i | P a g e
MODUL PEMBELAJARAN HUKUM KEUANGAN NEGARA
DOSEN PENGAMPU:
KUSMONO
DISUSUN OLEH:
INDAH DWI LESTARI KELAS 2-A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PAJAK POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TAHUN 2017
i | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kemurahan- Nya Modul Pembelajaran Hukum Keuangan Negara dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai dengan harapan.
Dalam penyelesaian modul ini, penyusun cukup banyak mengalami kesulitan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada:
1. Bapak Kusmono selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Keuangan Negara Prodi DIII Pajak kelas 2-A Politeknik Keuangan Negara STAN, Bintaro.
2. Keluarga yang selalu memberi semangat bagi penyusun.
3. Semua kalangan maupun rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam proses penyusunan modul pembelajaran ini.
Dalam hal ini penyusun sadar masih teradapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangatlah penyusun butuhkan.
Bintaro, 15 Mei 2017
Penyusun
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
PERTEMUAN I I.1 Dasar Hukum Keuangan Negara ... 1
I.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara ... 1
I.3 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah ... 3
PERTEMUAN II II.1 Pengertian dan Istilah-Istilah Hukum Keuangan Negara dalam Undang-Undang ... 5
II.2 Kronologi Peraturan Perundangan di Bidang Keuangan Negara ... 5
II.3 Dasar Hukum Berlakunya Hukum Keuangan Negara ... 5
II.4 Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara ... 6
II.5 Reformasi Keuangan Negara ... 6
PERTEMUAN III III.1 Struktur Tata Kerja ... 8
III.2 Hukum Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan dan Tujuan Bernegara ... 9
III.3 Fungsi Presiden sebagai Pemegang Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara ... 9
III.4 Pengertian Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara ... 9
III.5 Pengertian Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Daerah ... 10
III.6 Kekuasaan Pengelolaan Fiskal ... 11
PERTEMUAN IV IV.1 Dasar Hukum Perencanaan Nasional ... 13
IV.2 Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Nasional ... 13
IV.3 Siklus Perencanaan Nasional ... 14
PERTEMUAN 5 V.1 Pengertian Kebijakan Anggaran/Fiskal ... 18
V.2 Fungsi, Asas-Asas, Prinsip dan Klasifikasi Anggaran ... 18
V.3 Tiga Pilar Sistem Penganggaran (MTEF, PBB, Unified Budget) ... 22
PERTEMUAN VI VI.1 Siklus Penganggaran (APBN) ... 24
VI.2 Perencanaan, Penyusunan Pagu K/L, Penyusunan Pagu Definitif dan Penetapan APBN ... 24
iii | P a g e
VI.3 Mekanisme Revisi RKA K/L... 30
PERTEMUAN VII VII.1 Pengertian Perbendaharaan Negara, Kas Negara, Rekening Kas Negara/Rekening Kas Umum Negara atau Daerah, Piutang/ Utang Negara atau Daerah ... 31
VII.2 Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara ... 31
VII.3 Asas-Asas Perbendaharaan Negara ... 32
VII.4 Pengertian Pejabat Perbendaharaan ... 33
VII.5 Pengertian Bendahara Umum Negara ... 34
VII.6 Pengertian Bendahara Penerimaan/Pengeluaran ... 37
PERTEMUAN VIII VIII.1 Pengertian dan Dasar Hukum Pelaksanaan Anggaran ... 38
VIII.2 Pengertian dan Aspek Hukum Dokumen Pelaksanaan Anggaran ... 39
VIII.3 Mekanisme Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ... 40
VIII.4 Mekanisme Revisi DIPA ... 43
VIII.5 Pengertian dan Dasar Hukum Pengelolaan Uang ... 44
VIII.6 Pengertian Pengelolaan Piutang dan Utang ... 45
VIII.7 Pengertian Pengelolaan Investasi ... 45
VIII.8 Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ... 46
VIII.9 Pengertian Penatausahaan dan Pertanggungjawaban APBN/APBD ... 46
1 | P a g e
PERTEMUAN I
I.1 Dasar Hukum Keuangan Negara
UUD 1945 pasal 23 amandemen IV Bab VIII
1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undan-gundang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ***)
2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ***)
3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu. ***)
I.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara
Definisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan.
Dari sisi objek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.
2 | P a g e
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:
a. subbidang pengelolaan fiskal,
b. subbidang pengelolaan moneter, dan
c. subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
Ruang lingkup keuangan negara meliputi:
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan negara;
d. pengeluaran negara;
e. penerimaan daerah;
f. pengeluaran daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah;
j. kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah.
Pengertian Keuangan Negara Menurut Para Ahli:
1. Menurut Van Der Kamp
Keuangan Negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut.
2. Menurut M. Ichwan
3 | P a g e
Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka diantaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa mendatang lazimnya atu rahun mendatang.
3. Menurut Geodhart
Keuangan negara merupakan keseluruhan undang-undang yang ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode tertentu dan melanjutkan alat pembiayaan yang diperluka untuk menutup pengeluaran tersebut
4. Menurut Glen A. Welsch
Keuangan negara adalah suatu bentuk statement dari rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk dalam periode tersebut.
I.3 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut. Kebijakan keuangan daerah senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran pembangunan, terciptanya perekonomian daerah yang mandiri sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang merata.
Adapun ruang lingkup dari keuangan daerah menurut Halim (2001:20) ada dua yaitu : a. Keuangan daerah yang dikelolah langsung, meliputi
1. Angaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD) 2. Barang-barang inventaris milik daerah b. Kekayaan daerah yang dipisahkan
Pengertian
Pengertian Perusahaan Milik Negara/ Daerah
Perusahaan yang didirikan dengan seluruh atau sebagian besar modalnya ( minimal 51%) berasal dari negara atau daerah.
4 | P a g e
Pengertian APBN
Rencana kerja keuangan pemerintah negara yang disetujui oleh DPR untuk jangka waktu tertentu.
Pengertian Pendapatan, Penerimaan, Belanja, dan Pembiayaan
Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih Penerimaan negara adalah uang yang masuk kekas negara
Penerimaan daerah adalah uang yang masuk kekas daerah
Pembiayaan adalah setiap pengeluaran yang akan diterima kembali atau setiap pemeriamaan yang perlu dibayar kembali pada tahun anggaran berikutnya
5 | P a g e
PERTEMUAN II
II.1 Pengertian dan Istilah-Istilah Hukum Keuangan Negara dalam Undang-Undang
Pengertian Tahun Anggaran
Tahun anggaran adalah tahun pelaksanaannya dari suatu anggaran yang telah ditetapkan bersama pemerintah dengan DPR. Saat ini tahun anggaran sama dengan tahun fiskal yaitu dimulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang berjalan.
Pengertian Surplus Penerimaan
Surplus penerimaan adalah keadaan dimana pendapatna negara lebih besar dari belanja negara, dimana dengan surplus ini dapat di gunakan untuk pembiayaan suatu negara.
II.2 Kronologi Peraturan Perundangan di Bidang Keuangan Negara
Secara kronologis keberadaan peraturan perundangan di bidang Keuangan Negara adalah dirunut sejak Indonesia menyatakan kemerdekaannya, peraturan perundangan tersebut terdiri dari Indische Comptabiliteitswet (ICW), Indische Bedrijvenwet (IBW) dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB). ICW ditetapkan pada tahun 1864 dan mulai berlaku tahun 1867, Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl.
1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445 dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No.
381.
Berdasarkan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 (pra amandemen) disebutkan bahwa : “Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang dasar ini” Sehingga peraturan-perundangan pada masa kolonial seperti ICW, IBW, RAB, dinyatakan masih tetap berlaku. Hal ini mengandung makna bahwa sebelum diberlakukannya paket UU di bidang Keuangan Negara pada tahun 2005, Indonesia secara praktis masih menggunakan ICW, IBW, RAB, IAR dsb dengan beberapa perubahannya. Misalnya ICW disahkan dengan (terakhir) UU No.9 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia.
II.3 Dasar Hukum Berlakunya Hukum Keuangan Negara
Rujukan Dasar Hukum berlakunya Hukum Keuangan Negara yang utama adalah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab VIII Hal Keuangan, pada pasal 23 dinyatakan: “Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
(psl 23 ayat 1) Dan juga dijelaskan bahwa “Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-
6 | P a g e
undang”(pasal 23C) “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”(psl 23 ayat 3)
II.4 Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara
Beberapa ketentuan di bidang pengelolaan keuangan negara yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
• UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara
• UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• UU No. 25/2004 tentang pemeriksaan dan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan negara
• UU APBN
• UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
II.5 Reformasi Keuangan Negara
Sebelum tahun 2003, keuangan negara Indonesia masih menggunakan ketentuan perundangan peninggalan bekolonial belanda yang masih berlaku menurut aturan peralihan UUD 1945. Peraturan peninggalan belanda tersebut antara lain:
1. Indische Comptabiliteitswet, biasa disingkat ICW stbl 1925 No. 448.
2. Indische Bedrijvenwet, biasa disingkat IBW stbl 1927 No. 419.
3. Regleme voorhet Administratief Beheer, biasa disingkat RAB stbl 1933 No. 381.
Sedangkan untuk pemeriksaan pertanggung jawaban keuangan negara juga masih menggunakan peraturan perundangan belanda yaitu instructie en verdere bepalingen voor de algemeene Rekenkamer, biasa disingkat IAR stbl 1933 No. 320.
Peraturan perundangan yang lama tersebut tidak lagi dipakai karena dianggap tidak lagi mampu mengikuti dinamika perkembangan kenegaraan di Indonesia. Oleh karena itu, meski secara formal paket perundangan peninggalan belanda tersebut masih berlaku, tetapi secara materiil sebagian dari ketentuan lama tidak lagi digunakan.
Beberapa hal yang menjadi dasar diberlakukan peraturan perundang-undangan yang baru sebagai pengganti peraturan perundang-undangan belanda yang lama adalah adanya beberapa kelemahan yang timbul dari perangkat perundangan-undangan lama tersebut, antara lain;
• Kelemahan di bidang peraturan perundang-undangan
• Kelemahan di bidang perencanaan dan penganggaran