• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

(Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Inklusi Untuk Anak

Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Alam Bandung)”.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi

NIM. 0901898

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

HELMI HASBI ASH-SIDDIQI

NIM. 0901898

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Endang Rusyani, M.Pd NIP. 19570510 198502 1 003

Pembimbing II

Drs. H. Mamad Widya, M.Pd NIP. 19520823 197803 1 002

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Oleh

Helmi Hasbi ash-Siddiqi

NIM. 0901898

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Helmi Hasbi Ash-Siddiqi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)
(5)

vi Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. FokusMasalahdan pertanyaan penelitian ... 3

C. TujuandanKegunaanPenelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORITIS..……… 5

A. Belajar dan Pembelajaran ... 5

1. Pengertian Belajar ... 5

2. Pengertian Pembelajaran ... 6

B. Pendidikan Inklusi ... 10

1. Pengertian Pendidikan Inklusi ... 11

2. Landasan Pendidikan Inklusi ... 11

(6)

vii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Karakteristik Pendidikan Inklusi ... 18

5. Kurikulum Sekolah Inklusi ... 19

C. Teknik Pengumpulan DatadanInstrumen Penelitian ... 26

1. Observasi ... 27

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ... 29

E. Pengujian Keabsahan Data ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

A. Hasil Penelitian…… ... 34

1. Perencanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi untuk ABK di Sekolah Alam ... 35

2. Pelaksanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi untuk ABK di Sekolah Alam ... 37

3. Evaluasi pembelajaran ... 41

4. Sumber Daya Manusia... 44

(7)

viii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Hambatan Internal ... 47

7. Hambatan Eksternal ... 48

8. Upaya Mengatasi Hambatan Internal ... 48

9. Upaya Mengatasi Hambatan eksternal ... 50

B. Pembahasan ... 51

1. Perencanaan pembelajaran Program pendidikan Inklusi ... 51

2. Pelaksanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi ... 52

3. Evaluasi Pembelajaran ... 53

4. Sumberdaya manusia ... 54

5. Sarana Prasarana ... 55

6. Hambatan internal ... 56

7. Hambatan Eksternal ... 56

8. Upaya Mengatasi Hambatan internal ... 57

9. Upaya Mengatasi Hambatan eksternal ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59

A. Kesimpulan ... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69

(8)

ix Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

(9)

x Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

(10)

xi Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model) ... 29

(11)

xii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(12)

xiii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

I. Kisi-kisi Instrumen ... 69

II. Pedoman Wawancara ... 111

III.Pedoman Observasi ... 114

IV.Hasil Wawancara ... 116

V. Hasil Observasi ... 129

VI.Catatan Lapangan ... 136

VII. Display Hasil Triangulasi ... 148

(13)

xiv Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

(14)

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRAK

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

(Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Di Sekolah Alam Bandung)”.

Oleh: Helmi Hasbi Ash-Siddiqi (0901898)

Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung

(15)

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

(16)

1

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiapanakberhakmendapatkankehidupandanpendidikan yang

layak.Berangkatdariamanat UU tersebut, pendidikan yang

merupakandasardarikehidupanmanusia, senantiasaberkembang.Dari pandangan yang

konservatifkepandangan liberal dan yang

demokratis.Tidakhanyauntukmerubahperilakutetapijugamenjadikanmanusiakepadafitrahnya.

Pendidikanseyogianyatidakmendiskriminasidanmengakuisetiapkeunikanindividu,

makadariitusetiapperbedaan yang adapadaindividusenantiasa

dihargaidandiselaraskandengankehidupansosialnya,

bukankemudianuntukdisamakandandiseragamkan, danjawabannyayaitupendidikaninklusif.

Staubdan peck (Takdir, 2013:27)

mengemukakanbahwapendidikaninklusifadalahpenempatananakberkelainantingkatrin gan, sedang, danberatsecarapenuhdikelas regular. Hal inimenunjukanbahwakelas regular merupakantempatbelajar yang relevanbagianakberkelainan, apapunjeniskelainannyadanbagaimanapun gradasinya.

SenadadenganhaltersebutO’neil (Takdir, 2013:27)

menyatakanbahwapendidikaninklusifsebagai sistem layananpendidikanmempersyaratkan agar

semuaanakberkelainandilayani di sekolah-sekolahterdekat, di kelas regular

bersama-samatemanseusianya. Berdasarkan hal tersebut, tentu sudah sangat jelas sekali menegaskan

bahwasanya Pendidikan inklusif adalah jawaban dari kekhawatiran bangsa, bahwa

penyamarataan pendidikan bisa di selaraskan dan menjadi jawaban bagi masyarakat tentang

pendidikan untuk semua itu berbentuk seperti apa. Di sisi lain, sekolah inklusif mempunyai

gambaran global yaitu pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (selanjutnya di tulis ABK)

yang di seragamkan dengan anak seperti biasanya. Model pendidikan inklusif berupaya

memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak, semua anak memiliki akses yang

sama ke sumber-sumber belajar yang tersedia dan sarana prasarana yang di butuhkan

terpenuhi dengan baik. ABK dalam hal ini dalam bidang pendidikan telah lama menjadi issu

di negara kita ini, sehingga tercetuslah Sekolah Inklusif yang didalamnya mewadahi

kebutuhan belajar setiap individu siswanya, dan dalam penelitian ini penulis meneliti tentang

(17)

2

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang efektif bagi anak berkebutuhan khusus. Peneliti pengambil tempat yaitu di

Sekolah Alam Bandung, sebuah sekolah yang telah lama berdiri dan mempunyai model

tersendiri, di banding dengan sekolah reguler lainnya, Pembelajaran di sekolah alam menurut

web resmi sekolah alam http://www.sekolahalamindonesia.org/yaitu:

Pembelajaran di SekolahAlam INDONESIA menggunakan model spider web.Dengan

model sepertiini, siswa (diharapkan)

mampumengaitkanpelajarandengankehidupannyatadansekaligusdapatmengaitkanhubu nganantarpelajaran yang merekaterimadenganterintegrasi

Pada penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah Sekolah Alam, sekolah yang

dalam pembelajarannya mengutamakan kenyamanan. Pembelajaran di

SekolahAlammenggunakan model spider web. Model sepertiini, siswa (diharapkan)

mampumengaitkanpelajarandengankehidupannyatadansekaligusdapatmengaitkanhubunganan

tarpelajaran yang

merekaterimadenganterintegrasi.Inimemberikangambarannyatakepadaanaktentangpembelajar

an yang sedang di pelajari di kaitkandengankehidupannyatadiasehari-hari.

Pencampuran pendidikan antara ABK dengan anak seperti biasanya dengan

menggunakan kurikulum dan model Sekolah Alam, merupakan sebuah rumusan yang sangat

bersinergi untuk anak ABK. Dapat kita ketahui bersama bahwa pembelajaran yang efektif

adalah pembelajaran yang nyata apalagi untuk keberlangsungan pembelajaran anak ABK.

Sesuai dengan pemaparan diatas mengenaikeunggulaninklusif di SekolahAlam maka

peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimanaprogram

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?

B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadifokus dalampenelitianiniadalah“Bagaimana program pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?

Selanjutnyauntukmendapat data yang di perlukan, maka di

buatbeberapapertanyaanpenelitian, yaitusebagaiberikut:

1. Bagaimanapersiapanpembelajaran program

(18)

3

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?

3. Bagaimana paska proses pembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?

C. Tujuan danKegunaanPenelitian

1. Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai.

Arikunto (1993:49) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat

yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

Berdasarkan pertanyaanpenelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini dintaranya

adalah:

a. Tujuanumum

Secaraumum,

tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanaprogram

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung

b. TujuanKhususdaripenelitianiniadalahuntuk:

1) Memperolehdatatentangpersiapanpembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung

2) Memperolehdatatentangpelaksanaanpembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung

3) Memperoleh datatentangevaluasipembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung

4) Memperoleh datatentangkelebihanpembelajaran program

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung

2. KegunaanPenelitian

Bilatujuanpenelitianinidapatdicapai, makahasilpenelitianiniakanmemilikikegunaan,

baikteoritismaupunpraktis. Kegunaan yang dapat di

ambilbaiksecarateoritismaupunpraktisadalahsebagaiberikut:

a. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan informasi

serta memberi gambaran mengenai pelaksanaanprogram

pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlamseluruh Indonesia.

(19)

4

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagisekolah

BagisekolahkhususnyaSekolahAlam Bandung,

hasilpenelitianinidapatmenjadisalahsatumasukanuntuksekolahdalampenerapan

program pendidikaninklusif agar lebihbaik.

2) Bagi guru

Bagi guru supayamenjadimasukandalammemberikanpelayanan program

pendidikaninklusifpadapesertaanakberkebutuhankhusus.

3) Bagidinas

Bagidinas, hasilpenelitianinibisa di

jadikanbahanpertimbanganuntuklebihmengoptimalkan program pendidikaninklusif

di sekolah regular.

4) Bagi orang tua

Bagiorangtua,

hasilpenelitianinibisamenjadipembelajaranpentingtentangpendidikaninklusifuntuka

(20)

24

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. MetodePenelitian

Metodepenelitianadalahsuatucara yang di tempuhuntukmemperolehtujuan.

Adapuntujuanpenelitianadalahmengungkapkan, menggambarkan,

alamiah, (sebagailawannyaeksperimen) dimanapenelitiadalahsebagai instrument kunci,

pengambilansampelsumber data dilakukansecarapurposive dansnowbaal,

teknikpengumpulandengantrianggulasi (gabungan), analisis data

bersifatinduktif/kualitaif,

danhasilpenelitiankualitatiflebihmenekankanmaknadaripadageneralisasi.

Surakhmand (1998:131) menjelaskantentangmetode,

terutamamanfaatpenelitiansebagaiberikut :

Metodemerupakancarautama yang dipergunakanuntukmencapaisuatutujuan, misalnyauntukmengujiserangkaianhipotesa,

denganmempergunakantehnikdanalat-alattertentu. Cara

utamaitudipergunakansetelahpenyelidimemperhitungkankewajaranditinjaudaritu juanpenyelidikansertadarisituasipenyelidikan.

Sementaraitu, Nana (2005:52) mengungkapkanBahwa

(21)

25

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didasariolehasumsi-asumsidasar, pandangan-pandanganfilosofidanideologis,

pertanyaandanisu-isu yang dihadapi.”

Sesuaidenganmasalah yang akandiungkapkanyaituProgram

PendidikanInklusiUntukAnakBerkebutuhanKhusus Di SekolahAlam Bandung, makametode yang digunakanolehpenulisdalampenelitianiniadalahmetodekualitatif.

B. Subjek dan Tempat Penelitian

Penelitiandilaksanakan di SekolahAlam Bandung yang beralamat di

jalanCikalapa II no 4 Tanggulan.Dago Pojok.Dago.Bandung Jawa

Barat.Pemilihantempatpenelitianini di dasarkanpadakebutuhan data penelitian, yaitu

Program PendidikanInklusi di SekolahAlam.

Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dan bersedia

memberikan informasi-informasi yang berisi keterangan dan data penting yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah:

1. Guru

2. Kepala Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KSP SD)

3. Wakasek Kurikulum

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara,

observasi dan studi dokumentasi. Menurut Lofland (dalam Moleong, 2007: 157)

“Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain”. Untuk teknik pengumpulan

data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

(22)

26

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012: 226) menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Selain itu, Marshall (dalam

Sugiyono, 2012: 226) menyatakan “through observation, the researcher learn

abaout behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan

obsevasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai

mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2011: 317). Wawancara sangat memudahkan peneliti untuk

menggali lebih dalam lagi mengenai data yang dibutuhkan dari para responden

dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi di lapangan dimana

hal ini tidak bisa ditemukan dengan observasi. Data yang dikumpulkan melalui

wawancara nantinya akan bersifat verbal dan hasil dari wawancara ini harus

direkam agar memudahkan peneliti untuk mendokumentasikan berbagai data yang

telah didapat dan informasi yang disampaikan oleh responden.

Moleong (2007: 190) mengungkapkan “wawancara yang dilakukan adalah

wawancara yang bersifat terstruktur”. Wawancara terstruktur adalah wawancara

yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul

data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan-pertanyaan

tertulis untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Wawancara

dilakukan terhadap beberapa responden yang telah ditentukan dengan berpedoman

pada instrumen yang telah dibuat. Wawancara mendalam dilakukan dengan

menggali informasi guna diperoleh data secara jelas sehingga dapat melengkapi

temuan-temuan dari penelitian.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak berstruktur.

(23)

27

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

ditanyakan.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini dilakukan karena sejumlah besar fakta dan data itu

tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Alasan lain peneliti

melakukan studi dokumentasi sesuai dengan pendapat Nasution (1996:85)

menjelaskan bahwa :

Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber

manusia (human resources) melalui wawancara dan observasi. Namun terdapat

pula data yang bersumber bukan dari manusia (non hum an resources),

diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen sendiri terdiri dari

tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi.

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif dengan mengumpulkan

dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan dapat

dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.

D. TeknikAnalisis Data

Teknikanalisis data inimenggunakanpola yang dikemukakanoleh Miles and

HubermandalamSugiyono (2010: 246) yang terdiridariReduksi Data, Display Data,

dan PenarikanKesimpulan atauVerifikasi.Analisis data

dalampenelitiankualitatifdilakukansaatpengumpulan data

berlangsungdansetelahselesaipengumpulan data. Aktivitasdalamanalisis data,

penelitidalampenelitianinimenggunakanteknikanalisis data yang dikemukakanoleh

Miles danHuberman (BasrowidanSuwandi, 2008:209-210) yang mencakuptigakegiatan

yang bersamaanyaitudata reduction, data display, dan conclusion

(24)

28

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model)

Sugiyono (2008:337)

1. Reduksi Data

Data atauinformasi yang

diperolehdarilapangansebagaibahanmentahdiringkas, disusunlebihsistematis,

sertaditonjolkanpokok-pokokpenting yang

sesuaidengantujuanpenelitiansehinggalebihmudahuntukmendeskripsikanmengenai

pelaksanaanpembelajarangerakanshalatpadasiswaTunanetra.

2. Display Data

Pengumpulan data darihasilpenelitian yang

dilakukansecarabertahapataukeseluruhandengancaramengklasifikasikandanmenyaj

ikan data sesuaidenganpokokpermasalahan agar lebihmudahdipahami.

Karenateknikpengumpulan data

sepertiwawancaradanobservasiitutidakcukupsatuataudua kali saja,

diperlukanbeberapa kali sehingga data yang diperolehsesuaidengan yang

diharapkan.

(25)

29

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seluruhkegiatanpenelitian yang telahdilakukandibuatkesimpulandarisemua

data yang terkumpuldan yang diolah, untukkemudian dicariapakahsemua data

layakdimasukkandanditerapkansesuaidenganrancanganpenelitian.

Dalamtahapini, penelitimembuatrumusanproposisi yang

terkaitdenganprinsiplogika, mengangkatnyasebagaitemuanpenelitian,

kemudiandilanjutkandenganmengkajisecaraberulang-ulangterhadap data yang ada,

pengelompokkan data yang telahterbentuk, danproposisi yang telahdirumuskan.

Langkahselanjutnyayaitumelaporkanhasilpenelitianlengkap, dengan „temuanbaru‟

yang berbedadengantemuan yang sudahada.

E. PengujianKeabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan

data. Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria

yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan

data dilakukan dengan uji kredibilitas. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan, dan triangulasi (Sugiyono, 2012: 270). Perpanjangan

pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara

dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Peningkatan ketekunan

berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012: 270-273).

Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik

triangulasi. Moleong (2007: 330) menyebutkan bahwa “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Triangulasi

menurut Patton (dalam Moleong, 2007: 331) terdapat dua strategi, yaitu : (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama.

Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu

(26)

30

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu isi dari

data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan

diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain

berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis

komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber

data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang

ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil

perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.

Pengujian Keabsahan Data dalam penelitian ini menggunakan teknik

Triangulasi. Teknik Triangulasi menurut sugiyono (2012: 330) adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin

(dalam Moleong 2004: 226) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi dengan sumberberarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam penelitian kualitatifmenurut Patton (Moleong 2012: 330). Hal

inidapatdicapaidenganMoleong (2005:331) yaitu:

1. Membandingkan data hasilpengamatandengan data hasilwawancara;

2. Membandingkanapa yang dikatakan orang di depanumumdenganapa yang

dikatakannyasecarapribadi;

3. Membandingkanapa yang dikatakan orang tentangsituasipenelitiandenganapa

yang dikatakannyasepanjangwaktu;

4. Membandingkankeadaanperspektifseseorangdenganberbagaipendapatdanpandang

an orang;

5. Membandingkanhasilwawancaradenganisisuatudokumen yang berkaitan.

F. InstrumenPenelitian

DalampenelitianKualitatif, yang menjadi instrument

(27)

31

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpul data, penganalisis, penafsir data,

danpadaakhirnyamenjadipeloporhasilpenelitiannya, keberadaanpenelitisebagai instrument

merupakanalatpengumpul data utama.Moleong (2007:9) mengemukakanbahwa

“Hanyamanusiasebagaialatsajalah yang

dapatberhubungandenganrespondenatauobyeklainnyadanhanyamanusialah yang

mampumemahamikaitankenyataan-kenyataan di lapangan.”

Instrumenpenelitiandalampenelitiankualitatifiniadalahpenelitiitusendiri.Karenapeneli

tisecaralangsungsebagaiinstrumenmakapenelitiharusmemilikikesiapanketikamelakukanpe

nelitian, mulaidaritahappersiapansebelumkelokasipenelitiandansegalasesuatu yang

dibutuhkanketikakegiatanpenelitianakandilakukan.

Sebagaipedomandalammelakukanpenelitianmakadigunakan:

1. Pedomanwawancara

Yaitusebagaiacuan yang digunakanketikamelakukanwawancara, yang

berisipokok-pokokmasalah yang

akanmenjadibahanpembicaraandanmenetapkanpihak-pihak yang akandiwawancarai.

Pedomanwawancarainidisusunsebelummelaksanakanwawancara.

2. Pedomanobservasi

Yaitusebagaiacuandalammelakukanobservasiataupengamatanlangsungterhadapkas

us, sehinggaakandiperolehaspek-aspek yang

ditelitisecaralangsungberdasarkankepadapedomanobservasi yang telahdipersiapkan.

3. PedomanDokumentasi

Yaitusebagaiacuan yang digunakanketikamelakukanstudidokumentasiberisi data

(28)

32

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Teknik Triangulasi (Moleong, 2012: 330)

Bagan di atasmerupakanalurtekniktriangulasi yang digunakanolehpeneliti, data

hasilobservasidibandingkandengan di ceksilang data

hasilwawancaradariberbagaisumber.Data hasilobservasijugadibandingkandengan di

ceksilang data hasildokumentasi.Demikian pula data

hasilwawancaradariberbagaisumberdibandingkandan di ceksilangdengan data

dokumentasi.Langkahterakhiradalahmengambildanmembuatkesimpulansecarakeseluruhan

(29)

59

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan, maka dapat

dirumuskan kesimpulan terkait program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan

khusus di Sekolah Alam Bandung. Berdasarkan hasil penelitian terhadap program

pendidikan inklusi di Sekolah Alam Bandung, dimana terdapat beberapa aspek terkait

kondisi faktual seperti perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, sumber daya manusia, sarana

prasarana, maka dapat disimpulkan berdasarkan aspek-aspek tersebut ;

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus di

sekolah alam, dapat disimpulkan bahwa pada perencanaannya guru tidak melakukan

assessment secara khusus untuk mengetahui kemampuan peserta didik, guru hanya

melakukan pengamatan pada saat pembelajaran atau pada proses sitting. Rencana

pelaksanaan pembelajaran pun dibuat sudah sesuai dengan komponen yang

seharusnya ada di RPP seperti SK, KD, tujuan, karakter, materi ajar, metode, langkah

pembelajaran, alat dan sumber belajar, indikator, penilaian, dan kriteria penilaian.

Kurikulum yang dipakai mengacu pada KTSP dan RPP yang dipakai di kelas ini

merupakan RPP tematik.

Perencanaan pembelajaran juga dapat mencakup sarana prasarana dan media

pembelajaran untuk anak. Guru biasanya mengadakan persiapan pembelajaran yang

didalamnya ada materi yang akan di ajarkan kepada siswa. Oleh karena itu ini bisa di

jadikan waktu yang tepat untuk menyiapkan sarana prasarana termasuk media

pembelajaran di dalamnya. Untuk sumber daya pengajar di siapkan sebelum

pembelajaran di mulai termasuk perekrutan guru bantu khusus.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus di

Sekolah AlamBandungberjalan setiap hari dan setiap mata pelajaran, satu kelas

(30)

60

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh dua guru kelas, dan satu guru bantu khusus atau shadow teacher sebagai

pembimbing anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai jam

khusus untuk ortopedagog selama 90 menit dalam satu minggu. Guru mengajarkan

anak berkebutuhan khusus selayaknya anak seperti biasanya namun lebih di

perhatikan pada saat-saat tertentu dan jika masih mendapatkan kesulitan akan di

sederhanakan oleh guru bantu khusus. Dalam segala kegiatan anak berkebutuhan

khusus di libatkan, didalam kelas atau diluar kelas, tentu dengan pengawasan dari

guru bantu khusus.

Metode pembelajaran di Sekolah Alam tidak terpatok dengan metode ceramah

atau metode klasikal tetapi lebih banyak dengan metode bergerak, anak berkebutuhan

khusus tidak dibedakan ketika penerimaan materi, akan tetapi anak berkebutuhan

khusus mendapatkan bimbingan khusus dari guru bantu khusus, yang biasanya

menjadi masalah adalah karena kebanyakan guru bantu khusus bukan dari jurusan

PLB sehingga perlu waktu serta pembinaan agar guru bantu khusus dapat mahir

mengelola anak, dalam pelaksanaannya waktu anak untuk mendapatkan intervensi

dari ortopedagog itu mendapatkan waktu sedikit, yaitu 90 menit setiap minggu, selain

itu, ketika pembelajaran oleh ortopedagog belum di tunjang dengan sarana prasarana

yang cukup untuk ABK, termasuk letak geografis ruang ortopedagog yang di pinggir

kolam, itu berbahaya ketika anak berkebutuhan khusus merasakan bosan tanpa

terkontrol dapat langsung terjun ke kolam, serta fasilitas-fasilitas yang belum ramah

untuk anak.

Masyarakat sekolah juga belum semuanya menerima, buah hatinya di satu

kelaskan dengan anak berkebutuhan khusus, tertutupnya wawasan masyarakat tentang

ABK di tenggarai menjadi alasan, sehingga masih banyak masyarakat sekolah yang

beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah manusia yang terserang

penyakit.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan pada setiap selesai mata pelajaran,

pertengahan semester dan satu semester, meliputi ujian tulis dan praktek.Evaluasi

banyak bentuk dan metodenya, bisa saja tulis, lisan, permainan, demonstrasi, atau

(31)

61

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

evaluasi setiap mata pelajaran dilaksanakan setelah selesai materi, berfungsi untuk

mengetahui kemampuan anak untuk menerima materi, dan evaluasi guru, merubah

metode, atau memperdalam di materi apa. Hasil dari evaluasi permata pelajaran anak

dapat mengetahui sendiri dan merasakannya, biasanya bebentuk permainan yang

dimana jika anak bisa akan pulang lebih awal, atau diberi reward bintang atau yang

lainnya. Untuk evaluasi pertengahan semester dilaksanakan di pertengahan semester

untuk mengetahui kemampuan anak di materi yang telah di sampaikan, evaluasinya

murid tidak di beritahu hasil, hanya deskripsi saja, ini menjadi bahan untuk guru

mengulang pada materi yang dirasa belum di kuasai.Untuk evaluasi persemester

dilaksanakan setiap semester akhir ada evaluasi tulis dan praktek materinya di ambil

dari seluruh materi yang di berikan di satu semester.Mempunyai bentuk yang

bervariasi diantaranya lisan, permainan, demonstrasi, atau menghasilkan sebuah

karya, jadi tidak berpatok pada satu ujian tulisan saja. Anak berkebutuhan khusus

malaksanakan semua evaluasi, meskipun ada kebijakan-kebijakan lain, evaluasi

permateri, pertengahan semester, dan satu smester, anak berkebutuhan khusus juga

melaksanakan evaluasi dengan berbagai bentuk yang telah di sampaikan, ada

kebijakan lain untuk anak berkebutuhan khusus, ketika ujian, anak berkebutuhan

khusus pada awalnya diberikan kesempatan untuk mengerjakan sendiri, sampai batas

akhir, ketika karakternya berubah, akan di beri semangat oleh guru bantu khusus,

ketika anak masih merasakan kesulitan, di berikan pencerahan oleh guru bantu khusus

tanpa di berikan jawaban, sampai diberikan metode penghitungannya, dan ketika tetap

tidak bisa, soalnya akan di permudah oleh guru bantu khusus setelah berkoordinasi

dengan guru kelas. Serta perlu di sampaikan bahwa penilaian untuk anak

berkebutuhan khusus di bedakan dengan anak seperti biasanya, nilai 8 anak

berkebutuhan khusus, berbeda dengan anak sepertibiasanya.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan rekomendasi bagi pihak

sekolah, bagi orangtua dan bagi peneliti selanjutnya yang dianggap perlu sebagai

masukan dan tindak lanjut dari penelitian ini.

(32)

62

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Perihal kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus atau untuk program inklusi di

anjurkan dapat berkordinasi dengan resource center inklusi yang sudah tersebar di

daerah Bandung dapat bekerjasama dengan sekolah luar biasa yang telah di tunjuk

dan mempunyai kompetensi.Resource center pusat di Bandung, ada di SLBN

bagian A di jalan Pajajaran. Dengan berkordinasi Sekolah Alam akan

mendapatkan wawasan lebih terhadap anak berkebutuhan khusus secara

menyeluruh. Termasuk akan di bekali perencanaan tentang penanganan anak

berkebutuhan khusus. Selain perencanaan dalam pembelajarannya, resource center

juga terbuka jika sekolah membutuhkan asesmen untuk penerimaan anak

berkebutuhan khusus.

b. Dalam kaitannya fasilitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program

pendidikan inklusi di Sekolah Alam. Sekolah Alam dapat berkoordinasi dengan

jurusan Pendidikan Khusus UPI, untuk menjadi konsultan dalam pembangunan

sarana prasarana aksesbelitasyang baik. Sarana prasarana anak berkebutuhan

khusus, diantaranya aksebilitas untuk anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

tunadaksa, dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Salahsatu aksesbilitasnya ,

misalkan turunan untuk mobilitas roda, ruangan yang mumpuni untuk

ortopedagog, media pembelajaran yang cukup banyak, dan lain sebagainya ini

semua untuk menunjang kesuksesan pembelajaran.

c. Untuk jumlah ortopedagog penunjang pembelajaran bagi anak berkebutuhan

khusus, dapat berkordinasi dengan Jurusan Pendidikan Khusus UPI untuk

menyediakan ortopedagogatau guru bantu khusus yang mempunyai keahlian

dalam penanganan anak berkebutuhan khusus. Meskipun tidak resmi jurusan Pkh

dapat menjadikan Sekolah Alam sebagai tempat PPL atau tempat praktek. Selain

itu juga adacara lain yaitu dengan mengadakan pelatihan tentang anak

berkebutuhan khusus untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus. Sekolah

juga alangkah lebih baiknya mempunyai tenaga terapis, psikologi serta

berkordinasi dengan dokter untuk memaksimalkan anak berkebutuhan khusus

dapat meminta pemateri kepada universitas yang mempunyai jurusan kedokteran.

d. Untuk menanggulangi waktu ortopedagog yang sempit, sekolah dapat mensiasati

(33)

63

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tapi bisa di jadikan cara untuk menanggulangi, serta pembelajaran di rumah,

biasanya efektif karena anak merasa nyaman belajar di rumah.

2. Bagi Guru

a. Dalam melaksanakan penerimaan Guru dapat membuat asesmen sederhana, untuk

asesmen dalam setiap penerimaan murid anak berkebutuhan khusus di Sekolah

Alam. dan dapat dengan mudah mendapatkan pencerahan contohnya buku-buku

asesmen dari Nani Triani, S.Pd M.Si yang berjudul Panduan Asesmen Anak

Berkebutuhan Khususatau buku lainnya yang berkaitan dengan asesmen.

Sehingga hasil asesmennya dapat dijadikan sebagai rujukan atau pedoman

kemampuan awal siswa dalam melaksanakan pembelajaran di Sekolah Alam.

b. Untuk guru kelas untuk menanggulangi penanganan anak berkebutuhan khusus,

agar dapat berkordinasi dengan tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus. Juga

diharapakan untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus berdisiplin ilmu

pendidikan luarbiasa, kalaupun tidak, bagi tenaga pendidik anak berkebutuhan

khusus mengikuti pendidikan atau pelatihan atau seminar tentang penanganan

anak berkebutuhan khusus yang bisa di adakan oleh mahasiswa PLB dari UPI atau

mengundang pakar dari resource center.

c. Untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus mempunyai kreatifitas yang

tidak henti, agar dapat membuat media, membuat metode atau model

pembelajaran untuk menunjang anak berkebutuhan khusus salahsatu masukannya

yaitu banyak video atau buku tentangpembelajaran PAIKEM dan itu efektif untuk

anak berkebutuhan khusus.

3. Bagi Orangtua

Hendaknya orangtua dapat ikut bekerjasama dalam hal ini dalam pengembangan

pendidikan anak berkebutuhan khusus di Sekolah Alam, banyak berkordinasi sungguh

sangat bermanfaat untuk mepercepat, mengefektifkan dan memberikan hasil yang

lebih dalam pembelajaran. Hasil pembelajaran yang coba di terapkan di sekolah,

mohon kiranya untuk keluarga dapat berkesinambungan dan melakukan hal yang

sama dengan hal yang dilakukan oleh Sekolah Alam agar terjadi pembelajaran untuk

anak di sekolah maupun di rumah.

(34)

64

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan dapat fokus dalam kajian program pendidikan inklusi, permata pelajaran,

perketunaan anak, atau pertingkatan hambatan anak, sehingga daya serap penelitian

akan lebih mudah diterima dan dapat di jadikan keilmuan yang detail. Misalkan untuk

(35)

65

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2005).

MemahamiPendidikanInklusifdanAnakBerkebutuhanKhusus.Makalahtida kditerbitkan. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI.

Ardiansyah M.A, (2008)

KonsepDasarPembelajaranSumber:http://alumnigontor.blogspot.com(diak ses 6 januari 2014).

Arikunto, Suharsimi. (2002). ProsedurPenelitian (SuatuPendekatanPraktek). Jakarta: RinekaCipta

Basrowi&Suwandi.(2008). MemahamiPenelitianKualitatif. Jakarta: RinekaCipta

Darsono, M. (2002).BelajardanPembelajaran.Semarang : IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2006). Manajemen Sekolah Dalam Pendidikan Inklusif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Heller, Holtzman, &Messick,(1982). Placing Children In Special Education: A Strategi For Equity, National Research Council Jetje, T, L. (2012). Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Ambon (Tesis). SPs UPI.

(36)

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kustandi, CecepdanBambangSutjipto.(2011). Media Pembelajaran. Bogor:

PenerbitGhalia Indonesia.

Kustawan, D. (2012). Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya. Jakarta: PT Luxima Metro Media.

Lay KekehMarthan. (2007). ManajemenPendidikanInklusif. Jakarta: Depdiknas.

MoleongLexy J.(,2004).MetodologiPenelitianKualitatif (EdisiRevisi)Bandung: PT RemajarosdakaryaOffset

Moleong, Lexy J., (2005), MetodePenelitianKualitatif,Bandung, EdisiRevisi,PenerbitPT RemajaRosdakarya

MoleongLexy J.,(2007).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT Remajarosdakarya Offset

MulyonoAbdulrahman (2003). LandasanPendidikanInklusifdan

ImplikasinyadalamPenyelenggaraan LPTK.Makalahdisajikandalam pelatihanpenulisanbuku ajar bagidosenjurusan PLB yang diselenggarakanolehDitjenDikti.Yogyakarta, 26 Agustus 2002.

Nana Sukmadinata S. (2005). LandasanPsikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Nasution. (1996). MetodologiPenelitianNaturalistikKualitatif, Bandung, PenerbitTarsito

Raschke.and Jodi Bronson, Ed.S. (1999). Creative Educators at Work: All Children Including Those with Disabilities Can Play Traditional Classroom Games.

Slamet.(1987). PsikologiPendidikan.Bandung :Rosdakarya.

Soekamto, ToetidanUdinSaripudinWinata Putra, (1997) “TeoriBelajardan

Model-Model Pembelajaran.DirjenDiktiDepdikbud:

PeningkatandanPengembanganAktivitas Instrumental.

Somad, P. and Z. Alimin.(2004). ReorientasiPemahamanKonsep Special Education danImplikasinyakeKonsep Special Needs Education

(37)

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadapLayananPendidikan.JurnalJassi_anakku3, no. 1: 15-21. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI

Sudjana, N. danRivai, A. (2009).Media Pengajaran, Bandung: SinarBaruAlgesindo.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: SinarBaruAlgesindo.

Sudiono A. (2005), PengantarEvaluasiPendidikan, Jakarta:PT.Grafindopersada,.

Sugiyono, (2005), MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). MetodePenelitianPendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R &D), Bandung: Alfabeta.Sugiyono. (2010). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). StatistikauntukPenelitian, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunanto, J.(2004). Konsep Pendidikan Untuk Semua, Bandung, Makalah tidak diterbitkan Jurusan PLB UPI Bandung.

Sunaryo, (2001) ManajemenPendidikanInklusif(Konsep, Kebijakan, Dan ImplementasinyaDalamPerspektifPendidikanLuarBiasa)

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: dasar, metode dan teknik Bandung: Tarsito.

Takdir Ilahi, M. (2013). Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Tarmansyah.(2007). InklusiPendidikanUntukSemua.Depdiknas, DitjenDikti, DirektoratKetenagaan

TIM Pengembang MKDK IKIP Semarang.(1996).

(38)

Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TIM Pengembangan PGSD. (1998). StrategiBelajarMengajar II.Jakarta :Depdikbud.

Ummah, U, S. (2011). Manajemen Penyelenggara Pendidikan Inklusif (Tesis). Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus: SPs UPI

Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

TentangSistemPendidikanNasionalPasal 1 - 11”

Wasliman, I. (2007). Manajemen Sistem Pendidikan Kebutuhan Khusus. Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus. SPs UPI.

Wardani. IG.A,K. Dkk.(2009). Pengantar Pendidikan Luar Biasa Jakarta. Universitas Terbuka.

________dkk. (2004). Pendidikan yang Terbuka UntukSemua,

PanduanPelaksanaanPendidikanInklusif di

Sekolah.DinasPendidikanProvinsiJawa Barat dan UNESCO Kantor Jakarta.

Zainal M.(2012). Konsep Pendidikan Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan ini digunakan dalam proses yang bersifat on-line dan dikenal sebagai sistem klasifikasi ( classifier system ). Pada pendekatan Pittsburgh, kromosom

Penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pengembangan dan penerapan metode PMPV- DBD (Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengendalian Vektor – DBD) dan

Semangat teologi yang telah mengkristal menjadi ideologi tersebut kemudian menjadi bagian dari (atau sesuai dengan) ideologi umat Islam sehingga mereka tidak lagi

[r]

Oleh karena itu disini sangat diperlukan suatu manajemen waktu yang baik dengan berbagai macam metode yang tepat dan salah satu meode manajeman waktu

Kemampuan literasi matematika mahasiswa setelah menggunakan model Problem Based Learning melalui during sebesar 71,15% dengan kategori sedang, dan untuk

Intervensi yang digunakan pada kriteria inklusi yaitu resiko perilaku pengguna lensa, perubahan struktur kornea, perubahan bakteri pada larutan lensa kontak, perubahan

Bagi pihak pesakit atau masyarakat Islam yang merujuk kepada pengubatan alternatif Islam dalam mendapatkan khidmat rawatan, amat wajar mempunyai thaqafah yang betul dan tepat