• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tirsa Manoppo IV i 15105216 SEJARAH BIMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tirsa Manoppo IV i 15105216 SEJARAH BIMB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tirsa Manoppo

IV i

15105216

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA

Perkembangan layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika di Amerika dimulai usaha perorangandan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur menjadi usaha

pemerintah.Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Mengenai penggunaan istilah Guidance dan Counseling di Indonesia ada yang yang tetap menggunakan istiah bahasa asing sehingga sering diingkat “GC”,Bimbingan dan Penyuluhan dengan singkatan “BP”dan Bimbingan dan konseling dengan singkatan “BK”.

Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960.Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958,Drs.Tohari musnamar,dosen ikip Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta.Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang ,memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP.Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia,sejak itu lah BK di Indonesia dimulai.

Pada kurikulum 1975 untuk sekolah umum,dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan dicantumkan secara tegas bahwa layanan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan pada tiap-tiap sekolah.Perkembangan mengenai bimbingan dan konseling disekolah di Indonesia sangat dirasakan perlu dan pentingnya ada pembimbing khusus(profesional) yang mengenai bimbingan dan konseling di

sekolah.

Perumusan dan pencantuman resmi di dalam rencana pelajaran SMA disusul dengan berbagai pengembangan layanan bimbingan dan konseling disekolah,seperti rapat kerja,penataran.d an

lokakarya.Puncak dari usaha ini adalah didirikannnyajurusan bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(IKIP) negeri.Salah satu yang membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan adalah IKIP Bandung pada tahun 1963 yang sekarang dikenal dengan nama UPI.Usaha mewujudkan sistem sekolah pembangunan dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan,yang diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang diuji coba didelapan IKIP,menghailkan dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia yaitu:

a. Pola dasar rencana dan pengembangan program bimbingan dan dan penyuluhan melalui proyek-proyek perintis sekolah pembangunan.

(2)

a. UU No.2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional,yang menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan,pengajaran,dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

b. Peraturan pemerintah (PP) No.28 Bab X Pasal 25 Tahun 1990 dan PP No.29 Bab X Pasal 27 tahun 1990 yang menyatakan bahwa”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada sisiwa dalam rangka upaya menemukan pribadi,mengenal lingkungan,dan merencanakan masa depan”

c. SK Menpan No.84 tahun 1993 pasal 3 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyebutkan “tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan,melaksanakn program

bimbingan,analisis hasil pelaksanaan bimbingan,dan tindak lanjut program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Menpan SK No.26 tahun 1989 yang menyatakan adanya pekerjaan bimbingan dan

penyuluhan(konseling) dan pekerjaan mengajar satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Keluarnya SK Menpan tersebut tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa keprofesionalan bimbingan dan konseling(konselor)kurang jelas sehingga perlu memperoleh kejelasan tentang batas kewenangan antara guru dan konselor(pembimbing).

Berdasarkan penelaahan yang cukup kritis terhadap perjalanan historis gerakan bimbingan dan konselingdi Indonesia,Prayitno (2003)mengemukakan bahwa peridesasi perkembangan gerakan bimbingan dan koneling di Indonesia melalui lima peiode yaitu:

1) Prawacana dan Pengenalan (sebelum 1960 sampai 1970-an)

Pada perioode ini pembicaraan tentang bimbingan dan konseling telah dimulai,terutama oleh para pendidik yang telah mempelajari diluar negeri dengan dibukanya juruan bimbingan dan penyuluhan di UPI Bandung pada tahun 1963.Pembukaan jurusan ini menandai dimulainya periode kedua yang secara tidak langsung memperkenalkan bimbingan dan penyuluhankepada masyarakat,akademik,dan

pendidikan.Kesuksesan periode ini ditandai dengan diluluskannya sejumlah sarjana BP dan semakin dipahami dan dirasakan kebutuhan akan pelayanan tersebut.

2) Pemasyarakatan (1970 sampai 1990-an)

Pada periode ini diberlakukan kurikulum 1975 untuk sekolah dasar sampai sekolah menengah tingkat atas dengan mengintregasikan layanan BP untuk siswa.Pada tahun ini terbentuk organisasi profesi BP dengan nama IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia).Pda periode ketiga ini ditandai dengan berlakunya kurikulum 1984 yang difokuskan pda bimmbingan karir.Pada periode ini muncul beberapa masalah seperti:berkembangnya pemahaman yang keliru yaitu mengidentikan bimbingan karir (BK)dengan BP sehingga muncul istilah BP/BK,kerancuan dalam mengimplementasikan SK Menpa no 26 tahun 1989 terhadap penyelenggaraan bimbingan di sekolah yang menyatakan bahwa semua guru dapat diserahi tugas melaksanakan pelayanan BP yang mengakibatkan pelayanan BP menjaddi kabur baik pemahaman maupun mengimplementasikannya.

3) Konsolidasi (1990-2000)

Pada periode ini IPBI berusaha keras untuk mengubah kebijakan bahwa pelayanan BP itu dapat

(3)

hanya dilaksanakan oleh guru pembimbing yang secra khusus ditugasi untuk itu 3)mulai diselenggarakan penataran (nasional dan daerah) untuk guru-guru pembimbing 4)mulai adanya formasi untuk mengangkat menjadi guru pembimbing 5)pola pelayanan BK disekolah dikemas “BK Pola 17” 6)dalam bidang pengawasan sekolah dibentuk bidng pengawaan BK 7)dikembangkannya sejumlah panduan pelayanan BK disekolah yang lebih operasional oleh IPBI

4) Lepas Landas

Semula diharapkan periode konsolidasi akan dapat mencapai hasil-hasil yang memadai,sehingga muncul tahun 2001 profesi BK di Indonesia sudah dapat di tinggal landas.Namun kenyataannya mash ada permasalahan yang belum terkonsolidasi yang berkenaan dengan SDM yaitu mengenai

untrained,undertrained,dan uncomitted para pelaksana pelayanan.Namun pada tahu-tahun selanjutnya ada perkembangan menuju era lepa landas yaitu : 1)penggantian nama organisasi profesi dari IPBI menjadi ABKIN 2)Lahirnya undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang didalamnya termuat ketentuan bahwa konselor termasuk salah satu tenaga pendidik (bab I pasal 1 ayat 3)kerja sama pengurus besar ABKIN dengan dikti depdiknas tentang standarisasi profesi konseling 4)Kerja sama ABKIN dengan direktorat PLP dalam merumuskan kompetensi guru pembimbing (konselor) SMP sekaligu memberikan pelatihan bagi mereka.

Yang masih menjadi persoalan dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling sampai saat ini diantaranyaadalah sebagai berikut :

1) Masih terdapat kesenjangan rasio konselor (guru pembimbing)dengan jumlah sekolah dan jumlah peserta didik disetiap jenjang pendidikan bahwa di SD atau MI belum ada pengangkatan khusus seorang konselor.

2) Dampak dari kesenjangan antara jumlah konelor dengan jumlah sekolah atau jumlah peserta didik adalah : a)disekolah-sekolah tertentu tidak ada guru pembimbing b)disekolah-sekolah tertentu ada guru pembimbing meskipun tidak seimbang dengan banyaknya siswa c)untuk menutup kekurangan guru pembimbing tidak jarangkepala sekolah mengngkat guru-guru pelajaran menjadi guru pembimbing. 3) Pengangkatan guru mata pelajaran menjdi guru pembimbing disatu sisi memberi im[presi positif bagi penyelenggaraan program BK disekolah karena ada kepedulian kepala sekolah terhadan layanan BK tetapi kurang profesional.

4) Mekipun BK dianggap ahli profesional namun belum ada perlindungan hukum yang kuat. 5) BK belum begitu dikenal dikalangan masyarakat secara umum hanya dilingkungan sekolah yang justru enaruh citra negatif terhadap BK.

6) Masih ada kepala sekolah yang belum memahami secara tepat program BK disekolah sehingga sering menyuruh guru pelajaran untuk menjadi guru BK.

7) Citra BK semakin diperburuk dengan masih adanya guru pembimbing yang kinerjanya tidak profesional.

(4)

DEFINISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara

optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna

menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno

dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau

orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau

mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam

kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),

mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih

mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam

mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,

menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,

keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan

menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.

Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan

kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional

antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual

atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang

untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup

hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.engertian Bimbingan

Konseling

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ø Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah,Drs.Saring Marsudi ,SH,M.Pd,UMS,2003.

Referensi

Dokumen terkait

Kami akan menghitung harga produksi dan waktu produksi untuk order yang anda berikan, dengan cara membalas email, YM atau PM yang anda sampaikan.. Jika anda deal dengan harga dan

Walaupun tidak menunjukkan rencana intervensi untuk setiap kasus anak yang ditangani, namun semua informan mengatakan bahwa mereka membuat rencana intervensi. Praktik membuat

Infeksi dapat menyebabkan timbulnya benjolan pada leher melalui beberapa cara yang di antaranya berupa benjolan yang berasal dari invasi bakteri langsung pada jaringan

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat desa Dalegan yang sebelumnya merupakan masyarakat pertanian dan nelayan berubah menjadi desa TKI dan bertransformasi menjadi

[r]

Dari hasil observasi yang telah dilakukan dimana anak autis hiperaktif mengalami gangguan dalam aktivitas belajar yaitu : dalam kegiatan belajar mengajar guru hanya

Permasalahan yang dikaji dan diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu pengaruh dari penggunaan Variasi metode Pembelajaran oleh guru kimia SMA 9 Semarang terhadap siswa,