BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:
1. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan siswa yang mencerminkan kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), keaslian (Originality), kerincian (Elaboration) dan kepekaan (Sensitivity) dalam merancang percobaan dan membuat produk daur ulang limbah pada materi kerusakan dan pelestarian lingkungan.
2. Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) yang dimaksud merupakan model pembelajaran yang menyajikan IPA dengan mengangkat isu lingkungan hidup mengenai sampah atau limbah padat anorganik, yang selanjutnya akan di daur ulang menjadi produk yang bermanfaat.
3. Daur ulang yang dimaksud adalah upaya mengolah bahan anorganik yang tidak terpakai lagi (limbah) menjadi barang baru yang bermanfaat melalui kreativitas masing-masing siswa pada pembelajaran.
B. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat pre-experimental design tipe one-shot case study. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2011).
Desain dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut (Fraenkel & Wallen,2007):
X O
X = Perlakuan yang diberikan (Variabel independen) O = Observasi (Variabel dependen)
Desain itu dapat dibaca sebagai berikut: Terdapat suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
C. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi penelitian
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keseluruhan siswa SMKN 1 Cimahi kelas X semester Ganjil 2011-2011. Sekolah ini berlokasi di jalan Mahar Martanegara Cimahi.
2. Sampel penelitian
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LKS, rubrik, dan lembar observasi yang bertujuan untuk menilai kreativitas berpikir dalam penyelesaian masalah lingkungan melalui kegiatan merancang percobaan, membuat produk dan tes esai sebagai data penunjang.
Tes esai kreativitas terdiri dari lima butir soal berupa tes esai tentang permasalahan kerusakan lingkungan yang hasilnya kemudian dinilai menggunakan skala penilaian tes kreativitas. Rubrik kreativitas siswa dalam merancang percobaan daur ulang limbah digunakan untuk menilai hasil rancangan siswa. Rubrik ini terdiri dari 12 bagian rancangan yang tersusun dari bagian judul, tujuan, alat dan bahan, dasar teori dan langkah kerja.
Lembar observasi kreativitas siswa dalam membuat produk daur ulang limbah berisi daftar cek jenis perilaku siswa yang mencerminkan indikator perilaku kreativitas. Kegiatan menilai menggunakan lembar observasi dibantu oleh tujuh orang observer yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan untuk menyamakan persepsi tentang kriteria yang diobservasi pada rubrik kreativitas siswa dalam membuat produk dari daur ulang limbah.
Tabel 3.1.Instrumen Berdasarkan Sumber dan Jenis Data
Sumber
data Jenis data Instrumen
Siswa
2. Skala penilaian tes esai kreativitas
3. Lembar kerja siswa (LKS) Kreativitas
dalam merancang percobaan
4. Rubrik kreativitas siswa dalam merancang percobaan daur ulang limbah
Kreativitas dalam membuat produk
5. Rubrik kreativitas siswa dalam membuat produk daur ulang limbah
6. Lembar observasi kreativitas siswa dalam membuat produk daur ulang limbah
Tanggapan
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kreativitas Berpikir
Aspek
kreativitas Perilaku Siswa
Nomor butir soal /
Menjawab dengan sejumlah
jawaban jika ada pertanyaan 1
4 18,2 Mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah 3
Lancar mengungkapkan
gagasan-gagasannya 9
Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.
1
Keluwesan
(Flexibi-lity)
Menggolongkan hal-hal
menurut kategori yang berbeda-beda.
2
4 18,2 Memberikan macam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah
1 Dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda-beda
5 Memberikan aneka ragam
penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek.
2 Keaslian
(Origina-lity)
Memikirkan masalah masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain
3 2,7,11 3 5 22,7
Kerincian
(Elabora-tion)
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah yang
terperinci
4 4,8,10
6 27,2 Menambahkan garis-garis atau
warna, dan detail atau bagian-bagian terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
12
Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang sederhana
4 Kepekaan
(Sensiti-vity)
Menangkap masalah-masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi
5 6 5 3 13,7
E. Analisis Uji Coba Instrumen
Instrumen yang diujicobakan adalah tes esai kreativitas merancang yang berjumlah 5 soal. Untuk menganalisis soal-soal yang telah diuji-cobakan digunakan rumus-rumus analisis butir soal uraian sebagai berikut :
1. Validitas Butir Soal
Pengujian validitas butir soal dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan soal tersebut. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Sudijono,2011). Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji Anates versi 4.0.9 maka diperoleh koefisien validasi untuk setiap butir soal termasuk sedang dan tinggi (Tabel 3.3).
2. Reliabilitas Tes
Perhitungan nilai reliabilitas tes bermanfaat untuk mengetahui keajegan soal. Reliabilitas ini berhubungan dengan masalah ketetapan atau keajegan suatu hasil tes. Dalam hal ini ajeg atau tetap tidak selalu harus sama tetapi mengikuti perubahan yang ajeg.
Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji Anates versi 4.0.9 maka diperoleh koefisien reliabilitas untuk setiap butir soal tes tergolong
tinggi (Tabel 3.3). Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes ini menggunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003).
3. Daya Pembeda
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji Anates versi 4.0.9 maka diperoleh indeks daya pembeda untuk setiap butir soal tes termasuk
baik, agak baik, dan sangat baik (Tabel 3.3). Tolok ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda menggunakan kriteria menurut Suherman (2003).
4. Tingkat Kesukaran
Menentukan tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan cara menghitung proporsi skor yang dicapai siswa kelompok atas dan bawah terhadap skor idealnya.
Setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji Anates versi 4.0.9 maka diperoleh tingkat kesukaran untuk setiap butir soal tes termasuk
kategori sedang (Tabel 3.3). Kriteria acuan untuk menentukan tingkat kesukaran mengacu kepada Suherman (2003).
Tabel 3.3 Hasil Analisis Uji coba Butir Soal Esai No
Soal
Analisis
uji coba Hasil Keterangan Reliabilitas Keterangan Keputusan
1
Validitas 0,423 Cukup
0,61 Tinggi
Dipakai Daya
pembeda 30,36 Baik Tingkat
kesukaran 51,39 Sedang
2
kesukaran 62,50 Sedang
3
kesukaran 48,61 Sedang
4
kesukaran 68,06 Sedang
5
F. Analisis Data
1. Kreativitas siswa dalam merancang percobaan dan pembuatan daur ulang limbah
Data hasil analisis diolah dan dikonversikan melalui kategorisasi dalam bentuk persentase (%) (Purwanto, 2006). Dengan rumus sebagai berikut.
NP
=
x 100%
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
Untuk menginterpretasikan data, maka digunakan pedoman kategori sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kategori Penilaian Tingkat Kreativitas Berpikir Siswa
81-100 % Sangat tinggi
61-80 % Tinggi
41-60 % Sedang
21-40 % Rendah
0-20 % Sangat rendah
(Syah, 2003) 2. Tes esai kemampuan berpikir kreatif
Pengolahan Data Tes Kreativitas Berpikir adalah sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah skor benar setiap butir soal yang telah diperoleh siswa b) Mengkonversi skor mentah yang diperoleh siswa menjadi nilai dalam
NP =
R
x 100 %
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari tes yang
bersangkutan 100 = Bilangan tetap
Untuk menginterpretasikan data, maka digunakan pedoman kategori sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kategori Penilaian Tingkat Kreativitas Berpikir Siswa
81-100 % Sangat tinggi
61-80 % Tinggi
41-60 % Sedang
21-40 % Rendah
0-20 % Sangat rendah
(Syah, 2003)
3. Korelasi antara kreativitas dalam merancang percobaan dan membuat produk dengan kreativitas berpikir dalam menjawab esai
= n ∑ XY − ∑ X ∑ Y
{n ∑ X − (∑ X) } {n ∑ Y – (∑ Y) }
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
Y : Nilai kreativitas berpikir dalam menjawab esai permasalahan lingkungan
X : Nilai kreativitas merancang percobaan dan membuat produk
n : Jumlah siswa
Adapun arti dari korelasi r dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut (Boediono & Koster, 2002).
Tabel 3.6.Kriteria Koefisien Korelasi r Rentang Interpretasi 0,90 < r <1,00 Sangat Kuat 0,70 < r <0,90 Kuat 0,50 < r <0,70 Moderat 0,30 < r <0,50 Lemah 0,00 < r <0,30 Sangat Lemah
4. Angket
Angket dianalisis melalui persentase jawaban siswa dengan menggunakanteknik persentase berikut ini:
% Respon siswa = !
G. Prosedur penelitian
Secara garis besar penelitian yang dilakukan terbagi kedalam dua tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Menganalisis materi pada kurikulum KTSP, SKL, studi literatur mengenai model pembelajaran, dan perumusan masalah.
b. Menyusun proposal penelitian.
c. Melaksanakan seminar proposal penelitian.
d. Memperbaiki proposal penelitian dengan mempertimbangkan masukan-masukan yang diperoleh selama seminar proposal penelitian e. Penyusunan instrumen penelitian.
f. Menyusun instrumen penelitian berupa soal esai lembar observasi dan angket respon siswa.
g. Meminta pertimbangan (judgement) RPP kepada dosen ahli dan diperbaiki berdasarkan hasil judgement.
h. Meminta pertimbangan instrumen utama kepada dosen ahli kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgement.
i. Melakukan uji coba instrumen soal kreativitas berpikir siswa pada kelas lain yang sederajat selain kelas penelitian, dan hasilnya dianalisis.
j. Merevisi instrumen berdasarkan hasil uji coba.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama pembelajaran dimulai dengan tahapan orientasi siswa pada permasalahan kerusakan lingkungan yang banyak terjadi di lingkungan setempat, yaitu permasalahan sampah. Kemudian guru mengarahkan dan mengorganisasikan siswa untuk belajar dan membimbing mereka untuk berdiskusi secara kelompok untuk menyelidiki tentang solusi penyelesaian permasalahan sampah secara kelompok, dan merancang percobaan daur ulang limbah dari bahan-bahan yang banyak terdapat disekitar mereka menjadi produk berteknologi yang bermanfaat secara individual.
Pada pembelajaran yang kedua, siswa diarahkan untuk merealisasikan upaya penyelesaian masalah dengan cara menyajikan atau menciptakan hasil karya sesuai kemampuannya. Berbagai bentuk karya atau produk yang dihasilkan siswa dapat mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan berdasarkan potensi kreatif yang dimilikinya.
Tabel 3.7. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Melalui Model Sains-Teknologi-Masyarakat
Tahapan Kegiatan
Tahap 1 : Invitasi
Guru membuka pembelajaran dengan menunjukkan
penumpukan limbah padat di sungai dan penumpukan limbah elektronik di tempat penampungan untuk menarik perhatian siswa(ditunjukkan dengan gambar).
Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai kerusakan dan pelestarian lingkungan dengan mengajukan
pertanyaan.”Kita sering mendengar bahwa lingkungan saat ini telah banyak yang rusak dan tercemar, sebenarnya apa yang menyebabkan hal tersebut?” dan “Bagaimanakah pendapat kalian jika dikatakan bahwa teknologi berdampak buruk bagi lingkungan?karena banyak hasil teknologi, diantaranya limbah-limbah yang tampak pada gambar, merupakan hasil dari teknologi”atau “Menurut kalian bagaimana caranya agar teknologi dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan?” Guru menuliskan pada papan tulis kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa pada pembelajaran kali ini, serta menyebutkan tujuan pembelajaran kali ini, yaitu supaya siswa dapat memahami gejala alam biotik, yang meliputi penyebab dan cara penanggulangannya, dan dikaitkan dalam konteks Sains-Teknologi-Masyarakat.
Tahap 2 : Eksplorasi
Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Masing-masing siswa diberikan LKS untuk didiskusikan bersama kelompoknya.
Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi di kelompoknya masing-masing untuk membahas pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Tahap 3 : Penjelasan
dan solusi
Guru mengarahkan siswa untuk merancang suatu produk, seperti yang diperintahkan dalam LKS, menggunakan bahan-bahan yang telah ditugaskan.
Tahap 4 : Pengambilan
tindakan
H. Alur penelitian
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah gambaran penelitian yang dituliskan dalam sebuah alur.
Gambar 3.1.Alur penelitian Analisis data dan pembahasan
Hasil penelitian
Kesimpulan
Tes esai Laporan merancang
percobaan
produk Angket dan
wawancara
Perbaikan Penyusunan rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) teks bahan ajar, media pembelajaran,
dan instrumen penelitian
Penentuan validitas isi RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan instrumen penelitian
Uji coba soal instrumen
Implementasi model pembelajaran, Pertemuan 1: Siswa mengerjakan tugas di LKS 1, melalui diskusi kelompok dan merancang percobaan
Pertemuan 2: Siswa membuat produk daur ulang limbah observasi
Studi kepustakaan
Model S-T-M, kreativitas, daur ulang limbah