• Tidak ada hasil yang ditemukan

dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi kesehatan. Pada 21 November 1986, World Health Organization (WHO) menyelenggarakan Konferensi Internasional Pertama bidang Promosi Kesehatan yang diadakan di Ottawa, Kanada. Konferensi ini dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh dunia, dan menghasilkan sebuah dokumen penting yang disebut Ottawa Charter (Piagam Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan bagi program promosi kesehatan di tiap negara, termasuk Indonesia.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

Lebih lanjut dokumen itu menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang

(2)

dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).

Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor, 2003). Secara kolektif, berbagai sektor, unsur, dan profesi dalam masyarakat seperti praktisi medis, psikolog, media massa, para pembuat kebijakan publik dan perumus perundang-undangan dapat dilibatkan dalam program promosi kesehatan. Praktisi medis dapat mengajarkan kepada masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan membantu mereka memantau atau menangani risiko masalah kesehatan tertentu. Para psikolog berperan dalam promosi kesehatan lewat pengembangan bentuk-bentuk intervensi untuk membantu masyarakat memraktikkan perilaku yang sehat dan mengubah kebiasaan yang buruk. Media massa dapat memberikan kontribusinya dengan menginformasikan kepada masyarakat perilaku-perilaku tertentu yang berisiko terhadap kesehatan seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Para pembuat kebijakan melakukan pendekatan secara umum lewat penyediaan informasi-informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat. Berikutnya, perumus perundang-undangan dapat menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan risiko kecelakaan seperti misalnya aturan penggunaan sabuk pengaman di kendaraan (Taylor, 2003).

(3)

BAB II Pengertian

Promosi kesehatan adalah upaya membantu masyarakat memberdayakan dirinya untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

Menurut WHO tahun 1986, Promosi Kesehatan adalah proses yang memberdayakan manusia untuk mengendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Menurut Green dan Ottoson (1998) Promosi Kesehatan adalah kombinasiberbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Menurut definisi yang selama ini dipakai Pusat Promosi Keehatan, Promosi Kesehatan itu adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat agar mampu memelihara, meningkatkan, dan melindungi, kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.

Dalam pengertian Promosi Kesehatan tersebut terkandung beberapa pengertian operasional sebagai berikut:

- Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat (Public Health) secara keseluruhan, yang fokusnya adalah: pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya agar masyarakat dapat memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Dengan demikian, Promosi

(4)

- Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung, sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.

- Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu sebagai obyek semata.

- Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga Promosi Kesehatan diwarnai oleh suasana lokal.

(5)

BAB III TUJUAN

Tujuan Umum

Tujuan umum dari upaya Promosi Kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, dan juga memberdayakan kemampuan masyarakat untuk hidup lebih sehat.

Tujuan Khusus

1. Timbulnya kesadaran penduduk akan nilai kesehatan.

2. Meningkatnya pengembangan Puskesmas dan pemanfaatannya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan sebagai sumber penerangan dan penyuluhan kesehatan

3. Terbantunya orang-orang dan masyarakat pada umumnya, dalam menjaga kesehatan mereka pada tingkat yang sebaik-baiknya. Termasuk dalam hal ini adalah penerimaan paham kebersihan sebagai perilaku kehidupan, dan paham keluarga kecil serta penjarangan kelahiran sebagai hal yang wajar. Dengan demikian, tingkat kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan sosial dari keluarga mereka sendiri dan masyarakat akan naik.

(6)

Tujuan Promosi Kesehatan secara Keseluruhan

Adalah tersosialisasinya program-program kesehatan, terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat, serta tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat, menuju terwujudnya kabupaten atau kota sehat, propinsi sehat, Indonesia sehat 2010.

Tujuan PHBS

Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

(7)

BAB IV KEGIATAN

Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan.

Dari paparan di atas, tampaklah bahwa lingkup promosi kesehatan bukan semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau serangkaian kampanye mengenai masalah kesehatan. Menurut Kapalawi, pendidikan atau penyuluhan kesehatan memang memiliki sasaran yang sama, yaitu perubahan perilaku individu atau kelompok untuk peningkatan derajat kesehatan. Namun sebenarnya keduanya hanya merupakan bagian kecil dari promosi kesehatan. Promosi kesehatan bersifat lebih luas atau lebih makro lagi dan lebih menyentuh sisi advokasi pada level pembuat kebijakan di mana promosi kesehatan berusaha melakukan perubahan pada lingkungan dengan harapan terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik (Kapalawi, 2007). Menurut Green dan Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

(8)

Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):

1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan.

2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).

6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll. Kesehatan memerlukan prasyarat-prasyarat yang terdiri dari berbagai sumber daya dan kondisi dasar, meliputi perdamaian (peace), perlindungan (shelter), pendidikan (education), makanan (food), pendapatan (income), ekosistem yang stabil (a stable eco-system), sumber daya yang berkesinambungan (a sustainable resources), serta kesetaraan dan keadilan sosial (social justice and equity) (WHO,

(9)

1986). Upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan harus memerhatikan semua prasyarat tersebut.

WHO, lewat Konferensi Internasional Pertama tentang Promosi Kesehatan di Ottawa pada tahun 1986, telah merumuskan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap negara untuk menyelenggarakan promosi kesehatan. Berikut akan disediakan terjemahan dari Piagam Ottawa pada bagian yang diberi subjudul Health Promotion Action Means. Menurut Piagam Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berarti:

1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy)

Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang berbeda namun dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan fiskal, perpajakan, dan perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang terkoordinasi yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih besar. Kegiatan terpadu memberikan kontribusi untuk memastikan barang dan jasa yang lebih aman dan lebih sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan lebih bersih, dan lingkungan yang lebih menyenangkan.

(10)

Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor kesehatan, serta cara menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan lebih mudah untuk pembuat keputusan.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments) Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik —untuk memelihara satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan waktu luang memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan dan waktu luang harus menjadi sumber kesehatan untuk manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus dapat membantu menciptakan masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan.

Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah pesat.—terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi–- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat. Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.

(11)

3. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.

Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan.

4. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills)

Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan.

Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

(12)

5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah.

Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan yang berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan harus bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas yang merupakan hal sensitif dan ia juga harus menghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus mendukung kebutuhan individu dan komunitas untuk kehidupan yang lebih sehat, dan membuka saluran antara sektor kesehatan dan komponen sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik yang lebih luas.

Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian yang kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan pendidikan profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan sikap dan pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan ulang kepada kebutuhan total dari individu sebagai manusia seutuhnya.

6. Bergerak ke masa depan (moving into the future)

Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa masyarakat yag

(13)

didiami seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian kesehatan oleh semua anggotanya.

Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang penting dalam mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua yang terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita sebagai acuan utama.

Dari enam hal di atas, setidaknya dapat disimpulkan dua kata kunci kegiatan promosi kesehatan, yakni advokasi (advocacy) dan pemberdayaan (empowerment).

Advokasi

Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan-peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik.

(14)

Pemberdayaan

Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).

Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan, partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.

Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008): 1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat 2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat 4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.

(15)

Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan berlangsung dengan sukses.

(16)

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN PROMKES DI PUSKESMAS

Kegiatan Promkes yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet meliputi kegiatan: 1. Advokasi kesehatan, misalnya adanya kebijakan gerakan PSN-3M selama 30

menit setiap hari jumat

2. Gerakan masyarakat, berupa pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat dan melaksanakan para kader atau tenaga pelaksana yang terlatih, misalnya dengan adanya Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat RT.

3. Bina suasana, misalnya melalui berbagai kegiatan penyuluhan (penyuluhan di Posyandu balita setiap bulan di hari Rabu minggu pertama, Posyandu Lansia setiap hari Selasa setiap minggu), pelatihan kader-kader Posyandu untuk imunisasi Mopping Up Polio, dan lokakarya.

Berdasarkan kegiatan di lapangan (dalam hal ini di Puskesmas kecamatan Tebet), baik yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, hasilnya adalah cukup baik. Namun, petugas yang tersedia masih terbatas. Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang diikutinya cukup baik.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

(17)

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan Jamban

(18)
(19)

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 8. Membuang sampah pada tempatnya

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja 3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik

(20)

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6. Menggunakan air bersih

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar 8. Membuang sampah pada tempatnya

9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

SASARAN

Digolongkan atas masyarakat yang sudah ada dalam suatu system tertentu yang disebut sebagai tatanan/pranata

Tatanan Sasaran Primer Sasaran Sekunder Sasaran Tersier Rumah tangga Anggota keluarga Ibu Kepala keluarga Institusi

pendidikan

Seluruh siswa Guru,karyawan,OSIS Kepala sekolah Tempat kerja Seluruh karyawan Pengurus/sarikat

pekerja

Direksi/pemilik Tempat umum pengunjung Pegawai/karyawan Direksi/pemilik Institusi

kesehatan

Pasien/pengunjung Petugas kesehatan Pimpinan/direktur

Strategi dan manajemen PKM puskesmas Strategi PKM puskesmas

Dalam management PKM, dikenal 3 strategi, yaitu pemberdayaan masyarakat (empowerment), pembinaan dukungan suasana (social support), dan pendekatan pimpinan/kelompok (advocacy). Ketiga strrrategi tersebut harus dilakukan secara bersamaan, saling mengisi, dan melengkapi. Secara lebih jelas ketiga strategi tersebut dapat dilihat dibawah ini :

(21)

Pemberdayaaan (empowerment) primer Peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (PHBS) Penyuluhan perorangan, kelompok dan masal, pelatihan, distribusi bahan penyuluhan Pembinaan suasana (social support) sekunder Pengembangan pendapat umum,opini, norma Pendekatan peroramngan dan kelompok Pendekatan pimpinan (advocacy) Tersier Persetujuan, dukungan Konsultasi, pertemuan Manajemen PKM di puskesmas

Manajemen PKM di puskesmas dilaksanakan melalui 4 fungsi tahapan, yaitu : Pengkajian

Pemantauan dan Perencanaan Penilaian

Penggerakan dan Pelaksanaan

(22)

Tahapan manajemen Luaran a. Pengkajian

(i) Pengkajian masalah kesehatan

(ii) Pengkajian masalah PHBS (iii) Pemetaan wilayah

(iv) Pengkajian sumber daya

10 penyakit terbanyak,factor pendorong Pemetaan masalah PHBS

Masalah strata kesehatan wilayah Ketersediaan SDM

b. Perencanaan Rumusan tujuan,kegiatan,intervensi dan jadwal kegiatan

c. Penggerakan dan pelaksanaan Daftar kegiatan dan penanggung jawab masing-masing kegiatan yang telah disepakati

d. Pemantauan dan penilaian Rencana pertemuan/supervisi berkala Rencana evaluasi akhir tahun

Kebijaksanaan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,kegiatan promosi kesehatan masyarakat dilaksanakan sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari setiap program kesehatan dan berfungsi sebagai katalisator program-program tersebut.

b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina derajat kesehatan yang dimulai dalam keluarganya.

c. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan baik oleh pemerintah secar a lintas program dan lintas sektoral, maupun oleh masyarakat termasuk pihak LSM.

d. Puskesmas dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

(23)

e. Sikap mental petugas kesehatan, terutama yang akan dikembangkan dan diarahkan kea rah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.

f. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga-lembaga pendidikan dasar, pemerintah, dan swasta agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat ditumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DAN WILAYAH KERJA MASYARAKAT

Agar dapat mencapai tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat , maka upaya kegiatan penyuluhan perlu diselaraskan dengan fungsi dan tugas puskesmas serta kemampuan daripada sumber tenaga, dana, serta sarana yang dimiliki.

Pelaksanaaan kegiatan puskesmas yang biasa dilaksanakan ialah :

a. Penyuluhan institusi : kegiatan penyuluhan yang dilakukan di institusi bersangkutan seperti puskesmas, ataupun di rumah tinggal para dokter dan paramedic.

Secara tidak langsung Secar a langsung Memberi tauladan serta contoh dari

para dokter atau paramedik

Dialog do kamar periksa antara dokter dan pasien

Penampilan yang rapih dan sehat dari bangunan puskesmas

Dialog dokter, paramedik, dan

(24)

seperti poster dll puskes yang sudah direncanakan.

b. Penyuluhan di masyarakat (di luar gedung puskesmas) : pelaksanaannya dilaksanakan berdasarkan “ pendekatan edukatif “ melalui tahap-tahap berikut:

1. Pertemuan tingkat kecamatan : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan dan dukungan dari pimpinan wilayah

2. Pertemuan tingkat desa : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan dan dukungan dari kepala desa bererta aparatnya

3. Melakukan survey mawas diri : mendapatkan data dari msyarakat tentang idea tau program promosi kesehatan yang akan diterapkan kepada mereka. 4. Perencanaan: membuat rencana penyuluhan kesehatan

5. Pelaksanaan penyuluhan : dalam pelaksaan, perlu dilibatkan masyarakat dan petugas harus mampu menerapkan metode dan tehnik penyuluhan 6. Evaluasi kegiatan penyuluhan : evaluasi dilakukan sesuai dengan tehnik

penyuluhan yang dilakukan.

Metode dan tehnik penyuluhan masyarakat Metode

Secara sederhana pengertiannya adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat.

Untuk mengetahui metode apa yang dipilih perlu ditentukan terlebih dahulu tahapan perubahan perilaku yang ingin dicapai :

(25)

pengetahuan sikap tindakan - Ceramah - Kuliah - Presentasi - Wisata karya - Curah pendapat - Seminar - Studi kasus - Tugas baca - Symposium - Panel - Konferensi - Diskusi kelompok - Tanya jawab - Role playing - Pemutaran film - Video - Tape recorder - Simulasi - Latihan sendiri - bengKel kerja - demonstrasi - experiment Menentukan sasaran

Karena keterbatasan sumber daya, maka metode penyuluhan yang paling sering dilakukan puskesmas adalah ceramah yang disertai Tanya jawab, wawancara dan demonstrasi.

Teknik penyampaian Ceramah

Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisn kepada suatu kelompok pendengar yang disertai diskusi dan Tanya jawab, serta dibantu oleh alat peraga.

a. Ciri-ciri ceramah

- ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan - ada suatu pesan yang disampaikan

- ada kesempatan bertanya bagi pendengar - ada alat peraga yang digunakan

(26)

-menentukan maksud dan tujuan ceramah - menentukan sasaran pendengar

- mempersiapkan materi

- topic yang dikemukakan hanya satu - mempersiapkan alat peraga

- mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat -mempersiapkan undangan

- mempersiapkan bahan bacaan - pelaksanaan

- perkenalan diri

- mengemukakan maksud dan tujuan - menjelaskan sistematika ceramah

- men yampaikan ceramah dengan suara jelas - ciptakan suasana santai

- sediakan waktu untuk Tanya jawab -menyimpulkan ceramah

- penilaian

Suatu ceramah akan terlihat berhasil bila : -ada respon dari pendengar

- ada minat pendengar

- ada jawaban pada pengisian angket Wawancara

Adalah suatu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan Tanya jawab yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

a. Cirri –ciri wawancara - Ada pihak yang bertanya - Ada pihak yang ditanya

- Seluruh percakapan dikendalikan oleh pihak interviewer b. Langkah-langkah melakukan wawancara

- Persiapan

1. Menentukan tujuan wawancara

2. Menentukan isi pesan yang akan disampaikan 3. Menentukan sasaran

(27)

- Pelaksanaan

1. Memperkenalkan diri

2. Rumuskan pertanyaan dengan sederhana 3. Diarahkan kepada persoalan pokok 4. Gunakan alat peraga

5. Catat jawaban yang dianggap perlu - Penilaian

1. Suasana menyenangkan 2. Kelancaran wawancara Demonstrasi

Adalah suatu cara penyajian yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan , adegan atau menggunakan suatu proedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan Tanya jawab. Biasanya hanya diberikan pada individu yang terbatas jumlahnya.

1. Tujuan

- Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan prosedur yang benar

- Meyakinkan kelompok bahwa ide tersebut bias dilaksanakan - Meningkatkan minat orang untuk belajar

2. Langkah-langkah melakukan demonstrasi - Persiapan

a. Menentukan maksut dan tujuan b. Menentukan materi

c. Menentukan sasaran dengan latar belakang sosioekonomi d. Menentukan perkiraan lamanya

e. Menentukan alat atau peraga - Pelaksanaan

a. Memperkenalkan diri

b. Menciptakan suasana nyaman c. Memberi materi

d. Member kesempatan Tanya jawab - Penilaian

a. Banyaknya pertanyaan

(28)

Alat peraga penyuluhan kesehatan masyarakat - kemudahan bagi pihak penyuluh

a. memiliki bahan nyata

b. dapat menambah percaya diri c. menghindari kejenuhan

- kemudahan bagi pihak yang disuluh a. melihat nyata inti materi

b. menghindari kejenuhan

beberapa alat bantu peraga yang dapat digunakan adalah : a. papan tulis b. OHP c. Kertas flipchart d. Poster e. Flash card f. Model g. Leflet, dll

Pemantauan dan penilaian

Pemantauan kegiatan dilakukan secara berkala. Pemantauan dapat juga dilakukan dengan kunjungan lapangan ke tiap tatanan untuk melakukan perkembangan strata bersih dan sehat (PHBS) setelah dilakukan intervensi kesehatan masyarakat. Penilaian dilakukan pada akhir tahun dengan cara pengkajian kembali seperti pada tahap pertama manajemen PKM. Hasil pengkajian tiap tahun dibandingkan hasil pengkajian awal tahun, keberhasilan dapat dilihat dari strata PHBS tiap tahun. Evaluasi dapat dilakukan dengan menilai :

a. Kegiatan yang dapat terlaksana dibandingkan dengan perencanaan b. Indicator masing-masing program yang menjadi topic penyuluhan

(29)

Indikator PKM

Dalam kegiatan penilaian, digunakan indikator-indikator tertentu, yaitu petunjuk yang membatasi focus perhatian suatu penilaian. Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

Indikator Tatanan Rumah Tangga a. Ibu :

- pemeriksaan kehamilan oleh petugas minimal 4 kali - proses melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan - ikut KB bag wanita usia subur

- sudah imunisasi TT, bagi ibu muda yang belum punya anak b. bayi : sudah diimunisasi

c. balita : ditimbang setiap bulan

d. seluruh keluarga buang air besar di jamban e. tidak ada sampah berserakan

f. seluruh keluarga menggunakan air bersih g. kuku anggota keluarga pendek dan bersih

h. keluarga biasa makan makanan yang beraneka ragam i. semua anggota keluarga tidak merokok

(30)

k. keluarga menjadi anggota dana sehat (JPKM)

Indikator Tatanaan Institusi Pendidikan

Tatanan pendidikan adalah Sekolah Dasar Negeri, Swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah

a. Tersedia jamban yang bersih b. Tersedia air yang bersih c. Tidak ada sampah berserakan d. Ketersediaan UKS

e. Menjadi anggota dana sehat (JPKM)

f. Siswa pada umumnya (60%) kukunya pendek dan bersih g. Guru tidak merokok

h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil

Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja

Tatanan istitusi pendidikan adalah Puskesmas atau Puskesmas Pembantu a. Tatanana air bersih

(31)

d. Tertata poster kesehatan

e. Radio kaset penyuluhan berfungi setiap hari f. Penyuluhan kelompok teratur dilaksanakan g. Semua petugas tidak merokok

h. Semua petugas kukunya pendek dan bersih Indikator Tatanan Umum

a. Indikator warung makan

- Makanan dan minuman tidak menggunakan bahan kimia berbahaya - Makanan dan minuman terhindar dari serangga berbahaya

- Tersedia jamban yang bersih - Tersedia air yang bersih - Tidak ada sampah berserakan

- Kuku pengelola makanan pendek dan bersih - Menjadi anggota dana sehat

b. Indikator tempat ibadah

- Sekeliling tempat ibadah dalam keadaan bersih - Tersedia air bersih

(32)

- Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok - Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan c. Indikator pasar

- Sekeliling pasar dalam keadaan bersih - Tersedia air bersih

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL) - Cukup pencahayaan dan ada penghawaan - Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok - Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan 1. Kajian PHBS

- Sasaran : ibu-ibu balita - Jumlah sasaran : 50 orang

- Kajian kuantitatif : dengan kuisioner 2. Indikator PHBS

(33)

- Perilaku tentang gizi

- Perilaku tentang kesehatan lingkungan - Perilaku tentang gaya hidup

3. Pengelolaan Program PHBS 1. Tahap persiapan:

a. Sosialisasi dan advokasi kesehatan b. Persiapan sarana c. Persiapan administrasi d. Persiapan pelaksanaan 2. Tahap pengkajian: a. Pengkajian 3. Tahap perencanaan: a. Menentukan prioritas b. Menentukan tujuan

c. Menentukan jenis kegiatan/intervensi d. Jadwal kegiatan

4. Tahap pergerakan pelaksanaan 5. Pemantauan dan penilaian

Tahap Persiapan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Sosialisasi dan advokasi

Agas LS/LP/LSM/ Mitra mengetahui program PHBS

- Dukungan dana/ kebijakan politis/ kemitraan

- Sepakat melaksanakan PHBS

- Peran dan fungsi masing-masing jelas

(34)

3. Persiapan administrasi Identifikasi lapangan

- Daftar surat yang diperlukan

- Format pencatatan dan pelaporan

4. Persiapan pelaksanaan Identifikasi, siapa melakukan apa - Daftar penanggung jawab masing-masing kegiatan

Tahap Pengkajian

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Pengkajian masalah kesehatan Untuk mengetahui 10 penyakit terbanyak, penyebab, sifat, epidemiologi masalah - Daftar 10 penyakit terbanyak

- Daftar penyebab sifat, epidemiologi masalah 2. Pengkajian sumber daya Identifikasi sarana, tenaga, dana yang

tersedia

- Daftar tenaga, sarana, dan dana yang tersedia

3. Pengkajian PHBS Untuk mengetahui perilaku keluarga pada tatanan rumah tangga

- Adanya klasifikasi PHBS di setiap RT 4. Pengkajian wilayah Untuk mengetahui klasifikasi PHBS di setiap wilayah

- Adanya klasifikasi wilayah sehat atau tidak sehat

Tahap Perencanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Rumusan tujuan Untuk membuat target yang ingin dicapai Adanya target yang bisa diukur

2. Rumusan rencana kegiatan intervensi

Untuk

mengembangkan berbagai alternatif intervensi

Adanya rencana kegiatan entervensi yang menyeluruh, meliputi penyluhan massa/ terpadu dan rancangan media 3. Pembuatan jadwal Untuk menetapkan Adanya jadwal kegiatan

(35)

kegiatan Tahap Pergerakan dan Pelaksanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Advokasi - Untuk mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pemberdayaan PHBS - Mempengaruhi pihak lain agar mendukung PHBS - Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah - menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media massa

- Adanya dukungan politik dari pengambilan keputusan - Adanya kepedulian LSM terhadap PHBS

- Adanya anggaran rutin yang dinamis

- Fasilitas umum simakin merata terutama di daerah kumuh

2. Bina suasana

Untuk menciptakan berbagai opini yang ada di masyarakat yang mendukung

tercapainya PHBS di semua tatanan

Terciptanya opini, etika, norma, dan kondisi masyarakat ber-PHBS 3. Pemberdayaan atau gerakan masyarakat Untuk menumbuhkembangka n potensi masyarakat untuk mendukung dan membudayakan PHBS

- Mengungkapkan UKBM - Meningkatkan peserta dana sehat (JPKM)

Pemantauan dan Penilaian

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Pemantauan

Untuk mengetahui seberapa jauh suatu program PHBS berjalan, mengacu kepada perncanaan dan

adanya laporan

bulanan/triwulan/tengah tahun

(36)

yang ditetapkan

tercapai waktu tertentu

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(37)

melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat. Dengan demikian kegiatan promosi kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap program yang ada di Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan berupa advokasi kesehatan, bina suasana, dan gerakan masyarakat.

Saran

Untuk lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan pada masyarakat maka sebaiknya para petugas kesehatan, terutama pada bagian promosi kesehatan, ditambah. Selain itu para petugas kesehatan terus berupaya untuk memberikan masukan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dachroni, Drs, MPH. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

2. Dachroni, Drs, MPH. Seri PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Petugas Puskesmas. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas

2009

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan Online.htm

5. Sudin Kesehatan Masyarakat. Surat Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat No: HK.00.06.1.7.1570 tentang Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan 2003

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini nampak dari Tabel Data Keseluruhan Pengaduan dan Pemantauan Berita Kasus di Media yang penulis dapatkan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, yang menyebutkan bahwa

Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penegakan hukum terhadap pelaku kegiatan pertambangan bahan galian golongan C di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Model

Dengan metode karakterisasi charge-discharge menggunakan arus konstan 10 A, maka parameter internal superkapasitor Maxwell 100F dan 650F dapat dimodelkan menjadi komponen

Kajian ini telah menunjukkan bahawa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tahap tekanan kerja dengan komitmen dan kepuasan kerja dalam kalangan guru-guru

transparan, efektifitas dan efisien 10 Dokumen Perencanaan 05 Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana menunjang pelayanan peradilan 8 Layanan Pengelolaan

Seorang wanita, usia 40 tahun , hamil datang ke dokter meminta resep obat untuk memperlancar buang air besar, namun beberapa saat setelah mengkonsumsi obat pencahar

Dalam tulisan ini, penulis menyajikan tentang cara untuk membangun komunikasi matematis mahasiswa pada mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD yang dilakukan dalam 4 tahap yaitu: