• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis dilakukan oleh Husein., Akhmad. 2018. Dengan topik penelitian sistem pemberian serta pengawasan kredit di BNI Syariah cabang Medan. Penelitian ini membahas serta mengkaji tentang sistem pemberian dan pengawasan kredit yang dilakukan di BNI Syariah Cabang Medan. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengetahui sistem pemberian dan juga pengawasan kredit yang diberikan pada debitur sesuai dengan strandart SOP. Pengawasan yang diterapkan di BNI Syariah Cabang Medan adalah hal penting di industri perbankan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga, mengamankan dan mengantisipasi terjadi adanya risiko yang bisa membuat kredit jadi bermasalah dan jika tidak segera diselesaikan masalahnya akan mengakibatkan pihak bank mengalami kerugian. Dengan dilakukannya sistem ini, pihak bank akan mendeteksi segera adanya risiko kredit bermasalah yang bisa membuat rugi pihak bank.

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif sebagai metode penelitiannya, kemudian menggunakan metode study lapangan dengan teknik wawancara, observasi, dan juga studi pustaka. Hasil penelitian ini yaitu dalam proses penyaluran kredit, BNI Syariah Cabang Medan sudah mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. Hal itu berlaku pada semua nasabah. Setiap nasabah berhak mendapatkan prosedur pengajuan kredit yang sama dari awal permohonan pengajuan kredit, hingga realisasi kredit diberikan. Sistem pengawasan yang dilaksanakan oleh BNI Syariah Cabang Medan yaitu dengan mengadakan sistem pembagian tugas, mereview hasil kunjungan pada debitur, melihat tingkat kolektibilitas kredit.

(2)

Penelitian lain yang ditulis oleh Andriani Beti., Romi Susanto.

2016. Mengangkat topik penelitian pengawasan kredit yang dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Ophir Pasaman Barat, Padang.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana Bank Perkreditan Rakyat Ophir Pasaman dalam mengawasi kredit yang disalurkan guna meminimalkan resiko kredit yang tidak diinginkan. Tujuan ditulisnya penelitian yaitu untuk mengetahui pengawasan kredit pada Bank (BPR) Pasaman Barat Ophir dan yang harus dilakukan PT. BPR Ophir West Pasaman dalam meminimalisir kredit macet. Fokus penelitian ini adalah difokuskan pada pemantauan kredit yang dilakukan oleh PT. (BPR) Ophir Pasaman Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Ophir Pasaman dapat dilihat pada beberapa tahapan proses pengajuan pinjaman, yaitu asesmen validitas data atau file, analisis 5C, ketentuan persyaratan kredit, dan kondisi penjaminan sudah dimulai dengan baik, namun ada kekurangan dalam pengawasan lainnya, yaitu dalam penentuan limit kredit terdapat kendala yaitu kurangnya waktu serta staff atau personel kredit pada proses awal pengajuan kredit. PT. Bank Perkreditan Rakyat berusaha untuk mengatasinya kendala tersebut dengan upaya melakukan analisis yang cermat terhadap karakter calon debitur, kemampuan calon debitur, modal yang dimiliki, kondisi bisnis dan jaminan yang diberikan oleh debitur.

Disarankan agar penyaluran kredit bank lebih selektif dan hati-hati dalam masuk hal menganalisis kemampuan debitur dalam melunasi kredit dan utamakan prinsip safety supaya menghindari terjadinya kesalahan yang akan terjadi menyebabkan kredit buruk.

Penelitian sejenis dilakukan oleh Chair., Ummul. 2019.

Makasar. Dengan topik penelitian Prosedur Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk, KCP Maros. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur yang harus dipenuhi oleh calon debitur dalam proses pengajuan kredit kepemilikan

(3)

rumah (KPR) dan untuk mengetahui alur pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara Kantor cabang pembantu Maros. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara kantor cabang pembantu Maros telah dilakukan sesuai dengan prosedur guna kredit yang diberikan dapat terlunasi sesuai dengan kesepakatan dan tidak terjadi masalah kredit yang tidak diinginkan. Selain itu penelitian ini menunjukkan adanya kekurangan, yaitu pada tahap permohonan kredit banyak nasabah yang melakukan kesalahan dalam menulis formulir pengajuan kredit dan pada saat melakukan wawancara tidak dilakukan secara maksimal jadi terdapat kekurangan informasi dari nasabah yang menghambat proses pemberian kredit selanjutnya.

B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Kredit

Pada umunya kredit sering didefinisikan sebagai mendapatkan pinjaman uang atau suatu barang dengan membayar angsuran atau cicilan di kemudian hari sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati sebelumnya. Dalam bahasa lainnya, istilah kredit berasal dari kata credere yang mengandung arti kepercayaan, yang dimaksud ialah jika seorang mendapat kredit, artinya mereka mendapatkan kepercayaan, disamping itu, pihak yang memberi kredit berarti memberi rasa percaya kepada seorang tersebut dan percaya jika uang yang diberikan pasti kembali.

Menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan kredit yaitu : “Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan dengan itu, berdasarkan pada persetujuan ataupun kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mana pihak peminjam wajib untuk

(4)

mengembalikan kreditnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Kesimpulannya adalah bahwa kreditt yaitu kegiatan memberikan pinjaman dan kemudian akan kembali dalam bentuk cicilan dari debitur serta mewajibkan debitur untuk mengembalikan uang yang dipinjam dalam waktu yang telah ditentukan dan disetujui bersama sebelumnya. Diwajibkan kepada debitur untuk melunasi sejumlah uang yang dipinjam dan ditambahkan dengan bunga dari pinjaman tersebut sesuai dengan kesepakatan.

2. Jenis-Jenis Kredit

Menyalurkan dana terhadap masyarakat atau biasa dikenali sebagai kredit atau pinjaman merupakan suatu kegiatan usaha yang dilaksanakan pihak bank. Menurut Kasmir (2014), Umumnya jenis-jenis kredit dapat dilihat dari beberapa segi antara lain yaitu :

1) Segi kegunaan

Kredit yang dilihat dari segi kegunaan yaitu untuk memastikan pemakaian uang tersebut digunakan untuk kegiatan yang utama atau kegiatan tambahan. Jenis kredit dari segi kegunaan terdiri dari : a) Kredit Investasi

Kredit investasi umumnya dipergunakan untuk kegiatan pembangunan ataupun pengembangan suatu usaha yang mana masa penggunaannya cenderung lebih lama dalam suatu periode.

Selain itu kredit investasi dapat digunakan untuk keperluan suatu perusahaan yang bersifat utama.

b) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja yaitu kredit yang bertujuan sebagai peningkatan produksi dan operasional pada perusahaan, contohnya untuk pembelian bahan baku, pembayaran upah untuk pekerja, serta digunakan untuk kebutuhan lainnya yang digunakan untuk penunjang kegiatan produksi suatu usaha.

(5)

2) Dilihat dari segi tujuan kredit : a) Kredit Produktif

Kredit produktif bertujuan guna meningkatkan suatu produksi atau investasi pada perusahaan, kredit ini berguna untuk menciptakan barang dan jasa. Contohnya seperti kredit usaha perkebunan yang kemudian akan menghasilkan produk perkebunan.

b) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif yaitu kredit yang dipakai untuk dikonsumsi atau dipakai untuk keperluan sendiri. Kredit ini disalurkan kepada debitur yang dapat digunakan untuk membiayai barang konsumtif. Terdapat jenis kredit yang tergolong kedalam jenis kredit tersebut diantaranya adalah kartu kredit, yang merupakan fasilitas kredit tanpa menggunakan jaminan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kartu yang diberikan oleh bank sesudah formulir permohonannya disetujui pihak bank tersebut, kredit perumahan yang merupakan fasilitas pinjaman yang dapat digunakan sebagai pembelian atau pembangunan rumah, ruko dan lainnya dengan jaminan berupa rumah atau ruko tersebut, Kredit mobil yang dapat digunakan untuk pembelian kendaraan bermotor dan agunan dapat berwujud kendaraan bermotor yang dibiayai oleh bank, atau kredit multiguna yang dapat dipergunakan untuk semua kebutuhan bersifat dapat dikonsumsi, dengan agunan sertifikat tanah ataupun yang lainya.

c) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan ialah kredit yang diperuntukkan bagi calon debitur yang mempunyai usaha di bidang perdagangan. Kredit ini biasanya disalurkan terhadap suplier atau agen-agen perdagangan yang melakukan pembelian barang dalam jumlah tertentu.

3) Dilihat dari jangka waktu : a) Kredit jangka pendek

(6)

Kredit jangka pendek adalah kredit yang mempunyai jangka waktu pendek yaitu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun, umumnya digunakan sebagai kebutuhan modal kerja.

b) Kredit jangka menengah

Kredit ini memiliki jangka waktu kredit antara satu tahun hingga tiga tahun kredit, jenis ini biasanya digunakan investasi.

c) Kredit jangka panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit paling lama masa pelunasannya yaitu diatas tiga tahun hingga lima tahun. Pada umumnya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang contohnya perkebunan kelapa sawit dan bisa juga sebagai kredit konsumsi yang cukup lama contohnya kredit rumah.

4) Dilihat dari segi jaminan atau agunan : a) Kredit dengan jaminan.

Kredit dengan jaminan memiliki artian kredit yang disalurkan dengan sebuah jaminan tertentu. Maksudnya adalah jaminan itu akan mampu melindungi setiap kredit yang akan diberikan pada nasabah.

b) Kredit tanpa jaminan.

Kredit ini memiliki arti kredit yang tidak membutuhkan agunan dan didasari atas kepercayaan saja. Kredit tersebut disalurkan terhadap debitur dengan melihat itikad baiknya selama menjadi nasabah terhadap suatu bank.

3. Unsur-Unsur Kredit

Kredit memiliki unsur penting didalamnya. Pendapat Kasmir (2012), terdapat unsur yang terdapat didalam suatu kredit diantaranya yaitu :

a. Unsur Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan yang diberikan oleh pihak yang memberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik uang, jasa, maupun barang tersebut akan pasti dikembalikan pada masa berikutnya atau

(7)

ketika jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang sudah disepakati di awal perjanjian. Oleh karna itu, sebelum kredit disalurkan bank wajib melakukan penyelidikan awal secara mendetail mengenai profil dari debitur yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan kredit, agar tidak terjadi risiko yang tidak di inginkan.

Kepercayaan ialah salah satu aspek terpenting dalam penyaluran kredit.

b. Unsur Kesepakatan

Unsur kredit yang kedua adalah kesepakatan. Dalam kredit ada unsur kesepakatan antara pihak yang memberi kredit dan yang menerima kredit. Kesepakatan tersebut nantinya akan tertulis didalam sebuah perjanjian. Dalam hal ini pemberi serta penerima kredit akan menyetujui hak serta kewajibannya. Persetujuan pemberian kredit akan dituliskan kedalam akad kredit yang akan ditandatangani oleh pemberi dan penerima kredit.

c. Unsur Jangka Waktu

Unsur yang ketiga adalah jangka waktu yang dimaksudkan disini adalah masa atau waktu pelunasan kredit yang disetujui bersama oleh keduanya. Jangka waktu yang ditetapkan berupa waktu yang pendek seperti kurang dari satu tahun ataupun menengah antara satu hingga tiga tahun atau jangka waktu yang panjang sekitar diatas tiga tahun.

Jangka waktu adalah batas waktu yang diberikan dalam mengembalikan jumlah angsuran kredit. Jangka waktu yang diberikan oleh bank tergantung dari kesepakatan perjanjian.

d. Unsur Resiko

Unsur kredit berikutnya yaitu resiko. Yang artinya tingkat risiko yang dihadapi oleh pemberi kredit kepada penerima kredit. Risiko ini bisa saja dari tenggang waktu yang telah ditentukan, maka bisa saja terjadi resiko tidak terbayarkan angsuran atau bisa jadi macet pada saat pengembalian kredit. semakin panjangnya jangka waktu kredit akan berpengaruh terhadap besarnya risiko yang bisa terjadi. Jika jangka

(8)

waktu kredit semakin lama maka risiko nya juga semakin tinggi.

Begitupun sebaliknya, apabila jangka waktu kredit tersebut pendek maka akan kecil pula kemungkinan terjadinya resiko. Resiko adalah kemungkinan yang bisa saja merugikan suatu pihak dimasa yang akan datang. Resiko yang biasanya terjadi dalah hal ini adalah resiko kredit macet atau adanya ketidakmampuan debitur dalam membayar atau melunasi sejumlah angsurannya.

e. Balas Jasa

Unsur kredit yang terakhir adalah balas jasa. Balas jasa yang dimaksud adalah sejumlah keuntungan yang diharapkan atas kredit yang diberikan. Keuntungan dari memberikan suatu kredit atau jasa biasanya disebut dengan bunga.

4. Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan utama dalam kredit menurut Rivai (2013) yaitu sebagai berikut:

a. Profitability

Profitabilitas atau yang biasa disebut dengan keuntungan, artinya adalah menghasilkan suatu keuntungan yang diperoleh dari bunga yang telah dibayarkan oleh debitur, yang kemudian bank dapat memberikan kredit terhadap debitur yang dapat dipercaya untuk bisa dan berniat baik untuk mengembalikan kredit tersebut. Keuntungan adalah tujuan pemberian kredit yang diperoleh dalam bentuk bunga dari peminjam kredit.

b. Safety

Merupakan menjamin keamanan dari fasilitas kredit yang diberikan, sehingga tujuan profitability dapat mencapai keberhasilan dan menghindari suatu masalah. Keamanan diterapkan supaya fasilitas yang diberikan dalam bentuk uang, jasa maupun barang dapat dijamin akan keamanannya dan keuntungan (profitability) yang diinginkan bisa tercapai.

(9)

Pada perekonomian, keuangan, dan perdagangan, terdapat fungsi kredit seperti yang disampaikan oleh Rivai (2013) yaitu :

1) Meningkatkan daya guna dari modal atau uang.

2) Meningkatkan daya dari suatu barang.

3) Meningkatkan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

4) Membuat semangat masyarakat dalam berusaha.

5) Menstabilkan ekonomi.

6) Meningkatkan pendapatan nasional.

5. Analisis Kredit

Analisis kredit memiliki tujuan utama yaitu untuk menentukan seberapa besar tingkat kesanggupan dan keseriusan dari pihak yang meminjam untuk mengembalikan jumlah kredit sesuai pada kesepakatan didalam perjanjian kredit. Dengan artian lain, analisis kredit adalah suatu kegiatan penilaian risiko dalam memberi pinjaman terhadap seseorang maupun terhadap perusahaan. Beberapa faktor yang digunakan untuk bahan pertimbangan oleh bank untuk melakukan analisis permohonan kredit yaitu :

a. Tujuan dari dana pinjaman tersebut digunakan untuk apa oleh pihak yang meminjam.

b. Sumber dana primer yang digunakan untuk mengembalikan pinjaman itu.

c. Sumber dana sekunder yang akan digunakan untuk mengembalikan kredit.

Dalam menjalankan suatu aktivitas perkreditan yang baik dapat dikenal dengan hadirnya prinsip 5C. Kasmir (2012) mengatakan bahwa, prinsip pemberian kredit menggunakan analisia 5C adalah :

(10)

1. Character

Character merupakan sifat pada diri calon debitur. Analisis ini dapat mengetahui sifat calon debitur dan memastikan calon debitur memiliki kepribadian yang dapat dipercayai oleh bank. Kepercayaan tersebut dapat terlihat pada latar belakang, bisa dari latar belakang calon debitur pribadi ataupun pekerjaan, kemudian dapat dilihat dari gaya hidupnya, kebiasaannya, keadaan keluarganya, hobi, dan sebagainya.

2. Capacity

Dalam melihat kemampuan calon debitur untuk mengembalikan kreditnya dapat dilihat dengan bagaimana kesanggupannya dalam menjalankan suatu usaha yang sedang dijalankannya serta kemampuannya dalam mencari keuntungan. Capacity berkaitan dengan seberapa besar tingkat kemampuan calon debitur untuk dapat melunasi hutangnya.

3. Capital

Capital merupakan data mengenai banyak atau sedikitnya modal yang ada dalam usaha nasabah. Modal yang dikatakan yaitu modal pribadi ataupun nilai bersih dari kekayaan. Besaran modal pribadi yang dimiliki calon debitur dapat mempengaruhi jumlah kredit yang nantinya akan didapat. Semakin banyak jumlah modal yang ada maka tinggi kemungkinan kredit yang disalurkan.

4. Collateral

Jaminan merupakan kata lain dari collateral yang diberikan pihak calon debitur kepada pihak bank bisa berbentuk fisik ataupun non fisik. Jaminan seharusnya bisa melebihi jumlah kredit yang diajukan.

Dimana agunan tersebut akan digunakan untuk mengcover jumlah tanggungan calon debitur pada bank. Fungsi jaminan ini juga untuk melindungi bank dari resiko yang tidak diinginkan.

(11)

5. Conditions of Economy

Maksud dari Conditions adalah suatu keadaan perekonomian, politik, sosial, dan budaya suatu negara secara umum dimana masyarakat tersebut tinggal. Dalam kegiatan penilaian kredit baiknya juga melihat kondisi ekonomi saat ini dan kondisi ekonomi dimasa yang mendatang sesuai dengan sektor perekonomian.

6. Tahapan Pemberian Kredit

Tahapan pemberian kredit yaitu tahapan yang harus diterapkan sebelum suatu kredit diberi kepada debitur. Tahapan ini bertujuan untuk membantu bank dalam menilai kelayakan dari suatu pengajuan kredit.

Menurut Kasmir (2014), umumnya tahapan pemberian kredit adalah sebagai berikut :

a. Pengajuan Berkas-berkas.

Langkah pertama adalah mengajukan permohonan kredit dengan menggunakan proposal. Proposal kredit harus dilengkapi dengan berkas yang dibutuhkan dan sesuai dngan persyaratan kredit. Dalam setiap pengajuan permohonan kredit sebaiknya meliputi berkas- berkas dibawah ini antara lain :

1) Latar belakang perusahaan seperti riwayat singkat perusahaan tersebut, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, identitas pengurus beserta pengetahuan dan pendidikannya, dan perkembangan perusahaannya.

2) Maksud dan tujuan pengajuan kredit

Tujuan dari pengajuan kredit harus dijelaskan dengan apa adanya, digunakan untuk memperbanyak jumlah penjualan ataupun meningkatkan jumlah produksi atau untuk membuat usaha yang baru.

(12)

3) Besarnya kredit dan jangka waktu

Peminjam kredit akan mengajukan besarnya jumlah pinjaman yang ingin didapat serta jangka waktu kredit yang diinginkan.

Dalam menilai kelayakan besaran kredit dan jangka waktu kredit bisa dilihat dari laporan keuangan tahunan selama tiga tahun akhir. Jika dalam hasil analisis tidak ada kecocokan dengan permohonan, pihak bank akan tetap berpegang terhadap hasil analisis yang telah dipertimbangkan oleh pihak bank dalam mengambil keputusan mengenai jumlah kredit dan jangka waktunya yang dapat dicairkan ke calon debitur.

4) Cara pemohon dalam melunasi kredit

Dimaksudkan adalah upaya yang dilakukan oleh nasabah untuk melunasi pinjamannya, dapat menggunakan hasil dari usahanya atau dengan cara lain.

5) Jaminan kredit

Jaminan kredit berguna menutupi ancaman risiko terhadap kemungkinan tidak terbayarnya fasilitas kredit yang telah diberikan baik karena unsur yang disengaja atau tidak disengaja.

Jaminan kredit wajib dinilai secara teliti untuk menghindari terjadinya kepalsuan atau sebagainya. Kemudian pengajuan akan dilengkapi dengan berbagai berkas yang sudah menjadi persyaratan seperti:

a) Akta notaris

Perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas atau PT bisa menggunakan akta notaris dalam pengajuan kredit.

b) KTP pengurus dan pemohon kredit c) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

TDP merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada umumnya berlaku selama lima tahun

d) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

(13)

e) Neraca dan laporan rugi laba 3tahun terakhir f) Fotokopi sertifikat jaminan kredit

g) Data penghasilan bagi perseorangan h) Kartu Keluarga (KK) bagi perseorangan b. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tahapan berikutnya yaitu pengecekkan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh calon debitur. Yang bertujuan untuk melihat kelengkapan berkas yang diserahkan sesuai dengan prosedur yang ada. Jadi penyidikan berkas pinjaman merupakan penyelidikan berkas yang diberikan calon debitur kepada bank.

c. Penilaian Kelayakan Kredit

Penilaian kredit dilakukan sebelum kredit disalurkan, dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan kredit tersebut untuk disalurkan.

Penilaian suatu kelayakan kredit dilakukan dengan menggunakan 5C dalam penyelidikan berkas pinjaman diantaranya :

1) Character 2) Capacity 3) Capital 4) Collateral

5) Conditions of Economic

Sebelum memberikan kredit perlu dilakukan penilaian terhadap beberapa aspek, yaitu :

1) Aspek hukum

Aspek hukum bertujuan melihat keaslian serta kesesuaian dokumen yang diserahkan nasabah. Penilaian aspek hukum dapat berupa:

a) Akta Notaris

b) Kartu Tanda Penduduk

c) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

(14)

d) Izin Usaha

e) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) f) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

g) Sertifikat yang dimiliki seperti sertifikat tanah atau rumah h) Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP)

2) Aspek Pasar dan Pemasaran

Yaitu aspek yang digunakan untuk melihat apa kredit yang dibiayai dapat laku dipasaran dan melihat strategi pemasaran yang diupayakan. Jadi, aspek pasaran adalah penilaian mengenai kelayakan nilai jual produk dan strategi pemasaran dalam menjual produk tersebut.

3) Aspek Keuangan

Sebelum menyalurkan kredit, hendaknya melakukan penilaian dari aspek keuangan dengan cara melihat laporan keuangan dalam waktu tiga tahun terakhir.

4) Aspek Menejemen

Bertujuan untuk melihat keahlian nasabah dalam upaya menjalankan usaha yang dimilikinya. Jadi, aspek manajemen merupakan penilaian mengenai calon debitur dalam mengelola usahanya.

5) Aspek Ekonomi Sosial

Digunakan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan berdampak terhadap kondisi ekonomi ataupun sosial masyarakat.

Jadi, aspek ekonomi sosial adalah penilaian terhadap dampak dari usaha si calon debitur bagi ekonomi dan sosial masyarakat.

d. Wawancara Pertama

Melakukan penyelidikan pertama terhadap debitur dan bertemu calon debitur secara langsung. Wawancara pertama dilakukan

(15)

dengan bertujuan untuk mendapat kepercayaan serta memastikan berkas yang diajukan telah sesuai dan lengkap semua sesuai persyaratan. Selain itu wawancara bertujuan untuk mengetahui kebutuhan serta keinginan dari nasabah yang sesungguhnya. Jadi, wawancara pertama bertujuan untuk mengetahui kebutuhan calon debitur yang sebenarnya dengan cara berhadapan langsung untuk menyelidiki serta untuk memperoleh kepercayan bahwa berkas- berkasnya sesuai dengan yang dibutuhkan pihak bank

e. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)

Setelah mendapatkan kepercayaan mengenai keaslian dokumen dari wawancara dan penyelidikan kemudian berikutnya adalah mengunjungi lokasi calon debitur.. Kemudian hasil kunjungan akan dilakukan pencocokan dengan hasil wawancara pertama. Kunjungan lokasi bertujuan untuk mendapat kepastian bahwa objek yang akan diberikan kredit tersebut benar adanya dan sesuai dengan isi berkas pengajuan. Oleh karena itu, kunjungan ke lokasi bertujuan untuk memperoleh kepastian dan kebenaran bahwa usaha tersebut benar- benar nyata sesuai dengan yang ada didalam berkas.

f. Wawancara Kedua

Hasil kunjungan dilapangan kemudian dilakukan pencocokan dengan dengan hasil wawancara pertama. Pada wawancara kedua hal yang dilakukan adalah penyempurnaan berkas, jikalau terdapat kekurangan waktu dilakukan kunjungan dilapangan. Seluruh catatan tersebut disesuaikan dan dilengkapi berkas yang kurang. Jadi, wawancara kedua bertujuan untuk mengecek kembali dan memperbaiki apakah dokumen atau berkas serta hasil wawancara pertama sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

(16)

g. Keputusan Kredit

Langkah selanjutnya setelah melakukan berbagai penilaian adalah melakukan keputusaan kredit. Keputusan kredit yaitu proses penentuan layak atau tidak kredit diberikan, jika diputuskan layak kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Keputusan kredit meliputi hal-hal berikut:

1) Akad kredit yang ditanda tangani 2) Jumlah uang yang diterima 3) Jangka waktu kredit

4) Biaya-biaya yang harus dibayar

Jadi, keputusan kredit adalah keputusan yang dibuat oleh bank untuk menentukan kredit tersebut akan disetujui ataupun ditolak setelah melakukan pertimbangan dan penilaian terhadap calon debitur.

h. Penandatangan Akad Kredit

Tahapan selanjutnya sebelum kredit disalurkan adalah melakukan penandatanganan akad kredit. Penandatangan dapat dilakukan dengan:

1) Secara langsung pihak bank dengan debitur 2) Menggunakan notaris

Penandatangan akad adalah penandatangan oleh calon debitur sebelum kredit benar-benar diberikan berupa perjanjian yang disetujui bersama oleh kedua pihak.

i. Realisasi Kredit

Tahap akhir adalah melakukan realisasi kredit. Realisasi kredit diberikan usai kesepakatan bersama dibuat dengan menandatangani berkas yang dibutuhkan serta membuka rekening tabungan atau giro dibank tersebut. Penarikan dana kredit bisa dilakukan dengan langsung atau secara bertahap sesuai dengan kesepakatan di awal.

(17)

Jadi, realisasi kredit adalah pencairan sejumlah kredit yang diberikan bank kepada debitur baik secara langsung atau bertahap sesuai dengan persetujuan pihak bank dan juga debitur.

7. Pengertian Pengawasan Kredit

Mengingat kredit merupakan sebuah fasilitas bank yang memiliki risiko cukup tinggi yang bisa menimbulkan kerugian bagi bank dan masyarakat yang menyimpan dana serta pengguna jasa perbankan, maka perlu dilakukan fungsi manajemen yang penting yaitu pengawasan kredit.

Pengawasan dan monitoring kredit yang menyeluruh berfungsi sebagai pencegahan adanya sesuatu yang tidak diharapkan dan dapat merugikan bagi bank. Monitoring dan pengawasan kredit adalah proses dalam pengelolaan kredit, yang memiliki fungsi untuk mengcover kekurangan atau kelemahan dalam kegiatan perkreditan. Monitoring memiliki arti sebagai alat yang digunakan untuk memantau kondisi kredit yang dapat dideteksi secepat mungkin terjadinya kekurangan atau kelemahan kredit yang membawa turunnya kualitas kredit sehingga memungkinkan bank untuk memutuskan langkah untuk menekan kerugian bagi bank.

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2018) pengawasan kredit yaitu salah satu fungsi manajemen dengan upaya preventif untuk menjaga serta mengamankan kredit sebagai kekayaan bank dan juga menekan terjadinya penyimpangan. Maka dari itu, pengawasan kredit diharapkan bisa memberi timbal balik supaya tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan segera.

8. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Kredit

Pada umumnya fungsi pengawasan kredit adalah memantau penyaluran kredit apakah telah dilakukan sesuai dengan prosedur pemberian kredit, kebijakan bank, peraturan pelaksanaan perkreditan, serta ketentuan-ketentuan perbankan yang ditetapkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengawasan kredit menurut Ikatan Bankir Indonesia (2018) yaitu sebagai berikut :

(18)

a. Dapat melaksanakan semaksimal mungkin sistem dan ketentuan- ketentuan sebagai dasar kredit.

b. Menjaga dan mengamankan kredit sebagai sumber utama bank harus dikelola sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan resiko yang berasal dari tindakan yang tidak diinginkan.

c. Peningkatkan efektivitas dalam setiap tahap pemberian kredit akan dicapai karena dilakukan pengawasan kredit dan perencanaan kredit bisa terlaksana dengan baik.

d. Dokumentasi dan administrasi kredit harus sesuai pada ketentuan dan peraturan-peraturan yang ada, jadi keaslian dokumen dan kelengkapan dokumen dapat menjadi data yang akurat bagi pihak bank.

9. Ruang Lingkup Pengawasan Kredit

Umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan jalannya kredit apa sudah diterapkan sesuai kebijakan perkreditan bank, prosedur kredit dan ketentuan lain yang berlaku maupun ketentuan dari Bank lndonesia atau dari OJK ataupun ketentuan lain.

b. Memastikan dilakukannya pemantauan terhadap perkembangan kegiatan debitur dengan cara melakukan kunjungan kepada debitur secara berkala, dan dilaporkan kepada pihak manajemen perkreditan bank bila terdapat penurunan kualitas kredit yang kira-kira mengandung resiko kemacetan perkreditan.

c. Mengawasi penilaian kualitas kredit harus mencapai kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku.

d. Memantau serta mengawasi kebenaran pemberian kredit kepada debitur apa sudah sama dengan kebijakan perkreditan bank.

e. Melakukan pembinaan terhadap debitur dengan memberi arahan supaya bisa membayar kreditnya.

f. Mengawasi pelaksanaan pengadministrasian, baik itu untuk pemberian kredit, pelunasan kredit atau pembayaran angsuran,

(19)

pembebanan bunga atau biaya yang lainnya apakah sama dengan ketentuan yang sudah ditulis.

10. Proses Pengawasan Kredit

Kegiatan pengawasan bidang perkreditan dimulai dari permohonan kredit, diproses, hingga kredit dilunasi dan terselesaikan. Proses permohonan kredit tersebut dilakukan secara bertahap dan pengawasan kredit juga dilakukan bertahap , menurut Ikatan Bankir Indonesia (2018) proses pengawasan kredit yaitu sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Kredit

1) Melakukan pengecekkan terhadap permohonan kredit nasabah, teliti terkait dengan karakter nasabah, termasuk informasi negatif Sistem Informasi Debitur (SID), teliti terkait perencanaan, pemasaran, latar belakang usahanya, ketersediaan bahan baku, mutasi rekening, transportasi, ketenagakerjaan, dan lainnya yang terkait nasabah.

2) Penelitian tentang informasi khusus yang menyangkut calon debitur terkait aspek yuridis, administrasi, keuangan, dan usaha.

3) Penelitian terkait analisis kredit yang dilakukan oleh staff analis kredit.

4) Penelitian terhadap rekomendasi atau persetujuan kredit.

b. Tahap Pelaksanaan Kredit

Ditahap pelaksanaan kredit, pengawasan tetap harus dilakukan secara intensif. Beberapa yang perlu dilihat dalam pengawasan kredit di tahap pelaksanaan pengawasan kredit meliputi syarat-syarat disposisi, jaminan utama, jaminan tambahan, administrasi kredit, kolektabilitas dan klasifikasi kredit.

c. Tahap Evaluasi Kredit

Pengawasan kredit dilakukan dalam tahap evaluasi kredit ini adalah dengan melihat efektivitas pencapaian hasil dengan membuat perbandingan pada tahap perencanaan kredit, dengan tahap

(20)

pelaksanaan kredit. Tujuannya dilakukan pengawasan di tahap ini yaitu sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah kredit seawal mungkin.

2) Evaluasi dan penetapaan tingkat resiko atas kredit.

3) Merencanakan langkah pertama dengan tujuan supaya permasalahan yang ada tidak akan menjadi lebih buruk serta mengupayakan yang terbaik.

Secara umum pengawasan kredit dapat dilakukan secara on site maupun off site.

1) Pengawasan Pasif (Off Site)

Pengawasan kredit yang dilakukan secara pasif atau off site merupakan pengawasan yang dilakukan melalui pemantauan terhadap aktivitas rekening debitur, laporan berkala yang disampaikan debitur, serta informasi lain yang didapatkan melalui berbagai sumber lainnya misalnya pada rekan kalangan usaha debitur.

Pengawasan secara pasif ini dapat dilakukan sebagai berikut : a) Melakukan pemantauan aktivitas debitur melalui

laporan/aktivitas dari rekening debitur sehingga dapat menjadi sinyal peringatan dini untuk mengantisipasi adanya debitur yang mungkin bermasalah.

b) Pemantauan terhadap tunggakan angsuran kredit atau bunga sehingga dapat ditangani secara lebih cepat. Meminta data dan informasi perkembangan usaha debitur secara berkala termasuk laporan keuangan terbaru juga penting untuk dilakukan.

c) Pengecekan ulang berkas-berkas jaminan kredit dan dipastikan kelengkapan nya.

(21)

2) Pengawasan Aktif (On Site)

Pengawasan kredit secara aktif adalah pengawasan yang dilaksanakan dengan cara berkunjung langsung ke lokasi usaha nasabah atau biasa disebut dengan on the spot. Pengawasan secara aktif ini sudah direncanakan sebelumnya oleh pihak bank.

Biasanya pengawasan aktif akan dilakukan lebih sering apabila pada pengawasan pasif sebelumnya mendapatkan tanda-tanda bahwa debitur mengalami kesulitan dalam usahanya. Ketika melakukan kunjungan ke debitur, pihak bank wajib membuat laporan hasil kunjungan debitur. Tujuan dari pengawasan aktif ini adalah :

a) Meneliti kebenaran data dan keterangan yang disampaikan nasabah.

b) Meneliti secara langsung usaha nasabah.

c) Secara psikologis mengingatkan nasabah, jika bank memberi perhatian kepada usaha nasabah.

d) Membina nasabah untuk menyampaikan laporan secara apa adanya dan tidak dibuat buat.

Referensi

Dokumen terkait

3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagi latihan daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal..

Jumlah media saat menyemai juga menjadi perhatian karena media yang ketinggiannya lebih dari 1,5 cm, setelah umur 15 hari cendrung masih bersisa banyak ini

Fokus penggunaan dana desa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa telah sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa tahun 2016 dan 2017, yaitu mengutamakan

Mackenzie yang berjudul American Government: Politics and Public Policy (1986, p. 99) disebutkan bahwa kelompok kepentingan menggunakan berbagai strategi dan teknik

Dengan adanya Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini masyarakat akan timbul kesadarannya untuk selalu menjaga kebersihan sungai, Kotak Sampah Terapung (Floating Trash Can)

Pengguna aplikasi berbasis web pelayanan surat menyurat menggunakan fitur sms gateway terdiri dari 4 pengguna yaitu pembuat surat, kepala desa, sekretaris desa, dan masyarakat

Dari sini dapat disimpulkan bahwa zhihar adalah ucapan seorang mukallaf (dewasa dan berakal) kepada wanita yang halal digaulinya (istri) bahwa wanita itu sama

Perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) melalui program Lesson study adalah penentuan tema yang berkaitan