Bandung) SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
MILA NURKARMILA 1005881
PRODI STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA
TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED) (Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI
Bandung)
Oleh Mila Nurkarmila
1005881
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan
© Mila Nurkarmila
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
MILA NURKARMILA
1005881
DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd 196812181994021001
Pembimbing II
Dr. Berliana, M.Pd 196205131986022001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED) (Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI
Bandung) Pembimbing1 :Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Pembimbing2 : Dr. Berliana, M.Pd
Mila Nurkarmila 1005881
Dalamlatarbelakangpenelitianinimembahaskomponenfisikkecepatan(speed).Ada beberapapolalatihanuntukmengembangkanataumeningkatkankecepatan(speed),
salahsatunyaadalahpelatihanTabata.Permasalahan yang
penulisajukanpadapenelitianinimengenaidampakpenerapanpelatihanTabataterhada ppeningkatankemampuankecepatan(speed).Tujuandalampenelitianiniuntukmelihat hasildaripenerapanpelatihanTabataterhadappeningkatankemampuankecepatan(spe
ed).Metode yang
diguakanyaitumetodeeksperimen.Populasidalampenelitianinisebanyak 32 orang anggota UKM Futsal Puteri UPI, tekniksampling yang digunakanyaitusampling purposive, sampel yang diambil 18 orang yang dipilihsebagaisuatukebutuhantim.Pengumpulan data menggunakan instrument 20 meter dash sprint.Dari hasilperhitunganstatistikdari data pre-testdanpost-test, denganmenggunakanujikesamaandua rata-rata (skorberpasangan). Dari
hasilpengolahandananalisis data diperoleh rata-rata test
meningkatdari3,65menjadi 3,53.
*Mahasiswa Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga FPOK UPI
Angkatan 2010
ABSTRACT
THE IMPACT OF TABATA TRAINING TO INCREASE SPEED CAPABILITY
(Experiment Study to Futsal Women’s Athlete Of UKM Futsal UPI Bandung)
Supervisor 1 : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Supervisor 2 : Dr. Berliana, M.Pd
Mila Nurkarmila 1005881
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 6
C. RumusanMasalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
1. TujuanUmum ... 7
2. TujuanKhusus ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
A. Kemampuan Fisik ... ..10
B. Kecepatan (Speed) ... 12
C. Metode Latihan ... 15
D. Metode Latihan Kecepatan (Speed) ... 16
2. Metode Interval ... 18
E. HakekatMetode Latihan Tabata ... 19
F. Bentuk-bentuk Pelatihan Tabatadalam Futsal ... 22
G. LatihanTabatadalamMeningkatkanKecepatan ... 23
H. BentukLatihanTabatadalamMeningkatkanKecepatan ... 25
I. AnggapanDasar ... 31
J. Hipotesis ... 33
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 34
A. MetodedanDesain Penelitian ... 34
a. MetodePenelitian ... 34
b. DesainPenelitian ... 35
B. PopulasidanSampel Penelitian ... 36
a. PopulasiPenelitian ... 36
b. SampelPenelitian ... 36
C. DefinisiOperasional ... 37
D. Instrument Penelitian ... 38
a. Bentuk Item TesSpeed ... 38
b. PetunjukPelaksanaanTes ... 39
E. ProsedurPenelitian ... 40
F. TeknikPengumpulandanAnalisis Data ... 44
a. TeknikPengumpulan Data ... 44
b. Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Analisis Data ... 48
1. Hasil Pengolahan Data ... 48
2. Uji Normalitas ... 49
3.Pengujian Hipotesis ... 49
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan dasar kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan.Kesehatan jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang apalagi dalam membina soerang atlet yang mempunyai target untuk mencapai prestasi yang tinggi sangatlah dibutuhkan kondisi fisik yang baik. Menurut Giriwijoyo (2010.hlm.19)“Untuk mencapai keberhasilan suatu prestasi perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi oleh atlet yaitu yang bersifat anatomis dan fisiologis terhadap macam dan intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan.”
Latihan adalah proses kegiatan atau aktivitas yang berulang-ulang secara sistematis yang kian hari semakin meningkat sesuai dengan norma-norma dan
prinsip-prinsip latihan.Latihan untuk meningkatkan prestasi seorang atlet dipengaruhi oleh lingkungan baik oleh masyarakat, keluarga, maupun pekerjaan
yang mendukung, dilatih oleh pelatih yang berkemampuan tinggi serta sarana dan prasarana olahraga yang berkualitas. Menurut Dikdik, Z.S (2011.hlm.1) dalam jurnal http://dizas424starperformance.blogspot.com/ :
Kemampuan fisik adalah salah satu faktor yang sangat penting apabila ingin mendapatkan prestasi yang maksimal dalam setiap cabang olahraga, terlebih lagi jika atlet yang ditangani adalah atlet yang masuk dalam kelas atlet elit.Kita mengetahui bahwa kunci keberhasilan prestasi adalah karena hadirnya faktor-faktor penentu prestasi, baik secara internal maupun eksternal.
2
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
faktor secara internal maupun eksternal.Untuk struktur prestasi secara internal maupun eksternal dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1.1Struktur Pendukung Prestasi
(sumber :Schimolinsky, track and field) dikutip oleh Dikdik (2008. hlm.1)
Pentingnya pelatihan fisik dalam olahraga prestasi merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan oleh para pelatih terutama pemahan akan aspek-aspek latihan agar dapat menerapkannya secara tepat seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988.hlm.100) yang mengatakan bahwa : “ Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik”. Pelatihan aspek fisik lebih diutamakan dalam masa persiapan karena aspek latihan fisik adalah suatu pondasi untuk suatu olahraga prestasi. Kalau aspek latihan fisiknya baik maka aspek latihan teknik dan aspek latihan taktik akan mengikuti.
diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi bahkan dapat dikatan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.”
Setiap pelatihan fisik terjadi keberlangsungan aktifitas fisiologis. Kondisi seperti ini sering menjadi kendala yang dialami oleh setiap pelatih terutama pada dasar pemahaman keilmuan pelatihan fisik yang belum mencukupi, dan kondisi ini sering terjadi dilapangan yang mengakibatkan proses pelatihan yang salah dalam pelatihan olahraga prestasi berdampak pada sulitnya atau tidak berkembangnya prestasi.
Ada beberapa komponen dasar fisik yang menuntut pelatih harus mengetahui, memahami dan memperhatikan dalam melatih kondisi fisik seperti yang diungkapkan oleh Dikdik dalam materi Pelatihan Fisik Nasional (2014.hlm.5) yaitu :
Gambar 1.2 Kebugaran dan kualitas kondisi fisik Sumber : Coaching clinic, dizas424@yahoo.com
4
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
futsal yang kecil dibutuhkan kecepatan untuk bisa mengejar lawan, mendribbling bola, dan bergerak cepat mencari ruang untuk mendapatkan peluang menciptakan goal.Kemampuan fisik dalam futsal juga harus diseimbangkan dalam pola latihan teknik dan taktik dalam futsal.Maka dari itu seorang atlet harus mempunyai kecepatan yang baik, agar mampu bertahan dalam melakukan serangan balik yang lebih cepat dan lebih efisien.Menurut Nurhasan (1994)dalam Julinur Hafid (2011.hlm.5)mengatakan : “Kecepatan gerakan dan kecepatan reaksi sering dianggap sebagai ciri dari atlet berprestasi. Yang dapat diamati dalam cabang-cabang olahraga yang membutuhkan mobilitas tinggi, seperti kecepatan seorang pemain futsal.”
Kecepatan bisa ditingkatkan akan tetapi memang membutuhkan waktu yang lama itupun hanya naik 10% dan kecepatan dipengaruhi juga oleh hereditas atau keturunan dan kecepatan gampang menurun. Menurut Bompa yang dikutip oleh Harsono (1988.hlm.218) “Keturunan atau (heredity) dan natural talent. Akan tetapi fixx (1985) mengatakan bahwa meskipun orang secara inherent lamban, kalau dia berlatih dengan (maximal effectiveness) dia akan lebih cepat”.
Kecepatan dibagi dalam 3 bagian, yaitu :1. Kecepatan reaksi, 2. Kecepatan maksimal yang siklis (speed) 3. Kecepatan maksimal yang asiklis (agility and quickness).
Kecepatan (speed) adalah gerakan maximal yang sejenis dalam waktu yang singkat. Menurut Harsono (1988.hlm.216) : “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang seingkat-singkatnya,atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”
Perlu pelatih ketahui bahwa dalam melatih kecepatan mempunyai karakteristik agar latihan kecepatan tidak terjadinya overtraining. Beberapa karakteristik tersebut yaitu :
1. Kemampuan maksimal (100%)
2. Istirahat lebih lama, sampai DN kembali ke DN awal/latihan 3. Tidak boleh saat lelah dan tidak boleh sampai lelah
5. Waktu < 8 detik
6. System energy ATP (anaerobik) 7. Metode latihan repetisi.
Komponen fisik adalah satuan komponen yang berkaitan satu sama lain, maka dari itu komponen-komponen fisik tersebut harus semuanya dikembangkan walaupun yang diproritaskannya hanya kecepatan saja. Latihan kecepatan didukung oleh latihan dayatahan dan kekuatan. Oleh karena itu latihan kecepatan tidak hanya latihan cepat saja akan tetapi perlu didukungdengan komponen fisik yang lain. Hal ini diungkapkan oleh Harsono (1988.hlm.216) :“Jadi kalau berlatih untuk memperkembang kecepatan, atlet harus pula dilatih kekuatan, fleksibilitas, dan
kecepatan reaksinya dan tidak hanya semata-mata berlatih kecepatan saja.”
Untuk membina kondisi fisik dalam pemilihan suatu metode ada beberapacara yang perlu diketahui oleh seorang pelatih,yaitu : tentang tatacara menggunakan metode, mengetahui karakteristik metode, pelaksanaan metode, dan memahami manfaat dari menggunakan metode terebut.
Banyak cara atau metode interval training yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan para atlet, seperti pelatihan metode Tabata. Pola latihan Tabata merupaka pola latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kekuatan,
juga kemampuan kecepatan dalam bergerak dan kecepatan merubah arah, bermain dengan jarak, waktu kerja latihan dan waktu istirahat.Melalui pelatihan Tabata
dengan menggunakan metode repetisi dan metode interval seorang pelatih dapat meningkatkan kondisi fisik atletnya dan memberikan penilaian (evaluasi) terhadap kekurangan dan kemajuan-kemajuan dari proses latihan.
Menurut Izumi Tabata yang ditulisnya dalam artikel :
Tabata Training adalah suatu metode yang memanfaatkan antara rasio kerja latihan dan istirahat latihan (interval dengan intensitas yang tinggi). Adapun dalam pelaksanaannya metode latihan ini berlangsung selama 4 menit dengan rincian waktu 20 detik aktivitas latihan dan 10 detik istirahat dan hal tersebut diulang sampai waktu 4 menit tadi habis. (Izumi Tabata).
Berhubungan dengan karakteristik diatas, keuntungan latihan metode Tabata, menurut Rich (2013, dalam artikel
6
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu The Tabata Method burns fat.
Increases your metabolism during training.
Increases your metabolism after training.
The session is quick and great for those of you short of time.
Improve your aerobic system.
Improve your anaerobic system.
The method has research from olympic athlete coaches.
Improves mental toughness and will power.
The method is versatile – you can pick from a range of activities.
Dapat diartikan secara bebas bahwa keuntungan atau manfaat menggunakan metode latihan Tabata diantaranya adalah membakar lemak, meningkatkan metabolisme atlet selama dan setelah pelatihan, efektif dan efisien dalam pelaksanaannya meningkatkan system aerobik dan nonaerobik, meningkatkan mental altet, dapat digunakan diberbagai aktivitas dan telah diteliti oleh pelatih atlet olimpiade. Dengan demikian, besarnya manfaat dari metode latihan tabata maka perlu kiranya perlu dilakukan penelitan berupa penelitian.
Oleh karena itu, latihan Tabata merupakan metode yang diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan bersifat anaerob, seperti kemampuan kecepatan gerak dalam bentuk speed, agility, atau power, maupun kemampuan yang bersifat daya tahan seperti speed (speed
endurance), agility (agility endurance), dan juga power otot yang bisa
dipertahankan dalam waktu yang lama atau dalam jumlah pengulangan yang banyak (power endurance).
Pelatihan Tabata relative masih jarang digunakan dalam pelatihan kondisi fisik.Hal ini disebabkan karena masih banyak pelatih yang belum mengetahui bagaimana pelatihan Tabata, karakteristik, dan manfaatnya.
akan tetapi komponen fisik aerobik juga dilatihkan seperti :endurance, agility, agility endurance, power, power endurance, dan speed endurance. Oleh karena
itu dalam payung penelitian ini peneliti ingin meneliti salah satu komponen fisik khususnya kecepatandalam permainan futsal sekaligus ingin lebih meningkatkan kemampuan kecepatan para pemain UKM Futsal UPI Puteri dan Club Futsal UPI Puteri dengan cara menggunakan program latihan metode Tabata trainingdalam payung penelitian sebagai anak payung penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Dari berbagai masalah-masalah yang sudah dijelaskan di latar belakang, bahwa kondisi fisik sangat menujang performa untuk mendapatkan atau mempertahankan suatu prestasi.Dalam menjalankan program kondisi fisik haruslah diprogram dengan benar dan tepat, sitematis, progresif dan terarah sehingga kemampuan fisik suatu cabang olahraga tersebut menjadi berkembang dan meningkat.
Dalam suatu pertandingan futsal berlangsung selama 15menit x 2 babak atau 20menit x 2 babak.Ini membuktikan bahwa kondisi fisik pada saat bermain futsal
sangatlah penting dan dilihat dari segi lapangan yang berukuran kecil sangatlah dibutuhkan kecepatan dalam bermain futsal.
Kecepatan memegang peranan penting dalam futsal karena permainan futsal dibutuhkan kecepatan pada saat bergerak mencari ruang, mendribling bola, menyerang dan kembali untuk bertahan.Ciri permainan tersebut menuntut pemain harus memiliki kemampuan yang istimewa jika ingin bermain dengan baik.Kemampuan fisik seorang pemain futsal adalah kualitasnya harus lebih bagus dibadingkan pemain sepak bola dalam pergerakan maupun kecepatan bergerak, baik kecepatan gerak speed, agility, dan quickness.
8
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah diatas. Maka perlu dirumuskan agar memperjelas masalah-masalah yang sedang diteliti. Adapun rumusan masalah penelitian ini yang penulis rumuskan adalah:
Apakah terdapat pengaruh dalam penerapan metode tabata terhadap kecepatan (speed) ?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yang penulis rumuskan adalah untuk mengetahui apakah terdapat dampak yang signifikan dari metode tabata terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed).
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat dampak yang signifikan dari metode
tabata terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed) dan untuk membantu
meningkatkan kemampuan fisik pemain futsal UPI puteri menjadi lebih prima.
E. Manfaat Penelitian
Merujuk dari latar belakang dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan keilmuan bagi para Pembina maupun pelatih olahraga futsal dalam menerapkan metode tabata sebagai solusi dalam melakukan latihan kecepatan (speed).Memberikan bahan informasi bagi para pelatih untuk meningkatkan dan memelihara kondisi fisik atletnya.
pengaruh latihan metode Tabata terhadap kecepatan(speed) dalam cabang olahraga futsal.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-maing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut :
Pada BAB I Pendahuluan
Meliputi Latar Belakang Masalah, Indentifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi Pada BAB IIKajian Teori
Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian tentang Kemampuan Fisik, Kecepatan(Speed), Metode Latihan, Metode LatihanKecepatan, Hakekat Metode Latihan Tabata, Bentuk-bentuk Pelatihan Tabatadalam Futsal, Latihan Tabata dalam Meningkatkan Kecepatan, Bentuk Latihan Tabata dalam
Meningkatkan Kecepatan,Anggapan Dasar dan Hipotesis Pada BAB IIImembahas :
Membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, instrument penelitian, definisi operasional, pelaksanaan pelatihan, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Pada BAB IVmembahas :
Berisi tentang Hasil Pengolaan Data dan Analisis, Diskusi Pertemuan, Pembahasan Data.
Pada BAB Vmembahas :
34
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, menyimpulkan data guna untuk memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencoba sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Sugiyono (2013,hlm.72) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.”
Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu halatau masalah sehingga diperoleh suatu hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada kegiatan percobaan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan dicobakan. Metode eksperimen diterapkan dengan pertimbangan atas dasar sifat penelitian yaitu melihat hasil
dampak penerapan “Tabata” terhadap peningkatan kemampuan dinamis Anaerobik sebagai „payung penelitian”.
Dikarenakan penelitian ini merupakan “anak payung” penelitian maka metode eksperimen yang diterapkannya merupakan bagian dari variabel yang dikaji, yaitu terhadap kemampuan fisik anaerobik yang berupa “Speed”. Sehingga variabel-variabel yang menjadi pokok dalam anak payung penelitian adalah berupa :
2. Variable terikat (Y1) Kemampuan dinamis Anaerobik berupa komponen fisik Speed
Kelompok sampel tersebut menjalani proses latihan sesuai dengan program latihan sebagai bagian dari instrumen penelitian yang telah disusun seperti dalam program latihan “payung penelitian”. Sebelum dan sesudah proses latihan dilakukan pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan kemampuan Anaerobik yang bersifat alaktasid dan laktasid.
b. Desain Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen yaitu one group pretest - posttest design.
One Group Pretest-Posttest Design
O
1x O
2O1 = Test awal
X = Pelatihan Tabata O2 = Test akhir
Gambar 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2006,hlm.110-111)
36
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dilakukan tes akhir (post test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini, dibutuhkan sekumpulan pemain/atlit untuk ikut terlibat di dalamnya.Mereka berasal dari suatu populasi dalam suatu wilayah atau lingkungan dengan keragaman yang bervariasi. Mengenai populasi dijelaskan:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Sugiyono (2013,hlm.80).
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Futsal Putri tingkat perguruan tinggi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Klub Futsal Putri UPI (Isola FC) adalah mahasiswa dan alumni mahasiswa UPI yang tergabung
dalam UKM futsal. Peneliti menggunakan populasi dari atlet Futsal Puteri UPI Bandung yang berjumlah 32 orang.
Populasi ini diambil karena beberapa pertimbangan yang tentunya sebagai bagian dari tujuan dan manfaat dari penelitian ini agar kebermaknaannya menjadi lebih maksimal, seperti : pembinaan dalam pelatihan yang dinilai konsisten dengan bukti seringnya berpartisipasi dalam kejuaraan daerah, nasional, maupun internasional dengan segudang prestasi yang telah diraih.Sehingga guna lebih meningkatkan lagi prestasi secara maksimal maka membutuhkan pelatihan yang lebih istimewa dan intensif.
b. Sampel Penelitian
Dari sekian banyak populasi yang ada, diambil beberapa pemain untuk dijadikan sampel penelitian. Mengenai hal ini, Arikunto (2006,hlm.131)
Tentang teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini tentunya harus mengacu pada karakteristik dari variabel bebas yang diteliti.Dalam penelitian ini yang menerapkan metode pelatihan Tabata sebagai variabel bebas memiliki ciri yang khas seperti diungkapkan dalam penjelasan kajian teori sebelumnya.Oleh karena metode Tabata memiliki kekhasan yang juga dijadikan sebagai persyaratan serta dikaitkan dengan pertimbangan tujuan dan manfaat hasil penelitian, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2013, hlm. 124)
menjelaskan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu”.Pertimbangan peneliti dalam pengambilan sampel dari jumlah populasi yang ada meliputi : kebutuhan tim dalam kompetisi dengan memperhatikan kualitas baik Teknikpermainan Futsal maupun Fisik terutama daya tahan.Oleh karena itu, sampel yang dipilih dalam penelitian ini sejumlah 18 pemain.Hal lain yang lebih spesifik menjadi pertimbangan peneliti memanfaatkan teknik purposif karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
fisik pemain Futsal Puteri UPI yang jauh lebih baik lagi guna persiapan mengikuti kejuaraan Nasional dan Internasional seperti Liga Mahasiswa dan Piala Association Futsal Federation (AFF) di wilayah Asia Tenggara.Sehingga sampel yang digunakan benar-benar memenuhi kriteria yang diinginkan oleh Tim Futsal
UPI melalui penelitian ini yang terangkum dalam “payung penelitian”.Sehingga penerapan pelatihan Tabata ini lebih tepat dan sesuai dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposif.
C. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang tentang sesuatu istilah sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulkan suatu kekeliruan dan kesalahan pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah-istilah-istilah yang diterapkan dalam penelitian ini sesuai dengan payung penelitian, namun
hanya terkait dengan variabel bebas pelatihan “Tabata” dan variabel terikat
38
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Pelatihan Tabata adalah metode pelatihan fisik yang diterapkan oleh Izumi Tabata dengan mengacu pada metode latihan interval dengan intensitas tinggi (HIIT). Intensitas yang diterapkan dalam penelitian ini berada pada 75% ke atas dengan memanfaatkan bentuk-bentuk latihan seperti dalam program payung penelitian, yang terdiri dari : latihan bentuk speed, bentuk agility, bentuk power, bentuk speed endurance, bentuk power endurance
dan bentuk strength endurance sesuai dengan kebutuhan fisik dalam permainan futsal.
2. Kecepatan (Speed)adalah kemampuan kecepatan gerak maksimal dalam bentuk siklis lari sprint baik di lintasan, di rumput, maupun di lapangan futsal.
D. Instrumen Penelitian
Agar penelitian lebih kongkret, maka perlu adanya data.Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, diperlukan alat ukur yang dapat memberikan gambaran bagi penelitian yang
dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan Nurhasan (2007.hlm.5) sebagai berikut: Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa 1) tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, 2) tes dalam psikomotor, 3) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya
ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui pengukuran penulis dapat mengumpulkan data secara objektif yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu
berupa angka-angka yang dapat diolah secara statistik.Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh dari hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
hanya mendeskripsikan alat untuk mengukur kemampuan speedsebagai variabel terikatnya.
a. Bentuk Item TesSpeed
Untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data maka instrumen yang digunakan sebagai item tes untuk mengetahui kemampuan kecepatan (speed), yaitu: Tes Kecepatan 20 meter (dash sprint).Rob Wooddalam artikel (www.topendsport.com/testing/test/sprint20meters.htm) dan Asep Sumpena (2013.hlm.84-85)memberikan penjelasan dalam pemilihan instrumen tes 20 meterdash sprintberdasarkan kaidah fisiologi dan disesuaikan dengan karakteristik lapangan permainan futsal yang dimainkan dengan ukuran panjang lapangan 25 m – 42 m dan lebar lapangan 15 – 25 m, sehingga dianggap valid dan reliabel untuk digunakan mengukur kemampuan speed. Validitas instrumen adalah sebesar 0.96 dan reliabilitasnya 0.83.
Tujuan item tes ini adalah untuk menentukanpercepatan sebagai indikator yang dapat diandalkan dalam kemampuan bentuk gerak speed, agilitydan quickness.
b. Petunjuk Pelaksanaan Tes
1) Alat/Fasilitas :
- cones atau tanda sebagai penanda START dan FINISH.
- Permukaan datar sebagai lintasan dan tidak licin minimal 40 meter - Stopwatch
- Bendera start - Lembaran catatan - Alat tulis
2) Pelaksanaan :
- Tes dilaksanakan perorangan / sendiri - Testee melaksanakan pemanasan
- Testee bersiap-siap dengan berdiri di belakang garis start
40
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
belakang garis START. Posisi ini mulai harus ditahan selama 2 detik sebelum memulai, dan tidak diperbolehkan ada gerakan yang lain. - Testee memuali lari cepat tanpa diawali dengan aba-aba. Ini berarti
Testee lari tanpa Aba-aba.
- Testee lari secepat mungkin sampai batas jarak 20 meter garis finish - Tester melakukan pencatatan waktu menggunakan stopwatch mulai
dari Testee berlari pada gerakan awal (badan atas/lengan atau badan bawah/kaki) dan waktu berhenti setelah testee melewati garis akhir pada bagian togok
- Testee diberi 2 (dua) kali kesempatan.
3) Testee dinyatakan gagal atau tidak sah mengikuti serangkaian Tes 20 meter dash sprint, apabila :
- Posisi badan pada saat akan melakukan START tidak berada di belakang garis START.
- Berlari keluar dari lintasan yang telah ditentukan.
- Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4) Skor :
- Waktu terbaikdicatatdengan ketelitian2 desimal.
Waktunyadimulaidarigerakan pertama(jikamenggunakan
stopwatch)dan selesaiketikatogok/dadamelintasi garis FINISH.
5) Model tes :
Gambar 3.2.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini yang merupakan anak payung penelitian yang menerapkan prosedur dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Gambar : 3.3
Langkah-langkah penelitian Sumber : Arikunto (2002.hlm.23)
Agenda penelitian ini terdiri dari :
Jadwal Penelitian : Mulai September (akhir) s.d. November 2014
Tabel 3.1 Agenda Penelitian
Tempat : Stadion UPI dan Sporthall UPI Setiabudhi
Waktu : Mulai pukul 15.00 s.d selesai
Lama Latihan : Tergantung volume dan intensitas latihan Pelaksanaan : 2x seminggu (hari Selasa dan Kamis) dengan
pertimbangan memberikan masa pemulihan yang
cukup.
42
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Minimum recovery time Sumber: www.trackandfield.com
Dari keterangan diatas bisa diketahui bahwa latihan speeddengan bentuk latihan interval (latihan yang bertujuan meningkatkan kecepatan untuk menghasilkan gerakan eksplosif) membutuhkan waktu minimal 48 jam atau dua hari untuk masa pemulihan. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini ditentukan pelaksanaan latihan yaitu pada Hari Selasa dan Kamis dari pukul 15.00 WIB s.d selesai.
Mengenai hal ini mengacu pada pendapatHarsono (2004.hlm.50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya berlatih 2-5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga.”
Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan,
latihan inti dan latihan pendinginan. Adapun uraian singkat dari latihannya sebagai berikut:
1. Latihan Pemanasan
Sebelum melakukan latihan inti, testee diintruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan kondisi tubuh yang terlibat dalam gerak pada persendian yang bersangkutan.
akhiri oleh peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.Penekanan latihan yaitu pada bagian kaki karena latihan inti menuntut kesiapan kaki untuk menerima beban latihan.
2. Latihan inti
Dalam latihan inti secara garis besar para sampel diberikan latihan fisik yaitu pelatihan Tabata yang dilakukan dengan 20 detik waktu kerja diikuti 10 detik istirahat selama 8 pengulangan setiap setnya ketika gerakan lari, lompat, dan atau bentuk latihan lain dalam akselerasi (speed), kelincahan (agility), power, daya tahan speed (speed endurance), daya tahan power (power endurance), dan daya tahan kekuatan (strength endurance). Prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya : prinsip indvidualisasi, prinsip spesifik, dan prinsip overload.
Porsi latihan disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan cabang olahraga futsal yang memiliki karakteristik durasi 2 x 20 menit.Sehingga menjadi bahan pertimbangan berapa bentuk gerakan yang harus dilakukan sesuai dengan ciri gerakan dalam futsal.
3. Latihan Pendinginan dan Evaluasi
44
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Selain itu kisi-kisi program latihan dan parameter program latihan yang berdasarkan hasil data tes dapat dilihat dari tabel 3.2 dan tabel 3.3 sebagai berikut
Tabel 3.3
Kisi-kisi Program LatihanTabata
- Agility Endurance 3 set 2'/ set
16 - Power 4 set 75% 4'/ set 2 x 60
menit
- Agility 8 set 2'/ set
Catatan :
- Program latihan secara lengkap dapat dilihat dalam Program latihan terlampir.
Tabel 3.4
Parameter latihan Tabata
PROGRAM LATIHAN "TABATA"
PRINSIP DAN NORMA LATIHAN TABATA
Exercise 20" Rest 10" x 8 Repx 8 Set; Intensitas 75% < Exercises Pertemuan
1-16 Exc. 1-3 Exc. 4-6 Exc. 7-9 Exc. 10-12 Exc. 13-14 Exc. 15-16
VOLUME 5 SET 6 SET 7 SET 6 SET 7 SET 8 SET
Bentuk/Pola Latihan : Speed Play; Stride Jog; Long Shuttle Run/Running Back to Back Catatan : Setiap latihan harus dicatat JARAK dan atau Titik pembalikan (shuttle) yang bisa di selesaikan
F. Teknik Pengumpulan dan Analis Data a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes 20 meter
dash sprint pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan perlakuan.Yang didata adalah waktu tempuh yang dilakukan secara singkat dalam menempuh jarak 20 meter.
b. Analisis Data
Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh latihan tabata terhadap peningkatan kemampuan speed.
46
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Menghitungnilai rata-rata denganmenggunakanrumusdariNurhasan (2013.hlm.24) sebagaiberikut :
X
=
X
N
Arti unsur-unsur diatas adalah :X = nilai rata-rata yang dicapai
X = skor yang diperoleh
Σ = “sigma” yang berarti jumlah
N = Jumlah sampel
2. Menghitung simpanganbakudenganmenggunakanrumus Nurhasan
(2013.hlm.39) adalahsebagaiberikut :
�= (�1− � )2
� −1
Arti unsur-unsur diatas adalah :
S = Simpangan baku
�1 = skor yang diperoleh
x = nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
3. MengujinormalitasdenganujiLilliefors.
Adapunlangkah-langkahpengujian yang dapatdilakukanmenurutNurhasan
(2013.hlm.118) adalahsebagaiberikut :
a. Menyusun data hasilpengamatan, yang
dimulaidarinilaipengamatan yang paling
kecilsampainilaipengamatan yang paling besar
b. Untuksemuanilaipengamatandijadikanangkabaku Z
Z =
�−
X
c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.
d. Menentukannilaiproporsimasing-masingnilai Z (Szi)
dengancaramelihatkedudukannilai Z padanomor urutsampel yang kemudiandibagidenganbanyaksampel.
e. Hitungselisihantara F(zi) – S(zi) dantentukanhargamutlaknya
f. Ambillahhargamutlak yang paling
besardiantarahargamutlakdariseluruhsampel yang adadanberilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel NilaiKritis L untukujiLilliofers, makatentukanlahnilai L.
h. Bandingkanlahnilai L dengannilai Lo
untukmengetahuiditerimaatauditolakhipotesisnya, dengankriteria
Terima Ho jika Lo < Lα = Normal
Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal
4. Ujikesamaandua rata-rata ( skorberpasangan )MenurutNurhasan
(2013.hlm.154) ujiinidigunakanapabilaskor yang
kitabandingkanberpasangan (sampel yang
digunakansamadanmenggunakantes yang sama)
seperticontohdigunakannyatesawaldantesakhirpadasebuaheksperimenat
auseringjugadikatakanujibeda. Denganrumus yang
48
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
=
B̅
SB
�
Artidariunsur-unsurdiatasadalah :
t = nilai t hitung yang dicari
B̅
= rata-rata nilaibedaSB = simpanganbaku
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulanberdasarkanpenelitiandilihatdarihasiltesawaldantesakhir yang di
olahberdasarkanrumus-rumusstatistikamenunjukkanbahwapenerapanpelatihanTabatamemberikandampak yang signifikanterhadappeningkatankemampuankecepatan(speed).
B. Saran
Saran yang penulisdapatdisampaikansetelahmelaksanakanpenelitianyaitu : 1. Semogapenelitianinibermanfaatbagiparapelatih, pengajar,
pembinaolahraga, danrekan-rekanseprofesisertauntukpihak-pihak lain yang
berkepentingantesinibisamenjaditolakukuruntukmeningkatkankecepatange rak, kekuatan yang cepat, dayatahan, dayatahankecepatan, dayatahankekuatan,
powerparaatletdandiharapkanhasilpenelitianinidapatdijadikansebagaisumb
anganpemikirandanpanduanuntukpenelitianselanjutnya.
2. KarenapelatihanTabataadalahmetodelatihan interval
intensitastinggimakapelatihaninidisesuaikandengantingkatkemampuanfisik paraatletsehinggadapatdisesuaikan..
3. Diharapkansetiappelatihmampumerancangprogram
metodeTabatainilebihbervariasikarenahalinipenting agar
kebutuhanlatihanmenjadilebihterjamindansasaranlatihanmenjaditerarah. 4. Untukpelatihanselanjutnya,
pelatihanTabatainitidakhanyadigunakanolehcabangolahraga futsal saja,
diharapkanjugauntukcabangolahraga lain yang
56
Mila Nurkarmila, 2015
DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, Jakarta: RinekaCipta.
AndriJanuar (2011). DampakPenerapanPelatihan Complex Training Terhadap PeningkatanKecepatan. Skripsi FPOK UPI
Dikdik, Z,s (2007). Prinsip-prinsipLatihanDalamOlahragaPrestasi. http://dizas424starperformance.blogspot.com/[ online] Dikdik, Z,S (2008). PembinaanKondisiFisik. Bandung, FPOK UPI
Dikdik, Z,S (2012). Peningkatananaerobdanaerobmelaluipelatihan harness.[online]. Tersedia :
http://kupang.tribunnews.com/2012/01/18/peningkatkan-anaeron-dan-aerob-melalui-pelatihan-harness
Dikdik, Z,S (2014). PelatihanKondisiFisikDasar. Bandung : Seminar MateriPelatihanFisik Nasional
Giriwijoyo (2010). IlmuFaalOlahraga. Bandung, FPOK UPI
Harsono (1988). CoachingdanAspek-aspekPsikologisDalamCoaching.Bandung. FPOK UPI
Harsono (2001). LatihanKondisiFisik. Bandung: Buku Ajar FPOK-UPI Izumi dkk (1996). Effects of moderate-intensity endurance and high-intensity
intermittent training on anaerobic capacity and ·VO2max. medicine and science in sport and Exercise. 28(10),1327-1330.
JulinurHafidz, DampakPenerapanPelatihanHarnesTerhadapPeningkatan KemampuanKecepatan (Speed). Skripsi FPOK UPI
M. Sajoto (1990).PembinaanKondisiFisikDalamOlahraga. FPOK- IKIP Semarang.
Nurhasan.danCholil, D.H. (2007). TesdanPengukuranOlahraga. Bandung: FPOK-UPI.
Rich (2014). Tabata Training. [online] tersedia :
(http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training/)
Satriyadkk, 2007. MetodologiKepelatihanOlahraga. Bandung :JurusanPendidikan KepelatihanOlahraga, FPOK UPI
Sugiyono. (2013). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumpena, Asep (2013) DampakMetodeLatihandanKapasitasAerobikTerhadap PeningkatanKemampuanAnaerobik.Tesis SPS UPI. Bandung
PeningkatanKemampuanDinamisAerobik. Skripsi FPOK UPI http://www.active.com/fitness/articles/what-is-tabata-training
http://ainunnajib29.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-peraturan-futsal.html http://www.brianmac.co.uk/energy.htm [ online] [Accessed 2/2/2015]
http://www.bodybuilding.com/fun/the-real-tabata-brutal-circuit-from-the-protocols- inventor.html[ online]
http://en.wikipedia.org/wiki/High-intensity_interval_training[ online]
http://breakingmuscle.com/strength-conditioning/the-tabata-revolution-explained- what-why-and-how-to-tabata[ online]
http://www.brianmac.co.uk/boxdrill.htm[ online] http://www.brianmac.co.uk/tdrill.htm[ online] http://www.brianmac.co.uk/speed.htm[ online] http://www.brianmac.co.uk/hexagonal.htm[ online] http://www.Carioca exercise _ KNEEguru.htm[ online] http://en.wikipedia.org/wiki/High-intensity_interval_training www.google.com/article/saidstep-exercise [online]
www.google.com/backtoback-run [online]
http://health.kompas.com/read/2013/10/01/1645357/Tingkatkan.Metabolisme.dengan .Latihan.Tabata.
http://www.livestrong.com/article/195318-high-knee-exercises/[ online] http://www.stack.com/exercise/3249/Ankling/[ online]
http://skippingx.blogspot.com/p/tabata.html [online] www.trackandfield.com(minimum recovery time) [ online] (2009http://www.tabataprotokol.com/) [online]
www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training/[ online] http://30dayfitnesschallenges.com/how-to-do-butt-kickers/[ online] HasilwawancaradenganDikdik(9 Juli 2015)
Hasilwawancaradengan Prof. Santosa(9 Juli 2015)