• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Gedung Putri Indonesia Dengan Konsep Jamrud Khatulistiwa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Gedung Putri Indonesia Dengan Konsep Jamrud Khatulistiwa."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai. Dalam laporan ini, penulis membahas mengenai ”Perancangan Gedung Putri Indonesia dengan Konsep Jamrud Khatulistiwa”.

Penulis menyadari dalam laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan. Penulis juga menyadari tanpa dukungan dan bantuan dari pihak-pihak tertentu, penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Gai Suhardja, Phd. selaku dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

2. Krismanto Kusbiantoro, S.T., MT selaku ketua jurusan Program Studi S1 Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha dan juga dosen Pembimbing I atas bimbingannya selama Tugas Akhir.

3. Yudita Royandi, S.T., S.Ds. Selaku dosen Pembimbing II atas bimbingannya dan kebaikannya selama Tugas Akhir.

4. Tantri Oktavia, S.T., M.Ars. selaku koordinator Tugas Akhir. 5. Dosen-dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen

Maranatha yang lain.

6. Teman-teman yang telah membantu sampai selesainya Tugas Akhir

Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandung, 7 Ju li 2008

(3)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK...i 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...4

1.3Tujuan Penulisan...5

1.4Manfaat Penulisan...5

1.5Ruang Lingkup Kajian...6

1.6Sumber Data...6

1.7Sistematika Penulisan...6

1.8Kerangka Desain...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditorium...8

2.1.1 Panggung Proscenium...10

2.1.2 Panggung Terbuka………...……...11

2.1.3 Panggung Arena...11

2.2 Akustik...11

2.2.1 Akustik Area Panggung...12

2.2.2 Akustik Area Penonton...13

(4)

2.4 Wanita dan Feminisme dalam Desain...15

BAB III OBYEK STUDI 3.1 Data dan Deskripsi Proyek………...……….…...17

3.2 Analisa User dan Kebutuhan Ruang...19

3.3 Batasan Proyek………....……….…23

3.4 Gagasan dan Konsep...23

BAB IV KONSEP RANCANGAN 4.1 Denah General...26

4.2 Potongan General...28

4.3 Denah Khusus...29

4.3.1 Lobi...31

4.3.2 Hall...37

4.3.3 Standar Perhitungan Waktu Dengung...42

BAB V SIMPULAN...45

DAFTAR PUSTAKA...xi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Studi image aktivitas Putri Indonesia...3

Gambar 1.2 Studi image panggung pemilihan Miss Universe…...3

Gambar 2.1 Panggung terbuka...8

Gambar 2.2 Panggung proscenium...8

Gambar 2.3 Panggung arena...9

Gambar 2.4 Panggung arena...12

Gambar 3.1 Bloking lantai dasar...21

Gambar 3.2 Bloking lantai satu...22

Gambar 3.3 Bloking lantai dua...22

Gambar 3.4 Studi image alam Indonesia…...24

Gambar 3.5 Studi image kebudayaan Indonesia………24

Gambar 3.6 bentukan curvilinear…...24

Gambar 4.1 Denah Lantai Dasar...26

Gambar 4.2 Denah Lantai Satu...26

Gambar 4.3 Denah Lantai Dua...27

Gambar 4.4 Potongan A-A’...28

Gambar 4.5 Potongan B-B’...28

Gambar 4.5 Denah khusus lobi dan hall lt.1...29

Gambar 4.6 Denah khusus hall lt.2...29

Gambar 4.7 Perspektif lobi...30

Gambar 4.8 Pola lantai lobi...31

Gambar 4.9 Studi image air...31

Gambar 4.10 potongan lobi...31

Gambar 4.11 pintu masuk hall...32

Gambar 4.12 studi image pintu Bali...32

Gambar 4.13 daun pintu masuk...32

(6)

Gambar 4.15 kolom pada lobi...33

Gambar 4.16 studi image tubuh wanita...33

Gambar 4.17 detail kolom...33

Gambar 4.18 jarak pandang manusia terhadap kolom...34

Gambar 4.19 artwork...34

Gambar 4.20 detail artwork...35

Gambar 4.21 ceiling plan lobi...35

Gambar 4.22 perspektif hall...36

Gambar 4.23 pola lantai dalam hall...37

Gambar 4.24 perhitungan jarak pandang ke arah panggung...37

Gambar 4.25 potongan hall (1)...37

Gambar 4.26 potongan hall (2)...38

Gambar 4.27 akustik panel (dinding bagian bawah)...38

Gambar 4.28 studi image gunungan dalam wayang...38

Gambar 4.29 dinding bagian atas...39

Gambar 4.30 tampak depan panggung...39

Gambar 4.31 panel background panggung...39

Gambar 4.32 studi image anyaman...40

Gambar 4.33 perhitungan sudut datang = sudut pantul...40

Gambar 4.34 ceiling plan hall...41

Gambar 4.35 ceiling dalam hall...41

Gambar 5.1 material penyerap suara...45

(7)

vii

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR BAGAN

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Site Plan

Denah General Lt. Dasar Denah General Lt. 1 Denah General Lt.2 Potongan General Denah Khusus 1 Denah Khusus 2 Denah Pola Lantai 1 Denah Pola Lantai 2 Denah Ceiling Denah Utilitas

Potongan Khusus A-A’, B-B’ Potongan Khusus C-C’, D-D’ Detail Interior 1

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan wanita di Indonesia memiliki sejarah yang cukup kompleks. Pada jaman penjajahan dahulu, wanita Indonesia wajib dipingit dan derajatnya dianggap lebih rendah dari pria. Mereka tidak diberikan hak yang sama dengan pria. Keadaan wanita Indonesia yang memprihatinkan itu akhirnya memicu semangat emansipasi yang dipelopori oleh R. A Kartini.

Kemunculan gerakan emansipasi wanita membuat keadaan wanita Indonesia perlahan-lahan mulai membaik. Wanita Indonesia yang awalnya dipingit, kini mulai tampil di masyarakat dan derajatnya pun dianggap sama dengan pria. Tampilnya wanita Indonesia di hadapan publik ini salah satunya dengan pemilihan ajang figur seorang putri Indonesia.

Ajang pemilihan yang melibatkan wanita di Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang baru. Ajang pemilihan bagi wanita telah diadakan sejak zaman kolonial Belanda, yaitu “Pemilihan Ibu Sejati” yang diselenggarakan di Semarang, Agustus 1938. Kemudian, pada tahun 1967 Indonesia mulai mengikutsertakan wanitanya ke ajang internasional, walaupun di Indonesia sendiri belum ada ajang pemilihan wanita yang khusus diadakan untuk menjadi duta Indonesia di dunia internasional. Baru pada tahun 1992, tercetuslah Pemilihan Putri Indonesia. Putri Indonesia yang terpilih akan dikirim untuk mengikuti ajang Miss Universe, dan hal ini masih berlaku sampai sekarang. Putri Indonesia merupakan ajang pemilihan khusus wanita yang paling lama bertahan di Indonesia.

(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA – BANDUNG 2008 2 komoditas ekspor Indonesia, pariwisata dan budaya Indonesia. Sedangkan di dalam negeri, Putri Indonesia melakukan berbagai aksi sosial ke daerah-daerah yang membutuhkan.

Ditinjau dari tugasnya, maka Putri Indonesia cukup penting peranannya bagi Indonesia. Dapat dikatakan Putri Indonesia adalah icon bagi bangsa Indonesia sendiri di mata dunia. Namun sepertinya masyarakat luas masih belum menyadari pentingnya peran Putri Indonesia ini. Pemerintah Indonesia pun sepertinya masih kurang berperan dalam pemilihan Putri Indonesia. Hal ini tampak dari selama ini, kegiatan karantina yang diikuti oleh Putri Indonesia belum memiliki tempatnya secara khusus. Dan acara malam penobatannya pun dilakukan di concert hall atau auditorium biasa. Jadi, sampai saat ini masih belum ada fasilitas khusus yang disediakan bagi ajang pemilihan Putri Indonesia.

Berangkat dari hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perlu keseriusan lebih dalam menangani ajang Putri Indonesia ini. Wujud keseriusan penanganan ajang Putri Indonesia salah satunya dengan menyediakan suatu fasilitas khusus bagi Putri Indonesia. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membuat fasilitas khusus yang disediakan bagi Putri Indonesia.

(12)

Gambar 1.1 Studi image aktivitas Putri Indonesia Sumber : www.google.co.id

(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA – BANDUNG 2008 4

Jadi, Putri Indonesia adalah seseorang yang memegang peranan penting bagi bangsa Indonesia sendiri, yaitu sebagai duta bangsa di mata internasional. Putri Indonesia juga merupakan icon wanita khas Indonesia yang memiliki kefeminiman dan sikap yang lembut, namun juga berwawasan luas. Untuk menjadi seorang Putri Indonesia, harus terlebih dahulu medapatkan pembekalan yang cukup yang didapatkan pada saat karantina.

1.2Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang dijumpai dalam proyek ini, yaitu : 1. Aspek Fisik :

Bagaimana agar kolom-kolom yang ada di convention hall tidak mengganggu secara estetis dan juga tidak mengganggu pandangan penonton?

• Bagaimana menyesuaikan layout dan pola lantai dengan bentuk denah eksisting yang elips?

• Bagaimana sistem keamanan yang baik karena akan banyak orang dalam satu ruangan tertutup pada waktu bersamaan?

2. Aspek fungsional

• Bagaimana mewujudkan akustik yang baik agar suara bisa sampai ke seluruh ruangan?

Bagaimana sebaiknya penggunaan lighting yang baik?

• Bagaimaan pembagian panggung yang baik untuk musik dan Putri Indonesia?

• Bagaimana sirkulasi yang baik? 3. Aspek Eksternal

Bagaimana mewujudkan kefeminiman dalam desain convention hall karena masyarakat umumnya berpikir bahwa wanita ideal adalah wanita yang feminim?

(14)

1.3Tujuan Penulisan

Mendesain sebuah bangunan dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah tercantu dalam identifikasi masalah, yaitu :

1. Aspek Fisik

Merancang convention hall dengan memperindah kolom-kolom yang ada dan mengatur peletakan tempat duduk yang tidak terhalang kolom.

Mendesain convention hall dengan bentuk yang merespon denah eksisting.

• Merancang sistem keamanan yang baik. 2. Aspek fungsional

• Mewujudkan akustik dengan mempertimbangkan material yang baik agar suara bisa sampai ke seluruh ruangan

Merancang penggunaan lighting yang sesuai

• Menyediakan area untuk orkestra pada panggung Putri Indonesia.

• Merancang sirkulasi yang baik. 3. Aspek Eksternal

• Mewujudkan kefeminiman dalam desain convention hall melalui warna dan bentukan.

Mendesain convention hall yang mencirikan Indonesia karena ini adalah ajang khusus pemilihan Putri Indonesia.

1.4Manfaat Penulisan

• Mengetahui fungsi kebutuhan ruang pada Gedung Graha Putri Indonesia berdasarkan aktivitas Putri Indonesia

Mengetahui bagaimana akustik yang baik bagi Convention Hall Gedung Graha Putri Indonesia

(15)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA – BANDUNG 2008 6

Mengenal penerapan interior khas Indonesia Convention Hall Gedung Graha Putri Indonesia

Mengenal penerapan interior “feminim” pada Convention Hall Gedung Graha Putri Indonesia

1.5Ruang Lingkup Kajian

Gedung Graha Putri Indonesia sebagai fasilitas khusus bagi Putri Indonesia.

1.6Sumber Data

Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara yaitu dengan mewawancara sumber finalis Putri Indonesia tahun 2007 untuk mengetahui kebutuhan ruang. Data lainnya diperoleh dari sumber literatur.

1.7Sistematika Penulisan

Dalam BAB I : PENDAHULUAN, akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penulisan.

Dalam BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, akan dibahas mengenai auditorium dan mengenai akustika yang baik untuk auditorium juga akan dibahas mengenai apakah feminim itu.

Dalam BAB III : OBYEK STUDI, akan dijabarkan mengenai data-data dan deskripsi mengenai proyek yang akan dibuat, analisa user beserta fungsi kebutuhan ruang, serta gagasan dan konsep.

Dalam BAB IV : KONSEP RANCANGAN, akan dijelaskan mengenai bagaimana penerapan konsep ke dalam desain Convention Hall.

(16)

1.8Kerangka Desain

Bagan 1.1 Kerangka Desain Sumber : dokumen pribadi

Berdasarkan kerangka pemikiran seperti di atas, maka muncullah ide dan konsep yang digunakan dalam perancangan Gedung Putri Indonesia.

Bangunan yang akan dirancang adalah sebuah bangunan yang memfasilitasi secara khusus kegiatan bagi Putri Indonesia. Sesuai dengan kata Putri Indonesia, maka ada dua pengertian di dalamnya, yaitu pengertian kata ”Putri” itu sendiri dan juga ”Indonesia”. Kemudian, dari data-data yang ada, yaitu berupa literatur, studi image dan wawancara, maka diperolehlah pengertian dari kedua kata tersebut. Dari pengertian kedua kata tersebut, maka lahirlah konsep Jamrud Khatulistiwa untuk mewakili kata putri dan Indonesia ini. Namun, keseluruhan bangunan tetap menampilkan unsur feminim. Maka itu, tema yang diangkat adalah feminim.

(17)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA – BANDUNG 2008 45

BAB V

SIMPULAN

Dalam perancangan suatu auditorium, sistem akustik merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dipertimbangkan dengan baik. Material yang digunakan perlu dipikirkan dan diperhitungkan. Pada area panggung, material yang digunakan adalah material yang dapat memantulkan suara dengan tujuan agar suara yang berasal dari panggung dapat dipantulkan ke arah penonton. Cara pemantulan ke arah penonton pun harus menggunakan perhitungan kemiringan langit-langit, yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan pada area penonton lebih baik banyak menggunakan material penyerap suara agar suara yang telah dipantulkan dari panggung, sampai ke penonton, namun tidak memantul lagi ke panggung. Dengan kata lain, menghindari pemantulan suara yang tidak perlu. Namun, penggunaan material-material pemantul dan penyerap ini haruslah sesuai dengan perhitungan waktu dengung.

Gambar 5.1 material penyerap suara Sumber : dokumen pribadi

Akustik

(18)

Gambar 5.2 material pemantul suara Sumber : dokumen pribadi

Dalam perancangan suatu auditorium desain bentukan dan warna yang digunakan dapat semuanya haruslah memiliki arti. Elemen-elemen yang digunakan dalam desain dapat datang dari mana saja. Inspirasi yang muncul dalam perancangan dapat muncul tiba-tiba tanpa direncanakan sebelumnya. Pada masa saat ini, pemasukkan unsur alam dan budaya ke dalam interior banyak digunakan. Alam dan kebudayaan sangatlah kaya, karena itu penerapannya ke dalam suatu desain interior bisa sangatlah beragam.

(19)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Mediastika, Christina E : Akustika Bangunan - Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta : Erlangga, 2005

Doelle, Leslie L. and Lea Prasetio : Akustik Lingkungan, Jakarta : Erlangga, 1986

Knudsen, V.O and C.M. Harris : Accoustical Designing in Architecture, New York : John Willey & Sons, Inc., 1950

www.wikipedia.com/auditorium www.goodlighting.com/auditorium www.desainindo.com/feminisme www.google.com

Gambar

Gambar 1.1 Studi image aktivitas Putri Indonesia
Gambar 5.1 material penyerap suara
Gambar 5.2 material pemantul suara

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perspektif kritis, peneliti mencurigai bahwa berita-berita korupsi pada media massa cetak di Provinsi NTT diproduksi baik oleh wartawan maupun oleh institusi media

implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi; (2)

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui secara empiris adanya hubungan antara rasa bersalah dengan religiusitas pada narapidana

Sebaliknya pengolahan dengan sistem aerob- anaerob/anoksik lebih mudah dilakukan, karena pengolahan anoksik dapat dilakukan pada kondisi operasi yang sama dengan pengolahan

Permasalahan yang muncul adalah informasi yang menyebutkan bahwa orang Bugis telah menjadi bagian atau turut menjadi anggota pasukan Kerajaan Cirebon sejak awal

Pertanggungjawaban ini dituangkan melalui laporan keuangan yang tidak hanya dapat diperoleh oleh DPRD tetapi juga oleh publik, dalam hal ini yaitu masyarakat, Lembaga Swadaya

Metode analisis yang akan digunakan adalah uji beda t-test untuk menguji apakah ada perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008 terhadap praktik manajemen

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai yang berjumlah 40 orang. Berhubung populasi dalam penelitian hanya berjumlah 40 orang, maka semua populasi diambil