for Purification of Nucleic Acids. Journal of Clinical Microbiology. New York. 1990 ;(28). pp 495-503. Available as PDF file 14. Yuwono T. Teori dan Aplikasi

Polymerase Chain Reaction. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2006. hal. 10-16

15. Aust G. Competitive RT-PCR to Quantify Small Amounts of mRNA. In: De Ley M, editor. Cytokine Protocols.

Humana Press. Totowa. 2007. pp 31-40. Available as PDF file

16. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Bingkai cipta. Jakarta. 2005. Hal 92

17. Buckingham L, Flaws ML. Molecular Diagnostics. Davis Company. New York. 2007. pp. 72-77,81

18. Guiletty A, Overbergh L. An Overview of Real-Time Quantitative PCR: Applications to Quantify Cytokine Gene Expression. Ideal. [serial on the internet]. 2001[dikutip 23 Februari 2011]; Vol.25 [8 screen]. Available from: http://www.idealibrary.com

LAMPIRAN 1 DNA Manusia untuk TNF-α

>tnf-a mRna-AK314960

1 agacgctccc tcagcaagga cagcagagga ccagctaaga gggagagaag caactacaga 61 ccccccctga aaacaaccct cagacgccac

atcccctgac aagctgccag gcaggttctc 121 ttcctctcac atactgaccc acggctccac

cctctctccc ctggaaagga caccatgagc 181 actgaaagca tgatccggga cgtggagctg

gccgaggagg cgctccccaa gaagacaggg 241 gggccccagg gctccaggcg gtgcttgttc

ctcagcctct tctccttcct gatcgtggca

301 ggcgccacca cgctcttctg cctgctgcac tttggagtga tcggccccca gagggaagag 361 ttccccaggg acctctctct aatcagccct ctggc

ccagg cagtcagatc atcttctcga

421 accccgagtg acaagcctgt agcccatgtt gtagcaaacc ctcaagctga ggggcagctc 481 cagtggctga accgccgggc caatgccctc

ctggccaatg gcgtggagct gagagataac 541 cagctggtgg tgccatcaga gggcctgtac

ctcatctact cccaggtcct cttcaagggc 601 caaggctgcc cctccaccca tgtgctcctc

(13)

661 taccagacca aggtcaacct cctctctgcc atcaagagcc cctgccagag ggagacccca 721 gagggggctg aggccaagcc ctggtatgag

cccatctatc tgggaggggt cttccagctg 781 gagaagggtg accgactcag cgctgagatc

aatcggcccg actatctcga ctttgccgag 841 tctgggcagg tctactttgg gatcattgcc ctgtga

Forward : cagcctcttctccttcctgat

Reverse : gccagagggctgattagaga TCTCTAATCAGCCCTCTGGC (Complementary Reverse) // > best β-actin X00351

1 ttgccgatcc gccgcccgtc cacacccgcc gccagctcac catggatgat gatatcgccg 61 cgctcgtcgt cgacaacggc tccggcatgt

gcaaggccgg cttcgcgggc gacgatgccc 121 cccgggccgt cttcccctcc atcgtggggc

gccccaggca ccagggcgtg atggtgggca 181 tgggtcagaa ggattcctat gtgggcgacg

aggcccagag caagagaggc atcctcaccc 241 tgaagtaccc catcgagcac ggcatcgtca

ccaactggga cgacatggag aaaatctggc 301 accacacctt ctacaatgag ctgcgtgtgg

ctcccgagga gcaccccgtg ctgctgaccg 361 aggcccccct gaaccccaag gccaaccgcg

agaagatgac ccagatcatg tttgagacct 421 tcaacacccc agccatgtac gttgctatcc

aggctgtgct atccctgtac gcctctggcc 481 gtaccactgg catcgtgatg gactccggtg

acggggtcac ccacactgtg cccatctacg 541 aggggtatgc cctcccccat gccatcctgc

gtctggacct ggctggccgg gacctgactg 601 actacctcat gaagatcctc accgagcgcg

gctacagctt caccaccacg gccgagcggg 661 aaatcgtgcg tgacattaag gagaagctgt

gctacgtcgc cctggacttc gagcaagaga 721 tggccacggc tgcttccagc tcctccctgg

agaagagcta cgagctgcct gacggccagg 781 tcatcaccat tggcaatgag cggttccgct

gccctgaggc actcttccag ccttccttcc 841 tgggcatgga gtcctgtggc atccacgaaa

ctaccttcaa ctccatcatg aagtgtgacg 901 tggacatccg caaagacctg tacgccaaca

cagtgctgtc tggcggcacc accatgtacc

961 ctggcattgc cgacaggatg cagaaggaga tcactgccct ggcacccagc acaatgaaga 1021 tcaagatcat tgctcctcct gagcgcaagt

actccgtgtg gatcggcggc tccatcctgg 1081 cctcgctgtc caccttccag cagatgtgga

tcagcaagca ggagtatgac gagtccggcc 1141 cctccatcgt ccaccgcaaa tgcttctagg

cggactatga cttagttgcg ttacaccctt 1201 tcttgacaaa acctaacttg cgcagaaaac

aagatgagat tggcatggct ttatttgttt 1261 tttttgtttt gttttggttt tttttttttt tttggcttga

ctcaggattt aaaaactgga

1321 acggtgaagg tgacagcagt cggttggagc gagcatcccc caaagttcac aatgtggccg 1381 aggactttga ttgcacattg ttgttttttt

aatagtcatt ccaaatatga gatgcattgt 1441 tacaggaagt cccttgccat cctaaaagcc

accccacttc tctctaagga gaatggccca 1501 gtcctctccc aagtccacac aggggaggtg

atagcattgc tttcgtgtaa attatgtaat

1561 gcaaaatttt tttaatcttc gccttaatac ttttttattt tgttttattt tgaatgatga

1621 gccttcgtgc ccccccttcc ccctttttgt cccccaactt gagatgtatg aaggcttttg 1681 gtctccctgg gagtgggtgg aggcagccag

ggcttacctg tacactgact tgagaccagt 1741 tgaataaaag tgcacacctt a

Forward : gtggggcgccccaggcacca

Reverse : ctccttaatgtcacgcacgatttc GAAATCGTGCGTGACATTAAGGAG (Complementary Reverse)

Gambar

Tabel 4. Data ekspresi gen TNF-α pada     penderita hipertensi
Tabel 6. Sampel orang normal berdasarkan umur, jenis kelamin dan tekanan
Tabel 7. Data ekspresi gen TNF-α pada orang normal (normotensi)

Referensi

Dokumen terkait

No waiver of confidentiality or privilege is intended or authorized by this transmission If you are not the intended recipient of this message you must not directly or indirectly

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja operasi angkutan umum yang beroperasi di Kota Padangsidimpuan khusunya rute jalan pusat kota menuju terminal Batu

Agak berbeda dengan pendapat Paul Zelanski, bahwa dalam melakukan apresiasi ada beberapa tataran yang dilihat yaitu: rasa ( feeling ), pendapat kritikus terhadap seniman

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi Alquran dan terjemahan yang dapat dijalankan pada perangkat genggam yang mendukung

Interaksi antara perbandingan perbandingan konsentrat cabai, tomat serta pepaya dan konsentrasi xanthan gum memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap total

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat

Produk yang sudah selesai divalidasi oleh beberapa validator materi, validator media, dan validator bahasa serta telah selesai direvisi dan perbaikan, selanjutnya produk akan