• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Ames JM Control of The Maillard Reaction in Food Systems. Review. Trend in Food Sci and Tech. Elsevier Science Publisher Ltd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Ames JM Control of The Maillard Reaction in Food Systems. Review. Trend in Food Sci and Tech. Elsevier Science Publisher Ltd."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2007. Inovasi teknologi pengolahan hasil ternak itik. Di dalam : Seminar nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian. Prosiding Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian; Medan, 5 Juni 2007. Medan. Buku 2 hal : 689-698. Ames JM. 1990. Control of The Maillard Reaction in Food Systems. Review.

Trend in Food Sci and Tech. Elsevier Science Publisher Ltd.

Anggraeni. 1999. Pertumbuhan alometri dan tinjauan morfologi serabut otot dada

(M.perctoralis dan m. Supracoracoideus) pada itik dan entog [tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Apriyantono A, Indrawaty. 1998. Comparison of Flavor Characteristik of Domestic Chicken and Broiler as Affected by Different Processing Methods. Di dalam: Contis E-T, C-T Ho, Cj Mussinan, TH Parliment, F Shahidi dan AM Spanier (Eds). Food Flavors Formation, Analysis and Packaging

Influences. Elservier Science, New York.

Apriyantono A, Lingganingrum FS. 2001. Off-Flavor pada daging unggas. Di dalam: Pengembangan Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru. Prosiding Lokakarya Unggas Air. Bogor, 6-7 Agustus 2001. Bogor. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan. hal : 58 – 72.

Apriyantono A, Wijaya CH. 2006. Metode pengujian organoleptik III : Deskriptif test. Pengujian organoleptik bahan pangan dan produk pangan. Modul pelatihan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB bekerjasama dengan Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center IPB.

[AOAC]. 1991. Official Methods of Analysis of the Association of Official

Analytical Chemists. 14thEd. Association of Official Analytical Chemists,

Inc, Arlington, Virginia.

Baeza E. 2006. Effects of Genotype, age, and nutrition on intramuscular lipids and meat quality. Symposium COA/INRA Scientific Cooperation in Agriculture,

Taiwan: November 7 – 10. pp 79-82.

Brahmantiyo B, Prasetyo LH. 2001. Pengaruh bangsa itik Alabio dan Mojosari terhadap performans reproduksi. Di dalam : Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,

(2)

Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi. hal : 73 – 78.

Brahmantiyo B. Setioko AR, Prasetyo LH. 2003. Karakteristik itik pegagan sebagai sumber plasma nutfah ternak. Di dalam: Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner. Prosiding Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor, 29-30 September 2003. Bogor. hal: 375-380.

Chartrin P et al. 2006. Effects of Intramuscular Fat Levels on Sensory Characteristics of Duck Breast Meat. J Poult Sci 85: 914–922.

Cortinas L et al. 2005. Influence of the dietary polyunsaturation level on chicken meat quality: Lipid oxidation. J Poult Sci 84 : 48–55.

Crawford RD. 1993. Origin and History of Poultry Species. Part I. Poultry Biology. Di dalam: Poultry Breeding and Genetics. RD Crawford (Editor). Elsevier. Developments in Animal dan Veterinary Sciences. pp 22.

Damayanti AP. 2003. Kinerja biologis komparatif antara itik, entog dan mandalung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

235/Permentan/OT.140/8/2006 Tentang Pedoman Pelestarian dan

Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ternak. Departemen Pertanian R.I. Jakarta.

Dharma YA, Rukmiasih, Hardjosworo PS. 2001. Ciri-ciri telur tetas mandalung dan rasio jantan dengan betina yang dihasilkan. Di dalam : Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi. hal : 208-212.

Ditjenak dan Keswan. 2010. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Departemen Pertanian RI.

Dohner J Vorwald. 2001. The encyclopedia of historic and endangered livestock and poultry breeds. Published with assistance from the Louis stern memorial fund. Yale university press, new haven and London. pp 456-465.

Ensminger ME. 1992. Poultry Science. 3rd Ed. Illionis: Cab International.

Erisir Z, Poyraz O, Onbasilar EE, Erdem E, Oksuztepe GA. 2009. Effects of housing system, swimming pool and slaughter age on duck performance, carcass and meat characteristics. J Anim Vet Adv. 8: 1864-1869.

(3)

Falconer DS, Mackay TFC. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. Fourth Edition. Longman: England.

Febriana D. 2006. Sifat organoleptik daging dan sosis dari itik yang mendapat tepung daun beluntas (Pluchea indica L) dalam pakan [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Gray JL, Crackel RL. 1994. Oxidative Flavour Changes in Meats: The Origin and

Prevention. Di dalam : Jhonson DE, Knight MK dan Ledward DA. (Eds). The Chemistry of Muscle-Based Food. Royal Society of Chemistry,

Cambridge.

Gunawan B. 1987. Penggunaan teknologi genetika kuantitatif dalam pengembangan itik petelur Indonesia. Pembertukan bibit unggul itik dari hasil kawin silang antara itik Alabio, Tegal dan Khaki Campbell yang telah diseleksi. Ilmu Pet 3(2): 55-59.

Gunawan B. 1988. Teknologi pemuliabiakan itik petelur Indonesia. Prosiding Seminar Nasional peternakan dan forum peternak Unggas dan Aneka Ternak II. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.

Gunawan B, Edianingsih P, Martoyo H, Komarudin. 1994 . Produktivitas dan keragaman fenotipik itik Alabio pada sistem pemeliharaan intensif. Di dalam: Pengolahan dan komunikasi hasil-hasil penelitian. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Balai Penelitian Ternak. Bogor. hal : 597-603.

Hamilton RJ. 1983. The Chemistry of Rancidity in Foods. In : Rancidity in Foods. Allen JC, Hamilton RJ, editor. Applied Science Publishers. London and New York.

Harahap D. 1993. Potensi itik mandalung sebagai peghasil daging ditinjau dari berat karkas dan penilaian organoleptik dagingnya dibandingkan dengan tetuanya [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hardjosworo PS. 1995. Peluang pemanfaatan potensi genetik dan prospek

pengembangan unggas lokal. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Bogor. hal : 17 – 23.

Hardjosworo PS et al. 2001. Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Di dalam : Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi. hal : 22-41.

(4)

Harun MAS, Veeneklaas RJ, Visser GH, Van Kempen M. 2001. Artificial incubation of muscovy duck eggs: Why some eggs hatch and others do not.

J Poult Sci 80: 219-224.

Hetzel DJS. 1983. The egg production of intensively managed Alabio and Tegal ducks and their reciprocal crosses. World Rev of Anim Prod. 19 (4): 41-46. Hetzel DJS. 1985. Duck Breeding Strategies–The Indonesian Example. In: Duck

Production Science and World Practice. FARRELL, D.J. dan P. STAPLETON. (Eds.). The University of New England. pp 204–233.

Hustiany R. 2001. Identifikasi dan karakterisasi komponen off-odor pada daging itik [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hustiany R, Apriyantono A, Hermanianto J, Hardjosworo PS. 2001. Identifikasi komponen volatil daging itik lokal Jawa. Di dalam : Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi. hal : 192-201.

[IUPAC]. 1988. International Union of Pure and Applied Chemistry. Standard Methods for the Analysis of Oils, Fat, and Derivatives. Blackweil Scientific Publication, Oxford, England.

Jun K, Rock OH, Man jin O. 1996. Chemical Composition of Special. Chungnam Taehakkyo. J Poult Meat 23 (1) : 90 – 98.

Ketaren PP, Prasetyo LH, Murtisari T. 2000. Karakter produksi telur pada itik silang Mojosari x Alabio.Prosiding. Bogor. Seminar nasional peternakan dan veteriner. Puslitbang Peternakan. hal : 286-291.

Ketaren PP, Prasetyo LH. 2007. Pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap produktivitas itik silang Mojosari x Alabio (MA): masa pertumbuhan sampai bertelur pertama, JITV 12(1): 10-15.

Ketaren PP. 2007. Peranan itik sebagai penghasil telur dan daging. Wartazoa 17 (3): 117-127.

Kilcast D. 1996. Sensory Evaluation of Taints and Off-flavors. Di dalam: Saxby MJ, editor. Food Taints and Off-flavours. Blackie Academic & Professional. Chapman & Hall. London. pp 1-40.

Kim GD et al. 2006. Division of Applied Life Science, Graduate School, Gyeongsang National University, Jinju, Gyeongnam 660-701, Korea. pp 1-3.

(5)

Kinghorn B, 2010, GENUP of Pedigree versi 6,4, http:/www-personal,une,edu,au [7 Juni 2010].

Koch T. 1973. Anatomy of the Chicken and Domestic Birds. Ed. By BH Skold and L DeVries.

Kochhar SP. 1996. Oxidative pathways to the formation of off-flavours. Di dalam Saxby MJ, editor. Food Taints and Off-Flavours. Blackie Academic & Professional. Chapman & Hall. London. pp 168-225.

Kortlang CFHF. 1985. The incubation of duck eggs. In duck production science and world practice. Farrel DJ and Stapleton P. Ed. University of New England. pp 168-177.

Lasmini A, Abdulsamie R, Parwati NM. 1992. Pengaruh cara penetasan terhadap daya tetas telur itik Tegal dan Alabio. Di dalam : Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian Unggas dan Aneka Ternak. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Ciawi. hal : 31-34.

Lawrie RA. 1995. Ilmu Daging. Edisi kelima. Parakkasi A, penerjemah; Jakarta UI Press. Terjemahan dari : Meat Science.

Leclercq B, Carville de H. 1985. Growth and body composition of Muscovy duck. Di dalam : Ferrell, DJ and Stapleton P. Ed. Duck Production Science and

World Practise. University of New England : pp 102 -109.

MacLeod G. 1986. The Scientific and Technological Basis of Meat Flavours. Di dalam: Birch. GG dan Lindley G. editor. Developments in Food Flavours. London: Elsevier Appleid Sci. pp 191 – 223.

Martojo H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Matitaputty PR. 2002. Upaya memperbaiki pertumbuhan dan efisiensi pakan mandalung melalui fortifikasi pakan dengan imbuhan pakan avilamisina [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Meilgaard M, Civille GV, Carr T. 1999. Sensory Evaluation Techniques. 3rd Ed.

Washington DC. CRC Press. CLL

Mottram DS. 1991. Meat. Di dalam : Maarse H. editor. Volatile Compounds in

Foods and Beverages. New York ; Marcel Dekker.

Muliana, Rukmiasih, Hardjosworo PS. 2001. Pengaruh bobot tetas terhadap bobot potong itik Mandalung pada umur 6, 8, 10 dan 12 minggu. Di dalam:

(6)

Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi. hal : 187-191.

Muryanto. 2002. Pertumbuhan alometri dan tinjauan histology otot dada pada ayam kampung dan hasil persilangannya dengan ayam ras petelur betina [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Muzani A, Brahmantiyo B, Sumantri C, Tapyadi A. 2005. Pendugaan jarak genetik pada itik Cihateup, Cirebon dan Mojosari. J Med Pet 28(3) : 109-116.

Nasution E. 2003. Sifat fisik dan palatabilitas bakso daging itik yang menggunakan sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dalam adonannya. [skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ngobe M. 2003. Perkembangan bobot dan penampilan embrio itik Alabio dan

hasil persilangannya dengan entok jantan sebagai pedoman untuk menduga umur embrio [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Noor RR. 2001. Genetika Kuantitatif Hewan/Ternak. Laboratorium Pemuliaan

dan Genetika Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Noor RR. 2008. Genetika Ternak. Edisi ke 4. Jakarta. Penebar Swadaya.

North MO . 1984. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. Inc Wesport,

Connecticut : The AVI Publishing Company.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Fourth Edition. Inc Westport, Connecticut. The AVI Publishing Company.

Pisulewski PM. 2005. Nutritional potential for improving meat in poult Anim Sci.

Pap. Rep 23 : 303-315.

Prasetyo LH. 2007. Heterosis persilangan itik Tegal dan Mojosari pada kondisi sub-optimal. JITV 12 (1) : 22 – 26.

Prasetyo LH, Susanti T. 2000. Persilangan timbal balik antara itik Alabio dan Mojosari: Periode awal pertumbuhan dan awal bertelur. JITV 5 (4): 209 – 213.

Prasetyo LH, Susanti T, Purba M. 2000. Pengembangan bibit niaga itik local sebagai suatu usahatani. Laporan bagian proyek rekatasa teknologi peternakan ARMP-II. Balai Penelitian Ternak , Ciawi. Bogor.

(7)

Prasetyo LH, Susanti T. 1997. Persilangan timbal balik antara itik Tegal dan Mojosari: Awal pertumbuhan dan awal bertelur. JITV 3 (3): 152 – 156. Prasetyo LH, Eisen EJ. 1989. Effects of preweaning stress on heterosis and

average genetic effects in mice. J Anim Breed Genet 106 : 443 - 454.

Prasetyo LH, Susanti T, Purba M. 2001. Pengembangan bibit niaga itik lokal sebagai suatu usaha tani. Prosiding Hasil Penelitian Bagian Proyek Rekayasa Teknologi Peternakan/ ARMP-II. Puslitbang Peternakan, hal : 35-40.

Prasetyo LH, Ketaren PP, Hardjosworo PS. 2005. Perkembangan teknologi budidaya itik di Indonesia. Lokakarya Nasional Unggas Air II. Di dalam: Merebut peluang agribisnis melalui pengembangan usaha kecil dan menengah unggas air. Prosiding Kerjasama Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 16-17 Nopember 2005. Ciawi, Bogor. hal : 145-161.

Prasetyo LH, Brahmantiyo B, Purba M. 2002. Seleksi dalam galur pada bibit induk itik lokal. Kumpulan Hasil-hasil penelitian APBN Tahun Anggaran 2001. Buku II Non Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. hal : 80–86.

Purba M, Manurung T. 1998. Produktivitas Ternak Itik Petelur pada Pemeliharaan Intensif. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Purba M, Prasetyo LH, Susanti T. 2006. Kualitas telur Alabio dan Mojosari pada generasi pertama populasi seleksi. Seminar nasional teknologi Peternakan dan veteriner. Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. hal : 687-693.

Purba M, Laconi EB, Ketaren PP, Wijaya CH, Hardjosworo PS. 2010. Kualitas sensori dan komposisi asam lemak daging itik lokal jantan dengan suplementasi santoquin, vitamin E dan C dalam ransum. JITV 15(1): 47-55. Rahayu WP. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan

Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Randa SY. 2007. Bau daging dan performa itik akibat pengaruh perbedaan galur dan jenis lemak serta kombinasi komposisi antioksidan (Vitamin A, C dan E) dalam pakan [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

(8)

Randa SY, Hardjosworo PS, Apriyantono A, Hutagalung R. 2007. Pengurangan Bau (Off-Odor) Daging Itik Cihateup dengan Suplementasi Antioksidan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor. hal : 629 – 635.

Reineccius G. 1994. Source Book of Flavor. Chapman & Hall, New York.

Retailleau B. 1999. Comparison of the growth and body composition of 3 types of

ducks: Pekin, Muscovy and Mule. Proceedings of 1st Worlds Waterfowl

Conference. Taiwan-China. pp 597-602.

Rhee KS. 1992. Fatty acids in maets and maet products. Di dalam: Chow CK editor. Fatty acids in foods and their health implications. New York: Marcel Dekker.

Rohaini ES, Setioko AR. 2001. Keragaan produksi telur pada sentra pengembangan agribisnis komoditas unggulan (SPAKU) itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Prosiding Lokakarya Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Tanggal 6-7 Agustus 2001.

Rozin P. 2007. How does culture affect choice of food? In : Consumer Led

Product Development. Editor H. MacFie. Abington. Woodhead Publishing

Limited.

Rukmiasih, Hardjosworo PS, Piliang WG, Hermanianto J, Apriyantono A. 2010. Penampilan, kualitas kimia dan off-odor daging itik (Anas plathyrynchos) yang diberi pakan mengandung beluntas (Pluchea indica L.Less). J Med Pet 33 (2): 68-79.

Rukmiasih. 2011. Penurunan bau amis (off-odor) daging itik lokal dengan pemberian tepung daun beluntas (pluchea indica l.) dalam pakan dan dampaknya terhadap performa [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setioko AR, Istiana. 1999. Pembibitan Itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 1-2 Desember 1999. hal : 382-387.

Setioko AR et al. 2002. Performans itik Serati hasil inseminasi buatan di tingkat peternak. Prosiding Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian Bogor. hal : 302- 305.

Setioko AR. 2003. Keragaan itik Serati sebagai itik pedaging dan permasalahannya. Wartazoa 13 (1): 14-20.

(9)

Setioko AR. 2005. Fertilitas dan kematian embrio pada perkawinan silang entog jantan dan itik betina. Lokakarya Nasional Unggas Air II. Di dalam: Merebut peluang agribisnis melalui pengembangan usaha kecil dan menengah unggas air. Prosiding Kerjasama Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 16-17 Nopember 2005. Ciawi, Bogor. hal : 271-280.

Setioko AR, Prasetyo LH, Kusumaningrum DA, Sopiyana S. 2004. Daya tetas dan kinerja pertumbuhan itik Pekín x Alabio (PA) sebagai induk itik pedaging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor, 4

– 5 Agustus 2004.Bogor.

Setyaningsih D, Apriyantono A, Puspita SM. 2010. Analisis sensori untuk industry pangan dan agro.IPB Press.Kampus IPB Taman Kencana Bogor. Shahidi F. 1998. Flavor of Meat. Di dalam: Meat Product and Seafoods. Second

edition. Blackie academic and Profesional. Canada.

Shahidi F, Pegg RB. 1994. Hexanal as and Indicator of the Flavor Deterioration

of Meat Product. Di dalam : C.T. Ho dan T.G. Hartman (Eds) Lipids in Food Flavor. American Chemical Society, Washington, D.C.

Smith DP, Fletcher DL, Burhr RJ, Beyer RS. 1993. Peking duckling and broiler chicken pectoralis muscule strukture and composition. J Poult Sci 72 : 202-208.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi ke 3. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Sopiyana S, Prasetyo LH. 2007. Fertilitas dan daya tetas telur itik persilangan Peking x Alabio (PA) dan Peking x Mojosari (PM) yang diinseminasi Entok jantan. Prosiding Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor. hal : 622-625.

Srigandono B. 1997. Beternak Itik Pedaging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

.

Stansfield WE. 1983. Theory and Problems of Genetics. 2nd Ed. Mc Graw Hill

Book Company Inc, New York.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan

Biometrik. Edisi ke 3. Sumantri B, penerjemah; Gramedia Jakarta.

(10)

Sudjatinah. 1998. Pengaruh lama pelayuan terhadap sifat-sifat fisik dan penampilan histologi jaringan otot dada dan paha pada itik dan entog [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sunari, Rukmiasih, Hardjosworo PS. 2001. Persentase bagian pangan dan nonpangan itik Mandalung pada berbagai umur. Di dalam : Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7 Agustus 2001. Ciawi, Bogor. hal : 202-207.

Suryati T, Astawan M, Wresdiyati T. 2006. Karakteristik organoleptik daging domba yang diberi stimulasi listrik voltase rendah. J Med Pet 29 (1): 1 -6. Suryana. 2011. Karakterisasi genetik itik alabio (Anas platyrhynchos borneo) di

Kalimantan Selatan dalam rangka pemanfaatan dan pelestariannya secara berkelanjutan [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suparyanto A. 2005. Peningkatan produktivitas daging itik Mandalung melalui pembentukan galur induk [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suretno ND. 2007. Kajian kualitas sperma itik Cihateup. Di dalam : Seminar nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian. Prosiding Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian; Medan, 5 Juni 2007. Medan. Buku 2 hal : 606-609. Susanti T. 2003. Strategi pembibitan itik Alabio dan itik Mojosari [tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Susanti T, Prasetyo LH. 2007. Panduan karakterisasi ternak itik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian.

Susanti T, Prasetyo LH, Raharjo YC, Sejati WK. 1998. Pertumbuhan galur persilangan timbal balik itik Alabio dan Mojosari. Prosiding Seminar nasional peternakan dan veteriner, Bogor, 1-2 Desember 1998. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor. hal : 356-365.

Susanti T, Setioko AR, Prasetyo LH, Supriyadi. 2005. Produksi telur itik MA di BPTU Pelaihari Kalimantan Selatan. Di dalam: Seminar Nasional. Prosiding Teknologi peternakan dan veteriner. Pusat penelitian dan pengembangan peternakan. Badan penelitian dan pengembangan pertanian. Departemen pertanian. Bogor, 12 – 13 September 2005. Bogor. hal : 817-821.

(11)

Triyantini. 1998. Pengolahan dendeng itik sebagai upaya diversifikasi pangan.

Wartazoa 7 (1) : 4 – 9.

Wahono E. 2005. Pengamatan morfometrik pada itik Alabio, Mojosari dan Perilangannya. [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi 1. M-Brio Press, Bogor. Winarno FG. 2002. Flavor bagi Industri Pangan. Edisi 1. M-Brio Press, Bogor. Witak B. 2007. Tissue composition of carcass, meat quality and fatty acid content

of ducks of a commercial breeding line at different age. Arch. Tierz., Dummerstorf 51 : 266-275.

Wulandari WA, Hardjosworo PS, Gunawan. 2005. Kajian Karakteristik Biologis Itik Cihateup dari Kabupaten Tasikmalaya dan Garut. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Bogor 12 -13 September. hal : 795 -803.

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner digunakan dalam pengumpulan data dari responden, dimana peneliti menyusun format pertanyaan– pertanyaan dengan harapan responden akan memberikan respon atas

public utilities misalnya rumah sakit, di mana mempunyai earning yang relatif stabil dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh pinjaman atau penarikan modal

Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin,

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA. DINAS KESEHATAN

Benih ditanam secara langsung atau melalui persemaian. Benih ditanam sebanyak 3 butir per lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah. Beberapa bentuk pemeliharaan

berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh sumber daya.. manusia suatu organisasi, yang sering juga disebut

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada Puskesmas dengan status BLUD Penuh diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan yang berlaku

Kerangka set indikator yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi yang disesuikan dengan tujuan penelitian yang fokus pada penilaian aspek hukum dalam suatu