BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya globalisasi, pertukaran dan penyebaran informasi maupun hal-hal
baru lainnya yang bersifat universal terhadap kepentingan manusia merupakan hal yang
sangat penting. Salah satu media pertukaran dan penyebaran informasi adalah dengan
diadakannya pertemuan dan konvensi baik bersifat internasional, nasional maupun
regional. Dalam lingkup yang lebih kecil dapat juga dilaksanakan seperti pada perusahaan,
kantor pemerintah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Pariwisata No : Kep-06/U/IV/1992, kegiatan konvensi yang
diartikan sebagai suatu kegiatan berupa pertemuan antara sekelompok orang untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar
informasi tentang hal-hal baru yang menarik untuk dibahas. Bagi Negara Indonesia yang
sedang mencoba bangkit di bidang ekonomi dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi), kegiatan konvensi sangat diperlukan.
Penyelenggaraan pertemuan atau konvensi diharapkan dapat menjadi dinamisator bagi
perkembangan industri ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan seperti pariwisata, hiburan
, transportasi, dan sebaginya. Dari konteks hubungan diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan
konvensi merupakan perpaduan antara kegiatan bisnis (Meeting, Congresses) dan rekreasi.
Adanya globalisasi dan otonomi daerah memberi peluang dan tantangan bagi
pengembangan wilayah. Setiap daerah diharuskan mengembangkan segala kemampuan dan
daya tarik yang dimilikinya, baik yang bernilai comporative advantage (keunggulan
berbanding) maupun competitive advantage (keunggulan bersaing). Berbagi macam
strategi dilakukan dalam persaingan global, seperti meningkatkan kegiatan kepariwisataan,
perdagangan, dan investasi, serta MICE (Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions)
sebagai sektor usaha.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal tahun 2011-2031 pasal 4 disebutkan
bahwa kebijakan struktur ruang wilayah Kota salah satunya meliputi peningkatan pusat
pelayanan kota yang memperkuat kegiatan perdagangan, jasa dan industri berskala
yang menghubungkan antara Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Tengah terutama Semarang
serta Jawa Timur. Berdasarkan RTRW tentang pola pengembangan kawasan dan fungsi
kota, wilayah kota Tegal masuk dalam bagian kawasan strategis BREGASMALANG
(Brebes, Tegal, Slawi dan Pemalang). Dengan posisi yang strategis tersebut akan membuka
peluang besar bagi Kota Tegal untuk lebih berkembang terutama pada sektor-sektor yang
dapat bersinergi bersama dengan daerah-daerah sekitarnya, seperti perdagangan, jasa,
industri dan pariw isata.
Dalam pengembangan wilayah Kota Tegal, tidak terlepas dengan pengadaan kegiatan
konvensi yang membutuhkan ruang khusus dengan skala ruang yang memadai, selain
karena melibatkan beberapa orang, ruangan tersebut juga harus mampu menampung
seluruh aktivitas yang dilaksanakan yang berkaitan dengan kegiatan konvensi tersebut.
Akan tetapi, beberapa fasilitas ruang konvensi di Tegal masih dalam kondisi yang terbatas.
Selama ini sebagian besar kegiatan pertemuan di Kota Tegal diselenggarakan di hotel
maupun di gedung pertemuan yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Namun
kelemahannya ruang pada konvensi pada hotel-hotel tersebut belum dapat secara optimal
mengakomodir seluruh kebutuhan aktivitas konvensi.
Sebagai contohnya, dinas perdagangan,pariwisata dan perhubungan Kota Tegal sering
mengadakan seminar dan acara pameran prodak industri mikro maupun industry makro,
masyarakat Kota Tegal juga banyak pula yang mengadakan pernikahan di gedung, para
pengusahan sering mengadakan rapat dengan para rekan bisnis sekantor maupun dengan
rekan bisnis kantor lainya, dan tidak ketinggalan pula para mahasiswa dan pihak sekolah
dari tingkat SLTP sampai tingkat SLTA negeri maupun swasta setiap tahunnya
mengadakan perpisahan di gedung.
Dengan melihat potensi kota, kebutuhan dan keterbatasan akan penyediaan fasilitas
konvensi di Kota Tegal, maka dibutuhkan wadah yang dibangun khusus untuk keperluan
konvensi maupun aktifitas yang bersifat masal dan sementara lainya, baik terbuka maupun
tertutup yang juga berlokasi dekat dengan fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa,
akomodasi penginapan dan memiliki tapak yang luas. Sebagai gerbang bagi Kota Tegal
dalam memasuki pasar global, maka dibutuhkan perencanaan dan perancangan Tegal
Perancangan bangunan sering kali kurang memperhatikan keselarasan dengan alam dalam
hal pemanfaatan sumber daya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah alam.
Oleh karena itu, perancangan bangunan mempunyai andil besar memicu pemanasan globab
dan berakibat turunnya kualitas hidup manusia. Dengan pendekatan ekologi diharapkan
dapat menghasilkan konsep-konsep perancangan arsitektur yang ramah lingkungan, ikut
menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatkan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara efisien dan menekankan
penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan daur ulang.
Dari uraian tersebut, dibutuhkan sebuah Convention Hall di Kota Tegal yang dapat
mewadahi berbagai macam kegiatan konvensi lengkap dengan fasilitas pendukung dan
penunjangnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan
perencanaan dan perancangan tentang Tegal Convention Hall dengan penekanan desain eco
architecture.
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1 Tujuan
Memperoleh suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir
yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengan
karakter atau keunggulan judul dan citra yang dikehendaki, yaitu Tegal Convention
Hall dengan penekanan desain eco architecture.
1.2.2 Sasaran
Tersusunnya langkah-langkah perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall” dengan dengan penekanan desain eco architecture. melalui aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspects), alur pikir Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, dan Desain Grafis.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Secara Subyektif
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan ke tahap studio grafis,
dan merupakan serangkaian dari Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai jenjang strata S1 di Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
1.3.2 Secara Obyektif
Sebagai sumbangan untuk perkembangan ilmu dan pengetahuan, khususnya
dalam bidang arsitektur.
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup pada penyusunan studi ini adalah pembahasan mengenai perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall“dengan penekanan desain eco architecture. yang merupakan suatu bangunan yang digunakan berbagai macam
kegiatan berupa pertemuan antara sekelompok orang untuk membahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar informasi
tentang hal-hal baru yang menarik untuk dibahas.
1.4.2 Ruang Lingkup Spasial
Secara spasial, lokasi perencanaan dan perancangan Tegal Convention Hall ini
termasuk dalam Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
1.5 METODE PEMBAHASAN
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur (LP3A) “Tegal Convention Hall” ini yaitu metode deskriptif.
Metode ini berisi uraian cara-cara dalam memperoleh faktor-faktor untuk menyiapkan
perancangan yaitu faktor yang dibutuhkan (design requirement) dan faktor yang
menentukan (design determinant).
Berdasarakan design requirement dan design determinan, maka dapat ditentukan data-data
yang dibutuhkan. Setelah data –data tersebut terkumpul kemudian dianalisa untuk
menghasilkan dasar perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall”.
Design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall”, dapat diperoleh dari data-data yang terkait:
a. Pemilihan Lokasi dan Tapak
b. Penentuan Program Ruang
Data-data yang dikumpulkan untuk menentukan lokasi dan tapak, program ruang, serta
penekanan desain seperti yang telah diuraikan diatas, dikelompokkan dalam dua kategori,
yaitu:
1. Data Primer
 Observasi Lapangan
Yang dimaksud dengan observasi lapangan adalah kegiatan pengamatan
secara langsung di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall”, serta pengamatan terhadap obyek studi banding.
 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pelaku atau pengelola, serta pihak-pihak yang
berkaitan dengan perencanaan dan perancangan “Tegal Convention Hall”.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa kepustakaan ( misalnya:
buku, jurnal ilmiah, thesis, disertasi), refrensi sumber-sumber tertulis dari internet, serta
perundangan dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan studi perencanaan dan
perancangan “Tegal Convention Hall”.
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Garis besar susunan atau urutan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur “Tegal Convention Hall” adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup
pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan serta alur pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tinjauan tentang convention hall, kaitannya dengan pengertian,
macam dan jenis kegiatan konvensi,pelaku kegiatan konvensi, Fasilitas
convention hall, lokasi dan pencapaian. Tinjauan mengenai studi banding.
Selain itu memuat batasan dan anggapan.
BAB III DATA
Membahas tentang gambaran umum Kota Tegal, berupa data geografis dan
rencana penataan ruang Kota Tegal. Selain itu gambaran umum perkembangan
fasilitas konvensi di Kota Tegal.
Menguraikan dasar-dasar program perencanaan dan perancangan awal, serta
analisa pendekatan fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang,
hubungan kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kontekstual, pendekatan
besaran ruang, serta analisa pendekatan konsep perancangan secara kinerja,
teknis dan arsitektural.
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Menguraikan konsep dan dasar perancangan yang berisi program dasar
perencanaan dan perancangan, rekapitulasi program ruang dan tapak terpilih.
1.7 ALUR PIKIR
INPUT PROSES OUTPUT
PERENCANAAN ARSITEKTUR
FENOMENA
Aktualita:
 Kota Tegal mengalami perkembangan yang sangat
pesat, dilihat dari segi
pembangunan.
 Berdasarkan Keputusan Dirjen Pariwisata No :
Kep-06/U/IV/1992, kegiatan
konvensi yang diartikan sebagai
suatu kegiatan berupa
pertemuan antara sekelompok
orang, untuk membahas masalah – masalah yang berkaitan dengan kepentingan
bersama atau bertukar
informasi tentang hal – hal baru
yang menarik untukn dibahas.
 Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal tahun
2011-2031 pasal 4 disebutkan
bahwa kebijakan struktur ruang
PROBLEMATIKA
Dengan adanya fenomena
berupa aktualita dan urgensi
yang telah dipaparkan,
mendorong direncanakannya
Tegal Convention Hall yang
dibangun khusus untuk
keperluan konvensi maupun
aktivitas yang bersifat masal
dan sementara lainnya, dengan
meliputi peningkatan pusat
pelayanan kota yang
memperkuat kegiatan
perdagangan, jasa dan industri
berskala regional.
 Meningkatnya jumlah peserta kegiatan konvensi maupun non
konvensi yang membutuhkan
tempat yang optimal dan dapat
menampung semua kegiatan
 Beberapa fasilitas ruang konvensi di Kota Tegal masih
dalam kondisi yang terbatas di
mana fasilitas penunjangnya
yang kurang memadai.
Urgensi:
 Dibutuhkan ruang khusus dengan skala ruang yang
memadai yang dilengkapi
dengan fasilitas yang
mendukung untuk menampung
kegiatan konvensi sebagai salah
satu penunjang perkembangan
Kota Tegal.
Originalitas:
Perencanaan dan perancangan
Tegal Convention Hall dengan
Penekanan Konsep Arsitektur
Eco Architecture.
 Literatur
- Tinjauan Convention Hall
 Aspek Fungsional 1. Fungsi Pertemuan
2. Fungsi Managerial
Studi Fasilitas
Analisa Proses kegiatan dan
Kelompok Kegiatan:
 Kegiatan konvensi
 Kegiatan Managerial
KELOMPOK
Fasilitas dan Ruang,
 Studi Banding Tentang 1. Proses Kegiatan
- Kegiatan Pertemuan
- Kegiatan Managerial
 Struktur Organisasi 2. Fasilitas Indoor
3. Fasilitas Outdoor
4. Utilitas, MEE
 Organisasi tata laksana kerja
 Tingkat pemakaian dan kebutuhan
 Standar kapasitas
 Studi Banding :
1. Data ruang-ruang konvensi
yang ada.
2. Data jumlah peserta
Rencana Pengunjung Tegal
Convention Hall untuk 10 tahun
mendatang KAPASITAS
Fasilitas dan Ruang,
Utilitas, MEE
 Standar besaran ruang
 Studi banding besaran ruang
 Peraturan bangunan daerah Kota Tegal
Perhitungan besaran ruang &
kebutuhan lahan
kebisingan, view, klimatologi.
 ASPEK TEKNIS Bentuk dan massa
bangunan,struktur, bahan
bangunan.
CITRA/IMAGE
Citra atau image building:
- Kemudahan sirkulasi
FUNGSI &
KARAKTER
Tegal Convention Hall
Karakter Lokasi:
- Land Use sesuai peraturan Pemda Kota Tegal
Pemilihan Lokasi
pembobotan dan penilaian
- Faktor lingkungan sekitar - Utilitas lingkungan kota
 Kebutuhan luas tapak
 Kriteria tapak:
- Kemudahan pencapaian - Kesesuaian kebutuhan luas - Topografi
- Kelengkapan utilitas tapak
 Alternatif tapak
 Contoh keruangan bangunan stasiun televisi
Persyaratan & karakter fisik
Contoh wujud bangunan
convention hall
eksplorasi
figurasi bentuk GUBAHAN MASA
Zoning
substansi & materi presentasi
teknik menggambar
teknik presentasi
DESAIN GRAFIS (PRA