EFEKT PEN IVITAS K NANGANA Dia g PROG KOMBINAS AN CEDER PE ajukan kepa Univer untuk Mem guna Mempe W GRAM ST SI TERAPI RA ANKLE ENCAK SIL E-JOURN ada Fakulta rsitas Neger menuhi Seba eroleh Gela Oleh Wahyu Tri A 13603141 TUDI ILMU I DINGIN SPRAIN A LAT DIY NAL s Ilmu Keol ri Yogyakar agian Persy ar Sarjana O h Atmojo 1030 U KEOLAH DAN MAS AKUT PAD lahragaan rta yaratan Olahraga HRAGAAN SASE DALA DA ATLET N AM T
Efektifitas Kombinasi Terapi… (Wahyu Tri Atmojo) 1
EFEKTIVITAS KOMBINASI TERAPI DINGIN DAN MASASE
DALAM PENANGANAN CEDERA ANKLE SPRAIN AKUT
THE EFFECTIVENESS TREATMENT OF COMBINATION
COLD THERAPY AND MASSAGE FOR ACUTE ANKLE SPRAIN
Wahyu Tri Atmojo , Dr.dr. Rachmah Laksmi A, M.Kes.
[email protected] , [email protected]
Ilmu Keolahragaan Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle sprain akut pada atlet pencak silat DIY. Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan data menggunakan tes dan pengukuran berupa tes awal dan tes akhir dengan mengisi angket catatan medis. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Puslatda DIY cabang olahraga pencak silat. Sampel diambil dengan menggunakan teknik incidental sampling dan didapat sampel sebanyak 20 atlet. Teknik analisis data menggunakan uji-t berpasangan dengan setelah sebelumnya melalui uji prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle sprain akut, dengan indikasi berkurangnya tanda radang cedera meliputi kemerahan, suhu panas, lingkar ankle, nyeri, serta meningkatnya ROM sendi ankle dengan nilai p = 0.000 (p<0.05)
Kata kunci: ankle sprain akut, masase, dan terapi dingin.
Abstract
This research was aimed to determine effectiveness treatment of combination cold therapy and massage for acute ankle sprain in pencak silat athletes DIY. This research was Pre-Experimental Design using One Group Pretest-Posttest Design. The samples were taken by using test and measurement with pretest and posttest medical record. The population of this research were pencak silat athletes Puslatda DIY who have acute ankle sprain. This research used incidental sampling technique and 20 for the sample. Data analysis technique using paired t-test after through normality test and homogeneity test have done. The results showed that there were significant differences in the treatment of combination cold therapy and massage for healing an acute ankle sprain, with indication of reduced signs of inflammation of the injury including rubor, kalor, tumor, dolor, and increased ankle joint ROM with p = 0.000 (p<0.05).
Keywords: Acute ankle sprain, massage, and cold therapy
PENDAHULUAN
Cedera merupakan salah satu hambatan bagi atlet dalam meraih prestasi olahraga. Cedera olahraga dapat terjadi saat kontak fisik dengan lawan, seperti halnya pada olahraga
pencak silat. Olahraga pencak silat merupakan olahraga body contact yang rawan akan cedera. Menurut Garisson (2001: 320) kasus cedera dapat terjadi karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
Efektifitas Kombinasi Terapi… (Wahyu Tri Atmojo) 2
adalah faktor yang unsur-unsurnya berasal dari luar diri atlet tersebut, meliputi perlengkapan yang salah, atlet lain, permukaan bermain, dan cuaca, sedangkan faktor internal adalah faktor yang unsur-unsurnya sudah ada dalam diri atlet tersebut. Unsur-unsur tersebut meliputi kelemahan jaringan, fleksibilitas, kelebihan beban, kesalahan biomekanika, kurangnya penye-suaian, ukuran tubuh, kemampuan kinerja, dan gaya bermain.
Cedera yang sering terjadi pada cabang olahraga pencak silat adalah cedera pada tungkai dan kaki sesuai dengan gerakan yang ada di dalam pencak silat yang cenderung menggunakan tungkai dan kakinya. Penggunaan tungkai dan kaki yang dilakukan secara berulang menga-kibatkan kaki sering mengalami cedera. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Laoruengthana (2009: 206) menyatakan bahwa pencak silat menjadi cabang olahraga yang paling sering mengalami cedera dengan 24.4 kasus cedera per 100 atlet. Kasus cedera pada ankle 75 persennya merupakan ankle sprain (Michael, 2001: 1). Ankle sprain sering terjadi sebagai hasil dari gerakan inversi dan plantarfleksi
ankle secara tiba-tiba karena posisi
kaki yang tidak menumpu atau menapak sempurna pada permukaan lantai yang tidak rata (Joshua, 2013: 443). Cedera ankle sprain memiliki 4 fase: fase initial akut berlangsung sampai sekitar 3 hari setelah cedera, respon inflamasi (fase akut) berlangsung 1 sampai 6 hari,
fibroblastic repair (fase sub akut)
berlangsung hari ke 4 sampai 10 setelah cedera, dan maturation
remodeling (fase kronis)
berlangsung lebih dari 7 hari setelah cedera (Chan, 2011: 18).
Selama ini belum ada penanganan khusus cedera ankle
sprain akut pada atlet pencak silat
DIY. Penanganan hanya terbatas pemberian modalitas terapi dingin di awal terjadinya cedera, sehingga pengendalian proses peradangan (inflamasi) belum maksimal. Selain itu, pada saat ankle sprain terjadi sering dibarengi dengan pergeseran sendi (subluksasi). Ketika sendi
ankle mengalami trauma akan
menga-kibatkan ligamen kompleks lateral teregang melampaui kemampuan normal dan menyebabkan sendi mengalami pergeseran walaupun hanya sebagian. Pergeseran sendi pada kasus cedera ankle sprain akan berdampak pada tumbuhnya jaringan parut yang berlebihan (fibrosis) yang akan membatasi ROM sehingga menyebabkan cedera tersebut beresiko kambuh kembali. Pemulihan kondisi atlet pasca cedera yang tidak optimal menyebabkan penurunan prestasi olahraga secara individual maupun tim. Cedera ankle sprain berdampak pada gangguan fungsi dan
performance anggota gerak bawah
secara khusus. Permasalah pada
ankle akan menyebabkan gangguan
pola jalan, keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari maupun aktivitas olahraga. Cedera olahraga yang terjadi pada atlet selain mengganggu kesehatan juga dapat mengurangi kesempatan atlet tersebut untuk berprestasi secara maksimal.
Alternatif metode penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan fisioterapi dan terapi alternatif antara lain masase, terapi herbal, terapi air, thermotherapy,
coldtherapy, terapi latihan, terapi
oksigen, terapi pernafasan dan lain-lain (Ali Satya Graha, 2009: 2). Metode penanganan seperti terapi dingin dan masase dapat dipergunakan untuk mengatasi cedera akut. Terapi dingin dapat digunakan untuk mengurangi proses
peradanga akut. Ter digunakan packs, w vapocoolo terapi din arteriola kepekaan penurunan sehingga kebutuhan keseluruha menguran menguran spasme ot (Novita, 2 Selai juga da membantu Pada fas diberikan dari sendi tetapi bu yaitu de (friction) pada titik untuk pembengk (Marybett masase merelaksa membantu miogelosi bagian t cedera khu sehingga anatomisn pada posi akan m memperla cairan g sehingga penyembu Selain it membuat meningka hormon e maksimal penurunan cedera. an yang terj rapi dingin n yaitu ice water im ont spray. ngin berupa dan venu akhiran sa n tingkat m mengakibat n oksigen se an proses ngi proses p ngi nyeri,
tot dan risik 2009: 2). in terapi d apat digu u mengatas se akut pada bag i yang men kan pada engan car dan memb k pemicu mengura kakan dan ts, 2007: disini a asikan otot u m s dan unt tubuh yan ususnya pad kembali nya. Apabila isi anatomis menjadi ancar pereda getah be merang uhan menja tu, masase kinerja ke at sehingga endorphin dan b n rasa nyer jadi saat ce n yang ban e massage, mersion, Efek fisiol a vasokontr ula, penuru araf bebas metabolisme tkan penuru el. Secara k s tadi d pembengka , mengur ko kematian dingin, ma unakan un si cedera a masase d gian proks ngalami ced lokasi ced ra mengg berikan ma (trigger po angi ny kekakuan 237). Tuj adalah un t yang k menghancur tuk merepo ng menga da daerah s ke po a sendi kem snya maka relaks s aran darah ning (lim sang pr adi lebih ce e juga d elenjar pitui a pengelu menjadi l berefek p ri pada da Efektifitas edera nyak ice dan logis riksi unan dan e sel unan klinis dapat akan, rangi n sel asase ntuk akut. dapat imal dera, dera, gerus asase oint) yeri, otot ujuan ntuk kaku, rkan osisi lami sendi osisi mbali otot serta dan mfe), roses epat. dapat itary uaran lebih pada aerah Kombinasi Ter Berd peneliti in tentang Terapi D Penangan Akut pada METODE Jenis Pen Jen mengguna design de one group yaitu desa pretest se posttest se tanpa con Waktu da Penel atlet Pem Istimewa Olahraga waktu bul Populasi Popu adalah Daerah Is olahraga mengikuti daerah, r Teknik s yaitu inc siapa saj bertemu digunakan dipandang syarat dan data. Pada jumlah rumus Sl sebagai be Rumus : Keteranga n = jumlah N = jumla rapi… (Wahyu T dasarkan ura ngin mene “Efektivit Dingin dan nan Cedera a Atlet Penc E PENELI nelitian nis pe aka p engan ranca p pretest – ain penelitia belum dibe etelah diber trol. an Tempat litian ini di musatan L Yoyak Pencak Sil lan Maret sa Penelitian ulasi dalam atlet pem stimewa Yo pencak sil i berbagai t regional, m sampling y cidental sa ja yang se dengan n sebagai g orang n bersedia a penelitian sampel di lovin (Sevi erikut: an: h sampel ah populasi Tri Atmojo) aian di atas eliti lebih d tas Komb Masase D a Ankle Sp cak Silat DI ITIAN enelitian pre-experim angan pene posttest de an yang ter eri perlakuan ri perlakuan t Penelitian laksanakan Latihan D karta Ca lat pada re ampai Mei 2 m penelitian musatan la ogyakarta ca lat yang p turnamen ti maupun nas yang digun ampling, b ecara kebe peneliti sampel, itu mem sebagai su n ini perhitu ihitung de illa, 1960: 3 maka dalam binasi Dalam Sprain IY”. ini mental elitian esign, rdapat n dan n dan n pada Daerah abang entang 2017. n ini atihan abang pernah ingkat ional. nakan bahwa etulan dapat bila menuhi umber ungan engan 182)
E = batas Berd diatas d sebanyak Prosedur Pros lakuan ko masase m group pret merupaka dilakukan 1. Atlet posisi ceder pack pada ceder denga dari ja oleh stopw 2. Kemu laksan meng denga beriku a. La fr ba te b. La fr ka de c. La fr ga te d. La fr de e. La se se pe de lu toleransi ke dasarkan per didapat ju 20 atlet. sedur pel ombinasi te menggunakan test-posttest n langkah : berbaring d i kaki ya a diluruskan (10-15°C ankle ya a selama an posisi k antung, pen terapis watch. udian dilan naan c gunakan m an prose ut: akukan ma rirage pada agian depan elentang. akukan ma rirage pada
aki dan liga engan posis akukan ma rirage astrocnemiu elugkup. akukan ma rirage pada engan posis akukan trak endi ankle endi ankle elan kemud erajat ke a uar. esalahan (er rhitungan ru umlah sa aksanaan erapi dingin n rancangan t design. Be h-langkah di lantai de ang menga n. Kemudia C) ditempe ang menga 10-15 m kaki lebih t ngambilan w menggun njutkan pe edera a masase fr edur seb anipulasi m otot-otot fle n dengan p anipulasi m otot pung amen sendi a si telentang. anipulasi m pada us dengan p anipulasi m tendo Ach si telungkup
ksi dan rep dengan me secara p dian diputar arah dalam Efektifitas rror) umus ampel per-n daper-n n one erikut yang engan alami an ice elkan alami menit tinggi waktu nakan enata-ankle rirage bagai asase eksor posisi asase ggung ankle asase otot posisi asase hilles p. posisi enarik pelan-r 360 m dan Kombinasi Ter Data, Ins Pengump In dalam pe nyeri me scale u perasaan n mengukur sendi ankl Skala 1. S Tabel 1. D Dera No 1 Pla 2 Do 3 4 Te dalam pe dua tahap yaitu sebe dingin d diberi pe masase catatan m pengisian posttest) tingkat ke dingin dan Teknik A Tek digunakan adalah uj berpasang mengguna SPSS ve langkah se 1. Uji meng Smirn rapi… (Wahyu T strumen da pulan Data strumen y enelitian in enggunakan ntuk men nyeri dan g r derajat su le. Skala Nyer Derajat RO ajat Tingkat G Action antar fleksi orsofleksi Inversi Eversi eknik pen enelitian in , tahap awa elum diberi an masase erlakuan ter dengan m medis. Perb kedua a tersebut ak eberhasilan n masase Analisis Dat knik analis n dalam uji hipotesi gan (pa akan prog ersi 16 de ebagai berik norma ggunakan nov (p > 0,0 Tri Atmojo) an Teknik yang digun ni adalah n visual an ngukur ti goniometer u udut perge ri OM Gerak Normal 40° 20° 20° 10° gumpulan ni menggun al dan tahap perlakuan t e serta ses rapi dingin mengisi a bandingan angket (pr kan menunj kombinasi t ta sis data penelitian is dengan aired t gram kom engan lan kut: alitas Kolmog 05). 4 nakan skala nalog ingkat untuk erakan data nakan akhir terapi sudah n dan angket hasil retest-njukan terapi yang n ini uji-t t-test) mputer gkah-data
gorov-2. Uji meng (p>0, 3. Uji s uji-t b denga (p<0. nilai proba digun hipote penga mene adalah ada selanj tidak HASIL P PEMBAH Hasil Pen Hasi Efektivita dan Mas Cedera An Pencak Si tabel di sebagai be Tabel 2. D Variabel Kemerahan Panas Lingkar Ank Nyeri Tekan Nyeri Berjalan Nyeri Jongkok Nyeri Jinjt Nyeri Berdi Plantarfleks Dorsofleksi Inversi Eversi homog ggunakan 05) tatistik dat berpasangan an taraf s 05). Uji-t t hitun abilitas (p nakan untuk
esis ada ata aruh secara ntukan sign h jika nilai perbedaa jutnya jika ada perbeda PENELITIA HASAN nelitian il penelitian as Kombinas sase Dalam nkle Sprain ilat DIY da istribusi y erikut: Data Analis Pre 1,00 1,20 kle 50,95 n 7,10 4,60 4,90 5,85 ri 5,15 i 36,95 12,10 14,60 7,40 enitas Levene ta menggun n (paired t signifikansi menghas ng dan ) yang d k membuk au tidak ad signifikan. nifikan tida p < 0,05 m an signif p > 0,05 m aan signifik AN DAN n dengan j si Terapi D m Penang Akut pada apat dilihat yang disa sis Deskrip post Pen 0,10 9 0,20 83 49,83 2, 2,10 70 1,10 76 1,30 73 1,45 75 1,10 40 44,05 19 18,40 52 21,10 44 11,45 54 Efektifitas data test nakan t-test) 5% silkan nilai dapat ktikan danya Cara aknya maka fikan, maka kan. judul ingin ganan Atlet pada ajikan ptif nurunan (%) 90 % 3,33 % ,08 % 0,42 % 6,10 % 3,47 % 5,20 % 0,50 % 9,21 % 2,06 % 4,52 % 4,72 % Kombinasi Ter 1. Keme Gamb daera suhu memb menc jaring 2010 masa menin vena secara memp perce meng tubuh pemb 2012 2. Suhu Gamb P daera suhu memb menc jaring 2010 masa menin vena secara memp perce meng 0 5 10 15 20 rapi… (Wahyu T erahan bar 1. Histogr Pengaruh ah cedera da daerah batasi alir cegah cair gan di sekit : 23). Sedan se pada ced ngkatkan a dan limfe a artif percepat pe epatan sir gangkut k h yang b buluh dara : 274). Panas bar 2. Histogr Pengaruh ah cedera da daerah batasi alir cegah cair gan di sekit : 23). Sedan se pada ced ngkatkan a dan limfe a artif percepat pe epatan sir gangkut k Negatif Positif 1 Tri Atmojo) ram Kemera dingin apat mengu yang ran darah ran masuk tar luka (N ngkan pen dera yaitu, aktivitas p e (getah be fisial u emulihan m rkulasi de kembali c berada di ah (Giriwi ram Suhu Pa dingin apat mengu yang ran darah ran masuk tar luka (N ngkan pen dera yaitu, aktivitas p e (getah be fisial u emulihan m rkulasi de kembali c 1 Positif 2 Positif 5 ahan pada urangi sakit, dan k ke Novita, garuh dapat pompa ening) untuk melalui engan cairan luar ijoyo, anas pada urangi sakit, dan k ke Novita, garuh dapat pompa ening) untuk melalui engan cairan f 3 Pretes t Postte st
tubuh pemb 2012: 3. Lingk Gamb Ankle P daera suhu memb menc jaring 2010: masas menin vena secara memp percep meng tubuh pemb 2012: 4. Nyeri a. N Gamb b. N Gamb Berjal h yang b buluh dara : 274). kar Ankle bar 3. His Pengaruh h cedera da daerah batasi alir egah caira gan di sekit : 23). Sedan se pada ced ngkatkan a dan limfe a artif percepat pe patan sir gangkut k h yang b buluh dara : 274). i Nyeri Tekan bar 4. Histogr Nyeri Berjala bar 5. H lan berada di ah (Giriwij stogram Li dingin apat mengu yang ran darah an masuk tar luka (No ngkan peng dera yaitu, d aktivitas po (getah ben fisial u mulihan me kulasi de kembali c berada di ah (Giriwij ram Nyeri Te an Histogram Efektifitas luar ijoyo, ngkar pada urangi sakit, dan k ke ovita, garuh dapat ompa ning) untuk elalui engan cairan luar ijoyo, ekan Nyeri Kombinasi Ter c. N Gamb Jongk d. N Gamb e. N Gamb Satu K P meny pada menu (menu oksig dan n pelep akan akan nyeri saraf besar diman count meng samp 166). aliran rapi… (Wahyu T Nyeri Jongko bar 6. H kok Nyeri Jinjit bar 7. Histogr Nyeri Berdir bar 8. Histog Kaki Pengaruh yebabkan tingkat urunkan m urunkan gen). Perme nyeri akan pasan med dicegah. P mengham melalui s yang be r yang berad na berp terirritant ghambat p ai ke otak ( Masase ak n dara Tri Atmojo) ok Histogram ram Nyeri Ji ri Satu Kaki gram Nyeri B dingin vasokon selular metabolisme kebu ea-bilitas k n berkurang diator infla Pengaruh d mbat tran stimulasi se erdiameter da di spinal peran se sehingga persepsi (Anderson, kan mening ah seh 6 Nyeri injit i Berdiri akan ntriksi dan e sel utuhan apiler g dan amasi dingin nsmisi erabut lebih l cord ebagai akan nyeri 2009: gkatan hingga
meny inflam histam menim itu m trigge gerba transm medu diham 2006: akan kema tubuh kema ankle sehari jongk kaki. 5. ROM a. Pl Gamb b. D Gamb c. In Gamb yingkirkan masi sepe min dan pro mbulkan ny masase jug er point u ang nye misi impu lla spinalis mbat (Pric : 188). Berk menimbulk mpuan me h sehingga mpuan fu dalam mel i-hari mel kok jinjit d M lantarfleksi bar 9. Histogr Dorsofleksi bar 10. Histog nversi bar 11. Histog produk-pr erti bradik ostaglandin yeri lokal. S ga meranga untuk men eri sehi uls nyeri s dan otak d ce & Wi kurangnya kan peningk enyangga b a meningka ungsional lakukan akti liputi berj dan berdiri ram Plantarf gram Dorsof gram Inversi Efektifitas roduk kinin, yang Selain asang nutup ingga ke dapat ilson, nyeri katan beban atkan sendi ivitas jalan, satu fleksi fleksi i Kombinasi Ter d. E Gamb Be dapat di dingin meningka pada ger 19,21%, d inversi se sebesar 5 dapat men sakit, me mencegah di sekita menguran pembengk dapat me akhiran terjadinya rasa nyeri akan men otot, men pembuluh limfatik menguran menguran (adhesion (Anderson Berkurang pembengk ROM sen gerakan m dorsofleks Uji-t Anal uji-t pad kemeraha uji hipo masing sedangkan hipotesis masing p rapi… (Wahyu T Eversi bar 12. Histo rdasarkan isimpulkan dan mas atkan ROM rak planta dorsofleksi ebesar 44,5 54,72%. P ngurangi su embatasi al h cairan ma ar luka. ngi n kakan. A engurangi saraf y a peningkata i (Novita, 20 ngurangi ny ningkatkan h darah ba untuk ngi ben ngi perlek n) pada n, 20 gnya kakan akan ndi ankle d meliputi ger si, inversi, d lisis data d da kelomp an, suhu pan otesis dilak dalam s n untuk nye dilakukan perlakuan d Tri Atmojo) gram Eversi hasil di bahwa t sase M sendi arfleksi se sebesar 52, 52%, dan e Pengaruh d uhu daerah liran darah asuk ke jar Hal ini nyeri Aplikasi d sensitivitas yang bera an ambang 010: 23). M yeri dan sp sirkulasi alik (vena) mem ngkak, katan jar daerah c 009: nyeri n meningk alam melak rak plantarf dan eversi. ilakukan de pok data. nas, lingkar kukan ma atu kelom eri dan ROM
pada ma dikarenakan 7 atas terapi dapat ankle ebesar ,06%, eversi dingin yang h dan ringan akan dan dingin dari akibat batas Masase pasme aliran ) dan mbantu serta ringan cedera 186). dan katkan kukan fleksi, engan Pada ankle asing-mpok, M uji asing-n data
Efektifitas Kombinasi Terapi… (Wahyu Tri Atmojo) 8
yang terlalu banyak. Berikut merupakan penyajian hasil analisis uji-t:
Tabel 3. Hasil Uji t
Variabel Pre Post Sig. Ket.
Kemerahan 1,00 0,10 .000 Sig.
Panas 1,20 0,20 .000 Sig.
Lingkar
Ankle 50,95 49,83 .000 Sig.
Nyeri Tekan 7,10 2,10 .000 Sig. Nyeri
Berjalan 4,60 1,10 .000 Sig.
Nyeri
Jongkok 4,90 1,30 .000 Sig.
Nyeri Jinjt 5,85 1,45 .000 Sig. Nyeri Berdiri 5,15 1,10 .000 Sig. Plantarfleksi 36,95 44,05 .000 Sig. Dorsofleksi 12,10 18,40 .000 Sig. Inversi 14,60 21,10 .000 Sig. Eversi 7,40 11,45 .000 Sig.
Dari tabel hasil uji t di atas menunjukan bahwa nilai p (sig.) yang didapat adalah sebesar 0.000. nilai tersebut ternyata < 0.05, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle sprain akut pada atlet pencak silat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle
sprain akut pada atlet pencak silat
DIY. Berdasarkan hasil analisis data terdapat perbedaan bermakna pada perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera
ankle sprain akut, dengan indikasi
berkurangnya tanda radang cedera meliputi kemerahan, suhu panas, lingkar ankle, nyeri, serta
meningkatnya ROM sendi ankle dengan nilai p = 0.000 (p<0.05). Secara praktis, berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi dingin dan masase efektif dalam menangani cedera ankle sprain akut pada atlet Pencak Silat Daerah Istimewa Yogyakarta..
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase efektif menangani cedera ankle
sprain akut pada atlet pencak silat
DIY dengan indikasi berkurangnya tanda radang (merah, panas, bengkak, dan nyeri), serta meningkatnya fungsi gerak sendi
ankle untuk aktivitas sehari-hari
(jalan, duduk, jongkok, dan berdiri satu kaki) dengan signifikan.
Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa
saran yang dapat disampaikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan desain penelitiannya menggunakan eksperimental murni.
2. Tidak hanya sekali pertemuan dalam memberikan perlakuan, namun bisa secara berkala. DAFTAR PUSTAKA
Ali Satia Graha. (2009). Pedoman
dan Modul Masase Frirage Penatalaksanaan Masase dan Cedera Olahraga pada Lutut dan Engkel.
Yogyakarta: Klinik Terapi Fisik UNY. Hardianto
Efektifitas Kombinasi Terapi… (Wahyu Tri Atmojo) 9
Wibowo. (1994/1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera
Olahraga. Jakarta: Buku Kedokteran.
Artit Laoruengthana et al. (2009). The Epidemiology of Sports Injury during the 37th Thailand National Games 2008 in Phitsanulok. J Med Assoc Thai 2009; 92 (Suppl 6): S204-10.
Chan K, Ding B, dan Mroczek K, 2011. Acute and chronic
lateral ankle instability in the athlete. Bulletin of the
Nyu Hospital for Joint Diseases 2011; 69(1): 17-26 17.
Garrison, Susan J. (2001).
Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta:
Hipokrates.
Giriwijoyo, Santosa dan Dikdik Zakar Sidik. 2012. Ilmu
Faal Olahraga. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Novita Intan Arovah. (2009). Diagnosis Dan Manajemen Cedera Olahraga. FIK UNY.
Sinclair, M. 2007. Modern
Hydrotherapy for The Massage Therapist.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Page: 217-244.