• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh : ARIFUDIN NIM. 1204771

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG

KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh ARIFUDIN

S.Pd IKIP Jakarta, 1995

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Prodi

PendidikanIlmuPengetahuanSosial

© ARIFUDIN2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Prof. Dr. H. AgusRahayu, M.Si. NIP. 19620607 198703 1 002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi PIPS

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

v

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN - LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Unsur-Unsur Pembelajaran ... 9

B. Pengertian Berpikir dan Berpikir Rasional ... 13

1. Pengertian Berpikir ... 13

2. Teori tentang Kemampuan Berpikir ... 13

3. Berpikir Rasional ... 15

4. Keterampilan Berpikir Rasional dalam Ekonomi ... 17

C. Metode Diskusi ... 19

1. Konsep dan Tujuan Metode Diskusi ... 19

2. Jenis-Jenis Diskusi ... 20

(5)

vi

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi ... 22

D. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

2. Tujuan Pendidikan IPPS ... 24

3. Karakteristik Mata Pelajaran IPS ... 26

4. Teori-Teori Belajar yang Mendukung ... 28

E. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31

F. Kerangkan Pemikiran ... 32

G. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Lokasi, Populasi, dan Penentuan Sampel Penelitian ... 36

C. Variabel dan Definisi Operasional ... 37

1. Variabel Penelitian 37 2. Definisi Operasional 38 D. Instrumen Penelitian ... 39

1. Angket ... 39

2. Tes Objektif ... 40

E. Prosedur Penelitian ... 41

1. Persiapan Penelitian ... 41

2. Tahap Pelaksanaan ... 42

3. Tahap Pengambilan Keputusan ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 44

1. Uji Coba Instrumen ... 44

(6)

vii

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Data ... 55

2. Analisis Hasil Uji Coba Soal ... 55

3. Analisis Kemampaun Berpikir Rasional Siswa ... 57

4. Hasil Uji Normalitas ... 63

5. Hasil Uji Homogenitas ... 64

6. Hasil Uji Hipotesis ... 65

7. Analisis Respon Siswa ... 72

B. Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Alur Penentuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 36

3.2 Bagan Alur Kegiatan Penelitian ... 43

3.3 Alur Analisis Data Tes Objektif ... 53

4.1 Histogram Kemampuan Berpikir Rasional

Berdasarkan Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 59

4.2 Histogram Kemampuan Berpikir Rasional

Berdasarkan Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 60

4.3 Histogram Kemampuan Berpikir Rasional

Berdasarkan Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 61

4.4 Histogram Kemampuan Berpikir Rasional

Berdasarkan Nilai Posttest Kelas Kontrol... 62

4.5 Perbandingan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

Berdasarkan Nilai Pre Test ... 67

4.6 Perbandingan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

Berdasarkan Nilai Post Test ... 68

4.7 Perbandingan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

Berdasarkan Hasil Pre Test – Post Test Kelompok Eksperimen ... 70

4.8 Perbandingan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

(8)

ix

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia ... 28

3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Variabel Penelitian ... 37

3.3 Tabel Kisi-kisi Instrumen Angket ... 40

3.4 Tabel Kisi-kisi Tes Objektif ... 41

4.1 Tingkat Kesukaran Soal ... 55

4.2 Daya Pembeda Soal ... 56

4.3 Validitas Soal ... 56

4.4 NIlai Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

4.5 Distribusi Frekuensi Tes Awal Kemampuan Berpikir Rasional Berdasarkan Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 58

4.6 Distribusi Frekuensi Tes Awal Kemampuan Berpikir Rasional Berdasarkan Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 59

4.7 NIlai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

4.8 Distribusi Frekuensi Tes Awal Kemampuan Berpikir Rasional Berdasarkan Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 61

4.9 Distribusi Frekuensi Tes Awal Kemampuan Berpikir Rasional Berdasarkan Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 62

4.10 Rekapitulasi Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Rasional Berdasakan Nilai Pretest ... 63

4.11 Rekapitulasi Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Rasional Berdasakan Nilai Posttest ... 63

(9)

x

4.13 Hasil Uji Homogenitas Hasil Pretest ... 65

4.14 Hasil Uji Hipotesis Data Pre Test ... 65

4.15 Hasil Uji Hipotesis Data Post Test ... 66

4.16 Hasil Uji Hipotesis Data Pre Test - Post Test

Kelompok Eksperimen ... 69

4.17 Hasil Uji Hipotesis Data Pre Test - Post Test

(10)

xi

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

2. Soal Untuk Kalibrasi ... 86

3. Data Hasil Kalibrasi Soal Pada Kelas 9H ... 92

4. Soal Untuk Penelitian ... 98

5. Angket Metode Diskusi ... 103

6. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen kelas 8F ... 104

7. Diskripsi Data Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ... 105

8. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Kelas 8G ... 108

9. Deskripsi Data Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ... 109

10.Uji Normalitas Nilai Pre Test > Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menggunakan SPSS 19 ... 112

11.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolMenggunakan SPSS 19 ... 118

12.Deskripsi Uji Homogenitas Nilai Pre Test Kelas Eksperimen (8F) danKelas Kontrol (8G) ... 124

13.Deskripsi Uji Homogenitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen (8F) danKelas Kontrol (8G) ... 126

14.Penentuan Kategori Kemampuan Berpikir Rasional ... 128

15.Uji Hipotesis Nilai Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 134

16.Uji Hipotesis Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 135

(11)

xii

18.Rekapitulasi Hasil Respon Siswa Kelas Eksperimen terhadap

Metode Diskusi ... 137

19.Tabel CHI-Kuadrat ... 139

20.Tabel Distribusi T ... 140

21.Tabel Wilcoxon ... 141

(12)

i Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKSI

ARIFUDIN.1204771.

PengaruhPenggunaanMetodeDiskusiTerhadapKemampuanBerpikirRasional

SiswaDalamPembelajaran IPS Di SMP Negeri 1

CipeucangKabupatenPandeglang.

Penelitianinidilarbelakangiolehbanyaksiswa yang

tidakterbiasaberpikirsecararasionalketikaberhadapandengansesuatupersoalan, danmetodediskusimendorongsiswauntukberdialogdanbertukarpendapat,

dengantujuan agar siswadapatterdoronguntukberpartisipasisecara optimal, sehinggaterciptakerterampilanberpikirrasional yang baik.Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk : (1) Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa yang dimiliki siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test); (2) Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test); (3) Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode diskusi; dan (4) Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen atau eksperimen semu Adapun desain eksperimen yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 280 orang yang tercakup dalam 8 kelas paralel yaitu kelas 8 A sampai dengan kelas 8 H. Sampel dalam penelitian adalah kelas 8 F sebagai kelas eksperimen dan kelas 8 G sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 34 siswa.Hasil uji hipotesis I menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) pada Asymp. Sig. (2-(2-tailed) sebesar 0,632 lebih besar dari α (0,025), artinya “tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir rasional siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test)”. Dan hasil uji hipotesis II menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) pada Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,007 lebih kecil dari α (0,025), artinya “Terdapatperbedaan yang

(13)

metode diskusi sebesar 70,15% dan untuk yang tidak setuju atau memilih jawaban tidak diperoleh rata-rata persentase sebesar 29,85%. Disimpulkan bahwa proses pembelajaran menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa.

(14)

1

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan tumpuan utama bagi upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga menjadi investasi penting bagi setiap bangsa agar senantiasa ada dan lestari keberadaannya. Bahkan suatu bangsa akan maju apabila sumber daya manusianya berkualitas, yang mampu membangun bangsa dan negaranya secara bertanggung jawab. Hal seperti ini hanya mungkin terwujud bila pendidikan diselenggarakan secara bermutu, yang disertai kesadaran bersama bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen yang senantiasa harus dijaga.

Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, kemampuan berpikir memiliki tempat yang sangat utama dalam menjalani kehidupan sebagai individu, anggota masyarakat dan warga negara. Menurut

Lawson (1979) “ effective citizenship tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa

kemampuan berpikir”. Lebih lanjut Lawson mengatakan “warga negara yang baik

adalah seseorang yang memberikan kontribusi secara efektif dan bertanggungjawab terhadap berbagai isu dalam masyarakat serta mampu mengambil peran di dalamnya”.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMPN 1 Cipeucang masih berpusat pada guru dan siswa belum dijadikan subjek belajar. Pembelajaran cenderung lebih banyak menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau menjawab pertanyaan guru. Menurut Hasan (2007:8) model pembelajaran duduk, dengar, catat, menjawab pertanyaan dan diskusi sesuai untuk karakteristik materi pelajaran yang bersifat mastery. Pembelajaran yang demikian memiliki potensi kuat untuk mengembangkan ingatan dan cara berpikir.

(15)

dihafal. Sebagian besar siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasinya pada situasi baru (Depdiknas, 2003:2).

Pendidikan IPS juga mengalami hal serupa, hasil penelitian secara umum mengungkapkan bahwa proses pembelajaran IPS terperangkap pada proses menghafal yang hanya menyentuh pengembangan kognitif tingkat rendah (Muchtar, 2007:55).

Mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri atas konsep-konsep dan teori-teori yang memerlukan berbagai analisis serta fenomena yang memerlukan pemikiran yang terorganisir. Namun, proses pembelajaran IPS di sekolah juga masih sebatas pengembangan kemampuan menghafal. Siswa belum dibiasakan untuk memahami informasi dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPS di SMPN 1 Cipeucang selama ini juga cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan menghafal materi pelajaran. Siswa belum dibiasakan untuk memahami informasi dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru IPS di SMPN 1 Cipeucang pada bulan Agustus 2013 semester satu pada mata pelajaran IPS kelas VIII.

Banyak siswa yang tidak terbiasa berpikir secara rasional ketika berhadapan dengan sesuatu persoalan, misalnya ketika siswa memutuskan akan melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja. Yang siswa pikirkan adalah apa keuntungan dari melanjutkan sekolah, pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan besar atau memilih mencari kerja dengan keuntungan yaitu lebih cepat memiliki penghasilan sendiri dan kerugiannya yaitu kehilangan hal-hal dari pilihan yang ia tinggalkan. Banyak siswa yang mengambil keputusan tanpa melakukan analisis terhadap fakta dan data yang relevan dari persoalan yang mereka hadapi.

(16)

3

Pertanyaan yang diajukan hanya berkisar pada pengetahuan yang ada dalam buku. Siswa jarang diberi kesempatan berpikir tentang persoalan-persoalan sosial yang ada di sekitar kehidupan mereka. Ketika guru memberikan pertanyaan yang membutuhkan kemampuan berpikir untuk memecahkan suatu persoalan hanya sekitar 5% siswa yang bisa menjawabnya.

Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya. Kemampuan berpikir rasional merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa. Pendidikan hendaknya dirancang untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir rasional guna mengatasi problema kehidupan. Pendidikan harus diarahkan untuk kehidupan siswa dan memberikan bekal learning how to learn. Pendidikan tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkannya untuk

menghadapi problema kehidupan sehari-hari.

Berpikir rasional diperlukan siswa untuk menyikapi persoalan dalam realita kehidupan yang tidak bisa dihindari. Richetti dan Tregoe (2001) mengungkapkan bahwa berpikir rasional memungkinkan siswa untuk membuat keputusan dalam situasi yang baru dengan menyediakan langkah-langkah yang dapat membantu siswa mengumpulkan dan memproses informasi yang relevan.

Pengembangan kemampuan berpikir siswa harus digerakkan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPS. Namun proses pembelajaran yang bagaimana yang mengandung latihan berpikir. Savage dan Amstrong (Sapriya, 2009:149) mengemukakan bahwa “untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir dalam IPS melalui kemampuan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis (critical thinking), kemampuan memecahkan masalah

(problem solving), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making)”. Materi pelajaran yang bersifat developmental seperti kemampuan berpikir, melakukan sesuatu berdasarkan prosedur tertentu, pembentukan sikap dan kebiasaan menghendaki proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk menggunakan apa yang sudah dipelajari dan dipahami.

(17)

2007:66) menyatakan “it is strange that we expect student to learn yet seldom teach then about learning”. Artinya dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa belajar.

Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan strategi guru dalam pembelajaran. Guru tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar yang mampu memberikan semua informasi. Oleh Karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengubah peran guru sebagai pusat informasi menjadi sebagai fasilitator maupun mediator yang memberi kondisi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan oleh siswa.

Pembelajaran yang melibatkan seluruh potensi siswa sejalan dengan tujuan pembelajaran teori konstruktivisme yang memiliki ciri penting, yaitu bahwa “guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan jadi kepada peserta didik, tetapi peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya” (Nur dan Samani, 1996:3). Ide pokok dari teori konstruktivisme adalah peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Ernasari (2009:99-100) dalam rekomendasinya menyatakan bahwa guru-guru sebaiknya pada beberapa kesempatan atau pertemuan menggunakan metode pembelajaran diskusi karena mampu meningkatkan cara belajar siswa aktif.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir rasional. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menciptakan suasana pertukaran pikiran yang terarah dan bermanfaat dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi (Semi, 2008: 10).

(18)

5

untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah”. Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama.

Pembelajaran IPS yang dikembangkan guru di SMP selama ini belum mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir rasional. Pembelajaran IPS harus membenahi diri menjadi sesuatu yang merangsang siswa dalam berpikir rasional dalam menghadapi suatu masalah. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Cipeucang Kabupaten Pandeglang.

Mengacu pada berbagai masalah yang diuraikan di atas khususnya yang berkaitan dengan berpikir rasional siswa, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap peningkatan berpikir rasional siswa.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan / temuan dari latar belakang penelitian, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada pembelajaran IPS?”

Dari permasalahan diatas, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir rasional siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test)?

(19)

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post test pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode diskusi?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode diskusi ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan utama penelitian ini untuk ”Mengetahui pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap

kemampuan berpikir rasional siswa pada pembelajaran IPS”.

Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk :

1. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa yang dimiliki siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test).

2. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test). 3. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir rasional siswa

antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode diskusi.

4. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode diskusi.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

(20)

7

2. Manfaat Praktis

a. Apabila pembelajaran dengan metode diskusi dalam penelitian ini berpengaruh positif terhadap berpikir rasional siswa, maka pembelajaran dengan metode diskusi dapat dijadikan sebagai alternatif salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan secara khusus memperbaiki kemampuan berpikir rasional siswa.

b. Sebagai alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat membuat siswa lebih mengoptimalkan diskusi sebagai bahan informasi dalam mendesain bahan ajar yang berorientasi pada berpikir rasional siswa.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi guru-guru dalam pembelajaran jika menggunakan metode diskusi serta dapat berguna bagi pengembang kurikulum.

d. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang perlunya merancang sistem pembelajaran dengan metode diskusi sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir rasional.

E. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latang belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

(21)

Bab II terdiri dari kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka dalam tesis ini secara garis besar merupakan kajian teoritik yang menjelaskan mengenai pengertian metode diskusi dan kemampuan berpikir rasional siswa. Dalam bab ini diuraikan juga mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III berisi metode penelitian yang digunakan penulis, meliputi lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Lokasi dan sampel penelitian ini adalah lokasi tempat dilakukannya penelitian. Proses pengembangan instrumen meliputi pengujian validitas, realibilitas, daya beda, tingkat kesukaran. Analisis data berisi laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang digunakan dalam analisis data.

Bab IV memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif.

(22)

34

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Creswell, Jhon W. (2008: 313):

”Quasi-experimental design do not include the use of random assignment. Reseachers who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We shall describe some of these techniques as we discus several quasi-experimental design”.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variabel yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kodisi laboratorium tetapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi Eksperimen). Adapun desain eksperimen yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design atau kontrol group tidak menerima perlakuan. Menurut Sugiyono (2012: 79), design ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

(23)
(24)

36

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

O1 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas eksperimen O3 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas kontrol O2 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen O4 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas kontrol

X : pembelajaran dengan metode diskusi pada kelas eksperimen

Desain penelitian dengan desain pretest + Treatment + Postest. Thomas Murray menjelaskan mengenai desain ini sebagai berikut:

To furnish a more convincing foundation for estimating the influence of the text, the teacher could replace her treatment + evaluation plan with a pretest + treatment + postest (p + t + p) design. In this case, before assigning students to read the chapter, she would have them take a test (pretest) over the subject mattertreated in the chapter. Subsequently, after the students had compleated the reading assigment (treament), she would test (posttest) their grasp of the chapters content. In order to estimate how much the textbook had added to the learners knowledge, she would subtract each students difference (change score) represented the contributions made by the book. In the words, the experimenters judgement would be based, not on the postest scores, but on the extent of change from pretest to posttest (Murray, 2003: 53).

Untuk memperoleh dasar yang lebih meyakinkan dalam memperkirakan pengaruh dan suatu materi guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang semula menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain pretest + treatment + postest. Dalam hal ini, sebelum menyuruh siswa membaca

(25)

B. Lokasi, Populasi, dan Penetuan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Cipeucang yang beralamat di Jalan Raya Labuan km. 13 Curugbarang Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang. Alasan pemilihan SMP Negeri 1 Cipeucang sebagai lokasi penelitian karena peneliti mengajar di sekolah ini serta untuk mempermudah peneliti memperoleh data yang diperlukan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 280 orang yang tercakup dalam 8 kelas paralel yaitu kelas 8 A sampai dengan kelas 8 H. Sampel dalam penelitian adalah kelas 8 F sebagai kelas eksperimen dan kelas 8 G sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 34 siswa.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel random sampling, dengan cara randomisasi (sampling) kelas. Dalam penelitian ini

dibutuhkan dua kelas sebagai sampel, yaitu satu kelas yang akan diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan metode diskusi, sedangkan satu kelas sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan metode diskusi.

Dari data observasi dan hasil tes MID semester, peneliti memilih empat kelas yang memilki kemampuan akademik yang relatif sama, selanjutnya dari kedua kelas ini, satu kelas akan dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

Berikut adalah alur penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Gambar 3.1. Alur penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol Melihat rata-rata nilai kelas UTS

kelas VIII Semester Ganjil 2013/2014

Mencari 4 kelas yang memiliki rata-rata kelasnya

hampir sama/mendekati

Terpilih kelas eksperimen (1 kelas) dan kelas kontrol (1 kelas)

(26)

38

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Varaibel Penelitian

Untuk memperjelas variabel, maka ditentukan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3.2. Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator No

Instrumen Metode Diskusi Merupakan salah

satu bentuk kegiatan

- Analisis fakta pada proses pembelajaran - Mengumpulkan

data pada proses pembelajaran - Diskusi pada proses

pembelajaran

(27)

efisien dalam

a. Variabel X (variabel bebes)

Metode diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara. Suatu pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepemahaman gagasan atau pendapat (Semi, M.A, 2008: 59).

b. Variabel Y (variabel terikat)

(28)

40

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir rasional siswa yang berkaitan dengan materi yang dikembangkan oleh peneliti sendiri dan uji validitas dan reabilitasnya. Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 30 soal. Soal tes disusun dengan mengacu pada indikator kemampuan berpikir rasional.

Selain tes kemampuan berpikir rasional, dalam penelitian ini juga digunakan instrumen kuesioner dalam bentuk rating scale dan pedoman observasi dalam bentuk check list untuk melengkapi data mengenai kegiatan pembelajaran dengan model pencapaian konsep dengan menggunakan metode diskusi. Kuesioner diberikan kepada siswa kelompok eksperimen pada akhir pembelajaran, sedangkan observasi dilakukan terhadap guru dan siswa pada kelas eksperimen selama kegiatan pembelajaran.

1. Angket

Angket yang digunakan adalah angket tertutup berupa pertanyaan dengan jawaban ya / tidak. Angket tersebut bertujuan untuk mengetahui respon siswa mengenai metode diskusi dalam proses pembelajaran. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen.

Secara garis besar data yang akan disuguhkan dalam angket meliputi pernyataan sebagai berikut:

a. Gambaran proses pembelajaran dari sudut pandang siswa. b. Gambaran interaksi siswa dan guru saat proses pembelajaran. c. Kecocokan metode dengan materi pembelajaran.

(29)

Tabel 3.3

Tabel kisi-kisi instrumen angket Variabel

Penelitian Indikator

Nomor Butir Pertanyaan Metode

Diskusi

 Mengenal metode dikusi 1 dan 2  Proses pembelajaran dengan

metode diskusi 3, 4, 5, 6, 12 dan 13  Analisis fakta pada proses

pembelajaran 7 dan 8

 Mengumpulkan data pada

proses pembelajaran 9  Diskusi pada proses

pembelajaran 10 dan 11

 Pemahaman siswa terhadap

materi 15

 Kecocokan materi dengan

metode diskusi 16

 Kelebihan metode diskusi 14, 17 dan 18  Kekurangan metode diskusi 19 an 20

2. Tes objektif

Pada penelitian ini, tes objektif digunakan sebagai instrumen untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan berpikir rasional siswa dalam proses pembelajaran.

(30)

42

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Tabel kisi-kisi tes objektif

Konsep

Keterangan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa : 1. Merumuskan masalah

2. menganalisa masalah 3. merumuskan hipotesis 4. menguji hipotesis 5. menarik kesimpulan

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan arahan dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir, dengan harapan penelitian akan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan kesimpulan. 1. Persiapan Penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian, penulis melakukan persiapan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah persiapan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

a) Melakukan observasi pendahuluan di SMP Negeri 1 Cipeucang Pandeglang, untuk mengetahui kemungkinan diadakannya suatu penelitian.

b) Merancang kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan metode diskusi.

(31)

d) Melakukan uji soal untuk memperoleh indeks validitas dan indeks reliabilitas butir soal.

e) Menganalisis hasil uji soal dan perbaikan butir soal yang belum valid. 2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah penelitian pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol objek penelitian. b) Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan pembelajaran

menggunakan metode dikusi.

c) Memberikan tes untuk menguji kemampuan berpikir rasional siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d) Menilai hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol e) Mengolah dan menganalisis data.

f) Menguji hipotesis dengan peritungan statistik. 3. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari tes yang diberikan pada sampel pada tahap pelaksanaan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Kemudian diambil kesimpulan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode diskusi terhadap kemampuan berpikir rasional siswa kelas 8.

(32)

44

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2.

Bagan Alur Kegiatan Penelitian Studi Literatur

Pembuatan Instrumen dan rancangan KBM

Persiapan Penelitian

Penelitian

KBM bukan dengan Metode Dikusi (Kelas Kontrol)

Analisis Data

Kesimpulan Tes Akhir Kemampuan

Berpikir Rasional Tes Awal Kemampuan Berpikir Rasional Siswa

KBM dengan Metode Dikusi

(33)

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Coba Instrumen

a. Kalibrasi Angket

Validitas untuk instrumen non tes seperti halnya angket cukup dengan validitas konstruksi (construct validity). Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2010:352).

b. Kalibrasi tes objektif

Untuk instrumen yang berupa tes, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas isi dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen untuk mempermudah pengujian validitas isi.

Setelah dikonsultasikan dengan para ahli, maka selanjutnya soal tes diujicobakan dengan jumlah responden terbatas. Selanjutnya instrumen dianalisis dengan analisis item untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas serta reliabilitasnya (Sugiyono, 2010:353).

1) Mencari Tingkat Kesukaran (TK) Rumus :

(Purwanto, 2010:119)

T L U

(34)

46

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

TK Tingkat kesukaran butir soal

U(Upper) Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar (Kelompok atas = 25% dari seluruh peserta tes)

L (Lower) Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar (Kelompok bawah = 25% dari seluruh peserta tes)

T Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah

2) Mencari Daya Pembeda (DP) Rumus :

(Purwanto, 2010:120)

Keterangan:

DP Daya pembeda butir soal

U(Upper) Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar (Kelompok atas = 25% dari seluruh peserta tes)

L (Lower) Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar (Kelompok bawah = 25% dari seluruh peserta tes)

(35)

Kriteria Tingkat Kesukaran < 0,22 = Sukar

0,22 – 0,79 = Sedang > 0,79 = Mudah

Kriteria Daya Pembeda < 0,00 = Sangat jelek 0,00 – 0,21 = Lemah 0,21 – 0,41 = Sedang 0,41 – 0,70 = Kuat 0,71 – 1,00 = Sangat kuat

(Purwanto, 2010:124) 4) Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:68).

Rumus :

Keterangan :

X = Nilai dari variabel X (skor item soal) Y = Nilai dari variabel Y (skor total) N = Jumlah siswa

Kriteria Indeks Validitas

< 0,00 = Sangat rendah 0,00 – 0,20 = Rendah 0,21 – 0,40 = Sedang 0,41 – 0,70 = Tinggi

0,71 – 1,00 = Sangat tinggi

(36)

48

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5) Perhitungan Realibilitas

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila mengukur sesuatu berulang kali, dengan kondisi yang tidak berubah, menghasilkan hasil yang sama (Margono, 2010:181). Pengujian reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus:

Keterangan :

KR20 = Reliabilitas secara keseluruhan K = Jumlah item

WL = Jumlah peserta tes kelompok bawah yang menjawab salah WH = Jumlah peserta tes kelompok atas yang menjawab salah n = 27 % dari seluruh peserta tes

Tolak ukur harga koefisien reliabilitas menggunakan indeks korelasi sebagai berikut :

0,00 – 0,19 = sangat rendah 0,20 – 0,39 = rendah

0,40 – 0,59 = cukup 0,60 – 0,79 = tinggi

0,80 – 1,000 = sangat tinggi

(Arikunto, 2006:188)

(37)

a. Tes normalitas distribusi

Tes normalitas distribusi bertujuan untuk mengetahui kenormalan dari sebaran suatu data, adapun langkah uji normalitas sebagai berikut.

1) Mencari rata-rata

Menurut Sugiyono (2010:75) rumus mencari nilai rata-rata sebagai berikut :

Keterangan : = rata-rata = jumlah x = jumlah sampel

2) Mencari standar deviasi

Menurut Sugiyono (2010:76) rumus mencari nilai standar deviasi sebagai berikut :

Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi 3) Menghitung nilai χ2

Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat, menurut Sugiyono (2010:80) rumus mencari nilai χ2 sebagai berikut :

Keterangan:

K = jumlah korelasi interval Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

(38)

50

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Menentukan derajat kebebasan

Rumus :

Keterangan: db = derajat bebas k = banyak kelas

(Sugiyono, 2010:78) 5) Menentukan nilai χ2 dari daftar

6) Penentuan normalitas

Jika hitung< dari tabel maka berdistribusi normal,

dan jika Jika hitung> dari tabel maka berdistribusi tidak

normal (Sugiyono, 2010:83) b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sampel dilakukan apabila data berdistribusi normal dilakukan uji homoginitas.

Rumus : F =

Keterangan :

= variansi besar = variansi kecil

Kemudian F dicocokkan dengan F tabel, dengan α = 5%, db = k– 1. Apabila F hitung< F tabel maka data dikatakan homogen.

c. Pengujian hipotesis

(39)

Wilcoxon. Sedangkan, jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan statistik parametrik yaitu uji t.

d. Uji Wilcoxon

1) Apabila jumlah anggota kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda, maka jumlah anggota harus disamakan terlebih dahulu dengan cara membuang data anggota kelompok yang lebih besar. Sampel yang dibuang dipilih secara acak.

2) Nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing diurutkan dari nilai terkecil sampai yang terbesar sehingga diperoleh pasangan yang setaraf.

3) Hitung selisih dari setiap pasangan nilai tersebut.

4) Buat ranking dari hasil selisih nilai tanpa memperhatikan tandanya. Nilai dengan selisih nol tidak diperhitungkan.

5) Kelompokkan ranking yang berasal dari nilai selisih yang bertanda posistif dan bertanda negatif.

6) Apabila n ≤ 25 maka jumlah ranking terkecil merupakan Whitung, jika n > 25 ditentukan dengan rumus W hitung.

7) Tentukan nilai W tabel menggunakan daftar W Tabel dengan memperhatikan taraf signifikasi (α) dan jumlah sampel (n).

W tabel = Wα (n)

8) Jika W hitung ≤ W tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika W hitung > W tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

(Nurgana, 1985: 41-44)

e. Uji t

(40)

52

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rumus Homogenitas variansi:

Varians adalah kuadrat dari standar deviasi (V= Sd2).

Selanjutnya adalah menentukan Ftab dengan menentukan derajat kebebasan pembilang (db1) dan derajat kebebasan penyebut (db2) serta taraf signifikasi (α) yang digunakan.

Ftab= Fα (db1/db2)

db1 = n1 – 1 (merupakan ukuran sampel varians terbesar) db2 = n2 – 1 (merupakan ukuran sampel varians terkecil) α = taraf signifikasi

Jika Fhit < Ftab, maka kedua data tersebut homogen. Sedangkan jika Fhit ≥ Ftab, maka kedua data tersebut tidak homogen.

(Sugiyono, 2010:140) Apabila kedua varians data tersebut homogen maka dilanjutkan dengan uji t.

Rumus uji t :

Keterangan :

(41)

Selanjutnya menentukan t tabel α (db) dengan rumus derajat

kebebasan:

Apabila -t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sementara, apabila t hitung ≥ t tabel atau t hitung≤ -t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sedangkan, apabila kedua varians data tersebut tidak homogen, maka digunakan rumus uji t’.

Rumus uji t’:

Keterangan :

= rata-rata kelompok kesatu = rata-rata kelompok kedua = jumlah siswa kelompok kesatu = jumlah siswa kelompok kedua = standar deviasi kelompok kesatu = standar deviasi kelompok kedua

Lalu menghitung nilai ttabel α (db) dengan rumus derajat kebebasan:

Keterangan:

(42)

54

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = standar deviasi kelompok kedua

= standar deviasi gabungan = taraf signifikasi

(Walpole dan Myers, 1995:533)

Apabila -t tabel < t` hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sementara, apabila t` hitung ≥ t tabel atau t` hitung≤ -t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Adapun sistematika pengujian hipotesis berdasarkan data hasil tes objektif dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3

Alur Analisis Data Tes Objektif Uji Normalitas

Distribusi

Kedua data berdistribusi normal

Salah satu / kedua data tidak beristribusi

normal

Statistik Parametik Statistik Nonparametik

Uji Wilcoxon Uji Homogenitas

Variansi

Data Homogen

Data Tidak Homogen

Uji t Uji t`

(43)

f. Analisis Respon Siswa terhadap Metode Diskusi

Data hasil angket yang berisi tanggapan siswa kelompok eksperimen terhadap metode diskusi dalam pembelajaran IPS, dihitung presentasenya menggunakan rumus :

Keterangan :

P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = jumlah responden 100% = bilangan tetap

Setelah data diolah dan dianalisis dengan perhitungan prosentase, kemudian untuk memudahkan dalam menarik kesimpulan terlebih dahulu diadakan penafsiran atau interpretasi data berdasarkan klasifikasi prosentase. Menurut Kuntjaraningrat (E. Suherman, 2001:6) mengemukakan cara menginterpretasikan data sebagai berikut.

0% = tidak ada 1% - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya 50% = setengahnya

(44)

75 Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

1. Berdasarkan hasil pre test kemampuan berfikir rasional siswa lebih besar dipengaruhi oleh metode diskusi daripada dengan pembelajaran yang tidak menggunakan metode diskusi.

2. Berdasarkan hasil post test kemampuan berfikir rasional siswa lebih besar dipengaruhi oleh metode diskusi daripada dengan pembelajaran yang tidak menggunakan metode diskusi.

3. Perbandingan antara nilai pre test dan post testpembelajaran menggunakan metode diskusi, kemampuan berpikir rasional siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat nyata meningkat lebih besar daripada pembelajaran dengan tidak menggunakan metode diskusi.

4. Metode diskusi berpengaruh terhadap kemampuan berfikir rasional siswa dalam mata pelajaran IPS dengan didukung oleh presentase hasil respon positif siswa terhadap pengguinaan metode diskusi sebesar 70,15%.

B. Saran

Adapun beberapa saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Saran bagi guru (pendidik) hendaknya siswa harus sering terbiasa dan terlatih berfikir secara rasional dalam pembelajaran.

2. Untuk guru disarankan menggunakan meode diskusi dalam proses pembelajaran IPS sebagai variasi, terutama pada konsep atau materi yang cocok untuk disampaikan dengan metode diskusi.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Aedy, Hasan. 2007. Indahnya Ekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.

Al Muchtar, Suwarma. 2007. Strategi Pembelajaran IPS. Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia. Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Jawa Barat.

Anwar. 2006. Kecakapan Hidup. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Banks, James A. 1990. Teaching Strategis for the Social Studies. California : Addison-Wesley Pub Co.

BSNP. 2007. Model Pembelajaran Terpadu IPS. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Conny R Semiawan. 2011. Kreativitas Kebebakatan. Jakarta : PT Indeks.

Creswell, John W. 2008. Educational Research. Planing, Conducting, and Evaluating Qualitative & Quantitative Approaches. London. SagePublications.

Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. De Bono. 2001. Mengajar Berpikir. Penerjemah Soemardjo. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djahiri, A. Kosasih. 1980. Pedoman Pengajaran IPS. Jakarta : Depdikbud.

Djamarah, dan Aswan Zain. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E., Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

(46)

77

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hamzah B. Uno. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, S. Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (Bagian Pertama). Jurusan Pendidikan Sejarah. FPIPS IKIP Bandung.

Heller, Purves Sadava Orians. 2005. Life The Science of Biology Seventh Edition. USA: Taylor & Francis Group LLC.

Ibrahim, M., dan Nur, M. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : UNESA University Press.

Jarolimek, J. 8 Parker, W. C. 1993. Social Studies in Elementary Education(9th ed). New York : Maxwell Macmillan International.

Lawson A. E. 1979.A Theory of Teaching for Concepttual Understanding. Chicago State University.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Merpaung. 2006. Asas-Teori-Praktik. Jakarta: Sinar grafika.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Jakarta : PT. Refika Aditama.

Murray, Thomas. 2003. Blending Qualitative and Quantitative Research Methods in Thesis and Dissertations. Amerika : Califorina.

Numan Somantri. 1994. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Kerja sama UPI dengan PT. Rosda Karya.

Nur dan Samani, Muchla. 1996. Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Depdikbud.

Nur & Wikandari, PP. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontuktivis Dalam Pengajaran. Edisi 3. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

(47)

Remsey, JM. Raming J.E & Bailer JP. 1996. Teaching Science Process Skill Good Aple. An Imorint of Paramont Suplemental Education.

Richetti. dan Tregoe, Benjamin B. 2001. Manager yang Rasionil: Pendekatan Sistematis akan Problem Solving dan Decision Making.Jakarta: Erlangga.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu. Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

_____________. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

____________. 2010. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sapriya dkk. 2002. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press.

Semi, M.A. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. C.V.

Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. C.V. Alfabeta : Bandung.

Suherman, E. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : TIM MKPBM JICA-UPI.

Suryosubroto. 1997. Prinsip Memilih Media Pembelajaraan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutisyana. 1997. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS. Tesis FPS UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Syafaruddin & Anzizhan. 2006. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

(48)

79

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

___________. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta : Prestasi Pustaka.

______. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Ed ke-4. Jakarta : Kencana.

Usman, Moh Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahab, A. Aziz. 1980. Evaluasi Pendidikan PMP. LPPMP FPIPS IKIP Bandung. ____________. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Ilmu dan Apilkasi

Pendidikan. Bandung : Pedagogiana Press.

Walpole, R.E, dan Myers. 1995. Pengantar Statistika Edisi Ketiga. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wesley, E.B. & Wronski, S.P. 2007. Teaching Socialr Studies in High School. Bsoton : DC. Health.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik : Fascho Publishing.

INTERNET

http://www.nurkholis 77.staff.uii.ac.id/hello-w..

http://www.independent.org/pdf/tir/tir 0 9 4 6 steele.pdf.

JURNAL

Bruner, J. S. 1960.The Journal Process of Education. London: Harvard University Press.

(49)

Fitriyanti. 2009. Pengaruh Penggunaan MetodePemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Jurnal Pendidikan. 10 : 1 : 38-47.

Kenworthy, L.S. 1981.The Journal Social Studies for the Eighties. in Elementary and Middle Schools. Toronto : Xerox Collega Publishing.

Rusefendi. 2001. Pengantar kepada membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung.

Soejadi, R. 2001. Pemanfaatan realitas dan lingkungan dalam pembelajaran. (Makalah pada Seminar Nasional ‘Realistic Mathematics Education’ di Jurusan Matematika FMIPA UNESA Surabaya).

Suparno. 2000. Pendidikan Inkllusif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasioal Siswa. Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 7. No. 2. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutisna WD. 1997. Motivasi dalam Meningkatkan Efektifitas Kemampuan Berpikir Siswa. Tangerang: PT Nusantara Lestari Ceriapratama.

(50)

103

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran 5

ANGKET METODE DISKUSI PETUNJUK

1. Angket ini bukanlah ujian

2. Jawab angket dengan member tanda ceklis (√) pada kolom jawaban Ya/ Tidak 3. Dalam mengisi angket, haruslah menurut pendapat Anda sendiri

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Anda pernah mendengar mengenai Metode diskusi? 2. Apakah Anda pernah belajar dengan menggunakan Metode diskusi

sebelumnya?

3. Apakah guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan?

4. Apakah guru menjelaskan peta konsep dan uraian singkat mengenai materi di awal pembelajaran?

5. Apakah guru menjelaskan konsep-konsep dasar materi yang akan disampaikan?

6. Apakah guru mengulas kembali materi terdahulu dan menghubungkannya dengan materi baru?

7. Apakah guru menjelaskan materi dengan memberikan contoh nyata yang terjadi di lingkungan?

8. Apakah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan antara teori dengan fakta di lingkungan? 9. Apakah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengumpulkan dan mencatat data yang ditemukan?

10. Apakah siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa?

11. Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan?

12. Apakah guru menyampaikan materi secara sistematis dari hal yang umum ke hal yang kompleks?

13. Apakah guru mengulang kembali konsep-konsep penting pada materi yang disampaikan?

14. Apakah dengan guru mengulang kembali konsep-konsep penting membantu Anda lebih cepat memahami materi yang disampaikan? 15. Apakah Anda memahami materi yang disampaikan?

16. Menurut Anda, apakah Metode diskusi cocok digunakan pada proses pembelajaran materi yang disampaikan?

17. Apakah proses pembelajaran dengan Metode diskusi meningkatkan motivasi belajar Anda?

18. Apakah dengan Metode diskusi, daya ingat Anda terhadap materi yang disampaikan menjadi lebih baik?

19. Apakah dengan Metode diskusi, waktu yang dibutuhkan guru untuk menjelaskan materi menjadi lebih lama?

(51)

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMPN 1 Cipeucag Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 (satu)

Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

Kompetensi Dasar : 1.4. Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Menjelaskan permasalahan penduduk Indonesia ( kualitas dan kuantitas). 2. Mengidentifikasi dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

B. Materi Ajar

(52)

81

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Pengajaran :

Metode Diskusi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 1-2

Materi : Permasalahan penduduk Indonesia kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan. a. Pendahuluan :

1. Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan & kerapian kelas. 2. Motivasi, dengan mengajukan pertanyaan misalnya;

- Sebutkan jenis fauna yang hidup di Sumatra!

- Bagaimana cara pembangunan yang mensejahterakan rakyat ! - Bagaimana jika pembangunan menimbulkan masalah bagi

penduduk ! 3. Apersepsi ;

- sebutkan contoh fauna di Kalimantan!, cara pembangunan dan dampaknya.

b. Kegiatan Inti.

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Informasi persebaran flora dan fauna di Indonesia

 Melihat dampak pembangunan daerah tempat tingggal siswa.  Guru menanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran

flora dan fauna, dan dampak pembangunan.

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;  menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

(53)

 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 Siswa membuat rangkuman tentang hasil tanya jawab dari penjelasan guru.

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

(54)

83

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,  memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber,

 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

 membantu menyelesaikan masalah;

 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

(55)

 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

 Refleksi, siswa menyebutkan jenis flora dan fauna di Indonesia.  Tugas membuat contoh pembangunan di daerahnya dan dampak

bagi masyarakat.

F. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian (kuantitas dan kualitas).

 Mengidentifikasi dampak

 Sebutkan tiga permasalahan utama bidang kependudukan di Indonesia.

 Jelaskan pengaruh kepadatan penduduk yang tidak merata bagi pembangunan di daerah yang jarang penduduknya.

1. Lembar Pengamatan Diskusi

No Nama Siswa Aspek Yang diamati Jumlah

Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai

(56)

85

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 CIPEUCANG KABUPATEN PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Lembar Penilaian Tugas :

No Nama Siswa

Aspek Yang dinilai Jumlah

ketepatan waktu

Kerapihan Pekerjaan

Kerapihan Pekerjaan

Esensi

jawaban Nilai

*) Norma Penilaian :

*) Norma Penilaian :

- Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15 - Aspek Kerapihan pekerjaan : 10

- Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75

Jumlah : 100

Mengetahui,

Kepala Sekolah ...

( ………. )

NIP/NIK : ...

………, ……… 20 ….

Guru Mapel IPS,

( ………. )

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1. Alur penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi instrumen angket
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Efektivitas Penggunaan Teknik Qaidaty Terhadap Penguasaan Struktur Kalimat Bahasa Arab.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Aplikasi pemakaian PLC Omron CPM1A/CPM2A ini dapat digunakan pada alat-alat industri farmasi seperti: Kontrol mesin pengepakan, konsep kontrol urutan sederhana,mesin pengisian

Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

4.3 Deskripsi Data Pretes Membaca Literal Kelas Eksperimen. dan

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang telah direduksi akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Ilmu Pendidikan