1
Prolog
Jakarta, 22 November 2013
Sebuah mobil mewah hitam dan mengkilap berhenti disebuah jalan yang sepi. Ia menurunkan seorang gadis cantik. Wajahnya putih dengan hiasan mata sipitnya yang anggun. Ia mengenakan gaun hitam. Sebuah pita biru muda bertahta menghiasi rambut coklatnya yang tergerai hingga bahu. Sebuah karangan
bunga mawar putih bertengger
ditangannya. Matanya yang indah menatap lurus kesebuah gerbang besar yang sepi. Matanya menengadah memandang sebuah ukiran besi. Pemakaman ‘San Diego Hills’. Begitu terukir jelas di gerbang masuk. Ia melangkahkan kakinya, sepatu bot hitam menutupi betisnya yang putih.
Ia tampak sudah tahu lokasi yang makam yang akan ia kunjungi. Matanya
2
tertuju pada sebuah makam. Ia melangkah berat dan meletakkan rangkaian bunga mawar putih yang telah ia bawa. Di letakkannya di samping nisan pualam yang mengkilap. Matanya sayu menahan kesedihan. Hembusan angin menggerakkan pohon semakin menambah angker suasana pemakaman. Kuku indahnya menyentuh lembut nisan itu. Ia melukiskan huruf ‘M’ dengan jarinya mengikuti ukuran nama pada nisan. Ia memandang jari manisnya dan mengusap sebuah cincin emas putih. Dibiarkannya angin menyentuh rambutnya. Ia diam berdoa.
3 Part 1
Marriage Partner
Jakarta, 5 Januari 2011Matahari senja bersinar malu-malu, menyelinap diantara pohon cemara dan dahan boungenville, cahayanya merambat pada tembok dan lantai marmer sebuah rumah mewah. pantulannya menyentuh permukaan air pada kolam renang dan memberikan gradasi warna yang indah. Burung kolibri dengan ceria menghisap madu dari kelopak bunga kamboja ungu yang eksotis,namun sarapan para burung mungil itu terganggu oleh sebuah suara. “pokoknya aku nggak mau. titik. ” Suara
4
seorang pemuda terdengar meninggi disertai suara seorang wanita. “mama sudah putuskan Morgan, kamu nggak bisa menolak. ” Suara wanita itu. Burung penghisap nektar yang terusik itu menatap kebagian dalam rumah dengan perabotannya mewah, terlihat seorang pemuda duduk dengan kesal dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa sementara didepan pemuda itu seorang wanita berdiri berkacak pinggang. Wanita itu sudah tidak muda lagi, terbukti ada kerutan pada pinggir matanya namun aura kecantikan dan keanggunannya tetap lekat. Jelas ia adalah ibu dari pemuda yang bernama Morgan itu.
“mam, aku nggak suka dijodoh-jodohin aku masih kelas dua SMA, belum waktunya mam. ” Protes Morgan.
“mama dan papanya Melody sudah lama bersahabat. Mama mau kamu dan Melody menyatukan kedua perusahaan kami. ” Tukas wanita bernama Elma itu.
“aku nggak mau bertengkar sama mama. Pokoknya aku nggak mau dipaksa-paksa dan dikekang. Aku bisa pilih dengan siapa aku nantinya. Lagian yang
5
mau menikah kan aku mam, buka mama. Jadi please mama ngerti dong. ” Pinta Morgan.
“mau nggak mau, kamu harus nurut. Papa kamu juga sudah setuju. “ ucap mama Morgan tegas.
“sekali nggak, tetap nggak. ” Ujar Morgan meninggalkan mamanya.
“Morgan, mama belum selesai. Morgan!!!!” teriak mama Morgan namun Morgan tidak menoleh. Ia berjalan menuju parkiran. Ia menyalakan mobil hitamnya yang mewah. Meluncur menuju sebuah kafe daerah blok M Jakarta. Setelah memarkirkan mobilnya, Morgan berjalan menuju sebuah pintu kaca, dari luar ia bisa melihat kedua temannya yang sedang mengobrol. Aroma cokelat dan
mocca menyapa indra penciuman Morgan.
Kafe tidak teralu ramai sore itu, meja bar yang terbuat dari kayu eboni senada dengan tema kafe yang bergaya gothic Eropa, kursi-kursi kayu dan sofa empuk menyambut para tamu, meja-mejanya dihiasi rangkaian bunga mawar merah. Morgan bergegas menemui kedua temannya, “aku telat ya?”tanya Morgan tersenyum.
6
“ada apa sih kamu manggil kita kesini?” tanya Rafael.
“aku lagi suntuk dirumah. Mama mulai lagi. ” keluh Morgan.
“soal perjodohan lagi. ?” tanya Imam. Morgan mengangguk lesu.
“Gan, ini yang kelima kalinya kamu ngeluh soal perjodohan. ”kata Rafael mengingatkan.
“iya, aku capek mama selalu aja mendesak aku untuk tunangan sama Melody. padahalkan kalian tahu aku nggak suka sama cewek kayak dia. ” Ucap Morgan.
“jadi sekarang gimana?” tanya Imam bingung.
“aku juga bingung. ”kata Morgan singkat.
“gimana kalo kamu kabur aja. ” Rafael menyarankan.
“what? kamu jangan nyuruh Morgan gitu dong Raf, Morgan tuh bukan anak perempuan umur 15 tahun. Apa-apaan sih pake kabur-kabur segala. Ngaco ah. ” Protes Imam.
“kelihatannya menarik. Ke Jepang aja kali ya?” tanya Morgan.
“kejauhan Gan, itu mah ngilang bukan kabur. ” Ucap Rafael tertawa.
7
“kamu ke Semarang aja. Kebetulan bokap aku punya cabang disana. aku dan Imam bantu-bantu kebutuhanmu. ”saran Rafael lagi.
“gimana ya,aku masih bingung. Kayaknya melarikan diri dari masalah bukan jalan terbaik. ” Ujar Morgan bimbang.
“tapi dalam kasus kamu, ini jadi yang terbaik ,kecuali kalo kamu mau tunangan sama Melody?” ujar Rafael kembali mengingatkan.
“aku pikir-pikir dululah” ucap Morgan kemudian.
Morgan tiba dirumah pukul 8 malam tepat saat makan malam. Morgan disambut oleh beberapa pelayan wanita yang berseragam merah hitam. Morgan duduk di meja makan yang panjang. Berbagai jenis makanan sudah disiapkan oleh juru masak rumahnya. wangi bumbu rendang menusuk hidung ditambah aroma gurih dari sup ikan cakalang asap yang dimasak
8
dengan santan dan bumbu serai. Ditambah lagi aroma ayam lengkuas yang sedap membuat makanan itu dipilih oleh Morgan, tangannya meraih sendok dan mengambil sekerat daging ayam berwarna kuning dengan bumbu lengkuas dan rempah ditambah parutan kelapa yang digoreng, rasa santan yang meresap dalam daging ayam benar-benar memanjakan lidah. perpaduan rempah yang sangat sempurna, jelas sang juru masak sangat pandai mengolah masakan asli Indonesia.
“Morgan, kamu sudah pikirkan keputusan papa dan mama?” tanya papa Morgan saat mereka sedang memakan
dessert. Morgan yang tengah mengunyah black forestnya sedikit terkejut. Ia
mengangkat wajahnya dan menatap kedua orang tuanya.
“pa aku nggak suka dipaksa-paksa. Aku nggak cinta sama Melody pa. ” keluh Morgan pada pak Dharma papanya. kedua orang tua Morgan saling berpandangan. “mama mohon sama kamu untuk nurut kali ini saja. ” Pinta mama Morgan dengan suara meninggi.
”udah dong ma. Aku nggak mau. Jangan dipaksa. ” Pinta Morgan.
9
“besok orang tua Melody akan datang untuk membicarakan mengenai pertunangan” ujar papa Morgan. Morgan menatap kesal pada mama dan papanya namun ia tak berani membantah , ia akhirnya meninggalkan meja makan tanpa permisi.
“Morgan jaga kelakuan kamu. Papa dan mama belum selesai Morgan. ” Panggil papanya namun Morgan sudah melangkah dengan sigap menuju kamarnya.
Morgan menutup pintu kamarnya dengan cukup keras. langkahnya yang berat menginjak permadani cokelat bermotif timur tengah yang terhampar keseluruh ruangan. Morgan membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya yang besar dan empuk, lalu matanya tertuju pada lemari pakaian. Sesaat kemudian ia terbangun dan berdiri didepan lemari yang bermotif kayu dengan ukiran indah ,yang lebih tinggi dari dirinya dan lebarnya sekitar tiga meter. Ia menarik gagang pintu lemari yang terbuat dari kuningan. Ia menengok kebagian bawah lemari dan mengeluarkan sebuah koper berukuran besar dan tas ransel yang juga tak kalah besar. Lalu dengan cekatan ia
10
memasukkan satu persatu baju miliknya kedalam koper dan ransel. Jelas sekali bahwa Morgan memang menyetujui rencana Rafael untuk pergi dari rumah. Malam itu Morgan mempersiapkan segala sesuatunya, ia tidak main-main, bahkan malam itu juga ia menyuruh bawahan kepercayaannya untuk menyiapkan surat kepindahan sekolahnya.
Pagi harinya Morgan mengenakan seragam sekolahnya seperti biasa. Namun Morgan selesai lebih cepat. Ia segera mengendarai mobilnya, namun tepat di persimpangan jalan Sudirman, Morgan banting setir sebelah kiri dan meluncur menuju rumah Imam. Imam yang pagi itu sedang sarapan agak terkejut dengan kedatangan Morgan yang datang pagi-pagi. “ada angin apa kamu datang kesini? Mau numpang sarapan ya?” ucap Imam.
“enak aja kalo ngomong. Aku kesini mau pamit sama kamu. ” Kata Morgan dengan wajah tegang.
“emangnya kamu mau kemana?” tanya Imam penasaran dan terkejut.
“ngikutin sarannya cocoh. ” Ujar Morgan singkat.
11
“aku bukan kabur, tapi nenangin diri. Lagian aku pengen ngerasain hidup mandiri. ” Terang Morgan, namun tepat saat Imam akan menyahut, sebuah klakson mobil mengejutkan mereka.
“siapa tuh?” tanya Morgan pada Imam.
“oh, barangkali cocoh. Mobil aku yang hitam lagi dibengkel. Jadi aku berangkatnya sama dia. Soalnya kalo pake yang merah, auranya nggak enak ?”
“oh. Kayaknya kamu kebanyakan baca majalah fengshui deh. Yaudah kamu temuin dia gih, sekalian aku mau ganti baju. ” Kata Morgan seraya menuju kamar toilet. Sedangkan Imam berjalan menuju pintu.
“Imam, itu mobilnya Morgan kan?” tanya Rafael menunjuk mobil milik
Morgan. Imam mengangguk dan
mempersilahkan Rafael untuk terus ke meja makan. “terus Morgannya mana?” tanya Rafael.
“aku disini.” jawab Morgan setelah keluar dari toilet. Ia mengganti seragamnya dengan celana jeans dan baju kaos yang dibalut jaket biru tua.
12
“jadi kamu beneran mau minggat ya Gan?” tanya Rafael.
“bukan minggat coh, nenangin diri katanya. ” Ejek Imam.
“terus rencana kamu sekarang mau kemana?” tanya Rafael.
“rahasia dong. Entar kamu malah ngadu lagi, sama mamaku. Tapi aku nggak mungkin kabur pake mobil aku. Mama pasti bisa ngelacak. ” Ujar Morgan bimbang.
“oooh, gampang kamu ambil aja mobil putih aku. Trus mobil kamu, taroh digarasi aku. Gampangkan. ” Ucap Imam santai.
“betul juga, mobil kamu masih ada tiga, jadi kalo aku copet satu nggak apa-apa. ” Ujar Morgan.
“iyeeee.. ” kata Imam.
Setelah sarapan Imam, Morgan dan Rafael bergegas keluar.
“ini kunci sama STNK mobil aku. Jaga baik-baik. ” Pinta Imam.
“iya. ” Kata Morgan.
“kamu punya duitkan?” tanya Rafael.
“iya tadi sebelum kesini atm aku udah aku kuras. Tapi karena kartunya
13
unlimited jadi nggak akan ada habisnya. Ini, aku titip kartu atm sama credit card aku. Ntar mama ngelacak lagi. ”
“kamu yakin duit kamu cukup?” tanya Imam seraya meraih kartu-kartu yang jumlahnya enam keping.
“dua ratus lima puluh juta aku rasa cukup. ” Kata Morgan menepuk ranselnya. Lalu menyalami Rafael dan Imam bergantian.
“kamu hati-hati. Kalo kamu ada masalah jangan ragu hubungi aku atau Imam. ” Ucap Rafael.
“thanks coh, tapi jangan bilang mama ya. Kalo kalian ketemu mama, Kalian bilang aja kalo aku kabur karena nggak mau dijodohin. ” Pinta Morgan.
“siiiplah. ” Ucap Imam dan Rafael serempak. mereka Mengendarai mobil masing-masing meninggalkan rumah Imam.
14
BERMINAT MEMBELI?
Cara pemesanannya gampang tinggal isi formulir dibawah ini:
Nama lengkap: Alamat lengkap: Nomor hape:
Judul buku yg dipesan: Jumlah buku yg dipesan:
Formulir ini bisa dikirim ke :
E-MAIL : [email protected] Atau
SMS : 085696122660