• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

2. Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan;

3. Jaringan transportasi jalan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan;

4. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum;

5. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi;

6. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor;

7. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu;

8. Perusahaan angkutan umum adalah perusahaan yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan umum di jalan;

9. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;

10. Pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan, baik untuk angkutan orang maupun barang.

(2)

BAB V K E N D A R A A N

Bagian Kedua

Pengujian Kendaraan Bermotor Pasal 13

1. Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus yang dioperasikan di jalan wajib diuji.

2. Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi uji tipe dan/atau uji berkala.

3. Kendaraan yang dinyatakan lulus uji sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan tanda bukti.

4. Persyaratan, tata cara pengujian, masa berlaku, dan pemberian tanda bukti sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB X

DAMPAK LINGKUNGAN Pasal 50

1. Untuk mencegah pencemaran udara dan kebisingan suara kendaraan bermotor yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup, setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan.

2. Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan/atau pengemudi kendaraan bermotor, wajib mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yang diakibatkan oleh pengoperasian kendaraannya.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA Pasal 67

Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang, atau tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

(3)

PERATURAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006

TENTANG

AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang : a. bahwa pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga perlu upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor;

b. bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama tidak sesuai lagi dengan perkembangan sehingga perlu diperbaharui;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

(4)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG

KENDARAAN BERMOTOR LAMA.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor lama;

2. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu;

3. Kendaraan Bermotor Lama adalah kendaraan yang sudah diproduksi, dirakit atau diimpor dan sudah beroperasi di wilayah Republik Indonesia;

4. Uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor lama secara berkala;

5. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup;

6. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi;

7. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 2

Ruang lingkup peraturan ini meliputi ambang batas emisi gas buang, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama.

Pasal 3

(1) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.

(2) Metode uji kandungan CO dan HC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diukur pada kondisi tanpa beban (idle) sedangkan kandungan asap diukur pada kondisi percepatan bebas (free accelaration).

(3) Prosedur pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengacu pada Lampiran II Peraturan Menteri ini yang meliputi:

a. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak cetus api pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.1-2005.

b. Cara uji kadar opasitas asap untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas menggunakan SNI 19-7118.2-2005.

c. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori L (sepeda motor) pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.3-2005.

(4) Format pelaporan pelaksanaan uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini.

(5)

(5) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) serta perubahan-perubahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

(1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).

(2) Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

(1) Bupati/Walikota melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama yang terdaftar di daerahnya.

(2) Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Bupati/Walikota lain dalam melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Bupati/Walikota melakukan evaluasi pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan laporan pelaksanaan uji emisi kepada Gubernur minimal 6 (enam) bulan sekali.

(4) Bupati/Walikota mengumumkan hasil uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik.

Pasal 7

(1) Gubernur mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan uji emisi di daerahnya. (2) Gubernur melaksanakan evaluasi kegiatan uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali

dan mengumumkan hasil uji emisi berkala kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik.

(3) Gubernur melaporkan hasil uji emisi yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di wilayahnya kepada Menteri sekurang-kurangnya 1(satu) tahun sekali.

Pasal 8

(1) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya sama atau lebih ketat dari ambang batas kendaraan bermotor lama sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor

lama di daerahnya dengan tidak menambah maupun mengurangi parameter yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.

(3) Dalam hal Gubernur belum menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya maka berlaku ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dalam Peraturan Menteri ini.

(6)

Pasal 9

Dalam rangka penaatan ambang batas emisi gas buang kendaran bermotor lama, Menteri berwenang:

a. mengevaluasi pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama;

b. melakukan uji petik emisi (spot check) dalam rangka pengumpulan data; c. memberikan pembinaan (bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan penaatan

ambang batas kendaraan bermotor lama.

Pasal 10

Pembiayaan atas pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 11

Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dievaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

Pasal 12

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 1 Agustus 2006 Menteri Negara

Lingkungan Hidup, ttd

(7)
(8)

No. Res: ...

K U E S I O N E R

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SUPIR ANGKUTAN KOTA TRAYEK MARTUBUNG-AMPLAS TENTANG PENTINGNYA UJI

EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI MEDAN TAHUN 2010 I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1.Nama : ... 2.Umur : ... 3.Masa kerja : ... 4.Pendidikan terakhir : ... 5.Pendapatan per bulan: a. < Rp 1.020.000,-

b. > Rp 1.020.000,- 6.Supir angkot : a. Milik Sendiri

b. Milik Orang lain

II. SUMBER INFORMASI

1) Apakah saudara pernah mendapatkan informasi mengenai uji emisi? a. Tidak pernah

b. Pernah

Jika pernah, darimana informasi tersebut Saudara dapatkan? (lingkari jawaban yang benar) 4. Televisi 5. Radio 6. Koran 7. Majalah 1. Teman/kerabat 2. Petugas kesehatan 3. Dll (sebutkan) ...

(9)

III. PENGETAHUAN

Petunjuk: Lingkari jawaban yang Saudara pilih. Jawaban boleh lebih dari 1.

1) Menurut Saudara, apakah pengertian pencemaran udara? 1. Udara yang kotor

2. Udara yang terkena debu dari asap pabrik dan kendaraan

3. Udara yang mengandung bahan atau zat asing yang disebabkan oleh aktivitas manusia/alam yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia

4. Tidak tahu

2) Menurut Saudara, apa saja sumber pencemaran udara? 1. Asap pembakaran sampah

2. Asap pabrik

3. Kendaraan bermotor 4. Tidak tahu

3) Menurut Saudara, kegiatan apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap kejadian pencemaran udara? (pilih satu jawaban yang Saudara anggap benar) 1. Kendaraan bermotor

2. Asap pabrik

3. Asap pembakaran sampah 4. Tidak tahu

4) Menurut Saudara, apa dampak negatif dari pencemaran udara akibat kendaraan bermotor?

1. Cuaca/iklim tidak teratur 2. Suhu bumi semakin meningkat 3. Menimbulkan gangguan kesehatan 4. Tidak tahu

5) Menurut Saudara, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingginya pencemaran udara?

1. Menanam pohon

(10)

3. Melakukan uji emisi kendaraan bermotor 4. Tidak mengebut

5. Membawa penumpang sesuai kapasitas angkot 6. Tidak tahu

6) Apakah Saudara tahu apa yang dimaksud dengan emisi kendaraan bermotor? (pilih satu jawaban yang Saudara anggap benar)

1. Gas buang kendaraan bermotor 2. Udara yang telah tercemar

3. Kendaraan yang tidak layak pakai 4. Tidak tahu

7) Menurut Saudara, apakah yang dimaksud dengan uji emisi kendaraan bermotor? (pilih satu jawaban yang Saudara anggap benar)

1. Menguji apakah gas buang kendaraan bermotor sudah sesuai dengan peraturan yang ada

2. Menguji apakah udara telah tercemar oleh kendaraan bermotor 3. Menguji apakah kendaraan bermotor layak pakai

4. Tidak tahu

8) Apakah Saudara tahu tentang peraturan yang mengatur kadar emisi kendaraan bermotor?

1. Tahu 2. Tidak tahu

9) Apakah Saudara tahu berapa kali uji emisi secara berkala harus dilakukan? (pilih salah satu jawaban yang Saudara anggap benar)

1. Minimal 6 bulan sekali 2. Minimal 1 tahun sekali 3. Minimal 5 tahun sekali 4. Tidak tahu

10) Tahukah Saudara kendaraan apa saja yang wajib dilakukan uji emisi? 1. Sepeda motor 2. Angkutan kota 3. Bus 4. Mobil pribadi 5. Mobil barang 6. Tidak tahu

(11)

11) Tahukah Saudara apa manfaat uji emisi?

1. Dapat mengetahui boros tidaknya bahan bakar 2. Dapat mengetahui bagus tidaknya kondisi mesin 3. Dapat mengetahui apakah mesin bocor atau tidak 4. Dapat memperpanjang usia pakai kendaraan 5. Tidak tahu

12) Tahukah Saudara, komponen apa saja yang diukur dalam uji emisi? 1. CO 2. CO2 3. HC 4. Suhu 5. Lambda 6. O2 7. Tidak tahu

(12)

13) Tahukah Saudara hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan uji emisi?

1. Kendaraan harus diparkir pada tempat yang datar 2. Pipa knalpot tidak bocor

3. Sistem asesoris mobil dalam keadaan mati 4. Harus mengetahui tipe mesin

5. Tidak tahu

14) Tahukah Saudara berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan uji emisi? (pilih satu jawaban yang Saudara anggap benar)

15) Tahukah Saudara apa sanksi yang ditetapkan jika melanggar ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor ?

1. Pidana kurungan/penjara paling lama 2 bulan 2. Denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,- 3. Tidak tahu

IV. SIKAP

Ceklis (√) jawaban yang Saudara anggap benar

No Pertanyaan Setuju Kurang setuju Tidak

Setuju

1 Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara terbesar

2 Pencemaran udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan

3 Supir angkot memegang peranan penting dalam usaha menurunkan tingkat pencemaran udara

4 Uji emisi dapat menurunkan tingkat pencemaran udara 5 Uji emisi harus dilakukan minimal 1 tahun sekali 6 Uji emisi wajib dilakukan oleh semua kendaraan

1. ± 15 menit 2. ± 1 jam 3. ± 1 hari 4. Tidak tahu

(13)

bermotor

7 Banyak manfaat yang bisa diambil dari uji emisi 8 Melakukan uji emisi memerlukan biaya yang besar 9 Peraturan mengenai uji emisi perlu ditegakkan 10 Dengan melakukan uji emisi, kita bisa mengetahui

kondisi mesin kendaraan

11 Memerlukan waktu yang lama untuk melakukan uji emisi 12 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran emisi kendaraan

bermotor perlu dilakukan

V. TINDAKAN

Petunjuk: Lingkari jawaban yang Saudara pilih. Jawaban boleh lebih dari 1, kecuali untuk pertanyaan yang hanya memiliki 2 pilihan jawaban.

1) Apa yang Saudara lakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara? 1. Melakukan uji emisi kendaraan bermotor

2. Merawat mesin kendaraan bermotor dengan baik 3. Tidak ada

2) Apakah Saudara pernah mengebut? 1. Pernah

2. Tidak pernah

3) Apakah Saudara pernah membawa penumpang melebihi kapasitas angkot? 1. Pernah

2. Tidak pernah

4) Apakah Saudara/orang lain pernah memodifikasi mesin kendaraan Saudara untuk mengurangi tingkat pencemaran udara yang dihasilkan kendaraan?

1. Pernah

2. Tidak pernah

5) Berapa kali Saudara melakukan perawatan mesin kendaraan? (pilih salah satu jawaban yang Saudara anggap benar)

1. 1 kali seminggu 2. 1 kali 2 minggu 3. 1 kali 1 bulan

(14)

6) Dimana Saudara sering melakukan perawatan mesin kendaraan? (pilih salah satu jawaban yang Saudara anggap benar)

1. Di bengkel/dealer kendaraan bermotor resmi 2. Di bengkel-bengkel biasa

3. Di rumah (sendiri)

7) Komponen kendaaan bermotor yang mana yang sering Saudara rawat? 1. Knalpot

2. Karburator 3. Radiator

4. Mesin kendaraan lainnya 5. Tidak ada

8) Apakah Saudara pernah melakukan uji emisi kendaraan bermotor dalam kurun waktu 1 tahun terakhir? (Jika pernah, lanjut ke pertanyaan berikutnya)

1. Pernah 2. Tidak pernah

9) Berapakali Saudara melakukan uji emisi kendaraan bermotor? 1. 1 kali

2. 2 kali 3. 3 kali 4. 4 kali

10) Apakah ada tindak lanjut yang Saudara lakukan untuk memperbaiki hasil emisi kendaraan Saudara?

1. Ada 2. Tidak ada

Jika ada, apa tindak lanjut yang Saudara lakukan?

(15)

Lampiran 6.

HASIL ANALISIS DATA 1. Karakteristik Responden

kategori umur responden

7 10.1 10.1 10.1 20 29.0 29.0 39.1 13 18.8 18.8 58.0 14 20.3 20.3 78.3 9 13.0 13.0 91.3 3 4.3 4.3 95.7 3 4.3 4.3 100.0 69 100.0 100.0 17-22 23-28 29-34 35-40 41-46 47-52 53-62 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kategori lama kerja

20 29.0 29.0 29.0 15 21.7 21.7 50.7 10 14.5 14.5 65.2 4 5.8 5.8 71.0 5 7.2 7.2 78.3 11 15.9 15.9 94.2 4 5.8 5.8 100.0 69 100.0 100.0 1-2 3-4 4-5 6-7 8-9 10-12 13-14 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

jenjang pendidikan terakhir

3 4.3 4.3 4.3 10 14.5 14.5 18.8 17 24.6 24.6 43.5 36 52.2 52.2 95.7 1 1.4 1.4 97.1 1 1.4 1.4 98.6 1 1.4 1.4 100.0 69 100.0 100.0

tidak tamat sekolah SD SLTP/Sederajat SLTA/sederajat D1/sederajat DIII/sederajat S1/sederajat Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(16)

pendapatan perbulan 36 52.2 52.2 52.2 33 47.8 47.8 100.0 69 100.0 100.0 < Rp > Rp 1.020.000,-Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent supir angkot 11 15.9 15.9 15.9 58 84.1 84.1 100.0 69 100.0 100.0 milik sendiri milik orang lain Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

II. Sumber Informasi

apakah pernah mendapat informasi ttg uji emisi

28 40.6 40.6 40.6 41 59.4 59.4 100.0 69 100.0 100.0 pernah tidak pernah Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent televisi 17 60.7 60.7 60.7 11 39.3 39.3 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent radio 9 32.1 32.1 32.1 19 67.9 67.9 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent koran 11 39.3 39.3 39.3 17 60.7 60.7 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(17)

majalah 6 21.4 21.4 21.4 22 78.6 78.6 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent teman/kerabat 10 35.7 35.7 35.7 18 64.3 64.3 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent petugas kesehatan 4 14.3 14.3 14.3 24 85.7 85.7 100.0 28 100.0 100.0 ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

III. Pengetahuan

pengertian pencemaran udara

37 53,6 53,6 53,6 13 18,8 18,8 72,5 11 15,9 15,9 88,4 8 11,6 11,6 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apa saja sumber pencemaran udara?

4 5,8 5,8 5,8 34 49,3 49,3 55,1 16 23,2 23,2 78,3 15 21,7 21,7 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(18)

apa sumber pencemar udara terbesar? 36 52,2 52,2 52,2 33 47,8 47,8 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dampak negatif pencemaran udara

2 2,9 2,9 2,9 55 79,7 79,7 82,6 8 11,6 11,6 94,2 4 5,8 5,8 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apa usaha mengurangi pencemaran udara?

2 2,9 2,9 2,9 64 92,8 92,8 95,7 3 4,3 4,3 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apakah pengertian emisi?

40 58,0 58,0 58,0 29 42,0 42,0 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apa pengertian uji emisi?

33 47,8 47,8 47,8 36 52,2 52,2 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

peraturan mengenai uji emisi

42 60,9 60,9 60,9 27 39,1 39,1 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(19)

berapa kali harus melakukan uji emisi? 32 46,4 46,4 46,4 37 53,6 53,6 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kendaraan yang wajib uji emisi

9 13,0 13,0 13,0 32 46,4 46,4 59,4 13 18,8 18,8 78,3 15 21,7 21,7 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

manfaat uji emisi

12 17,4 17,4 17,4 49 71,0 71,0 88,4 2 2,9 2,9 91,3 6 8,7 8,7 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

komponen yang diukur

26 37,7 37,7 37,7 42 60,9 60,9 98,6 1 1,4 1,4 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

hal yang perlu diperhatikan saat uji emisi

12 17,4 17,4 17,4 53 76,8 76,8 94,2 4 5,8 5,8 100,0 69 100,0 100,0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

lama waktu uji emisi

55 79,7 79,7 79,7 14 20,3 20,3 100,0 69 100,0 100,0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(20)

sanksi uji emisi 39 56,5 56,5 56,5 28 40,6 40,6 97,1 2 2,9 2,9 100,0 69 100,0 100,0 0 1 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

IV. Sikap

kendaraan bermotor adalah sumber pencemaran udara terbesar

33 47.8 47.8 47.8 29 42.0 42.0 89.9 7 10.1 10.1 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pencemaran udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan

64 92.8 92.8 92.8 4 5.8 5.8 98.6 1 1.4 1.4 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

supir angkot berperan penting dalam usaha menurunkan tingkat pencemaran udara 31 44.9 44.9 44.9 30 43.5 43.5 88.4 8 11.6 11.6 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

uji emisi dapat menurunkan tkt pencemaran udara

52 75.4 75.4 75.4 13 18.8 18.8 94.2 4 5.8 5.8 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(21)

uji emisi harus dilakukan min 1 tahun sekali 31 44.9 44.9 44.9 22 31.9 31.9 76.8 16 23.2 23.2 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

uji emisi wajib dilakukan oleh semua kendaraan bermotor

54 78.3 78.3 78.3 11 15.9 15.9 94.2 4 5.8 5.8 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

banyak manfaat yang bisa diambil dari uji emisi

52 75.4 75.4 75.4 14 20.3 20.3 95.7 3 4.3 4.3 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

melakukan uji emisi memerlukan biaya yang besar

27 39.1 39.1 39.1 31 44.9 44.9 84.1 11 15.9 15.9 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

peraturan mengenai uji emisi perlu ditegakkan

45 65.2 65.2 65.2 22 31.9 31.9 97.1 2 2.9 2.9 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dengan melakukan uji emisi, kita bisa mengetahui kondisi kendaraan

55 79.7 79.7 79.7 12 17.4 17.4 97.1 2 2.9 2.9 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(22)

memerlukan waktu yg lama utk melakukan uji emisi 26 37.7 37.7 37.7 28 40.6 40.6 78.3 15 21.7 21.7 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pemberian sanksi thd pelanggaran uji emisi perlu dilakukan

41 59.4 59.4 59.4 24 34.8 34.8 94.2 4 5.8 5.8 100.0 69 100.0 100.0 setuju kurang setuju tidak setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

V. Tindakan

apa yg dilakukan utk mengurangi tkt penc udara?

8 11.6 11.6 11.6 31 44.9 44.9 56.5 12 17.4 17.4 73.9 18 26.1 26.1 100.0 69 100.0 100.0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apakah Saudara pernah mengebut?

59 85.5 85.5 85.5 10 14.5 14.5 100.0 69 100.0 100.0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apakah Saudara pernah membawa penumpang melebihi kapasitas angkot? 58 84.1 84.1 84.1 11 15.9 15.9 100.0 69 100.0 100.0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent modifikasi mesin 24 34.8 34.8 34.8 45 65.2 65.2 100.0 69 100.0 100.0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(23)

berapa kali merawat mesin 17 24.6 24.6 24.6 31 44.9 44.9 69.6 21 30.4 30.4 100.0 69 100.0 100.0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

dimana melakukan perawatan mesin?

3 4.3 4.3 4.3 53 76.8 76.8 81.2 13 18.8 18.8 100.0 69 100.0 100.0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

komponen kendaraan yg serig dirawat

48 69.6 69.6 69.6 12 17.4 17.4 87.0 9 13.0 13.0 100.0 69 100.0 100.0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apakah pernah melakukan uji emisi?

42 60.9 60.9 60.9 27 39.1 39.1 100.0 69 100.0 100.0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

berapa kali melakukan uji emisi?

44 63.8 63.8 63.8 13 18.8 18.8 82.6 8 11.6 11.6 94.2 4 5.8 5.8 100.0 69 100.0 100.0 0 1 2 3 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

apakah ada tindak lanjut?

46 66.7 66.7 66.7 23 33.3 33.3 100.0 69 100.0 100.0 0 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(24)

VI. Hasil Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan kategori total nilai pengetahuan

1 1,4 1,4 1,4 17 24,6 24,6 26,1 51 73,9 73,9 100,0 69 100,0 100,0 baik sedang buruk Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kategori nilai sikap

20 29.0 29.0 29.0 48 69.6 69.6 98.6 1 1.4 1.4 100.0 69 100.0 100.0 baik sedang buruk Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kategori nilai tindakan

2 2.9 2.9 2.9 33 47.8 47.8 50.7 34 49.3 49.3 100.0 69 100.0 100.0 baik sedang buruk Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

VII. Tabulasi Silang

total nilai pengetahuan * apakah pernah mendapat informasi ttg uji emisi Crosstabulation 1 0 1 1.4% .0% 1.4% 9 8 17 13.0% 11.6% 24.6% 18 33 51 26.1% 47.8% 73.9% 28 41 69 40.6% 59.4% 100.0% Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total baik sedang buruk total nilai pengetahuan Total

pernah tidak pernah apakah pernah mendapat informasi ttg

uji emisi

(25)

total nilai pengetahuan * kategori nilai sikap Crosstabulation 1 0 0 1 1.4% .0% .0% 1.4% 6 11 0 17 8.7% 15.9% .0% 24.6% 20 30 1 51 29.0% 43.5% 1.4% 73.9% 27 41 1 69 39.1% 59.4% 1.4% 100.0% Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total baik sedang buruk total nilai pengetahuan Total

baik sedang buruk kategori nilai sikap

Total

total nilai pengetahuan * kategori nilai tindakan Crosstabulation

1 0 0 1 1.4% .0% .0% 1.4% 1 11 5 17 1.4% 15.9% 7.2% 24.6% 0 22 29 51 .0% 31.9% 42.0% 73.9% 2 33 34 69 2.9% 47.8% 49.3% 100.0% Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total baik sedang buruk total nilai pengetahuan Total

baik sedang buruk kategori nilai tindakan

Total

kategori nilai sikap * kategori nilai tindakan Crosstabulation

2 15 10 27 2.9% 21.7% 14.5% 39.1% 0 17 24 41 .0% 24.6% 34.8% 59.4% 0 1 0 1 .0% 1.4% .0% 1.4% 2 33 34 69 2.9% 47.8% 49.3% 100.0% Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total baik sedang buruk kategori nilai sikap Total

baik sedang buruk kategori nilai tindakan

(26)

no

k1 k2 kk2 k3 kk3 k4 k5 k6 s1 s1a s1b s1c s1d s1e s1f p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 ptot kptot s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 stot kstot t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 ttot kttot

1 Holdam Gultom 38 4 5 3 3 1 2 2 . . . 3 3 0 1 1 0 0 0 2 1 1 0 1 0 0 13 3 1 2 0 2 0 2 1 0 2 1 2 1 14 2 3 0 0 2 3 2 1 2 2 2 17 2 2 Maribak P 42 5 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 1 0 2 2 2 3 3 1 2 0 0 27 2 1 2 1 2 1 2 2 0 2 2 1 2 18 1 3 0 0 2 3 2 3 2 2 2 19 1 3 Kampa Tarigan 37 4 4 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 0 0 30 1 1 2 2 2 1 2 2 0 2 2 1 2 19 1 3 0 0 2 3 3 3 2 2 2 20 1 4 Togar Gultom 32 3 12 7 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 0 2 2 2 2 1 1 2 2 0 24 2 1 2 1 2 0 2 2 0 1 2 1 2 16 2 3 0 0 2 3 2 2 2 2 2 18 2 5 C. Simanjuntak 28 2 5 3 4 1 2 2 . . . 1 1 0 1 1 2 2 0 2 1 1 0 1 2 1 16 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 19 1 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 7 3 6 Jonathan S 36 4 3 2 4 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 0 1 1 2 2 0 2 1 1 1 1 0 1 15 3 1 2 2 2 2 2 1 0 2 0 0 2 16 2 1 0 0 2 3 2 1 2 2 2 15 2 7 Jonathan 25 2 1 1 3 1 2 2 . . . 1 1 0 1 1 0 0 2 2 1 0 0 1 0 1 11 3 2 0 1 2 2 1 2 2 2 2 2 0 18 1 1 0 0 0 2 1 3 0 0 0 7 3 8 Bambang A 30 3 9 5 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 0 1 1 2 0 2 2 3 1 1 1 0 0 16 3 2 2 1 1 2 2 2 0 0 2 1 2 17 2 1 0 0 2 3 2 1 2 3 2 16 2 9 THW Sitanggang 62 7 1 1 1 2 2 2 . . . 1 3 0 1 1 0 0 2 2 3 1 0 1 0 0 15 3 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 2 19 1 1 0 0 2 3 2 3 0 0 0 11 2 10 Jelek 53 7 13 7 2 1 2 2 . . . 1 3 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 10 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 2 16 2 1 0 2 2 2 1 1 0 0 0 9 3 11 Gaol 35 4 2 1 3 1 2 2 . . . 1 1 0 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 0 0 19 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 2 20 1 3 0 0 2 2 2 1 2 0 2 14 2 12 Tukimin 43 5 3 2 3 1 2 2 . . . 1 1 0 1 1 2 2 0 0 3 1 0 1 2 0 15 3 1 2 2 2 2 0 2 0 1 2 0 2 16 2 1 0 0 0 2 3 3 0 0 0 9 3 13 Andi 26 2 3 2 4 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 0 1 1 0 0 2 2 3 1 1 1 0 0 16 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 0 1 17 2 3 0 0 0 2 2 2 0 0 0 9 3 14 Jen Sembiring 28 2 7 4 4 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 0 1 1 2 2 2 2 1 1 0 1 0 0 15 3 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 1 1 0 0 2 3 2 3 0 0 0 11 2 15 L. Barimbing 40 4 10 6 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 2 0 0 2 2 1 2 1 2 1 1 15 2 2 0 0 0 3 2 1 0 0 0 8 3 16 Balito 38 4 5 3 2 2 2 2 . . . 1 1 0 1 1 2 2 0 0 1 1 0 0 2 0 12 3 1 1 0 0 2 2 1 2 2 2 0 2 15 2 1 0 0 0 2 2 1 0 0 0 6 3 17 Sharon N 34 3 5 3 4 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 2 1 17 3 1 2 2 2 1 2 2 0 2 2 1 2 19 1 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 15 2 18 Andre Manalu 35 4 3 2 2 2 2 2 . . . 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 10 3 1 2 2 0 2 2 3 0 0 0 12 2 19 Krisjon S 35 4 10 6 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 1 0 2 2 2 2 1 1 2 0 0 23 2 1 2 1 2 0 2 2 0 1 2 1 2 16 2 3 0 0 2 3 2 3 2 1 2 18 2 20 Cipit S 47 6 8 5 4 2 2 2 . . . 1 2 0 1 1 0 0 2 2 1 3 1 1 0 0 15 3 2 2 2 2 1 2 2 0 2 2 1 2 20 1 3 0 0 2 3 3 3 2 1 0 17 2 21 Remot Manulang 35 4 4 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 0 2 2 0 0 2 2 3 3 1 1 0 0 22 2 1 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 19 1 3 0 0 2 3 2 3 2 1 2 18 2 22 Parlagutan S 30 3 2 1 1 2 1 2 . . . 0 0 2 1 1 0 0 2 2 1 0 0 1 2 1 13 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 23 1 1 0 0 2 2 2 2 2 0 2 13 2 23 B. Siahaan 45 5 11 6 7 2 2 2 . . . 2 2 2 1 1 0 0 0 2 1 1 0 1 0 0 13 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 22 1 3 0 0 2 3 3 1 0 0 0 12 2 24 Alex 26 2 7 4 2 1 2 2 . . . 1 1 0 1 1 0 0 0 2 1 1 0 1 2 1 12 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 22 1 1 0 0 0 3 2 1 0 0 0 7 3 25 Sahala H 28 2 2 1 3 1 2 2 . . . 1 1 2 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 7 3 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 2 0 2 2 0 2 2 1 0 0 0 9 3 26 Tora 17 1 2 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0 2 0 2 1 1 1 1 0 1 15 3 2 2 1 2 0 2 2 1 2 2 0 1 17 2 2 0 2 2 1 3 1 2 3 2 18 2 27 Gunawan 28 2 4 2 2 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 12 3 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 18 1 1 0 0 2 3 2 1 0 0 0 9 3 28 Sumardi 24 2 5 3 4 2 2 2 . . . 1 1 0 1 1 2 2 0 2 1 1 1 1 2 0 16 3 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 22 1 0 0 0 2 2 2 1 2 3 2 14 2 29 Jonri 29 3 2 1 4 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 0 1 1 2 0 2 2 1 1 0 1 0 0 13 3 1 2 1 2 2 2 2 0 2 2 1 2 19 1 1 0 2 2 1 2 1 0 0 0 9 3 30 Lasman Sitompul 27 2 2 1 2 2 2 2 . . . 0 3 2 1 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 10 3 1 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 17 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 7 3 31 Reynold Siregar 31 3 2 1 4 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 0 1 1 2 2 0 0 0 1 0 1 0 0 12 3 0 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 1 16 2 1 0 2 0 2 3 1 2 3 2 16 2 32 E. Sitompul 23 2 5 3 3 1 2 2 . . . 1 3 0 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 13 3 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 2 14 2 1 0 0 0 1 2 2 2 1 2 11 3 33 Manupak Sihite 27 2 9 5 3 1 2 2 . . . 2 2 2 1 1 2 2 0 0 2 1 1 1 0 1 18 2 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 0 1 15 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 7 3 34 Iwan 29 3 6 4 3 1 1 2 . . . 2 2 2 2 1 2 2 0 0 2 1 1 1 0 1 19 2 2 2 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 14 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 7 3

(27)

35 Bakune P 37 4 11 6 3 2 1 2 . . . 2 2 2 1 1 2 2 0 0 2 1 1 1 0 1 18 2 2 2 1 2 0 2 1 1 1 1 0 1 14 2 0 0 0 2 3 2 1 0 0 0 8 3 36 Samuel 21 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 0 1 20 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 2 0 1 17 2 2 0 0 2 1 3 1 2 1 0 12 2 37 J. Hutabarat 39 4 5 3 4 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 0 1 1 2 2 2 0 1 1 1 1 2 1 18 2 1 2 2 1 0 2 2 0 2 2 0 2 16 2 1 0 0 2 1 2 1 0 0 0 7 3 38 Tristan Siahaan 19 1 2 1 4 1 2 2 . . . 2 2 2 1 1 2 2 0 0 2 1 1 1 0 1 18 2 2 2 2 1 0 1 2 1 1 2 1 1 16 2 2 2 2 2 2 3 1 0 0 0 14 2 39 Yanto Marbun 28 2 2 1 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 0 0 3 1 1 1 0 0 16 3 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 2 2 19 1 3 0 0 0 2 2 2 0 0 0 9 3 40 Watson M 48 6 11 6 3 1 2 2 . . . 3 3 0 1 1 0 0 0 2 2 1 0 1 0 0 14 3 2 2 1 2 0 2 0 2 2 2 2 2 19 1 2 0 0 0 1 2 1 0 0 0 6 3 41 SP Sinaga 32 3 11 6 4 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 9 3 2 2 2 2 0 2 1 0 2 2 0 2 17 2 1 0 0 2 1 2 1 0 0 0 7 3 42 M. SIlalahi 46 5 12 7 2 2 2 2 . . . 1 2 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 11 3 1 1 2 0 1 2 1 0 2 2 0 2 14 2 1 0 0 0 2 2 1 0 0 0 6 3 43 Harianto 55 7 5 3 4 2 2 2 . . . 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 2 2 2 2 0 1 2 0 1 2 2 0 16 2 1 2 0 0 3 1 1 0 0 0 8 3 44 Yudi 23 2 4 2 4 2 2 2 . . . 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 9 3 2 2 1 1 0 2 2 1 2 2 1 1 17 2 0 2 2 2 2 3 1 2 2 2 18 2 45 R. Manurung 30 3 4 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 0 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 2 1 13 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 21 1 3 0 0 2 3 2 1 2 1 2 16 2 46 Mangansong 45 5 2 1 2 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 3 2 2 1 2 0 2 1 0 2 2 0 2 16 2 1 2 2 0 3 2 1 0 0 0 11 2 47 Purlong Purba 25 2 3 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 0 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 0 1 13 3 0 2 1 2 0 2 2 1 1 2 1 0 14 2 2 0 0 2 1 3 1 2 1 2 14 2 48 MIkhael S 20 1 1 1 4 1 2 2 . . . 1 1 2 2 1 2 2 0 2 2 1 1 1 0 3 21 2 1 2 0 2 1 2 2 1 1 2 1 1 16 2 2 0 0 2 1 3 1 2 1 0 12 2 49 Jhon Naibaho 26 2 4 2 4 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 2 0 2 2 1 1 1 0 1 16 3 2 2 1 1 0 2 2 1 1 2 1 2 17 2 2 2 0 2 1 2 1 0 0 0 10 2 50 Johanes 21 1 2 1 3 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 2 1 15 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 17 2 2 2 0 0 2 2 1 0 0 0 9 3 51 S. Sihombing 31 3 5 3 3 1 2 2 . . . 1 2 2 1 1 2 2 0 0 1 1 0 1 0 0 14 3 2 2 1 1 1 2 2 0 2 2 1 2 18 1 1 2 0 0 2 2 1 0 0 0 8 3 52 R. Aritonang 40 4 7 4 4 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 0 1 1 0 0 2 0 1 1 1 1 0 1 11 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 20 1 1 2 0 0 2 2 1 2 1 2 13 2 53 Willy A. 19 1 1 1 3 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 2 2 2 1 1 1 1 0 1 17 3 2 2 1 1 0 2 2 1 1 2 1 1 16 2 1 0 0 2 2 2 1 0 0 0 8 3 54 Sebastian 20 1 2 1 3 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 2 2 0 2 1 1 1 1 0 1 17 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 17 2 1 0 0 2 3 2 1 0 0 0 9 3 55 Sinaga 30 3 11 6 3 1 2 2 . . . 1 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 3 0 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 16 2 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 5 3 56 Marbun 45 5 8 5 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 0 1 1 2 2 2 0 1 1 0 1 0 0 14 3 1 2 1 1 0 2 2 1 2 1 0 2 15 2 3 0 0 0 2 2 1 0 0 0 8 3 57 Sihar Gultom 38 4 3 2 5 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 2 2 2 2 0 0 3 22 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 0 2 16 2 1 0 0 2 2 2 2 0 0 0 9 3 58 K. Sitompul 46 5 9 5 4 1 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 3 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 0 1 15 2 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 6 3 59 Heri 43 5 11 6 2 1 1 2 . . . 1 1 0 1 1 0 2 2 2 1 1 1 1 0 1 15 3 0 2 1 2 1 2 2 1 1 2 0 2 16 2 2 0 0 2 1 3 1 2 1 2 14 2 60 Komatu 28 2 10 6 4 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 13 3 1 2 2 2 1 1 2 0 1 2 0 1 15 2 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 5 3 61 Rudy 28 2 2 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 1 13 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0 1 19 1 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 7 3 62 Frenky Simbolon 40 4 13 7 4 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 13 3 1 2 1 2 0 1 1 0 2 2 1 1 14 2 1 0 0 2 2 2 2 0 0 0 9 3 63 Talenta 30 3 10 6 4 2 2 2 . . . 2 1 2 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 0 0 13 3 1 2 1 2 0 1 1 0 2 2 1 1 14 2 1 0 0 2 3 2 2 0 0 0 10 2 64 DIaz Sinaga 24 2 3 2 4 1 2 2 . . . 2 2 2 2 1 2 2 0 2 2 1 1 1 0 1 21 2 2 2 1 1 0 2 2 1 1 2 1 1 16 2 3 0 0 2 1 3 1 2 1 0 13 2 65 Sarmut 44 5 11 6 6 2 2 2 . . . 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 3 1 1 2 1 25 2 1 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 18 1 3 0 0 2 2 2 3 0 0 0 12 2 66 Layes 28 2 4 2 4 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 3 0 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 23 2 1 2 1 2 0 2 2 1 2 2 1 2 18 1 3 0 0 2 2 2 2 2 1 2 16 2 67 Jantor Syaiful S 25 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 0 1 1 2 2 2 0 3 3 1 0 0 0 21 2 1 2 1 2 0 2 2 1 2 2 1 2 18 1 3 0 0 2 2 2 1 2 1 2 15 2 68 Marito 32 3 2 1 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 0 0 3 1 1 1 0 0 16 3 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 2 2 19 1 3 0 0 0 2 2 2 0 0 0 9 3 69 M. Sinaga 48 6 5 3 4 2 2 2 . . . 1 1 2 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 2 1 17 3 1 2 2 2 1 2 2 0 2 2 1 2 19 1 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 15 2

(28)

Lampiran 8.

KETERANGAN MASTER DATA PENELITIAN

k1 : Nama responden k2 : Umur responden

kk2 : Kategori umur responden k3 : Masa kerja responden kk3 : Kategori masa kerja

k4 : Pendidikan terakhir responden k5 : Pendapan responden per bulan k6 : Kepemilikan angkutan kota s1 : Sumber informasi s1a : Televisi s1b : Radio s1c : Koran s1d : Majalah s1e : Teman/kerabat s1f : Petugas kesehatan

p1 : Pengetahuan 1 (Pengertian pencemaran udara) p2 : Pengetahuan 2 (Sumber pencemaran udara)

p3 : Pengetahuan 3 (Sumber pencemaran udara terbesar) p4 : Pengetahuan 4 (Dampak negatif pencemaran udara)

p5 : Pengetahuan 5 (Usaha mengurangi tingkat pencemaran udara) p6 : Pengetahuan 6 (Pengertian emisi kendaraan bermotor)

p7 : Pengetahuan 7 (Pengertian uji emisi kendaraan bermotor) p8 : Pengetahuan 8 (Peraturan tentang uji emisi kendaraan bermotor) p9 : Pengetahuan 9 (Frekuensi uji emisi kendaraan bermotor secara berkala) p10 : Pengetahuan 10 (Kendaraan wajib uji emisi)

p11 : Pengetahuan 11 (Manfaat uji emisi kendaraan bermotor) p12 : Pengetahuan 12 (Komponen yang diukur dalam uji emisi)

p13 : Pengetahuan 13 (Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan uji emisi) p14 : Pengetahuan 14 (Lama waktu melakukan uji emisi)

p15 : Pengetahuan 15 (Sanksi pelanggaran uji emisi kendaraan bermotor) ptot : Total nilai pengetahuan

kptot : Kategori pengetahuan

s1 : Sikap 1 (Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara terbesar) s2 : Sikap 2 (Gangguan kesehatan akibat pencemaran udara)

s3 : Sikap 3 (Peranan supir angkutan kot dalam menurunkan pencemaran udara) s4 : Sikap 4 (Uji emisi dapat menurunkan tingkat pencemaran udara)

s5 : Sikap 5 (Uji emisi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun)

(29)

s7 : Sikap 7 (Uji emisi memiliki banyak manfaat)

s8 : Sikap 8 (Melakukan uji emisi memerlukan biaya yang besar) s9 : Sikap 9 (Uji emisi perlu ditegakkan)

s10 : Sikap 10 (Kondisi mesin kendaraan bisa diketahui dari uji emisi) s11 : Sikap 11 (Melakukan uji emisi memerlukan waktu yang lama)

s12 : Sikap 12 (Pemberian sanksi terhadap pelanggaran uji emisi perlu dilakukan) stot : Total nilai sikap

kstot : Kategori sikap

t1 : Tindakan 1 (Usaha untuk mengurangi tingkat pencemaran udara) t2 : Tindakan 2 (Pernah mengebut)

t3 : Tindakan 3 (Membawa penumpang melebihi kapasitas angkutan kota) t4 : Tindakan 4 (Memodifikasi mesin kendaraan)

t5 : Tindakan 5 (Jadwal perawatan mesin kendaraan) t6 : Tindakan 6 (Tempat perawatan mesin kendaraan)

t7 : Tindakan 7 (Komponen kendaraan bermotor yang sering dirawat) t8 : Tindakan 8 (Melakukan uji emisi dalam waktu 1 tahun terakhir) t9 : Tindakan 9 (Frekuensi uji emisi kendaraan bermotor)

t10 : Tindakan 10 (Tindak lanjut hasil uji emisi kendaraan bermotor) ttot : Total nilai tindakan

kttot : Kategori tindakan

Referensi

Dokumen terkait

indicator, some students can finish the test because they familiar to count proportion formula, and geometric volume when they took mathematic course. In representation

Persentase penyebaran droplet yang merata pada daun sisi atas pada perlakuan teknik penyemprotan dengan ayunan nozzle digerakkan ke depan menghadap ke bawah di

bersifat strategis. 6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. 7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanopartikel perak dengan menggunakan reduktor ekstrak kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.), dengan pengaruh

Hasil analisis untuk membandingkan antara subject area dan control area, sebelum keberadaan Suramadu diperoleh H 0 diterima dan H 1 ditolak, atau tidak terdapat perbedaan

Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan

Menyusun laporan kegiatan Pusat Perencanaan Institusi secara berkala dalam rangka pertanggungjawaban kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber