• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 2 Surakarta. Penelitian dilakukan terhadap kelas X IPA semester II tahun pelajaran 2017/2018.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dari Desember 2017- Oktober 2018, berikut tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah merupakan objek yang

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan (Bulan)

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt

1 Persiapan

pengajuan judul dan observasi awal

2 Penyusunan

proposal dan instrumen

3 Analisis

instrument

4 Pelaksanaan

penelitian 5 Analisis data

penelitian

6 Penyusunan

laporan akhir

(2)

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi dan sebagai peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:15). Dalam penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui kualitas dari proses pembelajaran yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar pada penerapan model Discovery Learning sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Metode pelaporan bersifat deskriptif karena penelitian ditekankan pada proses. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil (Margono, 2005:39).

C. Data dan Sumber Data

Data yang didapat berupa hasil belajar siswa yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan, keaktivan siswa, balikan siswa terhadap model discovery learning, dan refleksi guru setelah pembelajaran discovery learning. Menurut Sugiyono (2015:308) sumber data dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data kepada observer atau pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Berikut adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian diantaranya:

a. Data primer meliputi:

1) Informan seperti dalam wawancara guru, yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan mengetahui permasalahan yang terjadi.

2) Peristiwa, yaitu perilaku siswa yang ada dalam peroses pembelajaran berlangsung sehingga mendapatkan data aktivitas dan hasil belajar siswa pada aspek sikap dan ketrampilan.

3) Data hasil tes, hasil angket, dan observasi peserta didik untuk mengetahui pencapaian siswa dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aktivitas siswa.

(3)

b. Data sekunder

Data sekunder dapat berupa perangkat pembelajaran dan nilai-nilai hasil belajar siswa.

D. Partisipan

Dalam penelitian ini digunakan teknik Purposive Sampling, Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015:124). Purposive Sampling merupakan pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya (Margono, 2005:128). Peneliti memilih guru untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.

Subjek yang digunakan adalah kelas X IPA 3 hal tersebut telah dipertimbangkan dari hasil wawancara oleh guru kimia kelas X. X IPA 3 memiliki kemampuan yang berada diantara kelas X IPA 1 dan X IPA 2. Kelas X IPA 3 merupakan kelas yang memiliki kemampuan rata-rata, tidak paling tinggi dan juga tidak paling rendah. Pemilihan kelas dengan kemampuan sedang memiliki tujuan apabila proses pembelajaran discovery learning memiliki kualitas yang baik diharapkan juga akan memperoleh hasil yang baik bila diterapkan di kelas dengan kemampun tinggi ataupun rendah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015:309) pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian diantaranya:

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data (Sugiyono, 2015:330).

a) Observasi

(4)

Dalam penelitian dilakukan observasi partisipasif yaitu peneliti terlibat secara langsung dengan kegiatan sehari-hari yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi dilakukan secara pasif dimana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti datang ke dalam ruang kelas dan duduk dibagian belakang untuk dapat memperhatikan kegiatan belajar yang berlangsung. Observasi difokuskan pada ranah sikap, keterampilan, dan aktivitas siswa.

Observasi pada saat penelitian di lakukan oleh 3 observer yang merupakan mahasiswa pendidikan S1 FKIP kimia UNS sehingga diharapkan mereka dapat melakukan penilaian secara objektif dan secara tepat. Kedua observer dibagi 2 kelompok, dan satu observer menilai 3 kelompok, sehingga mereka bisa fokus dalam mengamati aktivitas, sikap, dan keterampilan siswa. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi.

Siswa diberikan nomor punggung sesuai dengan nomor absen dan nama depan untuk mempermudahkan saat penilaian dalam pembelajaran.

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah ranah sikap, keterampilan, dan aktivitas siswa.

1) Observasi ranah sikap

Ranah sikap yang dinilai saat observasi meliputi ranah spiritual dan sosial yang terdiri dari jujur, disiplin, tanggung jawab, teleransi, gotong royong, santun, dan juga percaya diri yang di susun sesuai kurikulum 2013. Penilaian dengan menggunakan skala 1-4. Lembar observasi sebelumnya divalidasi terlebih dahulu oleh kedua panelis.

Kisi-kisi dan pedoman penilaian observasi ranah sikap dapat dilihat pada Lampiran 13.

2) Observasi ranah keterampilan

Pendidik menilai kompetensi ranah keterampilan melalui penilaian peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.

Penilaian menggunakan skala penilaian yang dilengkapi dengan rubrik.

Instrumen observasi keterampilan siswa divalidasi oleh dua orang

(5)

panelis terlebih dahulu. Instrumen observasi keterampilan siswa dapat dilihat pada Lampiran 16.

3) Observasi aktivitas siswa

Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini diantaranya yaitu:

visual activity, listening activity, oral activity, writing activity, mental activity, dan emotional activity. Setiap aktivitas siswa dibagi menjadi beberapa indikator, 2 indikator pada visual, oral, listening, dan writing activity, 1 indikator pada mental dan emotional activity. Jumlah indikator pada observasi aktivitas belajar sebanyak 10 indikator.

Lembar observasi disusun sesuai rubrik, kriteria, dan indikator pecapaian tertentu. Instrumen observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Lampiran 10.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keadaan sekolah maupun keadaan pembelajaran di kelas dari guru kimia yang bersangkutan.

Wawancara yang dilakukan menanyakan mengenai keadaan awal siswa, proses kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran yang telah digunakan, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran kimia.

c) Dokumen

Menurut Sugiyono (2015:329) dokumen merupakan catatan berbagai peristiwa yang telah terjadi. Peneliti mengumpulkan dokumen saat pembelajaran. Selain itu dokumen dari nilai-nilai hasil belajar siswa.

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya: data hasil ulangan tengah semester 2 dan nilai UAN tiga tahun terakhir 2015-2017 dapat dilihat pada Lampiran 6, dan foto dokumentasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Lampiran 40.

2. Angket

Angket menggunakan skala linkert dengan respon skala empat, menurut Widoyoko (2014:106) pilihan respon dengan skala empat mempunyai

(6)

variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga dapat mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden.

Kelebihan lain dari pilihan respon skala empat mencegah adanya peluang bagi responden untuk bersikap netral sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan. Penelitian menggunakan skala 4 yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Kriteria penilaian tes angket dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Skor Penilaian Tes Angket

Kriteria Skor Pernyataan

Positif (+) Negatif (-)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Angket digunakan untuk keperluan berikut diantaranya:

a. Tes angket ranah sikap

Aspek sikap dibagi menjadi 8 indikator nilai yaitu spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, sopan santun, dan percaya diri. Setiap nilai sikap masing-masing dibagi menjadi beberapa indikator dan dibagi menjadi soal dengan pernyataan positif dan negative.

Jumlah soal pernyataan angket siswa sebanyak 40 soal pernyataan. Tes angket ranah sikap dibagi menjadi penilaian diri sendiri dan antar teman.

1) Penilaian diri sendiri (self assessment)

Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting dengan bergesernya pusat pembelajaran yang berawal dari guru kini berpusat pada peserta didik. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif untuk mengurangi kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Angket diri sendiri sebelumnya divalidasi terlebih dulu dengan kedua panelis. Kisi-kisi, pedoman, dan soal angket penilaian diri sendiri dapat dilihat pada Lampiran 24

2) Penilaian teman sebaya (peer assessment)

(7)

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Angket penilaian teman sebaya sebelumnya divalidasi terlebih dulu dengan kedua panelis. Kisi-kisi, pedoman, dan soal angket penilaian antar teman dapat dilihat pada Lampiran 29.

b. Angket aktivitas siswa

Angket aktivitas yang dalam penelitian ini diantaranya yaitu: visual activity, listening activity, oral activity, writing activity, mental activity, dan emotional activity. Angket disusun sesuai rubrik, kriteria, dan indikator pecapaian tertentu. Instrumen kisi-kisi dan pedoman penilaian angket aktivitas siswa dapat dilihat pada Lampiran 19.

c. Angket balikan siswa terhadap model discovery learning

Angket balikan siswa mengenai model pembelajaran discovery learning digunakan sebagai penilaian suatu proses pembelajaran. Angket yang digunakan dengan bentuk daftar cek. Angket balikan siswa terhadap penerapan model discovery learning dapat dilihat pada Lampiran 38.

3. Refleksi guru setelah pembelajaran discovery learning

Refleksi guru setelah pembelajaran discovery learning digunakan sebagai pertimbangan dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran. Refleksi guru dibuat dalam bentuk uraian yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Instrumen refleksi guru setelah pembelajaran discovery learning dapat dilihat pada Lampiran 39.

4. Teknik tes evaluasi pengetahuan

Tes menurut Purwanto (2014:65) merupakan sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang dapat mengukur baik pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, ataupuun bakat. Tes merupakan prosedur yang disusun secara sistematis. Butir-butir pada setiap tes disusun berdasarkan aturan tertentu, dengan pemberian angka (scoring) harus spesifik dan tentunya jelas. Dalam penelitian ini tes evaluasi pengetahuan diberikan dengan tes objektif yang disusun oleh peneliti. Tes objektif yang digunakan terdiri dari 30 butir soal yang terdiri dari 5 jenjang C1-C5. C1 berjumlah 2 soal, C2

(8)

berjumalah 5 soal, C3 berjumlah 16 soal, C4 berjumlah 4 soal, C5 berjumlah 3 soal. Tes objektif pilihan ganda terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu, A, B, C, D, dan E. Skor yang diberikan 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi isi, kemudian dilakukan try out untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji coba instrumen pengetahuan dilakukan kepada sekelompok siswa yang telah mendapatkan materi Hukum-Hukum Dasar Kimia. Dengan teknik ini diharapkan dapat mengetahui sudah sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap hukum-hukum dasar kimia. Instrumen tes evaluasi pembelajaran pada ranah pengetahuan yang berupa kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 34.

F. Teknik Uji Validitas Data

Validitas instrument dalam penilaian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Validitas isi

Formula yang digunakan untuk menguji validitas isi instrument tes menggunakan formula Gregory. Formula Gregory membutuhkan 2 orang panelis untuk memeriksa kecocokan indikator dengan butir-butir instrument dan menilai relevan atau kurang relevan pada masing-masing butir. Formula Gregory:

Content Validity (CV) =

(Gregory, 2007:122-123) Keterangan:

A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan

relevan menurut panelis II

C : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II

D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

(9)

Kriteria yang digunakan jika nilai CV > 0,70 maka analisis data dapat dilanjutkan.

Validitas isi ini dilakukan pada instrumen pembelajaran (silabus, RPP, dan LKS), instrumen penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan, aktivitas, penilaian siswa mengenai pembelajaran hukum-hukum dasar dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, dan instrumen refleksi guru setelah mengajar. Hasil validasi isi instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3 Dan Tabel 3.4.

Tabel 3.3 Hasil Validasi Isi Instrumen Penilaian

Jenis instrumen CV Kriteria

Silabus 0,857 Dapat dilanjutkan

RPP 0,875 Dapat dilanjutkan

Berdasarkan hasil validasi isi instrumen pembelajaran didapatkan CV lebih dari 0,70 sehingga instrumen pembelajaran dapat digunakan.

Tabel 3.4 Hasil Validasi Isi Instrumen Penilaian

Jenis instrumen CV Kriteria

Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan 1,00 Dapat dilanjutkan Lembar Observasi Aspek Sikap 1,00 Dapat dilanjutkan Angket Aspek Sikap Diri Sendiri 1,00 Dapat dilanjutkan Angket Aspek Sikap Antar Teman 1,00 Dapat dilanjutkan Lembar Observasi Aspek Keterampilan 1,00 Dapat dilanjutkan Lembar Observasi Aspek Aktivitas Belajar

Siswa

1,00 Dapat dilanjutkan Angket Aspek Aktivitas Belajar Siswa 1,00 Dapat dilanjutkan Angket balikan siswa terhadap model

discovery learning

1,00 Dapat dilanjutkan Refleksi guru setelah pembelajaran

discovery learning

1,00 Dapat dilanjutkan

Berdasarkan hasil validasi isi instrumen penilaian diperoleh CV lebih dari 0,70 sehingga instrumen penilaian dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas aspek pengetahuan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Item and Test Analysis (ITEMAN) dan analisis reliabilitas aspek sikap, dan aktivitas menggunakan SPSS.

Harga koefisien reliabilitas tes menggunakan patokan:

(10)

1) Apabila sama dengan atau lebih besar dari 0,70 tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

2) Apabila lebih kecil dari 0,70 tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable) (Sudijono, 2007: 208)

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,00-0,19 : Sangat Rendah (Sr) 0,20-0,39 : Rendah (R)

0,40-0,59 : Cukup (C) 0,60-0,79 : Tinggi (T)

0,80-1,00 : Sangat Tinggi (ST)

(Sudijono, 2007: 208) Hasil uji reliabilitas try out instrumen aspek sikap, aktivitas dan pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Try Out Instrumen Aspek Sikap (Diri Sendiri dan Antar Teman), Aktivitas Belajar Siswa, dan Pengetahuan.

Instrumen Jumlah

Soal Reliabilitas Kriteria Angket Aktivitas Belajar

Siswa

20 0,858 Sangat Tinggi Angket Sikap Diri Sendiri 40 0,827 Sangat Tinggi Angket Sikap Antar Teman 40 0,823 Sangat Tinggi

Penilaian Pengetahuan 30 0,786 Tinggi

Reliabilitas dilakukan pada instrument penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aktivitas.

3. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran soal diuji dengan aplikasi Item and Test Analysis (ITEMAN). Tingkat kesukaran soal dilihat dari Prop Correct. Kriteria tingkat kesukaran dikelompokkan seperti di bawah ini:

Soal dengan tingkat kesukaran 1,00-0,30 adalah soal sukar Soal dengan tingkat kesukaran 0,30-0,70 adalah soal sedang Soal dengan tingkat kesukaran 0,70-1,00 adalah soal mudah

(11)

Tingkat kesukaran dilakukan pada instrument penilaian pengetahuan.

Hasil uji tingkat kesukaran soal aspek pengetahuan dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Try Out Instrumen Aspek Pengetahuan

Jenis Instrumen Jumalah Soal Kriteria

Mudah Sedang Sukar

Penilaian Pengetahuan

30 15 12 3

Berdasarkan data di atas, hasil uji tingkat kesukaran soal try out aspek pengetahuan diperolah beberapa soal yang termasuk ke dalam kategori mudah, sedang, dan sukar, dengan demikian soal tersebut dapat digunakan pada kelas penelitian sebagai evaluasi pembelajaran.

4. Daya pembeda

Daya pembeda di lakukan dengan menggunakan aplikasi Item and Test Analysis (ITEMAN). Nilai daya pembeda pada aplikasi Item and Test Analysis (ITEMAN) ditunjukkan pada Point Biser. Menurut Daryanto (2012:190) Butir-butir soal yang baik merupakan buir-butir soal dengan indeks diskrimisani 0,4-0,7. Klasifikasi daya pembeda seperti di bawah ini:

0,00-0,20 : Jelek (poor)

0,20-0,40 : Cukup (statisfactory) 0,40-0,70 : Baik (good)

0,70-1,00 : Baik sekali (excellent)

Daya pembeda dilakukan pada instrument penilaian pengetahuan. Hasil uji daya daya beda soal try out instrumen pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Beda Soal Try Out Instrumen Aspek Pengetahuan

Jenis Soal Jumlah Soal

Kriteria

Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Pengetahuan 30 6 9 13 2

(12)

Analisis lengkap uji tingkat kesukaran soal try out aspek pengetahuan dapat dilihat pada Lampiran 36. Berdasarkan hasil uji try out aspek pengetahuan terdapat 5 butir soal yang tidak baik yaitu pada nomor 11, 13, dan 23 karena daya beda soal jelek sehingga tidak bisa membedakan kelompok atas dan kelompok bawah selain itu pada nomor 15 dan 26 dikarenakan kelompok atas lebih cenderung memilih jawaban yang salah dibandingkan dengan kelompok bawah. Berdasarkan rekomendasi dosen ahli soal yang akan digunakan pada tes kemampuan hanya berjumlah 25 soal pilihan ganda.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan model Miles dan Huberman, dimana proses analisis data dilakukan dengan tiga tahap yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclution drawing (verifikasi). Reduksi data peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.

Reduksi data dapat dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan memiliki data yang telah direduksi maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan juga mempermudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Kemudian dilakukan penyajian data yang dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, chard dan sebagainya. Dengan penyajian data tersebut data akan terorganisasikan, tersusun dalam suatu pola sehingga mempermudahkan peneliti untuk difahami. Tahap ketiga adalah conclution drawing (verifikasi) merupakan tahap penarikan kesimpulan dan verivikasi berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek. Berikut merupakan model analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dapat dilihat pada gambar 3.1:

(13)

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan menurut Ali dan Asrori (2014:126-130) sebagai berikut:

1. Rumusan Fokus Masalah

Dalam riset kulitatif, hubungan variable itu tidak ekplisit dituangkan dalam rumusan masalah karena yang menjadi patokan adalah proses dan interaksi. Oleh karena itu, rumusan berorientasi mempertanyakan mengapa permasalahan itu muncul, atau bagaimana munculnya gejala tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara awal dengan guru kimia mengenai keadaan siswa dan kegiatan pembelajaran kelas X IPA di SMA Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal dalam pembelajaran kimia kelas X IPA di SMA Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Bingkai Kerja Teoritis

Kerangka teoritis merupakan kerangka acuan yang akan dilakukan dalam memandu pelaku riset dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang terkait dengan apa yang akan diteliti. Dalam tahap ini peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian, instrumen yang dibutuhkan penelitian dan memvalidasi instrumen-instrumen yang telah dibuat.

3. Pengumpulan Data

Data Collection

Conclutions:

drawing/verifying

Data Display Data

Reduction

(14)

Pengumpulan data pada penelitian ini telah dijelaskan dengan beberapa teknik seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Dalam tahap ini diakukannya pelaksanaan kegiatan belajar dengan menggunakan model discovery learning. Dilakukan pemantauan dengan observasi dan angket siswa dalam proses pembelajaran. Melakukan evaluasai pembelajaran dengan menggunakan tes ranah pengetahuan.

4. Analisis Data

Pada tahap analisis data peneliti membuat data dapat dimengerti sehingga penemuan yang dihasilkan dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Kegiatan yang dilakukan menganalisis data-data yang telah didapat dan membuat kesimpulan.

5. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan merupakan upaya peneliti untuk mengkomunikasikan hasil ataupun temuan yang diperoleh pada pihak-pihak tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya

Sumber : Pedoman Observasi (2015).. 158) “studi dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan

Data yang didapat merupakan hasil dari observasi dan wawancara, sehingga yang menjadi sumber datanya adalah informan.. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan sumber

20 Pada teknik ini peneliti membandingkan data dari berbagai sumber yang telah didapatkan baik melalui observasi, wawancara, ataupun dokumentasi dengan informan di

8 Data yang terkumpul dari metode wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilakukan peneliti terkait dengan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada Kegiatan

13 Data yang diperoleh dari data dilapangan dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang di lakukan peneliti terkait Peran Kyai Pengusaha

Peneliti sebagai sumber data ini membutuhkan berbagai instrument pengumpulan data, karena itu peneliti dapat menggunakan metode wawancara mendalam, observasi

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan