• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam Flap (Finish, Kuliah drg rahardjo).ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Macam Flap (Finish, Kuliah drg rahardjo).ppt"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Ada beberapa persyaratan yang harus

dilakukan pada prosedur flap yaitu :

incisi flap harus bersifat continuous (bersambung) dan jangan terputus – putus. Prinsip ini dilakukan dengan cara insisi menggunakan scalpel yang

konstan menyentuh tulang dibawahnya. • desain insisi harus diusahakan menghindari

struktur anatomi yang penting seperti nervus mentalis, pembuluh darah palatal, foramen incisivus, nervus infraorbital, nervus lingualis,

kelenjar submandibular, kelenjar parotis, pleksus venous hupoglossal, arteri bukalis, nervus fasial, arteri fasialis, dan vena fasialis

(3)

Lanjutan Syarat prosedur flap :

• insisi vertical diawali pada daerah vestibulum

bukalis dan diakhiri pada bagian interdental dari gingival.

• Perluasan flap harus memberikan lapang pandang yang sesuai. Agar memudahkan akses

pembedahan, atau ukurannya harus lebih besar dan jangan terlalu kecil. Dan juga tidak boleh menimbulkan tegangan dan trauma saat

(4)

Lanjutan Syarat prosedur flap :

• Dasar flap harus lebih luas dari pada ujung flap, hal ini dengan tujuan agar suplai darah ke ujung flap tidak kurang, sehingga

mencegah kematian pada flap.

• insisi tambahan pada bukal harus serong

• insisi harus sejajar dengan pembuluh darah, guna mempertahankan suplai darah

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Tipe flap

Telah diuraikan berbagai jenis flap pada prosedur bedah mulut, dimana nama dari flap itu sendiri berasal dari bentuk flapnya. Oleh karena itu banyak sekali bentuk flap pada perwatan bedah mulut, akan tetapi yang terpenting pada pembuatan flap adalah desain dasar pembuatan flap yang harus dipahami.

(11)

Macam flap

• Intraoral a. Flap trapezoid b. Triangular c. Envelope d. Semilunar e. Pedikel • Ekstraoral a. Ellips b. M plasty c. V plasty

d. Unilateral / single flap e. Bilateral advancement

flap

f. Rotation flap

g. Interposition flap h. W plasty

(12)
(13)

A. Flap bentuk trapezoidal

• bentuk trapesium ini dibentuk oleh suatu insisi horizontal sepanjang tepi gingiva yang mengikuti alur tepi gingiva, dan ditambah dua insisi vertikal yang menyerong pada bagian bukal.

• Ujung dari insisi vertikal berujung pada interdental gingiva tepi. Agar tidak merusak cervik gigi

(14)

Lanjutan flap trapezoid..

• Perluasan pada vertikal flap dipastikan meluas sekitar satu sampai dua gigi dari gigi yang akan di ekstraksi. Dan dasar flap harus lebih besar agar suplai darah ke ujung gingiva tidak

kurang.

• Flap ini digunakan untuk prosedur pencabutan yang luas, terutama ketika flap triangular tidak memungkinkan untuk mendapatkan akses

(15)

Keuntungan jenis trapezoid:

– perluasan akses yang sempurna

– memungkinkan untuk melakukan pencabutan satu atau dua gigi

– tidak menghasilkan tegangan jaringan

– penutupan kembali lebih mudah ke posisi awal, yang akan membantu penyembuhan yang cepat.

(16)

Kerugian jenis trapezoid:

(17)

B. Flap bentuk triangular

• Bentuk flap jenis ini lebih dikenal sebagai flap bentuk L.

• Flap ini mirip dengan jenis trapesium, tetapi

perbedaannya terletak pada insisi vertikal pada bagian bukalnya.

• Pada tipe triangular ini insisi vertikalnya hanya

membutuhkan satu insisi saja, yaitu bisa berbentuk bidang vertikal lurus dan juga bisa bentuk serong. • Tipe ini digunakan pada bagian bukal dan labial

pada kedua rahang.

• Indikasi tipe ini adalah pembedahan pada sisa akar yang terpendam, kista kecil, dan apikoektomi.

(18)

Keuntungan flap triangular :

– persediaan darah yang cukup – visualisasi yang baik

– penyembuhan dan stabilitas sangat baik

– mudah dimodifikasi bila memerlukan insisi vertikal tambahan

(19)

Kerugian flap triangular :

• akses yang terbatas untuk melihat akar yang panjang.

• Menimbulkan ketegangan yang berlebih pada saat aplikasi flap retractor. Sehingga

menyebakan kecacatan pada gingiva pada saat penyembuhan.

(20)
(21)

C. Flap bentuk envelope

• Flap envelope ini merupakan hasil dari insisi horizontal sepanjang garis servikal gigi.

• Insisi pada flap envelope ini dibuat pada bagian sulcus gingiva yang diperluas sepanjang 4 – 5 gigi. • Indikasi dari flap jenis ini adalah untuk bedah gigi

insisivus, premolar, dan molar, di permukaan labial atau bukal dan palatal atau lingual, dan juga

diindikasikan pada perawatan apikoektomi, kista, dan gigi impaksi.

(22)

Keuntungan flap envelope :

– untuk menghindari pembuatan flap vertikal, dan juga meningkatkan prognosis pada pengembalian dan penyembuhan flapnya dengan baik.

(23)

Kerugian flap envelope :

– kesusahan pada saat merefleksikan flapnya, khususnya pada palatum

– tegangan flap baik tetapi memiliki resiko akhir robek pada flapnya

– visualisasi yang terbatas pada apikoektomi – akses yang terbatas

– memungkinkan untuk terjadinya kerusakan

pembuluh darah dan saraf pada bagian palatal – mengalami kerusakan pada gingiva cekat

(24)
(25)

D. Flap bentuk semilunar

• Flap jenis ini merupakan hasil dari insisi yang membengkok. • Insisi ini dimulai dari lipatan vestibular dan membentuk

seperti busur dengan bagian yang cembung mengarah ke gingiva cekat.

• Penjahitan akan lebih baik apabila tepi bawah dari flap ini berada pada 2-3 mm di atas pertemuan mukosa bergerak dan cekat.

• Akhir dari masing – masing sisi yang diinsisi ini harus meluas minimal satu gigi dari area pengurangan tulang. Flap

semilunar digunakan untuk apikoektomi, penghilangan kista berukuran kecil, dan sisa ujung akar.

(26)

Keuntungan flap semilunar :

– insisi yang kecil

– refleksi yang mudah

– tidak menyebabkan resesi gingiva

– tidak mengintervensi jaringan periodontal

– oral higiene yang tinggi bila dibandingkan dengan tipe flap lainnya

(27)

Kerugian flap semilunar :

• kemungkinan salah perhitungan lokasi flapnya tinggi, karena flap diawali pada bagian yang menjauhi tepi gingiva

• akses dan visualisasi yang terbatas • pengembalian flap yang susah

(28)
(29)

E. Flap bentuk Y

• Insisi dibuat sepanjang midline palatum, ditambah dua insisi anterolateral, dimana kedua cabang flap diinsisi mengarah ke gigi kaninus kanan dan kiri.

• Prosedur flap ini diindikasikan untuk

perawatan pembedahan eksositosis yang kecil pada palatum.

(30)

F. Flap bentuk X

• jenis flap ini digunakan untuk pembedahan

eksositosis yang besar. Yang memiliki desain dasar seperti pada flap bentuk Y.

• dari bentukY flap adalah ditambah dua insisi arah posterolateral.

• Flap jenis ini akan mendapatkan akses yang lebih baik dan luas daripada bentukY.

• Flap jenis ini didesain untuk menghindari

terpotongnya arteri pada palatum karena sejajar dengan pembuluh darah arteri.

(31)
(32)

G. Flap pedikel

• Pada flap jenis ini terdapat 3 bentuk flap yang digunakan untuk menutup oroantral yaitu bukal, palatal, dan bridge.

(33)

Flap bukal

• Flap tipe ini merupakan flap trapesium pada bukal, yang disesuaikan dengan daerah yang akan ditutup. Flap jenis ini biasanya digunakan pada pasien yang memiliki daerah tidak bergigi. Flap ini dihasilkan dari 2 insisi serong pada bagian bukal. Setela flap dibuat, periosteum diinsisi secara melintang, hal ini

bertujuan agar flap semakin elastis untuk ditarik menutupi socket gigi pasca pencabutan.

(34)

Flap palatal

• Flap jenis ini dilakukan bila vestibulum bukal dari daerah socket gigi tidak memungkinkan untuk dilakukan flap bukal. Flap jenis ini menggunakan bagian mukoperiosteal palatum yang dari posterior dibawa ke bukal dari socket gigi. Flap ini selalu diikuti oleh pembuluh darah palatum (arteri palatina

mayor). Setelah dirotasi ke bukal, flap di jahit. Lalu daerah insisi ditutup dengan gingival pack selama beberapa hari, agar daerah palatum bekas insisi tertutup oleh jaringan granulasi atau epitelisasi ulang.

(35)
(36)

Flap bridge

• Flap jenis ini adalah flap palatobukal dan perpendicular pada alveolar ridge. Setelah

diinsisi, flap dibawa ke posterior atau anterior tergantung dari kasusnya. Flap ini digunakan untuk menutup lubang oroantral dengan

tanpa melibatkan bagian vestibular, dan digunakan hanya pada daerah sebelahnya yang kosong atau edentulous.

(37)
(38)

Penutupan Flap

• Persiapan jahit • Penjahitan flap

(39)
(40)
(41)
(42)

Prinsip Eksisi dan Insisi kepala - leher

• Perencanaan yang baik dalam melakukan

eksisi dan insisi lesi pada kepala dan leher  mendapatkan hasil akhir yang baik.

• perencanaan yang baik tersebut berupa mengetahui anatomi kepala dan leher dan juga yang lebih penting adalah mengetahui batas anatomi penting terhadap prinsip

(43)

Garis ideal insisi pada wajah

Garis anatomi wajah

(44)
(45)

Relaxed Skin Tension Lines

• Disebut juga bagian dari garis kulit yang bertegangan lemah terutama pada wajah • Prinsip dari RSTL biasa digunakan pada saat

melakukan eksisi membulat pada kulit.

• Garis ini dihasilkan dari hubungan antara kulit dengan serat muskulus wajah dibawah kulit.

(46)

Gambar garis RSTL pada aplikasi eksisi di wajah

Gambar garis RSTL yang dihubungkan dengan serat

(47)

1. Ellipse form

Merupakan suatu jenis eksisi simpel yang digunakan untuk suatu lesi pada wajah. Seperti jaringan tumor, jaringan cicatrix, dll

(48)

2. M- plasty

• Merupakan modifikasi dari eksisi bentuk ellips. • Eksisi ini digunakan apabila membutuhkan pengurangan dari garis panjang akhir dan juga mengurangi terlibatnya jaringan sehat

• Sudut lengan pada M plasty sebaiknya kurang dari 30° untuk menghindari terjadinya kelainan pada bentuk lengan cabang.

• Metode M-plasty ini juga dapat digunakan pada bibir

(49)
(50)

3. V plasty

• V plasty bisa digunakan untuk memperbaiki bentuk bibir dari lesi pada bibir, membentuk bibir yang

asimetri, dan juga karena trauma, V plasty jenis ini disebut juga (V-Lip Procedure).

• V plasty dibuat berbentuk triangular dengan 2 garis insisi.

• Bentuk V plasty merupakan salah satu pilihan yang sesuai untuk eksisi dan memperbaiki pada bagian tengah bibir, sedangkan bentuk V yang miring atau disebut juga “”Hound’s tooth” lebih baik pada bibir bagian lateral.

(51)

Gambar V plasty pada bibir

(52)

4. Unilateral / single flap

• Merupakan flap pedikel tunggal

• Flap ini biasa digunakan pada lesi di dahi dan bibir

(53)

5. Bilateral Advancement Flap

• Flap jenis ini lebih fleksibel daripada unilateral flap, walaupun menggunakan prinsip desain yang sama dengan flap unilateral.

• Panjang kedua lengan flap harus sama panjang.

• Flap ini biasa diaplikasikan pada philtrum bibir atas

(54)
(55)

6. Rotation flap

• Flap ini merupakan flap serbaguna atau dapat digunakan pada lesi yang besar pada kepala dan leher.

• Panjang lengan flap didapat dari 4 kali lebar lesi.

• Flap dibuat dengan cara bagian lesi dibentuk triangular, lalu diinsisi semicircular, lalu

(56)
(57)

7. Interposition Flap

• Flap ini kadang disebut juga sebagai flap transposisi. • Karena flap ini didapat dari kulit bagian lain sebagai

pendonor yang dirotasikan ke sisi eksisi lesi.

• Interposisi ini harus menggunakan flap yang fleksibel untuk menutup beragam bentuk lesi besar dan kecil pada kepala dan leher.

• Terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Bilobed flap

2. Rhomboid flap 3. Z-plasty

(58)

A. Bilobed Flap

• Bilobed flap merupakan dua transposisi flap, dimana terdiri dari:

1. Lesi primer

2. Flap pendonor besar: sedikit lebih kecil daripada lesi primer

3. Flap pendonor kecil: setengah dari diameter flap pendonor besar.

(59)
(60)

B. Rhomboid flap

• Flap ini merupakan alternatif lain yang baik

untuk menutup lesi yang kecil pada kepala dan leher

• Flap ini didapat dari bagian kulit yang fleksibel yang nantinya akan dirotasikan ke lesi.

(61)
(62)

C. Z-Plasty

• Z-plasty yaitu jenis flap interposisi yang

memiliki 2 garis flap yang saling berlawanan dan 1 garis flap yang berada pada garis lesi. • Flap ini disebut juga sebagai “double

triangular flap”

• Lengan lateral flap harus sama keduanya dan juga sudut keduanya juga harus sama, hal ini merupakan prinsip keberhasilan z-plasty

(63)

Z - Plasty

• Panjang axis yang menutupi daerah lesi dapat dipengaruhi oleh sudut cabang yang dibuat. Seperti :

1. Sudut 30° : meningkatkan panjang axis mencapai 25%

2. Sudut 45 ° : meningkatkan panjang axis mencapai 50%

3. Sudut 60 ° : meningkatkan panjang axis mencapai 75%

(64)
(65)

Z - Plasty

• Lengan pada z-plasty sebaiknya : 1. Tidak lebih dari 1 cm pada wajah 2. Tidak lebih dari 1,5cm pada leher

• Apabila ingin menutup lesi yang besar

(66)

Komplikasi Z-plasty

Beberapa komplikasi yang terjadi pada z-plasty : 1. Nekrosis flap

2. Hematoma (pembekuan darah) yang terjadi di bawah flap

3. Infeksi

4. Terbukanya flap : dikarenakan flap dibuat di daerah tegangan kulit yang kuat dan juga

(67)

Gbr. Z-plasty yang dihubungkan dengan RSTL

(68)
(69)
(70)

Penggunaan z-plasty pada palatoplasty

• Z – plasty juga dapat diaplikasikan pada kelainan cleft palate

• Furlow. L, 1978, menemukan suatu metode

palatoplasty yang disebut “Double – Reversing

Z-Plasty”

• Teknik ini hanya digunakan pada cleft submukosa dan cleft palatum lunak

• Flap dibuat menjadi dua bagian yaitu oral mukosa dan otot palatum lunak

• Kedua flap ini dibuat dengan cara berlawanan pada lengan flap.

(71)
(72)
(73)

8. W-Plasty dan Geometric Broken Line

Closure

• Berfungsi sebagai :

1. Menyamarkan lesi pada wajah yang tidak sejajar dengan RSTL

(74)
(75)
(76)
(77)

Gambar

Gambar flap triangular :
Gambar flap envelope :
Gambar flap semilunar :
Gambar garis RSTL yang  dihubungkan dengan serat
+7

Referensi

Dokumen terkait