• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABORATORIUM PARIWISATA PROGRAM STUDI PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LABORATORIUM PARIWISATA PROGRAM STUDI PA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM PARIWISATA

PROGRAM STUDI PARIWISATA

PROGRAM PENDIDIKAN

VOKASI

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI PARIWISATA

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata untuk mahasiswa/i Program Studi Pariwisata Universitas Indonesia ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata yang merupakan penunjang mata kuliah Manifes Ragam Budaya Indonesia dan Seni Folklor pada Program Studi Pariwisata Universitas Indonesia. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Antropologi dan Sosiologi Pariwisata ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

(4)

Deskripsi Mata kuliah:

Mata kuliah ini memberikan pengetahuan mengenai ruang lingkup dan konsep-konsep dasar dalam antropologi sosial budaya dan sosiologi dalam hubungannya dengan pariwisata.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:

1. Mampu menjelaskan konsep-konsep antropologi dan sosiologi dasar (C2) 2. Mampu menjelaskan keterkaitan antropologi dan pariwisata (C2)

3. Mampu menjelaskan keterkaitan sosiologi dan pariwisata (C2)

4. Mampu menerapkan konsep antropologi dan sosiologi pariwisata secara praktis di lapangan (C3)

Dosen Pengampu:

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 3

Daftar Isi ... 4

Daftar Gambar ... 5

Daftar Tabel ... 6

Modul 1 Ilmu Antropologi ... 9

Modul 2 Manusia dan Kebudayaan ...14

Modul 3 Dinamika Budaya... 17

Modul 4 Pariwisata dan Budaya I... 21

Modul 5 Pariwisata dan Budaya II ... 23

Modul 6 Dampak Sosial Budaya Pariwisata ... 27

Modul 7 Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan ... 30

Modul 8 Ilmu Sosiologi ... 32

Modul 9 Manusia dan Masyarakat ... 36

Modul 10 Dinamika Masyarakat ... 38

Modul 11 Masyarakat dan Pariwisata I ... 41

Modul 12 Masyarakat dan Pariwisata II ... 45

Modul 13 Interaksi Wisatawan dan Masyarakat ... 48

(6)

0.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memahami konsep-konsep Antropologi dan Sosiologi dasar

2. Dapat menerapkan konsep-konsep Antropologi dan Sosiologi dalam praktik penyelenggaraan pariwisata

0.2 Tata Tertib Praktikum

1. Praktikum diampu oleh Dosen Mata Kuliah Praktikum dan dibantu oleh Asisten Praktikum.

2. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pariwisata sesuai jadwal yang ditentukan. 3. Mahasiswa wajib membawa modul praktikum, kartu praktikum, dan alat tulis. 4. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir dan BAP praktikum dengan bolpoin 5. Durasi kegiatan praktikum = 170 menit

6. Mahasiswa wajib hadir minimal 75% dari seluruh pertemuan praktikum di lab.Jika total kehadiran kurang dari 75% maka nilai Mata Praktikum = 0.

7. Mahasiswa yang datang terlambat :

 <= 30 menit : diperbolehkan mengikuti praktikum  > 30 menit : tidak diperbolehkan mengikuti praktikum 8. Saat praktikum berlangsung, asisten praktikum dan mahasiswa:

 Wajib mematuhi aturan laboratorium.

 Wajib mematikan/ men-silent semua alat komunikasi (smartphone, tab, iPad, dsb).

 Dilarang membuka aplikasi yang tidak berhubungan dengan praktikum yang berlangsung.

 Dilarang mengubah setting software maupun hardware komputer tanpa ijin.  Dilarang membawa makanan maupun minuman di ruang praktikum.

 Dilarang membuang sampah/sesuatu apapun di ruangan praktikum.

9. Setiap mahasiswa dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 modul untuk satu praktikum.

(7)

(menunjukkan surat dinas dari Institusi), atau mendapat musibah (menunjukkan surat keterangan dari orangtua/ wali mahasiswa).

 Persyaratan untuk praktikum susulan diserahkan sesegera mungkin ke asisten laboratorium untuk keperluan administrasi.

10.Pelanggaran terhadap peraturan praktikum ini akan ditindak secara tegas secara berjenjang di lingkup Kelas, Laboratorium, Program Studi, hingga Vokasi.

0.3 Penilaian Praktikum

1. Komponen Nilai Praktikum terdiri dari : Tugas Pendahuluan, Tes Awal, Keaktifan Praktikum, dan Jurnal/Tugas Besar.

2. Seluruh komponen penilaian beserta pembobotannya ditentukan oleh Dosen Pengampu mata kuliah

3. Penilaian permodul dilakukan oleh asisten praktikum, sedangkan nilai seluruh modul diserahkan kepada Dosen Pengampu matakuliah.

(8)

Modul 1: Ilmu Antropologi

0.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa memahami pengertian Antropologi.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dan ruang lingkup antropologi.

0.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

0.3 Dasar Teori Antropologi

Antropologi berasal dari kata Yunani άνθ ωπο (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia. Antropologi berarti kajian manusia, akan tetapi ahli antropologi bukanlah satu-satunya pakar yang mengkaji tentang manusia dan juga tidak berarti bahwa ahli antropologi hanya mengkaji manusia (Keesing,1999:2). Menurut William A. Havilland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilaku manusia serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna-warna, bentuk fisik suatu masyarakat serta kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan. Dari definisi-definisi tersebut dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari umat manusia dari segi keanekaragaman fisik dan kebudayaan yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Antropologi memperhatikan lima masalah mengenai makhluk manusia yaitu :

(9)

3. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh manusia diseluruh dunia.

4. Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan manusia diseluruh dunia.

5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi zaman sekarang ini.

Antropologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Antropologi Biologi

juga disebut dengan antropologi jasmani/fisik (physical anthropology) merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi biologis dan perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi manusia, pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah. Cabang ilmu ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan sudut pandang biologis dalam kajian variasi manusia. Adapun cabang-cabang kajian antropologi biologi :

- Paleontropologi - Antropologi fisik 2. Antropologi Budaya

Cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai penelitian lapangan karena seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi penelitiannya. Adapun cabang kajian antropologi budaya:

(10)

0.3.1 Konsep-Konsep Antropologi Kebudayaansusu

Kebudayaan

Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.

Evolusi

Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir.

Enkulturasi, Difusi, Akulturasi

Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul .dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).

Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

Etnosentrisme

Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain, inilah yang disebut dengan etnosentrisme.

(11)

Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.

Ras dan etnik

Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi (fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khas yang disebabkan oleh faktor hereditasatau keturunan. Sedangkan etnik menurut Marger are groups within a larger society that display a unique set of cultures traits. Jadi, dalam kajian etnik lebih menekan kan sebagai kelompok sisial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik. Kekerabatan (Kinship)

Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya Kinship and Marriage (1969) merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi kerabat (kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan keturunan (descent) dan aturan-aturan perkawinan.

Perkawinan

Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai budaya masing-masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis (walaupun kaum lesbi pun terjadi, namun itu bagian kasus) yang dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan dalam memulai hidup baru dalam

0.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengertian antropologi, konsep-konsep antropologi, karakteristik kajian antropologi, dan ruang lingkup antropologi. 2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta 3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

4. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Modul 2: Manusia dan Kebudayaan

2.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan manusia dan kebudayaan universal

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh kebudayaan universal dalam kebudayaan Indonesia.

2.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Menurut Koentjaningrat kata budaya berasal dari kata “colere” kemudian “culture” yang diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sedangkan kebudayaan menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan suatu sistem gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia dalam kehidupan. Kebudayan juga dijadikan milik diri tiap manusia dengan belajar.

Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang bersifat universal, artinya dalam setiap kebudayaan pasti ditemukan unsur-unsur yang sama. Koentjaraningrat sendiri mengatakan ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

1. Bahasa

(13)

untuk saling berkomunikasi, mengekspresikan pikiran dan emosi, serta menyampaikan pesan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Secara umum Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi baik secara tulisan maupun lisan maupun bahasa isyarat.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan adalah seperangkat unsur yang di ketahui atau suatu kepandaian yang dimiliki dari pengalaman maupun melalui belajar. Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, dan tubuh manusia.

3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

Sistem kemasyarakatan maksudnya adalah pengelompokan orang-orang dalam suatu masyarakat dan hubungan antara individu baik dalam kelompok yang sama maupun antara kelompok yang berbeda. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sistem peralatan hidup dan teknologi di sini adalah manusia atau masyarakat bertindak dan mengumpulkan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan dan mengelola bahan mentah untuk kemudian dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, alat perumahan, senjata, perhiasan, transportasi, dan alat-alat kebutuhan hidup lain yang berupa barang fisik.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem mata pencaharian hidup adalah berbagai macam cara manusia atau kelompok masyarakat untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan menopang kehidupannya. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.

6. Sistem Religi

(14)

meliputi kepercayaan, nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan bagi kelompok manusia.

7. Kesenian

Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia. Kesenian adalah sarana untuk mengekspresikan keindahan, berkomunikasi, menunjukan kesamaan antar manusia mengenai norma-norma hidup, dan sebagai bentuk menyatakan pujaannya terhadap kepercayaan yang dianut.

2.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai kebudayaan universal dan mencari kebudayaan Indonesia sebagai contohnya.

2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta 3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

(15)

Modul 3: Dinamika Budaya

3.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan budaya dalam budaya di Indonesia. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh perubahan budaya Indonesia terhadap

pariwisata di Indonesia.

3.2Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

3.3Dasar Teori

3.3.1 Perubahan Budaya

1. Samuel Koenig

Samuel Koenig mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu suatu cara untuk memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia. Adapun terjadinya sebuah modifikasi disebabkan karena faktor internal maupun eksternal.

2. Selo Soemardjan

Selo Soemardjan mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi suatu sistem sosial, baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku seseorang yang ada diantara kelompok dalam masyarakat.

3. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin

(16)

3.3.2 Proses Perubahan Budaya

Terjadinya perubahaan kebudayaan disebabkan oleh faktor yang mendorong terjadinya perubahan tersebut. Faktor internal dan juga eksternal mempengaruhi perubahan kebudayaan.

Faktor internal:

1. Perubahan demografis.

Perubahan demografis itu mencakup perubahan ukuran, struktur, dan juga distribusi penduduk di suatu wilayah atau area budaya. Seperti kelahiran, kematian, migrasi kependudukan. Contohnya perubahan demografis yang bisa menyebabkan perubahan kebudayaan adalah datangnya masyarakat luar sehingga menyebabkan asimilasi kebudayaan atau kematian penduduk yang lebih tinggi daripada kelahiran sehingga penerus kebudayaan tersebut menjadi berkurang dan lama-lama terancam punah.

2. Penemuan baru.

Penemuan baru baik itu ide ataupun alat, atau dapat juga menyempurnakan penemuan baru tersebut dan memperbaharui ataupun mengganti yang ada. Penemuan ide atau alat baru bisa mengubah tatanan budaya yang sudah ada. Perubahan ini bisa membawa kebudayaan lama menjadi semakin lestari atau bahkan meluntur.

3. Konflik Sosial.

Konflik sosial di dalam masyarakat. Dengan adanya konflik sosial maka dapat merubah suatu kepribadian orang yang ada pada bagian masyarakat tersebut. Perubahan kepribadian seseorang, antar manusia, atau beberapa orang dalam masyarakat bisa membuat perubahan dalam budaya masyarakat. Contohnya antara dua keluarga dalam masyarakat budaya mengalami konflik, maka akan ada perubahan budaya di dalam masyarakat. Adanya pemberontakan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada struktur pemerintahan.

Faktor eksternal

1. Perang.

(17)

suatu negara baik dalam unsur ekonomi, sistem pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian ataupun sistem kemasyarakatan. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan politik, sosial, ekonomi, yang akan menggangu budaya di masyarakat.

2. Budaya lain.

Pengaruh budaya lain biasanya lebih mudah terjadi pada masyarakat yang terbuka, karena masyarakat terbuka dapat lebih mudah menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh budaya lain yaitu adanya hubungan antara dua bangsa yang dapat saling mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran kebudayaan). dan juga proses bertemunya antar budaya yang menghasilkan suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya lama (Asimilasi). 3. Perubahan Alam.

Perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan kebudayaan. Maksud dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik yang disebabkan karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dll. Dengan terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak perubahan pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal maka mau tidak mau mereka harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya perubahan kebudayaan.

3.4Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai perubahan budaya di Indonesia dan pengaruh perubahan budaya tersebut terhadap pariwisata di Indonesia.

2. Buatlah peta konsep dan paper dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta 3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

(18)

Modul 4: Pariwisata dan Budaya I

4.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mengidentifikasi kebudayaan di Indonesia yang bisa menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik dan wisatawan luar negeri.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan daya tarik suatu kebudayaan sebagai daya tarik wisata.

4.2Alat & Bahan

1. Catatan hasil observasi di Museum Nasional

4.3Dasar Teori

4.3.1 Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah sebutan untuk sesuatu yang memiliki keunikan, nilai, dan dapat menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi dan melihat hal tersebut. Menurut beberapa ahli, daya tarik wisata adalah:

1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

2. A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan

bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

3. Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari :

(19)

2. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan.

3. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.

Seni dan budaya adalah salah satu daya tarik wisata. Keunikan, keindahan, dan nilai dari seni dan budaya bisa menarik minat wisatawan untuk datang mengunjungi atau menikmati seni dan budaya tersebut. Kenakeragaman yang bisa menjadi daya tarik wisata adalah:

1) Seni tari dan musik 2) Seni drama

3) Upacara agama dan kepercayaan 4) Acara perkawinan

5) Acara-acara yang menyangkut adat istiadat dan kebiasaan tradisional 6) Upacara pemakaman

7) Tata cara dan tata krama kehidupan tradisional (way of life)

4.4Latihan

1. Lakukanlah kunjungan ke Museum Nasional dan identifikasikan peninggalan kebudayaan Indonesia yang bisa menjadi daya tarik wisata di Indonesia. Diskusikan secara berkelompok mengenai apa daya tarik kebudayaan tersebut sehingga bisa menarik minat wisatawan.

2. Tulis makalah hasil diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge. 2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International

Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, & E. Bruner, eds. Pp 205-223.

International Sociology Association. London: SAGE.

(20)

Modul 5: Pariwisata dan Budaya II

5.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan daya tarik kebudayaan Indonesia sebagai atraksi wisata budaya.

5.2Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

5.3Dasar Teori

5.3.1 Pariwisata Berbasis Budaya

Pariwisata Berbasis Budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utamanya. Ada 12 jenis kebudayaan yang bisa menjadi daya tarik wisata:

1. Bahasa

Bahasa adalah salah satu budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata dari suatu budaya. Misalnya bahasa yang hampir punah bisa menjadi daya tarik wisata budaya bagi para wisatawan yang juga peneliti bahasa.

2. Tradisi masyarakat

Tradisi masyarakat adalah salah satu daya tarik wisata budaya yang paling sering menarik minat wisatawan untuk datang. Tradisi yang unik dan mengandung keindahan biasanya menarik minat wisatawan untuk melihat bahkan merasakan langsung tradisi tersebut.

3. Kerajinan tangan

(21)

dengan kerajinan tangan biasanya karena cara pembuatan atau desain yang unik. Kerajinan tangan pun mempunyai bentuk fisik sehingga wisatawan bisa menjadikannya souvernir.

4. Makanan dan kebiasaan makan

Makanan adalah daya tarik wisata budaya yang akan selalu menarik minat wisatawan. Makanan mempunyai nilai eksotis tersendiri, selain itu juga hampir semua orang menyukai kegiatan makan sehingga wisata budaya dengan kuliner khas akan selalu bisa menarik minat wisatawan untuk datang.

5. Musik dan kesenian

Musik dan kesenian juga merupakan daya tarik wisata yang juga paling sering menarik minat wisatawan. Musik dan kesenian bisa dinikmati oleh banyak orang bahakn jika tidak terlalu mengerti mengenai musik atau kesenian.

6. Sejarah

Sejarah suatu tempat atau sejarah dari masyarakat itu sendiri bisa menarik minat wisatawan. Jika wisatawan adalah orang-orang yang mempunyai minat terhadap sejarah maka potensi ini bisa digali agar mendatangkan lebih banyak wisatawan. Tempat-tempat yang memiliki sejarah yang unik dan mempunyai nilai tinggi pun akan mudah menarik minat wisatawan, bahkan untuk wisatawan yang tidak terlalu tertarik dengan sejarah.

7. Cara kerja dan Teknologi

Cara kerja dan teknologi dari suatu masyarakat adalah hal unik yang menjadi daya tarik wisata. Misalnya cara suatu masyarakat berburu, biasanya akan berbeda-beda dari satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain. Jika masih dipertahankan, maka kegiatan ini bisa menjadi data tarik wisata agar wisatawan juga bisa ikut kegiatan berburu tersebut.

8. Agama

(22)

9. Arsitektur

Keindahan arsitektur bangunan dari suatu kelompok masyarakat sudah lama menjadi daya tarik wisata. Terutama untuk arsitektur bangunan adat biasanya menjadi daya tarik wisatawan karena desainnya yang biasanya berbeda dari bangunan yang ada sekarang. Keunikan inilah yang membuat wisatwan datang untuk melihat secara langsung atau bahkan belajar mengenai arsitekturnya.

10. Pakaian

Pakaian sama seperti musik dan kesenian, mudah menjadi daya tarik wisata. Keindahan dan keunikan dari pakaian suatu kelompok masyarakat mempunyai daya tarik dan nilai yang tinggi sehingga bisa mendatangkan wisatawan untuk datang langsung.

11. Sistem pendidikan

Sistem pendidikan dari suatu kelompok masyarakat biasa bisa mendatangkan wisatawan untuk datang. Sistem pendidikan antara kelompok biasanya berbeda, sehingga wisatawan yang mempunyai minat dalam hal ini akan tertarik untuk mempelajari sistem pendidikan kelompok masyarakat.

12. Aktivitas waktu senggang

Aktivitas di waktu senggang mirip dengan tradisi, keunikannya membuat wisatawan ingin melihat atau bahkan merasakan secara langsung aktivitas suatu kelompok masyarakat.

Pariwisata berbasis budaya ini ada yang memang disajikan oleh kelompok masyarakat yang berkerja sama dengan stakeholder pariwisata di daerahnya, namun ada juga yang memang masih merupaka budaya asli. Nilai dari budaya yang disajikan dengan sengaja dengan budaya asli mungkin berbeda.

5.4Latihan

(23)

2. Lakukanlah presentasi di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge. 2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International

Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, & E. Bruner, eds. Pp 205-223.

International Sociology Association. London: SAGE.

3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5th Edition. United

(24)

Modul 6 :Dampak Sosial Budaya Pariwisata

6.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak sosial budaya pariwisata terhadap masyarakat lokal di destinasi wisata.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak pariwisata terhadap budaya yang dijadikan objek wisata budaya.

6.2Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

6.3Dasar Teori

6.3.1 Dampak Sosial Budaya Pariwisata

Dampak pariwisata merupakan studi yang paling sering mendapat perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang dinamis dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. (Ismayanti, 2010;183)

Pariwisata bisa membawa dampak positif dan negatif bagi sebuah budaya. Positif atau negatif damapak pariwisata terhadap suatu budaya ditentukan oleh bagaimana pembangunan dan pengembangan pariwisata itu sendiri. Jika pembangunan dan pengembangannya sembarangan maka akan ada dampak negatif.

(25)

Dampak terhadap dasar-dasar kelembagaan sosial juga bisa terjadi, karena masyarakat yang biasanya hanya mengetahui kelembagaan sosial mereka hanya diisi dari kelompoknya, namun dengan adanya pariwisata maka mereka juga harus beradaptasi dengan kelembagaan sosial yang baru dari stakeholder yang lain. Dengan masuknya stakeholder yang akan mengurus destinasi wisata, akan diiring juga dengan migrasi penduduk dari dan ke daerah wisata. Bertambahnya jumlah penduduk dan masuknya orang asing ke dalam kelompok masyarakat akan mempengaruhi bahkan menimbulkan masalah sosial budaya .

Sementara untuk budaya yang dijadikan daya tarik wisata akan mendapatkan dampak positif dan atau negatif. Dampak positif bagi budaya yang menjadi daya tarik wisata adalah pelestarian budaya itu sendiri. Kegiatan pariwisata akan membuat budaya yang ada di masyarakat tetap terjaga keberlangsungannya. Sementara dampak negatif yang bisa timbuh adalah bergesernya nilai-nilai budaya itu sendiri akibat komersialisasi budaya.

6.4Latihan

1. Secara berkelompok, pilihlah salah satu atraksi wisata budaya Indonesia. Lakukanlah diskusi untuk menentukan dampak sosial budaya positif dan negatif atraksi budaya tersebut terhadap masyarakat lokal. Diskusikan juga apakah kegiatan pariwisata akan melestarikan atau merusak budaya tersebut.

2. Lakukanlah presentasi dari hasil diskusi yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge. 2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International

Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, & E. Bruner, eds. Pp 205-223.

International Sociology Association. London: SAGE.

(26)

Modul 7: Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan

7.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pariwisata pedesaan dan pariwisata perkotaan.

2. Mahasiswa mengetahui contoh-contoh pariwista pedesaan dan pariwisata perkotaan di Indonesia dan potensinya.

7.2Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press). Desa Wisata menurut Priasukmana & Mulyadin (2001) merupakan suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkanya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata lainnya.

Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001), penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut :

(27)

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. 3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang kedesanya. 4. Keamanan di desa tersebut terjamin.

5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. 6. Beriklim sejuk atau dingin.

7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Menurut nuryanti (1993), terdapat tiga konsep utama dalam komponen desa wisata yaitu :

1. Akomodasi

Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan unit-unit berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

2. Atraksi

Seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif seperti kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Dan yang ketiga adalah keindahan alam, keunikan dan kelangkaan.

3. Keindahan alam, keunikan dan kelangkaan desa wisata itu sendiri.

Desa wisata dapat digolongkan menjadi Subjek dan Objek. Sebagai obyek artinya desa tersebut merupakan tujuan kegiatan pariwisata sedangkan sebagai subyek adalah sebagai penyelenggara, apa yang dihasilkan oleh desa akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung dan peran aktif masyarakat sangat menentukan kelangsungannya (Soebagyo, 1991 dalam Raharjana, 2005).

7.3.2 Pariwisata Perkotaan

(28)

perkotaan. Wisata perkotaan bisa didefinisakan sebagai bentuk umum pariwisata yang berlokasi di kota dan menggunakan unsur-unsur perkotaan dan segala aspek kehidupan di kota sebagai daya tariknya. Wisata perkotaan berbeda dari Kota wisata dimana Kota wisata memang sengaja dibangun untuk menjadi destinasi wisata.

7.4Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok untuk mencari contoh wisata pedesaan dan wisata perkotaan di Indonesia.

2. Buatlah poster untuk mempromosikan wisata yang sudah dipilih. 3. Lakukanlah presentasi dari poster yang sudah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Burns, P. 1999 An introduction to tourism and anthropology. London: Routledge. 2. Cohen, E. 1995 The anthropologist as tourist: An identity in question. In International

Tourism: Identity and Change. M-F. Lanfant, J. Allcock, & E. Bruner, eds. Pp 205-223.

International Sociology Association. London: SAGE.

3. Ferraro, Gary. 2008. Cultural Anthropology: An Applied Perspective 5th Edition. United States: Thomson-Wadsworth

(29)

Modul 8: Ilmu Sosiologi

8.1Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa memahami pengertian Sosiologi.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dan ruang lingkup sosiologi.

8.2Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

8.3Dasar Teori

8.3.1 Sosiologi

Selo Sumardjan dan Seolaeman Soemardi mengemukakan definisi sosiologi di dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi yang menyatakan bahwa sosiologi sebagai ilmu masyarakat mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, kelompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Sementara menurut Pitirim Sorokin mendefinisikan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain. Koenjtaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat

continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan

orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa

(30)

Sosiologi membahas fakta sosial sebagai cara berpikir dan bertindak di masyarakat, tindakan sosial yang dilakukan dengan dorongan dari orang lain, khayalan sosiologis yaitu cara memahami masyarakat, dan realitas sosial yaitu membuka realitas yang terjadi di masyarakat oleh para ahli sosiologi.

8.3.2 Konsep-Konsep Sosiologi

Konsep-konsep dasar sosiologi dibagi menjadi 9, yaitu:

1. Interaksi sosial: interaksi ini baik sedikit atau pun sering intensitasnya, selalu dialami oleh tiap individu dan selalu terjadi di masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan makhluk sosial lainya.

2. Sosialisasi: proses penanaman nilai dan pembelajaran norma sosial dalam rangka pengembangan individu.

3. Kelompok sosial: kumpulan manusia paling tidak terdiri atas dua orang, namun biasanya lebih dari itu akan membentuk kelompok sosial, diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan.

4. Perlapisan sosial: Lapisan sosial yang ada di kelompok masyarakat, dapat dikategorikan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan dibedakan seperti lapisan atas, menengah, dan rendah.

5. Proses sosial: proses sosial ini dialami oleh semua lapisan masyarakat, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat akan beranjak dari tingkat terbelakang ke tingkat berkembang.

6. Perubahan sosial: perubahan sosial ini mengarah kepada kemajuan dan masyarakat tersebut mengalami proses modernisasi. Contohnya terjadi perubahan status dari lapisan bawah, ke lapisan tengah, bahkan sampai lapisan atas karena membaiknya tingkat pendidikan.

7. Mobilisasi sosial: mobilitas sosial disini dapat di bedakan menjadi dua,yaitu yang pertama mobilitas vertikal dan yang kedua mobilitas horisontal.

8. Modernisasi: proses dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan yang positif.

(31)

8.4Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengertian sosiologi, konsep-konsep sosiologi, dan ruang lingkup sosiologi.

2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(32)

Modul 9: Manusia dan Masyarakat

9.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sebuah kebudayaan dalam masyarakat.

9.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

9.3 Dasar Teori

9.3.1 Masyarakat

Koenjtaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan

terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan. Jadi, sekumpulan orang yang

terjadi hanya sebentar dan tidak terikat oleh adat, mereka belum bisa disebut

masyarakat. Contohnya kerumunan orang saat konser bukanlah masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai kriteria seperti manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang, bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menciptakan manusia baru, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia, sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan, dan merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.

9.3.2 Masyarakat dan Kebudayaan

(33)

menjaga agar masyarakat bisa tetap hidup dengan mempengaruhi pikiran manusia, sistem pengetahuan, dan lain-lain.

Keberadaan kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah fungsional dalam struktur-struktur kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup sebagai manusia. Yaitu sebagai kategori-kategori atau golongan-golongan yang ada di dalam lingkungannya. Yaitu kategori yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sebagai manusia. Kebutuhan hidup yaitu, kebutuhan biologis (makan, minum, istirahat, seksual, dsb), kebutuhan sosial (komunikasi, pendidikan, kontrol sosial), dan kebutuhan adab dan sosial (integrasi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial).

9.4Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai pengaruh sebuah kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.

2. Buatlah peta konsep dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(34)

Modul 10: Dinamika Masyarakat

10.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam perubahan sosial akibat kegiatan pariwisata.

10.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat yang akan mempengaruhi sistem sosialnya seperti nilai, norma, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi karena perubahan kondisi geografi, perubahan kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Perubahan ini akan mempengaruhi keseimbangan sosial yang telah ada, beberapa perubahan akan memberikan pengaruh yang besar, sedangkan beberapa perubahan lainnya hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap keseimbangan sosial tersebut.

(35)

1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

10.3.2 Sebab-sebab Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dipicu karena adanya rasa ketidakpuasan dengan kondisi saat ini atau timbulnya keinginan untuk menjadi lebih baik. Perubahan dapat terjadi karena adanya dorongan dari luar atau dari dalam masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial ini bisa berlangsung secara sadar dengan penuh perencanaan, juga dapat berlangsung secara tidak sadar.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial yaitu : 1. Faktor Internal: perubahan jumalh penduduk, penemuan-penemuan baru dalam masyarakat, konflik, gerakan revolusi

2. Faktor Eksternal: alam (bencana alam, perubahan alam), peperangan, dan pengaruh dari masyarakat lain.

10.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai adaptasi yang dilakukan oleh suatu masyarakat dalam perubahan sosial akibat kegiatan pariwisata di lingkungannya. 2. Buatlah peta konsep dan paper dari hasil diskusi kelompok.

3. Lakukanlah presentasi dari peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(36)

Modul 11: Masyarakat dan Pariwisata I

11.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan keterlibatan masyarakat lokal pada suatu destinasi wisata.

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan wisata berbasis masyarakat yang ada di Indonesia.

11.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Pengembangan pariwisata menurut Swarbrooke merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu obyek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjunginya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata adalah (Yoeti, 1987: 2-3):

1. Wisatawan (Tourism)

Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang, usia, hobi, status sosial, mata pencaharian, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Kunjungnan wisata sendiri dipengaruhi oleh beberapa motif wisata, seperti motif fisik, budaya, interpersonal, dan motif prestise.

(37)

Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada penghalang, serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

3. Atraksi/daya tarik wisata

Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan datang berkunjung. Daya tarik wisata bisa berupa daya museum, tempat hiburan, penampakan muka alam, desa wisata, dan lain-lain.

4. Fasilitas pelayanan

Fasilitas yang mendukung keberadaan suatu obyek wisata adalah ketersediaan akomodasi (hotel), restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, perbankan, petugas penerangan, dan jaminan keselamatan. Selain syarat fasilitas dan pelayanan fasilitas, hotel akan berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi menuntut lingkungan yang dapat mendukung citra hotel, demikian juga dengan syarat aksesibilitas yang menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.

5. Informasi dan promosi

Pemasaran pariwisata dilakukan untuk menarik banyak wisatawan, maka diperlukan publikasi atau promosi, dengan memasang iklan di berbagai macam media.

11.3.2 Partisipasi Masyarakat

Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) mendifinisikan partisipasi sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Sementara Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:

(38)

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dalam sebuah pembangunan atau pengembangan. Keterlibatan ini bersifat sadar dan sukarela.

Conyers (1991: 154-155) mengemukakan pentingnya partisipasi masyarakat dan sebuah pembangunan dan atau pengembangan sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.

3. Hak demokrasi terpenuhi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.

11.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata, carilah contoh pariwisata yang dibangun dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta 3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

(40)

Modul 12: Masyarakat dan Pariwisata II

12.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan Wisata Berbasi Komunitas sebagai daya tarik wisata bagi wisatawan.

12.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis 3. Spidol

4. LCD (In Focus) 5. Laptop

12.3 Dasar Teori

12.3.1 Wisata Berbasis Komunitas

Pariwisata berbasis masyarakat merupakan pengembangan pariwisata dengan tingkat keterlibatan masyarakat setempat yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan dari aspek sosial dan lingkungan hidup (CIFOR dalam Hayati, 2016). World Wide Found for Nature (WWF) menjabarkan Community Based TOurism sebagai bentuk pariwisata dimana masyarakat lokal mempunyai kontrol dan keterlibatan dalam pembangunan dan manajemennya, proposi keuntungan terbesarnya ada di masyarakat lokal itu sendiri. Inayatullah (dalam Darmawai, 2010) medefinisikan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau Community based Tourism Development (CBT), sebagai pengembangan pariwisata yang kekuatannya pada masyarakat dan berwawasan lingkungan yang alami serta menjunjung tinggi nilai budaya tradisional.

Hayati (2016) menjelaskan bahwa secara formal pengembangan wisata berbasis masyarakat merupakan kebijakan resmi pemerintah seperti yang tertulis dalam prinsip kepariwisataan Indonesia yang dirumuskan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yang mencakup prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Masyarakat sebagai kekuatan dasar

(41)

3. Pariwisata adalah kegiatan seluruh lapisan masyarakat, sedangkan pemerintah hanya merupakan fasilitator dari kegiatan pariwisata.

Suansri 2013 (dalam Rahayu, 2015), menyebutkan adanya 10 prinsip-prinsip pengembangan Comunity-Based Tourism (CBT), antara lain :

1. Mengakui, mendukung, dan mengembangkan kepemilikan komunitas dalam industri pariwisata.

2. Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek. 3. Mengembangkan kebanggaan komunitas.

4. Mengembangkan kualitas hidup komunitas 5. Menjamin keberlanjutan lingkungan..

6. Mempertahankan keunikan karakter dan budaya di area lokal.

7. Membantu berkembangnya pembelajaran tentang pertukaran budaya pada komunitas

8. Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia.

9. Mendistribusikan keuntungan secara adil pada anggota komunitas. 10.Masyarakat yang berperan dalam menentukan prosentase pendapatan

(pendistribusian pendapatan ) dalam proyek yang ada di komunitas.

12.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok dan carilah Wisata Berbasis Komunitas yang ada di Indonesia dan luar negeri.

2. Buatlah brosur mengenai Wisata Berbasis Komunitas yang sudah dicari. 3. Lakukanlah presentasi dari brosur yang telah dibuat di depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Haviland, William.A. 1985. Antropologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

2. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta 3. Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

(42)

Modul 13: Interaksi Wisatawan dan Masyarakat

13.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan interaksi wisatawan dan masyarakat lokal.

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kontribusi wisatawan terhadap kehidupan sosial masyarakat lokal.

13.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Interaksi merupakan suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakukan individu mempengaruhi, mengubah, atau mempengaruhi inividu lain atau sebaliknya (Bonner dalam Ali: 2004). Interaksi sosial menurut Shaw adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing pribadi menunjukan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Sementara Soejono Soekanto memberi pengertian bahwa intteraksi sosial adalah proses sosial menganai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua menurut Soejono Soekanto (2010:64) yaitu:

1. Asosiatif.

Bentuk interaksi asosiatif adalah interaksi yang berbentuk kerjasama. Bentuk asosiatif dibagi menjadi empat subbentuk, yaitu:

(43)

b. Akomodasi. Akomodasi ini adalah bentuk penyesuaian sosial dari seorang individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain untuk meredam suatu konflik dan melakukan pencocokan. Bentuk akomodasi adalah koersi, kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan adjudikasi.

c. Asimilasi. Asimilasi adalah peleburan dua atau lebih kebudayaan yang menimbulkan satu kebudayaan baru dan kemudian dimiliki bersama sebagai kebudayaan baru.

d. Akulturasi. Akulturasi adalah proses interaksi sosial suatu kebudayaan yang bertemu dengan kebudayaan lain namun tidak menimbulkan kebudayaan baru. Masing-masing kebudayaan menerima kebudayaan baru tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.

2. Disosiatif.

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang menyebabkan perpecahan atau konfli antara dua pihak yang berinteraksi. Disosiatif dapat dibedakan menjadi tiga: a. Persaingan. Terjadi saat suatu individu atau kelompok berupaya untuk

mendapatkan hasil yang lebih unggul dibandingan individu atau kelompok lainnya. Persaingan ada yang bersifat persaingan sehat dan tidak sehat.

b. Kontravensi. Individu atau kelompok sosial yang menunjukan secara terang-terangan rasa tidak sukanya terhadap individu atau kelompok sosial lainnya, namun tidak sampai terjadi konflik.

c. Konflik. Proses sosial yang terjadi antara individu atau kelompok sosial yang mempunyai perbedaan sehingga bertentangan.

13.4 Latihan

1. Lakukanlah wawancara dengan wisatawan mengenai interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan di objek wisata.

2. Lakukanlah wawancara dengan masyarakat lokal mengenai kontribusi wisatawan terhadap kehidupan masyarakat di lingkungan mereka.

3. Buatlah laporan dari kegiatan wawancara.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

(45)

Modul 14: Masyarakat, Pariwisata, dan Globalisasi

14.1 Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa memahami pengaruh globalisasi dan dampaknya terhadap masyarakat dan pariwisata.

14.2 Alat & Bahan

1. White Board (papan tulis) 2. Penghapus papan tulis

Achamad Suparman menyatakan globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah. Malcom Waters menegemukakan bahwa globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.Sementara Emanuele Ritcher berpendapat globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

Dari sebagian pengertian globalisasi menurut para ahli di atas, globalisasi adalah sebuah proses sosial dimana proses ini menyatukan pemikiran masyarakat tanpa dibatasi faktor geografi. Globalisasi sendiri adalah proses yang disebabkan oleh berkembangnya teknologi dan informasi. Sepuluh perubahan dalam proses globalisasi menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdene, yaitu :

1. perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi

2. perubahan dari teknologi yang mengandalkan tenaga (forced technology) ke teknologi canggih (hight technology)

(46)

5. perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi

6. perubahan dari bantuan institusional ke bantuan diri sendiri

7. perubahan dari demokrasi refresentatif atau perwakilan ke demokrasi partisipatif 8. perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerjasama (network)

9. perubahan dari wilayah utara ke wilayah selatan

10. perubahan dari pilihan satu diantara dua menjadi banyak pilihan

14.3.2 Dampak Globalisasi terhadap Sosial Budaya

Globalisasi memberikan dampak positif dan negatif ke banyak aspek kehidupan manusia. Globalisasi berdampak pada ekonomi, sosial-budaya, lingkungan, perdagangan, hubungan diplomatik antar negara, dan lain-lain. Namun sekarang ini globalisasi tidak bisa dihentikan, dengan keterbukaan informasi, globalisasi akan terus berlanjut.

Dampak positif globalisasi terhadap sosial budaya antara lain adalah: 1. Pertukaran ilmu pengetahuan antar negara

2. Pelaksanaan Hak Asasi Manusia 3. Sikap toleransi antar bangsa

4. Pengenalan budaya lokal kepada dunia 5. Peningkatan kualitas diri

6. Kemajuan IPTEK

Dampak negatif globalisasi terhadap sosial budaya antara lain adalah: 1. Asimilasi budaya

2. Menghilangnya budaya asli karena ditinggalkan oleh masyarakatnya 3. Berubahnya pola hidup masyarakat lokal mengalami kemunduran 4. Kesenjangan sosial

14.4 Latihan

1. Lakukanlah diskusi secara berkelompok mengenai dampak globalisasi terhadap masyarakat dan pariwisata budaya.

2. Buatlah makalah dari hasil diskusi kelompok.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji beda t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p&gt;0,1) antara remaja laki-laki dan perempuan dalam keterikatan dengan peer group dimana rata-rata skor

Meskipun kami baru saja berdiri dibandingkan dengan para pesaing kami, Rukama Creative Studio berusaha memberikan pengalaman baru bagi para klien dimana kita

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi dinas, pada tahun 2014 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang telah menyelesaikan berbagai kegiatan, paling tidak dalam kerangka

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak perlu didesain agar menarik dan memenuhi fungsinya sebagai sarana untuk bermain dan belajar bagi anak. Kegiatan pembelajaran di TK perlu

Tinggal nanti bagaimana penerapannya dalam peraturan Undang – Undang, dimana bisa dilakukan adanya revisi atau perubahan dalam UU Hak Cipta untuk melindungi rumah adat

Kejang absens dapat dibagi menjadi kejang absens simpel (tipikal) atau disebut juga petit mal dan kejang absens kompleks (atipikal). Kejang absens tipikal ditandai dengan berhentinya

Ya jelas kita lah Pramudi sendiri, kalo perusahaankan istilahnya dibantu juga cuman kan yang paling utaman kita kuncinya 3 Gambaran Pelatihan Pelatihan keselamatan mengemudi yang

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani