H,ARIAN
BERN,dS
I|[enggenggam
Anuk
S
ebugai
Aset
B
ungsa
DALAM menyongsong Hari Anak
Nasional tahun 2016, seluruh elemen
masyarakat digerakan oleh seruan-seruan "Anti Kekerasan pada Anak'.
Kekerasan pada anak terja{i secua
massif
'di
Indonesia. Menurut studi UNICEF Hidden inMenggengganr
Anak
Sebagai
Plain Sight, yang menggunakan data global daii survey global berbasis seko-lah Student Health Surveys, 40 persen anak yang berusia antaru 13- 15 tahun mengalami serangan fisik seilikitnya
satu kali dalam setahun.
Konsekuensi berat atas perlakuan
kekerasan terhadap anakyang menjadi
korban kekerasan fisik, seksual dan empsional ialah siklus kekerasan lintas generasi. Hal ini akanmematahkanakar nilai moral dan kebangsaan yang pemah
>> KE HAL 15
nrHlllts
r00tI
Sejumlah wisa-tawan
mancaneg-ara
(wisman)me-numpang becak
' saat berkeliling di
kawasan Alun.
alun Selatan, Dl Yogyakarta, Senin (18/7). Menurut
data Kement-erian Pariwisata jumlah wisman
meningkat seban-yak 3.518.726 atau tumbuh
Oleh:
Brigida [ntan Printina
Dosen Sejarah di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
ditanarnkan di manapun.
Anali-sis yang dilakukan tINICEF
berdasark&r
data dua tahunterakhir infrlnenemukan
keru-gian dari perfukuan salah secara
fisik,
seksuaidan
emosional terhadap anak di kawasanAsiaTimur
drin Pasifik
inencapai hampir US$2OO juta atauham-pir 2
persendari
pendapatanper kapita gabungan.
Meminimalisir
konsekue-nsi terbesar
Menanggapi ancaman
b4-haya kekeiasan, para orang rua disadarkan. bahwa anak yang
terlahir ke dunia
memiiiki
ke-butuhan untuk disayangi tanpa kekerasan. Teriakan kotor.dan perlakuan keras yang menimpa anak akan menjadi luka yangtak tersembuhkan. I(ekerasan
bukan\h
trak anak. Setiap anak Indone$iaterlahir
cerdas.Le-mah
di
dgtu sisi,jenius di
sisi lainyg. Tugas otdng tua adalahmengoptimalkan
kehebatandan meminimalkan kelemahan seorang anak. Orang tua bak
pelukis yang menoreh gambar
pada selembar kert".s dengan
kejelian dan
kreativitasnya
sehingga
mampu
membuatlukisan indah dan dapat
dibang-gakan.
Lukisan
orang tuaitu
adalah gambaran masa depan anak.
Orang tua yang
memban-gun
sebuahkeluarga
meru-pakan
pondasiutama
dalampembentukan karakter' anak,
namun freran pemerintah tetap dibutubkan dalam menciptakan
anak Indonesia yang unggul,
bermoral, dan
bermartabat.Setiap orang tua waj ib rnemberi kesempatan bagi anak-anaknya
untuk duduk
di
bangkuseko-lah,
karenanilai-nilai
luhurdibangun saat dlia rirenempuh
pendidikan. Selain itu ada
nilai
kerja
keras,optimisme
padaanak, karakter tahan banting
dan berani bersiing.
Sejalan dengap gerakan
menanamkan
kebajikan
dananti kekerasan terhadap anak,
Presiden
Jokowi
mengemu-kakan bahwa
kemerdekaanyang telah dinikmati
dalamtujuh dekirde, juga merupakan
kesempatad untukmembangun
bangsa
yang lebih baik
di
semua
sektor
termasukpen-didikan
.dan pengembangankualitas
sumber dayamanu-sia.
Dukungandari
Presidendisambut hangat
oleh
KPAI
bahwa bangsa.akan mpju
ke-tika
Presiden dan pemerintah tanggap terhadap situasi moralyang mblanda bangsa ini.
I(PAI
menegaskan
bahwa
segala insitusi dapat dilibatkan untukmcnghapus dengan segera ke-kerasan terhadap anak sepeiti insitusi kepolisian, kejaksaan,
I(ementrian l(esehatan,
daninsitusi. lainya
untuk
mencarisolusi bersama atas fenomena kekerasan pad4 anak.
Mengupayakan pendekatan
Untuk
tetap menjaga danmenggenggam
anak
sebagaiasset negara ada
beberapaalternatif yang
ditawarkan,
pertama, memperbaharui
ke-giatan belajar mengajar
di
sekolah dengan menggunakan
pendekatan
terintegrasi
(em-bedded approach), dimana
nilai
kehidupan mampu dikembang-kan secara terstiruktur danjelas
di
lingkungari kelasnya. ParaSambungan dari halaman 9 peserta
didik
bersama denganwarga
sekolah membangung kegiatan keseharian di sekolah untuk mengembangkan proses pembiasaan dan penguatan (re-inforcement) nilai dan karakter.. I(edua,
mengupayakan
proses penguatan
dari
kelu-arga dan masyarakat dengan
mengenalkan tokoh-tokoh
masyarakat
dan
negarawansebagai teladan yang
berkara-kter mulia,
bahkan apa yang telah dikembangkan di sekolahmedadi
kegiatan
kesehariandi
rumah dan
di
lingkunganmasyarakat
masing-masing.Setiap
anak diajarkan
untukcinta Tuhan dan
segenapciptaan-Nya, disiplin, bertang-gungjawab, percaya,
diri,
adil,bekerjir keras, rendah hati serta berbagai
nilai-nilai
luhur yang membatigunjati
dirinya.Sekali lagi perlu
ditekan(-an bahwa faktor-faktor resiko
penyebab kegagalan
anakternylrta bukan hanya terletak
pada kecerdasan
otak,
tetapipada
nilai
moral dankqffite1
yaitu percaya diri,kefampuan
bekerjasama, rasa empati dan kemampuan bersosialisasi.
Ni-lai moral itu harusdiperjuang-kan
generasi
muda
sebagaiaset bangsa. Dengan demikian
besar harapan bagi anak-anak
Indonesia
untuk
memajukannegara, seperti
ungkapanHamka bahwa sewaktu
kecil
anak-anak menjadi perhiasan mata karena kelucuannya dan
diharapkan mampu
m€njaditumpuan harapan, maka setelah
bertumbuh besar
ia
menjadikebanggaan karena kejayaan