• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN SERTA PMT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN SERTA PMT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum & Fas

2. Abdan Syakuro PLT DM Akuntansi

3. Bambang SA PLT DM Pemeliharaan

4. Nursalim PLT DM Enjiniring

DIPERIKSA OLEH

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Andi Aziz Wakil Manajemen

2. Budi Widi Asmoro Manajer Enjiniring

3. Ikram Manajer Produksi

4. Nyimas Rosdiana Manajer Keuangan 5. Suparyanto Manajer SDM & Umum

DISETUJUI OLEH

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Ruly Firmansyah General Manajer

(2)

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK

LINGKUNGAN SERTA PMT

No. Dokumen : PT-KITSBS-06 No. Revisi : 00

Tanggal : April Halaman : ii dari iv

DAFTAR ISI

Uraian Halaman

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN TERKENDALI ... iii

DAFTAR PERUBAHAN DOKUMEN ... iv

1. TUJUAN ... 1

2. LINGKUP ... 1

3. REFERENSI ... 1

4. DEFINISI ... 1

5. PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB ... 1

6. LAMPIRAN ... 2

(3)

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN TERKENDALI

No Unit Kerja Salinan Dokumen

1. Wakil Manajemen/Sekretariat SMT MASTER

2. Seluruh Karyawan Softcopy

(4)

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK

LINGKUNGAN SERTA PMT

No. Dokumen : PT-KITSBS-06 No. Revisi : 00

Tanggal : April Halaman : iv dari iv

DAFTAR PERUBAHAN DOKUMEN

No Tgl Hlm Uraian yang

diubah Uraian Perubahan Disahkan oleh

(5)

a. Tujuan prosedur ini adalah menguraikan proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi aspek lingkungan dan bahaya K3, serta menetapkan pengendalian resiko K3L yang telah teridentifikasi dan terevaluasi.

b. Pedoman penetapan tujuan dan sasaran serta Program Manajemen Lingkungan dan K3

2. LINGKUP

Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi, evaluasi dan penetapan kendali terhadap aspek dan bahaya yang ada dalam seluruh areal operasi yang dikelola oleh Kantor Induk PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel .

3. REFERENSI

3.1. Persyaratan SML ISO 14001:2005, Klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan

3.2. Persyaratan SMM ISO 9001:2008, Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan yang berkaitan dengan Produk

4. DEFINISI

1. Lingkungan adalah keadaan sekeliling Kantor Induk PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel beroperasi termasuk tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan keterkaitannya.

2. Bahaya adalah segala sesuatu atau kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan atau terganggunya kesehatan atau kombinasi keduanya.

3. Aspek adalah unsur kegiatan atau produk atau jasa dari Kantor Induk PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

4. Dampak lingkungan adalah perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat yang keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi.

5. Resiko adalah akibat yang dialami oleh manusia dan properti yang disebabkan oleh bahaya K3. Resiko merupakan kombinasi antara kemungkinan/ peluang terjadi (likelihood) dan keparahan (severity)

6. Identifikasi Bahaya adalah proses analisa bahaya dan karakteristiknya

7. Resiko ringan adalah resiko yang telah dikurangi ke level yang dapat di toleransi oleh organisai dan memiliki kepastian hukum serta memiliki kebijakan OH&S tersendiri.

8. Sakit adalah identifikasi menurunnya kondisi fisik atau mental yang muncul atau menjadi lebih buruk karena kegiatan kerja

9. Insiden adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan ataupun tidak direncanakan terlebih dahulu, yang jika keadaannya sedikit saja berbeda, dapat mengakibatkan kerugian berupa cedera atau kehilangan nyawa, kerusakan properti, maupun gangguan pada proses produksi dan lingkungan

10. Kemungkinan adalah suatu gambaran (pada umumnya kualitatif) dari probabilitas yang menunjukkan keberadaan atau paparan terhadap bahaya yang menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan dengan kemungkinan harus mempertimbangkan dan mencakup frekuensi keterbukaan. Sebagai contoh: untuk sejumlah orang yang dilibatkan, apakah bentuk pekerjaan yang dilakukan dalam setiap hari/ minggu/

tahun? kecuali bila ditentukan terpisah untuk teknik-teknik analisa resiko yang sedang digunakan.

(6)

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK

LINGKUNGAN SERTA PMT

No. dokumen : PT-KITSBS-06 No. revisi : 00

Tanggal : April Halaman : 2 dari 2

11. Kerusakan adalah ukuran atau dampak dari konsekuensi (seberapa besar/ seberapa buruk)

12. Penilaian Resiko adalah proses evaluasi resiko yang timbul dari potensi bahaya yang kemudian dilakukan penilaian serta diputuskan resiko apakah bisa diterima atau tidak 13. Manajemen Resiko adalah penerapan kebijakan-kebijakan manajemen yang

sistematis, petunjuk-petunjuk dan tindakan pada tugas untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengukur, memperlakukan dan memantau resiko

14. Konsekuensi adalah suatu akibat tertentu yang terkait dengan suatu kejadian yang tidak diinginkan.

15. Tempat Kerja adalah setiap lokasi dimana dilakukan aktifitas kerja dibawah kontrol organisasi.

16. Program Manajemen Lingkungan K3 (PMLK3) adalah rencana kerja yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran

5. PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB

5.1 Identifikasi Bahaya K3 dan Aspek Lingkungan

5.1.1 Setiap fungsi dan penanggung jawab lokasi kerja bersama K2LH mengidentifikasi semua bahaya K3 dan aspek lingkungan dari seluruh kegiatan/

proses, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan K3 dan lingkungan.

5.1.2. Setiap fungsi dan penanggung jawab lokasi kerja dalam mengidentifikasi bahaya K3 dan aspek lingkungan harus mempertimbangkan :

a. Kegiatan rutin dan non-rutin terkait dengan bahaya K3 dan normal, abnormal dan darurat terkait dengan aspek lingkungan

b. Kegiatan yang dilakukan oleh semua orang dalam area pekerjaan.

c. Perilaku , kemampuan dan fakor-faktor manusia lainnya.

d. Bahaya-bahaya yang teridentifikasi dari luar lokasi kerja yang dapat merugikan kesehatan serta keselamatan kerja.

e. Bahaya yang terjadi di dekat tempat kerja karena kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan.

f. Sarana, prasarana dan material di tempat kerja yang disediakan oleh Pertagas Sumbagsel.

g. Perubahan atau usulan perubahan dalam kegiatan organisasi atau material.

5.1.3. Fungsi QC & K2LH dapat memodifikasi manajemen resiko termasuk perubahan- perubahan sementara serta dampaknya terhadap proses maupun kegiatan operasi.

5.2. Evaluasi Resiko K3 dan Dampak Lingkungan

5.2.1. Setiap fungsi bersama K2LH mengevaluasi resiko yang akan dinilai berdasarkan :

a. Ukuran kualitatif kecenderungan suatu insiden terjadi yang mempertimbangkan frekuensi keterlibatan, jumlah kegiatan dilakukan serta kecenderungan insiden tersebut akan terjadi.

b. Ukuran kualitatif dampak dari insiden, yaitu kemungkinan terburuk besarnya dampak yang terjadi akibat suatu bahaya.

5.2.2. Hasil evaluasi ditentukan resiko awal dan resiko yang tersisa dan membuat peringkat resiko berdasarkan matriks penilaian resiko, dengan peringkat sebagai berikut:

a. Extreme (E), merupakan tingkat resiko yang dapat ditoleransi

(7)

mungkin sampai ke tahap yang dapat ditoleransi.

c. Sedang (M), merupakan tingkat resiko yang dapat ditoleransi, namun diupayakan penurunan resikonya.

d. Rendah (L), merupakan tingkat resiko yang dapat dioleransi, dapat diatasi dengan perangkat manajemen resiko harian.

Aspek lingkungan penting adalah aspek lingkungan awal yang berkategori Medium, High dan Extreme.

5.3. Tindak Lanjut terhadap Hasil Evaluasi Resiko

5.3.1. Hasil evaluasi resiko sisa Medium, High dan Extreme dilakukan tindak lanjut perbaikannya untuk menurunkannya menjadi resiko berkategori Low.

5.3.2. Pelaksanaan pengurangan resiko dilakukan dengan penetapan Permintaan Tindakan Perbaikan dan atau Program Manajemen LK3.

5.3.3. Semua aspek lingkungan yang ditetapkan signifikan harus dikendalikan dengan kontrol operasional atau mengacu pada Program Manajemen Lingkungan dan K3 atau akan dipantau ketika peraturan diberlakukan.

5.3.4. Fungsi QC&K2LH dalam menetapkan pengendaliannya harus mengikuti hirarki kontrol, yaitu : eliminasi, substitusi, rekayasa, pengendalian administratif dan Alat Pelindung Diri.

5.3.5. Seluruh resiko K3L dari operasi yang dikelola Pertagas Sumbagsel berdasarkan setiap proses atau kegiatan yang ditentukan, direkam dalam Register Penilaian Resiko K3L.

5.4. Manajemen perubahan

5.4.1. Setiap perubahan yang dilakukan terhadap peralatan, fasilitas, rancangan, prosedur atau praktek yang menimbulkan resiko baru bagi kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan harus dikelola sesuai dengan Prosedur Manajemen Perubahan

5.4.2. Hasil analisa resiko K3 dan Lingkungan perusahaan diregristasi dan di simpan di fungsi QC & K2LH, Head of QC&K2LH berkoordinasi dengan fungsi K2LH mengkaji ulang register hasil identifikasi analisa resiko K3L dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Sedikitnya setiap 6 bulan

b. Adanya pengembangan baru atau perubahan atas proses, produk atau jasa, yang dapat mempengaruhi hasil analisa resiko K3 atau lingkungan

c. Jika terjadi perubahan atas peraturan pemerintah yang dapat mempengaruhi nilai resiko K3 atau lingkungan

d. Jika terjadi insiden K3 atau lingkungan di lokasi yang menunjukan resiko tersebut belum ditangani.

5.4.3. Untuk proyek-proyek, kegiatan yang rumit, peralatan, instalasi atau fasilitas yang mengandung resiko signifikan, penilaian resiko yang rinci akan dilakukan oleh sebuah tim yang melibatkan pihak-pihak/mereka yang memiliki keahlian relevan dan difasilitasi oleh fasilitator terlatih.

(8)

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK

LINGKUNGAN SERTA PMT

No. dokumen : PT-KITSBS-06 No. revisi : 00

Tanggal : April Halaman : 4 dari 2

6. LAMPIRAN

6.1. Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya & Aspek Dampak Lingkungan serta PMT (PT-KITSBS-06)

6.2. Formulir Identifikasi Potensi Bahaya & Aspek Dampak Lingkungan & PMT (FR-PT-KITSBS-06-01)

Referensi

Dokumen terkait