• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SUCCESS FULL CALL RATIO NETWORK TELECOMMUNICATION PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) PT. TELKOMSEL RTPO BERAU SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SUCCESS FULL CALL RATIO NETWORK TELECOMMUNICATION PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) PT. TELKOMSEL RTPO BERAU SKRIPSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS SUCCESS FULL CALL RATIO NETWORK

TELECOMMUNICATION PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) PT. TELKOMSEL RTPO BERAU

SKRIPSI

HADAWINA 105821103317

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

ANALISIS SUCCESS FULL CALL RATIO NETWORK TELECOMUNICATION PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

COMUNICATION (GSM) PT. TELKOMSEL RTPO BERAU

Oleh HADAWINA NIM 105821103317

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Strata Satu (S1) Teknik Elektro

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :

Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan, dan menyelesaikan dengan penuh kebahagian. Tak lupa pula

“Berusaha dan Berdoa” adalah sesuatu yang berjalan saling beriringan.

(Hadawina)

Persembahan :

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Yang senantiasa memberikan doa, memberikan dekapan kasih sayang, memberikan semangat dan selalu menyokong dalam segala hal yang bermanfaat

untuk hidupku.

Keluarga, Teman-teman dan Sahabat

Yang telah menjadi bagian dari cerita perjalanan hidupku dan telah ikut berkontribusi memberikan dukungan motivasi dan semangat.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu „alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil alamin, wabihii nastaiinu ala umuruddunya waddiini.

Wassalalu wassalamu ala khatimul anbiyai walmursalin, wa alaa alihi wasahbihi ajmain. Puji syukur kepada allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta nikmat yang terhingga, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini sebagai persyatakan untuk menyelesaikan studinya.

Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada baginda rasulullah SAW yang telah membawah ummatnya dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis hanturkan kepada kedua orang tua saya ayahanda dan ibunda tercintah, karena berkah do’a tulusnya dan telah memberikan kasih sayang berupa bimbingan serta semangat mengiringi langkah penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan limpahan rahmatnya.

Tak lupa pula, terselesaikannya skripsi ini juga berkat dukungan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimah kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, S.T., M.T., IPM. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Adriani, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Eng. Ir. H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng. selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

5. Ibu Rahmania S.T., M.T. selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian akhir.

6. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kepada pimpinan dan pegawai kantor PT.Telkomsel RTPO Berau yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Terima Kasih untuk semua rekan, sahabat dan saudara yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah senantiasa meberikan semangat, kesabaran, motivasi serta dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya bantuan dan doanya teruntuk semua pihak yang tidak sempat penulis

(8)

viii

sebutkan. Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan nikmat yang jauh lebih besar.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulis laporan ini atas keterbatasan serta kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis dengan sikap terbuka menerima kritik dan masukan yang bersifat membangun demi proses pembelajaran dan pengembangan diri bagi penulis dalam membuat karya tulis di masa depan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembacanya, Amin ya rabbal alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar,25 Januari 2022

Penulis

(9)

ix

ABSTRAK

Hadawina, Tahun 2021. Analisis Succes Full Call Ratio Network Telecommunication pada Global System For Mobile Communiction (GSM) PT.Telkomsel RTPO Berau, Skripsi Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Bapak Dr. Eng. Ir. H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng dan Ibu Rahmania S. T., M. T.

Jaringan GSM ini merupakan singkatan dari Global System For Mobile Communications yang merupakan teknologi komunikasi bergerak yang bersifat digital khususnya di telepon genggam. Saat ini hampir semua instrumentasi telekomunikasi bergerak menggunakan teknologi yang berbasis seluler. Sistem telekomunikasi bergerak berbasis seluler menawarkan kelebihan dibandingkan dengan sistem wirelen yaitu mobilitas sehingga pengguna dapat bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan operator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kinerja jaringan GSM (Global System For Mobile Communications) suatu BTS pada PT.Telekomunikasi RTPO Berau selama tahun 2020 berdasarkan dari hasil analisis nilai CSSR, CDR, HOSR, TCHCR. Hasil penelitian menunjukkan kinerja jaringan GSM suatu BTS pada PT. Telekomunikasi RTPO Berau. Hasil kinerja pada BTS pertama dengan nilai CSSR =99,31%, CDR =0,03%, HOSR =94,74%, TCHCR =0,01%, dan untuk nilai kinerja BTS kedua CSSR =98,66%, CDR =0,02%, HOSR =96,78%, TCHCR =0%, dan BTS ketiga dengan nilai CSSR =99,74%, CDR =0,03%, HOSR =98,01%, TCHCR =0%.

Berdasarkan dari hasil analisis kinerja jaringan GSM di daerah Berau dan di bandingkan dengan parameter standar KPI (Key Performance Indicator) dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja jaringan GSM pada ketiga BTS adalah baik.

Kata Kunci : Kinerja, Jaringan GSM, CSSR, CDR, HOSR, TCHCR

(10)

x

ABSTRACT

Hadawina, 2021. Analysis of Full Call Ratio Telecommunication Network Success in Global System For Mobile Communication (GSM) PT. Telkomsel RTPO Berau, Thesis of Electrical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Muhammadiyah University Makassar. Supervised by Mr. Dr. eng. Ir. H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng and Mrs. Rahmania S. T., M. T.

This GSM network stands for Global System for Mobile Communications, which is a digital mobile communication technology, especially in mobile phones. Currently, almost all mobile telecommunications instrumentation uses cellular-based technology. Cellular- based mobile telecommunications systems offer advantages compared to wireless systems, namely mobility so that users can move anywhere as long as they are still within the operator's service coverage. The purpose of this study was to find out and analyze how the GSM (Global System For Mobile Communications) network performance of a BTS at PT.Telekomunikasi RTPO Berau during 2020 was based on the results of the analysis of CSSR, CDR, HOSR, TCHCR values. The results showed that the GSM network performance of a BTS at PT. Telecommunications RTPO Berau. The performance results in the first BTS with CSSR values = 99.31%, CDR = 0.03%, HOSR

= 94.74%, TCHCR = 0.01%, and for the second BTS performance values CSSR = 98.66%, CDR = 0.02%, HOSR = 96.78%, TCHCR = 0%, and the third BTS with CSSR = 99.74%, CDR = 0.03%, HOSR = 98.01%, TCHCR = 0%. Based on the results of the analysis of the performance of the GSM network in the Berau area and compared with the standard parameters of the KPI (Key Performance Indicator) it can be concluded that the performance of the GSM network in the three BTS is good.

Keywords: Performance, GSM Network, CSSR, CDR, HOSR, TCHCR

(11)

xi DAFTAR ISI SAMPUL

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRAK BAHASA INDONESIA...vii

ABSTRACT...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR SINGKATAN...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah...1

B. Perumusan Masalah...2

C. Tujuan Penelitian...2

D. Batasan Masalah...2

E. Manfaat Penelitian…...3

F. Sistematika penulisan...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jaringan telekomunikasi GSM ...4

(12)

xii

B. Struktur jaringan GSM ...5

C. Penomoran pelanggan GSM ...11

D. ASR Wrong CLI dan Drop Call ...13

E. Trafik ...16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan tempat penelitian...24

B. Metode penelitian...24

C. Blok diagram sistem...25

D. Hal yang diperatikan dalam mengukur kinerja GSM...26

E. Peralatan yang digunakan...27

F. Parameter kinerja jaringan GSM...27

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian...31

1. Gambaran umum perusahaan PT.Telkomsel RTPO Berau...31

2. Visi dan Misi...32

B. Hasil Penelitian...32

1. Data hasil pengamatan pada BTS pertama...32

2. Data hasil pengamatan pada BTS kedua...33

3. Data hasil pengamatan pada BTS ketiga...33

C. Analisis data hasil penelitian...34

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...42

B. Saran...42

DAFTAR PUSTAKA...43 DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR BEBAS PLAGIAT

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Band frekuensi GSM...5

Gambar 2.2 Subsistem penyusun jaringan GSM...6

Gambar 2.3 Struktur internal NSS...8

Gambar 2.4 Sambungan antara titik A dan B...17

Gambar 2.5 Pendudukan kanal saluran telepon...18

Gambar 2.6 Trafik pada sistem komunikasi...20

Gambar 3.1 Bangan alur penelitian...24

Gambar 3.2 Blok diagram sistem...25

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel daftar nomor yang mengalami wrong CLI...16

Tabel 3.1 Standarisasi performansi berdasarkan KPI...27

Tabel 4.1 Hasil pengamatan pada hari pertama...32

Tabel 4.2 Hasil pengamatan pada hari kedua...33

Tabel 4.3 Hasil pengamatan pada hari ketiga...33

Tabel 4.4 Hasil analisis kinerja GSM pada hari pertama...35

Tabel 4.5 Hasil analisis kinerja GSM pada hari kedua...38

Tabel 4.6 Hasil analisis kinerja GSM pada hari ketiga...40

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

GSM Global system for mobile communications

SCR Sukses full ratio

CSSR Call success rasio

CDR Call drop rasio

HOSR Handover success rasio

TCHCR Traffic channel failures congestion rasio NSS Network and switching system

BSS Base station system

OSS Operation and support system MSC Mobile service switching center HLR Home location register

VLR Visitor location register AuC Authentication center EIR Equipment identity register

CCITT Consultative comitte internasional telegraph and telephone ASR Answered seizure ratio

CLI Caller line identity

GOS Grade of service

MEA Multi exchange area

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil pengamatan kinerja base transeiver station (BTS)...46 Lampiran 2 Komponen base transeiver station...47

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi menjadi hal yang sangat penting karena dalam penerapan jaringan telekomunikasi ini sangat dibutuhkan sebagai perantara dalam proses komunikasi seperti suara, data dan video dengan tidak ada keterbatasan jarak tempuh dan waktu. Saat ini hampir semua instrumentasi telekomunikasi bergerak menggunakan teknologi yang berbasis seluler. Sistem telekomunikasi bergerak berbasis seluler menawarkan kelebihan dibandingkan dengan Sistem Wireline, yaitu mobilitas sehingga pengguna dapat bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan operator. (Soelistijorini, 2021).

Pada awalnya jaringan telepon yang ada adalah jaringan telepon tetap (fixed telephone network) yang kemudian mengalami perkembangan menjadi jaringan telepon yang dapat berpindah-pindah (bergerak). Komunikasi dengan sistem ini dirasakan sangat bermanfaat karena sifatnya yang fleksibel, sehingga setiap orang yang menggunakan sistem ini dapat berkomunikasi dengan orang lain dimanapun dia berada hal ini menyebabkan permintaan akan jasa telekomunikasi ini semakin meningkat dari waktu ke waktu.

(Maulana, 2021).

Jaringan GSM ini merupakan singkatan dari Global System For Mobile Communications, merupakan teknologi komunikasi bergerak yang bersifat digital khususnya di telepon geggam. Salah satu parameter pelayanan yang

(18)

2

dilakukan sebagai upaya untuk memuaskan Costumer sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Rendahnya khualitas sinyal penerima dapat mengakibatkan terjadinya Drop Call atau kegagalan proses suatu panggilan.

Maka untuk menjaga nilai Sussec full rate tetap stabil maka perlu dilakukan pengumpulan data secara terus menerus. (Wahyu muhammad afif, 2021).

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kinerja jaringan telekomunikasi berdasarkan angka kegagalan suatu panggilan yang dapat menyebabkan nilai Succes full call ratio (SCR).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kegagalan dan keberhasilan suatu panggilan yang diukur dari kualitas jaringan telekomunikasi pada perusahaan PT.TELKOMSEL RTPO BERAU.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya penekanan meningkatnya kegagalan panggilan yang disebabkan oleh perilaku pelanggan dan kualitas jaringan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan bagi peneliti dalam berbagai hal.

(19)

3 2. Bagi Perusahaan

Sebagai alat pertimbangan dalam menilai tingkat presentase terminating kegagalan dan keberhasilan suatu panggilan baik terhadap Busy Subscriber ataupun Ringing No Aswer pada masa yang akan datang.

3. Bagi Akademis

Mampu menambahkan informasi dan pemikiran bagi penelitian selanjutnya sebagai acuan melanjutkan penelitian untuk lebih baik lagi.

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :

1. BAB I :Pendahuluan pada bagian ini membahas tentang latar belakan penelitian, Perumusan masalah, tujuan dalam penelitian, batasan masalah, manfaat dalam penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II :Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian.

3. BAB III :pada bab ini membahas tentang lokasi dan waktu penelitian, alur dan langkah – langkah penelitian.

4. BAB IV :Hasil dan Pembahasan 5. BAB V :Penutup

(20)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jaringan Telekomunikasi GSM (Global system for mobile communication) Jaringan Telekomunikasi GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan singkatan dari group special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Pada teknologi GSM ini banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya pada telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang micro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai ke tujuan. (Soelistijorini reni, 2021).

Jaringan GSM (global system for mobile communication) dijadikan sebagai standar global untuk komunikasi seluler sekaligus sebagai teknologi seluler yang paling banyak digunakan orang diseluruh dunia. Di Eropa jaringan GSM pada awalnya didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, untuk frekuensi uplinknya digunakan 890 – 915 Mhz, sedangkan untuk frekuensi downlink menggunakan frekuensi 935 – 960 Mhz dan lebar kanalnya sebesar 200 Khz. (Wahyu muhammad afif, 2019). Dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Band frekuensi GSM

(21)

5

B. Struktur Jaringan GSM (Global system for mobile communication) Secara garis besar jaringan GSM terdiri dari 3 sub sistem utama, yaitu : 1. Network and Switching System (NSS)

2. Base Station System (BSS)

3. Operation and Support System (OSS)

Setiap subsistem memuat sejumlah unit-unit fungsional sehingga fungsi- fungsi sistem secara keseluruhan dapat direalisasikan. Unit-unit fungsional tersebut diimplementasikan di dalam berbagai perangkat (Hardware). Struktur jaringan GSM dapat dilihat pada gambar 2.2 (Novi cicilia christina, 2017).

Gambar 2.2 Subsistem penyusun jaringan GSM a. Network and Switching System (NSS)

NSS (network and system) merupakan fungsi utama switching jaringan GSM dan sebagai basis data yang diperlukan untuk data pelanggan dan manajemen mobilitas pelanggan. Switching system merupakan peranan utama dalam mengatur komunikasi antara pelanggan GSM dan pelanggan jaringan telekomunikasi lainnya. (Wiranata ricky, 2019). Pada perangkat NSS (network and switching system) terbagi atas lima (5) sub sistem utama, yaitu :

a. Mobile service switching center (MSC)

(22)

6 b. Home location register (HLR) c. Visitor location register (VLR) d. Authentication centre (AuC) e. Equipment identity register (EIR)

Secara garis besar network and switching system (NSS) memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mengatur komunikasi antar pelanggan GSM (Global system for mobile communication).

b. Mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan network lain.

c. Data base untuk pelanggan dan mobility management.

Dari kelima subsistem dan switching system secara bersama-sama mendukung atau melakukan fungsi switching dalam jaringan GSM. Dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur internal NSS

(23)

7 a. Mobile Switching Center (MSC)

MSC (mobile switching center) melaksanakan seluruh fungsi switching yang diperlukan bagi mobile station (MS) yang berada dalam daerahnya.

Itulah sebabnya MSC merupakan otak dari sistem radio selular. (Yumin El syamsul, 2018). Berikut ini adalah fungsi dari MSC (mobile switching center) yaitu :

1. Manajemen seluruh panggilan (call), baik originating maupun terminating calls.

2. Management inter MSC, handoverdan supplementary service, bertanggung jawab untuk set-up, routing, control dan terminasi panggilan.

3. Charging and information accounting.

4. Sebagai interface antara network GSM dengan public voice atau jaringan data.

b. Home Location Register (HLR)

Sebuah tempat penyimpanan data base yang berisi data-data pelanggan yang terdaftar pada suatu area yang dikontrolnya merupakan pengertian dari HLR (home location register). Merupakan data-data yang berisi informasi status pelanggan dan informasi routing panggilan untuk yang bersangkutan.

Didalam suatu jaringan GSM dapat berisi satu atau lebih HLR tergantung besar kecilnya network. (Maulana sadikin, 2021). Dalam home location register (HLR) terdapat dua macam data yang tersimpan, yaitu :

(24)

8

1. Informasi subscriber, misalnya tentang data teleservices, suplementary services, authentication parameter dan lain-lain.

2. Informasi lokasi specifically address VLR yang melayani subscriber, panggilan juga disimpan dalam HLR yang digunakan untuk keperluan routing panggilan ke mobile station melalui MSC yang melayani area di mana mobile station tersebut berada.

Adapun fungsi dari HLR (Home Location Register) yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai master database MS

2. Memberikan data pelanggan yang dibutuhkan oleh VLR 3. Memberikan informasi routing MS

c. Visitor Location Register (VLR)

VLR (Visitor Location Register) adalah sebuah data base yang memuat informasi dinamis (dynamic information) tentang seluruh mobile station yang sedang berada di dalam area layanan MSC, yaitu area network yang dilayani oleh sebuah MSC. Hal ini memjelaskan bahwa MSC (mobile switching center) memiliki VRL (Visitor Location Register) yaitu informasi yang disimpan tersebut dipakai untuk men set up panggilan ke dan dari pelanggan yang terdaftar (Yuliana hajiar, 2019).

Pada saat MS (mobile station) melakukan roaming ke area MSC (mobile switching center) yang baru, Visitor Location Register (VLR) dari Mobile Switching Center (MSC) akan meminta data tentang MS kepada HLR sebagai bagian dari prosedur tersebut. (Sricavitry imelda sihaloho,

(25)

9

2014). HLR menyimpan address VLR dimana mobile station akan didaftar, jika MS ingin melakukan suatu panggilan. VLR telah memiliki saluran data yang diperlukan untuk set-up panggilan tanpa harus bertanya kepada HRL terlebih dahulu. Data yang diperoleh oleh VRL dari HLR tersebut berguna untuk menangani fungsi panggilan standar, untuk dan dari pelanggan dan akan tetap valid sampai pelanggan tersebut meninggalkan area VLR baik karena di non-aktifkan atau karena berpindah area VLR. (Maulana sadikin, 2021).

Adapun data yang tersimpan di dalam VLR (Visitor Location Register) yaitu :

1. Data urn-urn (IMSI (International Mobile Subscriber Identity), TMSI (Temporary Mobile Subscriber Identity), MSRN (Mobile Station Roaming Number)).

2. Data authentikasi (RAND (Random Challenge), SRES (Signed Response), Kc (Session Key)).

3. Data layanan telekomunikasi (Suplementary Service yang diaktifkan).

d. Authentication Center (AuC)

AuC (Authentication Center) memelihara informasi keamanan yang berhubungan dengan identitas pelanggan bersama-sama dengan VLR AuC disambung dengan HLR yang berfungsi untuk menyediakan parameter- parameter pengesahan (authentication parameters) bagi HLR dan kunci- kunci sandi (Ciphering keys) untuk keperluan pengamanan. (Fernando roni simarmata, 2020).

(26)

10

Biasanya AuC (Authentication Center) menyatu dengan home location register sehingga disebut dengan HLR/AuC dan merupakan manajemen Secret Key untuk proses pemeriksaan otaritas MS. HLR/AuC dilengkapi dengan Security Box yang di dalamnya terdapat Secret Key dan algoritma yang dibutuhkan untuk membentuk parameter autentikasi berupa bilangan acak (RAND-Random Number), Signed Response (SRES) dan kunci encipher /decipher (Kc), yang disebut dengan Triple-n (Fernando roni simarmata, 2020).

e. Equipment Identity Register (EIR)

EIR (Equipment Identity Register) adalah tempat untuk menyimpan identitas peralatan MS (mobile station). Informasi ini dipakai MSC untuk mengecek apakah peralatan yang dipakai pelanggan diakui, perlu diawasi atau tidak diperbolehkan mendapat layanan. EIR memuat informasi tentang Physical Equipment Identity mobile Station (PEIMS) yang diberikan oleh International Mobile Equipment Identity (IMEI). EIR memuat database permanen untuk perangkat (IMEI) dari MS. Sedangkan identifikasi user diberikan oleh International Mobile Subscriber Identity (Syamsul El yumin, 2018).

C. Penomoran Pelanggan GSM (global system for mobile communication) Fungsi utama dalam penomoran telepon terbagi atas 2 bagian yaitu : 1. Merencanakan jalan atau jalur yang akan ditempuh oleh suatu pembicara.

2. Untuk mengaktifkan atau bekerjanya peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk menentukan tarif yang sesuai dengan suatu pembicaraan yang sedang

(27)

11

berlangsung Karena nomor pelanggan satu berbeda dengan pelanggan yang lainnya oleh karena itu adanya hubungan antara jumlah pelanggan dengan nomor pelanggan.

Struktur penomoran telepon terbagi atas 2 bagian yaitu : 1. Nomor Internasional

2. Nomor Nasional

Nomor internasional adalah nomor nasional ditambah dengan kode Negara (Country Code). Menurut rekomendasi dari Consultative Comitte Internasional Telegraph and Telephone (CCITT) ditentukan bahwa panjang nomor internasional tidak boleh lebih dari 12 digit. Begitupun dengan nomor nasional tidak boleh lebih dari 12 digit dikurangi dengan kode Negara.

a. International Prefix

International Prefix yaitu digit yang harus diputar oleh pelanggan pemanggil yang akan mengadakan hubungan internasional yang akan menyambungkan pada peralatan Outgoing International secara otomatis.

b. Trunk Prefix

Trunk Prefix adalah suatu digit yang harus diputar bila pelanggan ingin menghubungi pelanggan yang lainya di luar jaringan lokalnya, Trunk Prefix ini bertujuan untuk menyambungkan dengan perangkat outgoing trunk.

c. Kode Negara (Country Code)

Kode Negara (Country Code) adalah suatu digit yang menyatakan negara yang di panggil.

(28)

12 d. Kode Daerah (Trunk Code)

Kode Daerah (Trunk Code) yaitu suatu digit (tidak termasuk trunk prefix) yang menunjukkan wilayah dari pelanggan yang akan dipanggil.

Dalam sistem penomoran untuk nomor suatu pelanggan CCITT (Consultative Comitte Internasional Telegraph and Telephone) terbagi menjadi 2 sistem penomoran yang dipakai yaitu :

1. Penomoran yang uniform merupakan suatu sistem penomoran dimana panjang atau banyaknya digit dari nomor pelanggan yang terletak di dalam satu daerah penomoran local adalah sama.

2. Penomoran non uniform yaitu apabila nomor pelanggannya yang terletak pada satu daerah penomoran local mempunyai jumlah digit atau panjang yang tidak sama.

Trun Code terbagi atas 2 macam sistem yaitu sebagai berikut :

1. Sistem penentuan dengan cara sembarang adalah jika menentukan trunk code-nya dengan jalan tidak melihat peta geografisnya tergantung dari perkembangan dan kebutuhan yang ada sekarang. Code yang berurutan belum tentu daerahnya berdampingan atau berdekatan.

2. Sistem penentuan dengan cara sistematuk adalah jika penentuan trunk code-nya disesuaikan dengan peta geografisnya.

D. ASR (Answered Seizure Ratio) Wrong CLI (Caller Line Identity)dan Drop Call

Answered Seizure Ratio (ASR) merupakan perbandingan jumlah panggilan yang terjawab dengan jumlah panggilan yang diduduki. Answered

(29)

13

Seizure Ratio biasanya digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi panggilan yang dilakukan dalam suatu waktu biasanya dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, bahkan dalam satu tahun. Hal ini dilakukan untuk melakukan dan mengevaluasi hasil-hasil panggilan yang telah dipakai untuk dapat meminimalisir kesalahan dan kegagalan panggilan (Sricavitry, 2014).

Rumus ASR (Answered Seizure Ratio) :

ASW = (Jumlah call answered / jumlah call seizure) x 100%

Tempat untuk mengkonfigurasi Answered Seizure Ratio (ASR) adalah dalam session agent dengan mendefinisikan nilai minimum ASR yang diterima, SBC menghitung ASR karena membuat penentuan routing.

Menggunakan rumus pertama yang disebutkan di atas SBC digunakan untuk menghitung jumlah panggilan yang berhasil dijawab pada session agent dan membaginya dengan jumlah total percobaan panggilan. Jika kendala ASR terlampaui session agent keluar dari layanan untuk jangka waktu yang telah dikonfigurasi dan semua lalu lintas di alihkan ke agent session sekunder (melalui kebijakan local yang memiliki Hext-Hop yang sama namun dengan biaya yang terbilang lebih tinggi.

Kedua parameter ASW dalam agent session adalah minimum seizure dan minimum ASR. Dalam penyitaan minimum menentukan apakah agent session yang ada di dalam kendala itu adalah normal (Novi, 2017). Misalnya jika dalam 5 (lima) upaya panggilan (zeisure) telah dilakukan untuk agent session dan tak ada satupun yang terjawab dan zeisure minimal diatur ke-5, maka pada

(30)

14

tanggal 6 mengalami kegagalan percobaan agent session akan ditandai telah melebihi kendala dan akan ditandai keluar dari layanan.

ASR (Answered Seizure Ratio) dipertimbangkan ketika membuat keputusan routing. Jika beberapa atau semua panggilan ke agent session telah dijawab, nilai ASR minimum dianggap membuat keputusan routing.

Misalnya, jika anda menetapkan minimum ASR sampai 50% dan ASR Agent Session untuk jendela yang turun dibawah 50%, maka Agent Session ditandai sebagai telah melebihi kendala dan panggilan tidak akan diteruskan sampai ke time-to-resume.

Call Drop adalah kegagalan panggilan yang terjadi setelah panggilan berhasil di lakukan namun berakhir tanpa pemutusan secara normal. Drop call ini terjadi setelah dapat mengakses BTS, sudah dapat kanal dan sudah berhasil melakukan hubungan atau sambungan Telephone tetapi terputus secra tiba-tiba tanpa ada pemutusan secara normal dari user (abnormal terminating). Caller Line Identity (CLI) merupakan tipe antar muka dimana pengguna berinteraksi dengan sistem operasi melalui text terminal. Pengguna menjalankan perintah dan program di sistem operasi tersebut dengan cara mengetikkan baris-baris tertentu. Meskipun konsepnya sama, tiap-tiap sistem operasi memiliki nama atau istilah yang berbeda untuk CLI-nya.

Wrong CLI( Caller Line Identity) yaitu kesalahan input pada system yang meyebabkan terjadinya kesalahan penyambungan pada suatu panggilan, misalnya user ingin melakukan panggilan ke luar negri misalnya Negara Malaysia dengan nomor 12345678 maka user Indnesia harus mengimput Code

(31)

15

Negara tujian Malaysia yaitu (+44)-123456789 agar dapat melakukan sambungan. Tetapi setelah user menginput nomor tersebut dan sistem salah membaca kode yang di input tersebut sistem yang seharusnya “+44” tetapi karena ada kesalahan maka inputan nomor tersebut menambah angka 0 didepannya menjadi “+044” sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya kesalahan sambungan sehingga tidak dapat melakukan sambungan telepon ke user tujuan ke sebuah Negara yang dituju tersebut (Soelistijorini, 2011).

Tabel 2.1 tabel daftar nomor yang mengalami wrong CLI

E. Trafik

Trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

Dalam lingkungan telekomunikasi benda yaitu berupa informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga trafik dapat didefinisikan sebagai perpindahan informasi (pulsa, frekuensi, percakapan, dsb) dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui media telekomunikasi. Misalkan 2 buah sentral A dan B dihubungkan dengan sebuah saluran (sirkit).

(32)

16

Gambar 2.4 sambungan antara titik A dan B

Sirkit A dan B hanya dapat dipakai dalam satu panggilan percakapan dalam satu satuan waktu. Sirkit A dan B biasanya dipakai ketika sirkit A dan B mengenggam sebuah panggilan atau percakapan dengan kata lain sirkit tersebut sedang diduduki oleh suatu panggilan. Dinyatakan bebas (idle) apabila tidak ada panggilan yang dating.

1) Besaran dan satuan trafik

Trafik pada telepon dibangkitkan oleh sejumlah pelanggan dalam suatu proses panggilan mulai dari saat pemanggil mengangkat hand-set pesawat telepon menekan/memutar nomor telepon yang dituju penyambungan di level sentral sehingga tiap peralatan dapst diidentifikasi lama waktu pemakaiannya (besar trafiknya).

Ukuran atau besaran trafik dapat ditentukan sebagai berikut :

Misalnya link antara sentral P dan Q terdiri dari N=3 saluran/sirkit, pengamatan terhadap sirkit dilakukan selama T=25 menit. Selama waktu tersebut terdapat n=10 panggilan, lamanya pendudukan masing-masing panggilan dinyatakan dengan tv yang besarnya digambarkan sebagai berikut :

(33)

17

Gambar 2.5 pendudukan kanal saluran telepon

Volume trafik : jumlah waktu dari masing-masing pendudukan pada seluruh saluran sirkit. Total waktu pendudukan = t1+t2+t3 ………. +t10 = 44 menit. Dengan kata lain volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan dengan rata-rata waktu pendudukan sebagai berikut.

Rumus untuk mencari volume trafik yaitu sebagai berikut : V = n x h... (2.1)

Keterangan :

V = Volume Trafik n = Jumlah panggilan

h = Rata-rata waktu pendudukan (mean holding time)

Rata-rata waktu pendudukan = total waktu pendudukan dibagi jumlah panggilan.

= 44 menit / 10 = 4.4 menit.

(34)

18

Intensitas trafik adalah jumlah waktu pendudukan persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T) = 44 menit / 25 menit = 1,76 menit.

A = V : T...(2.2) Keterangan :

A = Intensitas trafik (erlang)

Rumus lain dari Intensitas Trafik dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah panggilan perwaktu pengamatan dengan rata-rata waktu pendudukan yaitu sebagai berikut :

A = y x h...(2.3) Keterangan :

A = Intensitas Trafik

y = jumlah panggilan persatuan waktu pengamatan h = mean holding time ( waktu pendudukan rata-rata)

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak memiliki satuan. Sebagai penghargaan kepada A.K. Erlang yang pertama menyelidiki trafik Telekomunikasi, maka ditetapkanlah satuan intensitas trafik dalam Erlang, pengertian 1 Erlang adalah apabila sebuah sirkit diduduki secara terus menerus selama satu jam. Istilah Intensitas Trafik untuk selanjutnya hanya disebutkan dengan besar trafik atau trafik saja.

2) Macam – Macam Trafik

Dalam ilmu telekomunikasi terdapat tiga (3) jenis trafik yang dikenal yaitu :

(35)

19

1) Trafik yang ditawarkan ke system jaringan (Offered Traffic) = Ao 2) Trafik yang dimuat dalam system (Carried Traffic) = Ac

3) Trafik yang ditolak oleh system (Rejected Traffic) = Ar

Gambar 2.6 Trafik pada sistem komunikasi

Besar trafik Ac dapat diukur sedangkan besar trafik Ao diestimasikan dengan menambahkan trafik yang dimuat dan kemungkinan (Probabilitas) trafik yang ditolak.

Dibawah ini adalah rumus untuk mengetahui nilai dari offered trafik (Trafik yang ditawarkan ke sistem jaringan) adalah sebagai berikut :

Ao = Ac + Ar...(2.4) Ket : Ao : offered traffic

Ar : rejected traffic Ac : carried traffic

Dalam mendesain jaringan antar sentral jumlah sirkit yang harus diinstalasi tidaklah mungkin menyediakan sebanyak jumlah pelanggan.

Dengan demikian akan ada kemungkinan sejumlah panggilan ditolak (tidak terlayani) pada saat seluruh sirkit diduduki. Jumlah panggilan yang diperbolehkan ditolak tidak boleh lebih dari 1% artinya bila ada 100

(36)

20

panggilan yang datang bersamaan hanya 1 panggilan yang diperkenankan ditolak (dibuang dari sistem). Besar probalitas kemungkinan panggilan yang dapat ditolak dinyatakan dengan simbol “B” atau sering juga disebut sebagai Probabilitas Blocking. Dilihat dari sisi pelayanan istilah probabilitas blocking dinyatakan dengan “Grade of service” (GOS). Besarnya probabilitas blocking untuk sejumlah panggilan identik dengan probabilitas trafik yang ditolak sehingga besarnya Ar dapat dinyatakan dengan :

Ar = Ao x B...(2.5)

Karena Ao = Ac + Ar maka trafik Ao dapat dihitung dengan persamaan : ...(2.6)

Rumus di atas dalam rumus untuk mencari nilai Ao (offered traffic) 3) Karakteristik Trafik

Sumber trafik adalah pelanggan dimana kapan dan berapa lama pelanggan mengadakan pembicaraan telepon tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Jadi trafik ini besarnya merupakan besar statistik dan kuantitasnya hanya bisa diselesaikan dengan statistik dan teori probabilitas. Jumlah panggilan merupakan fungsi waktu sedang variasi dari jumlah panggilan tersebut sama dengan variasi trafik.

Bila trafik dalam suatu sistem peralatan telekomunikasi diamati maka akan terlihat bahwa harganya akan berubah-ubah (bervariasi).

Variasi trafik terjadi dalam interval waktu : a. Menit ke menit

(37)

21 b. Jam ke jam

c. Hari ke hari

d. Musim ke musim (hari besar, musim liburan, dll)

Variasi dalam waktu yang pendek (dalam satu jam) terlihat bahwa perubahannya tidak teratur, dapat naik, dapat turun ataupun tetap.

4) Kasus-kasus dalam penyambungan panggilan (Connection Cases) Terjadinya suatu penyambungan panggilan pada sistem telepon, akan mengalami sejumlah tahapan seleksi. Perhitungan dan perkiraan karakteristik trafik pada masing-masing tahapan seleksi harus lebih dahulu mendefinisikan faktor-faktor di bawah ini :

a. Input trafik

b. Grouping inlet dan outlet

c. Metode penanganan panggilan yang datang (hunting method) d. Prosedur penanganan panggilan yang tidak berhasil

a. Input trafik

Input trafik didefinisikan oleh intensitas panggilan dan distribusi holding time.

b. Grouping inlet dan outlet

Dilihat dari ketersediaan antara inlet dan outlet, maka pengaturan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Group full evailability : setiap inlet dapat mengakses setiap outlet.

2. Group limited evailability : suatu inlet hanya diperkenankan mengakses sejumlah outlet tertentu.

(38)

22

c. Metode penanganan panggilan yang datang (Methode hunting) Ada 2 (dua) methode hunting, yaitu :

1. Sequential hunting 2. Random hunting

d. Prosedur penanganan panggilan yang tidak berhasil Sistem telepon dapat diklasifikasikan :

1. Loss System : Panggilan yang datang saat seluruh sirkit sibuk, akan ditolak atau dibuang dari sistem. Bila terjadi repeated call (panggilan ulang) akan dianggap sebgai panggilan baru. System loss ini biasanya digunakan untuk menentukan dimensi (jumlah) saluran antar sentral telepon.

2. Delay System : Panggilan yang tidak dapat dilayani karena seluruh sirkit sibuk, maka panggilan-panggilan tersebut diperkenankan menunggu pada ruang tunggu (buffer) yang disediakan. Sistem ini biasanya digunakan untuk PABX.

3. Overflow System : Panggilan-panggilan yang tidak terlayani karena seluruh group sirkit ke suatu arah dalam kondisi diduduki, maka diluapkan (di-routing-kan) atau di-over ke group sirkit arah lain (alternative routing). Sistem ini biasanya diterapkan dalam mendesain jaringan Multi Exchange Area (MEA) dengan tujuan mengoptimalkan biaya investasi.

5) Voice Call

Voice call merupakan proses panggilan dan sambungan telepon berupa

(39)

23

suara yang dilakukan oleh dua user atau lebih dalam melakukan perbincangan melalui media telepon selular ataupun telepon rumahan.

Panggilan suara atau voice call dapat dilakukan dengan persyaratan dimana ada user yang melakukan panggilan dan ada user yang menerima panggilan untuk dapat melakukan komunikasi.

(40)

24 STAR

STOP BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di senteral telepon otomatis PT.Telkomsel RTPO Berau, Selama kurang lebih 1 bulan dari bulan agustus 2021.

B. Metode Penelitian

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian Survey Pendahuluan dilakukan

untuk mendapatkan informasi- informasi yang bisa dijadikan sebagai landasan dan masukan terhadap penelitian ini.

Menentukan teori yang dikaji atau di analisis secara kritis

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis data hasil pengamatan pada PT. Telkomsel RTPO Berau

Penutup berisi kesimpulan dan saran yang diajukan untuk perbaikan selanjutnya

(41)

25

Berikut ini merupakan penjelasan atau arahan yang ditempuh oleh penulis dalam mengerjakan penyusunan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut : 1. Metode Pustaka

Yaitu metode pengumpulan data-data dari hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Metode Pengamatan

Yaitu proses pengumpulan data-data dari PT. Telkomsel Berau kemudian melakukan analisa dan menyimpulkan hasil analisa dari data- data tersebut.

3. Metode Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan informasi secara langsung dengan dosen atau pihak praktisi pada sentral telepon otomatis BERAU.

C. Blok Diagram Sistem

Gambar 3.2 blok diagram sistem

(42)

26 Keterangan :

1, 2, n = Sentral yang dilalui

No, N1, N2, Nn = jumlah outgoing disetiap tempat

Succes full call ratio yaitu perbandingan antara jumlah panggilan yang berhasil dan upaya dalam panggilan. Rumus SCR sebagai berikut :

x 100 %...(3.1) Keterangan :

1. Jumlah answer call = Jumlah panggilan yang terjawab.

2. Jumlah call attempt = Jumlah panggilan tidak terjawab.

D. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengukur kinerja global system for mobile communication (GSM)

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada saat penelitian untuk melihat kinerja GSM yaitu sebagai berikut :

1. Call setup success ratio yaitu suatu parameter yang menunjukkan tentang tingkat keberhasilan membangkitkan panggilan.

2. Call drop ratio adalah presentase tingkat penurunan suatu panggilan atau panggilan gagal.

3. Handover success ratio adalah rata-rata presentase kesuksesan daya pancar dalam penerimaan sinyal suatu call BTS ke Call BTS lainnya.

4. Traffic channel failures congestion ratio adalah tingkat rasio kemacetan atau kegagalan saluran lalu lintas.

(43)

27 E. Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu satu unit lettop yang digunakan untuk melihat dan mengelolah data hasil penelitian.

F. Parameter kinerja jaringan GSM

Untuk mengetahui apakah kinerja suatu jaringan Global System For Mobile Communication (GSM) dapat dinyatakan baik atau tidak maka dilakukan pengukuran dan analisis (Maulana, 2021). Selanjutnya dari hasil pengukuran dan analisis tersebut dibandingkan dengan parameter standarisasi kinerja berdasarkan Key Performance Indicator (KPI).

Tabel 3.1 Standarisasi Performansi Berdasarkan KPI (Key Performance Indicator)

Indikator Parameter Kinerja GSM

Kondisi

Kinerja Keterangan Baik

Call Setup Success

Rate (CSSR) 95% Melebihi nilai standarisasi KPI yang ditetapkan

Call Drop Rate 2%

Kurang dari nilai standarisasi KPI yang ditetapkan

Handover Success

Ratio 95% Melebihi nilai standarisasi KPI yang ditetapkan TCH Congestion Ratio 2%

Kurang dari nilai standarisasi KPI yang ditetapkan

Dari tabel 3.1 terlihat ada 4 (empat) parameter kinerja pada sistem GSM yaitu :

(44)

28 1. Call Setup Success Rate (CSSR)

CSSR (Call setup success rate) adalah suatu parameter yang menunjukkan tentang tingkat keberhasilan membangkitkan panggilan.

Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat availability jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa panggilan voice (suara) maupun untuk trafik sms dan video call. Dan untuk nilai standarisasi KPI CSSR adalah 95%, dimana dari hasil perhitungan drive test menunjukkan tingkat keberhasilan suatu panggilan berada pada 95% ke atas dinyatakan tingkat keberhasilan suatu panggilan adalah sangat baik dan apabila nilai perhitungan drive test berada dibawah 95% artinya sinyal dikategorikan kurang baik. Jaringan yang baik mampu menyediakan kanal, kapanpun pelanggan hendak melakukan panggilan. Dengan mengukur nilai CSSR ini akan dapat diketahui seberapa handal jaringan Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Adapun rumus untuk menghitung CSSR yaitu sebagai berikut :

...(3.2) Keterangan :

Success TCH Seizure Stable = Jumlah seluruh panggilan yang masuk Success TCH Reques = Jumlah panggilan yang mencoba untuk

dilayani

2. Call Drop Rate

CDR (Call drop ratio) adalah presentase tingkat penurunan suatu panggilan atau panggilan gagal. Untuk nilai standarisasi KPI CDR yaitu

(45)

29

2% dari hasil perhitungan drive test setiap terjadi 100 kali panggilan sukses hanya boleh terjadi 2 kali panggilan gagal (Drop Call 2%). Maka untuk nilai standarisasi CDR tidak melebihi 2%. Karena kegagalan suatu panggilan dapat terjadi setelah panggilan berhasil dilakukan namun berakhir tanpa pemutusan secara normal. Drop call ini terjadi setelah BTS dapat diakses, sudah dapat kanal dan sudah berhasil melakukan hubungan tapi putus secara tiba-tiba tanpa ada pemutusan secara normal dari user (abnormal tertminating). Berikut merupakan rumus mencari nilai CDR yaitu :

...(3.3)

Keterangan :

CDR = Banyaknya panggilan yang terputus TCH Drop = Jumlah panggilan yang gagal

Success TCH Seizure = Jumlah panggilan yang berhasil untuk masuk Success Internal HO = Jumlah tingkat keberhasilan handover

3. Handover Success Ratio

HSR (Handover Success Ratio) adalah rata-rata presentase kesuksesan daya pancar dalam penerimaan sinyal suantu call BTS ke call BTS lainnya. Terjadinya Handover apabila MS semakin menjauhi BTS maka daya pancarnya akan semakin berkurang. Oleh karena itu untuk nilai standarisasi KPI HSR adalah 95%. Dari hasil perhitungan drive test yang dilakukan menunjukkan tingkat kesuksesan daya pancar dalam penerimaan antar sinyal suatu call BTS berada pada 95% sampai 100% yang artinya tingkat kesuksesan daya pancar antar sinyal suatu call BTS memenuhi

(46)

30

Standarisasi KPI yang telah ditentukan. Adapun rumus menghitung nilai HSR yaitu :

x 100%...(3.4) Keterangan :

Handover Success Ratio = Presentase tingkat keberhasilan tanpa

terjadi Pemutusan.

Success Internal HO = Jumlah tingkat keberhasilan handover.

Attempt Internal HO = Jumlah tingkat pelanggan yang mencoba

melakukan panggilan.

4. TCH Congestion Ratio

Traffic channel failures congestion ratio adalah presentase tingkat kegagalan panggilan yang diakibatkan oleh trafik yang penuh (Overload).

Nilai standarisasi KPI untuk TCH congestion ratio adalah 2% dari hasil perhitungan drive test apabila presentase tingkat kegagalan panggilan yang diakibatkan trafik penuh melebihi dari nilai standarisasi KPI yang telah ditetapkan artinya sinyal dikategorikan kurang baik. Adapun rumus untuk menghitung TCH failure congestion yaitu :

x 100%...(3.5) Keterangan :

TCH Failures Congestion = Presentase tingkat kegagalan panggilan yang diakibatkan oleh trafik yang penuh.

TCH Ass Fail Congestion = Jumlah tingkat kegagalan pada TCH Success TCH Assign = Jumlah tingkat kegagalan pada TCH

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaam PT.Telkomsel RTPO Berau

Telkomsel adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan telekomunikasi seluler berbasis GSM. Telekomsel merupakan singkatan dari (Telekomunikasi Seluler) dengan produk- produknya yaitu kartuHALO, simPATI, dan kartuAS. Telekomunikasi seluler GSM di Indonesia berawal dari pemerintah yang meminta PT.Telkom untuk melakukan pilot project di Batam dan Bintan pada bulan November 1993. Pada tanggal 31 Desember 1993,proyek tersebut dapat beroperasi.

Pada tanggal 26 mei 1995, atas keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Keuangan (Menkeu), berdirilah PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebagai perusahaan jasa penyedia layanan telekomunikasi seluler GSM kedua di indonesia setelah PT.Satelit Indonesia (Satelindo) yang berdiri pada tanggal 29 Januari 1993. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom sebesar 51,0% dan Indosat sebesar 49%.

Dalam meningkatkan usahanya serta memberikan proteksi yang sesuai dengan keinginan masyarakat, PT.Telkom telah membuka kantor- kantor Cabang dan Perwakilan yang terdapat di berbagai regional yang tersiri dari : 7 Divre yaitu Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa

(48)

32

Barat, Divre 4 Jawa Tengah dan Di.Yogyakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre & Kawasan Timur Indonesia.

2. Visi dan Misi Visi

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Servuce (TIMES) di kawasan regional.

Misi

1. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.

2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

B. Hasil Penelitian

1. Data hasil pengamatan

Berikut ini merupakan Data hasil pengamatan yang dilakukan di PT.Telkomsel RTPO Berau selama 1 (satu) bulan.

Tabel 4.1 Hasil pengamatan pada hari pertama bulan November 2020

No BTS Name

Success TCH Seizure

Stable

Success TCH Assign

TCH Ass Fail Congest

TCH Drop

Success TCH

Seiz

Success Internal HO Intercell

Attemp Internal HO

TCH Seizure Request

1 A1 5801 23040 0 94 15384 8608 10045 5848 2 A2 12346 8210 20 98 7561 4616 4872 12657

3 A3 640 7466 1 104 6674 3889 4033 643

(49)

33

Tabel 4.2 Hasil pengamatan pada hari kedua bulan November 2020

No BTS Name

Success TCH Seizure

Stable

Success TCH Assign

TCH Ass Fail Congest

TCH Drop

Success TCH

Seiz

Success Internal

HO Intercell

Attemp Internal HO

TCH Seizure Request

1 D1 10005 22421 2655 172 18369 11414 11737 10161 2 D2 3837 11697 3 126 11286 6783 7008 3889

3 D3 194 473 0 2 468 242 244 194

Tabel 4.3 Hasil pengamatan pada hari ketiga November 2020

No BTS Name

Success TCH Seizure

Stable

Success TCH Assign

TCH Ass Fail Congest

TCH Drop

Success TCH

Seiz

Success Internal

HO Intercell

Attemp Internal HO

TCH Seizure Request

1 F1 5185 10855 6 97 10068 5085 5278 5204

2 F2 235 591 0 1 580 299 302 235

3 F3 1944 3955 0 10 3917 2021 2062 1949

C. Analisis Data Hasil Pengamatan

1. Analisis data hasil pengamatan pada hari pertama 1) Call Setup Success Rate (CSSR)

Analisis kinerja call setup success rate (CSSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CSSR pada A1 =

x 100%

x 100% = 99,31 %

b) CSSR pada A2 =

x 100%

x 100%

=

97,54 %

(50)

34

c) CSSR pada A3 =

x 100% =

x 100% = 99.53 %

2) Call Drop Rate (CDR)

Analisis kinerja call drop rate (CDR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CDR pada A1 =

x 100% =

x 100% = 0,72%

b) CDR pada A2 =

x 100% =

x 100% = 0,30%

c) CDR pada A3 =

x 100% =

x 100% = 0,26%

3) Handover Success Ratio (HOSR)

Analisis kinerja handover success ratio (HOSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) HOSR pada A1 =

x 100% =

x 100% = 85,69%

b) HOSR pada A2 =

x 100% =

x 100% = 94,74%

(51)

35

c) HOSR pada A3 =

x 100% =

x 100% = 96,42%

4) TCH Congestion Ratio (TCHCR)

Analisis kinerja TCH congestion ratio (TCHCR) pada GSM berdasarkan dari hasil pengamatan pada BTS.

a) TCHCR pada A1 =

x 100% =

x 100% = 0%

b) TCHCR pada A2 =

x 100% =

x 100% = 0,02%

c) TCHCR pada A3 =

x 100% =

x 100% = 0,01%

Tabel 4.4 Hasil analisis kinerja GSM pada hari pertama sebagai berikut :

No BTS Name

CSSR (%)

CDR (%)

HOSR (%)

TCHCR (%)

1 A1 99,31 0,72 85,69 0

2 A2 97,54 0,30 94,74 0,02

3 A3 99,53 0,26 96,44 0,01

Rata-rata 99,31 0,30 94,74 0,01

Dari hasil analisis kinerja GSM pada hari pertama yang memiliki nilai rata-rata CSSR =99,31%, CDR =0,30%, HOSR =94,74%, TCHCR =0,01%, kemudian dibandingkan dengan parameter standar KPI (Key Performance

(52)

36

Indikator) maka dapat disimpulkan bahwa kinerja jaringan GSM pada tahun 2020 pada hari pertama di daerah berau adalah baik.

2. Analisis data hasil pengamatan pada hari kedua.

1) Call Setup Success Rate (CSSR)

Analisis kinerja call setup success rate (CSSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CSSR pada D1 =

x 100%

x 100% = 98,46%

b) CSSR pada D2 =

x 100%

x 100% = 98,66%

c) CSSR pada D3 =

x 100%

x 100% = 100%

2) Call Drop Rate (CDR)

Analisis kinerja call drop rate (CDR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CDR pada D1 =

x 100% =

x 100% = 0,40%

b) CDR pada D2 =

x 100% =

x 100% = 0,35%

(53)

37

c) CDR pada D3 =

x 100% =

x 100% = 0,08%

3) Handover Success Ratio (HOSR)

Analisis kinerja handover success ratio (HOSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) HOSR pada D1 =

x 100% =

x 100% = 97,24%

b) HOSR pada D2 =

x 100% =

x 100% = 96,78%

c) HOSR pada D3 =

x 100% =

x 100% = 99,18%

4) TCH Congestion Ratio (TCHCR)

Analisis kinerja TCH congestion ratio (TCHCR) pada GSM berdasarkan dari hasil pengamatan pada BTS.

a) TCHCR pada D1 =

x 100% =

x 100% = 0,11%

b) TCHCR pada D2 =

x 100% =

x 100% = 0,02%

(54)

38

c) TCHCR pada D3 =

x 100% =

x 100% = 0%

Tabel 4.5 Hasil analisis kinerja GSM pada hari kedua sebagai berikut :

No BTS Name

CSSR (%)

CDR (%)

HOSR (%)

TCHCR (%)

1 D1 98,46 0,40 97,24 0,11

2 D2 98,66 0,35 96,78 0,02

3 D3 100 0,08 99,18 0

Rata-rata 98,66 0,35 96,78 0,02

Dari hasil analisis kinerja GSM pada hari kedua yang memiliki nilai rata-rata CSSR =98,66%, CDR =0,35%, HOSR =96,78%, TCHCR =0,02%, kemudian dibandingkan dengan parameter standar KPI (Key Performance Indicator) maka dapat disimpulkan bahwa kinerja jaringan GSM pada tahun 2020 pada hari kedua di daerah berau adalah baik.

3. Analisis data hasil pengamatan pada hari ketiga.

1) Call Setup Success Rate (CSSR)

Analisis kinerja call setup success rate (CSSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CSSR pada F1 =

x 100%

x 100% = 99,63%

b) CSSR pada F2 =

x 100%

x 100% = 100%

(55)

39

c) CSSR pada F3 =

x 100%

x 100% = 99,74%

2) Call Drop Rate (CDR)

Analisis kinerja call drop rate (CDR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) CDR pada F1 =

x 100% =

x 100% = 0,51%

b) CDR pada F2 =

x 100% =

x 100% = 0,03%

c) CDR pada D1 =

x 100% =

x 100% = 0,05%

3) Handover Success Ratio (HOSR)

Analisis kinerja handover success ratio (HOSR) pada GSM berdasarkan hasil pengamatan pada BTS.

a) HOSR pada F1 =

x 100% =

x 100% = 96,34%

b) HOSR pada F2 =

x 100% =

x 100% = 99,06%

(56)

40

c) HOSR pada F3 =

x 100% =

x 100% = 98,01%

4) TCH Congestion Ratio (TCHCR)

Analisis kinerja TCH congestion ratio (TCHCR) pada GSM berdasarkan dari hasil pengamatan pada BTS.

a) TCHCR pada F1 =

x 100% =

x 100% = 0,05%

b) TCHCR pada F2 =

x 100% =

x 100% = 0%

c) TCHCR pada F3 =

x 100% =

x 100% = 0%

Tabel 4.6 Hasil analisis kinerja GSM pada hari ketiga sebagai berikut :

No BTS Name

CSSR (%)

CDR (%)

HOSR (%)

TCHCR (%)

1 F1 99,63 0,51 96,34 0,05

2 F2 100 0,03 99,06 0

3 F3 99,74 0,05 98,01 0

Rata-rata 99,74 0,03 98,01 0,05

Dari hasil analisis kinerja GSM pada hari ketiga yang memiliki nilai rata-rata CSSR =99,74%, CDR =0,03%, HOSR =98,01%, TCHCR =0%, kemudian dibandingkan dengan parameter standar KPI (Key Performance Indicator) maka dapat disimpulkan bahwa kinerja GSM pada tahun 2020 pada hari ketiga adalah baik.

(57)

41 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis kinerja GSM (Global System For Mobile Communication) di daerah berau tahun 2020 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis kinerja GSM pada hari pertama di daerah berau maka diperoleh nilai, CSSR =99,31%, CDR =0,30%, HOSR =94,74%, TCHCR =0,01%, yang menyatakan bahwa kinerja jaringan GSM pada tahun 2020 untuk BTS pertama adalah baik.

2. Berdasarkan hasil analisis kinerja GSM pada hari kedua di daerah berau maka diperoleh nilai, CSSR =98,66%, CDR =0,35%, HOSR = 96,78%, TCHCR =0,02%, yang menyatakan bahwa kinerja jaringan GSM pada tahun 2020 untuk BTS kedua adalah baik.

3. Berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan GSM pada hari ketiga di daerah berau maka diperoleh nilai, CSSR =99,74%, CDR =0,03%, HOSR =98,01, TCHCR =0%, yang menyatakan bahwa kinerja jaringan GSM pada tahun 2020 untuk BTS ketiga adalah baik.

B. SARAN

Dalam pelayanan jaringan PT.Telkomsel diharapkan dapat melakukan sosialisasi dan mengadakan seminar dalam hal menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai dunia telekomunikasi.

Referensi

Dokumen terkait