• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT PADA PELAKU USAHA KERAJINAN KHAS DAERAH DI AREA KOMPLEK CITRA NIAGA SAMARINDA. JURNAL SKRIPSI Oleh : Muttaqin NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SWOT PADA PELAKU USAHA KERAJINAN KHAS DAERAH DI AREA KOMPLEK CITRA NIAGA SAMARINDA. JURNAL SKRIPSI Oleh : Muttaqin NIM :"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT PADA PELAKU USAHA KERAJINAN KHAS DAERAH DI AREA KOMPLEK CITRA NIAGA SAMARINDA

JURNAL SKRIPSI Oleh : Muttaqin NIM : 0801025065 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

(2)

1

ANALISIS SWOT PADA PELAKU USAHA KERAJINAN KHAS DAERAH DI AREA KOMPLEK CITRA NIAGA SAMARINDA

Muttaqin

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Prof.DR. Suharno SE., MM Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Asnawati SE., MM

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak

Muttaqin, Analisis SWOT Pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Area Komplek Citra Niaga Samarinda, dibawah bimbingan Bapak Prof. DR. Suharno SE., MM dan Ibu Asnawati SE., MM

Pada dasarnya setiap perusahaan harus memilki strategi yang tepat dalam menjalankan setiap kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang akan dicapai. Melihat kondisi perusahaan di masa lalu dan melihat fenomena yang terjadi, maka dapat dianalisis aspek-aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) untuk mengatur strategi dimasa yang akan datang dengan menggunakan analisis SWOT.

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana Kekuatan dan Kelemahan dan juga Peluang dan Ancaman untuk Menentukan Posisi Pedagang Kerajinan pada Matrik SWOT dan Penggunaan Strategi pada Masa yang Akan Datang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pedagang kerajinan khas daerah yang kemudian dianalisis dengan matrik SWOT untuk menentukan strategi perusahaan pada masa yang akan datang.

Perhitungan analisis SWOT pada penelitian ini menggunakan rumusan analisis SWOT dengan pendekatan matrik SWOT :

Dari hasil penelitian dapat dilihat total bobot pada masing-masing faktor, dimana total bobot untuk faktor kekuatan (3,00), kelemahan (2,67), peluang (3,62) dan ancaman (2,89). Setelah perhitungan pada analisis SWOT, diperoleh hasil (0,17 : 0,37). Hasil ini menggambarkan titik koordinat pada diagram analisis SWOT.

Melihat hasil dari solusi dan analisis diatas, ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tidak dapat diterima. Kata kunci : Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) dan Strategi Perusahaan.

Abstract

Muttaqin, Analysis SWOT at Merchant Souvenirs In The Area Citra Niaga Samarinda, under tuition Mr. Prof. Dr. Suharno,SE.,MM and Mrs. Asnawati SE.,MM.

Basically, every company have to correct strategy in running every activity so that can reach the target to reach. Seen the condition of company in the past and see phenomenon that happened, can be analysed by internal aspects (strength and weakness) and eksternal (opportunity and threats) to arrange company strategy in periode to will come by using analysis of SWOT.

Formula of problem in writting of this skripsi is : “How strength and wekaness and also opportunity and threats to determine Merchant Souvenirs position at matrix of SWOT and used strategy in a periode of will come”. Purpose of this research is to strength to knot, weakness, threatment and opportunity in merchant souvenirs later then analysis it with matrix of SWOT to determine company strategy in a periode of will come.

Calculation of analysis of SWOT in this reserach by using formula analysis SWOT with approach matrikx SWOT, that is :

(3)

2

:

From result of reserach can be seen total of weight of each factor, where totalize weight for the factor of strength (3,00), weakness (2,67), opportunity (3,62), and threat (2,89). After calculation into formula analysis SWOT, hance obtained by result (0,17 : 0,37). This result represent coordinate point to be used in diagram analysis SWOT.

See result of solution and analysis above, pulled by conclusion that hypothesis can’t be accepted. Keyword : Analysis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats), and Company Strategy.

I. Pendahuluan A.Latar Belakang

Samarinda merupakan salah satu kota yang cukup berkembang di Kalimantan Timur selain kota-kota besar di Kalimantan Timur lainnya. Perkembangan ini juga berimbas dengan pertumbuhan usaha-usaha yang mulai bermunculan di kota tepian ini. Hal ini lah yang membuat para investor menanamkan modalnya untuk membangun sarana dan prasarana yang memudahkan konsumen untuk berbelanja. Tercatat ada 4 mall yang sudah berdiri di kota tepian ini. Kehadiran mall ini tentu memberikan beberapa dampak dan manfaat yang dialami masyarakat Samarinda khususnya. Di tengah pertumbuhan pasar modern yang semakin berkembang tentu membuat keberadaan pasar tradisional menjadi sedikit terganggu pertumbuhannya. Di era yang semakin ringkas dan cepat ini konsumen menjadi lebih mudah berbelanja di Mall dengan berbagai fasilitas yang tersedia di pasar modern tersebut. Hal ini lah yang membuat keberadaan pasar tradisional menjadi semakin tertinggal.

Dalam menjalankan sebuah usaha tentu ada sebuah permasalahan yang mengganggu jalannya usaha tersebut baik dari segi internal maupun eksternal usaha itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pelaku usaha diharuskan memikirkan dan menentukan strategi apa yang akan dijalankan untuk menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin kompleks ini agar usaha yang mereka jalankan selama ini tidak mengalami kerugian yang menyebabkan kemunduran pada usaha tersebut. Penerapan strategi bisnis ini tentu tidak semudah yang dibayangkan karena memang dalam menjalankan sebuah usaha tidak hanya beorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen melainkan juga untuk lebih mempertimbangkan apa-apa yang sudah dilakukan dan dapat mengevaluasi kinerja selama ini.

Strategi yang umum digunakan dalam penentuan kebijakan strategi pemasaran adalah SWOT atau biasa disebut Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), serta Threats (Ancaman). Di dalam perjalannya strategi ini umum digunakan oleh para pelaku usaha baik usaha yang masuk dalam kategori besar dan juga yang besifat kecil menegah dengan tujuan agar dapat berkompetisi di dunia usaha.

Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak lama, pelaku usaha menyusun strategi untuk mengalahkan rival mereka dalam setiap pertempuran, sampai menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis. Konsep dasar pendekatan SWOT ini, tampaknya sederhana sekali sebagaimana dikemukakan oleh (Sun Tzu:1992), bahwa ”Apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan dapat memenangkan

(4)

3

pertempuran”. Dalam perkembangganya saat ini analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategi bisnis yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan usaha yang dijalankan dapat tercapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan.

Citra Niaga Samarinda merupakan salah satu area industri atau usaha yang terdapat di Samarinda. Para pelaku usaha di Citra Niaga ini tidak hanya dari pengusaha-pengusaha besar melainkan juga dari pengusaha-pengusaha kecil menengah, khususnya pengusaha barang-barang kerajinan khas daerah Kalimantan. Letak Citra Niaga Samarinda yang sangat strategis memudahkan para konsumen untuk menuju lokasi ini serta harga yang reltif terjangkau ditambah barang-barang kerajinan yang ditawarkan beraneka ragam membuat konsumen untuk lebih mudah dalam memilih barang-barang kerajinan. Seiring berjalannya waktu berkembang juga pasar modern di Samarinda, tetapi perkembangan pasar tradisonal tidak sejalan dengan perkembangan pasar-pasar modern yang ada di kota Samarinda. Dengan kehadiran pasar-pasar modern di Samarinda tentu memberikan dampak bagi usaha kecil menengah khususnya yang bergerak di bidang barang-barang kerajinan khas daerah Kalimantan. Kehadiran mall tersebut ditambah dengan kemudahan fasilitas baik dalam hal pembeliannya maupun pembayarannya membuat konsumen merasa lebih mudah melakukan transaksi di pasar modern dibandingkan dengan pasar tradisional.

Dalam situasi seperti ini tentu penerapan strategi SWOT sangat diperlukan untuk dapat mengetahui kelemahan dan ancaman yang dialami usaha ini serta memanfaatkan segala kekuatan menjadi sebuah peluang agar dapat bertahan dan berkompetisi di dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang terus berkembang dari waktu ke waktu tentu membuat para pengusaha agar lebih jeli dan teliti dalam melihat sebuah kekurangan dan kekuatan usahanya, sehingga usaha yang sudah dijalankan cukup lama tidak mengalami kemunduran yang berakibat pada matinya usaha itu sendiri. Dengan keadaan seperti ini menjadikan pelaku usaha kerajinan khas daerah untuk lebih memikirkan bagaimana kinerja dan jalannya usaha tersebut dari awal berdirinya sampai masa depan yang diperkirakan persaingan dunia bisnis akan lebih ketat dibandingkan saat ini serta dengan penerapan metode SWOT ini diharapkan para pengusaha dapat menetukan strategi apa yang tepat diterapkan dalam menjalankan usahanya baik untuk saat ini maupun planning ke depannya agar dapat berkompetisi di dunia usaha.

Dengan melihat adanya beberapa permasalahan yang terjadi pada kasus diatas. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis SWOT Pada Pelaku Usaha

Kerajinan Khas Daerah Di Area Komplek Citra Niaga Samarinda”. B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman untuk menentukan posisi Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah di Citra Niaga Samarinda dalam menjalankan kegiatannya pada analisis SWOT ?

2. Strategi bisnis apa yang akan diterapkan di masa yang akan datang untuk memenangkan persaingan bisnis setelah mengetahui posisi Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Kalimantan pada analisis SWOT ?

(5)

4

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan (lingkungan internal) serta, peluang dan ancaman (lingkungan eksternal) Pelaku usaha kerajinan khas daerah di Citra Niaga Samarinda.

2. Untuk merumuskan Strategi apa yang sesuai sebagai tolak ukur dalam memformulasikan strategi usaha dalam meningkatkan keuntungan.

II.Tinjauan Teoritis

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan refrensi dan rujukan terhadap hasil penelitian ini, maka diperlukan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ria Destriyana (2009) dengan judul skripsi “Penerapan Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Perusahaan untuk Produk Oli Merek United Oil Pada PT. Selvinto Perdana Abadi di Balikpapan”.

B. Dasar Teoritis

1. Analisis SWOT

Pengertian analisis SWOT menurut Rangkuti (2006:18) adalah “ identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, dimana setiap perusahaan harus bisa memaksimalkan setiap kekuatan (Strength) dan peluang (Oppourtunities) dan bisa meminimalkan kelemahan (Weakness) serta ancaman (Threats).

Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi yang ada. Pendekatan ini menganjurkan bahwa isu pertama organisasi harus dianalisis secara hati-hati dan cermat. Formulasi strategi harus diarahkan kepada berbagai organisisi yang penting dan mendesak untuk segera diselesaikan. Analisis ini akan sangat membantu di dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang sifatnya strategi bagi perusahaan

Kekuatan adalah kondisi suatu perusahaan yang mampu untuk melakukan semua tugasnya secara baik dikarenakan semua sarana dan prasarana sangat mencukupi (umumnya diatas rata-rata industri). Rangkuty (2006:18)

Kelemahan adalah sebagai dari analisis lingkungan internal perusahaan yang membantu manajemen untuk membantu adanya kelemahan-kelemahan penyimpangan yang membuat posisi perusahaan tidak menguntungkan sehingga mempengaruhi tingkat kemampuan bersaing dengan para pesaing dalam industry manufaktur. Rangkuti (2006:19)

Peluang adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahan yang membantu manajemen dalam mencari dan mengetahui apa saja yang menjadi peluang dan kesempatan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar dengan keuntungan yang lebih besar. Rangkuti (2006:19)

Ancaman adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang membantu manajemen untuk mengetahui tantangan yang akan dan telah dihadapi perusahaan yang timbul karena karena adanya suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan di luar perusahaan. Rangkuty (2006:19)

(6)

5

Menurut Rangkuty (2006:21), dalam menganalisis SWOT ada lima macam model pendekatan yang digunakan. Model pendekatan dalam menganalisis SWOT tersebut adalah sebagai berikut :

a. Matrik SWOT

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilki perusahaan.

b. Matrik Boston Consulting Group

Matrik BCG diciptakan oleh Boston Consulting Group (BCG) yang mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah untuk mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan karakteristik cash-flownya, serta untuk memutuskan apakah perlu meneruskan investasi produk yang tidak menguntungkan. Matriks BCG juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja menajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran.

c. Matrik Internal Eksternal

Matriks ini dapat dikembangkan dari Model General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail.

d. Matrik Space

Tujuan dari Matriks Space adalah untuk mempertajam analisis agar perusahaan dapat melihat posisi dan arah perkembangan dimasa akan datang. Matrik Space dapat memperlihatkan dengan jelas kekuatan keuangan dan keuatan industry pada suatu perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tersebut secara financial relatif cukup kuat untuk mendayagunakan keuntungan kompetitif secara optimal melalui tindakan agresif dalam merebut pasar.

e. Matrik Grand Strategy

Matriks ini biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan analisis SWOT yaitu untuk menentukan apakah perusahaan ingin memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasin kendala yang ada dalam perusahaan.

Maka dalam penelitian ini penulis akan menganalisis SWOT pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah di Citra Niaga dengan menggunakan pendekatan model matriks SWOT. Dengan adanya analisis SWOT ini, maka pelaku usaha dapat mengetahui apa saja yang akan menjadi peluang usaha tersebut dan ancaman yang selalu ada. Selain itu juga dapat mendeteksi keungulan perusahaan yang menjadi sumber kekuatan usaha tersebut serta faktor kelemahan yang masih dimiliki oleh usaha kerajinan khas daerah ini.

2. Usaha Kecil Menengah

Usaha kecil menengah ini mempunyai ciri khas yaitu modal yang kecil, resiko yang sedikit tinggi tetapi return juga tinggi, dan membawa kewirausahaan bagi pemilkinya.

Definisi usaha kecil menengah yang dikemukakan oleh Tohar dalam bukunya membuka usaha kecil (2007:1) “Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih/hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang”. Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

(7)

6

adalah kegiatan ekonomi yang dimilki dan menghidupi sebagian rakyat. Pengertian usaha kecil disini adalah mencakup usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.

Sedangkan menurut Manurung (2005:1) memberikan pengertian singkat mengenai usaha kecil yaitu “Kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, dan belum berbadan hukum serta hasil penjualan usahanya paling banyak 100 juta”. C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam model penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Internal Eksternal

Gambar 2.1.Kerangka Konsep

III. Metode Penelitian A. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang akan diteliti pada bagian terdahulu, maka pada uraian dibawah ini penulis memberikan batasan-batasan seperlunya terhadap variabel-variabel objek yang diteliti sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength) adalah kondisi suatu perusahaan yang mampu melaksanakan tugasnya secara baik dengan tersedianya sarana dan prasana yang dibutuhkan dengan indikatornya sebagai berikut :

a. Penerapan manajemen yang baik oleh pedagang b. Pemahaman identitas produk oleh karyawan c. Pengaruh pendapatan terhadap gaji karyawan

d. Adanya bonus bagi karyawan dalam kegiatan pameran e. Suasana kerja yang kondusif

2. Kelemahan (Weakness) adalah kondisi perusahaan dimana adanya kelemahan-kelemahan internal yang mempengaruhi kemampuan bersaing dengan para pesaing dengan indikatornya sebagai berikut :

a. Penerapan pola manajemen dari pengelola kurang terorganisir Kekuatan Kelemahan Diagram Analisis SWOT Strategi Perusahaan Peluang Ancaman

(8)

7 b. Kurang adanya promosi dari pihak pengelola c. Pengaturan tata letak kios para pedagang

d. Tidak adanya bantuan kredit/modal dari pemerintah e. Biaya sewa tempat usaha semakin naik

3. Peluang (Opportunity) adalah kondisi dimana sebuah perusahaan berada dalam situasi yang menguntungkan dengan indikatornya sebagai berikut :

a. Berpatisipasi dalam acara event-event nasional dan daerah b. Keberadaan/lokasi usaha ini sangat strategis

c. Sarana yang memudahkan dalam berbelanja d. Tingkat harga yang terjangkau

e. Produk yang ditawarkan menarik

4. Ancaman (Threats) adalah kondisi dimana sebuah perusahaan berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dengan indikatornya sebagai berikut :

a. Pengaruh pasar-pasar modern terhadap usaha ini

b. Adanya pesaing dari usaha kerajinan lain

c. Kurang adanya perhatian pemerintah terhadap usaha ini

d. Perubahan cara pandang masyarakat terhadap lokasi Citra Niaga

e. Keberadaan pengrajin sebagai pemasok produk berkurang

B.Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti (Istijanto, 2010). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pedagang barang-barang kerajinan khas daerah Kalimantan yang berjumlah 39 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini metode pengambilan data menggunakan sensus. Dimana pengambilan data melibatkan seluruh populasi. Sehingga pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 pedagang.

C.Metode Pengumpulan Data

Dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data langsung yang menjadi objek penelitian untuk melihat dari dekat keadaan perusahaan tersebut, dengan menggunakan metode :

a. Pengamatan (Observasi) dalam hal ini penulis mengumpulkan data secara langsung mengamati kegiatan perusahaan tersebut.

b. Wawancara (Interview) adalah mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan atau staff karyawan guna memperoleh bahan masukan. Sehingga dapat menunjang dalam penulisan skripsi ini.

c. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan meminta responden untuk mengisis kuesioner tersebut.

(9)

8

Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang diperoleh dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian terdahulu, baik yang diobjek maupun dari sumber lain.

D.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah ini sebagai berikut : 1. Pembobotan dengan metode analisis SWOT, Rangkuti (2006:22) yaitu :

a. Pertama-tama menyusun kolom dan menentukan sub-sub variabel dalam tiap variabel SWOT 5 sampai 10 sub variabel.

b. Memberi bobot masing-masing variabel dalam kolom 2, mulai dari 1.0 (sangat penting) sampai dengan 0.0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak faktor strategis.

c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing variabel dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating ada kolom 3, untuk memperoleh variabel pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing variabel yang nilainya bervariasi.

e. Menjumlahkan skor pebobotan (pada kolom 4),untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.

contoh model analisis dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1.Model Analisis SWOT

No Faktor-faktor strategis Bobot Rating Bobot X Rating

Total

Sumber : Rangkuti (2006:24)

2. Dari perhitungan yang telah dilakukan, akan didapat total skor dari masing-masing analisa SWOT. Kemudian untuk menentukan kedudukan perusahaan dalam matriks akan

digunakan rumus :

S = Kekuatan (Strength) ; W= Kelemahan (Weakness) O= Peluang (Opportunity) ; T= Ancaman (Threats)

Dari rumus tersebut akan didapatkan koordinat satu titik, dimana titik itulah yang menentukan kedudukan perusahaan dalam analisis SWOT. Dibawah ini adalah contoh kuadran dalam matriks SWOT :

(10)

9

Gambar 3.1. Diagram Analisis SWOT

III Mendukung strategi I Mendukung Strategi

Turn-Around Agresif

IV Mendukung Strategi II Mendukung Strategi

Defensif Diversifikasi

Sumber : Rangkuti (2006:19) Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kuadran I : Pada posisi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan

karena perusahaan memilki peluang dan kekuatan yang sangat besar sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan yang agresif.(Growth Oriented Strategy)

Kuadran II : Pada posisi ini meskipun perusahaan dihadapkan pada berbagai ancaman akan tetapi perusahaan masih memilki kekuatan dari segi internal yang dapat mengantisipasi adanya ancaman yang timbul sewaktu-waktu. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan menerapkan strategi Diversifikasi Product.

Kuadran III : Pada kuadran ini perusahaan dihadapkan pada peluang pasar yang tinggi tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi kendala internal yaitu kelemahan dalam perusahaan. Fokus strategi pada strategi ini adalah berusaha meminimalkan masalah-masalah internal dalam perusahaan sehingga manajamen dapat meraih dalam berbagai peluang yang ada. Strategi yang digunakan dalam startegi ini adalah mengadakan peninjuan kembali terhadap kualitas produk.(Turn-Around Strategy). BERBAGAI PELUANG KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN INTERNAL BERBAGAI ANCAMAN

(11)

10

Kuadran IV : Pada kondisi ini perusahaan menagalami situasi yang sangat tidak menguntungkan dimana ancaman dan kelemahan internal yang dihadapi perusahaan mengharuskan manajemen mendukung Strategi Defensif.

3. Gambaran Kuesioner

Menurut rangkuti (2006:23) pemberikan skor dari jawaban responden dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang dan kekuatan yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluang dan kekuatan semakin kecil, diberi rating 1.

b. Pemberian nilai rating untuk faktor ancaman dan kelemahan adalah kebalikannya. Dimana jika nilai ancaman dan kelemahan sangat besar, ratingnya adalah 1, tetapi jika ancaman dan kelemahan sangat kecil diberi rating 4.

Pengujian hipotesis dengan permasalahan dalam penulisan ini adalah dengan membandingkan antara hipotesis yang telah dikemukakan diatas dengan hasil penelitian yang dilakukan pada pelaku usaha kerajinan khas daerah. Apabila hipotesis yang dikemukakan sama dengan hasil penelitian, maka hipotesis diterima. Tetapi bila hipotesis tidak sama sekali dengan hasil penelitian, maka hipotesis yang dikemukakan ditolak.

IV. Hasil dan Pembahasan

A.Penyajian Data Hasil Penelitian

Pada bagian ini dimuat aspek-aspek internal dan eksternal pada pedagang barang-barang kerajinan melalui hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaku usaha kerajinan khas daerah di area Citra Niaga Samarinda sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

a. Penerapan manajemen yang terorganisir dari pedagang barang-barang sovenir berpengaruh terhadap perkembangan usaha ini.

b. Pemahaman dan pengetahuan yang baik dari karyawan terhadap identitas produk/barang-barang kerajinan.

c. Pendapatan dari hasil penjualan yang meningkat berpengaruh terhadap gaji karyawan.

d. Adanya bonus bagi karyawan dalam keikutsertaan pedagang dalam acara pameran.

e. Suasana lingkungan/kawasan kerja yang aman dan tenang. 2. Kelemahan (Weakness)

a. Penerapan manajemen dari pihak pengelola Citra Niaga Samarinda terhadap pedagang barang-barang kerajinan kurang berjalan optimal/baik.

b. Kurang adanya kegiatan-kegiatan di Citra Niaga dari pihak pengelola untuk mempromosikan barang-barang kerajinan kepada masyarakat umum.

c. Pengaturan tata letak kios para pedagang barang-barang kerajinan yang kurang teratur.

d. Tidak adanya bantuan modal dari pemerintah setempat berupa pemberian pinjaman kredit bagi pedagang barang-barang kerajinan untuk mengembangkan usahanya.

e. Terjadinya kenaikan biaya sewa kios dagangan barang-barang kerajinan setiap tahun. 3. Peluang (Opportunity)

a. Ikut berpatisipasi dalam kegiatan pameran baik tingkat nasional maupun daerah.

(12)

11

c. Tersedianya berbagai sarana transortasi yang memudahkan menuju lokasi Citra Niaga Samarinda.

d. Harga barang-barang kerajinan yang ditawrkan cukup terjangkau bagi konsumen.

e. Barang-barang kerajinan yang terdapat di Citra Niaga sangat menarik dan memiliki nilai seni yang tinggi.

4. Ancaman (Threats)

a. Tumbuhnya beberapa Mall di Samarinda berpengaruh terhadap usaha barang-barang kerajinan di Citra Niaga Samarinda.

b. Adanya lokasi usaha barang kerajinan lain berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

c. Kurang adanya perhatian dari pemerintah setempat terhadap perkembangan usaha barang-barang kerajinan di Citra Niaga Samarinda.

d. Adanya cara pandang/perubahan pemikiran masyarakat terhadap lokasi Citra Niaga Samarinda.

e. Semakin berkurangnya jumlah pengrajin sebagai pemasok barang-barang kerajinan.

B.Analisis Data

Dari hasil pengumpulan data yang dillakukan pada pelaku usaha barang kerajinan , maka diperoleh dalam bentuk tabel untuk penggambaran matrik SWOT yang diperlukan nilai masing-masing faktor, yaitu Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T).

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Kekuatan (Strength) Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

Faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating

1. Penerapan manajemen yang baik dari pedagang berpengaruh terhadap usaha ini.

2. Pemahaman yang baik dari karyawan terhadap identitas barang kerajinan.

3. Pendapatan dari penjualan berpengaruh terhadap gaji karyawan. 4. Adanya bonus bagi karyawan dalam kegiatan pameran.

5. Suasana lingkungan kerja yang aman. 0,22 0,20 0,17 0,20 0,21 3 3 3 3 3 0,66 0,60 0,51 0,60 0,63 TOTAL 1 3,00

Sumber : Hasil olahan data kuesioner pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

(13)

12

Tabel 4.2. Hasil Pengolahan Data Kelemahan (Weakness) Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

Faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating

1. Sistem manajemen dari pengelola terhadap pedagang barang-barang kerajinan kurang berjalan baik. 2. Kurangnya kegiatan promosi dari pengelola terhadap masyarakat umum tentang wisata sovenir khas daerah kalimantan .

3. Pengaturan tata letak kios dagangan barang kerajinan kurang teratur.

4. Tidak adanya bantuan modal/kredit dari pemerintah untuk perkembangan usaha ini.

5. Naiknya biaya sewa kios dagangan setiap tahun.

0,18 0,15 0.20 0,22 0,25 2 2 3 3 3 0,36 0,30 0,60 0,66 0,75 TOTAL 1 2,67

Sumber : Hasil olahan data kuesioner pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

(14)

13

Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data Peluang (Opportunitiy) Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

Faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating

1. Ikut berpatisipasi dalam kegiatan pameran baik tingkat nasional maupun daerah.

2. Keberadaan lokasi usaha para pedagang barang-barang kerajinan yang sangat strategis .

3. Kemudahan sarana transportasi menuju lokasi Citra Niaga Samarinda.

4. Harga barang-barang kerajinan yang ditawarkan ke konsumen cukup terjangkau.

5. Produk/barang-barang kerajinan yang ditawrkan sangat unik dan menarik. 0,20 0,18 0,22 0,20 0,20 4 3 4 3 4 0,80 0,54 0,88 0,60 0,80 TOTAL 1 3,62

Sumber : Hasil olahan data kuesioner pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda.

(15)

14

Tabel 4.4. Hasil Pengolahan Data Ancaman (Threats) Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

Faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating

1. Keberadaan Mall di Samarinda berpengaruh terhadap usaha ini. 2. Terdapatnya Lokasi usaha kerajinan lain yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen . 3. Kurang adanya perhatian pemerintah terhadap perkembangan usaha ini.

4. Adanya perubahan pemikiran masyarakat terhadap lokasi Citra Niaga Samarinda.

5. Berkurangnya pengrajin sebagai pemasok barang-barang kerajinan khas daerah. 0,22 0,24 0,21 0,20 0,13 4 3 3 2 2 0,88 0,72 0,63 0,40 0,26 TOTAL 1 2,89

Sumber : Hasil olahan data kuesioner pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah Di Citra Niaga Samarinda

Dari hasil perhitungan tabel, maka diperoleh skor untuk masing-masing faktor sebagai berikut :

1. Total skor untuk faktor kekuatan (S) : 3,00 2. Total skor untuk faktor kelemahan (W) : 2,67 3. Total skor untuk faktor peluang (O) : 3,62 4. Total skor untuk faktor ancaman (T) : 2,89

C. Pembahasan

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah dengan pendekatan matriks SWOT diperoleh total skor untuk setiap faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari pelaku usaha kerajinan khas daerah sebagai berikut : 1. Faktor Kekuatan

Total bobot dari faktor kekuatan pada pelaku usaha kerajinan khas daerah adalah 3,00. Angka ini menunjukan bahwa faktor kekuatan yang dimilki pedagang barang-barang kerajinan berpengaruh sangat besar terhadap usaha yang mereka jalankan. Ini juga dibuktikan dari rating setiap jawaban pertanyaan yang diajukan untuk faktor kekuatan yang dominan pada rating 3 yang berarti faktor tersebut memilki pengaruh yang sangat besar.

(16)

15

Total bobot dari faktor kelemahan pada pelaku usaha kerajinan khas daerah adalah 2,67. Angka ini menunjukan bahwa faktor kelemahan yang dimilki pedagang barang-barang kerajinan tidak berpengaruh secara keseluruhan terhadap usaha yang mereka jalankan, meskipun ada berbagai kelemahan khususnya dari pihak pengelola Citra Niaga itu sendiri. Ini juga dibuktikan dari rating setiap jawaban pertanyaan yang diajukan untuk faktor kelemahan terbanyak pada rating 3. Hal ini berarti faktor kelemahan tidak berpengaruh secara menyeluruh terhadap usaha yang dijalankan ini.

3. Faktor Peluang

Total bobot dari faktor peluang pada pelaku usaha kerajinan khas daerah adalah 3,62. Angka ini menunjukan bahwa faktor peluang yang dimilki pedagang barang-barang kerajinan di Citra Niaga sangat besar dan berpengaruh sangat vital terhadap usaha para pedagang. Hal ini dibuktikan dari rating setiap jawaban pertanyaan yang diajukan untuk faktor peluang berada pada rating 3 dan 4. Hal ini berarti faktor peluang memilki pengaruh yang sangat besar terhadap peadagang dan membuat usaha ini dapat bertahan hingga saat ini.

4. Faktor Ancaman

Total bobot dari faktor ancaman pada pelaku usaha kerajinan khas daerah adalah 2,89. Angka ini menunjukan bahwa faktor ancaman yang dimilki pedagang barang-barang kerajinan berpengaruh terhadap usaha mereka, tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak secara keseluruhan. Ini terlihat dari rating setiap jawaban pertanyaan yang dajukan untuk faktor ancaman dominan pada rating 3 dan 2. Hal ini berarti faktor ancaman dan juga kelemahan memang berpengaruh terhadap usaha para pedagang akan tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak sebesar pengaruh peluang dan kekuatan

Kemudian total skor tersebut dimasukan dalam rumus analisis SWOT dengan pendekatan SWOT, maka diperoleh nilai sebagai berikut :

: = : = 0,17 : 0,37

Pada penilaian anaialisis SWOT yang telah dilakukan dipreroleh titik koordinat pelaku usaha kerajinan khas daerah di Citra Niaga Samarinda pada sumbu matriks SWOT (0,17 ; 0,37). Posisi pelaku usaha kerajinan khas daerah berada pada kuadran I pada matriks SWOT. Dari perhitungan diatas menunjukan hasil positif pada faktor peluang pelaku usaha kerajinan khas daerah, Hal inii membuktikan bahwa perkembangan usaha kerajinan khas daerah cukup baik dengan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa faktor peluang sangat besar pengaruhnya terhadap usaha kerajinan khas daerah. Faktor strategis yang sangat bepengaruh terhadap perkembangan usaha kerajinan ini yaitu kemudahan sarana transpotrasi menuju lokasi Citra Niaga Samarinda dengan bobot 0,22, kemudian berurutan berpatisipasi dalam kegiatan pameran baik nasional maupun daerah dengan bobot 0,20, harga barang kerajinan yang ditawarkan cukup terjangkau deangan bobot 0,20, barang-barang kerajinan yang ditawarkan sangat unik dan menarik dengan bobot 0,20, dan yang terakhir lokasi Citra Niaga yang strategis dengan bobot 0,18.

Dengan kondisi seperti ini pelaku usaha dihadapkan pada situasi usaha yang mulai berkembang dan disarankan untuk melakukan strategi Growth Oriented Strategy, dimana

(17)

16

dalam strategi ini pelaku usaha diharapkan agar bisa mempertahankan keadaaan usaha yang sudah mulai berkembang dengan tetap menawarkan produk-produk yang unik dan juga harga yang terjangkau serta saling bekerja sama dengan pihak pemerintah dan pengelola untuk bersama-sama memajukan usaha kerajinan khas daerah.

V . Kesimpulan dan Saran A.Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha kerajinan khas daerah di Citra Niaga Samarinda dalam menetukan strategi perusahaan guna mempertahankan keberadaan usaha barang kerajinan khas daerah dimasa yang akan datang agar dapat menetukan startegi yang tepat, maka dengan penerapan analisis SWOT dapat diketahui bahwa :

1. Setelah dilakukan perhitungan, maka didapat total skor dari faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman dari pelaku usaha kerajinan khas daerah. Dimana total bobot untuk faktor kekuatan adalah 3,00, total bobot untuk faktor kelemahan 2,67, total bobot untuk faktor peluang adalah 3,62, dan total bobot untuk faktor ancaman 2,89. Rating setiap jawaban dari responden pada faktor kekuatan dan peluang berada pada rating 3 dan 4. Sedangkan rating jawaban dari responden pada faktor kelemahan dan ancaman berada pada rating 3 dan 2. Hal ini menunjukan bahwa faktor peluang dan kekuatan yang terdapat pada pelaku usaha kerajinan khas daerah berpengaruh besar terhadap usaha barang-barang kerajinan yang mereka jalankan dan faktor kelemahan dan ancaman berpengaruh terhadap usaha tersebut, tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak secara menyeluruh.

2. Setelah dievaluasi dengan menggunakan matriks SWOT maka diketahui pelaku usaha kerajinan berada pada kuadran I dengan titik koordinat (0,17 : 0,37). Dalam kuadran ini terlihat bahwa pelaku usaha berada dalam tahap perkembangan maju karena faktor peluang dan kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap usaha ini meskipun ancaman dan kelemahan yang selalu ada dalam usaha ini.

3. Strategi yang digunakan pelaku usaha kerajinan khas daerah pada kuadran I adalah strategi Growth Oriented Strategy, dimana dalam strategi ini pelaku usaha diharapkan agar bisa mempertahankan keadaaan usaha yang sudah mulai berkembang.

B.Saran

Saran-saran yang dapat dikemukan sebagai masukan yang perlu dipertimbangkan kepada pelaku usaha kerajinan khas daerah adalah :

1. Dalam kondisi usaha kerajinan khas daerah yang mulai berkembang diharapkan pelaku usaha agar tetap mempertahankan usaha ini dan tetap menawarkan produk/barang-barang kerajinan yang unik dan memilki nilai seni cukup tinggi serta harga yang ditawarkan kepada konsumen dapat terjangkau dan disarankan pula agar para pedagang menerapkan strategi Growth Orienteid Srtategy atau strategy yang bersifat agresif (perkembangan maju).

2. Di tengah kondisi usaha barang-barang kerajinan yang mulai berkembang tentu ada rintangan yang selalu ada baik kelemahan maupun ancaman. Dalam kondisi seperti ini perlu adanya kerja sama antar pihak pengelola, pedagang maupun pemerintah setempat

(18)

17

untuk saling bekerja sama memajukan usaha ini baik dalam hal internal maupun eksternalnya.

(19)

18

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, dan Strategi, Cetakan Ke- 7, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

, 2007. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, dan Strategi, Cetakan Ke -8, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Buchari, Alma. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi. Alfabeta, Bandung.

Cannon, Joseph. Willliam Perreault dan Jerome Carthy. 2008. Basic Marketing a Global Management Approach, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler Philip dan Gery Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran, jilid 1. PT. INDEKS, Jakarta.

Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi Revisi. PT Prenhalindo, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Cetakan Kedua. Benyamin Molan. (Terjemahan). Indeks, Jakarta.

Manurung, Adler. 2005. Wirausaha Bisnis UKM, Cetakan Ke-7. PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Maynard and Beckam, 2002. Principles of Marketing, Prenctice Hall, Englewood, New Jersey.

Mariotti, John. 2003. Marketing Ekspress, Cetakan Pertama. Tim Prestasi Puna Karya, Jakarta.

Nasution, Halam A, Indung Sudarso, dan Latitip Trisunarno. 2006. Manajemen Pemasaran Untuk Engineering, CV. Aldi Offset, Yogyakarta.

Oie, Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia, Gamedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pearie John dan Robinson. 2008. Manajemen Strategis, Edisi ke-10. Salemba Empa, Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan Ke-16. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung. Tohar, Muhammad. 2007. Membuka Usaha Kecil, Cetakan Ke-7. Kanisius, Yogyakarta.

(20)

19

Gambar

Gambar 2.1.Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Diagram Analisis SWOT
Tabel  4.1.  Hasil  Pengolahan  Data  Kekuatan  (Strength)  Pelaku  Usaha  Kerajinan  Khas  Daerah Di Citra Niaga Samarinda
Tabel  4.2 .  Hasil  Pengolahan  Data  Kelemahan  (Weakness)  Pelaku  Usaha  Kerajinan  Khas  Daerah Di Citra Niaga Samarinda
+3

Referensi

Dokumen terkait