• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L) DI AGROWISATA SOROPADAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L) DI AGROWISATA SOROPADAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH

(Capsicum annum L)

DI AGROWISATA SOROPADAN

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan

Arsitektur Pertamanan

Disusun Oleh :

LUSIANA

H 3308027

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul :

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH

(Capsicum annum L)

DI AGROWISATA SOROPADAN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Lusiana

H 3308027

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ... Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji Penguji I

Ir. Panut Sahari, MS. NIP.194601021979031002

Penguji II

Ir. Wartoyo, SP. MS. NIP.195209151979031003

Surakarta, Juli 2011 Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan,

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Dosen Pembimbing.

4. Bapak dan Ibu Pegawai dan Pekerja Harian Lepas Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan.

5. Teman-teman Dewan Mahasiswa, Biro Asistensi Agama Islam dan Gemma 2008 yang telah mendukung dan memberikan semangat

6. Teman-teman satu angkatan DIII Agribisnis minat Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan 2008 yang telah membersamai dan memberikan dukungan

7. Ayah, Ibu serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Juli 2011

(4)

commit to user

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

1. Tujuan Umum ... 2

2. Tujuan Khusus ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

III.TATALAKSANA PELAKSANAAN ... 19

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ... 19

1. Tempat Pelaksanaan Magang ... 19

2. Waktu Pelaksanaan Magang ... 19

B. Cara Pelaksanaan ... 19

1. Metode Dasar ... 19

2. Metode Pengumpulan Data ... 19

3. Metode Analisis Data ... 19

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Sejarah Singkat Berdirinya KP3 Soropadan ... 20

B. Kondisi Umum Lokasi ... 20

C. Visi dan Misi ... 23

D. Struktur Organisasi ... 24

E. Pembahasan ... 26

1. Pengolahan Tanah ... 26

2. Penyemaian Benih ... 29

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

4. Pemeliharaan Tanaman ... 31

5. Panen dan Pasca Panen ... 40

F. Usaha Tani ... 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran... 29

(6)

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi KP3 Soropadan ... 25

Gambar 2. Pemasangan Mulsa ... 28

Gambar 3. Pembuatan Lubang pada Mulsa ... 28

Gambar 4. Mengisi Media Tanam pada Plastik ... 30

Gambar 5. Memasukkan benih pada Media Tanam dalam Plastik ... 30

Gambar 6. Pewiwilan Tunas air ... 33

Gambar 7. Pemupukan secara langsung ... 35

Gambar 8. Pemupukan dengan sistem kocor ... 35

Gambar 9. Pupuk Mikro... 35

Serangan 10. Serangan Ulat Grayak ... 37

Gambar 11. Penyemprotan dengan pestisida ... 38

(8)

ABSTRAK LEPAS

Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman

hortikultura, khususnya cabai merah (Capsicum annum L.). Pelaksanaan magang pada

tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 19 Maret 2011 di Agrowisata Soropadan yang

beralamat di jalan Magelang-Semarang Km.13 Pringsurat, Temanggung.

Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang,

Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Sedangkan

pengambilan lokasi praktek magang adalah disesuaikan dengan kajian yakni budidaya

tanaman cabai merah.

Dalam budidaya tanaman cabai merah harus memperhatikan pengolahan lahan,

pembibitan, transplanting, perawatan sampai dengan pasca panen. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi dalam pengolahan tanah, yaitu jenis tanah, struktur tanah, ketersediaan bahan

organik, musim yang sedang berlangsung, tingkat drainase tanah, jenis alat yang digunakan,

dan keterampilan tenaga kerja. Pembibitan dalam budidaya cabai harus diperhatikan untuk

memudahkan perawatan, mendapatkan bibit tanaman yang sehat, memperoleh keseragaman

tanaman agar produksi yang diharapkan tercapai dan umur panen tanaman sama. Varietas

yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah), Princess, Trophy (Cabai Keriting),

Sonar, Baskara (Cabai Rawit). Penanaman bibit cabai dilakukan setelah berumur 3-4

minggu, atau sudah memunculkan 2-3 helai daun dan akar sudah keluar dari plastis. Setelah

bibit cabai di pindah ke lahan, yang dilakukan selanjutnya adalah perawatan sampai dengan

masa panen yang meliputi pengamatan, penyiraman, penyulaman, pewiwilan, pengajiran,

menali, pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian organism pengganggu tanaman.

Kata Kunci: Nama Latin Cabai Merah.

Keterangan :

1.Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Lusiana H3308027

2.Dosen Pembimbing / Penguji I

3.Penguji II

LUSIANA.1 H 3308027

Ir. Panut Sahari, MP.2 dan Ir. Wartoyo, SP, MS. 3 BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH

(Capsicum annuum L)

(9)

FREE ABSTRACTION

This practice of magang to know the way culture of horticulture crop, specially red

chilli (Capsicum Annum L.). Execution Magang at date of 16 Februari to 19 March 2011 in

Agrowisata Soropadan which have address to street of Magelang-Semarang Km.13

Pringsurat, Temanggung.

Basic method used in practice this magang is Spacious Practice, Observation,

Interview and Data Source (Data of Primary and Data Sekunder). While location intake

practice the magang is adapted for study namely culture of red chilli crop.

In culture of red chilli crop have to pay attention to the farm processing, seed,

transplanting, treatment of up to pasca harvest. There are some factor influencing in land

processing, that is land type, land structure, availibility of organic substance, season which

underway, mount the land drainage, used appliance type, and labour skill. Seed in culture of

chilli have to be paid attention for facilitate the treatment, getting healthy crop seed,

obtaining uniformed of crop to be production expected reached and age harvest the crop of

equal. Varietas used by there is 6 that is Profit, Bless (Red Chilli), Princess, Trophy (Frizzy

Chilli), Sonar, Baskara (Cayenne). Cultivation of chilli Seed conducted by after old age 3-4

week, or have peeped out 2-3 piece of leaf and grow on have gone out from plastic. After

that, chilli seed moving to farm, what conducted hereinafter is treatment of up to a period of

crop covering perception, sprinkler, embroidering, pewiwilan, pengajiran, string,

fertilization, operation gulma, and operation of organism crop intruder.

Keyword: Capsicum Annuum

Explanation :

1. University student of Horticulture Agribusiness and Gardens Architecture of

Sebelas March University names Lusiana H3308027

2. Counselor lecturer/Examiner I

3. Examiner lecturer/examiner II

CULTURE OF RED CHILLI CROP (Capsicum Annuum) IN AGROWISATA SOROPADAN

LUSIANA.1 H 3308027

(10)

commit to user

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai hari ini, cabai masih termasuk komoditas primadona hortikultura. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, permintaan dipasaran sangat tinggi karena pasokan yang terbatas. Jadi, tak heran kalau kenaikan harga

cabai sering menjadi rumor hangat dikalangan masyarakat. Pasalnya, si pedas ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidangan masakan nusantara

Siklus kebutuhan cabai di Indonesia meningkat menjelang event

tertentu, seperti memasuki bulan puasa dan lebaran, natal, dan tahun baru.pada saat-saat tersebut, permintaan cabai yang tinggi diiringi dengan harga yang melambung. Selain faktor di atas, harga cabai menjadi mahal kerena saat event

tersebut bertepatan dengan musim hujan. Biasanya, petani yang menanam cabai hanya sedikit dan banyak pula yang gagal panen karena serangan hama dan penyakit. Akibatnya, keberadaan cabai dipasaran menjadi langka dan secara otomatis harganya melonjak tajam.

Budidaya cabai memang tergolong beresiko tinggi. Namun, risiko tersebut dibayar seimbang dengan keuntungan yang dijanjikan. Karena itu, strategi dan pengetahuan teknis dan lapangan menjadi hal yang penting untuk dikuasai guna mencapai hasil yang maksimal dengan menekan risiko-risiko tersebut. Sebut saja musim hujan dan pemasaran hasil. Banyak petani enggan bertanam cabai pada musim hujan karena tingkat serangan penyakit cukup tinggi, sehingga sangat berisiko terhadap produktivitas hasil. Sementara itu, pemasaran hasil yang tidak cermat, termasuk jalur penjualan, biasanya menjadi kendala di lapangan yang bermuara pada penurunan kualitas cabai

akibat terlalu lama dalam pengangkutan atau penyimpanan.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

banyak bila dibandingkan dengan ukuran buahnya. Sementara cabai merah bulat berbentuk pendek sampai panjang, berujung tumpul atau bulat, berasa kurang pedas dan cenderung manis, serta berkulit lebih tebal dibanding cabai merah keriting. Baik cabai merah keriting maupun cabai merah bulat saat masih muda berwarna hijau, lalu berubah menjadi cokelat, dan sesudah tua menjadi merah menyala.

Budidaya cabai merah mempunyai prospek yang menjanjikan di pasaran perdagangan sayur. Dalam pembudidayaannya harus menggunakan teknik yang beraturan dan ramah bagi lingkungan. Dengan praktik kerja lapang ini bermaksud untuk belajar bagaimana cara budidaya dan pengelolaan cabai yang benar

Mahasiswa sebagai orang terpelajar diharap mampu memiliki pemikiran-pemikiran baru untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ada serta dapat mengantisipasi permasalahan baru yang akan muncul di kemudian hari di bidang pertanian khususnya sektor tanaman hortikultura, seperti permasalah fluktuasi harga produk hortikultura khususnya cabai merah. Mahasiswa diharapkan memiliki pemikiran baru supaya bisnis cabai merah dapat terus berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta menyelaraskan antara teori yang telah didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan, Mahasiswa Program Diploma III sebagai calon Ahli Madya Pertanian perlu melaksanakan Magang ke suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang sesuai dengan jurusannya. Diharapkan setelah melaksanakan magang tersebut, mahasiswa yang bersangkutan memperoleh pengetahuan baru sehingga dapat mengatasi permasalahan tentang produk hortikultura yang ada dipasar saat ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

(12)

commit to user

b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis. c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan

agribisnis.

d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada tanaman hias anggrek yang dilakukan di Agrowisata Soropadan, Temanggung

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Cabai secara Umum

Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor.

Dengan makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya teknologi obat-obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan lainnya, maka kebutuhan bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Lukmana (1995) di pasaran Internasional setiap tahunnya diperdagangkan sekitar 30.000 sampai 40.000 ton cabai merah.

Cabai merupkan terna tahunan yang tumbuh tegak dengan batang berkayu, banyak cabang, serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar tajuk tanaman hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda sampai hijau gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun mempunyai tulang menyirip. Daun cabai berbentuk bulat telur, lonjong, ataupun oval dengan ujung yang meruncing, tergantung spesies dan varietasnya.

Bunga cabai keluar dari ketiak daun dan berbentuk seperti terompet. Sama halnya dengan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya. Bunga cabai merupakan bunga lengkap yang terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bunga cabai juga berkelamin dua, karena benang sari dan putik terdapat dalam satu tangkai.

Bentuk buah cabai berbeda-beda, dari cabai keriting, cabai besar yang lurus dan bisa mencapai ukuran sebesar ibu jari, cabai rawit yang kecil-keci tapi pedas, cabai paprika yang berbentuk seperti buah apel, dan berbentuk

cabai hias lain yang banyak ragamnya.

(14)

commit to user Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Sypetalae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L.

Tanaman cabai atau lombok termasuk kedalam famili Solanaceae. Tanaman lain yang masih sekerabat dengan cabai, diantaranya kentang

(Solanum tuberosum L.), terung (Solanum melongena L.), leunca (Solanumm

nigrum L.), akokak (Solanum torvum Swartz.), dan tomat (Solanum

lycopersicum) (Anonom, 2008).

B. Jenis - jenis Cabai

1. Cabai Besar

Cabai merah (Capsicum annuum L.var.longum L. Sendt), menghasilkan buah yang bulat panjang, dan runcing ujungnya. Saat masih muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi merah. Daging buah umumnya renyah, kadang-kadang lunak pada jenis tertentu. rasanya manis dan agak pedas (Anonim, 2007).

2. Cabai Kecil

Cabai kecil atau C. frutescens, sering mendapat sebutan sebagai cabai rawit atau lombok jempling. Seperti cabai besar juga, jenis yang satu ini juga tidak hanya satu dua macam saja varietasnya. Ada cabai kecil yang berukuran mini, ada juga yang dikatakan cabai putih alias cengek, atau lombok ceplik (Setiadi, 1992).

3. Cabai Bulat

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Syarat Tumbuh

Menurut Rukmana (1994) pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) +2.000 meter dari atas permukaan laut (dpl) yang mempunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa temperatur yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah antara 24oC – 27oC, dan untuk

pembentukan buah pada kisaran 16oC – 23oC. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1.200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl.

Tjahjadi (1991) mengatakan bahwa tanaman cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur. Iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhannya antara lain:

a. Sinar matahari

Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.

b. Curah Hujan

Walaupun tanaman cabai tumbuh baik dimusim kemarau tetapi juga memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu 800-2.000 mm/tahun.

c. Suhu dan Kelembaban

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 21oC – 28oC, malam hari 13oC-16oC, untuk kelembaban tanaman 80%.

d. Angin

Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin sepoi-sepoi, angin berfungsi menyediakan gan CO2 yang dibutuhkannya.

(16)

commit to user

kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit

layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal (Anonim, 2011).

Suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan cabai merah, dari saat pembibitan sampai saat produktif. Selama periode perkecambahan memerlukan suhu 20-24oC. Di atas nilai itu, proses perkecambahan akan berlangsung lambat. Pada masa pertumbuhan memerlukan suhu 27- 30oC pada siang hari dan 18-25oC pada malam hari. Suhu pada malam kurang dari 15oC dan pada siang hari lebih dari 32oC bisa menghambat proses pembentukan buah.

Curah hujan tinggi atau iklim basah tidak terlalu baik untuk cabai merah karena dapat menyebabkan kerontokan bakal bunga, serta bisa membuat bunga dan buah tumbuh kecil. Selain itu, kelembaban yang tinggi akan merangsang perkembangan jamur yang berpotensi mengundang penyakit. Curah hujan yang cocok adalah sebesar 600-1.250 mm dan tersebar merata di sepanjang masa pertumbuhannya.

Cabai merah membutuhkan iklim kering dengan lama penyinaran 12 jam per hari, terutama pada masa pembungaan dan pembuahan. Untuk itu, sebaiknya cabai merah ditanam pada awal musim kemarau. Namun, untuk mendaptkan keuntungan yang lebih tinggi, karena harga jualnya melonjak,

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Tata Laksana Budidaya

1. Pengolahan Lahan

Pupuk dasar yang ditebarkan di permukaan bedengan adalah pupuk organic dan pupuk anorganik. Diperlukan hingga 30 ton pupuk kandang untuk tanah-tanah yang tidak begitu subur. Pupuk kandang yang biasa digunakan adalah kotoran sapid an ayam. Ingat, pupuk harus sudah matang

sebelum ditebarkan diatas bedengan. Pupuk yang sudah matang ditandai dengan bentuknya yang remah, kering, dan tidak berbau. Pupuk kandang ditebarkan merata di permukaan bedengan dengan takaran kira-kira empat kilogram untuk setiap satu meter panjang bedengan (Anonimb, 2008).

Dalam bertanam cabai secara intensif, baik cabai keriting, cabai besar, hibrida, maupun varietas open pollinated, pemakaian mulsa untuk bedengan bias membantu meningkatkan produksi cabai. Ada beberapa jenis mulsa yang bias digunakan, seperti mulsa jerami dan mulsa plastic.

Mulsa plastik hitam perak (MPHP) yang sangat efektif dipakai, terutama untuk bertanam cabai secara intensif. Fungsi utama MPHP adalah menekan pertumbuhan hama dan gulma. Warna perak di permukaan atas mulsa plastic mampu memantulkan sinar ultra violet yang bias menusir hama, terutama yang banyak bersarang dibagian bawah daun cabai, seperti thrips, tungau, dan virus sekunder. Sementara itu, warna hitam dipermukaan bawah mampu menutup rapat bedengan dan memberikan kesan gelap, sehingga gulma tidak bias tumbuh karena tidak memperoleh sinar matahari. Namun, gulma dari jenis rumput teki dan pisang-pisangan mampu menembus mulsa tersebut.

Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 –

(18)

commit to user

untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam.

Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag. Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang

berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .

2. Persemaian

Menurut Tjahjadi (1991) keberhasilan produksi cabai merah sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang dapat dicerminkan oleh tingginya, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi iklim. Biji benih lebih baik membeli dari distributor atau kios yang sudah dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kemurnian dan daya kecambahnya.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyemai benih cabai adalah menyiapkan media tanam, yakni berupa campuran dua ember tanah subur dan satu ember pupuk kandang. Tanah dan pupuk kandang ini harus diayak terlebih dahulu. Sementara itu, pupuk buatan yang digunakan yaitu 100 gram NPK. Sebagai pencegah terhadap serangan hama, tambahkan insektisida bubuk atau butiran dengan dosis 70 gram. Bahan-bahan tersebut dicampur satu sama lain hingga rata. Isi media tanam tersebut ke dalam polybag berukuran 12 x 8 cm. Pastikan plastic tempat menanam benih sudah dilubangi untuk meneruskan kelebihan air siraman. Letakkan polybag di bedengan tersendiri. Beri penahan tepian bedengan dengan kayu atau batu bata (Anonim, 2008).

3. Penanaman (Transplanting)

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Pemeliharaan

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak, atau kurang baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan setelah seminggu penanaman tetapi jangan terpaku pada aturan tersebut. Jika sebelum satu minggu ada tanaman yang mati maka

penyulaman perlu dilakukan secara cepat. Bibit pengganti dipilih yang baik pertumbuhannya agar dapat mrngejar tanaman terlebih dahulu yang berhasil tumbuh (Cahyono, 2003)

b. Pengajiran

Pemasangan ajir diberikan pada saat tanaman bertambah tinggi. Cabang yang membanyak akan membebani batang tanaman sehingga batang tak kuat lagi menyangga apalagi bila tanaman (Nazarudin, 1998).

c. Pemupukan

Pupuk yang sukar larut atau pupuk yang bekerjanya lambat seperti pupuk yang mengandung P, umumnya diberikan sebelum tanam dan pupuk yang bekerjanya cepat dan mudah larut, seperti pupuk yang mengandung N, sebaiknya diberikan setelah tanaman tumbuh aktif. Adapun dosis pupuk yang digunakan adalah Urea 150 kg/ha + ZA 50kg/ha + SP36 150kg/ha + KCI 200 kg/ha. Pupuk dasar diberikan pada saat 2 - 3 hari sebelum tanam dengan semua dosis pupuk SP36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 10 hari setelah tanam dengan sepertiga dosis masing-masing pupuk Urea, ZA dan KCI. Pemupukan susulan kedua dan ketiga masing-masing pada 40 dan 70 hari setelah tanam dengan dosis sama dengan pemupukan

(20)

commit to user

d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit. Kehilangan hasil produksi karena serangan penyakit berkisar antara 5 - 30%. Cara yang paling baik untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai yaitu penerapan pengendallan secara terpadu.

1. Hama

a) Ulat Grayak

Ulat grayak menyerang daun dan buah cabai. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama ini adalah rusaknya daun dan buah cabai akibat gigitan ulat grayak. Pengendalian terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati dan kimiawi. Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama (Anonim, 2007).

Cara hayati dengan menyemprotkan cairan berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospine dan Thuricide. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida seperti Atabron 50 EC, Curracon 500 EC, Dharmafur 3G, Fenval 200 EC, Hostathion 40 EC (2 cc/L) atau Orthene 75 SP I g/L (Anonim, 2009).

b) Ulat tanah

Hama ini menyerang bagian batang cabai yang masih muda dengan cara memakan sampai batang terpotong. Pengendalian dilakukan dengan cara

a. Sungkup media pesemaian pada malam hari sebaiknya

ditutup untuk menghindari ulat masuk ke pesemaian.

b. Lahan diolah secara sempurna agar larva dan pupa ulat mati.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(Anonim, 2007). c) Ulat buah

Buah merupakan sasaran utama hama ini. Buah yang terserang akan membusuk dan rontok. Agar tidak menular, buah yang telah terserang harus dibuang atau dimusnahkan. Pengendalian dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida,

seperti Agrymicin, Buldok 25 EC, Cucacron 500 EC dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan (Anonim, 2007).

d) Kutu Daun

Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara kultur teknis yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) disekeliling kebun cabai misalnya jagung. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC (0,1 - 0,2 cc/L), Decis 2,5 EC (0,04% atau Orthene 75 SP 0,1%.) (Anonim, 2009).

e) Thrips

Thrips adalah serangan dari ordo Thysanoptera. Hama ini berukuran sangat kecil, panjang 1 – 2 mm, berwarna cokelat kehitaman dan lembut. Thrips yang menyerang cabai merah adalah spesies Thrips parvispinus. Hama jantannya tidak bersayap, sedangkan betinanya memiliki dua pasang halus berjumbai. Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun muda mengeriting, berubah warna menjadi keperakan sebelum akhirnya mongering dan rontok. Pada musim kemarau, populasinya memuncak dan akan menurun bila turun hujan lebat. Pencegahan serangan thrips dilakukan petani dengan cara

(22)

commit to user f) Tungau

Tungau yang sering menyerang cabai merah ada dua jenis yaitu tungau merah (Tetranichus bimaculus) dan tungau kuning (Polyphogotarsonemus latus). Kedua tungau tersebut berukuran sangat kecil kurang dari 1 mm. Bentuknya seperti laba – laba dan warna sesuai namanya. Serangga tungau

ditandai dengan adanya semacam benang halus, seperti sarang laba – laba pada permukaan daun bagian bawah.

Hama ini menyerang daun, pucuk dan tunas muda. Tungau dewasa merusak dengan cara menghisap cairan yang terdapat dalam daun sehingga daun mengalami nekrosis atau luka. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat karena serangan tungau didukung kondisii yang lembab dan suasana gelap (Agus, 2009).

g) Lalat buah

Lalat buah (Bactrocera dorsalis) bukan hanya hama tanaman buah – buahan, tetapi juga bagi cabai merah. Serangan lalat buah pada cabai merah sama seperti serangan pada buah – buah lain. Lalat buah betina menusuk buah cabai merah untuk meletakkan telur – telurnya. Telur tersebut kemudian menetas menjadi larva dan memakan bagian dalam cabai merah.cabai yang terserang akan busuk dan rontok dan dengan beberapa larva di dalamnya.

Pencegahan serangan lalat buah biasanya dilakukan dengan sanitasi lingkungan. Pengendalian dengan pestisida sulit dilakukan karena susah mengenai sasaran sehingga akan

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

25 EC, Curracon 500 EC, Decis, Mospilan 20 SP dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya (Agus, 2009).

2. Penyakit

a) Antraknosa

Antraknosa merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi para petani cabai merah.

Penyakit yang juga dinamakan penyakit kering buah atau patek ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan

Gloesporium piperatum. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.

Gejalanya timbul cendawan berwarna merah muda atau hitam bundar pada buah muda dan buah yang sudah hampir matang. Lama-kelamaan buah menjadi busuk, kering dan akhirnya rontok (Anonim, 2007).

Penyakit ini berkembang pesat pada musim hujan karena saat tersebut udara sangat lembab, tetapi hangat. Antraknosa biasanya muncul pada musim hujan. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, penanaman cabai merah diusahakan tidak di tengah-tengah musim hujan. Untuk pengendalian penyakit antraknosa dapat digunakan fungisida organik (Agus, 2009).

b) Layu Bakteri

Penyebaran penyakit dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit dan residu tanaman. Pengendalian terpadu dilakukan dengan perlakuan benih dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5 - 15 menit (Anonim, 2009).

c) Layu Fusarium

(24)

commit to user

dengan perlakuan benih direndam dalam larutan fungisida Benlate atau Derosal 0,5 - 1,0 g/L selama 5 - 15 menit. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan dolomit pada tanah yang ber pH rendah (Agus, 2009).

d) Bercak Daun

Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan

Cercospora capsici. Adanya penyakit ini ditandai dengan

munculnya bercak – bercak kecil bulat dan sedikit basah pada permukaan daun. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan pinggiran berwarna lebih tua. Bercak ini bisa meluas sampai 0.5 cm. pada serangan parah daun menjadi kuning dan gugur atau langsung gugur tanpa didahului perubahan warna.

Pencegahan penyakit bercak daun dengan jarak tanam diatur jangan terlalu rapat karena tajuk tanaman akan saling berimpit. Pasalnya, penyakit ini dipicu kondisi lembab dan suasana agak gelap (Agus, 2009).

e) Busuk Daun

Busuk daun yang menyerang tanaman cabai merah disebabkan oleh Phytopthora capsici sehingga sering juga disebut busuk phytopthora. Seranggga penyakit ini biasanya mengganas pada musim hujan. Infeksi cendawan ini menyebabkan daun – daun membusuk dan berguguran. Infeksi bermula daari pucuk tanaman lalu meluas ke daun lainnya. Hal ini menyebabkan daun layu, membusuk, dan berguguran. Infeksi pada buah mengakibatkan warna cokelat kebasah – basahan, lalu lepas dari kelopak dan membusuk. Pencegahan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5. Pemanenan

Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari

sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.

Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan (Anonim, 2007).

6. Analisis Usaha Tani

Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah:

a. Biaya tetap

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu.

2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi

volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

b. Biaya variabel

(26)

commit to user

1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar

volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume

kegiatan, jadi biaya semakin konstan. c. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TR = Q x Pq Keterangan :

TR = Total penerimaan (Rp) Q = Jumlah produk

Pq = Harga produk (Rp) d. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005 : 230).

Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

ח = R – C ח = (Q x P) - C e. R/C Ratio

R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih

dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu : R/C Ratio = Total penerimaan

Total biaya produksi f. B/C Ratio

B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total biaya. Rumus B/C Ratio adalah :

B/C Ratio = Keuntungan

(28)

commit to user

19

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Agrowisata Soropadan, Jalan Magelang Semarang Km 13 Pringsurat, Temanggung.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 16 Februari – 19 Maret 2010.

B. Cara Pelaksanaan

Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu:

1. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian terdahulu.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang dapat dipercaya.

3. Metode Analisis Data

Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat berdirinya KP3 Soropadan

Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan berdiri pada tahun 1969 sebagai Dinas Pertanian Rakyat, kemudian beralih fungsi menjadi Kebun Buah – buahan untuk karisidenan Kedu pada tahun 1970.

Berdasarkan rapat dinas pada tahun 1970 berubah fungsi lagi menjadi Pusat Pengembangan Produk Sorghum dan Jagung.

Tahun 1976 dikembangkan menjadi Pusat Pengambangan pertanian Unit Palawija sampai dengan 1978 setelah itu tahun 1979 dikembangkan kembali menjadi Pusat Pengembangan Pertanian Padi dan Palawija sampai dengan tahun 2001. Sejak tahun 2001 berubah menjadi KP3 Soropadan (Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija). Sesuai dengan peraturan daerah Jawa Tengah, KP3 Soropadan selain memprodukasi palawija juga memproduksi beberapa jenis tanaman hias, diantaranya sansiviera, anggrek, euphorbia, dan aglonema.

Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan merupakan lembaga yang bergerak di bidang pertanian khususnya pada pengembangan benih, yang berada di bawah pengawasan Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (B2TPH).

B. Kondisi Umum Lokasi

Kantor KPPA Soropadan terletak di Km 3 dari kota Secang ke arah Semarang atau 13 Km dari kota Magelang.

Secara administrasi pemerintah masuk dalam wilayah: - Desa : Soropadan

- Kecamatan : Pringsurat

- Kabupaten : Temanggung - Provinsi : Jawa Tengah

(30)

commit to user

1. Tanah dan Bangunan

a. Tanah

1) Luas Tanah

Sertifikat tanah yang ada, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tanggal 2 Desember 1985 No. SK DA II H.P. 1598/2596/1085 dan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah

tanggal 17 Januari 1985 No. SK DA II/HP/1491/I/2593/1985. Tanah yang dimanfaatkan terdiri dari:

Blok I : Luas 46.070 m2 Blok II : Luas 56.880 m2

Luas keseluruhan : 102.950 m2 / 10,2950 ha

Adapun pemegang hak pakai atas tanah tersebut adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah cq Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Jawa Tengah.

Penggunaan lahan berdasarkan sertifikat yang ada terbagi atas:

- untuk bangunan dan halaman : 10.970 m2/1,0970 ha - untuk kegiatan pameran STA : 57.980 m2/5,7980 ha - untuk Kantor BPSDM : 29.000 m2/2,9 ha - Untuk lahan produksi : 5.000 m2/0.5 ha

Jumlah : 102.950 m2/10,295 ha 2) Jenis Tanah

Jenis tanah : Latosol berwarna coklat Tekstur : Lempung berpasir

pH : 5,5 – 6,8

Ketinggian : 550 mdpl

Kesuburan : Sedang 3) Iklim

Curah hujan : + 2.153 mm/tahun Suhu harian : 18 – 32oC

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Jumlah bulan kering : - b. Bangunan

[image:31.595.169.514.235.564.2]

Pada dasarnya bangunan yang ada cukup memadai untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.kondisi dan jumlah bangunan yang ada dapat dilihat

Tabel 1. Bangunan KPPP Soropadan

No Uraian Dibangun (Tahun)

Luas (m2)

Keadaan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kantor/Aula Kamtor Gudang Lantai Jemur Asrama

Rumah Dinas Pimpinan Ruang Makan Rumah Staff Rumah Staff Asrama 1970 1977 1970 1970 1971 1971 1973 1974 1970 1998 180 64 288 320 263 132 110 82 60 140 Sedang Sedang Rusak Rusak berat Sedang Kerangka bangunan rusak Rusak Rusak Rusak berat Baik Permanen Peramanen Permanen Permanen, perlu reovasi Permanen, perlu direhab Permanen, Permanen, perlu direhab Permanen, perlu direhab Permanen, perlu renovasi Permanen Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2010

2. Tenaga Kebun

Pegawai di KPPP Soropadan tahun 2010 berjumlah 11 orang yang terdiri dari 9 orang Pegawai Negeri Sipil dan 2 orang berstatus Satpam atau penjaga malam di STA Soropadan.

(32)
[image:32.595.167.561.128.538.2]

commit to user

Tabel 2. Nama-nama Karyawan KPPP Soropadan

No Nama/NIP Pangkat/Gol Pendidikan Jabatan 1 Sumariyanto

197008301996031002

Pengatur Tk.I II/d

STM Pertanian Pimpinan

2 Suyatno

195708121985031016

Penata Muda Tk.I IIII/b

ATM Listrik Staff

3 Sukardono

195610201979031006

Penata Muda Tk.I III/b

STM Pertanian Staff

4 Christina Hartini 196307241988122002

Penata Muda Tk.I III/b

SMEA Staff

5 Suhari

196806131996031002

Pengatur Tk.I II/d

SMEA Staff

6 Ahmad Djaelani 500086812

Pengatur Muda II/a

SD Staff

7 Sutardiyono

196907182008011009

Juru I/c SMP Staff

8 Suyanto

196404212007011008

Juru Muda I/a

SD Staff

9 Sarindi

196912122008011013

Juru Muda I/a

SD Staff

10 Sugiyarto - SD Satpam

11 Asrofi - SD Satpam

Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2010

C. Visi, Misi dan Fungsi KP3 Soropadan

a. Visi

Terwujudnya kemandirian usaha tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan.

b. Misi

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Mengembangkan aplikasi teknologi pertanian tepat guna, spesifik local dan ramah lingkungan.

3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan kelembagaan agribisnis.

4) Meningkatkan mutu dan daya saing komoditas tanaman pangan dan hortikultura.

5) Memadukan sentra – sentra pertanian dengan agroindustri dan pasar. 6) Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas bidang

tanaman pangan dan hortikultura.

7) Meningkatkan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

c. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura lingkup provinsi.

3) Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura dan usaha pertanian lingkup provinsi.

4) Pemantauan evaluasi dan pelaporan bidang tanaman pangan dan hortikultura.

5) Pelaksanaan kesekretariatan dinas.

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

D. Struktur organisasi KP3 Soropadan

KP3 Soropadan merupakan salah satu insatansi pemerintah, sehingga pegawai yang ada dalam wilayah kerja KP3 Soropadan diangkat oleh pemerintah di bawah Departemen Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Pegawai di

(34)
[image:34.595.171.548.129.503.2]

commit to user

Gambar 1. Struktur organisasi KP3 Soropadan

Adapun tugas dan kewajiban masing – masing bagian adalah sebagai berikut :

a. Sub bagian Tata Usaha

Pelaksanaan, menyiapkan bahan rencana kerja dan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, dokumentasi, perpustakaan, rumah tangga, surat – menyurat, dan pelaporan balai.

b. Bagian Produksi

Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, penyiapan sarana dan prasarana perbenihan, memproduksi benih, pelaksanaan

pembinaan teknis, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan produksi benih tanaman pangan dan hortikultura.

Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta

Kepala Satuan Kerja

Kebun Pengembangan perbenihan Palawija Soropadan

(Sumariyanto)

Sub. Bag. Tata Usaha (Sarindi dan Suhari)

Seksi Produksi -Suyatno -Suyanto

- Sutardiyono

Seksi Pemasaran -Christina

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Seksi Pemasaran

1. Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan administratif dan kebijakan teknis operasional pemasaran, menyiapkan sarana dan prasarana pemasaran, pelaksanaan pembinaan teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran benih tanaman pangan dan hortikultura.

2. Melaksanakan pembinaan bimbingan teknis agribisnis perbanyakan benih pada penangkar.

3. Menyiapkan data/informasi serta monitoring evaluasi dan pelaporan ketersediaan dan kebutuhan benih pada penangkar.

E. Pembahasan

1. Pengolahan Tanah

Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengolahan tanah, yaitu jenis tanah, struktur tanah, ketersediaan bahan organik, musim yang sedang berlangsung, tingkat drainase tanah, jenis alat yang digunakan, dan keterampilan tenaga kerja.

Persiapan pengolahan tanah di Agrowisata Soropadan dilakukan satu bulan sebelum tanam. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Pembersihan tanaman lama

Pembersihan tanaman lama dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman beserta akar-akarnya.

b. Pembajakan atau pencangkulan

(36)

commit to user

seimbang. Selain itu, untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur dan remah sehingga memudahkan penanaman bibit, mematikan benih penyakit didalam tanah mematikan gulma dan membuat sirkulasi udara dalam tanah akan lebih baik. Proses pembajakan atau pencangkulan dilakukan dengan membalik dan memindah tanah bagian bawah sedalam + 25 cm kepermukaan lahan.

c. Pembajakan kedua atau garuan

Pembajakan kedua ini dilakukan sebelum pembuatan bedengan kasar agar tanah mudah dibentuk menjadi bedenga-bedengan kasar d. Pembuatan got atau bedegan kasar

Pembuatan got atau bedengan kasar bertujuan untuk melancarkan pembuangan air hujan, memudahkan peresapan air siraman kedalam tanah, dan memudahkan pemeliharaan tanaman. Bedengan dibuat setinggi 30-40 cm, lebarnya 1,5 m dengan jarak antarbedengan 50 cm.

e. Pemberian pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar dibedengan yang akan digunakan untuk menanam cabai merah bertujuan meningkatkan kandungan unsur hara. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk kandang 20-25 ton/ha, TSP 200 kg/ha, urea 100 kg/ha dan KCl 300-400 kg/kg

f. Pengapuran

Pengapuran dilakukan jika pH tanah yang akan ditanami kurang dari 6,0 dengan cara menaburkan kapur pertanian sebanya 20 ton/ha. Pengapuran ini juga bertujuan untuk antisipasi layu fusarium. g. Pemasangan mulsa

Lapisan luar penutup bedeng diusahakan halus karena untuk

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

diklip menggunakan belahan bambu. Mulsa yang dipasang harus menutupi seluruh permukaan bedengan.

Cambar 2. Pemasangan Mulsa

h. Pembuatan lubang pada mulsa

[image:37.595.151.511.150.648.2]

Mulsa dilubangi dengan diameter 10 cm menggunakan kaleng yang didalamnya telah dimasukkan bara api. Sebagai pegangan, di bagian atas kaleng diberi tangkai. Jarak antar lubang untuk menanam cabai merah adalah 70-80 cm. Setelah itu, pada lubang mulsa tersebut dibuat lubang tanam. Selanjutnya, lubang tanam diberi pupuk kandang dan pupuk NPK.

(38)

commit to user

2. Penyemaian Benih

Pembibitan merupakan hal penting dilakukan sebelum kita menanam cabai. Tujuannya adalah untuk memudahkan perawatan, mendapatkan bibit tanaman yang sehat, memperoleh keseragaman tanaman agar produksi yang diharapkan tercapai dan umur panen tanaman sama. Varietas yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah),

Princess, Trophy (Cabai Keriting), Sonar, Baskara (Cabai Rawit).

Adapun ciri dan sifat dari masing-masing varietas sebagai berikut: 1. Varietas cabai besar, varietas ini ada dua yaitu a) Varietas Profit: tipe tumbuh tegak, ukuran buah besar panjang, warna buah merah menyala, produksi 2 – 3 kg/tanaman. b) Varietas Restu : tipe tumbuh melebar, ukuran buah medium, warna buah merah menyala, produksi 2 – 2.5 kg/tanaman. 2. Varietas cabai keriting, varietas ini ada dua yaitu a) Varietas Princess : tipe tumbuh tegak, ukuran buah medium, warna buah merah menyala, produksi 0.8 – 1 kg/tanaman. b) Varietas Trophy : tipe tumbuh tegak, ukuran buah cukup besar dan panjang, warna buah merah menyala, produksi 1 – 1.5 kg/tanaman. 3. Varietas cabai rawit, varietas ini ada dua yaitu a) Varietas Sonar : tipe tumbuh medium, ukuran buah kecil, warna buah hijau tua (muda), merah (tua), produksi 1 – 2 kg/tanaman. b) Varietas Baskara : tipe tumbuh medium, ukuran buah kecil, warna buah putih (muda), merah (tua), produksi 2 kg/tanaman.

Media semai yang digunakan di Agrowisata Soropadan terdiri dari campuran tanah halus, pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan 2:2:1. Untuk mencegah gangguan hama dan bibit penyakit yang mungkin ada,media tanam dicampur dengan 50 gram furadan. Selain itu sebagai pelengkap ditambahkan 50 gram SP 36. Selanjutnya, campuran

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

[image:39.595.151.515.115.482.2]

30

Gambar 4. Mengisi Media Tanam pada Plastik

Sebelum disemaikan, benih direndam didalam air hangat (50oC), tujuannya untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan benih hama atau penyakit yang menempel. Setelah itu benih dimasukkan kedalam tanah pada plastik dengan kedalaman 2 cm. kemudian disiram kembali dengan air dan larutan Tricoderma sp. Selanjutnya bak penyemaian dipindahkan kedalam tempat khusus persemaian yang diberinaungan plastik transparan.

Penyiraman tidak dilakukan setiap hari, tetapi ketika media sudah mulai kering, baru dilakukan penyiraman. Namun, setiap hari persemaian harus diamati untuk mengetahui perkembangan benih yang disemaian. Apabila ada yang tidak tumbuh atau terserang hama atau penyakit segera dibuang dan disulam kembali. Pemeliharaan persemaian ini dilakukan sampai bibit siap tanam.

(40)

commit to user

3. Penanaman Bibit

Bibit cabai merah siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu, atau sudah memunculkan 2-3 helai daun dan akar sudah keluar dari plastis. Pemindahan bibit yang terlalu muda bisa menyebabkan kematian karena belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan terbuka. Sebaliknya, jika bibit dipindahkan terlalu tua akan memperlambat

pertumbuhan karena daya tumbuh akarnya menjadi lemah.

Sebelum bibit ditanam, bedengan disiram terlebih dahulu. Tujuannya agar bibit tidak layu setelah penanaman. Bibit yang akan ditanaman dipilih yang berkualitas, yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, dan tidak cacat, serta tidak terkena hama dan penyakit. Bibit yang ada dalam plastik dikeluarkan terlebih dahulu dan diusahakan agar media tanam tetap utuh. Setelah itu, bibit beserta media tanamnya dimasukkan ke lubang tanam sampai sebatas leher akar. Kemudian ditambahkan tanah sampai lubang tanam penuh dan dipadatkan dengan cara menekan ke arah bawah agar akar bibit menyatu dengan tanah serta dapat mengisap air air dan unsur hara secara maksimal.

Di Agrowisata Soropadan, bibit cabai merah ditanam pada waktu sore hari, karena bibit tidak akan terkena sinar matahari yang terik dan masih bisa beradaptasi dengan keadaan lahan hingga esok pagi. Jarak tanamnya 70 cm x 70 cm.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui perkembangan tanaman cabai dan hama atau penyakit yang menyerang sehingga cepat untuk dilakukan tindakan, serta

pengamatan mengenai pertumbuhan tanaman cabai.. b. Penyiraman

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Di Agrowisata Soropadan Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman. Penyiraman dilakukan sampai pembentukan cabang. Setelah akar 15 cm, bedengan digenangi air. Manfaat pengairan bagi pertumbuhan

cabai merah sebagai berikut.

1) Membantu proses asimilasi dalam pembentukan karbohidrat. 2) Sebagai pelarut unsur hara yang terdapat dalam tanah sehingga

dapat diserap oleh akar.

3) Melindungi tanah dari kekeringan yang bisa menimbulkan kematia tanaman.

4) Membersihkan lahan dari bahan-bahan beracun seperti garam-garam yang sangat berbahaya bagi tanaman.

Kekurangan air pada masa pertumbuhan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. Jika terjadi pada masa pembungaan, bunga muda akan rontok dan jika terjadi pada masa pembentukan buah, bentuknya akan berkerut atau tidak normal. Sebaliknya, kelebihan air akan menyebabkan tanah menjadi lembap dan bisa mengakibatkan terjadi busuk akar penyebab kematian.

c. Penyulaman

Tidak semua bibit yang ditanam hidup dengan baik. Bibit yang lambat pertumbuhannya atau bahkan mati, diganti dengan sisa bibit persemaian terdahulu yang umurnya hampir sama dengan bibit cabai merah lainnya agar pertumbuhan tanaman tetap seragam. Jatuh tempo penyulaman adalah 3-7 hari setelah tanam dilahan. Kegiatan

menyulam hendaknya pada sore hari. d. Pewiwilan atau Peropesan

(42)

commit to user

[image:42.595.151.510.234.498.2]

tunas air dan daun pokoknya. Pewiwilan dilakukan sedini mungkin ketika tunas air itu keluar. Pewiwilan juga dilakukan pada saat tanaman berbunga pertama yang tumbuh. Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Di Agrowisata Soropadan, pewiwilan dilakukan sejak umur 8-20 hari setelah tanam dengan menggunakan tangan.

Gambar 6. Pewiwilan Tunas air

e. Pengajiran

Tanaman cabai memiliki tajuk lebar sehingga kadang kala betangnya tidak mampu menyangga saat tertiup angin atau ketika berbuah. Di Agrowisata Soropadan Agar tanaman cabai tidak roboh dipasang ajir yang dibuat dari bambu berukuran panjang 130 cm

ditancapkan ke tanah sedalam 20 cm agar posisinya kuat. Setelah itu, setiap ajir dalm satu barisan tanam dihungkan dan siikat dengan sebuah ajir palang yang dipasang setinggi 70 cm dari permukaan tanah.

Pemasangan ajir dilakukan saat tanamn masih kecil agar tidakmerusak akar. Satu ajir satu tanaman.

f. Menali

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tanaman, tetapi tidak mencekik batang tanaman. Titik yang diikat adalah batang utama dibawah percabangan pertama.

g. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu pertumbuhan tanaman

cabai secara optimal terutama pada sistem tanaman secara intensif. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Pemupukan untuk tanaman cabai dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanahnya. Di Agrowisata Soropadan Pemupukan dilakukan di dengan sistem kocor. Pemupukan dilakukan secara bertahap dengan dosis dan konsentrasi disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman.

(44)
[image:44.595.167.429.108.724.2]

commit to user

Gambar 7. Pemupukan secara langsung

Gambar 8. Pemupukan dengan sistem kocor

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

h. Pengendalian Gulma

Keberadaan gulma dibedengan atau parit bisa menjadi pesaing utama untuk mendapat unsur hara dan air dari dalam tanah. Selain itu, gulma bisa menjadi inang hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh dibedengan dicabut beserta akarnya agar tidak tumbuh kembali. Sedangkan gulma yang tumbuh diparit bisa disiangi menggunakan

cangkul, sekaligus untuk memperbaiki parit.

i. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan kerusakan terbesar tanaman cabai merah di Agrowisata Wisata Soropadan adalah Thrips (Tr, lalat buah (Bactrocera dorsalis), ulat buah (Dacus sp) dan kutu daun persik (Myzus persicae Suiz.).

1) Thrips

Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun mengering, berubah warna menjadi keperakan sebelum akhirnya mengering dan rontok. Hama yang berwarna abu-abu atau coklat ini memiliki ukuran yang sangat kecil, hanya 1-1,5 mm. Thrips ini merupakan vektor virus yang menyebabkan penyakit mozaik. Pengendalian dengan menggunakan Nuvacron, Curacron.

2) Lalat Buah

Serangga ini menyerang buah cabai, ditandai dengan adanya titik hitam di pangkal buah. Buah cabai membusuk dan akhirnya rontok. lalat buah menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah cabai. telur tersebut akan berkembang biak dan menjadi larva di dalam buah, saat itulah buuah digerogoti dari dalam sampai buah busuk dan rontok. Pecegahan lalat buah

(46)

commit to user 3) Ulat grayak

Memakanhampir semua bagian tanaman (Gambar 10). Pengendalian : Insektisida : Ripcord, Supracide.

Sanitasi lingkungan

Musuh alami ulat : Burung

Serangan 10. Serangan Ulat Grayak

4) Kutu Daun Persik

Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun.

Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis.

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%.

5) Tungau

Tungau berwarna merah, aktif disiang hari, membuat sarang berupa serat – serat halus dibagian daun. Populasi meningkat di musim kemarau. Gejala serangan serupa dengan kutu daun.

[image:47.595.166.516.174.536.2]

Pengendalian : Omite, Mitac, Kelthane, Morestan.

Gambar 11. Penyemprotan dengan pestisida

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di Agrowisata Soropadan adalah

1) Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Cendawan ini berada dalam pembuluh kayu tanaman cabai. infeksi awal terjadi di pangkal leher batang tanaman yang berdekatan dengan tanah. Bagian tersebut membusuk, berawna coklat, dan terus menjalar ke perakaran. akhirnya, akar tanaman pun membusuk. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman, dari kanopi bawah menjalar ke tajuk atas. ranting muda berubah warna menjadi coklat dan mati. Pencegahannya dapat dilakukan

(48)

commit to user

Dapat diantisipasi dengan penaburan Saco P 1gr/batang. Cabut dan buang tanaman yang terserang secara dini.

2) Mozaik

Penyakit mozaik, gejala serangannya tanaman tumbuh kerdil. daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua. daun-daun tumbuh mengerdil dan jaringan antartulang menguning. Tulan daun

menonjol dan tumbuh tidak beraturan, sedangkan tepi daun bergelombang tidak teratur. Upaya penanggulangan serangan virus mozaik yang di lakukan di Agrowisata Soropadan yaitu pembersihan lingkungan lahan terutama tumbuhan inang, mengendalikan kutu daun, mencabut tanaman yang terserang, jangan menggesek tanaman yang sehat.

3) Antraknosa

Gejala serangan pada buah terdapat bercak hitam berbentuk cekung dan melingkar. Bercak-bercak akan berkembang, memanjang tepi berwarna cokelat muda. Pada bagian tengah berwarna cokelat kelabu dan terus kehitaman. Pada kondisi lembab sering tumbuh cendawan berwarna merah jambu.

Pengendalian antraknosa dapat dilakukan dengan:

a) Rotasi tanaman yang bukan family solanaceae, sanitasi lingkungan, jarak tanam yang longgar, draenase yang baik. b) Spraying dengan fungisida : antracol, manteb, zineb, benlate,

Manzate, Kaptan. 4) Layu Bakteri

Tanaman yang terserang pada awalnya kelihatan tidak segar, terus layu dan akhirnya mati, tapi daun dan buah tidak

rontok (Gambar 12). Tanaman mati batangnya dibelah melintang maka pembuluh batang tampak berwarna gelap dan jika ditekan mengeluarkan lender berwarna keruh.

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

[image:49.595.132.515.173.482.2]

tanah yang baik, pupuk kandang yang matang, rotasi tanaman dengan jenis lain, kebersihan lingkungan.Menggunakan Agrimicin ada saat tanam.

Gambar 12. Layu Bakteri

5. Panen dan Pasca Panen

(50)

commit to user

[image:50.595.133.549.171.696.2]

F. Analisis Usaha Tani

Tabel 1.3 Analisis Usaha Tani Budidaya Cabai di Agrowisata Soropadan dengan Luas Tanah1200 m2

No uraian volume Harga satuan

(Rp)

Jumlah(Rp)

1 A. Gaji upah

1. Pengolahan tan 2. Pembuatan bedengan 3. Pemasangan pupuk dasar,

pupuk kandang dolomit, furadan

4. Pemasanga mulsa dan pembuatan lubang tanam 5. Pembuatan persemaian dan

penyemaian benih 6. Pemeliharaan persemaian 7. Penanaman dan pemasangan

lanjaran 8. Penyiangan 9. Pemupukan 10. Pengairan

11. Pengendalian OPT 12. Panen

20 HOK 10 HOK 8 HOK 6 HOK 6 HOK 3 HOK 10HOK 6 HOK 8 HOK 3 HOK 10 HOK 10HOK 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 600.000 300.000 240.000 180.000 180.000 90.000 300.000 180.000 240.000 90.000 300.000 300.000

Jumlah 3.000.000

2 B. Belanja Bahan 1. Benih

a. Cabai Keriting b. Cabai Besar 2. ZA

3. Sp 36 4. KCl 5. Npk mutiara 6. Kno3

7. Pupuk kandang 8. Polibag semai 9. Plastik naungan 10. Plastik mulsa 11. Dolomit 12. Bambu 13. Furadan 14. Antracol 15. Dithane N-45 16. Redomil MZ 17. Perekat (agrostik) 18. Decis

19. Curacorn

1 pak 1 pak 50 kg 30 kg 30 20 4 kg 2000kg 3 pak 1 roll 1 roll 200kg 5 batang 4 kg 2 kg 2 kg 1 kg 2 liter 0,5liter 0,5 liter 80.000 85.000 1.500 2.500 3.500 18.000 20.000 500 12.000 30.000 550.000 500 10.000 10.000 70.000 65.000 200.000 50.000 150.000 180.000 80.000 85.000 65.000 75.000 135.000 36.000 80.000 1.000.000 36.000 30.000 550.000 100.000 50.000 40.000 140.000 135.000 200.000 100.000 75.000 90.000

Jumlah 3.401.000

Jumlah A+B 6.401.000

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil magang yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Varietas yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah),

Princess, Trophy (Cabai Keriting), Sonar, dan Baskara (Cabai Rawit). 2. Secara umum, kultur tehnik budidaya cabai merah yang diterapkan di

Agrowisata Soropadan sudah baik. Hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan kerusakan adalah Thrips (Tr, lalat buah (Bactrocera dorsalis), ulat buah (Dacus sp) dan kutu daun persik (Myzus persicae

Suiz.), sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah Layu Fusarium, Mozaik, Antraknosa, dan Layu Bakteri.

3. Kegiatan panen dan pasca panen tidak dilakukan, karena seluruh tanaman cabai dibongkar sebelum masa panen dan total pengeluaran untuk budidaya cabai sebesar Rp 6.401.000,00

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat disampaikan yaitu:

1. Sebaiknya tanaman cabai dipelihara sampai masa panen untuk mengetahui produktivitas dari keenam varietas cabai yang dibudidayakan.

Gambar

Tabel 1.2. Nama-nama Karyawan KPPP Soropadan  .....................................
Gambar 1. Struktur organisasi KP3 Soropadan  ............................................
Tabel 1. Bangunan KPPP Soropadan
Tabel 2. Nama-nama Karyawan KPPP Soropadan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan berupa neraca, laporan laba/rugi, data perhitungan biaya dari tahun 2005 sampai dengan 2007 pada PT. Berdsarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

Teori gravitasi yang dikemukakan oleh Issac Newton terbantahkan oleh temuan Nikola Tesla mengenai medan elektromagnetik sehingga kam FE menyatakan bahwa benda-benda

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

Merk barang CANON PIXMA MG 2570 Print, Copy, Scan Cetak.

Dengan membawa pertanyaan penelitian tentang bagaimana gambaran penggunaan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS dan pengaruh penggunaan media

[r]

Sebagian besar rata rata lama paparan anak dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis BTA positif lebih dari 8 jam dan anak tinggal di hunian yang kepadatan hunian baik lebih

Namun, hasil temuan dari penelitian yang dilakukan pada UMKM Kota Semarang menunjukan bahwa penetrasi pasar memiliki pengaruh positif yang lebih besar dan signifikan terhadap