• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah N Total Tanah - Makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah N Total Tanah - Makalah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 299

PENGARUH PUPUK ORGANIK TERHADAP SIFAT TANAH,

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pas Ngurah Rai Pesanggaran, Denpasar, Bali

e-mail : n_adijaya@yahoo.com

ABSTRACT

Maize demand in Bali is supplied from other provinces because productivity is low at around 3,0 tons ha-1. This assessment have been conducted in Sanggalangit Village, Gerokgak District, Buleleng, Bali from January to March 2012. The experiment was designed with factorial randomized block design, three replications. Two treatments were tested namely cattle manure doses: 0 tha-1, 5 tha-1, 10 tha-1 and 15 tha-1; bio urine dosages: 0 liter ha-1, 25.000 liters ha-1, 50.000 liters ha-1 and 75.000 liters ha-1, so there are 16 treatment combinations. Increasing doses of cattle manure reducing the bulk density of from 1,228 to 1,159, increasing soil moisture content from 31,11% to 35,17% and increase total soil pore space of 53,64% to 56,23%, increase C-organic from 0,27% to 1,67%. Interaction between cattle manure and bio urine increasing N-total up to 36,22%, with linear equation Y=2,049+7,16×10-2Pk+1,26×10-5U (R2=0.862**) to dry yield so that optimum dosage has not been found.

Keys words: organic fertilizer, soil character, growth and yield, maize

Pendahuluan

Di Indonesia jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi. Suastika et al. (2004) menyatakan bahwa permintaan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat khususnya untuk pangan. Data tahun 1995 menunjukkan 63% kebutuhan jagung digunakan untuk pangan, 30,5% untuk pakan ternak dan sisanya untuk kebutuhan industri. Muhammad dan Akuba (2005) menyatakan bahwa produksi jagung Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 4% per tahun pada tahun 2005-2010. Penggunaan jagung untuk pakan meningkat 4,9%, untuk pangan meningkat 2%, sedangkan penggunaan jagung untuk industri meningkat sebesar 3%. Peningkatan produksi jagung diperkirakan tidak akan dapat mengimbangi permintaan konsumsi sampai 2010. Suplai tahun 2010 diperkirakan 9,9 juta ton sementara permintaan mencapai 15,9 juta ton.

(2)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 300 Produktivitas jagung di Bali dari tahun 2003 sampai dengan 2007 masih sangat rendah berkisar 26,5 - 30,0 kw ha-1, demikian pula halnya dengan Kabupaten Buleleng yang memiliki luas tanam tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya (Pemprov Bali 2008). Agung et al. (2003) menambahkan pada usahatani jagung di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, petani umumnya memakai varietas lokal yang sudah beradaptasi baik pada kondisi setempat namun produksinya umumnya rendah. Tingkat produksi yang dihasilkan kurang lebih 3,0 t ha-1pipilan kering. Luas tanam jagung di Kecamatan Gerokgak tahun 2008 adalah 7.207 hektar dengan produksi 23.055 ton biji pipilan kering, sehingga produktivitasnya sebesar 3,20 ton ha-1(BPP Gerokgak. 2009).

Rendahnya kesuburan lahan merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi jagung (Suastika et al. 2004). Sedang Kuntyastuti, et al. (1989) menyatakan kendala produksi tersebut antara lain disebabkan sifat fisik tanah yang kurang baik dan kekahatan tanah akan unsur makro serta mikro, sehingga menurunkan produktivitas lahan.

Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik tanah yang sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang dapat meningkatkan pH, kadar C-organik serta meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium dan unsur mikro bagi tanaman (Flaig, 1984; Suprijadi et al., 2002) . Kuntyastuti dan Rahmania (2001) menyatakan pemanfaatan pupuk organik dalam usaha peningkatan produktivitas lahan memerlukan takaran pupuk yang cukup tinggi, sehingga menjadi faktor pembatas dalam alpikasi skala luas.

Bio urin adalah urin ternak yang difermentasi (BPTP Bali dan Bappeda Prov. Bali. 2007). Untuk mengolah limbah dari kotoran sapi (air kencing) tersebut menjadi produk yang lebih bermanfaat dan potensial diperlukan paket teknologi fermentasi dengan melibatkan peran bakteri (mikroorganisme) untuk mengubah atau mentransformasikan senyawa kimia ke substrat organik sehingga bisa diimplementasikan langsung sebagai nutrisi pada tanaman pertanian (Negara et al., 2007).

Pemanfaatan urin atau bio urin untuk pemupukan tanaman masih sangat jarang diterapkan. Adijaya (2009) mendapatkan pemanfaatan 7.500 liter ha-1 bio urin sapi yang dikombinasikan pupuk kandang sapi 5,0 t ha-1 mampu meningkatkan hasil bawang merah sebesar 60,77%, sedangkan pemberian bio urin sapi 15.000 l ha-1 meningkatkan hasil sebesar 31,72% dibandingkan tanpa pemupukan yang menghasilkan umbi sebanyak 6,45 t ha-1.

Informasi tentang hasil penelitian pupuk kandang dan bio urin sapi masih sangat terbatas, oleh karena itu penelitian tentang aspek tersebut perlu dilakukan pada tanaman jagung yang merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di lahan kering.

Metodologi

Tempat, Waktu dan Rancangan

Percobaan ini merupakan percobaan lapangan, dilaksanakan di lahan kering Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, dengan curah hujan 1.200 mm – 1.400 mm tahun-1

(3)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 301 yang diuji yaitu: Pk0: Pupuk kandang sapi 0 t ha

-1

(tanpa pupuk kandang sapi), Pk1: Pupuk

kandang sapi 5 t ha-1, Pk2: Pupuk kandang sapi 10 t ha-1, Pk3: Pupuk kandang sapi 15 t ha-1.

Perlakuan dosis bio urin sapi terdiri dari 4 taraf yaitu: U0: Bio urin sapi 0 l ha-1, U1: Bio

urin sapi 25.000 l ha-1, U2: Bio urin sapi 50.000 l ha-1, U3: Bio urin sapi 75.000 l ha-1,

sehingga terdapat 16 perlakuan kombinasi.

Tabel 1. Analisis pupuk kandang dan bio urin sapi

Jenis Analisis Pupuk kandang sapi Bio Urin Sapi

pH 7,90 8,5

C-organik (%) 23,75 0,49

N total (%) 1,78 0,18

P tersedia (ppm) 79,64 76,0

K tersedia (ppm) 9616,68 5974

Ca (ppm) 24

Mg (ppm) 274

Keterangan: Pupuk kandang sapi dianalisis di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Udayana, 2010; Bio urin sapi dianalisis di Balai Penelitian Tanah Bogor, 2010

Pengolahan tanah, tanam dan pemupukan

Benih jagung yang digunakan adalah varietas Lokal Seraya. Pengolahan tanah dilakukan sebanyak 2 kali. Pada pengolahan tanah kedua dilakukan pembentukan petak dengan ukuran 3,60 m x 4,00 m. Jarak antar petak perlakuan 0,5 m dan jarak antar ulangan 1,0 m. Penanaman dilakukan secara tugal dengan 3-4 benih per lubang dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm, dengan menyisakan 2 tanaman per lubang tanam.

Perlakuan pupuk kandang sapi yang telah difermentasi (matang) diberikan satu minggu sebelum tanam sesuai perlakuan. Pemupukan dengan bio urin sapi diberikan sebanyak 4 kali masing-masing ¼ dosis yaitu pada umur 14, 28, 42 dan 56 hst dengan cara disiramkan di dekat pangkal batang tanaman sesuai dosis perlakuan. Volume bio urin sapi yang diberikan berturut-turut 0 l rumpun-1 (bio urin sapi 0 l ha-1), 0,15 l rumpun-1 (bio urin sapi 25.000 l ha-1), 0,30 l rumpun-1 (bio urin sapi 50.000 l ha-1) dan 0,45 l rumpun-1 (bio urin sapi 75.000 l ha-1) setiap pemberian perlakuan. Pemberian bio urin sapi dicampur dengan air konsentrasi 25% (1:3).

Pemeliharaan tanaman dan panen

(4)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 302

Pengamatan

a. Sifat fisik tanah

Sifat fisik tanah yang diamati yaitu berat volume tanah, kadar air tanah dan total ruang pori, dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Berat volume tanah (bulk density) (g cm-3)

Pengamatan umur tanaman 42 hst dan saat panen dilakukan dengan mengambil contoh tanah di lapangan dengan menggunakan ring sampel pada kedalaman 0 cm - 10 cm. Berat volume tanah dihitung dengan rumus:

Berat volume Berat tanah kering oven (g)

tanah (g cm-3) = --- ………. (1) Volume tanah (cm3)

2. Kadar air tanah (%)

Pengamatan air tanah dilakukan dengan metode gravimetrik (Soepardi, 1979) yaitu umur tanaman 42 hst dan pada saat panen. Kadar air tanah dihitung dengan rumus:

Berat tanah basah (g) – Berat tanah kering oven (g)

KAT (%) = --- x 100 % ..(2) Berat tanah kering oven (g)

3. Total ruang pori tanah (%)

Pengukuran dihitung berdasarkan hasil penetapan berat volume tanah (bulk density) dan kerapatan partikel tanah (2,65 g cm-3) (Buckman dan Brady, 1982). Pengukuran ruang pori dilakukan umur tanaman 42 hst dan pada saat panen dengan persamaan:

f = (1,0 – b/p) x 100 % ………(3)

Dimana: f = total ruang pori (%), b = berat volume tanah (g cm-3), p = kerapatan partikel tanah yang diasumsikan 2,65 g cm-3

b. Sifat Kimia Tanah

Pengamatan terhadap sifat kimia tanah dilakukan terhadap N-total, C-organik dan pH tanah pada saat panen. Penentuan N-total dan C-organik tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah dari masing-masing petak perlakuan sebanyak 500 g kemudian dikeringkan, diayak halus dan dilakukan analisis di laboratorium. Metode yang digunakan untuk penetapan N-total yaitu metode Kjeldahl sedangkan C-organik dengan metode Walkey and Black.

c. Pertumbuhan dan Hasil Jagung

(5)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 303

Analisis Data

Data dianalisis sidik ragam, jika interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5%, jika perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995).

Hasil dan Pembahasan

Sifat Fisik Tanah

Pemberian pupuk kandang sapi secara tunggal berpengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah lokasi percobaan seperti menurunkan berat volume tanah (bulk density), meningkatkan kadar air dan total ruang pori tanah saat panen. Bulk density menurun secara nyata dengan pemberian pupuk kandang sapi 15 t ha-1 yaitu dari 1,228 g cm-3 menjadi 1,159 g cm-3, kadar air meningkat dari 31,11% menjadi 35,17% serta total ruang pori tanah meningkat dari 53,64% menjadi 56,23%. (Tabel 2).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suratmini (2004) yang menyatakan pemberian 15 ton ha-1 pupuk kadang sapi menurunkan bulk density dari 1,00 g cm-3 menjadi 0,98 g cm-3 , meningkatkan kadar air dari 27,22% menjadi 29,11% serta meningkatkan ruang pori 62,32% menjadi 63,09%. Muku (2002) juga mendapatkan pemupukan pupuk kandang sapi 15 t ha-1 pada bawang merah menurunkan bulk density dari 0,14 g cm-3 menjadi 0,12 cm-3 dan meningkatkan kadar air tanah dari 15,87% menjadi 17,52%. Agus et al (2006) menyatakan berat volume tanah (bulk density) merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan, karena keterkaitannya erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah.

Tabel 2. Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap sifat fisik tanah saat panen

Bulk density Kadar air tanah Total ruang pori

(g cm-3) (%) (%)

Dosis pupuk kandang sapi (t ha-1)

0 1,228 a 31,11 c 53,64 d

5 1,189 b 34,06 b 55,10 c

10 1,177 c 35,08 ab 55,56 b

15 1,159 d 35,17 a 56,23 a

BNT 5% 0,021 1,034 0,250

Dosis bio urin sapi (l ha-1)

0 1,192 a 33,67 a 55,01 a

25.000 1,188 a 34,17 a 55,19 a

50.000 1,189 a 33,79 a 55,14 a

75.000 1,188 a 33,80 a 55,19 a

BNT 5% - - -

(6)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 304

Sifat Kimia Tanah

Kadar N-total tanah saat panen meningkat sebagai akibat interaksi pupuk kandang dengan bio urin sapi (Tabel 3). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Syukur dan Harsono (2008) yang mendapatkan peningkatan pemupukan pupuk kandang sapi sampai dosis 30 t ha-1 meningkatkan secara nyata kadar N-total dari 376,67 ppm menjadi 474,00 ppm dan N-tersedia tanah dari 10,65 ppm menjadi 11,14 ppm.

Kadar N-total tanah lokasi penelitian sebelum perlakuan tergolong rendah yaitu sebesar 0,11%. Sirappa (2002) menyatakan batas kritis nitrogen untuk tanaman jagung adalah 0,15%. Apabila kadar nitrogen dalam tanah lebih rendah dari batas kritis tersebut maka tanaman jagung akan sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen yang dilakukan. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam tanah mengakibatkan nitrogen yang tersedia bagi tanaman akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin terpacu. Hal ini disebabkan oleh fungsi nitrogen yang memberikan pengaruh yang paling cepat terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan hara lainnya. Sutejo (2002) dan Poerwowidodo (1992) menyatakan nitrogen diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, meningkatkan klorofil memperbesar ukuran daun dan biji. Kekurangan nitrogen akan menurunkan jumlah klorofil pada daun, yang menyebabkan laju fotosintesis berkurang sehingga fotosintat yang dihasilkan menurun.

Tabel 3. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap N-total tanah saat panen Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang

sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

C-organik tanah saat panen meningkat akibat pengaruh tunggal perlakuan pupuk kandang sapi dan bio urin sapi. Peningkatan dosis pupuk kandang sapi sampai 15 t ha-1 meningkatkan kandungan C-organik tanah dari 0,27% menjadi 1,67% atau meningkat 518,52%, sedangkan peningkatan dosis bio urin sapi sampai 75.000 l ha-1 meningkatkan kandungan C-organik tanah dari 0,75% menjadi 1,18% atau meningkat 57,33% (Tabel 4). Syukur dan Indah (2006) yang meneliti pemberian pupuk kandang sapi 10 t ha-1, 20 t ha-1 dan 40 t ha-1 pada tanaman jahe menyatakan bahwa C-organik tanah setelah panen meningkat masing-masing sebesar 12,55%, 20,55%, dan 36,51% dibandingkan tanpa pemupukan (1,586%).

(7)

C-Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 305 organik nilainya sebesar kurang lebih 58% dari bahan organik tanah. Pemberian pupuk organik diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kandungan C-organik dalam tanah.

Perlakuan pupuk kandang dan bio urin sapi tudak berpengaruh terhadap pH tanah. Kisaran pH tanah lokasi percobaan yaitu 6,82 – 6,87 akibat perlakuan pupuk kandang dan bio urin sapi (Tabel 4).

Tabel 4. Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap C-organik dan pH tanah saat panen

Perlakuan C- organik (%) pH

Dosis pupuk kandang sapi (t ha-1)

0 0,27 d 6,87 a

5 0,76 c 6,85 a

10 1,26 b 6,82 a

15 1,67 a 6,79 a

BNT 5% 0,239 -

Dosis bio urin (l ha-1)

0 0,75 c 6,86 a

25.000 0,90 bc 6,80 a

50.000 1,12 ab 6,85 a

75.000 1,18 a 6,82 a

BNT 5% 0,239 -

Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pertumbuhan dan Hasil Jagung

Komponen pertumbuhan jagung Lokal Seraya juga dipengaruhi secara nyata oleh pemupukan pupuk kandang dan bio urin sapi yang ditandai peningkatan komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, ILD, berat segar dan berat kering oven berangkasan (Tabel 5). Berat berangkasan kering oven ha-1 meningkat 37,11% pada pemupukan pupuk kandang sapi 15 t.ha-1 dan 22,97% pada pemupukan bio urin 75.000 l.ha-1.

(8)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 306 Tabel 5. Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap tinggi tanaman,

jumlah daun, ILD dan berat berangksan kering oven

Perlakuan

Tinggi tanaman (cm)

Jumlah

daun (helai) ILD

Berat berangkasan kering oven

(g tan-1) (t ha-1) Dosis pupuk kandang sapi (t ha-1)

0 297,23 d 9,83 d 2,52 d 42,34 c 3,53 c 5 311,18 c 10,08 c 2,67 c 48,13 b 4,01 b 10 316,24 b 10,26 b 2,77 b 52,67 ab 4,39 ab 15 323,53 a 10,57 a 2,87 a 58,05 a 4,84 a

BNT 5% 4,81 0,11 0,05 5,48 0,46

Dosis bio urin sapi (l ha-1)

0 299,39 d 9,78 d 2,55 d 44,63 c 3,70 c 25.000 310,39 c 10,13 c 2,68 c 48,41 bc 4,04 bc 50.000 316,68 b 10,35 b 2,77 b 53,80 ab 4,48 ab 75.000 321,76 a 10,48 a 2,83 a 54,63 a 4,55 a

BNT 5% 4,81 0,11 0,05 5,48 0,46

Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Produksi asimilat yang meningkat tersebut mengakibatkan indeks panen meningkat 121,39% pada perlakuan kombinasi pupuk kandang sapi dosis 15 t ha-1 dengan bio urin dosis 75.000 l ha-1 dibandingkan tanpa pemupukan (Tabel 6). Purnomo (2006) menyatakan bahwa apabila indeks luas daun tanaman jagung sebesar 1,14-2,42 berarti prediksi cahaya yang diintersep sbesar 79-89% sehingga masih meningkatkan hasil ekonomis tanaman sehingga indeks panen masih meningkat. Goldsworthy cit. Fischer dan Palmer (1995 dalam Indradewa et.al., 2005), bahwa indeks luas daun optimum untuk hasil biji bernilai antara 2,5 sampai 5,0. Jika indeks luas daun lebih besar daripada nilai tersebut, tambahan bahan kering yang dihasilkan terutama tertimbun dalam batang.

(9)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 307 Tabel 6. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap berat

biji kering oven, berat biji kadar air 12% dan indeks panen

Perlakuan

Berat biji kering oven Berat biji kadar air 12% Indeks panen adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Peningkatan hasil ekonomis terlihat dari meningkatnya berat biji tan-1 dan ha-1. Peningkatan dosis pupuk kandang sapi sampai 15 t ha-1 dan bio urin sapi sampai 75.000 l ha-1 masih meningkatkan hasil (berat biji kering oven dan berat biji kadar air 12% ha-1) secara nyata (Tabel 6). Hasil analisis regresi yang dilakukan terhadap variabel berat biji kering oven ha-1 mendapatkan persamaan linier dengan persamaan Y = 2,049 + 7,16×10-2 Pk + 1,26×10-5U (R2 = 0,862**), sedangkan hubungan antara dosis pupuk kandang sapi dan bio urin sapi dengan berat biji kadar air 12% ha-1 dengan persamaan Y = 2,242 + 7,9×10-2 Pk + 1,39×10-5U (R2 = 0,862**).

Kesimpulan

1. Pengaruh tunggal pupuk kandang sapi memperbaiki sifat fisik tanah dengan menurunkan bulk density, meningkatkan kadar air dan total ruang pori. Peningkatan dosis pupuk kandang sampai 15 t ha-1 menurunkan bulk density saat panen dari 1,228 menjadi 1,159, meningkatkan kadar air tanah dari 31,11% menjadi 35,17% dan meningkatkan total ruang pori tanah dari 53,64% menjadi 56,23%.

(10)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 308 saat panen meningkat akibat pengaruh tunggal pupuk kandang dan bio urin sapi. Peningkatan dosis pupuk kandang sapi sampai 15 t ha-1 dan bio urin sapi sampai 75.000 l ha-1 meningkatkan C-organik tanah saat panen dari 0,27% menjadi 1,67% dan dari 0,75% menjadi 1,18%.

3. Peningkatan dosis pupuk kandang sampai 15 t ha-1 dan bio urin sapi sampai 15 l ha-1, masih meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung lokal Seraya. Hubungan antara dosis pupuk kandang sapi dan bio urin sapi dengan berat biji kering oven ha-1 dan berat biji kadar air 12% ha-1 bersifat linier dengan persamaan Y = 2,049 + 7,16×10-2 Pk + 1,26×10-5U (R2 = 0,862**) dan Y = 2,242 + 7,9×10-2 Pk + 1,39×10-5U (R2 = 0,862**).

Daftar Pustaka

Adijaya, I.N. 2009. Respon Bawang Merah Terhadap Pemupukan Organik di Lahan Kering. Cibinong: Makalah disampaikan pada Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 4-21 Juli 2009. Agung, I.G.A.M.S., Suprapto, Nurjaya, I.G.M.O. 2003. Pengaruh Kerapatan Tanaman

Jagung (Zea mays L.) dan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap Hasil Jagung dan Kacang Tanah dalam Sistem Tumpangsari di Lahan Kering. Jurnal Agritrop 22(1):8-13.

Agus, F., Yustika R.D., Haryati, U. 2006. Penetapan Berat Volume Tanah. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Dalam Kurnia, U., dkk. (Ed.). Sifat Fisik dan Metode Analisisnya. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal. 25-34.

BPP Gerokgak. 2009. Programa Penyuluhan Pertanian dan Peternakan Tahun 2009. (laporan). Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gerokgak, Kabupaten Buleleng. 41 hal.

BPTP Bali dan Bappeda Prov. Bali. 2007. Proses Membuat Bio Urin. (leaflet). Denpasar: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Bali.

Buckman, H.O., Brady, N.C. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Terjemahan Soegiman. Penerbit Bhatara Karya Aksara. 788 hal.

Distan Prov. Bali dan Fak. Ekonomi Unud. 2005. Peluang Pasar Komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Bali. (laporan). Denpasar: Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali dengan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. 65 hal.

Flaig, W. 1984. Soil Organic Matter as a Source of Nutrients. Organic Matter and Rice. Los Banos Laguna, Philippines: International Rice Research Institute. p. 73-92. Gomez, A.K., Gomez, A.A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian. Jakarta:

Universitas Indonesia Press. 698 hal.

(11)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 309 Kuntyastuti, H., Rahmania, A.A. 2001. Pemanfaatan Pupuk Alternatif Organik dan

Anorganik pada Kedelai di Lahan Sawah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Upaya Optimalisasi Potensi Wilayah Mendukung Otonomi Daerah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kuntyastuti, H., Sunarsedyono, Ismail, C. 1989. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 3(1):25-31.

Muhammad, F., Akuba, R.H. 2005. Agropolitan. Inovasi Membangun Pertanian. Innovation Forever, Innovation or Die. Gorontalo: Penerbit Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo. 176 hal.

Muku, O.M. 2002. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan dan Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Lahan Kering. (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Negara, I.M.S., Simpen, Arsa, Diantariani, Miwada. 2007. Teknik Penampungan dan Fermentasi Air Kencing Sapi Bali di Desa Dauh Yeh Cani, Badung Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan. Denpasar: Universitas Udayana. 5 hal.

Pemprov. Bali. 2008. Programa Penyuluhan Sektor Pertanian Provinsi Bali. Denpasar: Pemerintah Provinsi Bali. 35 hal.

Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa. 275 hal. Purnomo, J. 2005. Respons of Maize Variety in Low Irradiation. Jurnal Agrosains

7(1):86-93.

Sirappa, M.P. 2002. Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman Jagung di Lahan Kering pada Tanah Typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2):25-37.

Soepardi, G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, IPB. 648 hal.

Suastika, D.K.S., Kasim, F., Sudana, W., Hendrayana, R., Suhariyanto, K., Gerpacio, R.V., Pingali, P.L. 2004. Maize in Indonesia. Mexico, D.F. : CIMMYT: Production Systems, Constrains and Research Priorities. 41 p.

Suprijadi, Abdulrachman, S., Juliardi, I., Pahim. 2002. Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi di Lahan Sawah Irigasi dan Tadah Hujan. Prosiding Seminar Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Suratmini, N.P. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Hasil, Kadar Gula Biji dan Kadar Protein Kasar Brangkasan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

(12)

I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh pupuk organik | 310 Syukur, A. 2005. Penyerapan Boron oleh Tanaman Jagung di Tanah Pantai Pasir Bugel

dalam Kaitannya dengan Tingkat Frekuensi Penyiraman dan Pemberian Bahan Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 5(2):20-26.

Syukur, A., Harsono, E.S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK Terhadap Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 8(2):138-145.

Gambar

Tabel 1.  Analisis pupuk kandang dan bio urin sapi
Tabel 2.  Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap sifat fisik tanah saat panen
Tabel 3. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap N-total tanah saat panen
Tabel 4.  Pengaruh tunggal dosis pupuk kandang dan bio urin sapi terhadap C-organik dan pH tanah saat panen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi aplikasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan P serta pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Inceptisol Kwala

Pada penelitian ini belum ditemukan dosis optimum pupuk kandang sapi yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah, sedangkan dosis optimum untuk

Pada kelembaban 1x dan 2x kapasitas lapang media tanah dan campuran tanah dan pupuk kandang sapi tidak berbeda nyata, namun pada kondisi kelembaban 3x kapasitas

interaksi pemberian dolomit dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pH tanah, serta berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman, tetapi

Hasil sidik ragam yang ditunjukkan pada Tabel 3 menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang sapi tunggal memberikan pengaruh nyata terhadap parameter berat kering total

Pengaruh Kompos Sampah Kota dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Sifat Kimia Tanah dan Hasil Tanaman Jagung Manis ( Zea mays saccharata ) pada Fluventic Eutrudepts Asal

dan total ruang pori tanah.Pemberian pupuk kandang sapi pada tanaman kacang tanah secara umum berpengaruh memper- baiki sifat kimia tanah berupa mening- katnya N-total,

Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap