• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENELITIAN Studi Deskriptif Motivasi Dan Personal Reference Peserta Jkn Mandiri Pada Wilayah Tertinggi Di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL PENELITIAN Studi Deskriptif Motivasi Dan Personal Reference Peserta Jkn Mandiri Pada Wilayah Tertinggi Di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta

STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN

MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

RIZKI TIARANINGRUM

J 410 100 086

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta

STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI DAN PERSONAL REFERENCE PESERTA JKN

MANDIRI PADA WILAYAH TERTINGGI DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA

SURAKARTA

Rizki Tiaraningrum*, Noor Alis Setiyadi**, Kusuma Estu Werdani***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAK

Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan sebuah jaminan kesehatan dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional. Mojosongo adalah daerah tertinggi peserta JKN Mandiri di Surakarta. Faktor faktor yang mempengaruhi tingginya keikutsertaan JKN Mandiri adalah motivasi, personal reference, pengetahuan, dll. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambaran motivasi dan personal reference di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Mojosongo yang berjumlah 150 orang. Jumlah sampel adalah semua jumlah populaasi yang berjumlah 150 orang. Uji statistik menggunakan analisis statis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi masyarakat Mojosongo mengikuti JKN mandiri tinggi yaitu sebanyak 103 orang (68, 7%). Keikutsertaan masyarakat Mojosongo karena keinginan sendiri sebanyak 102 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%), ajakan mengikuti JKN mandiri paling banyak yang mengajak adalah keluarga 53 orang, (35,3%) dan masyarakat Mojosongo mendapatkan informasi tentang BPJS dari keluarga 41 orang (27,3%).

Kata Kunci : Personal reference, Motivasi, JKN Mandiri

ABSTRACT

The system of National Social Insurance is a health insurance with one of its popular programs called the National Health Insurance. Mojosongo belongs to the highest participants of JKN Mandiri in Surakarta. Influenced factors of the highest participants are motivation, personal reference, knowledge, etc. The objective of this research is to describe motivation and personal reference in Mojosongo, Surakarta. This research is a descriptive study. The population of this research is Mojosongo region for 150 participants. The total samples of all participants are 150 participants. Statistical test uses descriptive static analysis. These results show that motivation of Mojosongo people in joining JKN Mandiri are 103 participants (68, 7%). The participation of Mojosongo region due to personal interest is about (68 %) and other persuasion is 48 participants (32%), family persuasion is 53 participant (35,3%) and Mojosongo people got information about BPJS from family point of view is 41 participants (27, 3 %).

Key Words: Personal reference, Motivation, JKN Mandiri

PENDAHULUAN

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

dan terjangkau. Timbal baliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Hal itu sesuai dengan Undang Undang Nomor36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

(5)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta Sistem Jaminan Sosial Nasional

merupakan sebuah jaminan kesehatan yang diberlakukan di Indonesia. Akhir tahun 2004 pemerintah menetapkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Diharapkan dengan adanya JKN pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan dalam sistem asuransi dan JKN menjadi sistem jaminan yang bersifat “wajib” bagi seluruh masyarakat

Jaminan Kesehatan merupakan perlindungan kesehatan bagi peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya telah dibayar oleh pemerintah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014).

UndangUndang No. 24 Tahun 2011 menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), yang terdiri atas BPJS Kesehatandan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada jaminan Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa, peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan yang telah membayar iuran.

Kepesertaan BPJS kesehatan dibagi menjadi dua yaitu penerima bantuan iuran (PBI) dan penerima bantuan iuran non iuran

(PBI). Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran merupakan peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas: Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya dan Bukan Pekerja dan anggota keluarganya (ASKES, 2013).

Capaian penduduk yang memiliki jaminan kesehatan di Indonesia Tahun 2012 mencapai 64, 58% dan targetnya adalah 80, 10%, hal ini menunjukan capaian masih jauh dari target kepemilikan jaminan kesehatan. Jumlah pendaftar mandiri perhari di Jawa Tengah adalah 3.737 jiwa. Jumlah penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan Nasional di Jawa Tengah adalah untuk Jamkesmas 14.150.983 jiwa , Askes Sosial 2.047.571 jiwa, TNI/Polri 174.469 jiwa , Jamsostek 681.223 jiwa , Imigrasi Jamkesda 43.504 jiwa sehingga jumlah keseluruhan adalah 17.097.750 jiwa (52, 85%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014).

Berdasarkan data dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Surakarta sampai bulan April jumlah peserta yang terdaftar menjadi anggota BPJS Non PBI diwilayah Surakarta adalah 1.684 jiwa dengan jumlah perkecamatan adalah Kecamatan Pasar Kliwon adalah 247 jiwa, Serengan 160 jiwa, Banjarsari 531 jiwa, Laweyan 412 jiwa, Jebres 393 jiwa. Dari kelima kecamatan tersebut, daerah paling tinggi adalah daerah Mojosongo dengan jumlah peserta JKN Mandiri 156 jiwa.

Dalam teori WHO menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh empat alasan pokok yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap,adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personnal reference), sumber daya dan sosial budaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pemikiran atau perasaan seseorang dan adanya orang lain sebagai referensi (Notoatmodjo, 2007).

Manfaat personal reference bagi BPJS sendiri dapat membantu memotivasi

(6)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta masyarakat supaya berpartisipasi dalam

mengikuti JKN, dengan begitu misi visi BPJS dapat terlaksanan dengan baik. Dapat juga sebagai tambahan kepercayaan bagi masyarakat untuk memilih jaminan kesehatan saat masyarakat mendapatkan informasi tentang BPJS dari orang orang yang mereka percaya.

Motivasi merupakan proses berkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, motivasi merupakan kesediaan untuk mengarahkan usaha yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan. Apabila seseorang termotivasi maka seseorang itu akan berusaha keras untuk melakukan suatu tindakan (Siagian , 2004)

Menurut Malsow (dalam Djaali, 2008), manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas seratus persen. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, individu tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tingkatannya, seperti kebutuhan keamanan, keselamatan, jaminan, dan kebutuhan sosial.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah, dkk (2006), menunjukan bahwa persepsi masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal (personal) yaitu pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Faktor motivasi mempunyai hubungan yang kuat dengan persepsi terhadap PJKMM.

Menurut penelitian yang dilakukan Wirata (2011), menunjukan bahwa kelompok referensi berhubungan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar responden dengan pengaruh kelompok referensi kuat yaitu sebanyak 65 orang (65%), dan responden dengan pengaruh kelompok referensi lemah paling sedikit yaitu sebanyak 4 orang (4%).

Berdasarkan survei pendahuluan dengan mewawancarai 5 responden yang memiliki jaminan kesehatan mandiri, 2 dari 5 responden mengatakan tahu tentang jaminan kesehatan dari tetangga sedangkan 3 dari 5

responden tahu tentang jaminan kesehatan dari koran, sosialisasi dan rekomendasi dari keluarga sehingga peneliti ingin melihat dan menggambarkan lebih dalam motivasi masyarakat dan personal reference di Kelurahan Mojosongo.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai studi deskriptif motivasi dan personal reference peserta JKN mandiri pada wilayah dengan cakupan tertinggi di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta.

METODE

Jenis penelitian adalah penelitian Deskriptif, Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Mojosongo yang dilaksanakan pada bulan Juni 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di Kelurahan Mojosongo yang menjadi peserta JKN mandiri yaitu 150 orang. Adapun besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua masyarakat di Kelurahan Mojosongo yang menjadi peserta JKN mandiri yang berjumlah 150. Analisis data yang digunakan adalah analisis karakteristik dan analisi univariat. Analisis karakteristik digunakan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Mojosongi; meliputi jenis kelamin, umur, alamat. Hasil analisa data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik. Sedangkan analisis univariat Pada analisis motivasi peserta JKN di Kelurahan Mojosongo menggunakan Pengolahan analisis univariat. Hasil analisis di sajikan dengan skala katagori dengan tabel dan grafik. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan dengan tujuan sebagai berikut: mengetahui distribusi frekuensi jumlah peserta JKN mandiri di Kelurahan Mojosongo. Hasil analisis data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik, dan mengetahui distribusi frekuensi karakteristik, motivasi dan personal reference peserta JKN mandiri Hasil analisis data akan disajikan dalam skala kategorik dengan tabel dan grafik.

(7)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta HASIL

A. Karakteristik Responden 1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1 menunjukan responden paling banyak laki-laki yaitu sebanyak 108 orang (72%) dan paling sedikit perempuan yaitu sebanyak 42 orang (28%).

2. Berdasarkan Umur

Tabel 2 menunjukkan responden paling banyak berumur antara 51-61 tahun yaitu sebanyak 40 orang (29,3%) dan paling sedikit berumur > 70 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,3%), sedangkan rata-rata responden berumur 47 tahun.

3. Berdasarkan Alamat

Tabel 3 menunjukkan responden

B. Motivasi Peserta JKN Mandiri Tabel 4 menunjukan responden paling banyak memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 103 orang (68,7%) dan paling sedikit memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 47 orang (31,3%). C. Motivasi Peserta JKN Mandiri

Berdasarkan Jawaban Responden 1. Kemudahan Mendaftar

Grafik 5 menunjukkan responden yang menyatakan sangat setuju motivasi keikutsertaannya dalam JKN mandiri karena kemudahan mendaftar adalah 10 orang (6,7%) dan menyatakan setuju 140 orang (3,3%). 2. Sosialisasi

Grafik 6 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan dalam JKN mandiri karena sosialisasi sebanyak 104 orang (69,3%).

3. Informasi Yang Diterima

Grafik 7 menunjukkan responden menyatakan setuju keikutsertaan JKN

mandiri karena informasi yang di terima sebanyak 112 orang (74,7%). 4. Dokter Yang Menangani

Bekerjasama dengan BPJS

Grafik 8 menunjukkan responden yang setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS sebanyak 108 orang ( 72%).

5. Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS Grafik 9 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar biaya kesehatan di tanggung BPJS sebanyak 114 orang ( 76%). 6. Tertarik Denagn Fasilitas Yang

Diberikan

Grafik 10 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena fasilitas yang di berikan sebanyak 110 orang ( 76%).

7. Berjaga Jaga

Grafik 11 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk berjaga- jaga sebanyak 108 orang ( 72%).

8. Perlindungan Dihari Tua

Grafik 12 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk mendapatkan perlindungan di hari tua sebanyak 120 orang ( 80%). 9. Tidak Terbebabi Dengan Biaya

Yang Dikeluarkan

Grafik 13 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena merasa tidak terbebani dengan biaya yang harus di bayarkan sebanyak 121 orang ( 80,7%).

10. Dipermudah Proses Pembayaran Grafik14menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena mendapat kemudahan pada proses pembayaran sebanyak 118 (78, 7%).

(8)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta 11. Sadar Akan Pentingnya Kesehatan

Grafik 15 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena sadar akan pentingnya kesehatan sebanyak 120 orang ( 80%).

12. Kualitas Pelayanan Kurang Baik Grafik 16 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena kualitas pelayanan yang baik sebanyak 121 orang (80,7%).

13. Agar Kesehatan Terjamim

Grafik 17 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar kesehatan mereka tidak terjamin sebanyak 129 (86%).

14. Tidak Ada Dorongan Keluarga Grafik 18 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena tidak ada dorongan dari keluarga sebanyak 134 orang (89,3%).

15. Uang Yang Dikeluarkan Sia Sia Grafik 19 menunjukkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN

mandiri karena uang yang dikeluarkan akan sia- sia sebanyak 131 orang (87,3%).

D. Personal Reference Peserta JKN

Mandiri

1. Keinginan Mendaftar

Tabel 5 5 menunjukan keinginan responden menjadi anggota JKN mandiri mayoritas berasal dari keinginan sendiri yaitu sebanyak 102 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%).

2. Ajakan Mendaftar

Tabel 6 menunjukan responden paling banyak menjadi anggota JKN yaitu sebanyak 5 orang (3,3%). 3. Sumber Informasi

tabel 7 Mendapatkan sumber informasi dari keluarga yaiu sebanyak 41 orang (27,3%), dokter 29 orang (19,3%), sosialisi 18 orang (12,0 %) dan paling sedikit mendapat informasi berasal dari dari koran yaitu sebanyak 2 orang (1,3%)

1. Jenis Kelamin

Grafik 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 0

Laki - laki Perempuan

(9)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta 2. Umur

Grafik 2. Distribusi Frekuensi Umur Responden

3. Alamat

Grafik 3. Distribusi Frekuensi Alamat Responden

A. Hasil Uji Univariat

1. Motivasi Peserta JKN Mandiri

Grafik 4. Distribusi Frekuensi Motivasi Peserta 10

(10)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta 2. Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan Jawaban Responden

a. Kemudahan Mendaftar

Grafik 5. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Kemudahan Mendaftar

b. Sosialisasi

Grafik 6 Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Sosialisasi

c. Informasi Yang Di Terima

Grafik 7. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Informasi Yang Diterima 0

(11)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta d. Dokter Yang Menangani Bergabung Dengan BPJS

Grafik 8. Motivasi karena Dokter Yang Menangani Bergabung dengan BPJS

e. Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS

Grafik 9. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Biaya Kesehatan Ditanggung BPJS

f. Tertarik Dengan Fasilitas Yang Diberikan

(12)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta g. Berjaga jaga

Grafik 11. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Berjaga-jaga

h. Perlindungan Di Hari Tua

Grafik 12. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Perlindungan Di Hari Tua

i. Tidak Terbebani Dengan Biaya yang Dikeluarkan

Grafik 13. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Tidak Terbebani Dengan Biaya Yang Dikeluarkan

(13)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta j. Dipermudah Proses Pembayaran

Grafik 14. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Kemudahan Proses Pembayaran

k. Sadar Akan Pentingnya Kesehatan

Grafik 15. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Sadar Akan Pentingnya Kesehatan

l. Kualitas Pelayanan Kurang Baik

Grafik 16. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Pelayanan Kurang Baik

0

tidak setuju sangat tidak setuju

(14)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta m.Agar Kesehatan Mereka Tidak Terjamin

Grafik 17. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Agar Kesehatan Tidak Terjamin

n. Tidak Ada Dorongan Keluarga

Grafik 18. Distribusi Frekuensi Karena Tidak Ada Dorongan Keluarga

o. Uang Yang Di Keluarkan Sia-Sia

Grafik 19. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Uang Yang Di Keluarkan Sia Sia

tidak setuju sangat tidak setuju

129

tidak setuju sangat tidak setuju

134

tidak setuju sangat tidak setuju

(15)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta

3. Personal Reference Peserta JKN Mandiri

a. Keinginan Mendaftar

Grafik 20. Distribusi Frekuensi Keinginan Mendaftar

b. Ajakan mendaftar

Grafik 21. Distribusi Frekuensi Ajakan Mendaftar Responden

c. Sumber Informasi

Grafik 22. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Responden 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

Keinginan Sendiri Ajakan Orang Lain

102

48

J

u

m

la

h

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

5

53

15

10

32 35

J

u

m

la

h

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2

18

25

41

11

24 29

J

u

m

la

h

(16)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta Grafik 23 Distribusi Frekuensi Mendapatkan informasi Responden

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 108 orang (72%) dan paling sedikit perempuan yaitu sebanyak 42 orang (28%).

Pada penyakit tertentu proporsi laki laki lebih besar dari pada perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

Dilakukan Nurul dkk (2011) bahwa laki laki berisiko 0,872 kali lebih besar dibanding perempuan. Secara epidemiologi dibuktikan terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal penyakit infeksi, progresivitas penyakit, insidens dan kematian akibat TB.

B. Karakteristik Umum Responden Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa responden paling banyak berumur antara 51-61 tahun yaitu sebanyak 40 orang (29,3%) dan paling sedikit berumur > 70 tahun yaitu sebanyak 5 orang (3,3%).

Umur seseorang dapat

menggambarkan kematangan seseorang dalam menentukan tindakan dari kehidupan. Semakin usia responden

bertambah maka semakin matang pula dalam menentukan suatu pilihan termasuk dalam pemilihan jaminan kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan73 penelitian yang di lakukan oleh Leli dkk (2012) Infeksi TB sebagian besar di derita oleh masyarakat yang berada dalam usia produktif (15–55 tahun).

C. Karakteristik Alamat Responden Berdasarkan grafik 3 diketahui bahwa berdasarkan lima alamat yang tertingi, responden paling banyak berasal dari Dusun Sibela yaitu sebanyak 39 orang (26%) dan paling sedikit berasal dari Dusun Lampo Batang yaitu sebanyak 10 orang (6,7%). Di Dusun Sibela yang merupakan alamat tertinggi keikutsertaan JKN mandiri, terdapat dua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Di Dusun Sibela yang merupakan alamat tertinggi keikutsertaan JKN mandiri, terdapat dua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Jarak yang dekat membuat masyarakat ikut serta dalam BPJS Kesehatan karena fasilitas kesehatan dekat dengan domisili mereka. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermawan dkk (2011) mengatakan bahwa ada hubungan 0

5 10 15 20 25 30 35 40 45

(17)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta antara jarak dengan berobat pasien di

Puskesmas Buayan karena faktor jarak sangat berperan dalam pelayanan kesehatan.

D. Gambaran Motivasi Peserta JKN Mandiri

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden paling banyak memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 103 orang (68,7%) dan paling sedikit memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 47 orang (31,3%). Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat dengan motivasi tinggi lebih besar lebih besar daripada masyarakat dengan motivasi sedang.

Motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan perilaku manusia (Notoadmojo, 2010). Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi instrinsik meliputi sikap, pendidikan, pengetahuan, pengalaman sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi dorongan keluarga, lingkungan, tuntutan atasan, perkembangan situasi (Sardiman, 2005).

E. Gambaran Motivasi Peserta JKN Mandiri Berdasarkan Jawaban Responden

1. Kemudahan mendaftar

Grafik 5 menunjukkan responden yang menyatakan sangat setuju motivasi keikutsertaannya dalam JKN mandiri karena kemudahan mendaftar adalah 10 orang (6,7%) dan menyatakan setuju 140 orang (93,3%).

Menurut ASKES (2013)

prosedur pendaftaran BPJS mudah yaitu mengisi formulir pendaftaran peserta (FDIP) serta melampirkan pas

foto 3x4, asli/fotocopy kartu keluarga dan KTP, bagi WNA kartu ijin tinggal sementara/ tetap (KITAS/KITAP). 2. Sosialisasi

Grafik 6 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan dalam JKN mandiri karena sosialisasi sebanyak 104 orang (69, 3%).

Sosialisasi di Kelurahan

Mojosongo memang belum

menyeluruh di semua wilayah, ada beberapa daerah yang belum mendapatkan sosialisasi.Sosialisasi dilakukan pada saat arisan PKK. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden bahwa di daerahnya pernah diadakan sosialisasi BPJS pada saat pertemuan PKK, namun ada juga responden yang menyatakan bahwa di daerahnya belum pernah ada sosialisasi BPJS.

Sosialisasi yang diberikan

kepada masyarakat sampai dengan saat ini belum efektif, karena lingkup sosialisasinya belum menyeluruh dan melibatkan semua masyarakat, namun hanya kalangan tertentu seperti instansi dan perangkat saja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviansyah dkk (2006) menyatakan bahwa faktor eksternal (situasional) berupa proses sosialisasi meliputi sumber dan media

informasi berhubungan dengan

pembentukan persepsi masyarakat

terhadap PJKMM.

3. Informasi Yang Di Terima Bermanfaat Grafik 7 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena informasi yang di terima sebanyak 112 orang (74, 7%). Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mengikuti BPJS setelah dia membuka web BPJS dan mendapatkan biaya pengobatan grtis sampai dengan mengikuti program keluarga berencna (KB).

(18)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta Informasi yang diterima dapat

mempengaruhi seseorang dalam pemilihan jaminan kesehatan, karena dengan informasi dapat meningkatkan pengetahuan. Semakin banyak informasi yang diberikan dengan jelas dan terpercaya akan meningkatkan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nara (2014) mengungkapkan bahwa Jumlah sumber informasi yang di dapatkan oleh ibu bersalin mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas kawangu tahun 2014.

4. Dokter Yang Menangani Bekerjasama Dengan BPJS

Grafik 8 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS sebanyak 108 orang (72%).

Masyarakat Mojosongo ikut serta dalam program JKN Mandiri karena dekatnya fasilitas kesehatan pertama atau dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan pusat kesehatan masyarakat, puskesmas, klinik, dokter yang bekerjasama dengan BPJS. Di Kelurahan Mojosongo terdapat tiga faskes tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS.

5. Biaya Kesehatan Ditanggung Oleh BPJS

Grafik 9 menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar biaya kesehatan di tanggung BPJS sebanyak 114 orang (76%).

Hal sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mengatakan bahwa termotivasi mengikuti BPJS karena biaya

kesehatan ditanggung BPJS, jika dia mendaftar BPJS semua biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.

Menurut KEMENKES RI (2013) semua manfaat pelayanan kesehatan ditanggung oleh BPJS kesehatan yaitu pemanfaatan jaminan kesehatan medis dan non medis juga mencakup manfaat pelayanan promotif, prevent if, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. 6. Tertarik Dengan Fasilitas Yang

Diberikan BPJS

Grafik 10 menunjukkan

responden yang menyatakan setuju motivasi keikut sert aan JKN mandiri karena fasilitas yang di berikan sebanyak 110 orang (76%).

Dalam teori Green kelas perawatan bisa disebut sebagai faktor pemungkin yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana karena dukungan fisik yang

memungkinkan mendukung

kesembuhan pasien. Masyarakat yang menjalankan proses rawat inap di kelas 1, 2, dan 3 akan mendapat pelayanan yang sama. Ketua DJSN (Chazali

Situmorang) mengungkapkan bahwa

harga obat dan jasa dokter untuk kelas 1, 2 dan 3 sama. Yang membedakan hanya manfaat akomodasi dan ruang perawatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Faisah (2011) menunjukan bahwa motivasi memiliki hubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan. 7. Berjaga Jaga

Grafik 11 menunjukkan

responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena untuk berjaga- jaga sebanyak 108 orang (72%).

Masyarakat mengikuti JKN mandiri karena untuk berjaga jaga apabila tiba-tiba sakit atau mengalami kejadian yang datang secara tiba-tiba,

(19)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta jadi sudah merasa aman karena biaya

pengobatan ditanggung BPJS.

Kebutuhan rasa aman

mempunyai bentangan yang sangat luas, mulai dari rasa aman dari ancaman dikeluarkan dari pekerjaan. Kebutuhan akan keaman ini bukan saja keamanan fisik, tetapi juga keamanan secara psikologi. Seseorang

memerlukan jaminan atau

perlindungan kesehatan dengan asuransi, dan jaminan kesejahteraan apabila ia sudah pensiun atau mengalami putus kerja (Notoadmodjo, 2010).

8. Perlindungan Di Hari Tua

Grafik 12 menunjukkan

responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri

karena untuk mendapatkan

perlindungan di hari tua sebanyak 120 orang (80%).

Dengan membayar iuran setiap bulan berarti sampai tua nanti akan mendapatkan perlindungan kesehatan, dengan prinsip keikutsertaan yang bersifat wajib secara otomatis peserta juga akan dijamin kesehatan sampai dengan mereka meninggal. Hal tersebut sesuai dengan program jaminan yang dipeberlakukan di Indonesia yaitu jaminan dihari tua. 9. Tidak Terbebani Dengan Biaya Yang

dikeluarkan

Grafik 13 menunjukkan

responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena merasa tidak terbebani dengan biaya yang harus di bayarkan sebanyak 121 orang (80, 7%).

Iuran yang dibayarkan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda. Fasilitas dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas 1 dengan iuran Rp. 59,500, kelas 2 dengan iuran 42,500, kelas 3 dengan iuran 25,500. Perbedaan setiap kelasnya terletak pada biaya akomodasi dan ruang perawatan. Hal tersebut sesuai dengan wawancara

degan responden bahwa dengan iuran 59,500 sudah dapat mendapatkan ruang perawatan kelas 1, biaya murah dan tidak membebani.

10. Permudah Proses

Pembayaran Grafik 14

menunjukkan responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena mendapat kemudahan pada proses pembayaran sebanyak 118 (78,7%). Dengan mengikuti BPJS harapan responden dipermudah dalam proses pembayaran di rumah sakit dan untuk pembayaran iuran setiap bulan proses pembayaran mudah yaitu melalui bank. 11. Sadar akan Pentingnya Kesehatan

Grafik 15 menunjukkan

responden yang menyatakan setuju motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena sadar akan pentingnya kesehatan sebanyak 120 orang (80%). Masyarakat untuk ikut serta dalam JKN Mandiri karena masyarakat Mojosongo memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga mereka memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam program JKN Mandiri yang diselenggarakan oleh BPJS.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah (immediate impact) dari pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat (Notoadmodjo, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pancaningrum dkk (2004), mengungkapkan bahwa tingginya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang pencegahan DBD dapat semakin tinggi pula kesadaran untuk berperan serta dalam mencegah DBD. 12. Kualitas Pelayanan Kurang Baik

Grafik 16 menunjukkan

responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena kualitas pelayanan

(20)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta yang baik sebanyak 121 orang

(80,7%).

Proses pelayanan dikantor BPJS baik mulai dari pendaftaran sampai dengan mendapatkan kartu JKN. Pelayanan di Rumah Sakit Juga baik, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yang mendapat kemudahan pendaftran dan pelayanan di Rumah Sakit.

Kualitas pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien. Hal itu sejalan dengann penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2009) bahwa Hasil analisa menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan rawat inap dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal Mawar 1 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

13. Agar Kesehatan Tidak Terjamin

Grafik 17 menunjukkan

responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena agar kesehatan mereka tidak terjamin sebanyak 129 (86%). Dengan adanya BPJS seseorang akan merasa terjamin dengan kesehatan mereka, walaupun setiap bulannya harus mengeluarkan iuran. Hal itu sesuai dengan wawancara dengan responden yang mengatakan bahwa mereka merasa terjamin dengan adanya program BPJS karena apabila mereka sewaktu waktu sakit dan membutuhkan biaya banyak mereka tidak perlu kawatir.

14. Tidak Ada Dorongan Dari Keluarga

Grafik 18 menunjukkan

responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena tidak ada dorongan dari keluarga sebanyak 134 orang (89, 3%). Hal itu sesuai dengan hasil wawancara bahwa beberapa responden di daftarkan oleh anaknya, sehingga dapat di ketahui bahwa keluarga sangat mendorong untuk mengikuti JKN Mandiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Nara (2014) bahwa Dukungan keluarga ibu bersalin mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu tahun 2014.

15. Uang Yang Di Keluarkan Sia Sia

Grafik 19 menunjukkan

responden yang menyatakan tidak setuju dengan motivasi keikutsertaan JKN mandiri karena uang yang dikeluarkan akan sia- sia sebanyak 131 orang (87, 3%).

Responden merasa tidak sia sia mengeluarkan iuran setiap bulannya karena walaupun mereka tidak menggunakan iuran tersebut, karena uang iuran yang tidak digunakan akan masuk ke dalam subsidi peserta JKN non mandiri atau yang di bayarkan oleh Pemerintah.

Hasil studi yang dilakukan

Hasbullah Thabrany (2013)

memperlihatkan kondisi bahwa lebih dari 70% pendanaan kesehatan berasal dari rumah tangga (out of pocket). Hal ini terlihat sejumlah 76, 8% responden

bersedia untuk membayar iuran

jaminan kesehatan

F. Gambaran Personal Reference Peserta JKN Mandiri.

1. Keinginan Mendaftar

Berdasarkan grafik 20 diketahui bahwa responden menjadi anggota JKN mandiri mayoritas berasal dari keinginan sendiri yaitu sebanyak 102 orang (68%) dan berasal dari ajakan orang lain yaitu sebanyak 48 orang (32%).

Mendaftar karena keinginan sendiri dikarenakan tingginya kesadaran masyrakat akan jaminan kesehatan bagi mereka. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Mendaftar karena ajakan orang lain karena suatu accident atau mengalami

(21)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta sakit sehingga membutuhkan biaya

yang besar. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan respondeng yang mengatakan mengikuti BPJS karena mengalami kecelakan dan oleh dokter yang menangani disarankan untuk mengikuti BPJS karena biaya yang di keluarkan sangat besar, sehingga apabila mengikuti BPJS biaya ditanggung oleh BPJS.

2. Ajakan Mendaftar

Berdasarkan grafik 21 diketahui responden paling banyak menjadi anggota JKN mandiri berasal dari ajakan keluarga yaitu sebanyak 53 orang, (35, 3%), dan paling sediki berasal dari tidak ada ajakan dari orang lain atau inisiatif sendiri yaitu sebanyak 5 orang (3, 3%).

Keluarga merupakan lingkungan terdekat seseorang, dimana sebagian besar pasien tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang dapat memberi pengaruh, mendorong atau menghalangi pemanfaatan jaminan kesehatan. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khairunrahmi (2009) yang mengatakan bahwa adanya dukungan orang lain seperti keluarga dan teman menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencari pelayanan kesehatan.

3. Sumber Informasi

Berdasarkan grafik 22 diketahui bahwa responden mendapatkan sumber informasi dari keluarga yaitu sebanyak 41 orang (27,3%), dokter 29 orang (19,3%),sosialisi 18 orang (12,0%) dan paling sedikit mendapat sumber informasi berasal dari dari koran yaitu sebanyak 2 orang (1,3%). Masyarakat mojosongo mendapat sumber informasi JKN Mandiri paling tinggi adalah dari kuluarga. Keluarga merupakan kelompok yang terdekat denga konsumen. Dimana keluarga mempunyai intensitas bertemu yang

lebih tinggi daripada yang lain sehingga untuk melakukan diskusi mengenai pemilihan jaminan kesehatan responden memiliki kesempatan yang lebih banyak. Mengingat dalam proses pemutusan pembelian seseorang membutuhkan informasi mengenai produk dan jasa yang diperlukan.

Informasi yang didapatkan dari keluarga akan membuat kita lebih cepat percaya dan terpengaruh untuk ikut serta dalam program yang dijelaskan oleh anggota keluarga. Peran keluaraga sebagai influencers yaitu sebagai pihak yang memberikan informaasi kepada anggota keluarga lainnya tentang barang dan jasa yang dengan demikian mempengaruhi berbagai keputusan konsumsi yang berkaitan yaitu pihak yang mempunyai kekuatan untuk memutuskan jadi membeli barang atau jasa atau tidak (Limakrisna, 2007).

PENUTUP A. SIMPULAN

1. Karakteristik peserta JKN Mandiri di Kelurahan Mojosongo sebagian besar adalah laki-laki (72%) dan rata-rata berumur 47 tahun.

2. Responden paling banyak beralamat di Sibela karena dekat dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama. 3. Motivasi masyarakat di Kelurahan

Mojosongo dalam keikutsertaan JKN mandiri dikatakan tinggi.

4. Motivasi masyarakat dalam keikutsertaan JKN mandiri berdasarkan jawaban responden karena kemudahan mendaftar, sosialisasi, informasi yang diterima, dokter yang menangani bekerjasama dengan BPJS, biaya kesehatan ditanggung BPJS, tertarik dengan fasilitas, berjaga-jaga, perlindungan dihari tua, tidak terbebani dengan biaya yang dikeluarkan, dipermudah proses pembayaran, dan sadar akan pantingnya kesehatan.

(22)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta 5. Masyarakat mendaftar JKN mandiri

karena keinginan sendiri sebanyak 62%, dan karena ajakan orang lain (personal reference) sebanyak 32 %. Personal reference paling tinggi dari keluarga sebanyak 35, 3%.

B. SARAN

1. Bagi BPJS sebaiknya meningkatkan cakupan kepesertaan JKN mandiri bukan hanya di Surakarta namun juga di daerah lainnya,

2. Bagi BPJS sebaiknya meningkatkan sosialisasi sehingga masyarakat yang mengikuti BPJS bukan hanya karena ikut ikutan namun memang pengetahuan mereka tentang BPJS tinggi.

3. Bagi peneliti lain melakukan penenlitian hubungan motivasi dan

personal Refernce di kelurahan

Mojosongo atau melakukan

penelitian dengan menggambarkan motivasi dan personal Reference di Kelurahan lainnya di Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dikes. 2014. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Oleh BPJS Kesehatan Bulan Januari 2014. Semarang: Dinas Provinsi Jawa Tengah.

Djali. 2008. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Faisal. 2011. Faktor Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepuasan

Pembeli Kelas Perawatan Di Rumah Sakit Umum Haji Makasar Tahun

2010. [Skripsi]. Makasar: FK

Universitas Hasanudin.

Hermawan dkk. Analisis Faktor Faktor

Yang Berhubungan Dengan

Masyarakat Berobat Di Puskesmas

Kecamatan Buayan. [Skripsi].

Kebumen: Stikes Muhamadyah Kebumen.

KEMENKES RI. 2012. Modul Pelatihan Jaminan Kesehatan bagi Petugas Puskesma: Jakarta.

KEMENKES RI. 2013. Buku Saku FAQ BPJS Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Khairurahmi. 2009. Pengaruh Faktor Prediosisi, Dukungan Keluarga dan

Level Penyakit Orang Dengan

HIV/aids Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan. [Tesis Ilmiah]. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Kumalasari, A. 2009. Hubungan Kualitas

Pelayanan Rawat Inap Dengan

Kepuasan Pasien Di Bangsal Mawar 1 RSUD DR. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Leli, dkk. 2012. Evaluasi Metode Untuk Mendeteksi

Mycrobacteriumtubercolosis Pada Sputum Di Beberapa Unit Pelayanan Kesehatan Di Jakarta-Indonesia Jurnal Tubercholosis Indonesia. Vol. 8-Maret 2012.

Limakrisna. 2007. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemsaran. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Murti, B. 2007. Dasar Dasar Asuransi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. Nara, A. 2014. Hubungan Pengetahuan,

Sikap, Askes Pelayanan Kesehatan,

Jumlah Sumber Informasi Dan

Dukungan Keluarga Dengan

Dukungan Keluarga Dengan

(23)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta Pemanfaatan Bersalin Yang Memadai

Oleh Ibu Bersalin Di Puskesmas Kewangu Kabupaten Sumba Timur. [Tesis]. Denpasar: Universitas Undayana.

Nitisusastro, M. 2013. Asuransi Dan Usaha Perasuransi Di Indonesia.Bandung: Alfabeta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S .2005. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta: Rineka Cipta.

Noviansyah dkk. 2006. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 22(3): 115-123

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis,

dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Nurul, R. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Tubercolosis Di Kecamatan Semarang

Utara. Jurnal Kesehatan. Vol 1 Tahun 2012. Hal 435-445.

Oentoro, D. 2010. Manajemen Pemasaran

Modern. Yogyakarta: Laks Bang

PRESSindo.

Pancaningrum, dkk. 2004. Gambaran

Tingkat Pengetahuan Keluarga

Mengenai Pencegahan DBD Di RW 09 Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji Kota Depok Tahun 2004. [Skripsi Ilmiah]. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

Peraturan Presiden No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29).

PT. ASKES. 2013. Pedoman Tatalaksana

Adminitrasi Kepesertaan Peserta

Bukan Penerima Bantuan Iuran

Jaminan Kesehatan (Bukan PBI JKN). Jakarta: Grup Kepesertaan.

Retnaningsih, E. 2013. Akses Layanan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Siagian, S. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya.. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2008. Metode Penelitian

Kualitatif Kuantitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Thabrany, H. 2013. Seminar Nasional dengan Tema Tantangan dan Harapan Jaminan Kesehatan Nasional (UU SJSN dan UU BPJS). Bengkulu: Fikes Universitas Muhamadiyah Bengkulu.

(24)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Surakarta Umi, N. 2007. Riset Manajemen Sumber

Daya Manusia Aplikasi Contoh &

Perhit ungannya. Jakart a: Agung

M edia.

Wirata I. 2011. Hubungan Kelompok Referensi, aksessibilitas Dan Kelengkapan Fasilitas Terhadap Permintaan Pelayanan Preventif Kesehatan Gigi DI Puskesmas Kota Denpasar. [Tesis Ilmiah]. Denpasar: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Udayana.

Gambar

Grafik 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Umur Responden Alamat
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Motivasi Karena Kemudahan Mendaftar
Grafik 8. Motivasi karena Dokter Yang Menangani Bergabung dengan BPJS
+6

Referensi

Dokumen terkait

78 Marwan Koswara Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban pada Kelurahan Grogol Kecamatan Limo 79 Nalih Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban

●参 考 文 献 European Audiovisual Observatory(2015)The development of the European market for on-demand audiovisual services, European Audiovisual

Dalam Pekerjaan pengawasan Pekerjaan Fisik Penguatan Tebing Sungai Tinombo Desa Dusunan Kab. Parigi Moutong, evaluasi kondisi lokasi pekerjaan merupakan langkah

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa perilaku vulva hygiene p ada remaja di Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Yogyakarta, responden memiliki perilaku vulva

Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di luar

Perubahan Perjanjian Kinerja pada tahun 2019, dimana dalam Perubahan Perjanjian Kinerja tersebut terdapat satu program kerja yaitu Program peningkatan pelayanan dan pemberdayaan

Pada tahap pengolahan informasi, siswa campers melakukannya dengan menentukan sifat eksponen dan rencana yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Rencana yang

Hal ini kemudian dimodelkan dengan menggunakan teori analisis kompartemen dan kinetika biokimia yang mempertim- bangkan waktu transkripsi dan translasi sebagai faktor delay