• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2012 Saudara saudari seiman yang terkasih,

Kali ini bulan Juli, merupakan bulan monoton di Victoria ini. Sifat monoton ini mungkin disebabkan musim dingin yang kali ini agak spektakuler dinginnya. Orang menjadi agak malas untuk berkerja dan pergi keluar, dan banyak yang terserang virus influenza. Untuk pelajar dan mahasiswa yang dalam liburan, kondisi ini membuat mereka lebih sulit beranjak dari bawah selimut dipagi hari.

Suasana musim dingin ini tidak mematahkan semangat Romo Waris untuk menulis sebuah artikel, “The Power of Faith”. Artikel tersebut menjadi tulisan utama dalam warta KKI edisi bulan ini. Cerita atau kutiban yang menjadi rujukan diambil dari injil yang rasanya semua telah mengetahui. Cerita pertama tentang, seorang anak perempuan yang telah meninggal dibangkitkan oleh Jesus. Cerita kedua, tentang penyembuhan sakit perdarahan yang bertahun-tahun dari seorang perempuan. Romo Waris menggalinya lebih dalam. Untuk mengetahui makna dan pesan dari cerita ini, redaksi mempersilahkan pembaca membacanya langsung dan mencernakannya perlahan lahan.

Tidak lama lagi di bulan September, KKI akan merayakan hari Ulang Tahunnya yang ke dua puluh lima. Panitia telah dibentuk dan persiapan persiapan telah dilakukan, mulai dari persiapan rohani seperti retret dengan pengarah atau pembicara yang tidak perlu diragukan lagi, konser, resepsi, sampai misa agung. Peristiwa ini layak dirayakan bersama. KKI telah berjalan cukup jauh, dan dalam kurun waktu duapuluh lima tahun ini KKI telah mengalami masa yang tidak terlalu mulus, penuh suka dan duka. Dua sisi dalam kehidupan yang wajar ini berhasil dilalui karena adanya kebersamaan dari seluruh anggauta. Redaksi sangat setuju dan optimis sekali, untuk mengatakan kunci kesuksesan KKI adalah ke-bersamaan dan berani menerima perbedaan masing masing. Redaksi sengaja mencamtumkan aneka kegiatan ulang tahun KKI, supaya kita semua dapat berpartisipasi, mensyukuri dan merenungkan KKI dan merayakannya.

Untuk meramaikan edisi bulan Juli ini, redaksi menambahkan artikel singkat yang dikutib dari Fransiscan Newsletter dan pojok senyum.

Selamat membaca, dan bersantai.

MISA KKI Minggu, 5 Agustus 2012 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 12 Agustus 2012 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.30 Minggu, 19 Agustus 2012 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:45 Sabtu, 26 Agustus 2012 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.30 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

SUSUNAN PENGURUS KKI 2009-2012 Website: www.kki-mel.org

Moderator/Pembimbing Rohani: Romo Paulus Waris Santoso O.Carm Ketua: Heru Prasetyo

Wakil ketua I: Andi K Mihardja Wakil ketua II: Prabudi Darmawan

Bendahara: Matheus Huang, Hari Setiawan Sekretaris: Ray Christian, Eko Aryanto

Sekolah Minggu: Suria Winarni, Aureine Wibrata, Samy Sugiana, Sintia Hermawan

Kegiatan Reguler Port Melbourne: Linda Munanto, Bradley & Christine

Kegiatan Reguler Boxhill: Julius Indria Wijaya, Cae-sar Sutiono, Chandra & Lina Terliatan

Website KKI: Hanny Santoso, Erick Kuncoro Sie Liturgie: Robin Surjadi, Lucie Hadi, Anna Mu-nanto, Rudy Pangestu

Warta KKI: Edy Lianto, Sucipto, Benjamin Sugija, Rufin Kedang

Sie Konsumsi: Inge Setiawan, Angela Roy Mudika: Utusan Mudika

PDKKI: Utusan PDKKI KTM: Utusan KTM

Kegiatan Reguler Point Cook: Ray Christian, Su-handi

Kegiatan Reguler St Francis: Robin Surjadi, FX Heru Sugiharjo

Kegiatan Non Reguler: Thomas Yani, Bernadette Sidharta, Lylia Dewi, Siska Setjadiningrat

The Power of Faith

Jangan takut. Percayalah saja!

Oleh : Romo Waris, O.Carm

(bagian pertama dari 3 tulisan)

Pengantar

Sahabat terkasih, iman adalah bagian yang mendasar dalam menjalin relasi dengan Tuhan. Dalam hidup spiritual kita. Secara sederhana kita memahami iman sebagai bentuk kepercayaan kita kepada Tuhan. Maka dari itu ada ungkapan “pengakuan iman” atau sahadat. Pertanyaan yang mendasar yang mesti kita ajukan, dan pada akhirnya harus kita geluti untuk mencari jawabnya adalah: bagaimana cara kita memahami iman kita dan mengembangkannya? Dari manakah iman itu berasal? Apakah daya kita untuk menumbuhkan iman itu? Apakah beriman sama dengan pasrah total? Dan ma-sih ada banyak pertanyaan yang bisa kalian ajukan, tentu juga harus kalian geluti jawabannya.

Beberapa hari yang lalu saya menjumpai sebuah iklan minuman. Di sana tertulis kata-kata seperti ini :“Today, I believe in luck not in faith”. Kata-kata ini diungkapkan oleh seorang lelaki separuh baya. Sepertinya dia seorang chef terkenal. Saya tidak terlalu memeprhatikan sosok orangnya, karena pikiran saya langsung terpagut oleh kata-kata tersebut. Mengapa ia tidak lagi mempercayai iman? Mengapa ia lebih mempercayai keberuntungan? Apakah latar belakang di balik pemikiran-nya? Apakah ada pengalaman-pengalaman yang membentuk pemikirannya itu? Masih banyak pikiran yang berkecamuk. Dan pada akhirnya saya tidak ingin terpengaruh untuk menghakimi dia, tetapi saya ingin melihat sejauh mana saya mem-percayai iman saya.

Sahabat, dalam catatan ini saya merefleksikan iman yang hidup, yang hadir dalam keseharian. Dan di sana saya hendak mengajak kalian semua untuk melihat kekuatan iman yang amat besar. Saya tidak akan membahas apa itu iman dengan mendalam. Karena iman lebih saya artikan kepada penyerahan total kepada Allah. Saya lebih memilih untuk melihat bagaimana hidup beriman itu. Bagaimana bisa memiliki iman seperti itu.

Ada beberapa hal yang akan kita lihat secara terpisah. Pertama iman yang mengatasi kematian. Kemudian iman yang mengatasi kelemahan manusia. Dan ketiga adalah catatan mengenai kesulitan-kesulitan dalam beriman. Tiga persoalan ini saya dasarkan kepada dua bacaan Injil yang kita dengar (baca) pada tanggal 1dan 8 Juli kemarin. Kisah Yesus yang menyembuhkan perempuan yang telah 12 tahun menderita pendarahan dan membangkitkan anak 12 tahun dari kema-tian disusul kemudian kisah Yesus ditolak oleh orang-orang yang mengenalnya. Itulah rentetan peristiwa iman. Simaklah.

(3)

Talita kum! (Mrk 5:21-43)

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong, lalu mengerumini Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang ber-nama Yairus.

Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kakinya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perem-puan sedang sakit, hamper mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu di atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.

Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perem-puan yang sudah 12 tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya, keadannya semakin memburuk.

Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubbah-Nya. Sebab katanya, “asalkan kujamah saja jubbah-Nya, aku akan sembuh.”

Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya, dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubahku?”

Murid-murid menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: siapa yang menjamah Aku!” Lalu Yesus memandang sekelilingnya untuk melhat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.

Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anakku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ketika Yesus masih berbicara, datanglah keluarga dari rumah kepala rumah ibadat itu, dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka, dan berkata kepada kepala rumah ibadat itu, ”Jangan takut, percayalah saja!”

Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang rebut, menangis dan meratap den-gan suara nyaring. Sesudah masuk Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu rebut dan menangis? Anak itu tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia.

Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sa-ma dengan Yesus bersama-sa-masuk ke dalam kabersama-sa-mar anak itu. Lalu Yesus memegang tangan anak itu, seraya berkata. “Talita kum,” yang berarti, “Hai anak, Aku berkata padamu: Bangunlah!”

Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Iman yang menyembuhkan

Sahabat, perempuan yang mendapatkan kesembuhan dari Yesus ini ‘menyela’ kisah perjalanan Yesus menuju rumah kepala rumah ibadat. Perempuan ini tidak diceritakan identitasnya, hanya disebutkan bahwa ia telah menderita sangat lama. Dua belas tahun.

(4)

Selama itu pula perempuan tadi telah berusaha menemukan dokter yang tepat untuk penyakitnya. Ia pindah dari satu dokter ke dokter yang lain, dari satu tabib ke tabib yang lain hingga habis hartanya. Suatu ironi, karena hartanya dihabis-kan untuk memperoleh kesembuhan namun keadaan yang lebih buruk yang diperoleh.

Saat itulah ia mencoba mendekat kepada Yesus. Diceritakan bahwa ia sudah mendengar kisah mengenai Yesus. Tentu saja kisah ‘kehebatan-Nya”. Mungkin juga dia telah mendengar banyak hal, tetapi tidak langsung bisa mempercayainya. Ada banyak aspek kiranya yang membuat perempuan tadi tidak langsung mempercayai berita-berita yang tersiar. Per-tama, kenyataan akan siapa Yesus membuat tidak sedikit orang yang ragu untuk datang kepada-Nya. Nanti akan kita bahas secara khusus kesulitan-kesulitan yang timbul untuk datang kepada Yesus. Mari kita fokus kepada apa yang diusa-hakan perempuan tadi untuk memperoleh kesembuhan.

Perempuan tadi sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Anda yang pernah mengalami pasti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh perempuan itu. Sakit sekali. Bahkan sangat sakit. Saya tidak pernah mengalami, namun saya pernah memiliki luka akibat terjatuh dari truck, dan itu juga sakit. Berhari-hari saya menderita. Maka membayangkan ses-eorang dengan sakit pendarahan selama lebih dari satu dekade tentu sangat mengerikan.

Di tengah kesakitannya itu ia berusaha mendekati Yesus. Tentu saja tidak mudah, tetapi ia tidak memiliki harapan yang lain. Inilah yang tersisa. Tidak boleh lewat. Karena belum tentu Ia akan lewat di sini lagi. Belum tentu ia memiliki kesem-patan menjumpai-Nya, meski di dalam keriuhan massa. Dalam situasi seperti itu, tidak usahlah meminta waktu khusus dari-Nya. Tidak perlulah berbicara personal dengan-Nya, tidak perlu memegang tangan-Nya. “Asalkan kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Itulah tekadnya. Itulah imannya. Dan dia sembuh.

Dia merasakan itu. Penyakit yang membuatnya tidak bisa berjalan dengan baik, yang memaksanya membungkuk terus untuk menahan sakit, kini telah hilang. Hilang begitu saja setelah ia menjamah jumbai jubah-Nya. Ya, hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya. Ia telah sehat kembali. Ia bisa berdiri tegak kembali dan berjalan dengan cepat mengikuti Yesus. Pasti ada banyak yang bersentuhan dengan Yesus atau dengan jubah-Nya saja. Tetapi hanya perempuan itu yang mendapatan kesembuhan. Ada banyak yang menyentuh Yesus, tetapi hanya terhadap perempuan itu ada kekuatan yang keluar dari diri-Nya. Yesus merasakannya. Yesus tahu ada yang memegang jubahnya dengan penuh iman. Dan Ia ingin tahu siapa. Ia ingin melihat siapa yang memeiliki iman sebesar itu sementara yang lain tidak.

“Siapa yang menjamah jubahku?” Tanya Yesus kepada orang-orang yanga da di sekitarnya. Para murid menertawakan pertanyaan Yesus. Bisa dipahami, karena ada begitu banyak orang berdesakan, dan itu sangat memungkinkan untuk saling bersentuhan dan atau jubahnya tersentuh atau terpegang. Apalagi pada saat itu ada keluarga kepala rumah ibadat sedang bersama Yesus. Tentu ia tidak sendiri. Pasti ia bersama yang lain pula. Dan masih ada para murid. Kemungkinan besar merekalah yang sering bersentuhan dengan Yesus. Mereka senantiasa berdiri dan berjalan mengelilingi Yesus sep-erti pengawal, terkadang agar memperoleh penghormatan. Dan itu biasa terjadi. Banyak juga orang berdiri di pinggir jalan yang melambai-lambai, dan menggapa-gapai untuk bisa sekadar menyentuh jubah Yesus. Dan selama ini Yesus diam saja. Tetapi mengapa sekarang Yesus bertanya akan siapa yang memegang jubah-Nya? Mengapa baru sekarang? Para murid tidak bisa membedakan orang-orang yang berdesakan di sekitar Yesus. Tidak bisa membedakan niat dan iman mereka. Di antara orang yang berdesakan itu banyak yang hanya ingin tahu. Sekedar ingin tahu, orang macam apakah Yesus itu. Mereka seperti fans penyanyi terkenal berdesakan menyambut idolanya. Mereka sudah cukup puas kalau bisa melihat atau menyentuh sedikit saja. Mereka datang bukan dengan iman. Bahkan tidak sedikit yang datang untuk melihat Yesus, untuk menyelidiki dan mengamat-amati. Kalau-kalau Yesus melakukan sesuatu yang menurut mereka salah. Saat itu adalah kesempatan yang baik untuk memojokkan-Nya. Atau ada yang datang sekadar ingin tahu saja. Mereka tidak terlalu peduli akan siapa Dia. Mereka sudah mendengar cerita, tetapi mereka tidak peduli. Dan seka-rang mereka dating hanya untuk melihat seperti apakah Dia, tidak lebih tidak kuseka-rang. Tetapi harus dipahami juga, banyak yangd atang dengan harapan mendapatkan kesembuhan. Namun kesempatan mereka kerap tidak banyak. Ada yang malu. Ada yang takut. Ada juga yang dipinggirkan karena dianggap menggangu. Kita sudah kerap mendengar cerita men-genai hal ini.

(5)

Itulah yang membedakan dengan sikap perempuan tadi. Ia datang dengan kepasrahan, ia datang karena tidak memiliki harapan lagi. Ia tidak malu apalagi takut. Ia datang dengan sepenuh hati menyerahkan segala daya yang ada. Ia telah mendatangi banyak dokter, mereka yang tersohor mampu menyembuhkan banyak penyakit. Namun ia makin menderita, penyakitnya semakin parah dan uangnya telah habis. Ia tidak memiliki apa-apa lagi. Maka ia datang kepada Yesus, yang tidak meminta bayaran, yang tidak pernah menolak siapapun. Ia datang, dan ia disembuhkan. Ia tidak takut dan tidak peduli bahwa nanti ia akan disingkirkan oleh orang-orang yanga da di sekitar Yesus. Maka ia hanya bertekat untuk sekadar bisa memegang pakain Yesus, bukan meminta waktu khusus-Nya. Ia memiliki iman bahwa dengan memegang pakaian-Nya saja ia akan sembuh. Itulah yang ia peroleh. Itulah yang telah terjadi.

“Hai anakku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Yesus menghargai iman perempuan tadi. Iman yang mengatasi kelemahan manusia. Mengatasi ketakutan dan kekawatiran insani. Ketulusan dan kepasrahan perempuan tadi diterima oleh Yesus. Kini ia telah menjadi manusia baru, sembuh sep-erti 12 tahun yang lalu. Dia memperoleh kehidupannya kembali yang selama 12 tahun ini lenyap ditelan penyakit. Kondisi yang dialami perempuan tadi sebenarnya kerap kita alami. Kita menderita banyak penyakit bertahun-tahun. Ada penyakit fisik, ada penyakit rohani. Penyakit itu bisa jadi telah menggerogoti bukan hanya diri kita sendiri, tetapi juga ke -luarga dan komunitas (masyarakat) kita. Bahkan harta kita juga telah habis untuk mencari kesembuhan. Kita berpindah dari satu dokter ke dokter yang lain. Dari satu orang pintar ke orang pintar yang lain. Sesaat kita merasa lega, namun setelahnya kita semakin menderita. Karena sumber penyakit kita belum benar-benar disembuhkan.

Perempuan tadi telah memebri contoh. Datang kepada Yesus dengan penuh kepasrahan. Mengenyahkan segala ta-kut dan ragu, malu dan khawatir untuk bisa sekadar memegang jubahnya sangatlah penting. Tentu saja kita tidak perlu menunggu segala-galanya yang ada pada kita habis untuk bisa datang dengan penuh kepasrahan kepada Yesus. Karena hanya iman kepada-Nyalah yang sungguh memberi kita kesembuhan lahir dan batin. (bersambung)

EVEN JALAN – KEHIDUPAN

Dalam suatu even, Walk for Little Feet, yang diselenggarakan oleh Right of Life – Victoria, sebuah cerita singkat dibawah ini terungkap untuk dapat menjadi bahan renungan, dalam tahapan terakhir dari even berjalan ini, Friar David berjumpa dengan seorang peserta anak muda dan keduanya terlibat dalam percakapan yang menarik. Anak muda ini memulai percakapan dengan mengungkapkan perasaannya, gembira dan puas untuk dapat berpartisipasi dalam even tersebut.

Friar David bertanya, “kok sendirian? Dimana orang tuamu?”

Dengan ringan dia menjawab bahwa ibunya adalah seorang pengikut Kristus, tetapi dia tidak pernah ke gereja lagi. Ayah seorang penggemar footy dan lebih senang duduk berjam-jam di depan tivi menonton pertandingan sepak bola ini.

Friar David kembali bertanya, “dan apa motivasi anda untuk ikut dalam even ini?”

Anak muda ini bercerita tentang teman baiknya. Ternyata teman baiknya mempunyai seorang kakak yang mening-gal karena ibunya melakukan aborsi waktu sang bayi masih di kandungannya. Dia mengatakan bahwa partisipasinya adalah untuk mengenang sang kakak, yang tidak pernah diberikan kesempatan untuk menikmati keindahan berjalan sambil bercakap-cakap

(6)

Aneka Kegiatan KKI Dalam Rangka Ulang Tahun ke-25

Bulan Juli : Rekoleksi Pasutri bersama tim ME dari Jakarta

Rm. Bagus Kusumawanta Pr. bersama team ME dari Jakarta datang ke Melbourne untuk memberikan rekoleksi dengan tema Forgive and Love again. Romo Wanta, demikian biasanya belia disapa, adalah pendamping ME di Jakarta dan juga pendamping GOTAUS (Gerakan Orang Tua Asuh Untuk Seminari), sebuah lembaga swadaya yang berupaya mengum -pulkan dana bagi pendidikan seminari di Indonesia. Sudah cukup lama kita (KKI) bekerja sama dengan GOTAUS dan kali ini beliau datang untuk berbagi pengalaman rohani dengan umat KKI, terlebih pasutri.

Waktu : 29 Juli 2012; jam 10.00am sampai jam 18.00pm

Tempat : Gereja Port Melbourne, 95 Stokes Street, Port Melbourne, Vic, 3207 Biaya : $30.00 per-couple : Anak-anak akan didampingi khusus

Bulan Agustus : “Umat Bertanya Romo Pid Menjawab”

Romo Hendrikus Pidyarto Gunawan, O.Carm, atau biasa dikenal sebagai Romo Pid, adalah dosen Kitab Suci Perjanjian Baru di Sekolah tinggi Filsafat dan Teologi di Malang. Menyelesaikan dokotral di bidang teologi Kitab Suci pada tahun 1990 dan sejak saat it uterus mengajar Kitab Suci. Cukup lama mengisi kolom “Umat Bertanya Romo Pid Menjawab” di Majalah Hidup. Bagi sebagian umat KKI, beliau sudah tidak asing lagi. Karena dalam Pendalaman Iman Katolik setiap hari Selasa malam, materi yang digeluti adalah bahan kuliah milik Romo Pid. Maka dalam kesempatan ini umat bisa ber-temu langsung dengan priabdi di balik materi belajar Kitab Suci selama lebih dari setahun ini. Maka jika memiliki waktu yang baik silahkan datang di acara-acara berikut ini.

10 Agustus 2012, Hari Jumat “Kitab Suci dan Kehidupan Sekular” Acara : Pengajaran dan Tanya Jawab Tempat : Hall Gereja Port Melbourne Waktu : 19.00-21.30

Free event (tidak disediakan makan) 11 Agustus 2012, Hari Sabtu

“Living in the Light”

Acara : Malam Kebangunan Rohani Katolik

Tempat : Melbourne City Conference Centre (MCCC), 333 Swanston Street (depan state library) Melbourne Waktu : 18.00 – 21.30pm

Free Event

12 Agustus 2012, Hari Minggu Ekaristi dan Talk Show

Acara : Ekaristi, Makan Siang, Talk Show Tempat : Gereja Port Melbourne

Waktu : 11.30 – 16.00 14 Agustus 2012, Hari Selasa

“Kitab Wahyu dan Ramalan Akhir Zaman” Acara : Pengajaran dan Tanya Jawab Tempat : Hall Gereja Port Melbourne Waktu : 19.00-21.30

(7)

Bulan September : Bulan Ulang Tahun 1 September 2012, Hari Sabtu

“Konser Ulang Tahun”

Tempat : “Gereja Our Lady of Mount Carmel” Middle Park Waktu : 20.00-22.00pm

Biaya : $20.00

15 September 2012, Hari Sabtu Resepsi Ulang Tahun KKI

Acara : Misa Kudus dilanjutkan Resepsi Ulang Tahun Tempat : Hall Gereja St. Francis, Mill Park

Waktu : 16.30 – 21.30pm Free event

Informasi lebih lanjut hubungi ketua wilayah atau ketua kelompok kategorial 23 September 2012, Hari Minggu

Misa Agung Ulang Tahun KKI

Tempat : St. Patrick, Katedral Melbourne Waktu : 14.00 – selesai

Acara : Misa Syukur Ulang Tahun bersama Archbishop Dennis dilanjutkan ramah tamah Free Event

POJOK SENYUM

Seorang pengendara sepeda motor sedang melewati sebuah daerah pedalaman, mengalami kesulitan dengan motornya. Rupanya jalanan tergenang air yang cukup dalam, sehingga motornya tidak dapat berjalan.

Beruntunglah, ada seorang anak yang lugu yang membantunya mendorong sepeda motor dari lumpur, dan do-rongannya ini membuat motor dapat berjalan kembali.

Si pengendara motor berterima kasih dan mengeluarkan lima ribu rupiah dari koceknya, dan berkata, “terima ka-sih dik, kamu telah membantu saya dan inilah sedikit hadiah atas bantuan kamu. Kamu telah berkerja keras dan kalau saja dalam sehari ada sepuluh motor yang adik bantu, kamu bisa memperoleh pendapatan lima puluh ribu, apalagi kalau kamu lakukan itu siang dan malam”.

Sang adik menjawab polos, “Terima kasih kak; saya tidak bisa bekerja di malam hari. Biasanya waktu itu saya membendung sungai dan mengalirkan airnya kemari”. Sang kakak, “ ... @%#*!%!$!! ....”

Referensi

Dokumen terkait

Rasio Kemandirian keuangan daerah Kabupaten Trenggalek tahun anggaran 2013-2015 dengan hasil tingkat rata” sebesar 27.80%, menggambarkan kinerja masih sangat rendah sehingga

 Penggunaan SAP Solution Manager Enterprise Edition (dan setiap penerus SAP Solution Manager Enterprise Edition yang diberikan berdasarkan dokumen ini) akan tunduk

Kelakuan berkas berupa jangkau proton dan profil berkas di dalam target cair diamati dengan simulasi program SRIM, dan efek-efeknya tentang perubahan suhu dan tekanan yang

tertulis atau cetak yang berisi materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, dan latihan yang disusun secara sistematis dan menarik untuk

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Dalam mengeksiskan Pesantren sebagai organisasi Islam modren di masa penjajahan penuturan Azyumardi Azra tersebut diperkuat oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh

Subjective well-being dapat ditemukan pada informan yang menjadi anggota komunits laskar sedekah Surakarta, hal tersebut dapat dilihat bagaimana perasaan bahagia,

Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santrinya.Di Pondok, seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang diadakan, ada