BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG DONBURI
2.1 Pengertian Donburi
Donburi adalah makanan Jepang berupa nasi putih dengan berbagai macam lauk diatasnya seperti ikan, daging, dan sayur-sayuran berkuah yang dihidangkan didalam mangkuk besar yang juga disebut Donburi. Kuah untuk
donburi bergantung pada jenis makanan yang dihidangkan dengan berbagai macam kuah atau saus.
Donburi adalah makanan hangat yang mudah dihidangkan dalam
pengolahan maupun penyajiannya, Donburi biasa disajikan di mangkuk besar berisi kuah atau saus seperti kuah teriyaki, sweetdansour,black pepper, dan
lain-lain. Namun pada umumnya kuah Donburi berisi dashi (kaldu sup) yang dicampur kecap asin dan mirin.Didalam mangkuk biasanya dimasukkan sayur-sayuran, ikan, tahu, nori, jamur, dan daging sapi. Selain irisan daging sapi, yang bisa dijadikan
topping untuk Donburi misalnya, ikan tongkol,daging ayam, daging babi, telur ayam, bulu babi ( う ), telur ikan mentah ( い ), dan udang.
Donburi termasuk jenis masakan yang dihidangkan untuk perorangan yang
dihidangkan didalam mangkuk yang besar.Menurut budaya di Jepang nasi putih harus dihidangkan didalam mangkuk kecil dengan lauk yang diletakkan di piring terpisah. Makan nasi dengan lauk yang ditaruh diatasnya dianggap tidak sopan,
Maka dari itu, di Jepang Donburi dianggap makanan rakyat karena cara
makan yang praktis berupa nasi yang sudah dihidangkan di dalam mangkuk bersama lauk sedangkan kuah yang meresap kedalam nasi dianggap sebagai
kelezatan tersendiri.
2.2 Sejarah Donburi
Pengaruh kebudayaan Tiongkok yang kuat di zaman Edo berpengaruh pada masakan di zaman Edo. Makanan dimasak sebagai hidangan pada ritual dan
perayaan yang berkaitan dengan musim. Disepanjang tahun selalu ada perayaan dan pesta makan-makan. Cara memasak dari Tiongkok mulai digunakan untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Tiongkok
disesuaikan dengan keadaan alam di Jepang yang akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.
Jepang merupakan Negara yang memiliki 4 musim, yaitu musim semi, musim gugur, musim dingin, dan musim panas. Masing-masing memiliki makanan khas yang selalu menjadi favorit di setiap musimnya. Misalnya,
makanan khas musim semi yaitu sakura mochi, makanan khas musim gugur yaitu yakiimo ( ubi bakar ) dan dorayaki. Pada musim dingin makanan khasnya yaitu
shabu-shabu. Sedangkan pada musim panas, biasanya orang Jepang menyantap
makanan yang cepat saji dan mudah disantap. Salah satu makanan khas musim panas yaitu donburi.
Sejarah Donburimono berasal dari Periode Muromachi (1330-1570). Saat itu, ada sebuah piring yang disebut houhan, yang merupakan semangkuk nasi
Houhan adalah hidangan yang awalnya disiapkan di kuil. Sayuran dan makanan
kering diparut dan dibumbui, lalu ditata dengan indah di atas semangkuk nasi putih. Topping dipilih dalam lima warna: putih, kuning, merah, hijau dan hitam,
untuk mewakili teori Yin-dan-Yang dan Lima Elemen China. Hidangan itu kemudian dicampur oleh sup yang jernih dan ditutup sebentar supaya sup yang jernih tadi dapat meresap kedalam nasi,lalu donburi siap untuk dimakan.
Hidangan Donburimono yangdikenal saat ini muncul selama dan setelahpada periode Edo (1804-1829). Unadon merupakan semangkuk nasi yang
diatasnya diberi belut bakar yang dimasak dengan cara kabayaki. Seiring berjalannya waktu, donburi menyebar luas dikalangan masyarakat umum dan mendapatkan popularitas sebagai makanan cepat saji yang praktis karena rasanya
yang lezat dan orang merasa mudah untuk makan nasi dan lauk sekaligus dalam mangkuk.
Pada Periode Meiji (1868-1912). Oyakodon dan gyudon muncul di Periode Meiji, tekkadon pada awal Periode Taisho (1912-1926), dan katsudon pada akhir Periode Taisho. Variasi Donburi-mono telah berkembang dengan
banyak topping, dan versi khusus dari donburi juga dikembangkan.
Donburimono adalah sajian nasi Jepang dalam mangkuk yang di atasnya
dengan daging, sayuran dan bahan lainnya, menjadikannya makanan lengkap.Biasanya, dalam masakan Jepang, nasi disajikan dalam mangkuk kecil,
dengan hidangan utama dan samping disajikan terpisah di piring kecil atau mangkuk lainnya.
Ada banyak variasi donburi, termasuk donburi khas sepertitendon
babi dilapisi tepung roti), serta kombinasi lainnya dari nasi dan topping. Donburi
bisa dibuat dengan mudah, dengan menambahkan apapun yang anda suka sebagai topping semangkuk nasi.
Donburimono biasanya disajikan dalam mangkuk dengan tutupnya, dan
ada beberapa alasan untuk ini. Salah satunya karena, menutupi mangkuk dengan tutup membantu menjaga panas dan uap dari makanan dalam mangkuk, menjaga
suhu yang sempurna. Meliputi mangkuk juga memungkinkan aroma topping untuk merembes nasi, meningkatkan tingkat kelezatan donburi. Rasa sausnya juga
menyatu dengan topping dan nasi membasahi beberapa saus. Alasan lain mengapa donburi disajikan dalam mangkuk tertutup adalah jika nasi ditutupi dengan topping dan sausnya hanya dituangkan di atasnya, sausnya terkumpul di bagian
bawah mangkuk. Jika beras dikukus dalam mangkuk yang ditutupi dengan tutupnya, bagaimanapun, tepung beras membasahi sausnya, dan rasanya naik ke
atas.
Asal kata donburi dapat ditelusuri ke sebuah nama untuk mangkuk. Pada awal Periode Edo (sekitar 1661-1672), satu restoran mangkuk makan disebut
kendonya, dan mangkuk yang digunakan di sana disebut kendonburibachi. Satu teori mengklaim bahwa kendonburibachi kemudian disingkat menjadi
donburibachi, dan akhirnya disingkat menjadi hanya donburi. Dalam bahasa
Jepang, kendon berarti kikir dan serakah, dan hidangan yang disajikan di
2.3Perkembangan Donburi
Seiring berkembangnya zaman, donburi modern pun hadir dengan racikan kaldu berbumbu serta saus spesial yang hadir tahun 1760. Restoran ini, bisa
dibilang sebagai pelopor donburi modern dan digemari masyarakat Jepang. Sejak saat itu, racikan kuah kaldu berbumbu serta saus racikan spesial asli Jepang dikenalkan ditiap gerainya termasuk Indonesia.
Pada zaman dahulu, donburi bisa dikatakan menu yang melanggar aturan makan. Sebab menurut budaya makan di Jepang, nasi putih seharusnya
dihidangkan didalam mangkuk kecil dengan lauk yang diletakkan dipiring terpisah. Di zaman sekarang, seiring berjalannya waktu donburi dianggap cara makan praktis dan merakyat karena nasi sudah dihidangkan bersam lauk dan
ditambah lagi dengan kuah dan saus yang sudah meresap kedalam nasi. Komposisi ini mampu memberikan kelezatan tersendiri.
Makanan donburi ini dahulunya hanya dihidangkan di kuil, tetapi seiring berjalannya waktu makanan donburi ini sudah bisa dikonsumsi oleh semua orang, baik itu di Jepang maupun dinegara lainnya seperti di Indonesia. Dan makanan
donburi ini sudah dijual dimanapun, salah satunya di Malang.
Melalui perkembangan selama ratusan tahun, donburi ini juga berkembang
dengan semakin bervariasi diatas dasar cita rasa tradisional yang khas. Sekarang hidangan donburi lebih beragam lagi. Diantaranya spicy robaa gyutan don yang
Perkembangan donburi telah menciptakan hasil guna ekonomi yang cukup
besar. Perkembangan donburi telah mendorong banyak industri terkait. Antara lain basis-basis produksi dan pengolahan cabe, jahe, bawang putih, dan lain