• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agro 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Agro 2017"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Aktivitas sehari-hari seperti bersekolah, dan bekerja merupakan kegiatan rutin Aktivitas sehari-hari seperti bersekolah, dan bekerja merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh manusia. Untuk menjalankan aktivitas tersebut tubuh yang harus dilakukan oleh manusia. Untuk menjalankan aktivitas tersebut tubuh harus dalam kondisi yang baik dan sehat. Definisi sehat menurut

harus dalam kondisi yang baik dan sehat. Definisi sehat menurut World HealthWorld Health Organization

Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan social(WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan social yang saling melengkapi, bukan hanya bebas dari suatu penyakit atau kecacatan. yang saling melengkapi, bukan hanya bebas dari suatu penyakit atau kecacatan.[1][1]

Jenis alat dan sarana kerja yang kurang nyaman sering menimbulkan Jenis alat dan sarana kerja yang kurang nyaman sering menimbulkan masalah-masalah kesehatan pada pekerjan yang menggunakannya, salah satu masalah-masalah kesehatan pada pekerjan yang menggunakannya, salah satu contohnya adalah duduk terlalu lama yang akan memberikan efek negative pada contohnya adalah duduk terlalu lama yang akan memberikan efek negative pada kesehatan yang memicu timbulnya penyakit.

kesehatan yang memicu timbulnya penyakit.[2][2] Kekakuan otot merupakan salahKekakuan otot merupakan salah satu bentuk dari gangguan musculoskeletal akibat kerja (

satu bentuk dari gangguan musculoskeletal akibat kerja (work realtedwork realted musculoskeletal disorder 

musculoskeletal disorder ) dimana tingkat kejadiannya di Indonesia terbilang) dimana tingkat kejadiannya di Indonesia terbilang cukup tinggi, yaitu sebanyak 16%.[prevalensi]

cukup tinggi, yaitu sebanyak 16%.[prevalensi] [3] [3]

Kekakuan otot berhubungan dengan fleksibilitas otot tersebut. Fleksibilitas Kekakuan otot berhubungan dengan fleksibilitas otot tersebut. Fleksibilitas adalah daya lentur seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas adalah daya lentur seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan pelenturan tubuh yang luas.

dengan pelenturan tubuh yang luas. [4][4]  Memanjang dan memendek adalah sifat  Memanjang dan memendek adalah sifat fisiologis yang dimiliki oleh otot. Daya kontraktil pada otot dilakukan untuk fisiologis yang dimiliki oleh otot. Daya kontraktil pada otot dilakukan untuk menggerakan tulang dan mempermudah gerak pada persendian. Fleksibilitas otot menggerakan tulang dan mempermudah gerak pada persendian. Fleksibilitas otot yang baik akan mencegah terjadinya cedera, mengurangi terjadinya

yang baik akan mencegah terjadinya cedera, mengurangi terjadinya musclemuscle  soreness

 soreness atau rasa sakit, serta meningkatkan efisiensi dalam semua aktivitas fisikatau rasa sakit, serta meningkatkan efisiensi dalam semua aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari. Banyak factor yang mempengaruhi fleksibilitas otot yang dilakukan sehari-hari. Banyak factor yang mempengaruhi fleksibilitas otot menjadi terganggu salah satunya yakni

menjadi terganggu salah satunya yakni Muscle Tightness Muscle Tightness (MTs).(MTs). [5][5] Otot

Otot hamstringhamstring adalah otot yang berfungsi pada gerakan fleksi lutut,adalah otot yang berfungsi pada gerakan fleksi lutut, ekstensi hip, eksternal dan internal rotasi hip. Hamstring merupakan jenis

(2)

I atau tonik, dimana bila terjadi suatu patologi akan mengalami peneganggan dan I atau tonik, dimana bila terjadi suatu patologi akan mengalami peneganggan dan  pemendekan atau disebut

 pemendekan atau disebut tightness,tightness, [5] [5] OtotOtot hamstringhamstring merupakan otot yang seringmerupakan otot yang sering sekali mengalami cedera. Hal tersebut dikarenakan otot

sekali mengalami cedera. Hal tersebut dikarenakan otot hamstringhamstring mengalamimengalami MTs dan menyebabkan fleksibilitas otot hamstring menjadi bermasalah.

MTs dan menyebabkan fleksibilitas otot hamstring menjadi bermasalah. [6] [6]

Kurangnya aktivitas olahraga dan terlalu lama beraktivitas dalam posisi Kurangnya aktivitas olahraga dan terlalu lama beraktivitas dalam posisi duduk akan memperparah terjadinya

duduk akan memperparah terjadinya  Hamstring  Hamstring Muscle Muscle TightnessTightness (HMTs). Hal(HMTs). Hal tersebut merupakan factor penyebab otot

tersebut merupakan factor penyebab otot hamstringhamstring menjadi memendekmenjadi memendek (( shortness shortness) yang membuat fleksibilitas dan mobilitas dari otot) yang membuat fleksibilitas dan mobilitas dari otot hamstringhamstring terganggu. Pekerja kantoran juga terlalu lama beraktivitas dalam posisi duduk terganggu. Pekerja kantoran juga terlalu lama beraktivitas dalam posisi duduk sehingga beresiko terjadinya HMTs.

sehingga beresiko terjadinya HMTs. [6] [6]

Dengan adanya dugaan pengaruh lama duduk pekerja kantoran dengan Dengan adanya dugaan pengaruh lama duduk pekerja kantoran dengan kekakuan hamstring, serta mengingat pentingnya memiliki kualitas hidup yang kekakuan hamstring, serta mengingat pentingnya memiliki kualitas hidup yang  baik melalui

 baik melalui fungsi tubuh fungsi tubuh yang sehat yang sehat secara jasmani secara jasmani dan rohani, dan rohani, maka diperlukanmaka diperlukan  penelitian

 penelitian lebih lebih lanjut lanjut dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk menelusuri menelusuri hubungan hubungan antara antara lamalama duduk dengan fleksibility hamstring pada pekerja kantor.

duduk dengan fleksibility hamstring pada pekerja kantor.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara lama duduk dengan fleksibilitas hamstring pada Apakah terdapat hubungan antara lama duduk dengan fleksibilitas hamstring pada  pekerja kantor?

 pekerja kantor?

1.3

1.3 Tujuan PenelitiTujuan Peneliti 1.3.1

1.3.1 Tujuan Tujuan Umum:Umum:

Untuk meningkatkan kesehatan pekerja kantor dengan menjaga Untuk meningkatkan kesehatan pekerja kantor dengan menjaga kemampuan fleksibilitas hamstring

kemampuan fleksibilitas hamstring

1.3.2

1.3.2 Tujuan Tujuan Khusus:Khusus:

a.

a. Mengetahui tingkat fleksibilitMengetahui tingkat fleksibilitas hamstring as hamstring pada pekerja kantorpada pekerja kantor c.

c. Mengetahui Mengetahui hubungan hubungan antara antara lama lama duduk duduk dengan dengan fleksibilityfleksibility hamstring pada pekerja kantor.

(3)

1.4 Hipotesis

Terdapat hubungan antara lama duduk dengan fleksibility hamstring pada pekerja kantor.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui dampak lama duduk dengan fleksibilitas hamstring.

1.5.2 Bagi institusi kesehatan

Sebagai bahan untuk melakukan upaya penyuluhan tentang lama duduk dan fleksibilitas hamstring sehingga masyarakat dapat mengantisipasi  penurunan fleksibilitas hamstring.

1.5.3. Bagi peneliti lain

Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan fleksibilitas hamstring pada pekerja.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, RINGKASAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI 2.1 Aktivitas Duduk

Aktivitas duduk merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh setiap individu. Duduk berarti diam atau usaha mempertahankan badan tetap dalam keadaan tegak. Aktivitas duduk memang sangat penting bagi tubuh untuk mengembalikan kebugaran fisik. Di sisi lain, duduk yang terlalu lama akan menimbulkan kelelahan punggung, dimana kelelahan Punggung dalam duduk ini terjadi ketika duduk yang statis dan akan menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya, dan bila ini  berlanjut terus, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang  belakang yang akan menimbulkan penyakit baru seperti Hernia Nukleus

Pulposus.[5]

Selain itu akibat dari posisi kerja yang kurang tepat dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada seluruh otot, seperti tangan merasa kebas (kesemutan), kehilangan kekuatan dan koordinasi akibat gerakan fisik yang sama berulang-ulang dan terus menerus dalam jangka panjang. Misalnya, selama bekerja di kantor dapat menimbulkan permasalahan pada otot, saraf, dan jaringan lunak lain.

[7]

Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan cedera pada tangan, lengan, bahu dan tanpa disadari bisa terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan. Semua resiko yang dialami  para pekerja kantor adalah akibat dari kurang memperhatikan posisi duduk yang  benar, dan bisa juga disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu  penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan dalam bekerja. Salah satu kondisi ini dapat menimbulkan sakit punggung karena tempat

(5)

duduknya tidak memberi kenyamanan pada tulang belakang atau penataan  perangkat komputer yang kurang tepat.[7]

Sikap duduk dengan posisi yang salah sangat berbahaya bagi kesehatan dan mengurangi kenyamanan. Duduk dalam posisi statis dan sikap tubuh yang kurang ergonomis seperti duduk dalam posisi membungkuk (kurang dari 90 derajat) dapat memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat. Sehingga mengakibatkan keluhan pegal pada bagian  punggung bawah.[5]

2.2 Posisi duduk yang baik

Posisi duduk yang statis menyebabkan terjadi kontraksi otot yang kuat secara terus-menerus sehingga aliran darah ke otot menjadi tidak lancer dan rasa nyeri yang akan timbul sebagai akibatnya, oleh karena itu dibutuhkan posisi duduk yang baik dan benar.[7]

Posisi duduk yang tepat adalah duduk dengan posisi punggung rapat ke sandaran kursi. Kursi sebaiknya cukup rendah agar kaki bisa menapak ke lantai agar lutut lebih tinggi dari paha. Posisi kepala menghadap ke depan (tidak menunduk). Posisi lutut sebaiknya membentuk sudut 110 derajat (untuk megurangi tekanan pada diskus dan merelaksasi otot-otot punggung). Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu mengatasi masalah ini. keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang belakang. ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom itu. Karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk. [7]

(6)

2.3 Hubungan durasi duduk dengan kekakuan hamstring

Rata-rata orang amerika memiliki durasi duduk kurang lebih 11 jam per harinya, dimana 20% angka kematian penduduk diatas 35 tahun adalah dikarenakan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan tiap harinya.[8]  Menurut studi yang

dilakukan Saudi Journal of Sports Medicine, dari 200 orang mahasiswa 79 (39,5%) orang mahasiswa diantaranya duduk sekitar 6-8 jam per harinya, sedangkan 54 (27%) mahasiswa memiliki durasi duduk kurang lebih 8-12 jam per hari, dan 43 (21,5%) sisanya memiliki durasi duduk 10-12 jam per hari. Dimana disebutkan bahwa durasi duduk yang lama menjadi factor yang berkontribusi  pada HMTs. [9]

2.4 Anatomi dan Fisiologi Hamstring

Otot hamstring merupakan group otot yang terdiri dari Biceps Femoris (BF) yang dibagi dua yakni  Biceps Femoris Long Head   (BFlh) dan  Biceps Femoris Short Head (BFsh) (Gambar 2.1.A), Semitendinosus  (ST) (Gambar 2.1.B), dan Semimembranosus  (SM) (Gambar 2.1.C). Semua otot berorigo di tuberositas ischium  kecuali BFsh yang melekat di linea aspera  dan lateral supracondylar  segaris pada osteum femur . Sedangkan untuk insertion dari otot BF melekat pada sisi lateral dari Os. Fibula, untuk otot ST melekat pada sisi medial dari  permukaan Os. Tibialis bagian superior , sedangkan untuk otot SM melekat pada

sisi medial dari Condylus Os. Tibialis bagian posterior . [5]

Otot hamstring  memiliki gerak fungsional dasar untuk knee flexion, sebagai muscle accessory  untuk gerakan  Hip Extension dan gerakan eksternal serta internal dari gerakan rotasi hip. hamstring   juga merupakan otot tonik, yang  berfungsi sebagai otot stabilitator postural, dan memiliki serat serabut otot yang tebal yang memiliki kandungan myoglobin dan kapasitas oksidatif tinggi sehingga tahan terhadap kelelahan yang cukup tinggi. [5]

(7)

Gambar 2.1 Origo dan Insertio pada otot:

A. Biceps Femoris, B. Semimembranosus, dan C. S emitendinosus

2.5 Etiologi

H amstring M uscle Ti ghtness

(HMTs)

Berdasarkan pengertian yang sudah dijelaskan bahwa HMTs merupakan gangguan fungsi elastisitas dari otot hamstring. Tentunya ada beberapa penyebab yang menyebabkan otot tersebut mengalami tightness. Adalah sebagai berikut :

2.5.1 Overuse

Aktivitas yang berlebihan pada otot hamstring akan membuat otot tersebut mengalami kelelahan ( fatigue) dan kekakuan (tight ) yang akan menyebabkan ischemia pada beberapa serabut otot yang lainnya, sehingga akan terganggunya sirkulasi nutrient pada area serabut otot sekitarnya. [6] 2.5.2 Inactivity

Selain overuse, kurangnya aktivitas pada suatu otot juga kan menyebabkan hal yang serupa, hal tersebut dikarenakan pada inactivity akan terjadi  perubahan secara fisiologis dalam otot, seperti misalnya : terjadi  perubahan massa otot, perubahan distribuasi metabolisme (metabolic  pathways) dalam otot, menurunnya massa jenis pembuluh darah kapiler (capillary density) dalam otot, dan semua hal tersebut akan mengakibatkan  penurunan elastisitas pada otot[6]

(8)

Ketidakseimbangan pada otot disini maksudnya bahwa terjadi kompensasi antar kerja otot, contohnya jika pada otot-otot punggung bawah mengalami kelemahan maka otot hamstring   dan  gluteal   akan menarik  pelvic berputar kearah posterior menyebabkan otot hamstring  dan gluteal 

mengalami peningkatan tonisitas, begitu juga otot-otot yang berada di area abdominal akan menarik crista pubica  tempat insertio dari otot rectus abdominus yang menyebabkan otot quardriceps dalam keadaan eccentric.

[6]

2.5.4 Postural Disfunction

gangguan fungsi postural sangat berkaitan dengan  Postural Habits  atau  posture yang dianggap biasa atau normal dalam rutinitas individu tersebut

setiap harinya. Contohnya dalam posisi duduk yang tidak baik akan menyebabkan kelengkungan posisi kurva vetebra lumbal akan mengalami  perubahan. Perubahan tersebut yakni kurva lumbal menjadi  flatt , dan apabila hal tersebut terjadi maka akan menyebabkan perubahan postur  pada bagian lainnya, seperti misalnya posisi dagu akan terlalu menjorok ke arah anterior (neck forward ) dan kedua bahu akan mengalami posisi  protraksi serta  pelvic  akan berputar ke arah posterior, dan kita ketahui sebelumnya apabila posisi pelvic berputar kearah posterior akan menyebabkan peningkatan tensitas pada otot hamstring   dan apabila menjadi habit beresiko mengalami tightness  dan  shortness  pada otot tersebut sehingga fleksibilitas dari otot hamstring  menjadi terganggu. [6]

2.6 Patofisiologi

H amstring Muscle Ti ghtness

(HMTs)

Dari beberapa pendapat tentang etiologi Hamstring Muscle Tightness diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan penyebab satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam tubuh kita terdapat suatu reaksi yang berantai (chain reactions). Tubuh memiliki fungsi yang saling berkaitan dari satu sistem ke

(9)

sistem yang lain, dan tidak ada suatu sistem dalam tubuh yang berkerja secara independent. Sehingga ia menjelaskan beberapa komponen sistem Chains Reactions yang saling berantai dan berkaitan, sistem chains reactions tersebut terdiri dari Articular Chains, Muscular Chains, dan Neurological Chains. Ketiga interaksi yang saling berkaitan dari sistem chain reactions tersebut dapat dilihat  pada Tabel 2.1.

Dari Tabel 2.1 tentang keterkaitan ketiga sistem chain rections tersebut menjelaskan bahwa Articular chains berfungsi untuk memelihara, mengatur dan mempertahankan posture serta gerakan sistem skeletal secara menyeluruh, lalu Muscular Chains berfungsi menyiapkan gerakan dan stabilisasi melalui kerja otot yang sinergis antar tiap otot dan jaringan fascial. Sedangkan Neurogical Chains  berfungsi menyediakan kontrol dalam gerakan seperti reflek memperthankan suatu gerakan (protective reflexes), perkembangan progresi dari locomotor sistem atau Neurodevelopmental motor progression, dan mengatur sensorimotor sistem dalam suatu gerakan. Secara bersamaan ketiga sistem chain reactions ini merupakan suatu komponen kesatuan yang disebut Neuromusculoskeletal yang  berfungsi dan bertanggung jawab atas gerak fungsional tubuh. [5,6]

(10)

Gambar di atas merupakan ilustrasi keterkaitan sistem reaksi rantai antar region dalam tubuh, gambar 2.3.B menunjukan posisi sikap postur yang baik sehingga akan menstabilkan region yang lainya seperti kurva cervical spine, thoracal spine, dan lumbal spine, serat shoulder area, dan juga pelvic area. Sedangkan  pada gambar 2.3 A menunjukan bahwa posisi sikap yang salah sehingga

mengakibatkan regio lainnya mengalami masalah.[6]

Sikap buruk pada saat duduk juga dapat mengakibatkan perubahan pada  beberapa regio, seperti:[6]

a. Upper neck menjadi hyperextension.

 b. Kepala menjadi teralu maju kedepan karena kompensasi dari cervical  bagian bawah yang over flexion, sehingga menyebabkan ketegangan  pada otototot upper back muscle.

c. Dada menjadi terlalu kedepan dan sangkar thorax menjadi protraksi, sehingga mengganggu pengembangan sangkar thorax dan juga pola  pernafasan.

d. Kurva lumbal menjadi mundur kebelakang yang menyebabkan  berkurangnya kurva lordosis dari lumbal, yang dalam waktu yang lama akan menyebabkan hilangnya kurva atau lumbal menjadi flatt, serta mengakibatkan kelemahan pada otot-otot punggung bagian bawah.

(11)

e. Pelvis mengalami perputaran ( posterior pelvic tilt), yang akan menyebabkan peningkatan tegangan pada otot hamstring dan gluteal sehingga otot-otot tersebut mengalami tigthness dan mengakibatkan fleksibilitasnya terganggu.

(12)

12

2.7 Ringkasan Pustaka

Tabel 2. Ringkasan pustaka

Peneliti Lokasi Studi

Desain

Subjek  Variabel Lama Hasil

Fatima G, et al, 2017[10] Arab Saudi Cross-sectional

200 pelajar Variabel Bebas:

Lama duduk

Variabel Tergantung: Fleksibilitas hamstring

1 bulan Durasi duduk yang lama

menjadi salah satu faktor resiko penyebab kekakuan hamstring Kakarapart hi VN, Gannaman eni VK.[11] Arab Saudi Cross-sectional

20 pria Variabel Bebas:

Usia, berat badan, duduk

Variabel Tergantung: Fleksibilitas hamstring

Usia, berat badan, dan duduk memberikan hasil yang berbeda terhadap fleksibilitas hamstring. Duduk tradisional memberikan hasil fleksibilitas hamstring yang lebih baik.

(13)

Lama duduk Fleksibilitas hamstring Lama duduk Fleksibilitas hamstring Usia Jenis kelamin Usia Jenis Kelamin BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Pada penelitian ini, diteliti tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, dan lama duduk, sedangkan variabel tergantung pada penelitian ini adalah fleksibilitas hamstring.

Gambar 3. Kerangka konsep

Keterangan:

: Variabel bebas

(14)

3.2 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah atribut/sifat/nilai dari orang/obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

3.2.1 Variabel independen (Variabel bebas, stimulus, prediktor)

Variabel bebas merupakan variabel yang berubah dan diduga mempengaruhi nilai variabel independen (variabel tergantung). Variabel  bebas pada penelitian ini adalah (1) usia menggunakan skala ordinal, (2)  jenis kelamin menggunakan skala nominal, dan (3) lama duduk yang

menggunakan skala ordinal.

3.2.2 Variabel dependen (Variabel tergantung,

output 

, kriteria)

Variabel tergantung merupakan variabel yang nilainya akan berubah dengan perubahan variabel bebas. Variabel dependen (variabel tergantung) pada penelitian ini adalah fleksibilitas hamstring yang menggunakan skala nominal.

(15)

15 3.3 Definisi operasional

Tabel 3. Definisi operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Referensi

1. Umur Lama waktu

hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

Wawancara Wawancara Ordinal Dewasa awal

(26-35 tahun) Dewasa akhir (36-45 tahun) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Umur.[12] 2. Jenis kelamin Jenis antara  perempuan dan laki-laki

Wawancara Wawancara Nominal 1 (Laki-laki)

2 (Perempuan) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kelamin.[13] 3. Lama duduk Jangka waktu seseorang mengistirahat-kan energi dengan duduk Wawancara Workforce Sitting Questionnai re

Ordinal Beresiko rendah

(<7,7 jam) Beresiko tinggi (≥7,7 jam) Matthew CE, Chen KY, Freedson PS, et al. Amount of Time Spent in Sedentary Behaviors in the United States. Am J Epidemiol. 2008;167(7):8

(16)

16 75-81.[14] 4. Fleksibili tas hamstrin g Mobilitas sendi; mewakili nilai derajat  pembungkukan sendi Eksperimen tal  Passive knee extension test

Ordinal Tidak fleksibel

(<74,6o) Fleksibel (≥74,6o) Bakirtzoglou P, Ioannou P, Bakirtzoglou F. Evaluation of Hamstring Flexibility by Using Two Different Measuring Instruments. 2010;2:28-32[15]

(17)

BAB IV METODE

4.1 Desain penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan analisis observasional. Selanjutnya, data ini akan diolah dan diuji dengan menggunakan teknik analisis statistik.

Metode yang digunakan adalah desain potong silang atau cross-sectional . Dalam penelitian dengan metode cross-sectional   ini, dimana peneliti hanya melakukan pengukuran satu kali demi mencari hubungan antara lama duduk dan fleksibility hamstring pada pekerja kantoran di Panti Jompo Tresna Werda Budi Mulia 2, Cengkareng, Jakarta Barat.

4.2 Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 2, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juni 2018-Desember 2018.

4.3 Populasi dan sampel penelitian 4.3.1 Populasi penelitian

Populasi sasaran yang dipilih adalah seluruh pekerja kantoran yang bekerja di Panti Jompo Tresna Werda Budi Mulia 2, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.3.2 Sampel penelitian

Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan  perhitungan berdasarkan rumus yang sudah ditetapkan.

(18)

Rumus populasi infinit: n0 = (Za)^2 x p x q / d^2 = (1,96)^2 x 0,20 x 0,80 / 0,05^2 = 3,8416 x 0,20 x 0,80 / 0,0025 = 246 orang Keterangan

n0 : Besar sampel optimal yang dibutuhkan

z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96

 p : Prevalensi penyakit / keadaan yang dicari adalah 20%[40]= 0,2 q : Prevalensi yang tidak menderita penyakit yang diteliti (1-p) = 0,8 d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = > 10 % adalah 0,05

Rumus populasi finit: n = n0 / (1 + n0/N), N = 96

n = 246 / (1 + 246/96) n = 69 orang

Keterangan

n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit n0: Besar sampel dari populasi infinit

 N : Besar populasi finit = 96

Dengan perkiraan drop out   sebesar 15% dari jumlah sampel yang telah didapatkan, maka:

n = 69

(19)

= 79 orang (minimal besar sampel)

Setelah ditambah drop out sebesar 15%, didapatkan jumlah besar sampel sebanyak 79 orang.

4.3.3 Pemilihan sampel

Populasi terjangkau (sampel) akan dipilih dengan metode simple random  sampling , di mana metode ini sesuai dengan desain penelitian dan lokasi  penelitian.

4.3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel yang diambil pada penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

4.3.4.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. Staff di kantor asdfghjkl

2. Mampu berkomunikasi dengan baik

4.3.4.1 Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kelainan atau penyakit atau trauma musculoskeletal, terutama lutut, panggul, dan hamstring.

2. Pernah menjalani operasi sendi lutut, sendi panggul, dan otot hamstring.

3. Rutin olahraga yang melatih fleksibilitas sebanyak ≥3x/hari selama ≥30 menit.

4.4 Bahan dan instrumen penelitian

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer. Untuk mendapatkan data tentang lama duduk dan fleksibilitas hamstring, peneliti membutuhkan suatu alat atau instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

(20)

ini. Alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau daftar pertanyaan dan pemeriksaan.

Data primer pada penelitian ini terdiri dari: 1. Workforce Sitting Questionnaire

Kuesioner berikut ini terdiri atas pertanyaan singkat dan bertujuan untuk mengukur lama duduk seseorang yang menjadi partisipan penelitian. Peneliti akan mengisi jawaban dari pertanyaan mengenai waktu yang dihabiskan untuk duduk pada hari kerja maupun hari libur sesuai dengan jawaban dari  partisipan. Total hasil penjumlahan seluruh durasi yang ditulis oleh partisipan  penelitian merupakan hasil akhir dari lama duduk seseorang dalam sehari.[16]

2.  Passive Knee Extension Test

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi jangka sendi, kualitas  pergerakan, dan fleksibilitas otot hamstring. Cara pemeriksaannya adalah dengan mempersiapkan pasien dalam posisi  supine dengan panggul difleksikan 90o. Kaki kontralateral tetap dibaringkan mendatar di atas meja  pemeriksaan. Pemeriksa mengekstensikan lutut hingga mencapai fleksibilitas

otot hamstring paling maksimal sebagaimana pasien menyanggupi, dengan  panggul ipsilateral tetap fleksi 90o. Kemudian sudut yang terbentuk pada sendi

lutut diukur dengan goniometer.[17]

4.5 Cara kerja penelitian

1. Data –  data umum diminta dari kantor 

2. Mengambil pasien memakai teknik simple random sampling  3. Pasien diberikan informed consent 

4. Apabila disetujui, pasien dapat mengisi kuesioner  5. Kuesioner dapat diisikan oleh pasien sendiri

(21)

6. Data hasil kuesioner Workforce Sitting Questionnaire  akan dihubungkan dengan hasil Passive Knee Extension Test 

4.6 Alur kerja penelitian

Alur penelitian berisi gambar alur atau skema pelaksanaan penelitian dalam  pengambilan data.

Gambar 4. Alur kerja penelitian

4.7 Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil mengisi Workforce Sitting Questionaire  dan melakukan  Passive Knee Extension Test akan dianalisis dengan menggunakan  program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 21.0 yang meliputi:

4.7.1 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakter masing-masing variabel yang akan diteliti dalam bentuk persentase. Variabel  bebas yang terdiri atas usia, jenis kelamin, dan lama duduk. Dilakukan

 Infromed consent kepada responden

Setuju Tidak Setuju

Pengumpulan data dan analisis data

Mendapatkan surat izin penelitian dari FK Universitas Trisakti

(22)

 juga pendataan terhadap variabel tergantung, yaitu fleksibilitas hamstring. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan lain-lain.

4.7.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat ini digunakan untuk menganalisis adanya hubungan antara lama duduk dan fleksibility hamstring. Untuk membuktikan hipotesis, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik chi- square.

4.8 Etika penelitian

Etika penelitian merupakan pedoman bagi seorang peneliti untuk melakukan suatu tindakan dalam upaya menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Secara umum etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan responden serta melindungi dan menghormati hak responden.

Penelitian akan dimulai dengan permohonan izin dari ethical clearance. Etika  penelitian didapatkan dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta dan

(23)

23 4.9 Penjadwalan penelitian

Tabel 4. Penjadwalan penelitian

No Tahapan Kegiatan 2018 2019

Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb 1. Persiapan dan pengumpulan data

2. Penyusunan dan penyelesaian BAB I (Pendahuluan)

3. Penyusunan dan penyelesaian BAB II (Tinjauan, Ringkasan Pustaka, dan Kerangka Teori )

4. Penyusunan dan penyelesaian BAB III (Kerangka konsep, Definisi Operasional )

5. Penyusunan dan penyelesaian BAB IV (Metode Penelitian) 6. Penyusunan dan penyelesaian BAB V (Hasil)

7. Penyusunaan dan penyelesaian BAB VI (Pembahasan) 8. Penyusunan dan penyelesaian BAB VII (Kesimpulan dan

Saran)

9. Persiapan ujian skripsi

(24)

Gambar

Gambar 2.1 Origo dan Insertio pada otot:
Gambar di atas merupakan ilustrasi keterkaitan sistem reaksi rantai antar region dalam tubuh, gambar 2.3.B menunjukan posisi sikap postur yang baik sehingga akan  menstabilkan  region  yang  lainya  seperti  kurva  cervical  spine,  thoracal spine,  dan  l
Tabel 2. Ringkasan pustaka
Gambar 3. Kerangka konsep
+4

Referensi

Dokumen terkait

modelfoto, bisa berupa foto di catwalk, studio atau lokasi khusus, dan berbeda dengan kategori Model yang tidak menonjolkan unsur-unsur detil

An online resource bank and community forum where teachers can access thousands of Cambridge support resources, exchange lesson ideas and materials, and join subject-specific

Prosedur ini berlaku di lingkungan Subbagian Dokumentasi Ilmiah, yang berisi rincian langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan tugas dan fungsi

On the data above, there’s a sound [ŋ] appears before sound [g]. Jujun Junaedi assimilates the sound [g] to sound [ŋ] and it changes to sound [ŋ]. Since sound [g] stands after [ŋ]

terimmobilisasi sebagai adsorben sebanyak 100 gram dan diperoleh data sebagai berikut : Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa dalam percobaan proses batch dengan

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi&#34; rus kas yang mengambil

Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penerapan model pembelajaran langsung

[r]