SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
HERMAN TAMPUBOLON
NIM : 061255110006
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRASWASTA
DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN PENGELASAN SISWA TINGKAT X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
HERMAN TAMPUBOLON
NIM : 061255110006
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRASWASTA
DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN PENGELASAN SISWA TINGKAT X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
ABSTRAK
Herman Tampubolon,“Hubungan Antara Minat Berwiraswasta Dan Kreativitas Belajar Dengan Kemampuan Pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK-TI Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara minat berwiraswasta dan kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK-TI Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dan untuk mengetahui tingkat kecenderungan Minat Berwiraswasta, Kreativitas Belajar dan Kemampuan Pengelasan siswa. Metode penelitian ini bersifat deskriptif korelasional yaitu bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penulisan dilakukan.
Populasi pada penelitian ini adalah 34 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 34 orang karena kurang dari 100 maka seluruh populasi menjadi sampel. Data penelitian ini dikumpulkan dengan angket dan tes objektif, angket digunakan untuk menjaring variabel minat berwiraswasta dan kreativitas belajar, sedangkan untuk variabel Kemampuan Pengelasan dijaring dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan berganda.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada umumnya Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Minat Berwiraswasta, Kreativitas Belajar, dan Kemampuan Pengelasan cenderung diatas rata-rata. Hasil analisis korelasi ganda menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dengan Kemampuan Pengelasan; (2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan ; (3) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan. Analisis regresi ganda menunjukkan adanya korelasi yang positif dan berarti dari Minat Berwiraswasta dan Kreativitas Belajar Dengan Kemampuan Pengelasan (r = 0,538). Minat berwiraswasta memberikan sumbangan 41,87%, kreativitas belajar 29,43%.
Implikasi dari temuan diatas adalah untuk meningkatkan Kemampuan Pengelasan, yaitu dengan melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan ide-ide kreatif.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Perumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 13
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 15
B. Kerangka berpikir ... 36
C. Pengajuan Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 41
C. Metode Penelitian ... 41
D. Model Penelitian ... 41
E. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional Variabel ... 43
F. Instrumen Penelitian... 44
G. Uji coba Instrumen ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian ... 55
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 58
C. Uji Persyaratan Analisis ... 60
D. Pengujian Hipotesis ... 63
E. Temuan Penelitian ... 68
F. Pembahasan Penelitian ... 69
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Implikasi ... 72
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.Table 3. 1 Bobot Nilai Angket Minat Berwiraswasta ... 44
2.Table 3.2 Kisi-kisi Angket Minat Berwiraswasta ... 45
3.Table 3. 3 Bobot Nilai Angket Kreativitas Belajar ... 45
4.Table 3.4 Kisi-kisi Angket Kreativitas Belajar ... 45
5.Table 3.5 Kisi-kisi Test Kemampuan Pengelasan ... 46
6.Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Uji Coba Validitas Angket... 48
7.Tabel.3.7 Ringkasan Hasil Uji Coba Reabilitas ... 49
8.Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Uji Coba Validitas Tes... 49
9.Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Uji Coba Reabilitas ... 50
10.Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Minat Berwiraswasta ... 55
11.Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas Belajar ... 56
12.Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Pengelasan ... 57
13.Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian 60 14.Tabel 4.5 Ringkasan Anava Untuk Persamaan Regresi Y atas X1 ... 61
15.Tabel 4.6 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi Y atas X2 ... 62
16. Tabel 4.7. Ringkasan perhitungan koefisien korelasi parsial ... 65
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Angket Minat Berwiraswasta ... 77
2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Minat Berwiraswasta ... 79
3. Perhitungan Validitas Angket Minat Berwiraswasta (X1) ... 81
4. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Berwiraswasta (X1) ... 83
5. Angket Kreativitas Belajar ... 86
6. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Kreativitas Belajar ... 89
7. Perhitungan Validitas Angket Kreativitas Belajar (X2) ... 91
8. Perhitungan Reliabilitas Angket Kreativitas Belajar (X2) ... 93
9. Test Kemampuan Pengelasan ... 96
10.Sebaran Data Uji Coba Instrumen Test Kemampuan Pengelasan ... 101
11.Perhitungan Validitas Instrumen Test Kemampuan Pengelasan (Y) . 103 12.Perhitungan Reliabilitas Instrumen Test Kemampuan Pengelasan (Y) 105 13.Perhitungan Indeks kesukaran Kemampuan Pengelasan (Y)…………106
14.Perhitungan Indek Diskriminasi Test Kemampuan Pengelasan(Y) …107 15.Data Hasil Penelitian Masing – Masing Variabel ... 108
16.Perhitungan Distribusi Frekuensi, Rata – Rata (M), Standar Deviasi (SD) Dari Data Variabel Penelitian ... 109
17.Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 114
18.Uji Normalitas Sebaran Data Masing – Masing Variabel ... 118
ii
20.Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran Dan
Keberartian Persamaan Regresi Kemampuan Pengelasan (Y) atas
Kreativitas Belajar (X2) ... 125
21.Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 129
22.Perhitungan Korelasi Parsial Dan Uji Keberartian
Koefisien Korelasi Parsial ... 131
23.Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinieran Dan Keberartian
Persamaan Regresi Ganda ... 132
24.Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda Dan Uji Keberartian Koefisien
Korelasi Ganda ... 135
25.Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) Dan Sumbangan Efektif Masing –
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 40
2. Gambar 3.1 Model Penelitian ... 42
3. Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Variabel
Minat Berwiraswasta ... 56
4. Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Variabel Kreativitas Belajar ... 57
5. Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Variabel Kemampuan Pengelasan 58
1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang muncul dalam era globalisasi dan industrialisasi
dewasa ini di Indonesia adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Orang yang
mencari pekerjaan lebih banyak daripada orang yang dibutuhkan untuk bekerja di
tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak
mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Bertambahnya jumlah lulusan setiap
tahunnya juga akan menambah jumlah orang yang mencari pekerjaan, akibatnya
jumlah pengangguran semakin besar yang berdampak pada kondisi perekonomian
di indonesia. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang
mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguran pun semakin bertambah.
Apabila lulusan mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
(berwirausaha) yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki, maka tidak perlu mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang
lain atau bekerja pada instansi pemerintah.
Melihat kondisi bangsa Indonesia yang cukup kompleks seperti sekarang
ini, maka sangatlah diperlukan kerjasama antar seluruh pihak dan keseriusan
pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa ini ke depan.
Permasalahan tenaga kerja dan kesiapan kerja adalah salah satu faktor
penghambat tercapainya cita-cita bangsa Indonesia saat ini, dimana yang
melatarbelakangi masalah ini adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia
2
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah salah satu modal utama
pemerintah dalam membangun suatu bangsa. Untuk itu perlu diadakan
program-program yang mendukung peningkatan sumber daya manusia serta sistem dan
metode yang kreatif, efektif dan inovatif. Untuk menciptakan sistem pendidikan
yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka
pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu: untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Sesuai dengan tujuan pendidikan seperti diatas, maka salah satu lembaga
pendidikan yang ikut serta dalam mendukung tujuan tersebut adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dapat kita lihat dari tujuan SMK tersebut
yaitu: untuk menghasilkan tenaga kerja kejuruan Siswa yang terampil dan dapat
memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan, jasa serta
mampu berusaha sendiri dalam membuka dan memanajemen lapangan usaha baru
guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja (Hadi Waratama
1989:214).
Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan menengah yang mengelola
3
a. Tujuan Umum
1.Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2.Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab.
b. Tujuan khusus
1.Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja Tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi
dalam program yang dipilihnya.
2.Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
Oleh sebab itu, lulusan SMK diharapkan memiliki keahlian dan
keterampilan sehingga dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang
industri, perdagangan dan jasa, serta mampu berusaha sendiri dalam membuka
lapangan kerja baru guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja
sehingga pendidikan kejuruan tidak bisa dipisahkan dari masalah aset pembuka
lapangan kerja baru, masalah ketenaga-kerjaan khususnya dalam kebutuhan
tenaga kerja dan lain-lain.
Dalam upaya mewujudkan tujuan SMK ini, maka pemerintah secara
terus-menerus meningkatkan kualitas para guru, serta memberikan bantuan-bantuan
4
1. Menciptakan pembaharuan program-program pendidikan yang kreatif, efektif
dan inovatif.
2. Meningkatkan kualitas para guru dengan cara mengadakan
penetaran-penataran, sertifikasi guru, up-grading dan juga membangun kerjasama
dengan pihak industri, seperti diterapkannya pendidikan sistem ganda (PSG)
3. Penambahan sarana dan prasarana sekolah.
4. Memberikan bantuan dana kepada siswa yang kurang mampu yang diberikan
melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kualitas lulusan SMK dapat dikatakan baik apabila pengetahuan,
keterampilan dan sikap para lulusannya berguna dan berdampak untuk
pembangunan di masyarakat.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa SMK adalah salah satu
lembaga pendidikan yang turut berperan serta dalam mensukseskan pembangunan
nasional dengan menciptakan lulusan-luluan yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang handal sesuai dengan bakat Siswa serta memiliki mental yang
tahan uji sehingga mampu menghasilkan wirausahawan-wirausahawan mandiri
serta para tenaga kerja yang profesional dan siap kerja serta bertanggungjawab.
Dari poin-poin diatas dapat dilihat bahwa titik berat sekolah menengah
kejuruan adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan guna kesiapan
lulusannya bersaing memasuki dunia usaha/industry dan menciptakan lapangan
kerja baru atau berwiraswasta.
Namun pada kenyataannya bahwa lulusan SMK masih cukup banyak yang
belum bekerja. Ini disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain karena
5
sendiri. “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap
untuk memberi respon / jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu
situasi”(Slameto 2010 : 113). Maksud dari pendapat diatas adalah dengan adanya
suatu kesiapan pada diri seseorang maka orang tersebut dapat memberi respon
atau reaksi dengan cara-cara tertentu didalam menghadapi situasi apapun. Slameto
juga mengungkapkan tiga aspek yang mencakup kesiapan 1) kondisi fisik, mental
dan emosional; 2) kebutuhan kebutuhan, motivasi dan tujuan; 3) keterampilan,
pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari (Slameto 2010 : 113)
Para siswa lulusan SMK di Indonesia pada umumnya masih banyak
mengharapkan pekerjaan yang bersifat halus, misalnya bekerja di kantor
pemerintahan maupun swasta. Sebagai tenaga kerja mereka pada umumnya
kurang memiliki minat dalam hal berwiraswasta dan cenderung takut mengambil
resiko dalam bekerja.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis, bahwa SMK-TI Swasta
Budi Agung Medan, tercatat sebagian besar lulusan yang bekerja di
perusahaan/industri dan kebanyakan menduduki posisi mekanik, administrasi, dan
sebagai teknisi (sumber: arsip penelusuran tamatan SMK Teknologi Swasta Budi
Agung Medan), dan informasi yang kmi dapatkan dari Pembantu Kepala Sekolah
bidang Akademik (PKS I), Ketua Program Keahlian dan beberapa guru yang
mengajar disekolah tersebut, para lulusan yang membuka usaha sendiri sangat
minim dan memprihatinkan, itupun hanya karena mereka melanjutkan jejak orang
tuanya. Dari kenyataan ini dapat kita lihat bahwa minat Siswa untuk
6
Dari uraian diatas dapat kita lihat bagaimana kesenjangan yang terjadi antara
lulusan yang dihasilkan oleh SMK dengan apa yang diharapkan dari lulusan itu,
banyak hal yang menyebabkan sehingga kesenjangan itu cukup tampak, yang
mana salah satunya adalah rendahnya minat berwiraswasta dari lulusan SMK
tersebut, dan hal ini bisa terjadi disebabkan oleh kurangnya penguasaan
keterampilan dan minimnya pengetahuan siswa lulusan SMK tersebut tentang
kompetensi Program Keahliannya.
Zimmerer dan Scarborough (2004) menyatakan ada delapan faktor yang
menjadi pendorong pertumbuhan minat kewirausahaan, yakni: (1) Pendapat
bahwa wirausaha adalah seorang pahlawan; (2) Pendidikan kewirausahaan. (3)
Faktor ekonomi dan kependudukan. (4) Pergeseran dari ekonomi industri ke
ekonomi jasa. (5) Kemajuan teknologi. (6) Gaya hidup bebas. (7) E-Commerce
dan The World Wide Web. (8) Terbukanya peluang bisnis internasional. Hisrich
et al. (2008) menyatakan pendidikan sangatlah penting dalam perjalanan
wirausaha. Pentingnya pendidikan tidak hanya tercermin dalam tingkat
pendidikan yang dicapai, tetapi juga dalam kenyataan bahwa pendidikan
memainkan peranan penting untuk membantu para wirausaha mengatasi
masalahmasalah yang mereka hadapi. Studi di India oleh Sinha diacu oleh Indarti
(2008) membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu
penting minat kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Situmorang
(2007) menyatakan tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah
mengembangkan masyarakat berkewirausahaan (enterprising people) dan
7
Pendidikan kewirausahaan dan program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
bertujuan untuk mendirikan usaha kecil yang independen.
Beberapa hal diatas akan berpengaruh terhadap minat para Siswa dalam menggali
serta membangun potensi diri yang sebenarnya masih tertanam didalam diri Siswa
tersebut. Maka untuk menjadi wirausaha mandiri haruslah dibarengi dengan
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, kemauan dan komitmen yang kuat,
serta memiliki pandangan yang positif terhadap pekerjaan yang digelutinya.
Wasty Soemanto (1992) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari seorang wirausaha
adalah :
1. Memiliki moral yang tinggi
2. Memiliki sikap mental wirausaha
3. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan
4. Memiliki keterampilan wirausaha.
Dari ciri-ciri yang telah dikemukakan di atas terdapat sifat-sifat utama, di
antaranya adalah :
1. Manusia yang memiliki moral yang tinggi, setidak-tidaknya
memiliki/menjalankan enam sifat utama :
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Kemerdekaan batin
c. Keutamaan
d. Kasih sayang terhadap sesama manusia
e. Loyalitas hukum
8
2. Manusia yang memiliki sikap mental wirausaha, setidak-tidaknya memiliki
enam kekuatan mental yang membangun kepribadian kuat :
a. Kerkemauan keras
b. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, untuk itu diperlukan pengenalan
diri, kepercayaan kepada diri sendiri, dan pemahaman tujuan dan
kebutuhan
c. Kejujuran dan tanggung jawab, untuk itu diperlukan adanya moral yang
tinggi dan disiplin diri sendiri
d. Ketahanan fisik dan mental, untuk itu diperlukan adanya kesehatan
jasmani dan rohani, kesabaran, dan ketabahan
e. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
f. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif.
3. Manusia wirausaha setidak-tidaknya harus memiliki empat hal agar dirinya
peka/sensitif terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya :
a. Pengenalan terhadap arti lingkungan
b. Rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki
c. Keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan
sumbersumber ekonomi lingkungan setempat.
d. Kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.
4. Manusia wirausaha diperlukan beberapa keterampilan sebagai berikut :
a. Keterampilan berpikir kreatif
b. Keterampilan dalam pembuatan keputusan
c. Keterampilan dalam kepemimpinan
9
e. Keterampilan dalam bergaul antar manusia.
Dari masalah-masalah dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi seperti
yang telah dijabarkan diatas, maka penulis mencoba melirik bidang usaha jasa
pengelasan. Alasan pemilihan bidang usaha ini adalah karena jasa yang
ditawarkan merupakan kebutuhan banyak kalangan, modal atau biaya yang
dibutuhkan tidak terlalu besar, juga memiliki resiko pekerjaan yang relatif kecil
dan keterampilan yang dibutuhkan juga ada didalam kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas
dan pemanasan merupakan salah satu mata diklat yang memberikan program
pengajaran praktek kemampuan dasar. Dalam mata diklat ini terdapat praktek
pengelasan, dimana pada praktek pengelasan ini Siswa diajarkan bagaimana cara
mengelas dasar dan membuat suatu produk dengan teknik pengelasan. Namun
berkualitas tidaknya hasil yang dikerjakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti: kelengkapan fasilitas pengelasan, pemahaman dan keterampilan
mengelas, minat dan bakat.Menurut Djoko Restyo Putra (2011:21), minat yang
kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam
menghadapi tantangan. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik
maka sulit untuk berhasil. (Oemar Hamalik, 2010:33). Jika suatu kegiatan
dilakukan dengan senang hati maka perhatian, kemampuan dan usahanya akan
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah kurikulum SMK telah sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyarakat?,
2. Apakah yang menyebabkan rendahnya Minat berwiraswasta siswa maupun
lulusannya?,
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat Kreativitas belajar siswa
maupun lulusannya dalam hal Kemampuan pengelasan?,
4. Apakah yang akan terjadi di masyarakat dengan tingginya siswa
pengangguran?,
5. Apakah yang menyebabkan rendahnya kualitas lulusan SMK?,
6. Apakah konsep pembelajaran SMK bisa menumbuh-kembangkan Minat
berwiraswasta pada siswa?,
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Minat berwiraswasta pada siswa?,
8. Bagaimana hubungan Kemampuan pengelasan dengan Minat berwiraswasta?,
9. Bagaimana hubungan Kreativitas belajar dengan Minat berwiraswasta?,
10.Bagaimana Hubungan Minat berwiraswasta dan Kreativitas belajar secara
bersama-sama dengan Kemampuan pengelasan?.
C. Pembatasan Masalah
Demi efektivitas dan ketajaman pembahasan penelitan, maka sangatlah
perlu membuat pembatasan masalah-masalah yang terkait dalam penelitian ini.
11
dilakukan lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang teridentifikasi akan
diteliti. Untuk itu maka penulis akan membatasi permasalahan tersebut diatas,
dimana akan dilakukan penelitian pada variabel Minat berwiraswasta, Kreativitas
belajar, Serta Kemampuan pengelasan siswa, serta bagaimana hubungan variabel
yang satu terhadap variabel yang lain pada siswa Tingkat X Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
Minat berwiraswasta siswa dibatasi pada bidang pengelasan, Kreativitas
belajar siswa dibatasi pada Kreativitas siswa dalam praktek dan penguasaan siswa
terhadap mata diklat kerja las, sedangkan Kemampuan pengelasan dibatasi pada
penguasaan siswa terhadap mata diklat kerja las.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara Minat berwiraswasta dengan Kemampuan
pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
SMK–TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013?,
2. Apakah terdapat hubungan antara Kreativitas belajar dengan Kemampuan
pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
12
3. Apakah terdapat hubungan antara Minat berwiraswasta dan Kreativitas
belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun
Ajaran 2012/2013?,
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Minat berwiraswasta dengan
Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Kreativitas belajar dengan
Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Minat berwiraswasta dan
Kreativitas belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan
13
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan diperoleh, diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dengan
Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
2. Memberikan informasi tentang hubungan Kreativitas belajar dengan
Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
3. Memberikan informasi tentang hubungan Minat berwiraswasta dan Kreativitas
belajar dengan Kemampuan pengelasan Siswa Tingkat X Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun
Ajaran 2012/2013dan kepada kepala sekolah/para guru agar lebih serius dalam
menggali, membangun serta meningkatkan lagi Minat berwiraswasta siswa
dari mata diklat diluar bidang pengelasan.
4. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi pihak SMK-TI Swasta Budi
Agung Medan (kepala sekolah maupun guru-guru) untuk terus memotivasi
siswa menumbuh-kembangkan Minat berwiraswasta dan meningkatkan
Kreativitas belajar, sehingga meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada
bidang pengelasan.
5. Sebagai bahan informasi pada penelitian-penelitian ada relevansinya untuk
14
6. Secara teoritis manfaat ini adalah untuk mengembangkan konsep-konsep
dalam pendidikan dan dapat memberikan khasanah keilmuan, yang dalam hal
ini adalah Kreativitas belajar Siswa dalam kaitannya dengan Kemampuan
55 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV di atas,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI
Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Minat
Berwiraswasta cenderung diatas rata-rata, sebanyak 28 siswa (82,352 %).
2. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI
Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kreativitas
Belajar cenderung diatas rata-rata, sebanyak 24 siswa (70,589 %).
3. Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI
Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki Kemampuan
Pengelasan diatas rata-rata, sebanyak 30 siswa (88,235 %).
4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta
dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun
Ajaran 2012/2013.
5. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kreativitas Belajar dengan
Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung Medan Tahun Ajaran
57
6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Minat Berwiraswasta dan
Kreativitas Belajar dengan Kemampuan Pengelasan Pada Siswa tingkat X
Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK-TI Swasta Budi Agung
Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
7. Besarnya sumbangan efektif ubahan Minat Berwiraswasta terhadap
Kemampuan Pengelasan adalah sebesar 41,878 %.
8. Besarnya sumbangan efektif ubahan Kreativitas Belajar terhadap Kemampuan
Pengelasan adalah sebesar 29,43 %.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka diberikan
implikasi sebagai berikut :
1. Dengan diterimanya hipotesis keempat, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi
Agung Medan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi Agung
Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dalam upaya membanmgkitkan minat siswa
yang dapat mendukung Kemampuan Pengelasan. Upaya membangkitkan
minat Berwiraswasta ini dapat dilakukan dengan menyuruh siswa untuk
sering melakukan observasi ke bengkel-bengkel las.
2. Dengan diterimanya hipotesis kelima, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan secara umum bagi pihak pengelola SMK-TI Swasta Budi
Agung Medan dan secara khusus bagi guru-guru di SMK-TI Swasta Budi
58
Kreativitas belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan Kemampuan
Pengelasan, dengan cara memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk
menghasilkan ide-ide kreatif.
3. Dengan diterimanya hipotesis keenam, maka hal ini menggambarkan bahwa
minat berwiraswasta yang tinggi dan kreativitas belajar yang tinggi
mempunyai hubungan yang positif dan berarti dalam meningkatkan
Kemampuan Pengelasan, yaitu dengan melakukan observasi
kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas yang memicu siswa untuk menghasilkan
ide-ide kreatif.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, dapat diajukan beberapa
saran, antara lain :
1. Dengan ditemukannya Kemampuan Pengelasan dalam kategori diatas rata -
rata, maka diperlukan upaya untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan
Kemampuan Pengelasan siswa. Upaya peningkatan tersebut hendaknya
dilakukan secara terkoordinasi dalam arti adanya koordinasi secara
bersama-sama antara pengelola sekolah SMK-TI Swasta Budi Agung Medan dengan
guru bidang studi Pengelasan, maka dari itu pengelola sekolah dan guru
bidang studi supaya memberikan hadiah kecil seperti pena setiap bulannya
untuk peringkat 1 s/d 10 saat dilakukan ujian bulanan, sehingga siswa akan
59
2. Dengan ditemukannya minat berwiraswasta siswa dalam kategori yang diatas
rata - rata, hendaknya tetap dilakukan upaya yang bisa memotivasi minat yang
telah ada, sehingga akhirnya siswa dapat belajar dengan perasaan senang
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengelasan, maka dari itu kepada
pihak pengelola sekolah terutama pada guru bidang studi Pengelasan
disarankan untuk memerintahkan siswa untuk sering melakukan observasi ke
bengkel-bengkel las.
3. Dengan ditemukannya kreativitas belajar dalam kategori diatas rata - rata,
maka diperlukan upaya untuk bisa meningkatkan kreativitas belajar siswa
sehingga akhirnya dapat meningkatkan Kemampuan Pengelasan siswa.
Kepada guru bidang studi Pengelasan disarankan untuk memberikan
tugas-tugas melakukan observasi kebengkel-bengkel dan memberikan tugas-tugas-tugas-tugas