STMIK MURA Lubuklinggau 14
PERANCANGAN CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK MURA LUBUKLINGAU
Nelly Khairani Daulay
Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend. Besar Soeharto Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau Selatan II Kota
Lubuklinggau Sumatera Selatan Telp : (0733) 452258 E – Mail : nellydaulay@gmail.com
ABSTRAK
Sebuah organisasi harus memiliki infrastruktur Teknologi Informasi yang baik demi menunjang produktivitas serta meningkatkan keefesienan pekerjaan dan juga dapat meningkatkan mutu suatu organisasi. Untuk itu perlu dirancang sebuah Infrasrtuktur Teknologi Informasi dan dituangkan dalam cetak biru Teknologi Iinformasi.
Semakin berkembanganya organisasi di masa yang akan datang, maka cetak biru infrastruktur Teknologi Informasi yang dirancang akan semakin relevan dan terintegrasi secara wajar dengan tujuan jangka panjang organisasi. Perancangan cetak biru Infrastruktur Teknologi Informasi dengan Zachman Framework mendefinisikan secara sistematis dan komprehensif aspek-aspek yang harus digali dan diidentifikasi, yang dikelompokkan berdasarkan cara pandang dan fokus kajian. Aspek-aspek yang dimaksud dapat dipetakan ke dalam arsitektur kontekstual, konseptual, data, aplikasi, dan teknologi. Perancangan cetak biru ini memberikan panduan awal bagi penyusunan cetak biru infrastruktur Teknologi STMIK MURA.
Kata Kunci: Cetak biru, Arsitektur Teknologi Informasi , Zachman Framework, Arsitektur kontekstual, Arsitektur konseptual, Arsitektur data, Arsitektur aplikasi, Arsitektur teknologi.
1 PENDAHULUAN
Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menjadi komponen penting yang tak dapat dipisahkan dari sebuah organisasi untuk membantu pelaksanaan proses kerjanya. Peranan Teknologi Informasi juga sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan khusunya dalam proses belajar mengajar. Untuk itu perlu disediakan sebuah infrastruktur Teknologi Informasi yang mampu memenuhi kebutuahn tersebut. Namun untuk mencegah atau meminimalisasi berbagai hal yang tidak diinginkan, seperti kesalahan pengadaan ataupun
pengembangan aplikasi, ketidakefisienan penerapan infrastruktur jaringan, ketidakselarasan sistem inftormasi dengan kebutuhan strategis organisasi, kesulitan berbagi-informasi antar bagian organisasi, maka infrastruktur Teknologi Informasi tersebut harus dirancang dengan baik dan dituangkan dalam cetak biru.
2. PERANCANGAN KERANGKA CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
Rancangan Infrastruktur Teknologi Informasi cetak biru yang dikenal sebagai desain Teknologi Informasi Infrastruktur Organisasi harus dilakukan dalam berjalan
STMIK MURA Lubuklinggau 15
sistematis dan komprehensif dalam mendefinisikan teknologi informasi dan lingkungan teknologi informasi yang diinginkan. Kata "infrastruktur" mengacu pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, membangun uatama dari suatu kegiatan, membangun kegiatan dukungan.
Menurut Hudson, et al. (1997):
Infrastruktur meliputi tujuh hal:
"transportasi, limbah dan air limbah, pengelolaan limbah, produksi energi dan distribusi, bangunan, fasilitas rekreasi, komunikasi". Agar sebuah bangunan untuk memenuhi kebutuhan pemilik dan pengguna, sementara memenuhi peraturan bangunan, desainer harus membuat desain dari berbagai perspektif. Eeach desain dari perspektif tertentu yang akan relevan dan pada saat yang sama membatasi desain dari perspektif yang lain. Sehubungan dengan organisasi, infrastruktur dan sumber daya juga harus mengandung pertimbangan dari berbagai sudut pandang. Dalam proses peracangan ini menggunakan metode EAP
dengan kerangka Zachman.
Gambar 1. EAP pendekatan dalam Kerangka Zachman
2.1 ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING
Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan metode yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise. Dalam ZF, EAP mencakup baris pertama dan kedua dari tiga kolom pertama seperti terlihat pada
gambar 2. Tahapan pembangunan EAP adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat
ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan.
Pendekatann metode dengan Enterprise Architecture Planning(EAP) memiliki 7 (tujuh) komponen utama yang menunjukkan tahapan untuk menentukan dan merencanakan sebuah arsitektur Teknologi Informasi. Tujuh komponen utama ini dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu : Lapisan pada EAP terdiri dari empat lapisan sebagai berikut:
1. Inisialisasi Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai aturan-aturan yang menjadi rujukan di perguruan tinggi terkait dengan perencanaan arsitektur enterprise untuk pengembangan sistem informasi guna penentuan ruang lingkup enterprise, visi, misi, pengadopsian metodologi perencanaan serta membentuk tim perencanaan agar proyek EAP terarah, selesai tepat waktu dan memiliki anggota tim yang berkualifikasi.
2. Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini Pada lapisan ini terdapat dua tahap yaitu:
a. Pemodelan Proses Bisnis.
Tahap ini bertujuan untuk membangun suatu basis pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan enterprise saat ini. Tahap ini merupakan proses untuk mendefinisikan bisnis guna menyediakan model mengenai bisnis enterprise yang konsisten, komprehensif dan lengkap sehingga dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur-arsitektur serta rencana implementasi. Pemodelan bisnis dilakukan denganmengidentifikasi dan mendokumentasikan struktur organisasi, mengidentifikasi dan mendefinisikan area bisnis utama dengan menggunakan model
STMIK MURA Lubuklinggau 16
rantai nilai (value chain) untuk menyoroti aktivitas di dalam bisnis.
b. Sistem dan Teknologi Saat Ini
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang digunakan enterprise dalam mendukung fungsi bisnis saat ini karena enterprise yang telah berjalan pada umumnya telah memiliki sistem dan teknologi untuk aplikasi-aplikasi sistem informasinya.
3. Tinjauan Rencana Enterprise di Masa Depan
Pada lapisan ini terdapat tiga tahap yaitu:
a. Arsitektur Data
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis-jenis data utama atau entitas data yang diperlukan bagi enterprise guna mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefinisikan pada tahap pemodelan bisnis kemudian merelasikan entitas data tersebut dengan fungsi bisnis enterprise.
Arsitektur data merupakan salah satu arsitektur enterprise untuk arsitektur sistem informasi, yaitu kolom data (what) pada kerangka kerja Zachman.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan pada perancangan arsitektur data:
Membuat daftar kandidat entitas data.
Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasikan semua entitas data potensial yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan data dari masing-masing business process yang telah didefinisikan.
Membuat diagram hubungan antar entitas data. Suatu entitas data dapat mendukung lebih dari satu area fungsi bisnis dan tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki ketergantungan dan hubungan dengan entitas data lainnya. Pendekatan
EAP mengambil ketergantungan dan hubungan antar entitas data ini untuk melandasi pembangunan enterprise
architecture. Hal ini
mempertimbangkan bahwa aplikasi- aplikasi berkaitan erat dengan basis- basis data sedangkan suatu basis data terdiri dari kumpulan entitas data
dengan hubungan dan
ketergantungannya, oleh karena itu entitas-entitas data perlu dirangkai sesuai dengan ketergantungan dan hubungannya dalam konteks area fungsi yang didukungnya. Pemodelan untuk menggambarkan hubungan antar entitas data menggunakan Entity-Relationship Diagram (E-RD). Hasil pemodelan E- RD untuk tiap area fungsi melengkapi kerangka kerja Zachman pada baris perspektif pemilik dan kolom data.
Merelasikan entitas data dengan fungsi bisnis. Setiap entitas data yang telah didefinisikan dihubungkan dengan area fungsi bisnis. Hubungan antara entitas data dengan area fungsi bisnis adalah dalam hal pengolahan dan penggunaan data untuk keperluan pemenuhan tujuan fungsi bisnis. Hubungan ini didefinisikan melalui sebuah matriks hubungan antara entitas data dengan fungsi bisnis. Masing-masing sel dalam matriks untuk menentukan data entitas yang di create (C) yaitu fungsi untuk membuat data, read/reference (R) yaitu fungsi yang menggunakan data dan update (U) yaitu fungsi yang mengubah atau meng-update data
b. Arsitektur Aplikasi
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis- jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise, kemudian merelasikan aplikasi dengan fungsi bisnis enterprise. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem tetapi merupakan pendefinisian aplikasi apa saja yang dibutuhkan untuk mengelola data dan menyediakan informasi bagi user untuk
STMIK MURA Lubuklinggau 17
melakukan fungsi bisnis. Adapun langkah- langkah pada perancangan arsitektur aplikasi adalah:
Membuat daftar kandidat aplikasi dan definisi aplikasi. Setelah fungsifungsi bisnis didefinisikan dan arsitektur data untuk masa depan dibangun maka dorongan bisnis dan dorongan data diarahkan untuk menentukan dan mendefinisikan aplikasi-aplikasi.
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasikan setiap kemungkinan aplikasi yang dibutuhkan bagi pengelolaan data dan dukungan fungsi bisnis. Langkah awal dalam tahap ini adalah menginventarisasikan kandidat-kandidat aplikasi yang diperlukan untuk mendukung business process dan mengelola data untuk masa depan. Kandidat-kandidat aplikasi dapat diperoleh dengan meninjau katalog sumber daya informasi dan mengakomodasi berbagai masukan kebutuhan aktual dari unit-unit
enterprise maupun dengan
mengadaptasi perkembangan aplikasi sistem informasi.
Merelasikan aplikasi dengan fungsi bisnis. Langkah ini bertujuan untuk menentukan fungsi bisnis yang langsung didukung atau diakomodasi oleh aplikasi.
Melakukan analisis dampak pada aplikasi yang ada saat ini. Langkah ini merupakan penentuan atas pilihan- pilihan untuk tetap menggunakan aplikasi, memodifikasi, atau mengganti sistem legacy.
c. Arsitektur Teknologi.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan prinsip teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan yang
mendukung aplikasi pada arsitektur aplikasi yang disusun sebelumnya dalam mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Arsitektur teknologi
merupakan definisi dari teknologi yang akan mendukung fungsi bisnis dengan
menyediakan lingkungan sharing data.
Berikut langkah-langkah pada perancangan arsitektur teknologi:
a) Mengidentifikasikan prinsip teknologi yang akan digunakan. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan bagi pemilihan platform teknologi yang dibutuhkan enterprise.
b) Konfigurasi konseptual teknologi.
Langkah ini dibangun berdasarkan pada kebutuhan strategi distribusi data dan aplikasi serta kebutuhan sharing data diantara unit-unit organisasi dengan memperhatikan lokasi.
2.2 PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation)
Pada tahap inisiasi perencanaan ada tujuh tahap yang harus dilewati, antara lain:
1. Pendefinisian Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengerjaan EAP.
2. Pendefinisian visi dari perusahaan 3. Pemilihan Pendekatan Metodologi
Perencanaan
4. Penggunaan sumber daya komputer 5. Membentuk tim perencanaan 6. Mempersiapkan rencana kerja EAP 7. Memastikan komitmen dan anggaran 3 MENGIDENTIFIKASI DAN
MENDEFINISIKAN FUNGSI BISNIS
Berdasarkan hasil observasi di STMIK MURA Lubuklinggau , ada tiga fungsi utama fungsi utama yang terjadi di STMIK MURA Lubuklinggau, gedung B yaitu :
1. Operasional Akademik (Proses Belajar Mengajar).
2. Manajemen Sumber Daya Manusia 3. Bagian Program studi dan akademik
STMIK MURA Lubuklinggau 18
3.1 ARSITEKTUR DATA
Arsitektur data bertujuan mendefinisikan data yang akan dipakai untuk mengembangkan dan membangun arsitektur aplikasi. Berdasarkan langkah yang ada di EAP, arsitektur data mendefinisikan 2 (dua) hal, yaitu:
a. Kandidat Entitas Data
Kandidat entitas merupakan enti-tas yang akan menjadi bagian dari perenca- naan arsitektur perusahaan, sehingga penentuannya dapat didasarkan pada kondisi fungsi bisnis utama pada value chain yang telah terdefinisi sebelumnya,
dengan demikian maka entitas yang akan didefinisikan adalah entitas bisnis dan ber- dasarkan entitas bisnis tersebut akan dide- finisikan entitas data. Sesuai dengan kondisi value chain tersebut, maka daftar entitas bisnis utama yang dapat diidentifi- kasi adalah sebagai berikut:
1. Entitas Operasional Akademik / Proses Belajar Mengajar.
2. Entitas Manajemen SDM dan Umum
b. Entitas Set, Atribut dan Relasinya
Gambar 2 E-R Diagram Proses Belajar Mengajar
Arsitektur Aplikasi
Tujuan dari pembuatan arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan aplikasi- aplikasi utama yang diperlukan untuk mengatur data dan mendukung fungsi bisnis dari organisasi tersebut. Arsitektur aplikasi ini berhubungan dengan owner’s view pada kolom proses dari zachman framework untuk arsitektur sistem informasi.
STMIK MURA Lubuklinggau 19
Tabel 1 Sistem Aplikasi Proses Akdemik dan SDM Nomor
Kelompok Sistem Aplikasi
Kelompok Sistem Aplikasi
Nomor Aplikasi
Apliaksi
1
Sisitem Proses Akademik
101 Manajemen Kurikulum
102 Penyusunan Kalender Akademik 103 Rencana Studi dan Perubahan 104 Administarsi Kemahasiswaan 105 Administrasi cuti akademik 106 Administrasi PMB
107 Administarsi Seminar KP 108 Administrasi Sidang 109 Pelaporan akademik 110 Analisis PMB
111 Informasi Akedemik On-line
2
Sistem Sumber Daya Manusia
dan Umum
201 Manajemen SDM
202 Pengawasan dan Evaluasi Kerja SDM
203 Pengembangan Skill dan Pengetahuan
204 Pelaporan SDM
205 Manajemen Aset Organisasi 206 Pelaporan Aset Organisasi 207 Manajemen ATK
208 Pelaporan ATK
STMIK MURA Lubuklinggau 20
Arsitektur Teknologi
Berdasarkan atas apa yang telah diperoleh pada arsitektur sebelumnya, pada tahap ini yang akan didefinisikan adalah bagaimana penerapan teknologi terhadap aplikasi yang telah didefinisikan. Bagian ini juga akan menggambarkan arsitektur jaringan enterprise dan arsitektur sistem bisnis di
STMIK MURA Lubuklinggau,
berdasarkan sistem bisnis yang sudah diperoleh pada tahap sebelumnya.
Pada tahap sistem dan teknologi ini, terdapat beberapa perangkat keras, lunak, serta sistem jaringan yang dipakai oleh STMIK MURA Lubuklinggau.
Definisi arsitektur jaringan yang akan digambarkan merupakan arsitektur usulan, untuk mengintegrasikan jaringan dari gedung A ke gedung B.
`
`
`
`
Hostpot B1
Hotspot B3 Hotspot B4
Hotspot B2 Hotspot B2
Ruang Administrasi dan Ruang Dosen Mikrotik
Rb 433
Switch Catalys 2950
Gambar 3. Usulan Arsitektur ysng akan dibuat
Desain jaringan yang di gambarkan diatas merancang infrastruktur baru yang akan diterpakan dikampus B. Pada gedung B tersebut infrastruktur yang diterapakan hanya sebatas penggunaan hotspot dan
registarsi administrasi saja. Sementara seluruh kegiatan difokuskan pada gedung utama yaitu gedung A.
4. KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian ini maka penulis dapat menyimpulkan dengan adanya cetak biru Infrastruktur Teknologi Inormasi pada STMIK Mura maka akan memudahkan pengembangan ke tahap selanjutnya karena telah memiliki rancangan awal
Daftar Pustaka
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurn al/v09-n01/volume-91-artikel
3.pdf/pdf/volume-91-artikel-3.pdf.
http://www.businessrulesgroup.org/B RWG_RFI/ZachmanBookRFIextract.
pdf.
3.http://itdep.wordpress.com/2012/05/
14/rencana-strategis-teknologi- informasi./
http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpap er/fullpaper49_M_Yamin_Dimyati_S TEI_ITB.pdf.
http://puslit.petra.ac.id/files/published /journals/INF/INF070801/INF070801 01.pdf