• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia pada Film “Enigma” Serial “Kematian Alana” T1 362012027 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia pada Film “Enigma” Serial “Kematian Alana” T1 362012027 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Citra didefinisikan oleh Engel (1995 : 6) yaitu “Imagery is a process by

which sensory information and experiences are represent in working memory” ,

sedangkan Acker (1997 : 77) mendefinisikan citra sebagai “The total impression

of what person or group of people think and know about an object”.1 Secara

harfiah, pengertian citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki oleh orang banyak mengenai pribadi,

perusahaan/organisasi, produk, kesan mental atau bayangan visual yang

ditimbulkan oleh kata, frasa atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas

dalam karya prosa atau puisi. Jallaludin Rakhmat dalam bukunya “Psikologi Komunikasi” menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. 2

Berdasarkan uraian definisi citra di atas, dapat disimpulkan secara umum

bahwa pengertian citra adalah merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan

persepsi dari seseorang, suatu komunitas atau masyarakat terhadap suatu

perusahaan, figur, organisasi, institusi, atau bahkan negara yang dibentuk melalui

suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Sebuah citra

selalu ada terhadap suatu organisasi ataupun institusi tertentu, baik itu citra yang

positif (baik) maupun citra yang negatif (buruk) . Seperti halnya institusi

kepolisian yang memiliki citra buruk dipandangan masyarakat saat ini. Terdapat

beberapa macam kasus yang membuat citra buruk institusi kepolisian, baik di

negara Republik Indonesia maupun di dunia Internasional.

1

Sumber jurnal: Widianti, T. 2008. “Pengaruh Event/Sponsorship Terhadap Brand Image Rokok

Sampoerna A-mild PT.HM.Sampoerna tbk” , Universitas Widyatama Bandung

2

Sumber jurnal: Mellisa, 2013. “Pembentukan Opini Publik Tentang Citra Polisi Terkait Berita

(2)

2

Menurut laporan survei terbaru dari Transparency International, 92%

warga sipil dari negara Kenya berpendapat bahwa kepolisian mereka adalah

lembaga yang paling korup. Banyak warga sipil di Kenya yang menyuap para

polisi untuk mendapatkan akses yang mereka butuhkan. Pakistan juga bermasalah

dengan sektor kepolisiannya, terbukti dengan polisi yang menyelewengkan

tugasnya sebagai penjaga keamanan. Polisi di Pakistan menangkap warga yang

tidak bersalah demi menutupi kejahatan orang lain, pemerasan dan suap juga

dilakukan, serta sering melakukan tindakan kekerasan. Banyak warga Pakistan

yang percaya bahwa sektor kepolisian merupakan yang paling korup. Hal itu di

buktikan oleh survey yang dilakukan oleh international anti-graft watchdog. Tak

hanya negara Kenya dan Pakistan, terdapat beberapa negara yang citra institusi

kepolisannya buruk karena kasus korupsi, diantaranya Haiti, Meksiko, Burma,

Irak, Somalia, Afghanistan, Sudan, dan Rusia.3

Selain kasus korupsi, kasus salah tangkap oleh pihak kepolisian terhadap

orang yang tidak bersalah juga membuat citra institusi kepolisian menjadi buruk.

Seperti halnya yang terjadi di Amerika Serikat dan Australia. Seorang pria asal

Maryborough, Queensland dipenjara selama empat bulan karena diduga polisi

membawa kristal methamphetamine (narkoba: jenis sabu) di dalam mobilnya, dan

setelah diperiksa lebih lanjut oleh peneliti Jasa Forensik dan Kesehatan Ilmiah,

barang yang di bawa oleh pria tersebut adalah garam epsom.4

Kasus salah tangkap juga terjadi di negara yang berpengaruh di dunia, tak

lain adalah Amerika Serikat. James Blake, mantan petenis peringkat 4 dunia

menjadi korban salah tangkap oleh 5 polisi New York atau sering dikenal dengan

NYPD (New York City Police Department). Insiden ini terjadi pada 9 September

2015 malam di depan sebuah hotel Manhattan. Blake mengalami luka kecil akibat

3

Khan, Ejaz. 17 November 2015. Diakses dari http://www.wonderslist.com/10-most-corrupt-police-forces-in-the-world/

4

Febrianto, Samuel. 17 November 2015. Diakses dari

(3)

3

borgol serta memar di badannya. Setelah 15 menit terborgol, salah satu petugas

NYPD menyadari bahwa mereka keliru menangkap orang. Dalam pernyataan

resminya, Blake menyatakan setelah mereka sadar, mereka melepaskan borgolnya

dan berlalu begitu saja tanpa ada kata maaf yang terucap dari petugas kepolisian

New York tersebut.5

Hal yang sama juga terjadi di negara kita Republik Indonesia. Ada dua

orang yang menjadi korban salah tangkap polisi. Yang pertama adalah Dedi bin

Mugeni (34), seorang tukang ojek yang bekerja di dekat Pusat Grosir Cililitan,

Jakarta Timur, dituduh membunuh supir angkot pada 18 September 2014. Ia di

tangkap oleh polisi pada 25 September 2014. Dedi divonis dua tahun penjara oleh

Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan ditahan di Rumah Tahanan Cipinang. Tak

hanya mengalami kasus salah tangkap, Ia juga harus kehilangan anak semata

wayangnya yang baru berusia 3 tahun karena malnutrisi. Selama Dedi dipenjara,

anaknya sakit-sakitan dan sulit makan.6 Dedi juga mengalami kekerasan fisik

yang dilakukan polisi. Ia kerap ditonjok dan di tendang oleh penyidik Kepolisian

Resor Metro Jakarta Timur. Ia ditangkap, dianiaya hingga dipenjara tanpa bukti.7

Yang kedua adalah Syamsul Arifin (27), pemuda warga Rungkut Mejoyo,

Surabaya, Jawa Timur. Syamsul ditangkap pada 8 Februari 2011 oleh aparat

Polda Jawa Timur saat hendak berangkat kerja di Kawasan Tropodo II, Jawa

Timur. Syamsul dituduh mencuri televisi 21 inchi milik tetangganya. 8 Penyiksaan

dan kekerasan yang dilakukan anggota polisi dirasakan Syamsul. Sejumlah bogem

5

Prastiwi, Arie M. 17 November 2015. Diakses dari

http://news.liputan6.com/read/2314078/mantan-petenis-nomor-1-as-jadi-korban-salah-tangkap-polisi

6

Pramita, Dini. 17 November 2015. Diakses dari

http://metro.tempo.co/read/news/2015/08/01/064688382/kasus-salah-tangkap-tukang-ojek-ini-juga-kehilangan-anaknya

7

Ansyari, Syahrul. 17 November 2015. Diakses dari

http://metro.news.viva.co.id/news/read/655611-derita-dedi--korban-salah-tangkap-polisi#

8

(4)

4

mentah dan tendangan dari oknum polisi pun melayang ke tubuhnya, bahkan

sebuah balok kayu dipukulkan ke kaki kanannya sehingga membuatnya harus

merasakan penderitaan yang berkepanjangan. “Akibat dipukul kayu, kaki saya

bila kedinginan merasa sakit. Bila sudah bergerak, kaki ini terasa sakit bila mau

diluruskan,” ucapnya. Syamsul juga sempat mengalami kepalanya ditutup kantong kresek hingga sulit bernapas.9 Tanpa surat penahanan, Syamsul digelandang ke

Polsek Rungkut, Surabaya. Tanda tangannya dipalsukan dalam BAP. Hasilnya,

dia pun ditahan selama 6 bulan. Rencana pernikahannya dengan wanita sang

pujaan hati batal karena dia tangkap polisi. Tak hanya itu, Syamsul pun

dikeluarkan dari tempatnya bekerja selama ini. Pada akhirnya dalam persidangan

Pengadilan Tinggi Surabaya, Syamsul dinyatakan bebas pada 5 Juli 2011. 10

Dedi bin Mugeni dan Syamsyul Arifin, keduanya pernah menjadi

narasumber di acara Kick Andy yang disiarkan pada 21 Agustus 2015. Kick Andy

merupakan sebuah acara talkshow di stasiun televisi Metro TV. Sebagian kasus di

atas seolah membuktikan citra buruk yang lekat pada pihak polisi. Menurut

masyarakat citra polisi saat ini cenderung memburuk seiring dengan adanya

berbagai macam kasus kekerasan yang menempatkan polisi sebagai pelaku

kriminalnya. Citra polisi tersebut kemudian berefek pada memburuknya pula citra

institusi kepolisian.11

Transparency International Indonesia (TII) merilis hasil survei integritas

anak muda 2012. Dalam survei tersebut, TII menemukan banyaknya penilaian

buruk dari anak muda terhadap Institusi Kepolisian. Sebanyak 66 persen

responden menganggap Institusi Kepolisian sebagai instansi yang buruk dan

9

Suhendi, Adi. 23 Juni 2016. Diakses dari http://www.tribunnews.com/nasional/2012/12/13/ini-pengakuan-korban-salah-tangkap-polisi?page=2

10

Lestari, Mustiana. 23 Juni 2016. Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-tragis-syamsul-arifin-korban-salah-tangkap-polisi.html

11

(5)

5

dipenuhi korupsi. Sebaliknya, hanya 34 persen responden yang menyatakan

Institusi Kepolisian sebagai Institusi yang baik dan bebas korupsi. 12

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, tak memungkiri

adanya penurunan citra polisi di mata masyarakat. “Saya bicarakan citra Polri. Kita harus cermati betul. Hasil survei suara pandangan masyarakat di media,

adanya kecenderungan kepercayaan publik kepada Polri ini menurun” 13

, ungkap

Tito saat melakukan kunjungan kerja ke Polres Bandara Soekarno-Hatta,

Cengkareng, Tangerang, Banten pada tanggal 6 Juli 2015.

Dalam pidatonya tersebut, Tito juga meminta jajarannya bersama-sama

memulihkan citra kepolisian di mata publik.14 Berkaitan dengan pemulihan citra

kepolisian, dibutuhkan sebuah media agar dapat menjangkau seluruh masyarakat

luas sehingga polisi dapat menyampaikan kinerja dan pencapaian positifnya. Di

zaman modern seperti sekarang, televisi menjadi salah satu wadah yang paling

ampuh dari komunikasi massa. Melalui program acaranya, informasi,

pengetahuan/ilmu, bahkan ideologi dapat disalurkan kepada masyarakat yang

menontonnya. Program acaranya dapat berupa program berita, reality show, film,

dan sebagainya. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau berbagai segmen

sosial membuat film kerap mempengaruhi dan membentuk masyarakat

berdasarkan muatan pesan di baliknya (Lailatul Maulidah, 2009). Dengan kata

lain, film bisa meningkatkan citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia.15

12

Baiquni. 17 November 2015. Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/survei-tii-citra-polisi-buruk-dan-korup-di-mata-anak-muda.html

13

Salim, Hanz J. 17 November 2015. Diakses dari

http://news.liputan6.com/read/2267010/kapolda-metro-kepercayaan-publik-pada-polisi-menurun

14

Sasongko, Panji. 17 November 2015. Diakses dari

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150706201220-12-64754/kapolda-metro-minta-jajarannya-tingkatkan-citra-polri/

15

Ksatrya, Mardhana. 17 November 2015. Diakses dari

(6)

6

Di Indonesia sendiri telah banyak diproduksi film-film yang berkaitan

dengan polisi. Masing-masing film ada yang ditayangkan di bioskop saja, ada

pula yang ditayangkan di televisi saja. Tentu nya dengan genre16 yang

berbeda-beda. Diantara nya Comic 8 bergenre comedy action, The Raid bergenre action

crime thriller drama, Police Is My Hero dalam bentuk film dokumenter, Patroli di

Indosiar, Buser di SCTV, 86 bergenre reality show di Net TV, Patriot bergenre

drama serial di NET TV, dan yang terakhir adalah Enigma di NET TV.

“Enigma” merupakan serial film bergenre crime story yang di launching oleh NET TV pada 29 Agustus 2015. Film ini mengisahkan tentang keseharian

polisi dalam menuntaskan kasus-kasus kejahatan yang dekat dengan masyarakat

Indonesia saat ini, seperti kekerasan, pembunuhan, dan sebagainya. Berbeda

dengan film polisi lainnya, penonton “Enigma” akan dibuat penasaran dan ikut berpikir dalam mencari pelaku kasus kejahatan dalam film tersebut. Karena jika

dialihbahasakan, “Enigma” sendiri memiliki arti “Teka-Teki”. Di film ini, polisi ditonjolkan sebagai polisi detektif yang selalu mencari pelaku kasus kriminal

dengan cepat tanggap dan melayani serta mengayomi masyarakat dengan sangat

baik.

Berangkat dari perspektif buruk yang dimiliki Institusi Kepolisian dari

masyarakat, maka peneliti akan mengkaji representasi citra Institusi Kepolisan

Republik Indonesia yang dibangun dalam film “Enigma” serial “Kematian

Alana”.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana representasi citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia pada

film “Enigma” serial “Kematian Alana” ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi citra Institusi

Kepolisian Republik Indonesia pada film “Enigma” serial “Kematian Alana”.

16“Genre” berasal dari Bahasa

(7)

7 1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu memberikan

kontribusi dalam rangka pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya di

bidang analisis semiotika film dan mampu menjadi bahan rujukan bagi

mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan kepada masyarakat

bahwa selalu terdapat pesan dan makna di balik sebuah film.

1.5Konsep dan Batasan Penelitian

Penelitian berjudul Representasi Citra Institusi Kepolisian Republik

Indonesia Pada Film “ENIGMA” Serial „„Kematian Alana‟‟ ini menggunakan beberapa konsep yang dijadikan acuan sebagai kerangka

analisis, yaitu:

a. Citra adalah gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki oleh orang banyak

mengenai pribadi, perusahaan/organisasi, produk, kesan mental atau

bayangan visual yang ditimbulkan oleh kata, frasa atau kalimat, dan

merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi (KBBI).

b. Institusi Kepolisian Republik Indonesia adalah sesuatu yang dilembagakan

oleh undang-undang dibawah badan pemerintah yang bertugas memelihara

keamanan dan ketertiban umum, khususnya di Republik Indonesia.

c. Film “ENIGMA” adalah serial di televisi NET yang mengadopsi kisah drama investigasi pemburuan kasus kejahatan. Terdapat sketsa-sketsa

menarik yang mengungkap kasus kejahatan yang dekat dengan kehidupan

sehari-hari masyarakat. “ENIGMA” hanya tayang di NET TV setiap sabtu pukul 21.30 WIB.

d. Representasi dapat diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang

terdapat dalam kehidupan yang digambarkan melalui suatu media (Vera,

2014:96)

Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan agar penelitian ini fokus dan

(8)

8

kepolisian Republik Indonesia pada film “Enigma” serial “Kematian Alana”. Yang di maksud institusi kepolisan di sini adalah polisi yang hanya terdapat di

film “Enigma” serial “Kematian Alana”. Dan peneliti juga berfokus pada film

Referensi

Dokumen terkait

Jika sebuah merek sudah dikenal dan kemudian dalam benak konsumen ada asosiasi tertentu terhadap sebuah merek untuk membedakannya dengan merek yang lain lalu konsumen

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu)

kom unikasi m odern t elah m em ungkin seseorang m em bina hubungan baik dengan orang lain di seluruh dunia.  Didukung t eknologi inform asi, proses

jasa lainnya berupa kegiatan rutin (honorarium panitia pelaksana kegiatan, dan belanja perjalanan dinas dalam daerah untuk monev dan pembinaan), pembayaran honorarium PPK, PPTK,

perhatian kita hanya tertuju pada hal-hal yang menarik. Penglihatan hanya tertuju pada objek yang

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Selain UMM, untuk kategori universitas, kampus lain yang memperoleh penghargaan di bawahnya adalah Universitas Kristen Petra Surabaya, UPN Surabaya, Ubaya, dan Universitas Widya