LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas tentang : 1) Latar Belakang, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 4) Manfaat Penelitian.
1.1 Latar Belakang
Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) termasuk
masalah kesehatan global dengan prevalensi gagal ginjal yang meningkat dan prognosis yang buruk. Berbagai strategi telah dikembangkan oleh para pakar nefrologi dalam usaha memperlambat progesivitas gagal ginjal. Chronic Kidney Disease (CKD) terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal yang terus
berlangsung dan tidak dapat diperbaiki, ini disebabkan oleh sejumlah kondisi dan
akan menimbulkan gangguan multisistem (Mahesvara, 2020). Pasien CKD
memerlukan tatalaksana berdasarkan derajat penurunan fungsi ginjalnya. Pasien
CKD derajat 5 mengalami suatu keadaan ginjal yang sama sekali tidak dapat
mempertahankan homeostasis metabolisme tubuh sehingga membutuhkan terapi
pengganti ginjal (TPG) yang meliputi transplantasi ginjal, CAPD dan dialisis
untuk menggantikan fungsi ginjal, terapi yang umum dilakukan pada penderita
CKD adalah hemodialisis. Hemodialisis berfungsi untuk menyaring, membuang
sisa metabolisme serta kelebihan cairan dan unsur kimiawi dalam darah. Dalam
proses hemodialisis dapat menyebabkan perubahan metabolisme, sehingga
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
masalah yang sering timbul adalah malnutrisi. Maka dari itu, nutrisi pada pasien CKD dengan hemodialisis diperlukan untuk mengatasi gejala akibat gangguan ginjal dan mencegah komplikasi akibat progresivitas kerusakan ginjal.
Dibutuhkan terapi terintegrasi CKD yang terdiri atas farmakologi, terapi pengganti ginjal, nutrisi, dan dukungan psikologis (Sinaga and Alfara, 2016).
Malnutrisi pada penderita hemodialisis disebabkan oleh beberapa faktor antara lain anorexia yang merupakan efek dari penyakit kronik yang menjadi dasar terjadinya PGK dan juga akibat proses dialisis serta perubahan endokrin yang dapat meningkatkan katabolisme asam amino dan glukoneogenesis. Terjadinya malnutrisi juga disebabkan karena adanya respon inflamasi yang ditandai dengan peningkatan kadar C-Reactive Protein (CRP) plasma. Peningkatan level serum pro-inflamasi sitokin menyebabkan pasien kehilangan nafsu makan dan mengakibatkan perubahan pada asupan makanan (Marhaeni et al., 2014). Saat laju filtrasi glomerulus sebesar 30% pasien mulai merasakan tanda dan gejala seperti badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan (InfoDatin, 2017). Dari tanda dan gejala tersebut dapat menimbulkan masalah keperawatan salah satunya adalah defisit nutrisi. Malnutrisi pada pasien gagal ginjal kronik jika terus dibiarkan akan berdampak pada meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Yuniardi, Isro’in and Maghfirah, 2020). Dari pernyataan yang disampaikan berbagai sumber sebelumnya dapat diketahui bahwa malnutrisi sering menjadi permasalahan pada penyakit CKD.
Annual Data Repert United States Renal Data System memperkirakan
prevalensi CKD mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dalam kurun waktu
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
tahun 1998-2008 yaitu sekitar 20-25% setiap tahunnya. Dari data badan kesehatan dunia (WHO) pertumbuhan penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya (Wahyuni, Kartika and Asrul, 2019).
Prevalensi CKD hingga kini mencapai 13% dari seluruh populasi di dunia,
berdasarkan data WHO 12 kematian dari 100.000 orang disebabkan oleh CKD
(Dewi et al., 2020). Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita gagal
ginjal yang cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh perhimpunan nefrologi
Indonesia (Pernefri) diperkirakan ada sekitar 12,5% dari populasi atau sebesar 25
juta penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal (Wahyuni, Kartika
and Asrul, 2019). Penyakit ginjal kronik di Indonesia pada usia >15 tahun
terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,2%, prevalensi ini meningkat seiring
bertambahnya usia. Didapatkan meningkat tajam pada kelompok usia 25-44 tahun
sebesar 0,3%, usia 45-54 tahun sebesar 0,4%, usia 55-74 tahun sebesar 0,5%, dan
tertinggi pada kelompok usia >75 tahun sebesar 0,6%. Jumlah penderita penyakit
ginjal kronik lebih besar terjadi pada laki-laki dibanding dengan perempuan
(Aisara, Azmi and Yanni, 2018). Data dari riset kesehatan dasar (RISKESDAS)
tahun 2018 diketahui sebanyak 4 per 1.000 penduduk Indonesia usia ≥15 tahun
menderita PGK. Saat ini tercatat sebanyak 132.142 pasien HD dan 2.105 pasien
CAPD aktif di Indonesia (Dewi et al., 2020). Data dari riset kesehatan dasar juga
menyebutkan sebanyak 2 per 1.000 masyarakat provinsi Jawa Timur ≥15 tahun
menderita PGK. Sebanyak ±20% pasien CKD provinsi Jawa Timur usia ≥15
tahun yang sedang atau telah menjalani dialisis (RISKESDAS, 2018). Masalah
yang sering dialami oleh pasien CKD dan dapat memperburuk kondisi
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
kesehatannya ialah malnutrisi. Data malnutrisi pada pasien predialisis bervariasi, berkisar 20-80%, tergantung pada pilihan penanda nutrisi dan populasi penelitian.
Meskipun setelah menjalani dialisis terjadi perbaikan status nutrisi, namun jumlah malnutrisi pasien yang telah menjalani hemodialisis masih cukup tinggi berkisar 18-70% (Yuniardi, Isro’in and Maghfirah, 2020). Berdasarkan data parameter status nutrisi menggunakan hasil kadar albumin mencapai 66 % dari 2900 data pasien yang masuk dalam kategori albumin normal, 34% sisa dari parameter tersebut termasuk dalam albumin < 3,5 gr/dL yang mengartikan pasien tersebut menderita malnutrisi (Indonesian et al., 2017).
Chronic Kidney Disease (CKD) terjadi dari banyak faktor dan bersifat
ireversibel. Dari berbagai faktor penyebabnya, penyebab kerusakan ginjal terbesar
antara lain, nefropati diabetik (52%), hipertensi (24%) (IRR, 2016). Mekanisme
terjadinya CKD disebabkan adanya cedera sebagian jaringan ginjal, hal ini
menyebabkan pengurangan massa ginjal yang kemudian mengakibatkan
terjadinya proses adaptasi berupa hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang
masih tersisa dan hiperfiltrasi. Namun, proses adaptasi tersebut hanya berlangsung
sementara, kemudian akan berubah menjadi suatu proses maladaptasi berupa
sklerosis nefron yang masih tersisa. Semakin tinggi stadium CKD, maka akan
terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif sehingga laju filtrasi glomerulus
(LFG) masih normal atau meningkat. Secara perlahan tapi pasti akan terjadi
penurunan fungsi nefron yang progresif (Aisara, Azmi and Yanni, 2018). Dari
beberapa penelitian diketahui 31% pasien CKD mengalami malnutrisi energi-
protein (MEP), yang mana MEP yang berat dapat meningkatkan risiko kematian
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
hingga 5 kali lipat. Keterbatasan fisik, keadaan malnutrisi, kondisi stres psikis, jenis terapi serta komplikasi yang timbul dapat mengakibatkan kualitas hidup pasien CKD terganggu. (Dewi et al., 2020). Kondisi malnutrisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan metabolisme protein dan energi, defisiensi mikronutrien, disregulasi hormon, infeksi, anoreksia, intake yang tidak adekuat, dan sindrom uremik (Dewi et al., 2020). Gangguan gastrointestinal akan menyebabkan terjadinya penurunan intake makanan karena adanya anoreksia.
Penurunan intake makanan dalam waktu lama akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang akan berdampak pada penurunan status gizi pasien gagal ginjal kronik dan mempercepat progesifitas penyakit (Yuniardi, Isro’in and Maghfirah, 2020). Nutrisi pada pasien CKD merupakan komobiditas penting pada penyakit ginjal, sehingga perlu diperhatikan untuk mengatasi gejala akibat gangguan ginjal dan mencegah komplikasi akibat progresivitas kerusakan ginjal (Sinaga and Alfara, 2016).
Terapi diet rendah protein pada penderita penyakit ginjal kronik dapat
menurunkan akumulasi bahan buangan yang tidak dapat disekresikan oleh ginjal
sehingga mampu mengurangi gejala uremia. Dipihak lain membatasi protein yang
terlalu ketat utamanya diet sangat rendah protein akan berdampak pada risiko
malnutrisi. Penerapan terapi diet rendah protein perlu adanya edukasi hal ini dapat
membantu pasien menerapkan diet yang direkomendasikan dan kepatuhan diet
(Yuniardi, Isro’in and Maghfirah, 2020). Pendekatan terapi diet diperlukan untuk
memperbaiki kualitas hidup, menurunkan mortalitas, dan memperlambat
progresivitas kerusakan ginjal. Diet pada CKD meliputi pengaturan asupan
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
protein, energi, phosphate, sodium, potassium, kalsium, pengaturan intake cairan, vitamin dan mineral. Direkomendasikan bahwa pasien CKD perlu melakukan modifikasi asupan nutrisinya. Salah satu hal yang penting adalah memodifikasi asupan protein. Terapi diet rendah protein atau low protein diet (LPD) pada CKD telah diketahui memberi manfaat menurunkan akumulasi bahan buangan yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal sehingga mengurangi gejala uremia, menurunkan proteinuria, dan memperlambat inisiasi TPG. Asupan nutrisi juga tergantung dari stadium CKD dan pasien yang menjalani dialisis. Sebelum memberi terapi nutrisi, harus dilakukan penilaian status nutrisi terlebih dahulu.
Penilaian status nutrisi pada pasien CKD tidak dapat menggunakan satu parameter saja, tetapi meliputi beberapa parameter seperti antropometri, biokimia, klinis, food recall dan malnutrition inflammation score (MIS). Ketika diet rendah protein
diberikan, kepatuhan penderita dan status nutrisi perlu diperhatikan seksama untuk menghindari malnutrisi. (Kandarini, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tentang penyakit ginjal kronik, memunculkan permasalahan yang akan saya bahas, yaitu :
Bagaimanakah asuhan keperawatan pasien defisit nutrisi dengan diagnosa medis
Chronic Kidney Disease (CKD) di ruang cempaka Rumah Sakit Ibnu Sina
Gresik?
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman langsung dalam memberikan asuhan keperawatan pasien defisit nutrisi dengan diagnosa medis Chronic Kidney Disease (CKD) di ruang cempaka rumah sakit umum daerah ibnu sina gresik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi.
2) Mampu merumuskan diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi.
3) Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah defisit nutrisi.
4) Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi sesuai
dengan intervensi yang disusun.
5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Chronic Kidney
Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi sesuai dengan
kriteria hasil yang diharapkan.
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk :
1) Pengkajian, penentuan diagnosis keperawatan, penyusunan intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditentukan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi.
2) Memperkaya ilmu keperawatan dengan penambahan data dasar asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi, sehingga akan menambah kemampuan para ilmuwan dan educator untuk menganalisa permasalahan yang dialami klien secara komperhensif.
3) Mengembangkan ilmu keperawatan dan bahwa dimungkinkan akan muncul teori-teori baru tentang asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah keperawatan defisit nutrisi,
beserta masalah keperawatan yang kompleks.
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat :
1) Menstimulasi para perawat, pengajar, pengembang ilmu dasar mendidik,
menyusun buku dan mengembangkan ilmu dasar asuhan keperawatan dari
perspektif fenomena mendasar, yaitu masalah pada pasien Chronic Kidney
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN... BELLIA NISA A.