• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ROH KUDUS DALAM KONTEKS MISI MASA KINI BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 1:8 Oleh : Dr. Jakoep Ezra M.BA Program Studi Magister Teologi STT LETS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN ROH KUDUS DALAM KONTEKS MISI MASA KINI BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 1:8 Oleh : Dr. Jakoep Ezra M.BA Program Studi Magister Teologi STT LETS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERANAN ROH KUDUS DALAM KONTEKS MISI MASA KINI

BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 1:8 Oleh : Dr. Jakoep Ezra M.BA

Program Studi Magister Teologi STT LETS

ABSTRAK

Misi adalah bagian dari Amanat Agung yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Roh kudus sebagai pribadi dari Allah Tritunggal merupakan pribadi yang dijanjikan Allah kepada para murid untuk melaksanakan misi Amanat Agung tersebut. Kisah Para Rasul 1: 8 dengan jelas menggambarkan bahwa para murid akan menerima Roh kudus sebagai kuasa yang memampukan mereka melaksanakan Amanat Agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan peranan Roh kudus dalam konteks misi masa kini berdasarkan kajian biblikal Kisah Para Rasul 1:8. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka ( library research ).

Peneliti melakukan analisis teks Kisah Para Rasul 1:8 dengan menggunakan kajian biblikal dengan didukung berbagai sumber literatur dari jurnal ilmiah dan buku-buku.

Kisah Para Rasul 1: 8 menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus kepada para murid untuk mereka menerima kuasa dan supaya mereka menjadi saksi Kristus. Para murid yang telah menerima kuasa mendapat mandat untuk melakukan misi Amanat Agung dari wilayah Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi. Dalam konteks masa kini Roh Kudus berperan dalam memberikan kuasa dalam memberitakan Injil, menjadikan epelayanan misi menjadi efektif dan memberikan progresifitas pelayanan misi. Roh kudus memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia misi dan akan terus memimpin pergerakan misi di seluruh dunia sampai kepada akhir zaman.

Kata kunci : Roh kudus,Misi, Amanat Agung, Kisah Para Rasul

ABSTRACT

The mission is part of the Great Commission ordered by the Lord Jesus. Holy Spirit as a person of the Triune God is the person God promised the disciples to carry out the mission of the Great Commission. Acts 1: 8 clearly illustrates that the disciples will receive the Holy Spirit as a power that enables them to carry out the Great Commission. The purpose of this study is to describe the role of the Holy Spirit in the context of today's mission based on the Book of Acts 1: 8.

This research uses library research. Researchers conducted text Acts 1:8 analysis using biblical studies supported by various literary sources from scientific journals and books.

Acts 1: 8 explains that the Lord Jesus sent the Holy Spirit to the disciples for them to receive power and to be witnesses of Christ. Students who have received power have the mandate to carry out the Great Commission of mission from the regions of Jerusalem, Judea, Samaria to the ends of the earth. In the present context the Holy Spirit plays a role in giving power in preaching the gospel, making missionary services effective and providing progressive missionary service. Holy spirit has a very important role in the world of mission and will continue to lead the mission movement throughout the world until

Key Words : Holy Spirit, Mission, Great Commision, Acts

(2)

2 PENDAHULUAN

Alkitab dengan jelas memaparkan bahwa setiap orang percaya diberi mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Mandat atau perintah ini disebut dengan amanat agung ( Matius 28:19-20 ).1 Amanat agung merupakan kelanjutan dari peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Sesudah kebangkitannya dan sebelum kenaikannya ke Surga, Tuhan Yesus Kristus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus kepada murid-muridNya dan menjadikan semua murid-muridNya menjadi saksiNya ( Kisah Para Rasul 1:8 ) .

Tuhan Yesus memberikan tugas misi pekabaran Injil sebagai tugas semua orang percaya di seluruh dunia dan semua orang percaya dipanggil untuk melaksanakan Amanat Agung tersebut. Roh Kudus sebagai oknum dalam Tritunggal, memiliki peranan yang sangat penting terhadap pengabaran Injil yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan Yesus Kristus. Darsono Ambarita dalam bukunya yang berjudul Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengatakan 2:

“ Dalam pelaksanaan misi, Allah Roh, Oknum yang ketiga dari Allah Tritunggal mempunyai peranan yang penting. Hal ini sejak penciptaan. Kejadian 1:2 “Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air”. Peranan Roh Kudus sebagai penggerak misi adalah : A. Mempersiapkan Gereja, B. Roh Kudus tidak hanya mempersiapkan gereja tetapi juga dunia, supaya manusia yang seharusnya binasa dapat bertobat,C. Roh Kudus mengkoordinir program misi. “

Dengan demikian maka, Roh Kudus yang diutus ke bumi yang terjadi ketika hari Pentakosta merupakan penggenapan akan janji Tuhan dalam kitab Yoel 2:28-29: “

"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang- orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.

Murid-murid Tuhan Yesus Kristus yang semua berasal dari bangsa Yahudi setelah pencurahan Roh Kudus memiliki mandat yang bersifat inklusif yaitu memberitakan injil kepada bangsa-bangsa kafir. Tentunya hal ini tidak mudah dipahami oleh bangsa Yahudi yang menganggap najis bangsa-bangsa lain. Tuhan Yesus Kristus menginginkan agar keselamatan tidak hanya ditujukan kepada bangsa Yahudi sebagai representasi dari janji Tuhan kepada Abraham melainkan juga keselamatan bersifat universal dan ditujukan kepada semua bangsa di

1 Adrianus Pasasa.”Dasar Alkitab Tentang Misi Dalam Konteks Perkotaan”.Tedeum: Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 2,2013,hlm.55

2 Darsono Ambarita, Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ( Medan: Pelita Kebenaran Press,2018),hlm.9

(3)

3 muka bumi.3 Mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia adalah “bukti”sekaligus

“fakta” ke universalan Injil Yesus Kristus. PerintahNya sangat jelas bahwa wilayah pekabaran Injil adalah seluruh “kosmos” tempat tinggal manusia dan tanggung jawab orang percaya untuk memberitakan kepada seluruh makhluk yaitu manusia.4. Dalam upaya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, maka Tuhan memberikan kuasa dengan tanda-tanda mujzat yang menyertai pelayanan dari murid-murid Tuhan Yesus Kristus. Manusia tidak memiliki kekuatan untuk melaksanakan misi dari Amanat Agung.Kekuatan manusia sangat terbatas dan tidak mampu,sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan kuasa dari Tuhan.5. Tentunya peranan Roh Kudus memiliki peran yang sangat sentral dan tidak dapat diabaikan dalam perjalanan misi yang dikerjakan oleh para Rasul di muka bumi ini dan dilanjutkan oleh para hamba-hamba Tuhan yang memberitakan kabar baik ini ke seluruh belahan dunia. Kitab Kisah Para Rasul, merupakan kitab yang berisi sejarah misi dari para Rasul yang dimulai dari Yerusalem dan sampai ke bangsa-bangsa non Yahudi. Sebagai kitab yang memuat secara lengkap peristiwa pencurahan Roh kudus maka kitab Kisah Para Rasul dapat dijadikan sebagai dasar teologis dari pergerakan misi dalam perjanjian baru dan juga kaitannya dengan pelayanan misi di masa sekarang ini.

PEMBAHASAN LANDASAN TEORI

A. Konteks Teks Kisah Para Rasul 1:8

Dalam Kisah Para Rasul tertulis lanjutan cerita bagaimana para pengikut Yesus, dengan kuasa Roh yang sama, menyampaikan Injil yang sama, mengadakan mukjizat-mukjizat yang sama dan cara hidup yang sama dengan Yesus. Roh Kudus yang menghasilkan kembali kehidupan dan pelayanan Yesus melalui gereja merupakan tema teologis kitab Kisah Para Rasul. Menurut tradisi Kisah Para Rasul adalah sambungan dari Injil Lukas yang ditulis oleh penulis yang sama yaitu Lukas. Sama seperti Injil Lukas, Kisah Para Rasul di persembahkan untuk seorang yang bernama Teofilus seorang yang terkemuka. Para ahli berpendapat jika kitab Kisah Para Rasul ditulis pada tahun 90 Masehi.6

Kisah Para Rasul sering disebut “kisah perbuatan Roh Kudus” khususnya yang berhubungan dengan Baptisan dalam Roh Kudus,dipenuhi Roh Kudus,dan dipimpin oleh Roh

33 Mulyo Kadarmanto.”Penginjilan Dan Tanggung Jawab Sosial”.STULOS:Jurnal Teologi.Volume 9 Nomor 1.2012.hlm.129

4Kalis Stevanus.” Mengimplementasikan Pelayanan Yesus dalam Konteks Misi Masa Kini Menurut Injil Sinpotik”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 2.2018. hlm.286

5 Susanto Dwi Raharjo.”Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20”.Jurnal Teologi Gracio Deo.Volume 1 No 2.2019.hlm.61

6 FF Bruce,Tafsiran alkitab Masa Kini 3 ( Matius-Wahyu) ( Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1981),hlm.331

(4)

4 Kudus.7. Kisah Para Rasul 1:1-2 : “ Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat.

Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih- Nya. Kata bukuku yang pertama adalah menunjukan kepada kitab Injil Lukas yang ditulis sebelumnya dan Teofilus nampaknya adalah seorang warga negara Roma yang memiliki kedudukan yang tinggi.8. Lalu dilanjutkan dengan kata-kata : “ menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada ia terangkat”. Kata – kata ini dengan jelas menegaskan bahwa penulis injil Lukas merupakan penulis kitab Kisah Para Rasul dan sebelum Tuhan Yesus Kristus terangkat ke Sorga maka Tuhan telah menunjukan diriNya kepada murid- muridNya dan juga orang banyak setelah kebangkitanNya dengan maksud menunjukan bahwa Dia sungguh hidup dan telah bangkit dari kematian.9. Kisah Para Rasul 1:3: “ Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”. Selama empat puluh hari ia berulang-ulang menyatakan diriNya. Itulah sebabnya jika hari kenaikan Tuhan Yesus jatuh kepada hari ke empat puluh dari hari kebangkitanNya. Selama empat puluh hari Tuhan Yesus membuktikan kepada murid-muridNya bahwa Dia telah hidup dan bangkit. Dan para hari yang keempat puluh maka itu adalah hari terakhir Tuhan Yesus menampakan diri kepada murid-muridNya untuk terangkat dan duduk di tahtaNya bersama dengan Bapa di Surga untuk memerintah dalam kerajaanNya.

Kisah Para Rasul 1:4 : “ Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku”. Tuhan Yesus melarang para murid untuk meninggalkan Yerusalem sebab mereka akan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu. Pelayanan Tuhan Yesus selama 3,5 tahun di muka bumi ini akan dilanjutkan oleh para muridNya, oleh sebab itu Tuhan Yesus dengan kuasa dan otoritas yang dimilikinya mengutus Roh Kudus kepada murid-muridNya. Sebelum para murid menerima Roh kudus yang Tuhan janjikan, maka para murid harus menetap di Yerusalem sampai Roh Kudus dicurahkan.

Yohanes pembatis telah memberitahu tentang baptisan Roh Kudus yang akan terjadi kelak dan sekarang nubuatan itu akan digenapi. Kisah Para Rasul 1:5 : “Sebab Yohanes

7 Jermia Djadi.”Baptisan Roh Kudus Berdasarkan Perjanjian Baru.” Jurnal Jaffray. Volume 12 Nomor 1. 2014.

hlm.180

8 Ibid,hlm.341

9 Bartholomeus Diaz Nainggolan.”Penafsiran Kisah Para Rasul 1:8 dan Implementasi Misi Pemberitaan Injil Lintas Budaya.” Jurnal Koinonia. Volume 6 Nomor 2. 2013.hlm.13

(5)

5 membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Merupakan ayat pendahuluan yang memperjelas mengenai janji Tuhan Yesus mengenai baptisan Roh kudus yang akan diterima oleh murid-muridNya. Baptisan Roh Kudus secara langsung disebut dalam Alkitab 7 kali di Perjanjian Baru. Pemunculan istilah ini yang pertama dalam Matius. 3:11 (“Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut- Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”) dan sama persis digunakan dalam Markus 1:8; Lukas 3:16 dan Yohanes 1:31-33. Ke empat ayat itu semua disebutkan oleh Yohanes Pembaptis10 Baptisan Roh Kudus memiliki maksud dan tujuan menjadikan para murid sebagai seorang yang melakukan misi Amanat Agung dengan penuh kuasa dan memenangkan jiwa.11 Kisah Para Rasul 1:6-7 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"

Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Ayat ini merupakan harapan para murid mengenai restorasi bangsa Israel akan terjadi sesuai dengan nubuatan dalam Perjanjian Lama dan para murid menyakini bahwa Yesus adalah mesias yang dijanjikan, hal ini dibuktikan dengan kebangkitan Dia dari antara orang mati. Permintaan para murid jelas bernuansa politis, karena menyangkut upaya restorasi bangsa Israel.12 Dengan dasar kemesiasan Yesus dan janji Tuhan Yesus memberikan janji Roh Kudus kepada para murid, maka fokus para murid adalah restorasi bangsa Israel. Jawaban Tuhan Yesus tidak menyanggah secara langsung ekspetasi politis dari para murid, namun Tuhan tidak secara eksplisit menjelaskan waktu restorasi itu akan terjadi. Itu merupakan rahasia ilahi dan bentuk eskatologis dari kerajaan Israel. Sesudah perkataan kepada para murid, maka perkataan ini juga dilanjutkan dengan janji Tuhan kepada para murid, bahwa para murid akan diberi kuasa dan akan menjadi saksi dari segala sesuau yang dilihat dan diajarkan oleh Tuhan Yesus selama Dia melayani di bumi.

B. Kajian Biblikal Kisah Para Rasul 1:8

Kisah Para Rasul 1: 8 : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." . Dalam Terjemahan New King James Version : “"But you shall receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be witnesses to Me in

10 Asih Rachmani Endang Sumiwi.”Analisis Biblika Bsaptisan Roh Kudus dan Penuh dengan Roh Kudus”.

Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 1.2018.hlm.4

11 Daniel Lucas Lucito. “Baptisan dan Kepenuhan Roh: Sebuah Perbandingan Antara Pandangan Kekinian dengan Data Kisah Para Rasul.”Veritas: jurnal Teologi. Volume 11 Nomor 1.2010.hlm.107

12 Harls Evan R Siahaan. “Memaknai Pentakostalisme dalam Maksud Politis Lukas : Analisis Kisah Para Rasul 1:6-8”. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen.Volume 3 No 1.2018.hlm.43

(6)

6 Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the end of the earth.". Ayat itu berbicara kuasa gereja itu berasal dari Roh Kudus dan bukan manusia. Umat Allah mengalami pemenuhan Roh kembali pada saat mereka menghadapi kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan baru. Orang-orang biasa dapat melakukan hal-hal yang luar biasa karena Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup murid-murid Yesus. Ayat itu juga bebicara tentang amanat dan kekuatan untuk menjadi saksi dalam perjalanan kerajaan Allah dan penggenapan kerajaan itu di bumi ini. 13

Penekanan Kisah Para Rasul 1:8 dibagi dalam dua pokok utama : 1. Janji kuasa untuk bersaksi dari Roh Kudus

“ Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu”. Tuhan Yesus menggunakan kata tetapi (alla). Kata “tetapi” mengarahkan perhatian para murid kepada kuasa Roh Kudus yang akan turun untuk memampukan mereka menjadi saksi-saksi Kristus.

Dan penggenapan atas janji ini tidak lama lagi akan digenapi dalam peristiwa pentakosta. Kata kuasa dalam bahasa Yunani menggunakan kata dunamis dan digunakan sebanyak 120 kali yang dapat memilki arti “ strength power, ability” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah kekuatan,kekuasaan,kemampuan untuk mengerjakan sesuatu. Dalam konteks ini maka dengan dunamis, para murid Tuhan Yesus akan dimampukan untuk bersaksi ( menjadi saksi-saksi Kristus).

Kata dunamis juga digunakan dalam kitab Kisah Para Rasul sebanyak 10 kali dengan beberapa konteks pemakaian: tiga kali merujuk kepada kuasa dalam mukjizat-mujizat, tiga kali untuk menjelaskan tentang kuasa yang menyebabkan mujizat-mujizat , dua kali merujuk kepada kuasa yang menyertai para Rasul. Kata dunamis akan terjadi jika “ Roh Kudus turun ke atas kamu”. Oleh sebab itu Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk tidak meninggalkan Yerusalem sampai Roh kudus turun ke atas mereka. Kata dunamis ( kuasa) berkaitan dengan bersaksi. Kuasa Roh Kudus bukan hanya dimaknai sebagai kuasa untuk melakukan mujizat dan keberanian untuk memberitakan injil melainkan juga hikmat yang diberikan Tuhan untuk para murid bersaksi. Kata-kata Kristus kamu akan menjadi saksi-Ku, perlu diperhatikan sebab kata- kata itu adalah kutipan dari Yesaya 43:10 dan implikasinya adalah kata-kata nabi Yesaya ini digenapi dalam diri murid-murid Yesus, mereka sama-sama merupakan sisa Israel yang lama dan inti dari yang baru. “ Saksi” adalah kata kunci dalam kitab Kisah Para Rasul dan kata itu digunakan berkali-kali, baik sebagai kata kerja maupun kata benda. Saksi adalah seseorang yang memberitahukan apa yang telah dilihat dan didengar.14. Kata bersaksi ( martures ) dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai “saksi” mengandung pengertian martir atau syahid.

13Ds.H.Van Den Brink.Tafsiran Kisah Rasul.(Jakarta: BPK,1980),hlm.28

14 Warren W Wiersbe,Dinamis di dalam Kristus ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1987),hlm.13

(7)

7 Para murid Tuhan Yesus dipanggil untuk menjadi saksi – saksi Yesus, sebab para murid memiliki pengalaman langsung bersama dengan Yesus. Lukas ingin menegaskan bahwa para murid merupakan saksi hidup dari peristiwa pelayanan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus.

2. Menjadi Saksi Kristus sampai ke ujung bumi

“ dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”

Bock menjelaskan demikian :

“ Jerusalem will be important in Acts 1-7, Judea and Samaria will become a concern in Acts 8-10. After a brief return to Jerusalem in Acts 11–12, the gospel will spread, primarily focused on the mission from Antioch, eventually reaching Rome through Paul.

In this sense, 1:8 introduces the book by showing a concern for the geographical expansion that Luke loves to note. 15

Kisah Para Rasul 1:8 ini disejajarkan dengan nubuatan Yesaya dalam Yesaya 49:7.

Peterson melihatnya sebagai programmatic statement dalam Kisah Para Rasul 1:8 tidak dapat dipahami hanya sebatas pemahaman physical geography melainkan juga dalam pemahaman theopolitical sebagaimana dalam nubuatan Yesaya tersebut dapat ditemukan tiga tahap “the new exodus” yang akan terjadi: yang pertama bahwa keselamatan pertama-tama akan turun di Yerusalem, selanjut pada tahap yang kedua akan terjadi reconstitution and reunification of Israel yang mencakup wilayah Yudea dan Samaria, dan yang terakhir bahwa keselamatan akan sampai ke “ujung bumi” sehingga bangsa-bangsa (gentiles) akan disambut ke dalam umat Allah.16. Dari cartatan penyebaran Injil , maka kata Yerusalem, Yudea, Samaria dan ujung bumi menggambarkan urutan dan penyebaran Injil secara geografis.17 Yerusalem merupakan permulaan dari Injil dan juga kota yang penting secara teologis, kemudian meluas ke Yudea dan Samaria yang berarti wilayah Israel dan berakhir ke ujung bumi yang merupakan cakupan yang paling luas yaitu bangsa-bangsa non Israel.

C. Peranan Roh Kudus dalam Konteks Misi Masa Kini

Dari uraian Kisah Para Rasul 1: 8, maka Roh Kudus memiliki peranan yang sangat besar dalam perjalanan misi murid-murid Yesus. Dan Roh Kudus juga tetap memiliki peranan yang

15 Bock, Acts, 64. Ellis membagi narasi Kisah Para Rasul berdasarkan perkembangan ekspansi penyebaran Injil secara geografis sebagai berikut: 1:1-7:60 (Yerusalem); 8:1-11:18 (Yudea and Samaria); 11:19-12:25 (Siria);

13:1-16:10 (Siprus and Asia Kecil); 16:11-19:22 (Yunani); 27:1-28:31 (Roma). Lihat Earle Ellis, “‘The End of the Earth’ (Acts 1:8),” Bulletin for Biblical Research 1 (1991): 121

16 Heryanto David Lie. “ Penggenapan Progresif Misi Allah dalam Kisah Para Rasul 1:8.” Jurnal Jaffray.

Volume 15 Nomor 1. 2017 hlm.77

17 Sunarto. “Gereja Dan Pelayanan Sosial Dalam Perspektif Alkitab”. Tedeum: Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 1,2012,hlm.123

(8)

8 sangat penting dalam perjalanan misi sekarang ini. Peranan Roh Kudus dalam konteks misi sekarang ini adalah :

1. Roh Kudus memberikan kuasa untuk melaksanakan misi

Memberitakan Injil adalah sebuah tugas yang mulia sebagai respon dari syukur kepada Tuhan atas keselamatan yang dianugerahkan kepada orang percaya. Namun perlu disadari bahwa manusia memiliki keterbatasan. Sehingga diperlukan kuasa dari Tuhan untuk memampukan manusia untuk melakukan tugas pemberitaan Injil. Selain itu proses penumbuhan benih yang ditaburkan merupakan cara kerja ilahi yang dikerjakan oleh Roh Kudus kepada setiap orang yang mendengar berita Injil.18. Walaupun Tuhan tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun Tuhan senantiasa menyertai dan memberikan kuasa kepada para hamba Tuhan yang melakukan pelayanan pemberitaan Injil. Mereka adalah orang-orang yang diberikan otoritas /kuasa dari Allah untuk menyatakan kebesaran namaNya. Tidak ada pelayanan misi yang dapat dilakukan tanpa kuasa Allah. Gereja bersandar kepada kuasa Roh Kudus19. Pelayanan misi adalah pelayanan yang bersifat rohani sehingga hanya dapat dilakukan oleh kuasa Roh Kudus. Dan Tuhan akan senantisa menyertai pelayanan misi sampai kepada akhir zaman.20

2. Roh Kudus membuat pelayanan misi menjadi efektif.

Roh kudus bukan hanya memberikan kuasa untuk melakukan tugas misi melainkan Roh kudus juga menjadikan setiap orang percaya efektif dalam melakukan tugas misi di muka bumi ini. Roh Kudus akan membantu para saksi Kristus untuk menjadi efektif dalam konteks pelayanan misi di abad 21 ini. Efektivitas pelayanan misi sangat ditentukan dengan metode misi yang digunakan, namun tidak semua metode yang digunakan dapat berhasil tanpa hikmat dan pimpinan dari Roh Kudus. Banyak para hamba Tuhan terjebak menggunakan “cara dunia”

untuk melakukan pelayanan misi dan sering berakhir dengan kegagalan karena Tuhan tidak dilibatkan dalam “cara” tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa misi yang sangat efektif adalah misi yang lahir dari pimpinan Tuhan dan dilakukan secara kontekstual sesuai situasi yang ada.

Strategi misi tidak selalu dengan melakukan kebaktian rohani atau kegiatan kemanusiaan, namun harus diimbangi juga dengan penggunaan teknologi khususnya di era industri 4.0. Penggunaan teknologi sebagai sarana misi terbukti sangat menolong dalam pemberitaan firman Tuhan ke seluruh dunia. Apalagi ditunjang dengan internet yang sudah

18 J.Herbert Kane, Understanding Christian Mission ( Grand Rapids: Baker Book House, 1990),hlm.300

19 Rudi Silitonga.”Amanat Agung Dan Kemajemukan Agama: Suatu Refleksi”.STULOS: Jurnal Teologi.Volume 16 Nomor 1.2018.hlm.78

20 Daniel Sutoyo.”Peran Roh Kudus dalam Pemberitaan Injil”.Antusias: jurnal Teologi dan Pelayanan.Volume 1 Nomor 3.2011.hlm.11

(9)

9 merambah sampai ke pelosok dunia.21. Gereja harus memiliki misi untuk memberitakan injil kepada seluruh umat manusia dan itu sudah dimulai sejak era Tuhan Yesus dan para Murid dan akan terus dilanjutkan hingga era generasi digital sekarang ini. Perkembangan teknologi digital merupakan kesempatan bagi gereja untuk melaksanakan misi Amanat Agung.22 . Dalam pelaksanaan misi di abad 21, perlu melakukan pendekatan dialog antar umat beragama sehingga misi tidak hanya semata-mata menjadikan orang lain beragama “ Kristen” namun lebih memperhatikan aspek pluaritas sehingga lahir dialog pluralis antar sesama pemeluk agama.23 Semua strategi dan metode misi akan menjadi efektif jika menggunakan hikmat dan pimpinan dari Roh kudus.

3. Roh kudus memberikan progresifitas misi kepada orang-orang percaya

Misi tidak boleh statis, dan misi harus terus bergerak. Misi akan bergerak menembus batas geografis, batas budaya, batas usia, batas sosial budaya dan batas-batas lainnya.

Pergerakan misi yang dinamis harus senantiasa bersifat progresif. Misi yang efektif akan terus berkembang sampai kepada bagian-bagian terkecil yang “tidak dijangkau/tidak terjangkau”

oleh manusia. Hal ini yang mendorong para misionaris untuk bergerak dalam misi sampai ke pelosok dunia, ke wilayah pelosok yang ada dunia, bahkan ke wilayah yang belum pernah dijamah oleh manusia. Motivasi yang kuat dari para misionaris perlu dijadikan contoh/teladan bagi setiap orang percaya. Roh kudus yang mendiami setiap orang percaya juga akan terus bergerak mengikuti pergerakan misi yang ada. Misi harus dimulai dari lingkungan terkecil, lingkungan tempat tinggal dan tempay bekerja dan kepada orang-orang terdekat yaitu keluarga,saudara,rekan/sahabat dan tetangga. Dari lingkungan terdekat itu misi akan meluas kepada lingkungan yang lebih besar yaitu kota dan bangsa. Panggilan untuk mengusahakan kesejahteraan kota merupakan panggilan misi yang juga diamanatkan kepada orang percaya.

Dan yang terakhir misi dilakukan dalam lingkungan yang terjauh yaitu bangsa-bangsa / suku- suku bangsa yang belum mendengar Injil ( unreach people).

Data statistik menunjukan jika di Indonesia sendiri ada 127 suku terabaikan. Suku-suku tersebut dianggap terabaikan apabila suku tersebut melebihi populasi 10.000 jiwa dengan kurang dari 1% jumlah warganya yang mengenal Kristus. Suku-suku terabaikan di Indonesia terletak dalam 23 rumpun yang tersebar di hampir seluruh Indonesia. Menjadikan semua dunia menjadi murid Kristus sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus merupakan sebuah perjuangan yang harus terus diupayakan bersama-sama dan Roh kudus melalui orang percaya

21 Aripin Tambunan.”Perubahan Sosial: Masa Depan Gereja”.Jurnal Transformasi.Volume 10 No 1.2014.hlm.101

22 Daniel Ronda.” Pemimpin dan Media: Misi Pemimpin Membawa Injil Melalui Dunia Digital”. Jurnal Jaffray.Volume 14 Nomor 2.2016. hlm.196

23 Freddy Siagian. “Rekonstruksi Misi Gereja di Abad 21”. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia. Volume 1 Nomor 4. 2016.hlm.11.

(10)

10 akan terus bergerak secara progresif ke seluruh belahan dunia sampai pemenuhan janji Tuhan terjadi, yaitu bahwa injil akan diberitakan ke seluruh bumi lalu barulah tiba kedatangan Tuhan Yesus ke dua kalinya.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang digunakan untuk memperdalam penelitian tentang peranan Roh Kudus dalam konteks misi masa kini berdasarkan Kisah Para Rasul 1:8 adalah penelitian pustaka ( Library Research ) yakni pengumpulan dari jurnal dan buku seperti yang tercantum dalam daftar pustaka. Penulis kemudian melakukan analisis terhadap sumber-sumber yang terkait yang rinci dan mendalam. Hasil analisis dari kajian Biblikal Kisah Para Rasul 1:8 akan impelementasikan ke dalam peranan Roh Kudus terhadap konteks misi masa kini.

KESIMPULAN

Roh kudus telah dicurahkan sesuai dengan janji Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:8.

Sejak Roh Kudus diterima oleh para murid maka para murid melakukan pelayanan misi dengan efektif. Roh Kudus menjadi pemimpin dalam pergerakan misi di dalam Kitab Kisah Para Rasul, sehingga keKristenan yang awalnya hanya dikenal di Yerusalem maka akhirnya dikenal sampai ke segala bangsa. Peranan Roh Kudus tidak hanya berhenti di kitab Kisah Para Rasul melainkan juga akan terus berkembang sampai hari ini dan memimpin pergerakan misi di seluruh belahan dunia. Strategi misi akan terus berkembang dan Roh Kudus akan memberikan hikmat bagi para hamba Tuhan untuk dapat menjangkau dunia bagi Kristus.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Darsono. Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. ( Medan:

Pelita Kebenaran Press,2018)

Ds.H.Van Den Brink.Tafsiran Kisah Rasul.(Jakarta: BPK,1980)

FF Bruce.Tafsiran alkitab Masa Kini 3 ( Matius-Wahyu). ( Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1981)

Kane, J.Herbertm. Understanding Christian Mission .( Grand Rapids: Baker Book House, 1990)

Wiersbe, Warren W. Dinamis di dalam Kristus. ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1987) Adrianus Pasasa.”Dasar Alkitab Tentang Misi Dalam Konteks Perkotaan”.Tedeum: Jurnal

Teologi dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 2,2013

Aripin Tambunan.”Perubahan Sosial: Masa Depan Gereja”.Jurnal Transformasi.Volume 10 No 1.2014

Asih Rachmani Endang Sumiwi.”Analisis Biblika Bsaptisan Roh Kudus dan Penuh dengan Roh Kudus”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 1.2018

(11)

11 Bartholomeus Diaz Nainggolan.”Penafsiran Kisah Para Rasul 1:8 dan Implementasi Misi

Pemberitaan Injil Lintas Budaya.” Jurnal Koinonia. Volume 6 Nomor 2. 2013.

Daniel Sutoyo.”Peran Roh Kudus dalam Pemberitaan Injil”.Antusias: jurnal Teologi dan Pelayanan.Volume 1 Nomor 3.2011

Daniel Lucas Lucito. “Baptisan dan Kepenuhan Roh: Sebuah Perbandingan Antara Pandangan Kekinian dengan Data Kisah Para Rasul.”Veritas: jurnal Teologi. Volume 11 Nomor 1.2010

Daniel Ronda.” Pemimpin dan Media: Misi Pemimpin Membawa Injil Melalui Dunia Digital”.

Jurnal Jaffray.Volume 14 Nomor 2.2016

Freddy Siagian. “Rekonstruksi Misi Gereja di Abad 21”. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia. Volume 1 Nomor 4. 2016

Harls Evan R Siahaan. “Memaknai Pentakostalisme dalam Maksud Politis Lukas : Analisis Kisah Para Rasul 1:6-8”. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen.Volume 3 Nomor 1.2018

Heryanto David Lie. “ Penggenapan Progresif Misi Allah dalam Kisah Para Rasul 1:8.” Jurnal Jaffray. Volume 15 Nomor 1. 2017

Jermia Djadi.”Baptisan Roh Kudus Berdasarkan Perjanjian Baru.” Jurnal Jaffray. Volume 12 Nomor 1. 2014

Kalis Stevanus.” Mengimplementasikan Pelayanan Yesus dalam Konteks Misi Masa Kini Menurut Injil Sinpotik”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 2.2018

Mulyo Kadarmanto.”Penginjilan Dan Tanggung Jawab Sosial”.STULOS:Jurnal Teologi.Volume 9 Nomor 1.2012

Rudi Silitonga.”Amanat Agung Dan Kemajemukan Agama: Suatu Refleksi”.STULOS: Jurnal Teologi.Volume 16 Nomor 1.2018

Sunarto. “Gereja Dan Pelayanan Sosial Dalam Perspektif Alkitab”. Tedeum: Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 1,2012

Susanto Dwi Raharjo.”Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20”.Jurnal Teologi Gracio Deo.Volume 1 No 2.2019

Referensi

Dokumen terkait