• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

OKY PALASARI SUSANTO B200110241

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Disusun oleh:

OKY PALASARI SUSANTO B200110241

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unviversitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Auditor switching is a changes of auditor performed by the client company. The purposes of this research are to analyze the influence of audit opinion, management changes, KAP size, client size, and financial distress on the auditor switching manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study focused on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. Sampling was purposive sampling method that produced 75 companies sample. Data analysis technique used is logistic regression analysis. The results of the study showed that audit opinion affect to the auditor switching. Management changes, KAP size, client size, and financial distress has no affect to the auditor switching.

Keywords: auditor switching, audit opinion, management changes, KAP size, client size, and financial distress.

ABSTRAK

(4)

ukuran perusahaan dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Kata kunci: auditor switching, opini audit, pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan dan financial distress.

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan karena kinerja manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan tidak akan serta merta dipercayai oleh pihak eksternal. Karena alasan tersebut, maka perlu adanya pengawasan yang dilakukan oleh auditor berupa pemeriksaan laporan keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan (Singgih dan Bawono, 2010 dalam Juliantari dan Rasmini, 2013). Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Banyaknya KAP yang ada saat ini membuat perusahaan mempunyai pilihan untuk tetap menggunakan KAP yang sama atau melakukan pergantian KAP (auditor switch) (Divianto, 2011).

Auditor switching dapat terjadi secara voluntary (sukarela) atau secara

mandatory (wajib). Kewajiban rotasi auditor di Indonesia diatur oleh pemerintah Indonesia dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 mengenai “Jasa Akuntan Publik” (Nasser, et al., 2006 dalam Juliantari dan Rasmini, 2013). Apabila pergantian auditor tersebut dilakukan oleh perusahaan (secara voluntary), maka hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa perusahaan melakukan pergantian auditor secara sukarela dan bertentangan dengan peraturan rotasi audit yang telah ditentukan oleh pemerintah Indonesia. Fakta mengenai alasan pergantian auditor tidak pernah diungkapkan pada laporan keuangan (Fitriani dan Zulaikha, 2014).

LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan

(5)

sebagai agent, dimana manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Astrini dan Muid, 2013).

Masalah yang kemudian muncul dalam hubungan agensi adalah adanya asimetri informasi, dimana agen lebih banyak memiliki informasi daripada prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Dwiyanti dan Sabeni, 2014). Prinsipal mengalami kesulitan untuk memastikan apakah agen bertindak untuk memaksimalkan keuntungan dan kesejahteraan prinsipal, maka dari itu prinsipal membutuhkan auditor untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan (Juliantari dan Rasmini, 2013).

2. Auditor Switching

Auditor switching merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor klien maupun faktor auditor. Klien dapat mengganti auditornya walau tidak diwajibkan oleh peraturan, dan yang terjadi adalah auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Pemerintah Indonesia telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” (Divianto, 2011).

3. Opini Audit

Opini audit adalah pernyataan atau pendapat yang diberikan oleh auditor dan pernyataan atau pendapat diberikan agar perusahaan mengetahui tentang kewajaran laporan keuangannya (Putra, 2014).

(6)

4. Pergantian Manajemen

Damayanti dan Sudarma (2008), dalam Juliantari dan Rasmini (2013) menyatakan bahwa pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau direksi berhenti karena kemauan sendiri. Perubahan kebijakan suatu perusahaan mungkin akan terjadi, karena adanya manajemen yang baru yang dalam penelitian ini difokuskan pada CEO.

Wibowo (2012), dalam Dwiyanti dan Sabeni (2014) menyatakan bahwa masuknya orang baru, CEO atau manajer, dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu diubah. Dengan adanya pergantian pada manajemen, kemungkinan akan terjadi perubahan akibat penerbitan kebijakan-kebijakan yang baru, salah satunya pergantian auditor (auditor switching).

5. Ukuran KAP

Perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. KAP yang berafiliasi dengan pihak asing biasanya memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, sehingga mereka akan selalu berusaha mempertahankan independensi (Divianto, 2011).

Dalam riset ini KAP yang memiliki reputasi diproksikan dengan The Big 4.

Memilih Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama baik diharapkan nantinya dapat menciptakan ketertarikan bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi. Maka perusahaan yang sudah menggunakan KAP The Big 4, mereka cenderung enggan untuk berganti KAP. The Big 4 adalah auditor bereputasi dan mempunyai keahlian yang lebih baik daripada auditor selain The Big 4 (Pawitri dan Yadnyanya, 2015). Adapun auditor yang termasuk dalam kelompok The Big 4 yaitu (berdasarkan alphabet) (Wijayanti 2010):

1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans

Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan.

(7)

3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.

4. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan (Juliantari dan Rasmini, 2013). Nazri et al. (2012), dalam Fitriani dan Zulaikha (2014) berpendapat bahwa ketika perusahaan telah meningkatkan ukuran akan menyebabkan meningkatnya kesulitan bagi pemilik dalam memantau tindakan manajer sebagai prinsipal dan agen menjadi lebih jauh. Konsekuensinya, tingkat biaya agensi juga akan meningkat dan perusahaan mungkin membutuhkan auditor yang baru (kualitas yang lebih tinggi) untuk menyediakan pemantauan yang lebih baik.

7. Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi di mana perusahaan mengalami kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan dalam keuangan sehingga dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan (Whitaker, 1999) dalam (Dwiyanti dan Sabeni, 2014). KAP Schwartz dan Soo (1995) dalam Astrini dan Muid (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP

METODE PENELITIAN Jenis Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur tahun 2010-2014 yang diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id.

Populasi dan Sampel

(8)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen secara lengkap selama periode tahun 2010-2014.

2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan informasi yang lengkap berupa informasi nama Kantor Akuntan Publik (KAP), nama CEO, totaset, total hutang, total ekuitas dan opini audit.

3. Perusahaan manufaktur yang melakukan auditor switching minimal dua kali.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching. Auditor switching merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Variabel auditor switching menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien berganti KAP, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak berganti KAP, maka diberikan nilai 0 (Wijayani, 2011).

Variabel Independen Opini Audit

Opini audit adalah pernyataan atau pendapat yang diberikan oleh auditor dan pernyataan atau pendapat diberikan agar perusahaan mengetahui tentang kewajaran laporan keuangannya (Putra, 2014). Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2007 dalam Wijayanti, 2010).

Pergantian Manajemen

(9)

direksi atau CEO dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi atau CEO dalam perusahaan, maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008 dalam Wijayani, 2011).

Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0 (Nasser et al., 2006 dalam Wijayanti, 2010).

Ukuran Perusahaan

Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan (Nasser et al., 2006 dalam Wijayanti, 2010). Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini variabel financial distress diproksikan dengan rasio DER (Debt to Equity Ratio). Rasio DER dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total ekuitas.

Adapun cara menghitungnya adalah DER (Debt to Equity Ratio) = (Total Hutang / Total Ekuitas). Tingkat rasio DER yang aman adalah 100%. Rasio DER di atas 100% merupakan salah satu indikator memburuknya kinerja keuangan sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress

(10)

METODE ANALISIS DATA

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression).

AS = α + β1OA+ β2PM+ β3UK+ β4UP+ β5F+ε Keterangan:

AS = auditor switching

α = konstanta β = koefisien regresi OA = opini audit

PM = pergantian manajemen UK = ukuran KAP

UP = ukuran perusahaan

F = financial distress

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

auditor switching (AS) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,4800 dan standar deviasi sebesar 0,50296. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit (OA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,6533 dan standar deviasi sebesar 0,47911. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (PM) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,1333 dan standar deviasi sebesar 0,34222.

(11)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,4933 dan standar deviasi sebesar 0,50332.

2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Asumsi normal distribution

tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a. Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit)

Nilai -2LL awal adalah sebesar 103,852. Setelah dimasukkan kelima variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 97,272. Penurunan Likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,112 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 11,2%, sedangkan sisanya sebesar 88,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian.

c. Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian menujukkan nilai Chi-square sebesar 5,184 dengan signifikansi (p) 0,673. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

d. Matriks Klasifikasi

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 72,2%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 26 perusahaan (72,2%), yang diprediksi akan melakukan

(12)

Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan auditor switching

adalah sebesar 56,4%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 22 perusahaan (56,4%) yang diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 39 perusahaan yang tidak melakukan auditor switching.

e. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B Signifikan Keterangan

OA 1,084 ,040 H1 Diterima

PM -,854 ,262 H2 Ditolak

UK ,247 ,665 H3 Ditolak

UP -,065 ,727 H4 Ditolak

F -,176 ,717 H5 Ditolak

Constant 1,138 ,828

Sumber: output spss

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:

AS = 1,138+1,084OA-0,854PM+0,247UK-0,065UP-0,176F+ε INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching (AS)

Variabel opini audit dengan signifikansi (p) sebesar 0,040 < 0,05. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching. Perusahaan yang mendapatkan opini Wajar Tanpa

Pengecualian cenderung untuk tidak mengganti auditornya. Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini yang baik atas laporan keuangannya yaitu opini wajar tanpa pengecualian untuk menarik investor. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkan oleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Perusahaan dengan laporan keuangan yang mendapatkan opini yang baik dari auditor akan lebih mendapatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi (Putra, 2014).

Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching (AS)

(13)

tidak cocok dengan CEO yang memimpin pengelolaan perusahaan, maka CEO berusaha untuk mengganti KAP dengan KAP yang baru yang dinilai sesuai dengan kondisi perusahaan. Namun demikian pergantian KAP terkadang juga memerlukan adanya persetujuan dalam rapat umum pemegang saham, sehingga keinginan menajemen baru terkadang tidak terpenuhi (Astrini dan Muid, 2013). Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching (AS)

Variabel ukuran KAP dengan signifikansi (p) sebesar 0,665 > 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ukuran KAP dengan proksi afiliasi dengan The Big Four tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP karena beberapa perusahaan sampel yang diteliti telah menggunakan KAP yang bereputasi, ketika melakukan pergantian KAP masih tetap menggunakan KAP yang bereputasi (berafiliasi dengan The Big Four). Demikian juga perusahaan sampel yang sebelumnya menggunakan KAP yang tidak bereputasi (non Big Four), ketika melakukan pergantian KAP masih menggunakan KAP dalam kelas yang sama (Satriantini, et al. 2014).

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching (AS)

Variabel ukuran perusahaan dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,727 > 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Perusahaan yang besar dan memiliki operasi yang lebih kompleks, memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost yang disebabkan oleh pengangkatan auditor baru, sehingga perusahaan akan mempertahankan auditornya. Ukuran klien yang kecil atau klien yang memiliki total aset yang kecil, cenderung menggunakan KAP yang kecil pula, sedangkan klien yang besar atau klien yang memiliki total aset yang besar akan menggunakan KAP yang besar atau KAP Big-4 (Pratitis, 2012).

Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching (AS)

(14)

tidak stabil. Sehingga, perusahaan akan memilih untuk mengurangi biaya dengan menyimpan fee audit untuk auditor baru (Pratitis, 2012).

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

2. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

3. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 5. Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:

1. Pemilihan objek penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh opini audit, pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan financial distress, sedangkan masih banyak variabel lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Periode penelitian hanya terbatas 5 tahun (2010-2014). Sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan fenomena yang sesungguhnya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Penelitian mendatang hendaknya menambahkan semua jenis perusahaan, sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili semua karakteristik dalam populasi, sehingga tingkat generalisasinya lebih baik dan dapat ditetapkan pada seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

(15)

3. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari lima tahun karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan klasifikasi berdasarkan

audit tenure.

DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, Ekka. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching. Accounting Analysis Journal AAJ 2 (2) (2013).

Arinta, Khasaras Dara & Santosa Adiwibowo. 2013. Analisis Faktor – Faktor yang Mendorong Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia Tahun 2007 – 2012. Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1-11.

Astrini, Novia Retno dan Dul Muid. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara

Voluntary.Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-11.

Astuti, Ni Luh Putu Paramita & I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern, Financial Distress dan Ukuran Perusahaan pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 663-676.

Divianto. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius) vol. 1 no. 2 Mei 2011. Dwiyanti, R. Meike Erika dan Arifin Sabeni. 2014. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary. Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1.

Firyana, Rachma Aulia & Aditya Septiani. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggantian Kantor Akuntan Publik Secara Voluntary

(Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI).

Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014,

Halaman 1.

(16)

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Juliantari, Ni Wayan Ari dan Ni Ketut Rasmini. 2013. Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 (2013): 231-246.

Nikmah, Latifatun dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2012).

Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014,

Halaman 1-14.

Pawitri, Ni Made Puspa dan Ketut Yadnyanya. 2015. Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor Switching. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015) : 214-228.

Pratini, I. G. A. Asti & I. B. Putra Astika. 2013. Fenomena Pergantian Auditor di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 (2013): 470-482.

Pratitis, Yanwar Titi. 2012. Auditor Switching: Analisis Berdasar Ukuran KAP, Ukuran Klien dan Financial Distress. Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012).

Putra, I Wayan Deva Widia. 2014. Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014): 308-323.

Sarasintya, Ida Ayu Agung & Ni Ketut Lely Aryani M. 2014. Pengaruh Karakteristik Auditee pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014): 557.

Satriantini, Putu Diah, Ni Kadek Sinarwati, & Lucy Sri Musmini. 2014. Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014).

Setiawan, I Made Agus & Ni Ketut Lely Aryani M. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Auditor Opinion, Financial Distress, Size Terhadap

(17)

Suarjana, I Wayan & Ni Luh Sari Widhiyani. 2015. Faktor Klien yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015): 78-90. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulistiarini, Endina & Sudarno. 2012. Analisis Faktor-Faktor Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010). Diponegoro Journal Of Accounting

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-12.

Susan & Estralita Trisnawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi SI (Volume: 2 No:1 Tahun 2014). Wijayani, Evy Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Skripsi Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro:Semarang. Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis data untuk skor postes dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas yang

Metode in vitro menawarkan beberapa keuntungan antara lain: (1) dapat digunakan sebagai tahap atau langkah awal dalam mengembangkan suatu obat ; (2) hanya dibutuhkan sedikit

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun sambiloto ( Andrographis paniculata) terhadap persentase diferensial leukosit mencit ( Mus

Theoretically, this research can enrich the study on semiotics especially on the terms of warning icons used on foods and beverages cartons.... Organizations of

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajran Mind Ma pping dapat meningkatkan penerapan konsep

THE ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AND IMPLEMENTATION ON COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) METHOD:1. A CASE STUDY AT SMA

The objectives of this research are to describe (1) physical characteristic of school library at SDSN Batursari 6 Mranggen Demak, (2) service characteristic of

Tabel 2.5 Kalsifikasi Berat-Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL...35 Tabel 4.1 Data Ukuran Aktual Mesin Gergaji Potong ...45 Tabel 4.2 Data Ukuran Aktual Mesin Dimensi Meja Kerja.