• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komite Audit dalam Menunjang Kinerja Unit Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang Memadai: Studi Kasus pada PT. Sucofindo (Persero).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komite Audit dalam Menunjang Kinerja Unit Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang Memadai: Studi Kasus pada PT. Sucofindo (Persero)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Most of the shares of State Owned Enterprises (SOEs) funded from the state, therefore the management of SOEs should be accountable. Role of both the internal auditor and the audit committee is very important in order to support internal control and create company value. Although, potential conflicts of interest due to under the auspices of different board, both of them have the function of the performance quality assurance and personnel in the management to comply the applicable regulations. This study examined whether there is an influence of the audit committee in supporting the Internal Audit unit performance is adequate. State-owned enterprises that serve as the object of study is PT. SUCOFINDO (Persero). Based on calculations using simple linear regression of statistical test values, obtained that Coefficients about 0.016 ≤ alpha (0.05), means there is an influence of the audit committee in supporting the Internal Audit unit performance is adequate. Based on the regression equation, the relation of both are unidirectional correlation. Results of calculation of the determination coefficient shows that the internal auditor performance is influenced by Audit Committee about 17.7% while the remaining 82.3% is influenced by other factors not included in the model proposed in the study.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Sebagian besar saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersumber dari keuangan negara, oleh sebab itu pengelolaan BUMN harus akuntabel. Peran auditor internal maupun komite audit keduanya menjadi penting dalam rangka menunjang pengendalian internal dan menciptakan nilai bagi perusahaan. Meskipun berpotensi terjadi konflik kepentingan karena berada dibawah naungan yang memiliki kepentingan berbeda, keduanya sama-sama memiliki fungsi assurance terhadap kualitas kinerja dan kepatuhan para personil dalam manajemen atas regulasi yang berlaku. Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh komite audit dalam menunjang kinerja unit Satuan Pengawasan Intern yang memadai. Perusahaan BUMN yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah PT. SUCOFINDO (Persero). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik regresi linear sederhana, diperoleh nilai Coefficients sebesar 0,016 ≤ alpha (0,05), artinya terdapat pengaruh Komite Audit dalam menunjang kinerja SPI yang memadai. Berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan, hubungan keduanya merupakan hubungan yang searah. Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukan bahwa Komite Audit memberikan pengaruh sebesar 17,7% terhadap kinerja SPI sedangkan sisanya sebesar 82,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model yang diajukan dalam penelitian.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... KATA PENGANTAR ...

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1.2 Identifikasi Masalah ...

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...

1.4 Kegunaan Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...

2.2 Kajian Pustaka ...

2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan)...

2.1.2 Komite Audit ...

2.1.2.1 Pengertian Komite Audit ...

2.1.2.2 Struktur Komite Audit ...

2.1.2.3 Tugas dan Fungsi Komite Audit ...

2.1.2.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Audit

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha 2.1.3 Audit Internal ...

2.1.3.1 Pengertian Audit ...

2.1.3.2 Pengertian Audit Internal ...

2.1.3.3 Dasar Hukum Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ...

2.1.3.4 Tujuan, Tugas, dan Tanggung Jawab Audit Internal...

2.1.3.5 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal ...

2.1.3.6 Kriteria Pemeriksaan Internal yang Memadai ...

2.1.3.6.1 Independency (Independensi) ...

2.1.2.6.2 Professional Proficiency (Kemampuan

Profesional) ...

2.1.3.6.3 Scope of Work (Ruang Lingkup) ...

2.1.3.6.4 Performance of Audit Work (Pelaksanaan

Kegiatan Audit) ...

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ...

2.1.5 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

4.1 Objek Penelitian ...

4.2 Metode Penelitian ...

3.2.1 Jenis Data...

3.2.2 Operasionalisasi Variabel...

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...

3.2.5 Pengujian Data ...

3.2.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ...

3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik ...

3.2.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...

3.2.6.1 Analisis Tanggapan Responden ...

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

4.1 Hasil Penelitian ...

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ...

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...

4.1.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ...

4.1.1.3 Tata Kelola Perusahaan ...

4.1.1.4 Layanan Jasa Perusahaan ...

4.1.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ...

4.1.2 Profil KomiteAudit PT. SUCOFINDO ...

4.1.2.1 Sejarah Pembentukan ...

4.1.2.2 Struktur Organisasi Komite Audit ...

4.1.2.3 Tugas Komite Audit ...

4.1.3 Profil Satuan Pengawasan Internal (Audit Internal)

PT. SUCOFINDO...

4.1.3.1 Struktur Organisasi SPI ...

4.1.3.2 Fungsi dan Tugas Pokok SPI ...

4.1.3.3 Bentuk Layanan SPI ...

4.1.3.4 Kode Etik SPI ...

4.1.3.5 Kualifikasi Kompetensi Anggota SPI ...

4.1.3.6 Program Kerja dan Pelaksanaan Audit Internal oleh SPI...

4.2 Pembahasan ...

4.2.1 Komite Audit dalam Menjalankan Fungsi, Wewenang, dan

Tanggung Jawabnya...

4.2.2 Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam Melaksanakan Fungsi

Audit Internal ...

4.2.3 Profil Responden ...

4.2.3.1 Gambaran Umum Profil Responden ...

4.2.3.2 Karakteristik Responden ...

4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ...

4.2.4.1 Hasil Uji Validitas ...

(6)

x Universitas Kristen Maranatha 4.2.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ...

4.2.5.1 Hasil Uji Normalitas ...

4.2.6 Hasil Pengujian Hipotesis ...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...

5.1 Simpulan ...

5.2 Saran ... 78

78

79

82

82

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Board of Director pada One Tier System ...

Gambar 2 Struktur Board of Director pada Two Tier System ...

Gambar 3 Struktur Board of Director pada Two Tier System di Indonesia ...

Gambar 4 Kerangka pemikiran ...

Gambar 5 Struktur Organisasi ...

Gambar 6 Persentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin ...

Gambar 7 Persentase jumlah responden berdasarkan latar belakang pendidikan ...

Gambar 8 Persentase jumlah responden berdasarkan lama bekerja ... 8

9

9

60

72

73

73

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Operasionalisasi variabel ...

Tabel II Hasil Uji Validitas Komite Audit ...

Tabel II Hasil Uji Validitas Kinerja Satuan Pengawasan Internal ...

Tabel III Hasil Uji Validitas Kinerja Satuan Pengawasan Internal (lanjutan)...

Tabel IV Hasil Uji Reliabilitas Komite Audit ...

Tabel V Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Satuan Pengawasan Internal ...

Tabel VI Hasil Uji Normalitas ...

Tabel VII Hasil Uji Regresi Linear ...

Tabel VIII Hasil Uji Regresi Linear (lanjutan) ... 40

74

75

76

77

77

78

78

(9)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian ...

Lampiran B Jawaban Responden...

Lampiran C Output SPSS – Uji Validitas dan Reliabilitas ...

Lampiran D Output SPSS – Uji Hipotesis ... 79

84

86

(10)

BAB I. PENDAHULUAN 1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai negara berkembang, menggalakan pembangunan nasional secara

intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

menghadapi sengitnya persaingan global yang ada. Salah satu penopang utama dalam

pembangunan nasional adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut

Zarkasyi (2008:2), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berperan sebagai pelaku

utama dalam perekonomian nasional dimana hampir setiap warga negara

membutuhkan hasil produksi dari BUMN, dengan keanekaragaman sektor yang

dimilikinya.

Untuk menjalankan misi dan perannya, kepekaan BUMN terhadap setiap

perkembangan atau perubahan atas ilmu pengetahuan, teknologi, dan dunia usaha

menjadi sangat penting agar profesionalisme BUMN disegala bidang dapat terus

meningkat, baik dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan, maupun dalam bidang

pengendalian dan pengawasan. Audit internal yang dijalankan oleh Satuan pengawas

intern (SPI) merupakan salah satu alat penting bagi BUMN dalam melakukan fungsi

pengendalian dan pengawasan sehingga menunjang profesionalisme perusahaan.

Pentingnya peran Satuan Pengawasan Internal (auditor internal) sebenarnya

telah diatur dalam Undang-Undang No 19 tahun 2003 Tentang BUMN. Dalam

(11)

BAB I. PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha undang-undang tersebut tercantum bahwa setiap BUMN diwajibkan untuk

membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI) sebagai fungsi audit internal

perusahaan, dimana SPI tersebut bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeriksaan

internal atas operasional dan keuangan perusahaan, menilai pengendalian yang ada

serta pengelolaan dan pelaksanaannya pada perusahaan, memberikan saran-saran atas

perbaikannya, dan memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah

dilaporkan. Zarkasyi (2008:14) dalam bukunya menyatakan bahwa Konorsium

Organisasi Profesi Audit Internal Indonesia (KOPAI) berkeyakinan bahwa fungsi

audit internal yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting dalam

meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian.

Sebagian besar BUMN saat ini telah beralih ke dalam bentuk Perseroan

Terbatas (PT) dimana kepemilikan satuan usahanya terbagi dalam saham-saham

yang dimiliki oleh penanam modal (investor). Investor tersebut akan berkumpul

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menunjuk dewan komisaris yang

akan bertanggung jawab secara langsung dalam memantau kinerja perusahaan.

Dewan komisaris umumnya terdiri dari beberapa orang dengan latar belakang

pendidikan dan pengalaman yang berbeda-beda. Dengan sebagian besar kewenangan

RUPS dilimpahkan kepada dewan komisaris, maka kecil kemungkinan segalanya

dapat dipikirkan dan ditangani sendiri oleh dewan komisaris. Untuk itu diperlukan

adanya suatu unit independen yang dinamakan Komite Audit (Purwati, 2006:2).

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit memerlukan adanya komunikasi

yang baik dengan auditor internal maupun auditor eksternal. Komite Audit memiliki

(12)

BAB I. PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha dewan komisaris guna membahas temuan hasil audit dan permasalahan lainnya yang

dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

Mengingat bahwa sebagian besar modal kepemilikan BUMN didanai oleh

negara, baik peran auditor internal maupun Komite Audit keduanya menjadi penting

dalam rangka memantau dan menjaga efektivitas pengendalian internal yang ada

sehingga mampu memberikan jaminan terhadap kinerja dan menciptakan nilai

BUMN. Peran Komite Audit sebagai alat bantu monitoring oleh dewan komisaris

sebenarnya tidak dapat lepas dari peran auditor internal mengingat keduanya

sama-sama berperan dalam mengawasi kinerja manajemen, meskipun auditor internal

sendiri sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap dewan direksi.

Kalbers & Fogarty (1993) (dalam Effendy, 2005:55) mengemukakan bahwa

adanya komunikasi yang lancar antara Komite Audit dengan auditor internal dapat

menunjukkan eksistensi Komite Audit yang lebih efektif dan dapat meringankan

tugas komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan. Selain itu, Zarkasyi (2008)

melakukan analisis empirik atas peran Komite Audit dan audit internal terhadap

mekanisme Good Corporate Governance serta dampaknya terhadap kinerja Badan

Usaha Milik Negara. Penelitian tersebut dilaksanakan berdasarkan dokumentasi

kinerja BUMN selama tahun 2006 yang diperoleh dari Kementrian BUMN. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa Komite Audit dan auditor internal, baik secara

simultan maupun secara parsial keduanya menunjukan pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja BUMN dimana semakin kuat interaksi antara Komite Audit dengan

Auditor Internal maka akan semakin besar dukunganya terhadap pencapaian kinerja

(13)

BAB I. PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Secara garis besar, meskipun berpotensi terjadi konflik kepentingan akibat

keduanya berada dibawah naungan yang memiliki kepentingan berbeda, namun audit

internal dan Komite Audit sama-sama memiliki fungsi assurance terhadap kualitas

kinerja dan kepatuhan para personil dalam manajemen atas prosedur dan regulasi

yang berlaku. Karena itu, peneliti tertarik untuk menguji apakah peran Komite Audit

dapat membuat kinerja auditor internal menjadi lebih memadai. Peneliti akan

melakukan studi kasus terhadap salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu

PT. Superintending Company of Indonesia (Persero) atau lebih dikenal dengan

singkatan PT. SUCOFINDO (Persero) yang berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu Kav.

34 12780 Jakarta Selatan, melalui skripsi yang berjudul: “PENGARUH KOMITE

AUDIT DALAM MENUNJANG KINERJA UNIT SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI) YANG MEMADAI”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diidentifikasi

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Komite Audit pada PT. SUCOFINDO (Persero) dalam

menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.

2. Bagaimana Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada PT. SUCOFINDO

(Persero) dalam menjalankan fungsi audit internal.

3. Apakah terdapat pengaruh Komite Audit dalam menunjang kinerja Satuan

(14)

BAB I. PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi atas permasalahan yang ada, maka dapat

dikemukakan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana Komite Audit pada PT. SUCOFINDO

(Persero) menjalankana fungsi dan tanggung jawab terhadap Dewan

Komisaris,

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada

PT. SUCOFINDO (Persero) dalam rangka membantu Dewan Direksi

melakukan pengawasan internal.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja

Satuan Pengawasan Internal (SPI) PT. SUCOFINDO (Persero).

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari data dan informasi yang diperoleh yang kemudian diolah sehingga

menghasilkan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang muncul. Maka

diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

1. Bagi Akademis:

• Bagi perkembangan ilmu akuntansi, memberikan referensi tentang peran

dan hubungan Komite Audit dengan kinerja auditor internal dalam

sebuah perusahaan.

• Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi bahan untuk menambah

(15)

BAB I. PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha • Bagi peneliti, dalam upaya lebih memahami bagaimana peran Komite

Audit dalam meningkatkan kinerja auditor internal dalam sebuah

perusahaan.

2. Bagi Praktisi Bisnis:

• Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan khususnya terhadap Komite

Audit dan auditor internal dalam sebuah perusahaan terkait peran dan

tanggung jawab masing-masing, serta bagaimana keduanya dapat

memberikan kontribusi dalam menciptakan nilai tambah bagi perusahaan

(16)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 82

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. SUCOFINDO (Persero)

mengenai pengaruh Komite Audit dalam menunjang kinerja Satuan Pengawasan

Internal (SPI) yang memadai, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan Komite Audit dalam menunjang kinerja audit internal pada PT.

SUCOFINDO (Persero) telah memadai, hal tersebut dinilai berdasarkan

kegiatan-kegiatan mereka selama menjabat sebagai Komite Audit yaitu

melaksanakan pertemuan secara rutin dengan SPI yang kegiatannya mencakup

penelaahan terhadap program audit, mengevaluasi dan mereview pengendalian

internal, memastikan efektivitas sistem pengendalian internal, serta

memberikan rekomendasi atas hasil laporan pemeriksaan dari bagian Satuan

Pengawasan Internal.

2. Kinerja audit internal pada PT. SUCOFINDO (Persero) dinilai telah terlaksana

secara efektif dan memadai, hal tersebut dikarenakan terdapat pedoman mutu,

yang mewajibkan seluruh personil SPI untuk menjaga sikap yang independen,

serta memiliki kemampuan profesional pada bidang akuntansi dan audit. Selain

itu terdapat pula Rencana Kerja dan Anggaran Divisi (RKAD dan piagam

audit, yang isinya memuat segala sesuatu yang menjadi lingkup pekerjaan

(17)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 83

Universitas Kristen Maranatha mereka, kegiatan pemeriksaan yang dijalani, serta terdapat pula bukti-bukti

berupa laporan hasil pemantauan dan tindak lanjut atas temuan hasil audit.

3. Berdasarkan pengujian hipotesis, terlihat bahwa peran Komite Audit dapat

mempengaruhi kineja Satuan Pengawasan Internal. Berdasarkan persamaan

regresi yang dihasilkan, hubungan keduanya merupakan hubungan yang

searah. Artinya, semakin baik Komite Audit PT. SUCOFINDO menjalankan

perannya maka hal tersebut dapat menunjang kinerja SPI yang lebih memadai

pula. Sebaliknya, semakin buruk Komite Audit PT. SUCOFINDO menjalankan

perannya maka hal tersebut dapat membuat kinerja SPI menjadi kurang

memadai.

4. Berdasarkan hasil uji regresi, Komite audit memberikan pengaruh sebesar

17,7% terhadap kinerja SPI. Sedangkan sisanya sebesar 82,3% dipengaruhi

oleh faktor lain seperti pendidikan, lama bekerja, jabatan, loyalitas terhadap

perusahaan dan rasa tanggung jawab mereka terhadap dewan direksi serta

faktor lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian.

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh Komite Audit dalam

Menunjang Kinerja Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada PT. SUCOFINDO

(Persero), penulis mencoba mengemukakan beberapa saran berikut sebagai bahan

pertimbangan untuk waktu selanjutnya:

1. Bagi perusahaan

• Komite Audit sebaiknya memperbanyak komunikasi dengan anggota SPI

(18)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 84

Universitas Kristen Maranatha itu dapat dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan yang melibatkan

beberapa auditor junior dan anggota SPI lainnya sehingga dapat

menghindari terjadinya ketimpangan antara komunikasi pimpinan SPI

dengan Komite Audit, dan komunikasi anggota SPI lainnya seperti

auditor junior dengan Komite Audit. Jika komunikasi yang dilakukan

tidak merata antara Komite audit dan Kepala SPI dengan anggota SPI

lainnya, dikhawatirkan akan memicu terjadinya konflik kepentingan

antara SPI (secara agregat/ keseluruhan) dengan Komite Audit.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memperluas lingkup

penelitian dengan cara:

• Melakukan penelitian terhadap perusahaan yang berbeda, sehingga dapat

memperoleh tanggapan atau kesimpulan yang berbeda pula untuk

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai audit internal dan

komite audit.

• Melakukan pemilihan variabel yang lainnya/ yang berbeda sehingga

dapat menghasilkan gambaran baru mengenai hal-hal lain yang dapat

(19)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Daniri (2006), Konsep dan Penerapan Good Corporate Governance. Dalam Konteks Indonesia. Jakarta : Ray Indonesia

Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11, penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Penerbit Salemba Empat, Buku 2, Jakarta.

Bastian Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE

Damayanti, Santi. 2011. Hubungan Kinerja satuan Pengawasan Internal dengan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governace. Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung. (tidak dipublikasikan).

Effendi, M. Arief. 2001. Persepsi Dewan Komisaris & Direksi Badan Usaha Milik Negara terhadap Pembentukan Komite Audit. Tesis. Program Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Indonesia, 2001. (http://muhariefeffendi. wordpress. Com /2007/11/08/ peranan-komite-audit dalam-meningkatkan-kinerja-perusahaan diakses 23 Ferbruari 2013

Effendi. M. Arief. 2005. Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol. 1 No. 1 Hlm. 51 – 57, ISSN : 0216-8642. (http:// muhariefeffendi.wordpress.com/2007/11/08/peranan-komite-audit-dalam-meningkatkan-kinerja-perusahaan diakses 23 Februari 2013)

Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Gobernance: Teori dan Implikasi. Jakarta: Salemba Empat.

Goerbada, Jasier (2008). Pengaruh Persepsi Auditor Internal atas Peran Komite Audit terhadap KinerjaUnit Satuan Pengawasan Internal. Skripsi. UniversitasMercuBuana.(http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_skripsi /Isi_cover225918999995.pdf diakses 11 Maret 2013)

(20)

Universitas Kristen Maranatha Hartono, Jogianto. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Hermawan, A. A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan Keluarga, dan Peran Monitoring Bank terhadap Kandung Informasi Laba. Disertasi. Universitas Indonesia. (http://sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/072-CG-41.pdf diakses 8 Maret 2013)

Irfan, A. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi. Vol. XIX, No.2, Pp. 83-93.

Kalbers, Lawrence P. & Forgathy, Timothy J. Audit Committee Effectiveness: An Empirical Investigation of the Contribution of Power. Auditing A Journal of Practice & Theory, Vol. 12, No. 1, Spring, 1993.

Manao, Hekinus. 1997. Efektivitas Komite Audit Perusahaan Peranan Independensi

dan Kompetensi. Makalah Seminar Pengembangan Audit Committee di

lingkungan Perusahaan di Indonesia: Menghadapi Era Globalisasi. FKSPI

BUMN/BUMD & IIA Indonesian Chapter. Jakarta

Manao, Hekinus. 1996. Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan: Ulasan Historis, Teori, Praktik dan Perspektif, Profesi Akuntan Indonesia Menuju Milenium Baru, Prosiding KNA Ke-3. Ikatan Akuntan Indonesia: Jakarta.

Masdupi, Erni. (2005). Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan Hutang Dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 20, No. 1, hal 57 – 69. (http://www.JurnalEkonomi-BisnisIndonesia.ac.id diakses 6 Maret 2013)

Menteri BUMN. 2002. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep/117/M-MBU/2002 Tentang Good Corporate Governance. Jakarta.

(21)

Universitas Kristen Maranatha Menteri BUMN. 2002. PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat: Jakarta.

Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

Purwati, A. Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ. Tesis. Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/16648/1 /Atiek_Sri_Purwati.pdf diakses 3Maret 2013)

Puspitawati, Lilis. 2008. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi, Corporate Social Responsibility, dan Peran Satuan Pengawasan Internal dalam mewujudkan. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 (http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-10-2/08-miu-102 lilis. pdf/ pdf/ 08-miu-102-lilis.pdf diakses 7 Maret 2013)

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 19 Tahun 2004 tentang Badan Usaha Milik Negara. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2005. PP No. 45/2005 tentang tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN. Jakarta.

Sari, Maylia Pramono dan Raharja. 2011. Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Layanan Umum di Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro. (http://sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/110-SIPE-63.pdf diakses 8 Maret 2013)

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

(22)

Universitas Kristen Maranatha Tambunan, R. 2008. Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi

Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada BUMN Perkebunan Di Propinsi Sumatera Utara. Tesis Magister Ilmu Ekonomi Akuntansi. USU e- Repository © 2008. (http://library.usu.ac.id. diakses 14 Maret 2013)

Tjager, I.N,. A. Alijoyo H.R. Djemat, dan B. Sembodo. 2003. Corporate Governance: Tandangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Forum Corporate Governance in Indonesia (FFCGI).

The Institute of Internal Auditor. 1995. Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing.

Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius: Yogyakarta.

Tunggal, A. Wijaya. 2003. Internal Auditing: Suatu Pengantar. Jakarta: Harvarindo.

Warsono, Sony, et al. 2009. Konsep dan Model Corporate Governance. Yogyakarta: Center for Good Corporate Governance.

www.auditinternal.com. Mengukur Kinerja Auditor Internal. (http://auditorinternal.com/2010/01/31/mengukur-kinerja-audit-internal

diakses 9 Maret 2013)

Gambar

Tabel I

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentanng vulva hygiene terhadap tindakan pencegahan keputihan di SMK Kansai Pekanbaru tahun

Keberadaan penggilingan padi yang dimiliki YPPW- PPWS sangat membantu pemberdayaan sektor pertanian. Selain mencukupi kebutuhan logistik para santri dan para asatidz,

Fungsi ini akan mengubah string yang diinputkan menjadi Proper Case (huruf besar untuk huruf awal setiap kata)... Lihatlah tampilan pada layar

dalam Kamus Ilmu Falak karangan Muhyiddin Khazin kiblat adalah arah Ka’bah di Mekkah yang harus dituju oleh orang yang sedang melakukan shalat, sehingga semua gerakan shalat,

Untuk melihat faktor yang paling dominan berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja karyawan Bank BTPN di daratan Timor adalah dengan cara memperhatikan koefisien

Skripsi dengan judul : “ Strategi Komunikasi Dakwah Di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Gowa’’ yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi dan sebagai

1. anggaran dana yang minim, yakni dana yang dialokasikan tidak dapat meminimalisirkan angka kemiskinan di Kota Banda Aceh. Jumlah fakir miskin sebanyak 8419 KK

Pembahasan : Berdasarkan hasil penelitian tersebut kepada tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dengan Pre