PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
(Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Inklusi Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Alam Bandung)”.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi
NIM. 0901898
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
HELMI HASBI ASH-SIDDIQI
NIM. 0901898
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Endang Rusyani, M.Pd NIP. 19570510 198502 1 003
Pembimbing II
Drs. H. Mamad Widya, M.Pd NIP. 19520823 197803 1 002
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Oleh
Helmi Hasbi ash-Siddiqi
NIM. 0901898
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Helmi Hasbi Ash-Siddiqi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
vi Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. FokusMasalahdan pertanyaan penelitian ... 3
C. TujuandanKegunaanPenelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORITIS..……… 5
A. Belajar dan Pembelajaran ... 5
1. Pengertian Belajar ... 5
2. Pengertian Pembelajaran ... 6
B. Pendidikan Inklusi ... 10
1. Pengertian Pendidikan Inklusi ... 11
2. Landasan Pendidikan Inklusi ... 11
vii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Karakteristik Pendidikan Inklusi ... 18
5. Kurikulum Sekolah Inklusi ... 19
C. Teknik Pengumpulan DatadanInstrumen Penelitian ... 26
1. Observasi ... 27
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ... 29
E. Pengujian Keabsahan Data ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34
A. Hasil Penelitian…… ... 34
1. Perencanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi untuk ABK di Sekolah Alam ... 35
2. Pelaksanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi untuk ABK di Sekolah Alam ... 37
3. Evaluasi pembelajaran ... 41
4. Sumber Daya Manusia... 44
viii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Hambatan Internal ... 47
7. Hambatan Eksternal ... 48
8. Upaya Mengatasi Hambatan Internal ... 48
9. Upaya Mengatasi Hambatan eksternal ... 50
B. Pembahasan ... 51
1. Perencanaan pembelajaran Program pendidikan Inklusi ... 51
2. Pelaksanaan pembelajaran Program Pendidikan Inklusi ... 52
3. Evaluasi Pembelajaran ... 53
4. Sumberdaya manusia ... 54
5. Sarana Prasarana ... 55
6. Hambatan internal ... 56
7. Hambatan Eksternal ... 56
8. Upaya Mengatasi Hambatan internal ... 57
9. Upaya Mengatasi Hambatan eksternal ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59
A. Kesimpulan ... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69
ix Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
x Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
xi Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model) ... 29
xii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
xiii Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
I. Kisi-kisi Instrumen ... 69
II. Pedoman Wawancara ... 111
III.Pedoman Observasi ... 114
IV.Hasil Wawancara ... 116
V. Hasil Observasi ... 129
VI.Catatan Lapangan ... 136
VII. Display Hasil Triangulasi ... 148
xiv Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
ABSTRAK
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
(Studi Deskriptif Tentang Pendidikan Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Di Sekolah Alam Bandung)”.
Oleh: Helmi Hasbi Ash-Siddiqi (0901898)
Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
1
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiapanakberhakmendapatkankehidupandanpendidikan yang
layak.Berangkatdariamanat UU tersebut, pendidikan yang
merupakandasardarikehidupanmanusia, senantiasaberkembang.Dari pandangan yang
konservatifkepandangan liberal dan yang
demokratis.Tidakhanyauntukmerubahperilakutetapijugamenjadikanmanusiakepadafitrahnya.
Pendidikanseyogianyatidakmendiskriminasidanmengakuisetiapkeunikanindividu,
makadariitusetiapperbedaan yang adapadaindividusenantiasa
dihargaidandiselaraskandengankehidupansosialnya,
bukankemudianuntukdisamakandandiseragamkan, danjawabannyayaitupendidikaninklusif.
Staubdan peck (Takdir, 2013:27)
mengemukakanbahwapendidikaninklusifadalahpenempatananakberkelainantingkatrin gan, sedang, danberatsecarapenuhdikelas regular. Hal inimenunjukanbahwakelas regular merupakantempatbelajar yang relevanbagianakberkelainan, apapunjeniskelainannyadanbagaimanapun gradasinya.
SenadadenganhaltersebutO’neil (Takdir, 2013:27)
menyatakanbahwapendidikaninklusifsebagai sistem layananpendidikanmempersyaratkan agar
semuaanakberkelainandilayani di sekolah-sekolahterdekat, di kelas regular
bersama-samatemanseusianya. Berdasarkan hal tersebut, tentu sudah sangat jelas sekali menegaskan
bahwasanya Pendidikan inklusif adalah jawaban dari kekhawatiran bangsa, bahwa
penyamarataan pendidikan bisa di selaraskan dan menjadi jawaban bagi masyarakat tentang
pendidikan untuk semua itu berbentuk seperti apa. Di sisi lain, sekolah inklusif mempunyai
gambaran global yaitu pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (selanjutnya di tulis ABK)
yang di seragamkan dengan anak seperti biasanya. Model pendidikan inklusif berupaya
memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak, semua anak memiliki akses yang
sama ke sumber-sumber belajar yang tersedia dan sarana prasarana yang di butuhkan
terpenuhi dengan baik. ABK dalam hal ini dalam bidang pendidikan telah lama menjadi issu
di negara kita ini, sehingga tercetuslah Sekolah Inklusif yang didalamnya mewadahi
kebutuhan belajar setiap individu siswanya, dan dalam penelitian ini penulis meneliti tentang
2
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang efektif bagi anak berkebutuhan khusus. Peneliti pengambil tempat yaitu di
Sekolah Alam Bandung, sebuah sekolah yang telah lama berdiri dan mempunyai model
tersendiri, di banding dengan sekolah reguler lainnya, Pembelajaran di sekolah alam menurut
web resmi sekolah alam http://www.sekolahalamindonesia.org/yaitu:
Pembelajaran di SekolahAlam INDONESIA menggunakan model spider web.Dengan
model sepertiini, siswa (diharapkan)
mampumengaitkanpelajarandengankehidupannyatadansekaligusdapatmengaitkanhubu nganantarpelajaran yang merekaterimadenganterintegrasi
Pada penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah Sekolah Alam, sekolah yang
dalam pembelajarannya mengutamakan kenyamanan. Pembelajaran di
SekolahAlammenggunakan model spider web. Model sepertiini, siswa (diharapkan)
mampumengaitkanpelajarandengankehidupannyatadansekaligusdapatmengaitkanhubunganan
tarpelajaran yang
merekaterimadenganterintegrasi.Inimemberikangambarannyatakepadaanaktentangpembelajar
an yang sedang di pelajari di kaitkandengankehidupannyatadiasehari-hari.
Pencampuran pendidikan antara ABK dengan anak seperti biasanya dengan
menggunakan kurikulum dan model Sekolah Alam, merupakan sebuah rumusan yang sangat
bersinergi untuk anak ABK. Dapat kita ketahui bersama bahwa pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang nyata apalagi untuk keberlangsungan pembelajaran anak ABK.
Sesuai dengan pemaparan diatas mengenaikeunggulaninklusif di SekolahAlam maka
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimanaprogram
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?
B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadifokus dalampenelitianiniadalah“Bagaimana program pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?
Selanjutnyauntukmendapat data yang di perlukan, maka di
buatbeberapapertanyaanpenelitian, yaitusebagaiberikut:
1. Bagaimanapersiapanpembelajaran program
3
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?
3. Bagaimana paska proses pembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung?
C. Tujuan danKegunaanPenelitian
1. Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai.
Arikunto (1993:49) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat
yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.
Berdasarkan pertanyaanpenelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini dintaranya
adalah:
a. Tujuanumum
Secaraumum,
tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanaprogram
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung
b. TujuanKhususdaripenelitianiniadalahuntuk:
1) Memperolehdatatentangpersiapanpembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung
2) Memperolehdatatentangpelaksanaanpembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung
3) Memperoleh datatentangevaluasipembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung
4) Memperoleh datatentangkelebihanpembelajaran program
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlam Bandung
2. KegunaanPenelitian
Bilatujuanpenelitianinidapatdicapai, makahasilpenelitianiniakanmemilikikegunaan,
baikteoritismaupunpraktis. Kegunaan yang dapat di
ambilbaiksecarateoritismaupunpraktisadalahsebagaiberikut:
a. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan informasi
serta memberi gambaran mengenai pelaksanaanprogram
pendidikaninklusifuntuksiswaberkebutuhankhusus di SekolahAlamseluruh Indonesia.
4
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Bagisekolah
BagisekolahkhususnyaSekolahAlam Bandung,
hasilpenelitianinidapatmenjadisalahsatumasukanuntuksekolahdalampenerapan
program pendidikaninklusif agar lebihbaik.
2) Bagi guru
Bagi guru supayamenjadimasukandalammemberikanpelayanan program
pendidikaninklusifpadapesertaanakberkebutuhankhusus.
3) Bagidinas
Bagidinas, hasilpenelitianinibisa di
jadikanbahanpertimbanganuntuklebihmengoptimalkan program pendidikaninklusif
di sekolah regular.
4) Bagi orang tua
Bagiorangtua,
hasilpenelitianinibisamenjadipembelajaranpentingtentangpendidikaninklusifuntuka
24
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. MetodePenelitian
Metodepenelitianadalahsuatucara yang di tempuhuntukmemperolehtujuan.
Adapuntujuanpenelitianadalahmengungkapkan, menggambarkan,
alamiah, (sebagailawannyaeksperimen) dimanapenelitiadalahsebagai instrument kunci,
pengambilansampelsumber data dilakukansecarapurposive dansnowbaal,
teknikpengumpulandengantrianggulasi (gabungan), analisis data
bersifatinduktif/kualitaif,
danhasilpenelitiankualitatiflebihmenekankanmaknadaripadageneralisasi.
Surakhmand (1998:131) menjelaskantentangmetode,
terutamamanfaatpenelitiansebagaiberikut :
Metodemerupakancarautama yang dipergunakanuntukmencapaisuatutujuan, misalnyauntukmengujiserangkaianhipotesa,
denganmempergunakantehnikdanalat-alattertentu. Cara
utamaitudipergunakansetelahpenyelidimemperhitungkankewajaranditinjaudaritu juanpenyelidikansertadarisituasipenyelidikan.
Sementaraitu, Nana (2005:52) mengungkapkanBahwa
25
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didasariolehasumsi-asumsidasar, pandangan-pandanganfilosofidanideologis,
pertanyaandanisu-isu yang dihadapi.”
Sesuaidenganmasalah yang akandiungkapkanyaituProgram
PendidikanInklusiUntukAnakBerkebutuhanKhusus Di SekolahAlam Bandung, makametode yang digunakanolehpenulisdalampenelitianiniadalahmetodekualitatif.
B. Subjek dan Tempat Penelitian
Penelitiandilaksanakan di SekolahAlam Bandung yang beralamat di
jalanCikalapa II no 4 Tanggulan.Dago Pojok.Dago.Bandung Jawa
Barat.Pemilihantempatpenelitianini di dasarkanpadakebutuhan data penelitian, yaitu
Program PendidikanInklusi di SekolahAlam.
Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dan bersedia
memberikan informasi-informasi yang berisi keterangan dan data penting yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Guru
2. Kepala Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KSP SD)
3. Wakasek Kurikulum
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Menurut Lofland (dalam Moleong, 2007: 157)
“Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain”. Untuk teknik pengumpulan
data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
26
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012: 226) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Selain itu, Marshall (dalam
Sugiyono, 2012: 226) menyatakan “through observation, the researcher learn
abaout behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan
obsevasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2011: 317). Wawancara sangat memudahkan peneliti untuk
menggali lebih dalam lagi mengenai data yang dibutuhkan dari para responden
dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi di lapangan dimana
hal ini tidak bisa ditemukan dengan observasi. Data yang dikumpulkan melalui
wawancara nantinya akan bersifat verbal dan hasil dari wawancara ini harus
direkam agar memudahkan peneliti untuk mendokumentasikan berbagai data yang
telah didapat dan informasi yang disampaikan oleh responden.
Moleong (2007: 190) mengungkapkan “wawancara yang dilakukan adalah
wawancara yang bersifat terstruktur”. Wawancara terstruktur adalah wawancara
yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan-pertanyaan
tertulis untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Wawancara
dilakukan terhadap beberapa responden yang telah ditentukan dengan berpedoman
pada instrumen yang telah dibuat. Wawancara mendalam dilakukan dengan
menggali informasi guna diperoleh data secara jelas sehingga dapat melengkapi
temuan-temuan dari penelitian.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak berstruktur.
27
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
ditanyakan.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini dilakukan karena sejumlah besar fakta dan data itu
tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Alasan lain peneliti
melakukan studi dokumentasi sesuai dengan pendapat Nasution (1996:85)
menjelaskan bahwa :
Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia (human resources) melalui wawancara dan observasi. Namun terdapat
pula data yang bersumber bukan dari manusia (non hum an resources),
diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen sendiri terdiri dari
tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi.
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif dengan mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar
atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan dapat
dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.
D. TeknikAnalisis Data
Teknikanalisis data inimenggunakanpola yang dikemukakanoleh Miles and
HubermandalamSugiyono (2010: 246) yang terdiridariReduksi Data, Display Data,
dan PenarikanKesimpulan atauVerifikasi.Analisis data
dalampenelitiankualitatifdilakukansaatpengumpulan data
berlangsungdansetelahselesaipengumpulan data. Aktivitasdalamanalisis data,
penelitidalampenelitianinimenggunakanteknikanalisis data yang dikemukakanoleh
Miles danHuberman (BasrowidanSuwandi, 2008:209-210) yang mencakuptigakegiatan
yang bersamaanyaitudata reduction, data display, dan conclusion
28
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model)
Sugiyono (2008:337)
1. Reduksi Data
Data atauinformasi yang
diperolehdarilapangansebagaibahanmentahdiringkas, disusunlebihsistematis,
sertaditonjolkanpokok-pokokpenting yang
sesuaidengantujuanpenelitiansehinggalebihmudahuntukmendeskripsikanmengenai
pelaksanaanpembelajarangerakanshalatpadasiswaTunanetra.
2. Display Data
Pengumpulan data darihasilpenelitian yang
dilakukansecarabertahapataukeseluruhandengancaramengklasifikasikandanmenyaj
ikan data sesuaidenganpokokpermasalahan agar lebihmudahdipahami.
Karenateknikpengumpulan data
sepertiwawancaradanobservasiitutidakcukupsatuataudua kali saja,
diperlukanbeberapa kali sehingga data yang diperolehsesuaidengan yang
diharapkan.
29
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seluruhkegiatanpenelitian yang telahdilakukandibuatkesimpulandarisemua
data yang terkumpuldan yang diolah, untukkemudian dicariapakahsemua data
layakdimasukkandanditerapkansesuaidenganrancanganpenelitian.
Dalamtahapini, penelitimembuatrumusanproposisi yang
terkaitdenganprinsiplogika, mengangkatnyasebagaitemuanpenelitian,
kemudiandilanjutkandenganmengkajisecaraberulang-ulangterhadap data yang ada,
pengelompokkan data yang telahterbentuk, danproposisi yang telahdirumuskan.
Langkahselanjutnyayaitumelaporkanhasilpenelitianlengkap, dengan „temuanbaru‟
yang berbedadengantemuan yang sudahada.
E. PengujianKeabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan
data. Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria
yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan
data dilakukan dengan uji kredibilitas. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap
data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan, dan triangulasi (Sugiyono, 2012: 270). Perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara
dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Peningkatan ketekunan
berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012: 270-273).
Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi. Moleong (2007: 330) menyebutkan bahwa “triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Triangulasi
menurut Patton (dalam Moleong, 2007: 331) terdapat dua strategi, yaitu : (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu
30
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu isi dari
data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis konten, dan
diorganisasi dengan cara sedemikian rupa dengan menggunakan analisis domain
berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan analisis
komparatif dengan melakukan cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber
data di crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data yang
ada dapat dipertanggung jawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil
perbandingan dari berbagai metode pengambilan datanya.
Pengujian Keabsahan Data dalam penelitian ini menggunakan teknik
Triangulasi. Teknik Triangulasi menurut sugiyono (2012: 330) adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin
(dalam Moleong 2004: 226) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi dengan sumberberarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatifmenurut Patton (Moleong 2012: 330). Hal
inidapatdicapaidenganMoleong (2005:331) yaitu:
1. Membandingkan data hasilpengamatandengan data hasilwawancara;
2. Membandingkanapa yang dikatakan orang di depanumumdenganapa yang
dikatakannyasecarapribadi;
3. Membandingkanapa yang dikatakan orang tentangsituasipenelitiandenganapa
yang dikatakannyasepanjangwaktu;
4. Membandingkankeadaanperspektifseseorangdenganberbagaipendapatdanpandang
an orang;
5. Membandingkanhasilwawancaradenganisisuatudokumen yang berkaitan.
F. InstrumenPenelitian
DalampenelitianKualitatif, yang menjadi instrument
31
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpul data, penganalisis, penafsir data,
danpadaakhirnyamenjadipeloporhasilpenelitiannya, keberadaanpenelitisebagai instrument
merupakanalatpengumpul data utama.Moleong (2007:9) mengemukakanbahwa
“Hanyamanusiasebagaialatsajalah yang
dapatberhubungandenganrespondenatauobyeklainnyadanhanyamanusialah yang
mampumemahamikaitankenyataan-kenyataan di lapangan.”
Instrumenpenelitiandalampenelitiankualitatifiniadalahpenelitiitusendiri.Karenapeneli
tisecaralangsungsebagaiinstrumenmakapenelitiharusmemilikikesiapanketikamelakukanpe
nelitian, mulaidaritahappersiapansebelumkelokasipenelitiandansegalasesuatu yang
dibutuhkanketikakegiatanpenelitianakandilakukan.
Sebagaipedomandalammelakukanpenelitianmakadigunakan:
1. Pedomanwawancara
Yaitusebagaiacuan yang digunakanketikamelakukanwawancara, yang
berisipokok-pokokmasalah yang
akanmenjadibahanpembicaraandanmenetapkanpihak-pihak yang akandiwawancarai.
Pedomanwawancarainidisusunsebelummelaksanakanwawancara.
2. Pedomanobservasi
Yaitusebagaiacuandalammelakukanobservasiataupengamatanlangsungterhadapkas
us, sehinggaakandiperolehaspek-aspek yang
ditelitisecaralangsungberdasarkankepadapedomanobservasi yang telahdipersiapkan.
3. PedomanDokumentasi
Yaitusebagaiacuan yang digunakanketikamelakukanstudidokumentasiberisi data
32
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Teknik Triangulasi (Moleong, 2012: 330)
Bagan di atasmerupakanalurtekniktriangulasi yang digunakanolehpeneliti, data
hasilobservasidibandingkandengan di ceksilang data
hasilwawancaradariberbagaisumber.Data hasilobservasijugadibandingkandengan di
ceksilang data hasildokumentasi.Demikian pula data
hasilwawancaradariberbagaisumberdibandingkandan di ceksilangdengan data
dokumentasi.Langkahterakhiradalahmengambildanmembuatkesimpulansecarakeseluruhan
59
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan, maka dapat
dirumuskan kesimpulan terkait program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan
khusus di Sekolah Alam Bandung. Berdasarkan hasil penelitian terhadap program
pendidikan inklusi di Sekolah Alam Bandung, dimana terdapat beberapa aspek terkait
kondisi faktual seperti perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, sumber daya manusia, sarana
prasarana, maka dapat disimpulkan berdasarkan aspek-aspek tersebut ;
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus di
sekolah alam, dapat disimpulkan bahwa pada perencanaannya guru tidak melakukan
assessment secara khusus untuk mengetahui kemampuan peserta didik, guru hanya
melakukan pengamatan pada saat pembelajaran atau pada proses sitting. Rencana
pelaksanaan pembelajaran pun dibuat sudah sesuai dengan komponen yang
seharusnya ada di RPP seperti SK, KD, tujuan, karakter, materi ajar, metode, langkah
pembelajaran, alat dan sumber belajar, indikator, penilaian, dan kriteria penilaian.
Kurikulum yang dipakai mengacu pada KTSP dan RPP yang dipakai di kelas ini
merupakan RPP tematik.
Perencanaan pembelajaran juga dapat mencakup sarana prasarana dan media
pembelajaran untuk anak. Guru biasanya mengadakan persiapan pembelajaran yang
didalamnya ada materi yang akan di ajarkan kepada siswa. Oleh karena itu ini bisa di
jadikan waktu yang tepat untuk menyiapkan sarana prasarana termasuk media
pembelajaran di dalamnya. Untuk sumber daya pengajar di siapkan sebelum
pembelajaran di mulai termasuk perekrutan guru bantu khusus.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan program pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus di
Sekolah AlamBandungberjalan setiap hari dan setiap mata pelajaran, satu kelas
60
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh dua guru kelas, dan satu guru bantu khusus atau shadow teacher sebagai
pembimbing anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai jam
khusus untuk ortopedagog selama 90 menit dalam satu minggu. Guru mengajarkan
anak berkebutuhan khusus selayaknya anak seperti biasanya namun lebih di
perhatikan pada saat-saat tertentu dan jika masih mendapatkan kesulitan akan di
sederhanakan oleh guru bantu khusus. Dalam segala kegiatan anak berkebutuhan
khusus di libatkan, didalam kelas atau diluar kelas, tentu dengan pengawasan dari
guru bantu khusus.
Metode pembelajaran di Sekolah Alam tidak terpatok dengan metode ceramah
atau metode klasikal tetapi lebih banyak dengan metode bergerak, anak berkebutuhan
khusus tidak dibedakan ketika penerimaan materi, akan tetapi anak berkebutuhan
khusus mendapatkan bimbingan khusus dari guru bantu khusus, yang biasanya
menjadi masalah adalah karena kebanyakan guru bantu khusus bukan dari jurusan
PLB sehingga perlu waktu serta pembinaan agar guru bantu khusus dapat mahir
mengelola anak, dalam pelaksanaannya waktu anak untuk mendapatkan intervensi
dari ortopedagog itu mendapatkan waktu sedikit, yaitu 90 menit setiap minggu, selain
itu, ketika pembelajaran oleh ortopedagog belum di tunjang dengan sarana prasarana
yang cukup untuk ABK, termasuk letak geografis ruang ortopedagog yang di pinggir
kolam, itu berbahaya ketika anak berkebutuhan khusus merasakan bosan tanpa
terkontrol dapat langsung terjun ke kolam, serta fasilitas-fasilitas yang belum ramah
untuk anak.
Masyarakat sekolah juga belum semuanya menerima, buah hatinya di satu
kelaskan dengan anak berkebutuhan khusus, tertutupnya wawasan masyarakat tentang
ABK di tenggarai menjadi alasan, sehingga masih banyak masyarakat sekolah yang
beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah manusia yang terserang
penyakit.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan pada setiap selesai mata pelajaran,
pertengahan semester dan satu semester, meliputi ujian tulis dan praktek.Evaluasi
banyak bentuk dan metodenya, bisa saja tulis, lisan, permainan, demonstrasi, atau
61
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
evaluasi setiap mata pelajaran dilaksanakan setelah selesai materi, berfungsi untuk
mengetahui kemampuan anak untuk menerima materi, dan evaluasi guru, merubah
metode, atau memperdalam di materi apa. Hasil dari evaluasi permata pelajaran anak
dapat mengetahui sendiri dan merasakannya, biasanya bebentuk permainan yang
dimana jika anak bisa akan pulang lebih awal, atau diberi reward bintang atau yang
lainnya. Untuk evaluasi pertengahan semester dilaksanakan di pertengahan semester
untuk mengetahui kemampuan anak di materi yang telah di sampaikan, evaluasinya
murid tidak di beritahu hasil, hanya deskripsi saja, ini menjadi bahan untuk guru
mengulang pada materi yang dirasa belum di kuasai.Untuk evaluasi persemester
dilaksanakan setiap semester akhir ada evaluasi tulis dan praktek materinya di ambil
dari seluruh materi yang di berikan di satu semester.Mempunyai bentuk yang
bervariasi diantaranya lisan, permainan, demonstrasi, atau menghasilkan sebuah
karya, jadi tidak berpatok pada satu ujian tulisan saja. Anak berkebutuhan khusus
malaksanakan semua evaluasi, meskipun ada kebijakan-kebijakan lain, evaluasi
permateri, pertengahan semester, dan satu smester, anak berkebutuhan khusus juga
melaksanakan evaluasi dengan berbagai bentuk yang telah di sampaikan, ada
kebijakan lain untuk anak berkebutuhan khusus, ketika ujian, anak berkebutuhan
khusus pada awalnya diberikan kesempatan untuk mengerjakan sendiri, sampai batas
akhir, ketika karakternya berubah, akan di beri semangat oleh guru bantu khusus,
ketika anak masih merasakan kesulitan, di berikan pencerahan oleh guru bantu khusus
tanpa di berikan jawaban, sampai diberikan metode penghitungannya, dan ketika tetap
tidak bisa, soalnya akan di permudah oleh guru bantu khusus setelah berkoordinasi
dengan guru kelas. Serta perlu di sampaikan bahwa penilaian untuk anak
berkebutuhan khusus di bedakan dengan anak seperti biasanya, nilai 8 anak
berkebutuhan khusus, berbeda dengan anak sepertibiasanya.
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan rekomendasi bagi pihak
sekolah, bagi orangtua dan bagi peneliti selanjutnya yang dianggap perlu sebagai
masukan dan tindak lanjut dari penelitian ini.
62
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Perihal kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus atau untuk program inklusi di
anjurkan dapat berkordinasi dengan resource center inklusi yang sudah tersebar di
daerah Bandung dapat bekerjasama dengan sekolah luar biasa yang telah di tunjuk
dan mempunyai kompetensi.Resource center pusat di Bandung, ada di SLBN
bagian A di jalan Pajajaran. Dengan berkordinasi Sekolah Alam akan
mendapatkan wawasan lebih terhadap anak berkebutuhan khusus secara
menyeluruh. Termasuk akan di bekali perencanaan tentang penanganan anak
berkebutuhan khusus. Selain perencanaan dalam pembelajarannya, resource center
juga terbuka jika sekolah membutuhkan asesmen untuk penerimaan anak
berkebutuhan khusus.
b. Dalam kaitannya fasilitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program
pendidikan inklusi di Sekolah Alam. Sekolah Alam dapat berkoordinasi dengan
jurusan Pendidikan Khusus UPI, untuk menjadi konsultan dalam pembangunan
sarana prasarana aksesbelitasyang baik. Sarana prasarana anak berkebutuhan
khusus, diantaranya aksebilitas untuk anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Salahsatu aksesbilitasnya ,
misalkan turunan untuk mobilitas roda, ruangan yang mumpuni untuk
ortopedagog, media pembelajaran yang cukup banyak, dan lain sebagainya ini
semua untuk menunjang kesuksesan pembelajaran.
c. Untuk jumlah ortopedagog penunjang pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus, dapat berkordinasi dengan Jurusan Pendidikan Khusus UPI untuk
menyediakan ortopedagogatau guru bantu khusus yang mempunyai keahlian
dalam penanganan anak berkebutuhan khusus. Meskipun tidak resmi jurusan Pkh
dapat menjadikan Sekolah Alam sebagai tempat PPL atau tempat praktek. Selain
itu juga adacara lain yaitu dengan mengadakan pelatihan tentang anak
berkebutuhan khusus untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus. Sekolah
juga alangkah lebih baiknya mempunyai tenaga terapis, psikologi serta
berkordinasi dengan dokter untuk memaksimalkan anak berkebutuhan khusus
dapat meminta pemateri kepada universitas yang mempunyai jurusan kedokteran.
d. Untuk menanggulangi waktu ortopedagog yang sempit, sekolah dapat mensiasati
63
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tapi bisa di jadikan cara untuk menanggulangi, serta pembelajaran di rumah,
biasanya efektif karena anak merasa nyaman belajar di rumah.
2. Bagi Guru
a. Dalam melaksanakan penerimaan Guru dapat membuat asesmen sederhana, untuk
asesmen dalam setiap penerimaan murid anak berkebutuhan khusus di Sekolah
Alam. dan dapat dengan mudah mendapatkan pencerahan contohnya buku-buku
asesmen dari Nani Triani, S.Pd M.Si yang berjudul Panduan Asesmen Anak
Berkebutuhan Khususatau buku lainnya yang berkaitan dengan asesmen.
Sehingga hasil asesmennya dapat dijadikan sebagai rujukan atau pedoman
kemampuan awal siswa dalam melaksanakan pembelajaran di Sekolah Alam.
b. Untuk guru kelas untuk menanggulangi penanganan anak berkebutuhan khusus,
agar dapat berkordinasi dengan tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus. Juga
diharapakan untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus berdisiplin ilmu
pendidikan luarbiasa, kalaupun tidak, bagi tenaga pendidik anak berkebutuhan
khusus mengikuti pendidikan atau pelatihan atau seminar tentang penanganan
anak berkebutuhan khusus yang bisa di adakan oleh mahasiswa PLB dari UPI atau
mengundang pakar dari resource center.
c. Untuk tenaga pendidik anak berkebutuhan khusus mempunyai kreatifitas yang
tidak henti, agar dapat membuat media, membuat metode atau model
pembelajaran untuk menunjang anak berkebutuhan khusus salahsatu masukannya
yaitu banyak video atau buku tentangpembelajaran PAIKEM dan itu efektif untuk
anak berkebutuhan khusus.
3. Bagi Orangtua
Hendaknya orangtua dapat ikut bekerjasama dalam hal ini dalam pengembangan
pendidikan anak berkebutuhan khusus di Sekolah Alam, banyak berkordinasi sungguh
sangat bermanfaat untuk mepercepat, mengefektifkan dan memberikan hasil yang
lebih dalam pembelajaran. Hasil pembelajaran yang coba di terapkan di sekolah,
mohon kiranya untuk keluarga dapat berkesinambungan dan melakukan hal yang
sama dengan hal yang dilakukan oleh Sekolah Alam agar terjadi pembelajaran untuk
anak di sekolah maupun di rumah.
64
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diharapkan dapat fokus dalam kajian program pendidikan inklusi, permata pelajaran,
perketunaan anak, atau pertingkatan hambatan anak, sehingga daya serap penelitian
akan lebih mudah diterima dan dapat di jadikan keilmuan yang detail. Misalkan untuk
65
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Z. (2005).
MemahamiPendidikanInklusifdanAnakBerkebutuhanKhusus.Makalahtida kditerbitkan. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI.
Ardiansyah M.A, (2008)
KonsepDasarPembelajaranSumber:http://alumnigontor.blogspot.com(diak ses 6 januari 2014).
Arikunto, Suharsimi. (2002). ProsedurPenelitian (SuatuPendekatanPraktek). Jakarta: RinekaCipta
Basrowi&Suwandi.(2008). MemahamiPenelitianKualitatif. Jakarta: RinekaCipta
Darsono, M. (2002).BelajardanPembelajaran.Semarang : IKIP Semarang Press.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2006). Manajemen Sekolah Dalam Pendidikan Inklusif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Heller, Holtzman, &Messick,(1982). Placing Children In Special Education: A Strategi For Equity, National Research Council Jetje, T, L. (2012). Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Ambon (Tesis). SPs UPI.
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kustandi, CecepdanBambangSutjipto.(2011). Media Pembelajaran. Bogor:
PenerbitGhalia Indonesia.
Kustawan, D. (2012). Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya. Jakarta: PT Luxima Metro Media.
Lay KekehMarthan. (2007). ManajemenPendidikanInklusif. Jakarta: Depdiknas.
MoleongLexy J.(,2004).MetodologiPenelitianKualitatif (EdisiRevisi)Bandung: PT RemajarosdakaryaOffset
Moleong, Lexy J., (2005), MetodePenelitianKualitatif,Bandung, EdisiRevisi,PenerbitPT RemajaRosdakarya
MoleongLexy J.,(2007).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT Remajarosdakarya Offset
MulyonoAbdulrahman (2003). LandasanPendidikanInklusifdan
ImplikasinyadalamPenyelenggaraan LPTK.Makalahdisajikandalam pelatihanpenulisanbuku ajar bagidosenjurusan PLB yang diselenggarakanolehDitjenDikti.Yogyakarta, 26 Agustus 2002.
Nana Sukmadinata S. (2005). LandasanPsikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Nasution. (1996). MetodologiPenelitianNaturalistikKualitatif, Bandung, PenerbitTarsito
Raschke.and Jodi Bronson, Ed.S. (1999). Creative Educators at Work: All Children Including Those with Disabilities Can Play Traditional Classroom Games.
Slamet.(1987). PsikologiPendidikan.Bandung :Rosdakarya.
Soekamto, ToetidanUdinSaripudinWinata Putra, (1997) “TeoriBelajardan
Model-Model Pembelajaran.DirjenDiktiDepdikbud:
PeningkatandanPengembanganAktivitas Instrumental.
Somad, P. and Z. Alimin.(2004). ReorientasiPemahamanKonsep Special Education danImplikasinyakeKonsep Special Needs Education
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadapLayananPendidikan.JurnalJassi_anakku3, no. 1: 15-21. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI
Sudjana, N. danRivai, A. (2009).Media Pengajaran, Bandung: SinarBaruAlgesindo.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: SinarBaruAlgesindo.
Sudiono A. (2005), PengantarEvaluasiPendidikan, Jakarta:PT.Grafindopersada,.
Sugiyono, (2005), MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2006). MetodePenelitianPendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R &D), Bandung: Alfabeta.Sugiyono. (2010). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). StatistikauntukPenelitian, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunanto, J.(2004). Konsep Pendidikan Untuk Semua, Bandung, Makalah tidak diterbitkan Jurusan PLB UPI Bandung.
Sunaryo, (2001) ManajemenPendidikanInklusif(Konsep, Kebijakan, Dan ImplementasinyaDalamPerspektifPendidikanLuarBiasa)
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: dasar, metode dan teknik Bandung: Tarsito.
Takdir Ilahi, M. (2013). Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Tarmansyah.(2007). InklusiPendidikanUntukSemua.Depdiknas, DitjenDikti, DirektoratKetenagaan
TIM Pengembang MKDK IKIP Semarang.(1996).
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TIM Pengembangan PGSD. (1998). StrategiBelajarMengajar II.Jakarta :Depdikbud.
Ummah, U, S. (2011). Manajemen Penyelenggara Pendidikan Inklusif (Tesis). Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus: SPs UPI
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
TentangSistemPendidikanNasionalPasal 1 - 11”
Wasliman, I. (2007). Manajemen Sistem Pendidikan Kebutuhan Khusus. Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus. SPs UPI.
Wardani. IG.A,K. Dkk.(2009). Pengantar Pendidikan Luar Biasa Jakarta. Universitas Terbuka.
________dkk. (2004). Pendidikan yang Terbuka UntukSemua,
PanduanPelaksanaanPendidikanInklusif di
Sekolah.DinasPendidikanProvinsiJawa Barat dan UNESCO Kantor Jakarta.
Zainal M.(2012). Konsep Pendidikan Sekolah