BAB III
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Tinjauan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan
Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kementrian Dalam Negeri beridiri sejak tahun 2017. Berdasarkan Perpres Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri dan Permendagri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana dari
Kementerian Dalam Negeri yang bertanggung jawab untuk melaksanakan salah satu program kementerian di bidang kelembagaan daerah dan pembinaan umum kepegawaian perangkat daerah.
Berdasarkan Pasal 410 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) ditegaskan bahwa Peraturan pelaksanaan Undang- Undang ini ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak diundangkan, yaitu harus sudah selesai pada tanggal 2 Oktober 2016.
Salah satu peraturan pelaksanaan yang menjadi prioritas penyelesaian tahun 2015 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2015 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah tahun 2015 adalah Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah.
Penyelesaian Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah secara tepat waktu menjadi hal sangat mendesak, karena:
1. Penetapan UU 23/2014 membawa perubahan pada kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan antar susunan pemerintahan.
2. Terhadap kewenangan penyelenggaraan urusan yang mengalami perubahan tersebut, pada saat ini terjadi ketidaksinkronan antara kewenangan dengan kelembagaan perangkat daerah.
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, Kementerian Dalam Negeri yang bertanggung jawab untuk melaksanakan salah satu program kementerian di bidang kelembagaan daerah dan pembinaan umum kepegawaian perangkat daerah.
Berdasarkan Pasal 410 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) ditegaskan bahwa Peraturan pelaksanaan Undang- Undang ini ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak diundangkan, yaitu harus sudah selesai pada tanggal 2 Oktober 2016.
Salah satu peraturan pelaksanaan yang menjadi prioritas penyelesaian tahun 2015 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2015 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah tahun 2015 adalah Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah.
Penyelesaian Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah secara tepat waktu menjadi hal sangat mendesak, karena:
1. Penetapan UU 23/2014 membawa perubahan pada kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan antar susunan pemerintahan.
2. Terhadap kewenangan penyelenggaraan urusan yang mengalami perubahan tersebut, pada saat ini terjadi ketidaksinkronan antara kewenangan dengan kelembagaan perangkat daerah. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Ketidaksinkronan tersebut, berakibat banyak penyelenggaraan urusan yang mengalami perubahan tersebut, tidak terselenggara dengan baik di daerah.
Visi :
Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kementrian Dalam Negeri adalah: Meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui fasilitasi kelembagaan daerah dan pembinaan umum kepegawaian perangkat daerah
Misi :
Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kementrian Dalam Negeri yang ditetapkan, merupakan peran strategik yang diinginkan dalam pencapaian visi di atas, yaitu Memantapkan Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tersusunnya regulasi terkait aturan pelaksana dari Undang-Undang Pemerintahan Daerah.
3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi
Sumber : Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Gambar III.1
Struktur Organisasi Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah Dan DPRD
A. Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan DPR
Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 427, menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
2. Pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
3. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
6. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
7. Pengelolaan administrasi kepala daerah;
8. Pengelolaan administrasi dewan perwakilan rakyat daerah;
9. Pengelolaan administrasi izin dan cuti kepala daerah;
10. Pengoordinasian pembinaan dan peningkatan kapasitas kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
11. Pengoordinasian pemberian penghargaan dan sanksi kepada kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah; dan
12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
B. Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha
1. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1157 huruf a, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha dan penyiapan bahan pengembangan pegawai, koordinasi ketatausahaan di Lingkungan Inspektorat Jenderal serta Pengelolaan administrasi Instansi pembina Jabatan Fungsional P2UPD.
2. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan program kerja, penyusunan laporan dan urusan tata usaha serta membantu pengelolaan administrasi instansi pembina Jabatan Fungsional P2UPD.
3. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya secara administratif berada dibawah Bagian Umum pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dan secara operasional bertanggungjawab kepada Inspektur.
C. Subdirektorat Wilayah I
Subdirektorat Wilayah I dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 475, menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan umum di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
6. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
7. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi kepala daerah;
8. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi dewan perwakilan rakyat daerah;
9. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi izin dan cuti kepala daerah;
10. Penyiapan bahan pengoordinasian pembinaan dan peningkatan kapasitas kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah; dan
11. Penyiapan bahan pengoordinasian pemberian penghargaan dan sanksi kepada kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah.
D. Subdirektorat Wilayah II
Subdirektorat Wilayah II dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 479, menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan umum di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
6. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
7. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi kepala daerah;
8. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi dewan perwakilan rakyat daerah;
9. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi izin dan cuti kepala daerah;
10. Penyiapan bahan pengoordinasian pembinaan dan peningkatan kapasitas kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah; dan
11. Penyiapan bahan pengoordinasian pemberian penghargaan dan sanksi kepada kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah.
E. Subdirektorat Wilayah III
Subdirektorat Wilayah III dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 483, menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan umum di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah;
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepala daerah dan dewan perwakilan daerah;
6. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
7. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi kepala daerah;
8. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi dewan perwakilan rakyat daerah;
9. Penyiapan bahan pengelolaan administrasi izin dan cuti kepala daerah;
10. Penyiapan bahan pengoordinasian pembinaan dan peningkatan kapasitas kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah; dan
11. Penyiapan bahan pengoordinasian pemberian penghargaan dan sanksi kepada kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah.
3.2 Prosedur Sistem Berjalan
Adapun prosedur sistem berjalan pada Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagai berikut :
1. Proses Pengajuan Surat Dinas
Setiap karyawan yang telah diperintahkan untuk melakukan perjalanan dinas, harus mengajukan surat perjalanan dinas ke bagian Tata Usaha terlebih dahulu dengan menunjukan bukti surat perintah perjalanan atau surat undangan kegiatan atau forum diskusi rapat. Bagian Tata Usaha akan membantu untuk membuat 2 rangkap surat tugas perjalanan dinas.
Setelah selesai, surat tersebut akan diberikan kepada bagian Bendahara Tata Usaha untuk dilakukan perekapan nomor surat dan estimasi biaya. Kemudian, surat tersebut akan diberikan kepada Direktur sehingga dapat diberikan persetujuan dan bukti tanda tangan.
2. Proses Pengajuan Reimburs
Karyawan yang melaksanakan perjalanan dinas diwajibkan untuk mengumpulkan bukti-bukti transaksi belanja, seperti struk pembelian bensin, makan, penginapan dan keperluan lain yang dibutuhkan selama perjalanan.
Setelah karyawan mengumpulkan bukti-bukti transaksi, maka selanjutnya bukti-
bukti tersebut dijumlahkan totalnya dan diberikan kepada Bendahara Tata Usaha. Seorang Bendahara akan menghitung kembali, dan mendata biaya yang telah dikeluarkan. Kemudian mengganti uang karyawan yang terpakai.
3. Proses Pembuatan Laporan
Surat tugas, bukti-bukti transaksi akan direkap bersamaan dengan laporan pengeluaran kas yang dibuat oleh Bendahara Tata Usaha. Dan laporan tersebut harus ditandatangani oleh Direktur, sehingga dapat direkap kembali oleh Bendahara Tata Usaha dan disimpan.
3.3 Activity Diagram
1. Proses Pengajuan Surat Dinas
Gambar III.2
Activity Diagram Pengajuan Surat Dinas
act pengaj uan surat dinas
Bendahara Tata Usaha
Karyaw an Tata Usaha Direktur
start
Mengaj ukan Permohonan Pembuatan Surat Tugas
Membuat 2 rangkap Pengaj uan Surat Tugas
Memberikan Surat ke Bendahara
Menerima Pengaj uan Surat Tugas
Merekap Nomor Surat dan Estimasi Biaya
Menyerahkan Surat Tugas dan Meminta Tanda Tangan
Menerima 2 rangkap Surat Tugas
Menandatangani Surat Tugas
Menyerahkan Surat yang telah ditandatangani
Menerima Surat dan Menyerahkannya Kembali pada Karyaw an Menerima Surat Tugas
Menerima Surat Perintah Perj alanan Dinas
Memberikan Surat Perintah
Menerima 1 rangkap Surat Tugas
FlowFinal
ActivityFinal
2. Proses Pengajuan Reimburs
Gambar III.3
Activity Diagram Pengajuan Reimburs
act reimburs
Karyaw an Bendahara Tata Usaha
Melaksanakan Perj alanan Dinas
Mengumpulkan Bukti Transaksi Selama
Perj alanan / Bon
Merekap Bon dan Memberikan kepada
Bendahara
Menerima Bukti Transaksi Perj alanan /
Bon
Menghitung dan Mendata Biaya yang telah
digunakan
Memproses Penggantian Uang Karyaw an /
Reimburs
Memberikan Uang Reimburs Menerima Uang
Reimburs
ActivityFinal start
3. Proses Pembuatan Laporan
Gambar III.4
Activity Diagram Pembuatan Laporan
3.4 Spesifikasi Dokumen Masukan
Dari hasil Observasi penulis dapat memahami dokumen masukan yang dibutuhkan untuk proses Perjalanan Dinas, yaitu :
1. Surat Undangan atau Perintah Perjalanan Dinas
Nama Dokumen : Surat Undangan atau Perintah Perjalanan Dinas
Fungsi : Sebagai bukti perintah perjalanan dinas dan untuk mengajukan pembuatan surat tugas
Sumber : Karyawan
act laporan
Direktur Bendahara
start
Membuat Laporan Perj alanan Dinas
Memberikan dan Meminta Tanda Tangan
Direktur
Menerima dan Menandatangani Laporan
Menyerahkan Kembali Laporan Mengarsipkan Laporan
ActivityFinal
Tujuan : Tata Usaha
Media : Kertas
Jumlah : 1 lembar
Frekuensi : Setiap mendapatakan perintah perjalanan dinas Bentuk Dokumen : Lihat Lampiran A1
2. Surat Tugas
Nama Dokumen : Surat Tugas
Fungsi : Sebagai bukti pada saat melaksanakan perjalanan dinas Sumber : Tata Usaha
Tujuan : Karyawan
Media : Kertas
Jumlah : 2 rangkap
Frekuensi : Setiap melakukan permohonan pembuatan surat tugas Bentuk Dokumen : Lihat Lampiran A2
3. Bukti Transaksi Perjalanan / Struk
Nama Dokumen : Bukti Transaksi Perjalanan / Struk Fungsi : Untuk mengajukan pengembalian uang
Sumber : Karyawan
Tujuan : Bendahara Tata Usaha
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap selesai melaksanakan perjalanan dinas
3.5 Spesifikasi Dokumen Keluaran
Dari hasil Observasi penulis dapat memahami dokumen keluaran yang dibutuhkan untuk proses Perjalanan Dinas, yaitu :
Nama Dokumen : Laporan Pengeluaran Kas Perjalanan Dinas Fungsi : Untuk bukti perkapan perjalanan dinas karyawan
Sumber : Bendahara
Tujuan : Direktur
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap akhir bulan berjalan Bukti Dokumen : Lihat Dokumen B1
3.6 Permasalahan Pokok
Setelah melakukan observasi secara langsung, penulis mengetahui permasalahan yang terjadi pada sistem informasi perekapan dokumen perjalanan dinas yang masih belum terkomputerisasi yaitu sebagai berikut :
1. Cara konventional mengakibatkan penyimpanan informasi dan data-data yang dihasilkan tidak maksimal, hal tersebut memungkinkan adanya kehilangan data penyimpanan data perjalanan maupun data keuangan yang telah dikeluarkan untuk perjalanan dinas.
2. Proses pencatatan yang masih dilakukan secara manual ini akan memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan ketelitian yang tinggi agar data yang dicatat tidak terjadi kesalahan.
3. Dokumen dan kertas-kertas data perjalanan dinas yang telah tersimpan pada lemari penyimpanan dokumen akan menyulitkan pencarian berkas.
3.7 Pemecahan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan penulis memberikan saran dalam proses perekapan dokumen perjalanan, yaitu sebagai berikut:
1. Penulis membuat suatu rancangan program perjalanan dinas agar dapat memudahkan user dalam penginputan data, serta membuat laporan bulanan yang dapat dihasilkan secara cepat dan akurat.
2. Rancangan sistem ini dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam sistem perjalanan dinas seperti proses pembuatan surat tugas dan detail biaya perjalanan dapat dengan mudah tercetak.
3. Adanya sistem ini dapat pula menghindari tindak-tindak kesalahan manusia.
Selain itu, Setiap dokumen akan tersimpan di database, sehingga bila sewaktu- waktu membutuhkan dokumen berdasarkan periode dapat di cari dengan cepat, mudah dan efisien.