• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 81

BAB IV

PROFIL SUMBER DAYA ALAM

Sebagai daerah yang bersifat agraris, Kabupaten Sumba Barat didominasi oleh sektor pertanian sekaligus sebagai potensi unggulan daerah Kabupaten Sumba Barat, sedangkan potensi unggulan berupa sumber daya alam/minyak dan mineral, hingga saat ini belum dikelola walaupun secara nyata, Sumba Barat juga memiliki beberapa kandungan mineral yang memiliki prospek ke depan. Selanjutnya sektor unggulan lainnya yang telah dan akan menjadi sektor primadona yaitu sektor pertanian, sektor peternakan, sektor kelautan dan perikanan serta sektor kehutanan dan sektor pariwisata.

4.1. Pertanian

Salah satu kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Sumba Barat adalah sektor pertanian khususnya pertanian bahan makanan, dengan perbandingan produksi pada tahun 2013 dan 2014 adalah : untuk padi sebanyak 21.504,70 ton, meningkat menjadi 23.737 ton, jagung dengan produksi sebanyak 17.587,80 ton, menurun menjadi 16.026 ton, ubi-ubian sebanyak 21.005,30 ton,menurun menjadi 19.721 ton, kacang-kacangan dengan produksi sebanyak 329,90 ton, mengalami peningkatan menjadi 1.291 ton. Perbandingan produksi sektor unggulan daerah di bidang perkebunan pada tahun 2013 dan 2014 adalah jambu mente sebanyak 1.267,29 ton, produksinya pada tahun 2014 menjadi 1.267,29 ton tidak mengalami perkembangan jumlah produksi, kelapa dengan produksi sebanyak 10.031,40 ton tidak mengalami perubahan jumlah produksi, kopi sebanyak 476,90 ton tidak mengalami perkembangan jumlah produksi, coklat sebanyak 5,80 ton, tidak mengalami perubahan jumlah produksi, pinang sebanyak 402,35 ton, tidak mengalami perkembangan jumlah produksi, cengkeh sebanyak 5 ton, tidak mengalami perkembangan jumlah produksi, vanili sebanyak 27 ton tidak mengalami perubahan jumlah produksi, sirih sebanyak 10,50 ton, sedikit mengalami penurunan jumlah produksi sebanyak 10,49 ton dan jarak pagar sebelumnya sebanyak 12,06 ton, menjadi tidak berproduksi di tahun 2014.

4.2. Peternakan

Peternakan merupakan salah satu potensi unggulan daerah yang telah dimanfaatkan dalam meningkatkan pendapatan daerah, terutama menjadi bidang usaha peningkatan ekonomi rakyat. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2013,

(2)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 82 populasi sapi di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 1100 ekor, mengalami penurunan dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 sebanyak 1522 ekor, untuk ternak kerbau, pada tahun 2014 terdapat populasi sebanyak 10.679 ekor, mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan keadaan tahun 2012 sebanyak 9.945 ekor dan untuk ternak kuda, pada tahun 2014 terdapat populasi sebanyak 4.4234 ekor, mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 sebanyak 4.082 ekor.

Selain potensi unggulan berupa ternak besar, terdapat potensi ternak sedang dan kecil berupa : kambing sebanyak 41.548 ekor, babi sebanyak 41.548 ekor, dan domba sebanyak 4 ekor.

Gambaran tentang potensi peternakan Kabupaten Sumba Barat dapat disajikan dalam tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 16

Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Sumba Barat

No. Tahun Ternak (Ekor)

Sapi Kerbau Kuda

1. 2013 1.100 10.679 4.234

2. 2014 1.575 10.176 4.082

Sumber : Dinas Peternakan Tahun 2014

Grafik 3

Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Sumba Barat

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

2012 2013

Sapi Kerbau Kuda

Jika memperhatikan pertumbuhan potensi ternak besar sebagaimana tersaji dalam tabel dan grafik di atas, dapat dikemukakan bahwa terdapat peningkatan populasi dari tahun 2013-2014 khusus pada ternak kerbau dan ternak kuda, mengalami penurunan populasi, sedangkan pada ternak sapi mengalami peningkatan jumlah populasi.

(3)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 83 termasuk pertumbuhan potensi ternak sedang/kecil khususnya babi, kambing, yang juga mengalami peningkatan, sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini, sedangkan ternak domba terus mengalami pengurangan jumlah populasi.

Tabel 17

Perkembangan Populasi Ternak Sedang di Kabupaten Sumba Barat

No. Tahun Ternak (Ekor)

Babi Kambing Domba

1. 2013 41.548 2.166 15

2. 2014 45.813 2.432 4

Sumber : Dinas Peternakan Tahun 2014

Grafik 4

Perkembangan Populasi Ternak Sedang di Kabupaten Sumba Barat

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

2012 2013

Babi Kambing Domba

Dari data dalam tabel dan diagram di atas, menunjukkan pertumbuhan ternak sedang khususnya ternak babi, kambing dan domba mengalami peningkatan tahun 2014. Perkembangan populasi ternak domba mengalami peningkatan, hal mana dipengaruhi tingginya minat masyarakat dalam memelihara ternak tersebut yang tumbuh, sedangkan peningkatan populasi pada ternak babi dan kambing secara tidak langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan daging kambing dan babi yang relatif besar jika dibandingkan dengan daging domba.

Secara umum jumlah populasi ternak unggas tahun 2014 di Kabupaten Sumba Barat mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan keadaan tahun 2013.

Penurunan jumlah populasi unggas terbesar dialami jenis ayam petelur, dimana jumlah ayam petelur pada tahun 2013 sebanyak 7.000 ekor dan di tahun 2014 tercatat menurun menjadi 5.450 ekor. Untuk lebih jelasnya perkembangan populasi ternak unggas untuk setiap jenisnya disetiap wilayah di Kabupaten Sumba Barat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

(4)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 84 Tabel 18

Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Sumba Barat

No. Kecamatan Jenis Unggas (Ekor) Ayam

Kampung Ayam

Pedaging Ayam

Petelur Itik/Itik Manila

1. 2013 188.793 35.936 7.000 2.223

2. 2014 177.128 29.680 5.450 1.720

Sumber : Dinas Peternakan Tahun 2014

Grafik 5

Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Sumba Barat

0 50000 100000 150000 200000

2012 2013

Ayam Kampung Ayam Ras Pedaging Ayam Petelur Itik/Itik Manila

4.3. Kelautan dan Perikanan

Salah satu potensi unggulan daerah yang belum dioptimalkan secara baik adalah kelautan dan perikanan. Terdapat potensi kelautan dan perikanan yang sesungguhnya prospektif untuk dikembangkan. Dengan wilayah laut seluas 441 kilometer, tersedia potensi sumber daya kelautan yang dapat dioptimalkan untuk tujuan pembangunan. Dari berbagai upaya peningkatan dan pengembangan usaha perikanan tangkap dan budidaya, secara kualitatif mulai bertumbuh kesadaran masyarakat untuk melakukan penangkapan, meningkatnya permintaan karena terjadi perubahan pola konsumsi protein, serta adopsi teknologi dan informasi yang mempengaruhi peningkatan produksi perikanan khususnya perikanan tangkap.

Jika membandingkan produksi tahun 2013 sebanyak 2.413,13 ton, dengan produksi tahun 2014 sebanyak 2.440,75 ton, maka dapat dikatakan bahwa potensi sumber daya kelautan Sumba Barat, perlu dioptimalkan dan hal ini telah menjadi perhatian pemerintah daerah melalui penelitian dan pengembangan serta pengadaan armada dan alat tangkap, pembinaan/magang dan pelatihan nelayan.

(5)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 85 Secara perkembangan produksi perikanan, jumlah rumah tangga nelayan dan alat penangkap ikan di Kabupaten Sumba Barat Tahun 2013-2014, disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 19

Produksi Perikanan, Jumlah rumah tangga nelayan dan alat Penangkap Ikan

di Kabupaten Sumba Barat Tahun 2013-2014

No. Uraian Tahun

2012 2013 2014

01. Produksi 2.592,09 2.413,13 2.413,13

- Perikanan Laut 2595,83 2.357,13 2.387,95

- Perikanan Darat 12,01 22,32 51

- Perikanan Air Payau 0,3 0,26 5

02. Jumlah Rumah Tangga Nelayan 1.158 1.264 1.295

- Tanpa Perahu 674 685 580

- Perahu Tanpa Motor 392 410 462

- Motor Tempel 158 156 357

- Kapal Motor 40 44 70

03. Jumlah Alat Penangkapan Ikan 3.847 1.295 1.509

- Payang/Lempara 0 0 0

- Pukat Pantai/Beach Seine 72 92 638

- Pukat Cincin/Purse Seine 23 26 14

- Jaring Insang/Gilnet 275 427 1.274

- Bagan Perahu/Raft Lift Net 0 0 0

- Long Line 0 0 0

- Pancing Tonda/Pole dan Line 1.018 368 1.377 - Pancing Lain/Other Pole dan Line 1.430 1.896 45

- Alat Sodok Nener 50 55 112

- Pancing Rawai 340 354 57

- Alat Tangkap Cumi 12 12 57

- Alat Lainnya 627 647 379

Sumber : Dinas PerikananTahun 2014

Pengembangan Perikanan di Sumba Barat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat meliputi budidaya tambak, budidaya ikan di perairan umum, kolam ataupun sawah. Perikanan laut dapat berupa kegiatan penangkapan ikan dilaut, budidaya rumput laut, budidaya kerang mutiara dan sebagainya.

(6)

Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015 86 4.4. Kehutanan

Bidang kehutanan merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup menjanjikan, disamping fungsi menjaga keseimbangan ekologi dengan memperhatikan degradasi yang terjadi sampai dengan tahun 2014. Terdapat luas areal kawasan hutan sebanyak 13.174,34 Ha, yang meliputi 12 kawasan hutan, yakni : Poronumbu Rabawawi, Pogobina, Ombakaporota, Kanungga Rara, Lamboya, Kalada Wogho, Kabota, Gollu Kare, Matikatilu, Rangga Dongu, Pola Pare Cako dan Waipada disamping usaha kehutanan rakyat yang telah memberikan kontribusi dalam berbagai aspek pembangunan di daerah ini.

Dari usaha kehutanan yang ada, pada tahun 2014 dapat diproduksi beberapa kayu olahan antara lain : kayu rimba persegi sebanyak 335,41 kubik, kayu rimba bulat 457,21 kubik, kayu olahan (jati merah) sebanyak 45,46 kubik, kayu rimba indah sebanyak 75,14 kubik, dan lainnya sebanyak 1,20 kubik. Sedangkan produksi Non Kayu, kulit dan Daun adalah morolongge sebanyak 75 ton. Dari sekian banyak produksi hasil hutan, terdapat unggulan produksi hasil kehutanan yang potensif untuk di kembangkan yaitu pengembangan tanaman cendana.

Perkembangan tanaman kayu cendana di Kabupaten Sumba Barat dapat di gambarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 20

Populasi Kayu Cendana Menurut Kecamatan dan Jenis Pohon Tahun 2014

No. Kecamatan Pohon Induk Pohon Muda

1. Lamboya 214 1.042

2. Wanokaka 683 590

3. Laboya Barat 117 932

4. Loli 306 9.866

5. Kota Waikabubak 130 2.848

6. Tana Righu 277 14.601

Tahun 2014 -- --

Tahun 2013 1.727 29.879

Sumber : Dinas KehutananTahun 2014

Dari data pada tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa perkembangan tanaman kayu cendana di Kabupaten Sumba Barat cukup mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada jenis pohon cendana muda yang mana pada tahun 2013 jumlah pohon induk sebanyak 29.879 pohon mengalami penambahan jumlah populasi , namun datanya tidak tersedia pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perolehan berdasarkan observasi yang di dapat di lapangan motivasi wisatawan berkunjung ke Pantai Indah Sergang Dabo Singkep lebih terdorong oleh adanya

[r]

Hasil Uji t atau Uji Parsial – Kepuasan Nasabah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Artinya, bahwa variabel kualitas pelayanan

13 Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan

Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh sentra tas dan jaket sebesar 332,34 kg/hari yang dapat didaur ulang sampah dengan hasil yang didapatkan sebesar Rp 36.036.750

Tentunya alat ini akan sangat membantu bagi para pengusaha maupun petani dalam pengolahan daun cengkeh menjadi minyak atsiri, pengolahan yang dilakukan tidak lagi

Para pembudidaya umumnya mengendalikan Argulus japonicus dengan bahan kimia, namun Argulus japonicusditemukan menginfestasi ikan air tawar pada budidaya selanjutnya,

Saya dapat bergantung pada orang lain untuk membantu saya ketika saya dalam kebutuhan keuangan.. Saya dapat bergantung pada orang lain untuk bantuan dengan