• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BJPG 1107301 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BJPG 1107301 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Nur Isnaini, 2015

UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Ungkapan ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai memiliki fungsi yang sama sebagai toui hyougen yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘harus’. Tidak banyak perbedaan dalam makna dari kedua bentuk ungkapan tersebut. Dalam

penelitian 60 data kalimat yang terdiri dari 44 data kalimat ~nakerebanaranai, dan 16 data kalimat bentuk ~nakerebaikenai setelah dideskripsikan akan terlihat makna dari masing-masing kalimat tersebut. Dari hasil penelitian ‘Ungkapan

~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenaidalam Bahasa Jepang’ dan dihubungkan

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini maka peneliti mendapatkan

beberapa simpulan. Dari hasil analisis data penelitian ini ternyata mendukung

teori sebelumnya. Simpulan itu adalah sebagai berikut :

1. Ungkapan ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai memiliki makna antara lain kewajiban, keperluan.

2. Dalam ungakapan ~nakerebaikenai terkandung makna keharusan, kewajiban dan keoerluan namun sifatnya agak longgar, tidak seperti pada

~nakerebanaranai

3. Persamaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai adalah sebagai berikut :

a. Ungkapan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai sama-sama memiliki makna kewajiban baik itu kewajiban untuk diri sendiri atau untuk

orang lain.

b. Ungkapan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai sama-sama memiliki makna perlunya dalam menaati suatu aturan.

(2)

Siti Nur Isnaini, 2015

UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Ungkapan ~nakerebanaranai memiliki makna keharusan/kewajiban yang

menyangkut takdir, aturan, syarat dan hal yang bersifat umum.

b. Ungkapan ~nakerebaikenai memiliki makna keharusan/kewajiban yang

bersifat subjektif, tidak terdapat hal yang mengandung syarat ataupun takdir.

5.2 SARAN

Berdasar hasil penelitian tentang Ungkapan ~nakerebanaranai dan

~nakerebaikenai maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk para pembelajar agar dapat lebih menambah ilmu pengetahuan

terutama tentang semantik, karena keduanya sangat penting guna

membantu pembelajar dalam memahami kalimat bahasa Jepang. Selain

itu memahami sinonim dalam bahasa Jepang juga merupakan hal yang

penting agar kita dapat mengerti makna dari sinonim tersebut.

2. Untuk para pengajar sebaiknya memberikan materi dengan penjelasan

yang detil tentang sinonim dalam Bahasa Jepang, bagaimana makna

dan penggunaannya dalam kalimat supaya pembelajar dapat

memahaminya dengan baik.

3. Dan untuk kedepannya diharapkan akan ada banyak lagi penelitian

tentang sinonim dalam bahasa Jepang tidak hanya tentang toui

hyougen seperti bentuk ~nakerebanaranai dan ~nakerebaikenai saja

tapi meliputi ungkapan-ungkapan yang lain seperti meirei kinshi

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai kegiatan yang dilakukan di kampus MAN-IC Gowa pada malam hari, lingkungan/situasi kampus masih ditumbuhi pohon besar dan rerumputan tinggi serta gelap

Justeru, artikel ini cuba meneliti tajuk kata kerja berimbuhan dalam bahasa Arab dan Melayu dengan menumpukan kepada aspek perbezaan sama ada dari segi

Juga tidak lupa kepada Ibu Yuyun selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini, karena dengan Ibu Yuyun selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas

Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu lembaga yang ada dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan wajib menyampaikan laporan

Pengertian lain mengenai merek yang dipandang lebih lengkap yaitu pengertian merek menurut Philip kotler (1997) bahwa merek sebenarnya merupakan janji dari penjual untuk

Tambat pengaman (Safeties) adalah sistem pengereman pada kabin elevator yang mencengkram kedalam klem yang ada di alur rel baja untuk jalur naik dan turunnya poros yang

Dari hasil analisis data diketahui bahwa tidak ada hubungan antara higiene yang terdiri dari kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan mengkonsumsi makanan mentah,

Pilihan forum penyelesaian sengketa yang dibuka oleh penjelasan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari‟ah dalam