• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada

Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika

Tahun Akademik 2016/2017

Putra Purnama, Erlidawati, Muhammad Nazar

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 Corresponding Author: Putrapurnama112@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media video animasi berbasis videoscribe sebagai media belajar, dan membandingkan tanggapan mahasiswa dengan media audio visual pada materi koloid. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research & Development) dengan model ADDIE (Analycis, Design, Development, Implementation dan Evaluation). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika berjumlah 35 orang yang terbagi menjadi dua kelas dengan masing-masing kelas media videoscribe bejumlah 16 dan kelas media audio visual sebanyak 19 orang. Data penelitian diperoleh melalui angket kelayakan media yang divalidasi oleh tim ahli yaitu 2 orang dosen Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah, dan angket tanggapan mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan media layak digunakan sebagai media belajar dengan persentase kelayakan sebesar 96,6% dengan kategori sangat baik. Tanggapan mahasiswa terhadap media videoscribe sebesar 87,7% dan media audio visual sebagai pembanding sebesar 81% dengan kategori kedua media sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan tanggapan mahasiswa terhadap media video animasi berbasis videosrcibe dengan media audio visual sebagai pembanding serta pengembangan media video animasi berbasis videoscribe dikategorikan sangat baik.

Kata kunci: Pengembangan, media, videoscribe, audio visual, koloid Abstract

The study about the development of animated video based on video scribe in learning of colloid has been conducted. Thesubject of this research werestudents of physics education of academic year 2016/2017. The objective this study was to understand how to develop animated video based on video scribe which can used as learning media, and to compare students’ responses to the audio-visual in be learning of colloid. The study was categorized as research and development with ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and evaluation). Initially, 35 students of physics education as sample of this study were divided into two classes which 16 students and 19 students. Data were obtained by using questionnaire of feasible of the media which was validated by two lectures of the department of chemistry education, and questionnaire was distributed to the students. The analysis of data showed that the media was feasible to use as learning media with a percentage of feasibility of 96.6%. Moreover, students’ positiveresponses to the media of video scribe were 87.7% and 81% to the media of audio-visual by category of very good. Therefore, it is indicated that there is the differences between students’ responses to the media of video scribe and media of audio-visual, and the development of animated video based video scribe was categorized as very good.

Keyword: Development, Media, Videoscribe, Audio-visual, Colloid

Pendahuluan

Materi kimia diberikan pada semester awal dengan mata kuliah Kimia Dasar untuk Program Studi Pendidikan Kimia, Fisika, Biologi dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Materi tersebut disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dengan Basic

(2)

Coure Outline (BCO) Kimia Dasar untuk Fisika meliputi, Unsur Senyawa caampuran, Pemisahan campuran, struktur atom, ikatan kimia, konsep mol, perhitungan kimia, termokimia, kesetimbangan kimia, larutan elektrolit dan non elektrolit, teroi asam basa, koloid dan sifat koloigatif larutan. Semua materi-materi tersebut bukanlah hal yang baru bagi mahasiswa karena telah dipelajari di SMA, salah satunya materi koloid. Sehingga dalam pembelajaran akan lebih mudah. Akan tetapi, secara umum mahasiswa sepenuhnya belum menguasai konsep yang diberikan di sekolah. Hal ini dapat dikarenakan kondisi pembelajaran di sekolah didominasi oleh aktivitas guru, serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Sehingga hal ini berdapak pada perguruan tinggi, mahasiswa jadi pasif dan kurang termotivasi dalam proses belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa mahasiswa prodi pendidikan fisika, beberapa diantaranya memiliki prestasi yang baik selama di SMA. Akan tetapi, informasi yang diperoleh dari mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak terlalu menyukai materi kimia yang cenderung sulit dikarenakan bersifat abstrak. Mahasiswa juga menyatakan pemahaman konsep sangat kurang pada pembelajaran kimia, salah satunya materi koloid. Selama di SMA materi koloid tidak diajarkan secara mendalam seperti materi kimia yang lain. Guru hanya memberikan tugas-tugas kelompok tanpa ada penguatan materi. Penggunaan media pada materi koloid hanya sebatas buku teks dan berberapa sekolah yang menggunakan media slide power point dikarenakan fasilitas sekolah yang mendukung. Permasalahan ini berdampak pada mata kuliah kimia di Perguruan Tinggi, dikarenakan kedalaman dan kesukaran materi koloid akan semakin sulit ditambah pemahaman konsep yang kurang. Berdasarkan hal tersebut diperlukan media yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam kegiatan belajar.

Salah satu media untuk materi koloid yang dapat dikembangakan dengan komputer yaitu software microsoft power point, video, dan software terbaru saat ini yaitu software videoscribe.Aplikasi Videoscribe mampu menyajikan konten pembelajaran dengan memadukan gambar, suara, dan desain yang menarik sehingga siswa mampu menikmati proses pembelajaran. Beberapa penelitianmengenai pengembangan videoscribe menunjukkan hasil positif. Penelitian Sutrisno dan Agung (2016) yaitu pengembangan media videoscribe berbasis e-learning pada pelajaran komunikasi data dan interface di SMK Sunan Drajat Lamongan dengan tingkat kelayakan media 89,58% dan respon siswa sebesar 87,22%. Making dan Hariyanto (2016) mengenai pengembangan media pembelajaran mekanika teknik berbasis videoscribe dan aurora 3D presentation kelayakan media berdasarkan validasi ahli materi dan media sebesar 85,34%. Media pembelajaran yang dihasilkan mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa sebesar 12,16% setelah menggunakan media.

Berdasarkan wawancara terhadap permasalahan yang ada serta hasil penelitian relevan, dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan media pembelajaran video animasi berbasis videoscribe. Pemilihan materi koloid dalam mengembangkan media diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa khususnya pada materi koloid yang juga banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and Development R&D), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk-produk tertentu dan menguji keefektikan produk tersebut (Sugiyono, 2012). Metode ini mengacu pada model ADDIE. Menurut Pribadi (2009), model ADDIE merupakan suatu model penelitian yang meliputi 5 tahap utama, yaitu : (1) Analisis, (2) Perancangan, (3) Pengembangan, (4) Implementasi, (5) Evaluasi.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang mewakili paham naturalistic atau bersifat dari

(3)

fenomen-fenomena (mulyadi, 2011), sedangkan menurut (Sugiyono, 2012) pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan paa aspek pemahaman secara terhadap suatu permasalahan. Penelitian berfokus pada pengembangan media videoscribe dan tanggapan mahasiswa yang menggunakan media videoscribe dengan media audiovisual.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan memberikan lembar angket kelayakan media kepada dua validator ahli. Selanjutnya data tanggapan mahasiswa terhadap media videoscribe dan media audiovisual sebagai pembanding diperoleh melalui lembar angket tanggapan mahasiswa.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dikonversi menggunakan analisis secara kualitatif dengan melihat

aspek-aspek berupa perencanaan media yang ditinjau dari penyajian materi, ilustrasi media dan manfaat media. Untuk penilaian kelayakan media dianalisis menggunakan rumus

sebagai berikut:

Persentase kelayakan=jumlah skor hasil pengumpulan data

jumlah skor maksimal x 100% Tabel 1. Kriteria penilian kelayakan media

No Skor Rata-rata (%) Kategori Penilaian

1 85-100 Sangat baik 2 69-84 baik 3 53-68 Cukup baik 4 37-52 Kurang baik 5 20-36 Tidak baik (Sumber: Prasetyo, 2015)

Analisis data lembar angket tanggapan mahasiswa terdapat beberapa aspek penilian yaitu aspek tampilan media, peggunaan bahasa dan manfaaat media, dianalisis denganmenggunakan rumus seperti berikut:

angka persentase reponden=jumlah frekuensi mahasiswa

jumlah mahasiswa x 100%

Hasil Perhitungan yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria penilian tanggapan mahasiswa pada Tabel 2.

Tebel 2. Kriteria penilaian tanggapan mahasiswa

Skor (%) Kriteria 81-100 SangatBaik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang 0-20 KurangSekali (Sumber: Arikunto, 2010) Hasil dan Pembahasan

Pengembangan Video Animasi Videoscribe 1) Analisis

Tahap analisis terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan dengan melakukan observasi lapangan untuk mengumpulkan data-data yang dijadikan acuan dan pertimbangan dalam mengembangkan produk. Pemilihan Mahasiswa Program Studi pendidikan Fisika

(4)

adalah karena pada Prodi tersebut terdapat Mata Kuliah Kimia Dasar yang mempelajari ilmu kimia, baik selama di SMA maupun di Perguruan Tinggi. Analisis kebutuhan dilakukan pada beberapa mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah dengan menggunakan teknik wawancara. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data diantaranya (1) Mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi kimia baik di SMA maupun di Perkuliahan, hal ini karena mahasiswa kurang tertarik dengan materi kimia. (2) Mahasiswa belum pernah belajar dengan media video animasi dan media audiovisual selama proses belajar mengajar di SMA maupun di Perkuliahan, (3) fasilitas yang tidak mendukung selama belajar di SMA menjadi alasan penggunaan media sangat kurang, (4) beberapa mahasiswa menyatakan belum pernah menggunakan media pembelajaran pada materi koloid sehingga mereka kurang meminati belajar kimia.

Berdasarkan hasil observasi tersebut maka diperlukan suatu bahan ajar berupa video animasi untuk mengatasi permasalahan dan untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa dalam mempelajari materi koloid. Media animasi dikembangkan menggunakan perangkat lunak berupa videoscribe.

2) Perancangan (Design)

Tahapan perancangan yang dilakukan pada pembuatan media videoscribe didasarkan pada beberapa aspek, diantaranya melakukan perumusan tujuan pembelajan yang ingin dicapai dan terstruktur, merumuskan butir-butir materi yang sesuai dengan media yang dikembangkan agar lebih sistematis. Selanjutnya menentukan desain media yang sesuai dengan analisis kebutuhan mahasiswa.

1. Merumuskan Butir-Butir Materi.

Butir-butir materi disusun berdasarkan pedoman pada kurikulum perguruan tinggi yang telah disusun berdasarkan KKNI. Setelah itu menyusun indikator pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah yang dipelajari. Selajutnya dilakukan penyusunan uraian materi yang akan ditampilkan pada video animasi. Pada langkah ini dilakukan studi pustaka guna mengumpulkan informasi terkait materi koloid pada buku-buku Universitas. Hasil pengumpulan materi selanjutkan dirancang sesuai dengan media yang dikembangkan.

2. Menentukan Desain Media

Desain media dilakukan dengan menyusun sekumpulan materi pembelajaran yang diperoleh secara berurutan sesuai indikator dan mencari gambar-gambar yang menarik dan penggunaan warna yang sesuai. Keseluruhan gambar diperoleh melalui internet dan buku-buku universitas.

Sadiman, (2006) menyatakan bahwa membuat sebuah program media pembelajaran harus dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan suatu program media diantaranya: (1) Menganalisis Kenutuhan Siswa, (2) Merumuskan Tujuan, (3) Merumuskan butir-butir materi, (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) Menulis naskah media, (6) Mengadakan revisi.

(5)

Gambar 1. Sketsa Pembuatan videoscribe 3. Pengembangan

Tahap ini proses pengembangan media berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat. Sebelum proses pengembangan terlebih dahulu software Videoscribe sudah terinstal didalam komputer (PC). Videoscribe merupakan sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh sparkol. Ciri khas perangkat lunak ini berbasis teks/gambar berupa efek tangan manusia menulis atau menghapus. Keunggulan perangkat lunak ini dibandingkan dengan pernagkat lunak yang lainnya adalah proses pembuatan komponen-komponen yang digunakn tidak terlalu banyak.

Sebelum membuat sebuah video animasi mengunakan videoscribe, Untuk membuat video animasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Materi yang sesuai mengenai hal yang ingin disampaikan 2. Pemilihan gambar atau animasi yang sesuai dengan topik 3. Pemilihan warna latar

4. Efek animasi yang digunakan disesauikan dengan presentasi disampaikan 5. Pemilihan huruf dan warna huruf dalam video animasi yang dibuat

6. Sesuaikan durasi video dengan materi yang disampaikan.

Setelah proses pengembangan, video yang dihasilkan kemudian diuji oleh validator ahli untuk dilakukan validasi media. Aspek-aspek yang diperhatikan pada video yang dikembangkan yaitu aspek penyajian materi, aspek ilustrasi media, dan aspek manfaat. Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik. Sehingga dapat dilakukan pada tahap selanjutnya. Produk awal yang dihasilkan selanjutnya dilakukan validasi oleh validator ahli sehingga diperoleh produk akhir yang baik.

Gambar 2. Produk Akhir Media Animasi Berbasis Videoscibe

Berdasarkan hasil validasi media kelayakan media setelah revisi dapat disimpulkan bahwa persentase total rerata yang diperoleh adalah sebesar 96,6%. Rerata persentase untuk aspek penyajian materi pada media sebesar 93,75%, aspek ilustrasi media sebesar 97,5%, dan aspek manfaat media sebesar 100% . Secara keseluruhan media yang dikembangkan dikategorikan “sangat baik”. Kriteria kelayakan mengacu pada Prasetyo (2015) kriteria skor penilian kelayakan media sangat baik (85-100), baik (69-84) cukup baik (53-68), kurang baik (37-52) dan tidak baik (20-36).

4. Implementasi

Tahap implementasi dilakukan di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 29 Desember 2016. Implementasi dilakukan setelah proses validasi terhadap media video animasi berbasis videoscribe. Tahap implementasi dilakukan pada dua kelas. Kelas eksperimen 1, diberi angket tanggapan media video animasi berbasis videoscribe yang dikembangkan, sedangkan kelas eksperimen 2 sebagai kelas pembanding diberi angket tanggapan media audio visual terbaik yang

(6)

88 87,5 86,5 50 60 70 80 90 100

Tampilan Bahasa Manfaat

Pe rse n tase R espo n d en

telah dikembangkan oleh orang lain. Sehingga dari pengumpulan data tersebut dapat disimpulkan kedua media memiliki perbedaan tanggapan atau tidak.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan langkah akhir dari model desain pengembangan ADDIE. Pada tahap ini dilakukan penilaian untuk mengetahui keberhasilan pengembangan video animasi berbasis videoscribe yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator ahli terhadap kelayakan media videoscribe yang diperoleh kategori “sangat layak”, sebesar 96,6%.

a. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Media Videoscribe

Angket tanggapan responden diisi berdasarkan pengalaman yang didapatkan pada saat media videoscribe ditampilkan. Berdasarkan hasil rekapitulasi angket tanggapan mahasiswa secara keseluruhan mahasiswa memberikan tanggapan positif, yaitu sebesar 87,7%. Aspek-aspek pada angket yang ditanggapi oleh mahasiswa yaitu: (1) Aspek tampilan media videoscribe sebanyak 8 pertanyaan, (2) Penggunaan bahasa pada media videoscribe sebanyak 3 pertanyaan, dan (3) manfaat media videoscribe sebanyak 3 pertanyaan. Secara keseluruhan untuk persentase setiap aspek dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase Responden Pada Setiap Aspek Media Videoscribe b. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Media Videoscribe

Angket tanggapan responden diisi berdasarkan pengalaman yang didapatkan pada saat media audio visualditampilkan. Aspek-aspek pada angket yang ditanggapi oleh mahasiswa yaitu: (1) Aspek tampilan media audiovisualsebanyak 8 pertanyaan, (2) Penggunaan bahasa pada media audiovisualsebanyak 3 pertanyaan, dan (3) manfaat media audiovisualsebanyak 3 pertanyaan. Secara keseluruhan terdapat 14 pertanyaan yang akan ditanggapi oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil rekapitulasi angket tanggapan mahasiswa secara keseluruhan mahasiswa memberikan tanggapan positif, yaitu sebesar 81% dapat dilihat padaGambar 4.

(7)

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan mahasiswa terhadap media videoscribe pada Gambar 3 dan media audiovisual pada Gambar 4 masing-masing sebesar 87,7% dan 81%. Dari nilai persentase rata-rata perbedaan yang dihasilkan tidak terlalu signifikan yakni sebesar 6,7%. Secara keseluruhan kedua media juga memiliki tanggapan positif dengan kategori sangat baik. Sesuai dengan acuan yang dijelakan oleh (Arikunto, 2010) kriteria skor untuk pengisian angket diantaranya sangat baik (81-100), baik (61-80), cukup (41-60), kurang (21-59) dan gagal (0-20). Selanjutnya dari kedua nilai rekapitulasi angket tersebut dilakukan pengujian secara kuntitatif berupa pengujian secara statistik. Hal ini dilakukan agar dapat ditafsirkan dengan baik. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan kedua media terdapat perbedaan atau tidak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pengembangan media video

animasimenggunakansparkolvideoscribedikatagorikansangatbaikdenganpersentasere ratasebesar 96,6% danlayakdigunakansebagaisalahsatualat bantu dalam proses belajarmengajar.

2) Terdapatperbedaantanggapanmahasiswaterhadap media video animasiberbasisvideoscribedengan media audiovisual padamaterikoloidsebesar 6,7%.

Saran

Berdasarkanpenelitian yang telahdilakukan, penelitimengajukanbeberapa saran sebegaiberkut:

1) Perludikembangkankembali media

pembelajaranmenggunakanvideoscribedengantampilan yang lebihmenarik.

2) Sebelummerancang media pemilihankonsep yang sesuaiakanmembuat media yang dikembangakanjauhlebihmudah.

3) Perludilakukanpenerapanlebihlanjutuntukmengetahuiefektifitas media videoscribesebagai media pembelajaran.

DaftarPustaka

Arikunto, S & Jabar, C. S. A. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Making, M. Y. M., danHariyanto, V. L. 2016.Pengembangan Media

PembelajaranMekanikaTeknikBerbasisVideoscribe Dan Aurora 3d Presentation PadaMateriKonstruksiPelengkungTigaSendi. E-Journal Pend. TeknikSipil Dan Perencanaan, 4(1): 1-5

Prasetyo. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis CAI (Coumputer Assisted Instruction) pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar Kelas X Di SMKN 1 Nganjuk. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 4(1): 103-108

Mulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggunakannya. Jurnal Studi Komunikatif dan Media. 15(1): 127-138 .

82 78,5 82 50 60 70 80 90 100

Tampilan Bahasa Manfaat

Pers enta se Resp onden Aspek Media

(8)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Taristo

Sadiman, S,A., Rahardjo, R., Haryono A., dan Rahardjito. 2009. Media Pembelajaran Pengertian, Pengembagan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti bersama kolaborator menyusun perencanaan siklus II yaitu sebagai berikut: (a) mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta menetapkan

Dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi dan mendasari Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

Uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah senam pilates pada wanita usia muda adalah uji t berpasangan.. Nilai p

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

128 Jenius, Manajemen Sumber Daya.... perhatian khusus ketika bersama anak, memberikan waktu khusus untuk berlibur bersama keluarga. Wanita karier yang bekerja sebagai PNS di

Pada mata pelajaran Pemrograman Dasar yakni pemrograman berorientasi objek; (2) alasan pentingnya suatu kompetensi dasar bagi DU/DI yakni karena teknologi yang diajarkan

Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke bank persepsi atau kantor pos dan giro, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya. 4)

Hasil yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini meliputi: (1) validitas media CD interaktif dinyatakan sangat valid pada aspek materi dan aspek media;