• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELIMPAHAN PLANKTON DI DANAU RANO KECAMATAN BALAESANG TANJUNG DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN | Istadewi | JSTT 6983 23333 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KELIMPAHAN PLANKTON DI DANAU RANO KECAMATAN BALAESANG TANJUNG DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN | Istadewi | JSTT 6983 23333 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

75

Ika Istadewi¹; Mohamad Jamhari dan I Nengah Kundera² Ikhaistadewi@ymail.com, Jamhari_Mus@yahoo.co.id, N_Kundera@yahoo.com 1

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains pascasarjana Universitas Tadulako 2

Dosen Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako Abctract

This research aims at finding out about the Abundance of plankton development in Rano lake Balaesang Tanjung district as learning media. The research used descriptive qualitative method, population of the research was the whole plankton components in Rano lake. The sample was drawn through purposive sampling with 4 times repetition. The research result reveal that the abundance of plankton consists of 16 spesies the purpose of them 7 class phytoplankton and 3 class of zooplankton. The spesies is Melosira italica, Eucoconeis sp, Opephora martyi, Cyclotella sp, Syendra flugens, Surirella sp, Microcoleus sp, Mougetia viridis, Actinastrum gracillimum, Closterium sp, Hyalosphenia cuneata, Ceratium sp, Cyclops sp, Hyperia sp, Halicyclops sp and Trichocerca iernis. The results also showed that the highest abundance of plankton in the morning and in the afternoon is Synedra flugens. Beside, in the day and night the highest abundance is Microcoleus sp. Assessment instructional product of development media video categorized achievement. Therefore, it can be concluded that the abundance of plankton in Rano lake Balaesang Tanjung and its development is viable medium to be a learning is used as a learning source.

Keywords: Abundance of plankton, Lake, Learning Media

Danau merupakan perairan umum dengan ekosistem terbuka yang dikelilingi rumah dan kebun- kebun masyarakat. Perairan ini cukup kompleks dan merupakan danau alami yang mengelilingi satu Kecamatan Balaesang Tanjung. Secara geografis Kecamatan Balaesang Tanjung berada pada posisi 0 08'43''LS – 0 5'53'' LU dan 119 36'22''– 119 46'37'' BT. Letak wilayah Kecamatan Balaesang Tanjung membujur dari arah Timur ke Barat daya. Selain letak wilayahnya yang relatif kecil danau rano merupakan salah satu danau kawasan yang dilindungi di Sulawesi Tengah. Dengan luas sekitar 296,2 hektar dan memiliki kedalaman maksimal hingga 80 meter.

Plankton adalah mikroorganisme yang hidup menggapung, berenang dan sangat lemah serta dapat melawan arus perairan. Plankton meliputi dua kelompok besar yaitu fitoplankton yang merupakan plankton yang bersifat

tumbuhan, serta zooplankton yang merupakan plankton yang bersifat hewan. Fitoplankton mampu berfotosintesis berfotosintesis dan berperan sebagai produsen di lingkungan perairan, sedangkan zooplankton berperan

sebagai konsumen pertama yang

menghubungkan fitoplankton sebagai produsen dengan organisme yang lebih tinggi jenjangnya (Fajri, 2013).

Kelimpahan plankton dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan perairan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelimpahan plankton adalah ketersediaan nutrisi, khususnya nitrogen sangat menentukan kelimpahan jenis fitoplankton di suatu perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan

menyebakan terjadinya kelimpahan

fitoplankton. Sedangkan kelimpahan

(2)

Dilihat dari perannya sebagai mediator transfer energi, maka kekayaan dan kelimpahan zooplankton dapat menggambarkan kesuburan suatu perairan dalam kaitannya dengan pemanfaatan potensi sumberdaya hayati di perairan (Syukur, 2006).

Perubahan jumlah kelimpahan plankton disebabkan curah hujan dan arus. Curah hujan menyebabkan terjadinya pengenceran air dan penurunan salinitas, serta meningkatkan masukan unsur hara dari daratan yang terbawa oleh luapan air sungai. Pada musim penghujan kelimpahan plankton cenderung tinggi dan melimpah, menyebabkan biota air misalnya ikan, melakukan perkembangbiakan karena tersedia cukup makanan. Pertumbuhan plankton secara kasar dapat digolongkan

menjadi dua tipe, yaitu singkat,

produktivitasnya meledak dan masa

pertumbuhan sangat lambat. Kondisi cuaca yang relatif tenang dan perairan yang dangkal menyebabkan tidak terjadi stratifikasi suhu, populasi fitoplankton tumbuh dengan cepat yang tersedia cukup unsur hara dan sinar matahari (Nontji, 2010).

Perkembangan teknologi pendidikan menuntut guru untuk selalu kreatif dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sarana komunikasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi pendidikan sebagai sumber informasi belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang menekankan pada pelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar mampu menjelajahi dan memahami keanekaragaman alam sekitar secara ilmiah dengan penerapan lingkungan sebagai sumber belajar.

Melalui pengembangan produk media video pembelajaran memberikan informasi mengenai permasalahan dalam mata pelajaran IPA kelas VII semester II SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung. Lingkungan danau yang sebelumnya belum dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran yang mampu

meningkatkan motivasi dan kreativitas belajar

siswa, serta belum terampilnya guru dalam memanfaatkan lingkungan danau sebagai sarana media pembelajaran karna keterbatasan informasi. Dengan adanya pengembangan media video pembelajaran dapat membantu guru yang biasanya dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan sudah seharusnya dirubah, yaitu dengan banyak menggunakan sumber belajar yang dapat menambah

pengetahuan siswa. Seiring dengan

perkembangan zaman ilmu pengetahuan serta perkembangan teknologi saat ini, penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu guru dalam peningkatan keefektifan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa dengan menghasilkan produk media video pembelajaran untuk SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung dalam bentuk baru. Salah satu yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran saat ini yaitu dengan sistem

pembelajaran yang didukung dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Media video dalam proses pembelajaran IPA ternyata dapat menjadi media dan sumber belajar yang berkemampuan memaparkan sesuatu yang rumit dan kompleks menjadi

pembelajaran yang menarik dalam

mengidentifikasi ciri-ciri plankton. Dengan memanfaatkan media video SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung dapat menciptakan

pembelajaran IPA menjadi efektif,

(3)

METODE

Penelitian ini dirancang menggunakan dekskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di danau Rano Kecamatan Balaesang Tanjung. Selanjutnya dilakukan identifikasi plankton di Laboratorium Biologi dan analisis sampel air danau secara kimia di Laboratorium Kimia FKIP (UNTAD). Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2015.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan komponen plankton di danau Rano Kecamatan Balaesang Tanjung. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel air di danau Rano Kecamatan Balaesang Tanjung. Pengambilan sampel dalam penelitan mengunakan Teknik Purpossive Sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan botol plankton net berukuran 15 ml.

[image:3.595.314.544.507.669.2]

Teknik pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada pukul 07.00, 12.00, 17.00 WITA dan malam hari pada pukul 19.00 WIB selama 3 hari untuk mengetahui kelimpahan plankton di danau Rano Kecamatan Balaesang Tanjung. Pengambilan sampel air danau pada strata kedalaman ( 2 m, 3 m, 5 m, 10 m dan 15 m). ditunjukan dengan Gambar 1 peta lokasi pengambilan sampel.

Gambar 1 Peta lokasi pengambilan sampel (Sumber : Google Earth, 2015)

Analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan deskriptif kualitatif. Dengan melakukan pengukuran parameter fisik-kimia

danau kemudian dimasukan kedalam tabel

pengamatan. Dengan menggunakan

perhitungan kelimpahan plankton dengan menggunakan metode sapuan Sedgwick Rafter Counting Cell dengan tiga kali ulangan. Rumus perhitungan kelimpahan plankton berdasarkan (APHA, 2005) yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

N = Kelimpahan plankton (sel/l)

n = Jumlah plankton yang tercacah (sel) a = Luas gelas penutup (mm2)

v = Volume air terkonsentrasi (ml) A = Luas satu lapangan pandang (mm2)

Vc= Volume air dibawah gelas penutup (ml) dan

V = Volume air yang disaring (l)

Produk yang dikembangkan berupa media video pembelajaran SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung sebagai sumber belajar. Model pengembangan yang digunakan untuk mengembangan media video pembelajaran adalah modifikasi dari model ADDIE yang dikembangan oleh (Murianti, 2014). Secara ringkas tahapan ditunjukkan pada Gambar 2

[image:3.595.59.297.514.650.2]
(4)

Data yang diperoleh menggunakan lembar validasi dan angket ujicoba kelompok selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif

dengan menggunakan ketetapan konversi tingkat pencapaian dengan skala 5 disajikan pada Tabel 1 (Agung, 2011)

Tabel 1 PAP Tingkat Pencapaian dengan Skala 5

Tingkat pencapaian % Nilai

Angka

Nilai Huruf Predikat Keterangan

(5) (4) (3) (2) (1)

90-100 5 A Sangat Baik/SL Tidak perlu direvisi

80-89 4 B Baik/Layak Tidak perlu direvisi

65-79 3 C Cukup/CL Direvisi

55-64 2 D Kurang/KL Direvisi

0-54 1 E Sangat kurang/SKL Direvisi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil identifikasi kelimpahn plankton ditemukan 16 jenis yang terdiri dari 7

[image:4.595.65.537.361.644.2]

kelas fitoplankton dengan jumlah 12 spesies dan 3 kelas zooplankton terdiri dari 4 spesies. disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kelimpahan Plankton yang di temukan di Danau Rano

No Class Genus Spesies Jumlah

FITOPLANKTON 1 Bacillariophyceae

Melosira Melosira italica

4 Eucoconeis Eucoconeis sp

Opephora Opephora martyi Cyclotella Cyclotella sp

2 Fragillariophyceae Synedra Synedra flugens 1

3 Bacillariophyta Surirella Surirella sp 1

4 Cyanophyceae Microcoleus Microcoleus sp 1

5 Chlorophyceae

Mougetia Mougetia sp

3 Actinastrum Actisnastrum gracillimum

Closterium Closterium sp

6 Granuloreticula Hyalosphenia Hyalosphenia cuneata 1

7 Dinophyceae Ceratium Ceratium sp 1

ZOOPLANKTON

8 Maxillopoda Cyclops Cyclops vicinus 1

9 Crustacea Hyperia Hyperia sp 2

Halicyclops Halicyclops sp

10 Rotifera Trichorcerca Trichocerca iernis 1

(5)

Kelimpahan Plankton danau Rano dari waktu ke waktu dengan titik kedalaman yang berbeda

[image:5.595.59.542.148.536.2]

dilihat dari jumlah Kelimpahan fitoplankton dari waktu ke waktu. Disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kelimpahan Plankton danau Rano dari waktu ke waktu

No Spesies Kelimpahan Sel/L

07.00 12.00 17.00 19.00

FITOPLANKTON

1 Synedra flugens 124.195.122 Sel/L

12.292.683 Sel/L

57.170.732 Sel/L

42.731.707 Sel/L 2 Microcoleus sp 48.780.488 Sel/L 14.146.341

Sel.L

40.195.122 Sel/L

69.365.854 Sel/L 3 Eucoconeis sp 33.951.220 Sel/L 0 37.951.220

Sel/L

27.121.951 Sel/L 4 Melosira italica 88.682.927 Sel/L 12.390.244

Sel/L

30.146.341 Sel/L

37.560.976 Sel/L 5 Surirella sp 878.049

Sel/L

2.926.829 Sel/L 2.439.024

Sel/L

0

6 Actisnastrum gracillimum 97.561 Sel/L

0 0 0

7 Opephora martyi 0 2.536.586 Sel/L 195.122 Sel/l 0

8 Hyalosphenia cuneata 0 97.561 Sel/l 0 0

9 Cyclotella sp 195.122 Sel/L 0 0 0

10 Mougetia sp 195.122 Sel/L 0 0 0

11 Closterium sp 195.122 Sel/L 0 0 0

12 Ceratium sp 0 0 97.561 Sel/L 0

ZOOPANKTON

13 Cyclops vicinus 0 0 292.683 Sel/L 0

14 Hyperia sp 0 0 0 2.048.780

Sel/L

15 Halicyclops sp 0 0 0 97.561

Sel/L

16 Trichocerca iernis 0 0 0 390.244

Sel/L

Hasil

Pengembangan Produk Media Video

Salah satu tujuan penelitian ini adalah

untuk membuat produk media video

pembelajaran materi mengidentifikasi ciri-ciri plankton, untuk

siswa SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung kelas VII semester genap. Video pembelajaran yang dimaksud, yaitu berisikan langkah-langkah pengamatan sebagai sumber belajar dalam memanfaatkan lingkungan danau sebagai

sumber belajar. Video pembelajaran akan divalidasi oleh ahli media, guru mata pelajaran IPA dan diuji coba kelompok.

Penilaian Media Video Pembelajaran

(6)

Tabel 4. Kategori Pencapaian Penilaian Media video oleh Ahli Media dan Uji Coba

No Produk

Penilai / Persentase (%) Ahli Isi Ahli Desain Guru

Biologi

Kelompok kecil

Kelompok besar

1 Kelayakan isi 5 5 5 5 5

2 Kebahasaan 5 5 5 5 4

3 Penyajian 5 5 4 5 5

4 Keterlaksanaan 5 4 5 4 4

Rerata 99% 98% 98% 96% 94%

Kategori Pencapaian Sangat Layak

Sangat Layak

Sangat Layak

Sangat Layak

Sangat Layak

Pembahasan

Pada tahap penelitian kelimpahan plankton secara deskriptif kualitatif Fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae yang paling banyak dan tersebar merata di seluruh titik kedalaman dan waktu yang berbeda pada setiap pengamatan, tingginya kelimpahan pada kelas Bacillariophyceae merupakan kelas alga yang paling mudah ditemukan di dalam berbagai jenis habitat perairan, terutama di dalam perairan yang relatif dingin, karena kemampuannya ini kelas Bacillariophyceae dapat dijadikan sebagai indikator biologis perairan yang tidak tercemar. Sehingga kelimpahan Bacillariophyceae sering mendominasi dengan komposisi sangat besar. Sedangkan untuk zooplankton hanya diwakili oleh kelas Crustacea, dan terdapat kelas yang berbeda serta jumlah spesies yang sedikit setiap waktu dan titik kedalaman yang berbeda pada pengamatan. Berdasarkan kelimpahan plankton pada fitoplankton di danau rano bersifat dinamis, sehingga suatu spesies dapat lebih dominan dibandingkan spesies lainnya dalam interval waktu yang lebih pendek pada pengambilan sampel pukul 07.00 pagi ditemukan 5 (lima) kelas fitoplankton diantaranya kelas Fragilariphyceae, kelas Bacillariophyta, kelas Bacillariophyceae, kelas Cyanophyceae dan kelas Chlrophyceae. Kelimpahaan paling banyak ditemukan pada kelas Fragilariphyceae spesies Syendra flugens kelimpahannya 124.195.122 Sel/L, sedangkan

kelimpahan yang terendah pada kelas Chlrophyceae spesies Actinastrum gracillimum kelimpahannya sekitar 97.561 Sel/L.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Yuliana dkk, 2012), kelimpahan plankton yaitu fitoplankton yang diperoleh pada pukul 07.00 WITA disebabkan oleh parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan fitoplankton pada waktu dan kedalaman berada pada kisaran yang sesuai, suhu dan pH perairan berada pada nilai yang

optimal untuk mendukung kehidupan

fitoplankton, sedangkan kandungan nutrien bukan merupakan nilai yang optimum tetapi belum menjadi faktor pembatas bagi fitoplankton. Sementara itu, kosentrasi fosfat berada pada kisaran yang optimal sehingga fitoplankton dapat tumbuh maksimal.

Kelimpahan plankton pukul 12.00 siang ditemukan 5 (lima) kelas fitoplankton, pengambilan sampelnya didaerah pemukiman warga diantaranya kelas Bacillariophyceae, kelas Fragilariphyceae, kelas Bacillariophyta, kelas Cyanophyceae, dan kelas Granureticula.

Kelimpahan tertinggi pada kelas

Cyanophyceae spesies Microcoleus sp kelimpahannya sekitar 14.146.341 Sel/L. Sedangkan kelimpahan terendah kelas Granureticula spesies Hyalosphenia cuneata kelimpahannya sekitar 97.561 Sel/L.

(7)

oleh spesies lain yang dominan. Organisme fitoplankton memegang peranan penting dalam penentuan produktivitas suatu perairan, karena

berperan sebagai produsen bagi

berlangsungnya proses kehidupan (transfer energi melalui rantai makanan) dalam suatu perairan. Selanjutnya (Asus, 2011), perbedaan nilai kelimpahan plankton yang dijumpai berdasarkan perbedaan waktu pukul 12.00 siang dengan kedalaman lebih banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan. Cahaya merupakan faktor esensial disamping nutrien yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan fitoplankton. Dengan ketersediaan cahaya yang cukup dan sesuai akan menyebabkan kelimpahan tinggi, demikian pula sebaliknya, apabila dalam suatu perairan keberadaan cahaya sangat kurang maka kelimpahan fitoplankton juga akan semakin menurun. Fitoplankton dapat ditemukan di seluruh massa air mulai dari permukaan sampai pada kedalaman dimana intensitas cahaya matahari masih memungkinkan untuk digunakan dalam proses fotosintesis.

Berdasarkan kelimpahan plankton Pukul 17.00 Sore, pengambilan sampel dititik perkebunan warga ditemukan 6 (enam) kelas plankton yaitu 4 (empat) kelas fitoplankton diantaranya kelas Bacillariophyceae, yaitu spesies Melosira italica, spesies Eucoconeis sp dan spesies Opephora martyi. Kelas Fragilariphyceae spesies Syendra flugens kelimpahan tertinggi 57.170.732 Sel/L, kelas Bacillariophyta spesies Surirella sp, kelas Cyanophyceae spesies Microcoleus sp dan zooplankton terdiri dua kelas Maxillopoda spesies Cyclops vicinus dan kelas Dinophyceae spesies Ceratium sp dengan kelimpahannya terendah sekitar 97.561 Sel/L.

Pengambilan sampel pada sore hari terdapat spesies zooplankton pada kedalaman 2 M, hal ini terjadi karena titik satu terletak di sebelah barat perkebunan warga dan terhalagi oleh pegunungan. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh adanya makanan zooplankton yaitu fitoplankton yang pada waktu itu di

kedalaman 15 M memiliki nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi. Sedangkan pada kedalaman 3 M dan 2 M memiliki nilai kelimpahan zooplankton sama dan lebih rendah dari kedalaman 3 M. Sedangkan untuk nilai kelimpahan zooplankton pada pengukuran sore hari memiliki nilai tertinggi hal ini disebabkan karena titik kedalaman 2 M mendapatkan sedikit cahaya matahari karena terhalang oleh

perkebunan warga sehingga membuat

perairannya memiliki suhu rendah yaitu 28°C. Hal ini sejalan dengan penelitian (Madinawati, 2010), perubahan kelimpahan plankton dapat disebabkan oleh migrasi zooplankton. Pada sore hari, plankton bergerak kelapisan bawah untuk menghindari cahaya matahari atau mencari makan dilapisan lebih dalam. Sedang dimalam hari, plankton bergerak ke permukaan dan lalu menyebar karena suhu yang sejuk dan makanan yang juga melimpah. Untuk migrasi sore ini telah diajukan beberapa teori yaitu

bahwa zooplankton dapat menyimpan

energinya dengan mengurangi metabolisme apabila tinggal di lapisan yang suhunya sejuk.

Pengamatan kelimpahan plankton Pukul 19.00 malam, pengambilan sampelnya didaerah pemanfaatan masyarakat daerah perkebunan dan kramba ikan ditemukan 5 (lima) kelas plankton terdiri fitoplankton diantaranya kelas Bacillariophyceae, yaitu spesies Melosira italica dan spesies Eucoconeis sp Class Fragilariophyceae spesies Syendra flugens, kelas Rotifera spesies Trichocerca iernis, kelas Cyanophyceae spesies Microcoleus sp kelimpahan tertinggi sekitar 69.365.854 Sel/L dan zooplankton terdiri class Crustacea spesies Halicyclops sp kelimpahan terendah 97.561 Sel/L.

Kelas Crustacea yang ditemukan pada malam hari selama penelitian terutama di bagian pemanfaatan masyarakat karena banyaknya bahan organik yang masuk ke badan perairan yang merupakan makanan dari kelas Crustacea tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan Barus (2004) bahwa sebagian besar

zooplankton menggantungkan sumber

(8)

fitoplankton maupun zat-zat organik yang masuk ke badan perairan.

Produk akhir pada penelitian

pengembangan (research and development) adalah media video pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPA yang berisi materi plankton dan pemanfaatan lingkungan danau rano sebagai sumber belajar untuk SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung Kelas VII Semester II. Hal ini sesuai dengan penelitian (Murianti,2014) bahwa salah satu kategori sumber belajar yaitu tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar.

Validasi atau uji ahli bertujuan untuk meminta pengesahan dan persetujuan terhadap kelayakan media yang telah dibuat. Berdasarkan uji ahli yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain media pembelajaran menyatakan bahwa media layak digunakan sebagai media video pembelajaran akan tetapi perlu beberapa perbaikan. Setelah media pembelajaran mendapatkan persetujuan dari kedua ahli tersebut maka selanjutnya media video pembelajaran dapat diuji cobakan pada kepada guru IPA Biologi dan siswa SMPN 4 Lombonga dibagi menjadi dua kelompok kecil dan kelompok besar.

Pada uji ahli media pembelajaran, media video pembelajaran divalidasi oleh dosen ahli media pembelajaran Dari 25 aspek yang dinilai oleh ahli media pembelajaran, sebagian besar penilaian terhadap unsur-unsur media pembelajaran tersebar pada skor 5 (Sangat Layak) dan 4 (Layak). Setelah dikonversikan persentase tingkat pencapaian 99% berada pada kualifikasi sangat layak, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan ini tidak perlu direvisi.

Pada uji desain media pembelajaran, media pembelajaran divalidasi oleh dosen ahli desain pembelajaran. Dari 25 aspek yang dinilai oleh ahli desain media pembelajaran, sebagian besar penilaian terhadap desain video pembelajaran tersebar pada skor 5 (Sangat Layak) dan 4 (Layak). Media video pembelajaran ini termasuk kriteria sangat layak

setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 98% berada pada kualifikasi sangat layak, sehingga dari segi desain media pembelajaran ini tidak perlu direvisi. Dikarenakan konsistensi penyajian materi antara gambar, teks, audio dan animasi pada media video menjadi menarik dan memotivasi siswa untuk belajar.

Pada uji ahli isi mata pelajaran, produk ini dinilai oleh seorang ahli isi sekaligus sebagai guru mata pelajaran IPA di SMPN 4 Lombonga. Instrumen yang digunakan untuk uji coba ahli isi mata pelajaran ini adalah angket. 25 aspek yang dinilai oleh ahli media pembelajaran, sebagian besar penilaian terhadap unsur-unsur media pembelajaran tersebar pada skor 5 (Sangat Layak) dan 4 (Layak). Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 98% berada pada kualifikasi sangat sangat layak, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam video pembelajaran ini tidak perlu direvisi.

(9)

presentase tingkat pencapaian 94%. Video pembelajaran ini dikatakan layak berdasarkan hasil kelompok besar karena media pembelajaran mudah digunakan, kejelasan paparan materi sudah sesuai dengan SK/KD, kemenarikan tampilan media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar, kejelasan contoh-contoh yang diberikan. Atas dasar uji coba ini, maka dapat dikatakan bahwa media video pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan sebagai media/alat bantu dalam proses pembelajaran dan sebagai sumber belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran, uji ahli isi mata pelajaran biologi dan uji coba media pembelajaran kelompok besar dan kelompok kecil dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung layak digunakan sebagai media video pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan plankton. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat layak pada tingkat pencapaian tidak perlu direvisi. Akan tetapi berdasarkan tanggapan para ahli dan siswa pada saat uji coba produk, perlu dilakukan beberapa perbaikan komponen media sesuai dengan masukan yang diberikan demi kesempurnaan media yang dihasilkan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Plankton yang ditemukan di danau rano terdiri 16 jenis meliputi 7 (tujuh) kelas Fitoplankton dan 3 (ketiga) kelas untuk Zooplankton diantaranya spesies Melosira italica, Eucoconeis sp, Opephora martyi, Cyctotella sp, Synedra flugens, Surirella sp, Microcoleus sp, Mougetia viridis, Actinastrum gracillimum, Closterium sp, Ceratium sp, Hyalosphenia cuneata,

Cyclops vicinus, Hyperia sp, Halicyclops sp dan spesies Trichocerca iernis.

2. Kelimpahan plankton menunjukkan

kelimpahan fitoplankton pagi hari (07.00) spesies Syendra flugens 124.195.122 Sel/l dan spesies Actinastrum gracillimum 97.561 Sel/l. Pengambilan sampel siang hari (12.00) spesies Microcoleus sp 14.146.341 Sel/l dan spesies Hyalosphenia cuneata 97.561 Sel/l. Pengambilan sampel sore hari (17.00) spesies Syendra flugens 57.170.732 Sel/l dan spesies Ceratium sp 97.561 Sel/l. Kelimpahan plankton malam hari (19.00) spesies Microcoleus sp 69.365.854 Sel/l dan kelas terendah zooplankton spesies Halicyclops sp 97.561 Sel/l.

3. Produk Pengembangan media video pembelajaran SMPN 4 Satap Balaesang Tanjung berdasarkan hasil penilaian video pembelajaran oleh ahli isi media pembelajaran, Penilaian ahli desain media pembelajaran dikategorikan sangat layak dengan pencapaian pada skor 5 (sangat layak). Pengujian kelayakan oleh guru mata pelajaran diperoleh kategori skor 5 (sangat layak). Sedangkan respon siswa terhadap media video pembelajaran dengan kategori pencapaian skor 5 (sangat layak), ditunjukan uji coba kelompok kecil pada uji coba kelompok besar. Dengan melihat hasil uji coba media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran sangat layak digunakan sebagai media video pembelajaran dan sumber belajar.

Rekomendasi

(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan Penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mohamad Jamhari dan Bapak I Nengah Kundera yang telah begitu banyak memberi masukan dan bimbingan kepada penulis, sejak awal pembimbingan tesis sampai penyusunan artikel ini untuk layak dipublikasikan.

DAFTAR RUJUKAN

American Public Health Association (APHA). 2005. Standard methods for the examination of water and waste water Including Bottom Sedimentend Studges. Internasional Journal. Newyork: Public Health Association Inc. 15 (1): 16-126 Asus M. S. 2011. Kelimpahan Dan komposisi

Fitoplankton Di Waduk Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Jurnal Perikanan. 4(2) : 34-39.

Agung, A. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singajara: Fakultas Ilmu Pendidikan :Undiksha.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan : USU Press.

Fajri. 2013. Ekologi Perairan Air Tawar. Pekanbaru : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.

Madinawati. 2010. Kelimpahan dan

Keanekaragaman Plankton Di Perairan Laguna Desa Tolongano Kecamatan Banawa Selatan. Jurnal Litbang Sulteng III. 1 (2) : 119-123.

Murianti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Program Studi Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar. Jurnal Florea. 1 (2) : 14-20.

Nontji, A. 2010. Plankton Perairan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta: Press.

Peta Google Maps. 4 Mei 2015. Http//: google.com Earth Peta. Pukul 15.43. Syukur, A. 2006. Kualitas Air dan Struktur

Komunitas Fitoplankton Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru: Universitas Riau.

Yuliana, Enam, M.A, Enang, H dan Niken

T.M. 2012. Hubungan Antara

Gambar

Gambar 1 Peta lokasi pengambilan sampel
Tabel 2 Kelimpahan Plankton yang di temukan di Danau Rano
Tabel 3 Kelimpahan Plankton danau Rano dari waktu ke waktu

Referensi

Dokumen terkait

Praktik kecurangan yang dilakukan oleh para guru kenaikan pangkat ini juga dipengaruhi oleh orang lain karena perjumpaan-perjumpaan yang dilakukan melintasi ruang dan

kriteria yang di pakai Muhammadiyah yaitu Wujudul Hilal 15 (bulan telah wujud di atas ufuk) dengan prinsip wilayatil hukmi (berlaku di seluruh Indonesia

menyenangkan, bermain dengan kuda dan olahraga, bermain yang menyegarkan atau menontonnya, guyonan yang bukan dusta dan hal-hal lainnya yang menyebabkan keindahan

Dari hasil penjelasan pekerjaan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta rapat telah memahami dokumen dan proses pengadaan jasa konstruksi

Sementara itu, penelitian yang akan saya lakukan yaitu membuat alat sistem kendali pintu dan peraltan listrik otomatis dengan sensor pir dan sms gateway sebagi

Dalam menganalisis hubungan antara perilaku konsumen dengan keputusan menabung, pada penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana (simple regression) yang bertujuan

Jenis Tumbuhan Hutan Penghasil Buah Potensial Hasil penelitian etnobotani yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti Whiting dan Reed tahun 1939, Brass 1941, Kaberry 1941, Luyken

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa