• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN ( 4 April 2011 )

1. Identitas pasien dan penanggung jawab a. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Umur : 34 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Tambra Dalam V Rt:05 Rw: IX Kuningan Semarang

No R M : 253227

Tgl Masuk : 01 April 2011 Diagnosa Medis : Post Orif Cruris b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. K

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Tambra Dalam V Rt:05 Rw: IX Kuningan Semarang Hubungan dengan pasien : Istri

(2)

2. Riwayat Kesehatan Klien a. Keluhan Utama

Klien mengatakan kaki kanannya terasa nyeri bila digerakkan. b. Riwayat Keperawatan Sekarang

Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan dengan wawancara kepada klien, klien mengatakan saat klien membonceng sepeda motor, sesampai dijalan kali banteng Semarang klien diserempet mobil dari samping dan akhirnya jatuh. Pada saat jatuh kaki yang sebelah kanan terbentur pembatas jalan yang mengakibatkan terjadinya patah tulang. Klien juga mengatakan pada saat kecelakaan klien tidak pingsan, klien merasa mual-mual dan muntah, tetapi kepala klien tidak mengalami benturan, kemudian klien dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan dan dokter merujuknya untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Saat klien mendapatkan pertolongan di UGD, klien dianjurkan untuk rawat inap dan melakukan operasi.

c. Riwayat Keperawatan Dahulu

Dari hasil wawancara, klien mengatakan bahwa dirinya belum pernah menderita atau mengalami Patah tulang dan belum pernah dirawat di rumah sakit

Penyakit yang biasa diderita klien seperti batuk, pilek, demam, pusing, dan pegal-pegal, klien biasa mengobatinya dengan membelikan obat dari toko.

d. Riwayat Keperawatan Keluarga

Dari hasil wawancara dari keluarga Tn. M tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami fraktur, dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan membahayakan. Klien juga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, DM dan lainnya

(3)

3. Pengkajian Pola Kesehatan fungsional menurut Gordon a. Pola Persepsi dengan Pemeliharaan Kesehatan

Sebelum dirawat :

Dari hasil wawancara klien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting dan jika sakit Tn.M memeriksakannya ke dokter atau ke Puskesmas yang ada di desanya.

Pemeliharaan kesehatan :

Klien mandi 2-3 kali sehari dan gosok gigi menggunakan pasta gigi saat mandi, keramas setiap 2-3 hari sekali, ganti baju dan celana setiap hari serta menjaga kebersihan lingkungan rumahnya

Selama di rumah sakit :

Persepsi klien terhadap sakitnya adalah suatu cobaan dari Tuhan supaya lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan bahwa mandi dan gosok gigi di bantu oleh keluarga dan perawat.

b. Pola Nutrisi Sebelum sakit :

Klien makan sehari 3-4 sehari, dengan nasi, sayur, lauk dan kadang-kadang dengan buah. Klien makan habis satu porsi, tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan, klien minum setiap hari kurang lebih 7-8 gelas (250 cc) per hari. Minuman yang disukai klien adalah air putih

Selama sakit di rumah sakit :

Klien makan tiga kali sehari dengan nasi, sayur, lauk dan buah-buahan yang di sediakan oleh rumah sakit, porsi makan habis setengah dari porsi makan,

(4)

minuman yang disukai yaitu air putih, setiap harinya klien minum 5-6 gelas (250 cc) per hari.

c. Pola Eliminasi Sebelum sakit :

Klien buang air besar (BAB) 2 kali per hari tanpa ada gangguan.

Klien buang air kecil (BAK) kurang lebih 3-4 kali sehari warna kuning, jernih tidak ada gangguan.

Selama perawatan :

Dari hasil wawancara klien mengatakan buang air besar (BAB) pada saat dikaji baru satu kali. Dari hasil wawancara klien mengatakan baru buang air kecil (BAK) satu kali pada saat dikaji. Klien juga mengatakan selama sakit tidak ada masalah denga BAB dan BAKnya

d. Aktifitas dan latihan Sebelum sakit :

Klien saat dirumah dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa ada gangguan dan bantuan orang lain. Semua kegiatan dilakukan dengan mandiri

Selama di rumah sakit :

Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitasnya disebabkan karena adanya patah tulang pada kaki kanannya. Klien hanya bisa berbaring di tempat tidur saja, Klien juga mengatakan bahwa dirinya mengalami ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan aktifitasnya seperti makan, minum, mandi, ganti baju, BAK dan BAB. Klien juga mengatakan kaki kanannya terasa kaku tidak bisa di gerakkan

(5)

e. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit :

Dari hasil wawancara klien bisa tidur dengan nyaman tanpa ada gangguan apa-apa dengan anak-anaknya. Klien terbiasa tidur 7-8 Jam per hari, klien biasa tidur malem mulai jam 21.00 wib sampai dengan jam 04.30 wib. terkadang klien juga tidur siang bersama anak-anaknya.

Selama dalam perawatan :

Dari hasil wawancara saat ini klien mengatakan bahwa kebutuhan tidurnya terganggu. Klien juga tidak dapat tidur siang dengan pulas karena ramainya pengunjung yang datang. Wajah klien tampak kusut karena kurang tidur dan sering menguap. Selama dirawat klien mengatakan tidur mulai dari jam 21.00 sampai dengan jam 05.00 akan tetapi kalau malam hari klien tidurnya tidak bisa nyenyak karena nyeri pada kaki kanannya sehingga sering terbangun dari tidurnya.

f. Pola Persepsi dengan Orang Lain Sebelum sakit :

Klien mengatakan sering berinteraksi dengan keluarga juga dengan masyarakat sekitar. Klien selalu menjaga kekerabatan dengan baik.

Selama dalam perawatan :

Dari hasil wawancara klien tidak mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan rumah sakit. Hal ini dibuktikan klien sering tersenyum dengan perawat dan sesekali ngobrol dengan pasien di sebelahnya.

g. Pola Reproduksi Seksual

Dari hasil wawancara klien mengatakan mempunyai dua orang anak. Anak yang pertama duduk di bangku kelas 3 SD dan yang kedua baru duduk dibangku TK O

(6)

kecil. Ny.K mengatakan selama ini saat berhubungan menggunakan alat kontrasepsi suntik. Ny.K memilih kontrasepsi suntik karena diberikan saran oleh Bidan Desa.

h. Pola Persepsi Kognitif

Dari hasil wawancara klien merasa cemas dengan keadaan yang sekarang dialaminya. Klien merasa takut bila terjadi kelumpuhan atau kecacatan. Tetapi klien hanya bisa berdoa dengan keadaannya ini. Setelah diberi penjelasan klien merasa lebih tenang dan lebih percaya diri.

i. Pola Mekanisme Koping

Sebelum sakit : Dari hasil wawancara klien mengatakan kalau ada masalah dengannya mekanisme koping yang dilakukan pertama adalah berbicara atau musyawarah dengan suaminya dan biasanya Tn.M yang mengambil keputusan. Selama dirawat :

Bila ada masalah Tn.M tidak bisa mengambil keputusan secara mandiri tetapi Tn.M meminta pertimbangan dengan keluarga klien ( Kakak dan adiknya) sehingga Tn.M mendapatkan bantuan dan memenuhi kebutuhannya selama dirawat di rumah sakit.

j. Nilai Kepercayaan dan Keyakinan Sebelum dirawat :

Klien beragama Islam dan tekun melaksanakan sholat lima waktu. Klien menganggap bahwa penyakitnya itu adalah suatu cobaan supaya klien lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Selama perawatan :

Klien mengatakan kesulitan untuk menunaikan sholat lima waktu. Klien hanya bisa berdoa di tempat tidur agar lekas sembuh seperti sediakala.

(7)

k. Pola Keamanan dan kenyamanan Sebelum sakit:

Sebelumnya klien mengatakan tidak pernah mengalami nyeri yang sangat sakit seperti ini. Klien merasa nyaman saat melakukan kegiatan aktifitas setiap harinya seperti bekerja, kesawah bertetangga dan yang lainnya

Selama Sakit:

Selama sakit klien merasa tidak nyaman karena klien sering merasakan rasa nyeri pada kaki kanannya Klien juga mengatakan kaki kanannya terasa panas dan kesemutan

P : Klien mengatatakan kaki kanannya terasa sakit bila digunakan untuk bergerak, rasa sakit itu bisa berkurang saat digunakan untuk istirahat

Q : Nyeri yang sering dirasakan seperti tertusuk-tusuk

R : Nyeri hanya dirasakan pada kaki kanannya di dasekitar luka post operasi S : Skala nyeri 5 ( nyeri sedang )

T : Nyeri sering dirasakan pada malam hari, dan sering timbul setiap 2 jam sekali dan berlangsung sekitar 5 -10 menit saat nyeri itu muncul

l. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum Sakit : Setiap harinya klien berperan sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya yang bertanggung jawab mencarikan nafkah buat anak-anaknya. Klien adalah sosok ayah dan suami yang bekerja keras dan menyayangi keluarga dan dirinya sendiri. Klien berharap bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana. mengatakan bahwa dirinya tidak merasa malu dengan keadaan sekarang ini.

Selama Sakit :

Identitas diri; klien berjenis kelamin laki-laki sebagai seorang suami, beragama islam, berumur 34 tahun, pekerjaan swasta. Ideal Diri; klien berharap sakitnya

(8)

cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa bersama dengan teman-temannya. Citra Diri; klien sangat suka dengan keadaan tubuhnya dan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai. Harga Diri; Meskipun Klien saat ini mengalami sakit tetapi Tn.M tetap percaya diri dan tidak minder dengan keadaannya sekarang, Klien juga mendapatkan semangat dari istrinya. Peran Diri; Selama sakit dan dirawat dirawat di rumah sakit klien tidak bisa menjalankan perannya sebagai karyawan swasta, untuk sementara perannya digantikan oleh istrinya dan kebutuhan dibantu oleh kerabatnya.

4 .Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis c. Tekanan Darah : 130/80 mmHg

d. Nadi : 80 x/menit

e. Suhu : 36,5oC

f. Respiratori Rate : 20 x/menit

g. Kepala : Normal tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, Rambut hitam lurus, bersih sulit dicabut, dan kulit kepala bersih.

h. Mata : Kunjungtiva tidak anemis. Sklera tidak ikterik i. Telinga : Simetris, bersih, pendengaranya baik. j. Hidung : Simetris, bersih, penciuman baik.

k. Mulut : Mukosa mulut basah, gigi bersih, bibir tidak pecah-pecah. l. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

m. Dada :

Paru :Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas/lesi RR 20x/mnt Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

(9)

Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler

Jantung :Inspeksi : tidak terlihat iktus cordis di kosta IV dan V Palpasi : Iktus kordis di antara kosta IV dan V Perkusi : Pekak

Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2 dan tidak ada bunyi jantung tambahan

Abdumen :Inpeksi : Tidak ada luka, tidak bunciist, simetris Auskultasi : Peristaltik usus 10 x/mnt

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan.

Ekstremitas Atas : Tangan kanan terpasang infus laktat (RL) 20 tetes/menit, tidak ada kelainan bentuk, siku kanan terdapat goresan luka

sepanjang 2 cm. tangan kiri tidak ada keluhan.

Ekstremitas Bawah : Kaki kanan terdapat luka post operasi sepanjang 10 cm. Tertutup kassa dan terlihat kotor, luka basah tidak ada pust dan berbau. Kaki kiri klien tidak ada luka dan bisa digerakkan dan tidak ada keluhan.

Kulit dan Kuku : Turgor baik, warna kulit sawo matang, kuku pendek dan bersih.

(10)

5. Data penunjang

Pemeriksaan Penunjang tanggal 04 April 2011 Hematologi

Leukosit : 11.000/ml Nilai Normal Leukosit: 4000-10.000 WBC : 12,9 $ 10 /mm Nilai Normal WBC : 4,0 – 11,0 $ 10/mm RBC : 2,86 10 /mm RBC : 390 – 6,50 10/mm HGB : 7,1 g/dl HGB : 12,0 – 16,0 g/dl HCT : 22,1 % HCT : 35,0 – 54,0 % MCV : 77,31 Lfm MCV : 76 – 96 Lfm MCH : 24,81 Lpg MCH : 27,0 – 32,0 Lpg MCHC : 32,2 g/dl MCHC : 30,0 – 35,0 g/dl DLT : 198 10/mm DLT : 150 – 400 10/mm

Terapi Tanggal 04 April 2011 Vitamin (Fahrenhelt) 1 x 1 Cefotaxime 2 x 500 gr

Infus Ringer Laktat (RL) 20 tts/menit Nasaflam 3 x 1 mg

Ketorolak 3 x 1 mg Gentamicin 2 x 80 gram

(11)

B. Analisa Data

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS: Klien mengatakan kaki kanannya terasa panas dan kesemutan

DO:

 Kaki kanan terdapat luka post operasi sepanjang 10 cm.

 Luka tertutup kassa dan terlihat kotor, basah dan berbau.

 Leukosit : 11.000/ml Resiko tinggi infeksi Ketidak adekuatan pertahanan primer

2 DS: Klien mengatakan merasa nyeri bila kaki kanannya digerakkan.

DO:

P : Kaki kanan terasa sakit bila digunakan untuk bergerak, rasa sakit itu bisa berkurang saat digunakan untuk istirahat

Q : Nyeri yang sering dirasakan seperti tertusuk-tusuk

R : Nyeri hanya dirasakan pada kaki kanannya di dasekitar luka post operasi

S : Skala nyeri 5 ( nyeri sedang ) T : Nyeri sering dirasakan pada malam

hari, dan sering timbul setiap 2 jam sekali dan berlangsung sekitar 5 -10 menit saat nyeri itu muncul

 Klien tampak menahan kesakitan

 Ekspresi wajah tegang

Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

Luka Insisi Post Operasi

3 DS : Klien mengatakan selalu dibantu keluarga/perawat dalam aktifitasnya. Gangguan mobilitas fisik. Kerusakan tulang Neuromuskuler,

(12)

DO : Kebutuhan ADL klien dibantu keluarga seperti:

BAB/BAK,Mandi,makan.

 Klien berbaring diatas tempat tidur.

 Kaki sebelah kanan tidak bisa digerakkan karena mengalami Fraktur

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan primer 2. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan luka insisi post operasi 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusaka tulang neuromuskuler

D. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan No.

Dx

Tgl

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. 4 / 4 / 2011 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi Kriteria hasil :  Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti, robor , tumor, dolor  Luka bersih  Kering  Tidak berbau

 Kaji tanda vital dan tanda-tanda peradangan pada luka.  Ganti balutan secara septik

dan aseptik

 Lakukan perawatan luka

 Anjurkan pasien untuk

menjaga kebersihan.

 Kolaborasi pemberian

antibiotik dan toksoid tetanus sesuai indikasi

 Mengetahui keadaan umum pasien dan dugaan adanya infeksi

 Meminimalakn infeksi

sekunder dari alat yang digunakan

 Mencegah infeksi

mempercepat penyembuhan luka

 Untuk mencegah

kontaminasi adanya infeksi

 Antibiotik spektrum /

spesifik dapat digunakan

secara profilaksis, mencegah/mengatasi infeksi 2. 4 / 4/ 2011 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan

 Pertahankan imonilisasi pada bagian yang patah

 Mengurangi nyeri dan

mencegah kesalahan posisi tulang dan perluasan luka pada jaringan.

(13)

rasa nyaman nyeri terpenuhi. Kriteria hasil :  Nyeri berkurang atau menghilang  Klien dapat mengekpresikan rasa nyeri yang minimal  Ekspresi wajah klien rileks  Mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi.

 Tinggikan ekstremitas yang tinggi

 Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif

 Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan nafas dalam )

 Evaluasi keluhan nyeri (catat lokasi nyeri, karakteristik, skala)

 Meningkatkan aliran darah,

mengurangi edema dan

mengurangi rasa nyeri.  Mempertahankan kekuatan

otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler

 Mengalihkan perhatian terhadap

nyeri,meningkatkan kontrol

terhadap nyeri yang

mungkin berlangsung lama.  Mempengaruhi penilaian

intervensi,tingkat

kegelisahan mungkin akibat dari presepsi/reaksi terhadap nyeri. 3. 4 / 04/ 2011 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24

jam klien dapat

melakukan latihan rentang gerak pasif/aktif pada kedua kakinya. Kriteria Hasil :  Tidak terjadi kekakuan pada persendian  Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

 Kaji tingkat mobilitas yang bisa dilakukan pasien.

 Bantu latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstemitas yang sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.

 Pertahankan penggunaan

spalek dan elastis verbal.  Ubah posisi secara periodik

sesuai keadaan klien.

 Mengetahui kemandirian klien dalam mobilisasi.  Meningkatkan sirkulasi

darah muskoloskeletal, mempertahan kan tonus otot,mempertahankan gerak sendi serta memprbaiki

fungsi jantung dan

pernapasan.  Mempertahankan

imobilisasi pada tulang yang patah.

 Menurunkan insiden

komplikasi kulit dan

pernapasan

(dekubitus,atelektasis,penu monia)

(14)

E. IMPLEMENTASI Tanggal

dan jam

No.

Dx Tindakan Keperawatan Respon Pasien

1 Mengukur tanda-tanda Vital Klien.

S: Klien mengatakan berapa hasilnya.

O: TD : 130/80 mmHg S : 37oC

N : 80 x/menit RR :20 x/menit 1 Mengganti balutan dan

Melakukan perawatan luka

S: Klien mengatakan lukanya sekarang sudah tidak senut-senut lagi

O: Luka bersih, tidak ada pus, dan tidak berbau

1 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 gr

S: Klien mengatakan mau di suntik O: Obat masuk, tidak ada tanda

alergi

2 Mengkaji tingkat nyeri S:Pasien mengatakan kakinya terasa nyeri bila di gerakkan

O:Skla Nyeri 5

 Klien tampak menahan sakit

 Ekspresi wajah tegang 2 Mengajarkan klien untuk

melakukan tehnik distraksi dan relaksasi

S: Klien menyatakan ingin mencob O:Klien mampu mendemontrasikan

 Klien sangat kooperatif

3 Membantu mengubah posisi miring ke kanan dengan kaki kiri di ganjal 2 bantal.

S: Klien mengatakan lebih nyaman. O: Klien miring ke kanan, kaki kiri

di ganjal 2 bantal 04 April 2011 08.00 08.20 08.40 08.45 09.00 09.30 10.05

2 Menganjurkan klien untuk tehknik menejemen nyeri ( Napas dalam / relaksasi )

S: Klien mengatakan sudah bisa cara melakukan tehnik relaksasi O: Klien tarik nafas dalam sambil

(15)

memejamkan mata

3 Membantu latihan rentang gerak pasif pada kaki kanan dan aktif pada kaki kiri

S: Klien mengucapkan terima kasih.

O: klien dapat melakukan rentang gerak aktif pada kaki kiri, yang kanan masih pasif

3 Mempertahankan penggunaan spalek dan elastic verban

S:

-O: kaki klein terpasang spalek dan rapi, talian tidak terlalu kencang 2 Meninggikan ektermitas yang

fraktur

S: Klien mengatakan kakinya bengkak

O: kaki kanan terganjal dengan pengganjal setinggi + 20 cm

2 Melakukan evaluasi nyeri S: Klien megatakan nyerinya berkurang

O: Klien tampak rileks Skala Nyeri 3

1 Mengkaji tanda-tanda vital S: Klien mengatakan berapa tensi saya

O: TD 120/80 N: 80 x/mnt RR: 18 x/mnt S: 36,70C

1 Melakukan perawatan Luka S: Klien mengatakan lukanya sekarang sudah tidak senut-senut lagi

O: Luka bersih, tidak ada pus, dan tidak berbau 10.30 11.30 11.50 13.15 05 April 2011 O8.15 08.20 08.40

1 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 gr

S: Klien mengatakan mau di suntik O: Obat masuk, tidak ada tanda

(16)

2 Mempertahankan imobilisasipada bagian yang patah dengan tirah baring

S: Klien mengatakan lebih enak dari pada tiduran.

O: Klien duduk bersandarkan dengan dua bantal

3 Mempertahankan penggunaaan spalek dan elastis verbal

S: klien mengucapkan terima kasih. O: spalek terpasang dengan rapi

dibagian kaki kanan 1 Menganjurkan klien untuk

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

S: Klien menyatakan ingin berusaha untuk menjaga kebersihan. O:Di mengangukan kepala

1 Mengkaji luka bekas operasi, melakukan perawatan luka dan ganti balut.

S: Klien mengatakan lukanya tidak tidak gatal lagi

O: Luka sepanjang 10 cm sudah mului mengering, tidak ada pust dan tidak berbau

1 Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk atau membuka balutan sendiri..

S: Klien mau mengikuti anjuran perawat.

O: Klien tersenyum dan bilang terima kasih

1 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg

S: Klien mengatakan obatnya saat di suntikkan terasa sakit

O: Injeksi masuk, tidak ada alergi pada klien

2 Mempertahankan ektermitas kanan pada tempat yang lebih tinggi

S: klien mengatakan kalau terlalu lama kakinya terasa kemeng O: kaki kanan klien berada diatas

pengganjal setinggi 20 cm 10.15 11.15 12.10 06 April 2011 08.15 08.40 09.00 09.30 10.00

2 Memotivasi klien untuk

melakukan tehnik relaksasi/ napas dalam

S: klien mengatakan sudah bisa O: klien mampu mendemontrasikan

ulang

(17)

3 Membantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif

S: Klien mengatakan yang hanya bisa digerakkan pada kaki kiri saja

O: Klien mampu melakukan latihan renteng gerak aktif pada kaki kiri saja

 Kaki kanan jari-jarinya bisa bergerak sedikit-sedikit

3 Memberikan posisi yang nyaman S: klien mengatakan posisinya agak melorot

O: Posisi terlentang, klien rileks, tenang dan tampak nyaman 11.00

11.45

13.15

3 Mempertahankan penggunaan keadaan spalek

S:klien mengatakan tali pada spalek terlalu longgar

O: Tali pada spalek sudah kencang, rapi dan kuat

(18)

F. EVALUASI

No.Dx Tanggal/jam Evaluasi

1 2 3 07-04-2011 11.00 07-04-2011 11.20 07-04-2011 11.40

S : Klien mengatakan kakinya sudah tidak gatal dan senut-senuit lagi

 Klien mengatakan kakinya sudah mulai baik O : Luka bekas operasi sepanjang 10 cm,

 Luka sudah mulai mengering, tidak berbau, dan bersih  Tidak tampak tanda-tanda adanya infeksi.

A : Masalah resiko infeksi terastasi sebagian P : Pertahankan intervensi yang sudah ada

S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang pada kaki kanannya

 Klien juga mengatakan sudah bisa cara melakukan tehnik distraksi dan relaksasi

O: Klien mampu melakukan tehnik relaksasi dan distraksi  Klien tampak rileks,nyaman

 Nyeri berkurang, Skala nyeri 2 A : Masalah nyeri teratasi sebagiam P : Lanjutkan intervensi

S: Klien mengatakan kaki terasa berat, malas bergerak, kaki kesemutan.

O: Aktifitas banyak dibantu oleh keluarga dan perawat,  Klien hanya berbaring diatas tempat tidur

 Klien belum bisa menggerakan kaki kananya secara maksimal

 Klien mampu menggerak-gerakkan jari kaki kanannya A: Masalah mobilitas fisik belum teratasi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kasus kendali pertama, jika matriks Hamilton pada persamaan (32) dapat dibentuk persamaan karakteristik dengan nilai diskriminannya nonnegative maka terdapat solusi

 Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) berdasarkan one way anova

Treadmill walk- ing with partial weight support via an overhead harness provides the opportunity to complete larger amounts of walking practice, eg, even if patients only walk for 5

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan gambar 37 menunjukkan bahwa debit infiltrasi yaitu pada debit pengaliran hampir sejajar antara q Darcy dengan q Uji

Faktor sosioekonomi ini juga merupakan penyebab dari peningkatan prevalensi Kebutaan akibat Trauma mata oleh karena rendahnya penghasilan masyarakat setempat yang pada

Mengkoordinasikan Mengkoordinasikan pelaksanaan pelaksanaan Program Program Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat serta penarikan/pengembaliannya secara tertib bagi

Teras (the majaz) pada hunian ini bertambah teritorinya yakni berupa teras dan ruang les jahit, yang memiliki satu pintu menghadap keluar dan tirai sebagai pembatas dengan ruang

Pengajaran geografi di SMA tidak lepas dari buku paket yang tersedia sebagai sumber belajar, tetapi buku paket ini bukan satu-satunya sebagai sumber untuk bahan